NovelToon NovelToon

Melawan Takdir Yang Tak Terelakkan

Bab 1 - Takdir yang Tidak Terelakan

[ Di Dalam Kekosongan ]

POV MC

'Di mana ini?'

Entah sudah berapa kali aku memikirkan pertanyaan ini. Aku mungkin sudah gila, aku tahu itu.

Sungguh, tempat ini bisa membuat siapa pun menjadi gila, dan menghitung waktu yang aku habiskan di sini, tidak ada yang bisa menjaga kewarasannya.

Aku tidak ingin menjadi sombong, tetapi aku mungkin satu-satunya orang yang berhasil bertahan di tempat ini dalam waktu yang sangat lama.

……

Sejujurnya aku ingin berteriak "DIMANA INI".

Tapi untuk berbicara pun aku tidak bisa, apalagi berteriak.

Lebih tepatnya, aku bukan hanya tidak bisa berbicara, aku juga tidak bisa melakukan apa yang bisa dilakukan oleh indraku.

Alasannya? Semua indraku menghilang. Mengapa seperti itu? karena aku tidak punya tubuh. Jadi kurasa aku hanya bisa berpikir.

Apakah itu masuk akal?

Oke, mungkin sebagian orang akan bertanya seperti itu. Namun, perlu ditegaskan sekarang, jangan menggunakan logikamu di sini oke

.....

Jujur saja, aku sendiri bahkan tidak tahu apakah aku hanya jiwa atau apa. Semua ingatanku buram, hanya ada perasaan ini. Benar, perasaan ini.

Ah jangan salah. Apa yang dimaksud dengan 'perasaan' bukan hanya emosi, tetapi juga hal-hal lain, seperti firasat, intuisi, insting, atau sejenisnya.

Perasaan ini telah banyak membantuku dalam banyak hal, terutama dalam menjaga kewarasanku.

*Menghela Nafas*

Berapa lama lagi aku harus berada di sini?

Oh iya, ini membuatku bertanya-tanya, siapa orang yang mengirimku ke sini? Apa dia punya dendam?

Hmmm.... kurasa tidak, malahan aku merasa konyol ketika aku berpikir seperti itu.

Hah...  mungkin aku memang sudah gila.

.

Oke, mari kita bicara tentang hal lain.

Sejujurnya, aku menyadari banyak hal selama aku berada di sini, salah satunya kemungkinan bahwa hukum fisika tidak berlaku di tempat ini.

Aku tahu, aku tahu, itu mungkin terdengar mustahil karena fisika sendiri mempelajari hukum sebab dan akibat, sifatnya mutlak. Jadi lebih tepat untuk dikatakan bahwa hukum fisika di tempat ini sedikit berada dengan dunia yang aku tahu.

Selain itu, aku merasa ada sesuatu yang lain di tempat ini. Jika aku memiliki kekuatan untuk merobek ruang, aku mungkin bisa datang ke tempat itu.

Oke, waktunya quiz, bagaimana aku tahu semua itu? Jawabannya, aku juga tidak tahu.

Oke oke tenang, jangan anarkis, aku akan menjelaskan.

Seperti ini, ketika aku masuk ke tempat ini, aku mungkin mengetahui semua hal itu, tetapi lamanya waktu telah mengikis ingatanku.

Jadi, ingatanku yang hilang, tersimpan dalam bentuk perasaan.

Pernahkah Anda merasakan perasaan nostalgia atau tidak asing? Benar, sesuatu seperti itu. Tentu saja, perasaanku berada pada level yang berbeda.

.

.

Baiklah mari kita fokus pada situasiku saat ini.

Jika aku diminta untuk menjawab pertanyaan, "Di mana ini?" Aku akan menjawab, aku mungkin berada di kehampaan, kegelapan, celah ruang dan waktu, atau sejenisnya. Uh, aku tahu. Aku benar-benar gila hanya dengan memikirkan itu.

Jadi apa yang aku lakukan di sini?

Melayang, mungkin, aku juga tidak tahu. Yah, tidak perlu memikirkan hal-hal sepele seperti itu.

Sementara aku sedang sibuk berpikir, aku mulai melihat cahaya.

"Tunggu sebentar, aku  melihat cahaya?"

"Tunggu, aku bisa berbicara? Yosha!!" Aku diliputi kebahagiaan ketika aku merasakan beberapa indraku yang lainnya sudah mulai kembali.

"Oh, apakah akhirnya aku bisa keluar dari tempat terkutuk ini? Aku menantikannya."

Seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru, aku tidak sabar untuk itu. Jika aku berada di tempat tidur, aku mungkin sudah melompat-lompat.

Namun sayang, sebelum aku bisa merayakannya, aku melihat sebuah hologram tertulis di depanku.

[ 0% ]

“Hmm?”

[ 50% ]

[ 100% ]

Apa ini? Jujur saja Hologram ini terlihat keren.

[ Nama: Akahasa Riyu (???) ]

[ Kekuatan : ??? ]

[ Posisi : ??? ]

[ Kekasih (saat ini) : ???, ??? ]

Eh? Apa ini? Dan aku punya pacar? Dua? Benarkah? Mengapa aku merasa seperti ada konspirasi di sini.

"Um, siapa?"

Aku tidak mendapatkan jawaban apa pun atas pertanyaanku, tetapi sebuah pesan muncul pada hologram yang ada di depanku, dan itu cukup mengejutkan.

Pesan : "Semoga berhasil, sayang."

"Apa-"

"Gah…"

Sebelum aku sempat bertanya lagi, tiba-tiba aku merasa mual dan pusing.

'Apa-apaan dengan pusing ini? Sialan kamu, Unknown'

Aku mengutuk orang yang memutuskan untuk mengirimku ke sini, tetapi entah mengapa aku merasa seperti aku mengutuk diriku sendiri.

(Akahasa -> Angkasa : Riyu -> Ryu = Naga)

.

.

.

[ Tempat : Tidak Diketahui, Waktu : Tidak Diketahui]

"Tidak mungkin. Tidak mungkin seperti itu. Tidak mungkin mereka akan berakhir seperti itu. Tidak mungkin kehidupan mereka akan berakhir seperti itu. Pasti ada yang salah dengan takdir itu!"

" . _ "

"Apa maksudmu untuk menyeimbangkan dunia? Apa maksudmu dunia itu tidak bisa ditolong lagi? Apa-apaan dengan omong kosong itu!!"

" _ "

"Takdir tidak bekerja seperti itu. Tidak ada takdir seperti itu. Dan bahkan jika memang seperti itu, aku sendiri yang akan mengubahnya."

" "

"Aku tidak peduli. Itu terlalu kejam."

" "

"Apakah kamu pikir aku takut pada mereka?"

" _ "

"Omong kosong, itu hanya pembenaran mereka."

" _ "

"Salah. Takdir tidak bekerja seperti itu. Takdir adalah apa yang telah terjadi, bukan apa yang akan terjadi. Semua yang kita lihat belum terjadi, kita masih memiliki harapan.

Bahkan jika semua itu pasti akan terjadi, itu tidak akan mencapai kemungkinan 100℅. Masa depan terlalu kompleks dan tidak menentu. Pasti ada 1% harapan di sana."

" _ "

"Kalau begitu aku akan membuat akhir yang bisa kuterima. Setidaknya, aku akan mengubah takdir mereka, mereka tidak layak mendapatkan akhir seperti itu."

" _ "

"Tidak masalah. Selama aku mengingat perasaan ini, selama perasaan ini tetap ada, aku yakin perasaan ini akan mengingatkanku tentang apa yang harus aku lakukan. Dan juga mendorongku untuk kembali ke puncak kekuatanku."

" ?"

"Ya."

Di tempat yang tidak diketahui, terlihat dua orang, yaitu pria dan wanita, sedang membicarakan sesuatu yang tidak bisa dipahami oleh banyak orang.

Namun, apa yang mereka bicarakan jelas berhubungan dengan takdir dunia ini.

Pertanyaannya, apa mungkin untuk mengubah takdir?

Bab 2 - Kecantikan yang Melampaui Dunia

[ Bumi, Abad Ke - 21 ]

Bumi saat ini telah memasuki era yang melampaui apa yang bisa dibayangkan manusia di masa lalu.

Bukan hanya karena perkembangan teknologi yang telah melampaui era sebelumnya dengan kecepatan yang sangat cepat, tetapi juga karena manusia sendiri telah memasuki evolusi dan layak untuk disebut sebagai zaman keemasan yang bahkan tidak pernah dibayangkan oleh manusia itu sendiri.

Pernahkah anda berpikir bahwa dulu, kita mungkin hanya bisa menatap langit, berharap untuk bisa terbang. Tapi sekarang, kita sudah menguasai langit dan bisa terbang kapanpun kita mau.

Dulu, senjata laser, robot, AI, pulau terbang, dan kota yang dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih, mungkin hanya ada di dalam imajinasi manusia. Tapi sekarang, itu adalah hal yang biasa yang bisa kita lihat dimana-mana.

Dan bukan hanya itu,

Dulu, mengeluarkan api, kilat, air, dan elemen lain mungkin hanya dianggap mistis, fiksi, atau semacamnya, tetapi sekarang, itu sebenarnya bukan tidak mungkin.

Fiksi ilmiah, dulu hanya sebuah fiksi yang mungkin bisa diwujudkan di masa depan yang jauh. Tapi asal kalian tahu bahwa sekarang, kita telah berhasil mewujudkannya.

Tapi, bagai sebuah lelucon yang tidak layak ditertawakan, semua hal itu memiliki harganya. Banyak nyawa yang harus dikorbankan. Dan semua itu hanya mungkin karena adanya Eternite, musuh besar umat manusia saat ini.

Musuh yang telah memukul telak kesombongan manusia dan memaksa mereka untuk tunduk agar tidak melampaui batasan mereka.

Dan yang lebih lucunya, kita tidak tahu siapa mereka, darimana mereka, dan apa tujuan mereka.

Energi, kekuatan, teknologi, sumber daya, dan evolusi. Berapa banyak harga yang harus manusia bayar untuk mendapatkan semua itu?

Tidak ada yang tahu.

Tapi yang hanya bisa kita lakukan adalah terus berjuang.

Saat ini, umat manusia bersatu membuat sebuah organisasi untuk melawan invasi Eternite yang ingin menginvasi bumi.

Meski begitu, apakah umat manusia memang sudah bersatu? Karena di dalam kegelapan, tersembunyi keserakahan, arogansi, dan kesombongan manusia yang tidak pernah ada habisnya.

Lima keluarga tersembunyi mungkin sudah keluar, keberadaan yang kuat mungkin telah tercipta, dan ‘dia’ mungkin sudah lahir.

Tapi…

Terlepas dari semua itu, ‘dia’ masih belum lahir seutuhnya, masih belum terbangun sepenuhnya.

Kapan dia akan bangun?

Siapa yang tahu, kita hanya bisa mengamatinya.

.

.

.

[ Perpustakaan Pribadi || Waktu : Saat ini  ]

"Yu, sudahkah kamu menemukannya?"

"Belum."

Aku Akahasa Riyu dari keluarga Akahasa. Aku pria tampan.

‘....’

Aku tahu, aku tahu. Apakah aku terlalu percaya diri? Yah, aku tidak ingin sombong bahwa aku memiliki rambut putih kehitaman dan mata aqua keputihan yang mempesona.

‘....’

Apa? tidak percaya?

'....'

Baiklah baiklah, aku akan mengakuinya. Tidak semua orang mengenali ketampananku.  Mei, wanita cantik yang bersamaku sekarang, dia adalah satu-satunya orang yang tidak peduli tentang ketampananku.

Apa yang dia pedulikan hanya satu, yaitu buku pelajarannya.

Jujur saja itu menodai harga diriku.

Apa? Kau bilang itu masalah sepele?

Omong kosong. Ini bukan masalah sepele. Aku kalah dengan buku yang membosankan itu? Itu hanya akan terjadi di cerita fiksi! Lihat saja, suatu hari nanti ketampananku akan mengalahkan buku sialan itu.

‘....’

Ehem, baiklah baiklah, anggap itu sebagai hanya 99% alasanku tertarik padanya. Satu persen sisanya adalah karena aura dan kejeniusannya. Aku tekankan, bukan pintar, tapi jenius.

Dapatkah Anda bayangkan seorang anak berusia 10 tahun bisa memahami mata pelajaran tingkat universitas? Apa-apaan itu. Itu Cheat, itu pasti Cheat.

*menghela nafas*

Aku tidak iri oke, aku tidak iri. Tidak percaya? terserah.

Bagaimanapun aku dengan senang hati-, ehem, maksudku dengan rendah hati akan mengatakan bahwa aku juga jenius.

Tidak percaya? Untuk yang satu ini Anda harus percaya kawan.

.

Baiklah, aku lelah. Jadi masuk ke intinya.

Apa yang sedang aku lakukan saat ini?

Aku sedang mencari buku dan jujur, itu sangat sulit karena lemari di perpustakaan ini tidak masuk akal. Itu seperti perpustakaan tingkat nasional.

Dan lebih sulit lagi karena aku tidak bisa mengeluh karena ini adalah permintaan teman masa kecilku, Mei.

Dia sebenarnya adalah kecantikan seorang dewi jika Anda bertanya, khususnya auranya. Maksudku, dengan kemampuan mataku, aku bisa melihat auranya yang sangat indah. Dia mengeluarkan aura yang berbeda tergantung situasi.

Terkadang dia mengeluarkan aura dingin sehingga dia bisa mengusir pria manapun yang mendekatinya (hanya dengan tatapannya).

Terkadang dia juga mengeluarkan aura hangat seperti istri penurut dan tradisional.

Tapi, ada juga ketika dia mengeluarkan aura kuat sehingga dia bisa memerintahkan orang lain seperti seorang diktator- Ehem, maksudku pemimpin yang cakap.

Seperti saat ini.

"Cepatlah!"

Dia menuntut dengan tidak sabar saat aku sedang mencari buku untuknya.

"Oke oke."

Aku menjawabnya dengan lemah.

Benar, dia seperti diktator, memerintahkanku untuk mencarikan buku yang dia inginkan. Sementara dia hanya duduk dengan nyaman di kursi panjang di perpustakaan ini dengan tangan dan kepalanya beristirahat pada meja dengan nyaman.

Bagaimana aku bisa menemukan teman masa kecil seperti itu?

Hmmm... ceritanya cukup panjang.

.

.

.

Oh ya, aku hampir lupa. Terkadang, dia juga sangat menakutkan dan -

"Kau mengatakan hal-hal buruk tentangku, kan?"

Dia berkata dengan dingin.

"Glup."

*menelan ludah*

Sial, inilah mengapa aku sangat berhati-hati ketika berbicara tentangnya (bahkan di dalam hatiku).

Intuisinya sangat tajam. Dan saat ini, ketika menatapku dengan intens, intuisinya menjadi lebih tajam. Itu bahkan membuatku merinding.

"Hahaha, tentu saja tidak. Aku tidak punya keberanian untuk mengatakan hal buruk tentangmu."

Aku menggaruk bagian belakang kepalaku.

"Hmmm... begitu?"

Dia berkata dengan curiga.

Dia menatapku lebih intens, dan inilah aku, berkeringat.

Dalam sepersekian detik, aku menggunakan 100% pikiranku untuk mencari solusi dan kemudian aku melihat sesuatu yang aku butuhkan.

"Ah, aku menemukannya."

Aku pura-pura berusaha mengambil sebuah buku sambil terus berharap bahwa diai akan melupakan intuisinya.

"Bawa ke sini!"

Syukurlah, setidaknya aku selamat untuk saat ini.

Aku mulai berjalan menuju teman masa kecilku. Dia memiliki rambut dan mata berwarna ungu gelap dengan rambutnya yang panjang, tubuhnya yang ramping, kakinya yang menggoda.

Dan harus aku akui, kecantikannya benar-benar keluar dari dunia ini.

Setidaknya aku belum pernah melihat gadis yang melebihi kecantikannya baik dalam aura atau penampilan.

Tapi...

‘sigh’

"Mengapa aku menjadi pelayan di rumahku sendiri."

Aku mengeluh tentang situasiku saat ini, melihat dia dengan santai tersenyum padaku ketika aku menaruh buku di depannya.

"Jangan mengeluh, Yu.”

"Oke oke ."

Itu saja, aku menjadi pelayan- Em? kata-katanya kurang tepat. 'Aku membantu teman masa kecilku menemukan bukunya' seperti itu baru tepat.

"Apa kamu yakin ingin membaca ini? Ini terlalu rumit menurutku."

"Tidak masalah. Aku akan membaca semua buku yang ditulis oleh ibumu."

"......"

Aku hanya bisa diam karena itu mengingatkanku pada kejadian 5 tahun yang lalu.

"Maaf, aku tidak bermaksud-"

Mei meminta maaf dengan nada khawatir.

"Tidak perlu. Aku sebenarnya bangga karena kamu mengagumi ibuku."

Aku berkata dengan tenang, meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja.

Jika aku tidak salah, 6 tahun yang lalu, Mei berbicara dengan ibuku beberapa kali. Dan dari yang aku tahu, Mei sangat mengaguminya. Ibuku juga sama, kurasa.

Jika orang tuaku tidak menghilang karena apa yang terjadi 5 tahun yang lalu, ibuku mungkin akan mengambil dia sebagai muridnya.

"Fokus saja pada bukumu. Jika ada pertanyaan, tanyakan saja padaku."

Aku menyuruhnya untuk membaca bukunya, tanpa perlu mengkhawatirkan apa pun.

Setelah itu, aku berjalan dengan ringan, duduk di kursiku.

Melihat buku di depanku, aku berkata.

"Kurasa aku harus membaca buku ini ya."

.

[ Tempat : Tidak Diketahui || Waktu : Saat ini ]

Di suatu tempat, terlihat seorang wanita cantik dengan pakaian polos sedang terbaring lemas di dalam sebuah kurungan kaca. Gadis itu akan terlihat seperti dewi yang kecantikannya keluar dari dunia ini jika saja ekspresi pucatnya menghilang.

Melihat dari pakaiannya, dia tampak seperti objek penelitian yang dibuktikan dengan beberapa pria berjas putih yang sedang mengamatinya di balik kaca itu.

Tampaknya, dia bukan satu-satunya orang yang sedang dalam keadaan buruk, beberapa remaja laki-laki dan perempuan yang ada di sana juga mengalami hal yang sama. Beberapa bahkan terlihat lebih buruk.

“Siapa saja, tolong...”

Meskipun lemah, suara gadis itu terdengar merdu, dan itu juga tampak keluar dari dunia ini.

Suaranya mampu melelehkan hati siapa saja yang mendengarnya. Bahkan seorang penjahat akan terpengaruh oleh suaranya dan tanpa pikir panjang akan menolongnya. Namun sangat disayangkan, karena orang-orang yang ada di tempat itu, apakah mereka bahkan masih bisa disebut manusia?

“Tolong... kami...”

Bab 3 - Invasi Eternite Pertama

[ 28 Juli 1914 - Invasi Eternite Pertama ]

Kedatangan monster dalam skala besar terjadi di Eropa.

Banyak orang mengira itu adalah awal dari invasi alien, tetapi klaim itu segera dibantah oleh para ilmuwan. Mereka tidak menemukan bukti kedatangan alien dari luar angkasa.

Monster muncul dengan menyerupai hewan dengan empat kaki, menyerupai monster mekanik, atau berbagai monster mitologi dalam legenda. Namun meski mereka menyerupai banyak hal, mereka memiliki kesamaan, yaitu tubuh mereka yang mengeluarkan energi yang menyelimuti tubuh mereka.

Mereka terus berdatangan sehingga mereka diberi nama sendiri, yaitu Eternite.

(Eternite = Eternity = Eternal = Abadi)

Eternite memiliki regenerasi yang tinggi dan mereka tidak akan benar-benar mati kecuali intinya dihancurkan.

Monster yang dsebut Eternite itu, muncul tiba-tiba, entah dari mana.

Jumlah mereka menimbulkan ancaman bagi seluruh dunia. Selain itu, mereka juga sangat sulit dibunuh.

Untungnya ledakan energi setidaknya dapat melukai mereka. Fakta itu seolah menyebutkan bahwa Eternite bukanlah materi melainkan non materi atau energi itu sendiri.

Tingkat bahaya Eternite memaksa dunia untuk bersatu. Entah itu negara di wilayah timur, barat, utara, selatan, dan tengah, mereka bersatu dalam memusnahkan monster yang sedang mencoba menginvasi bumi.

Tapi itu masih belum cukup karena manusia masih terdesak.

.

.

Ketika pertempuran sedang berlangsung, manusia mengetahui keberadaan energi yang tak dikenal. Energi yang bisa merusak jaringan saraf otak dan mengubah hal-hal seperti hormon, genetika, dan sel makhluk hidup termasuk manusia.

Manusia yang terkena radiasi energi dalam jumlah yang sangat tinggi akan kehilangan akal dan energi kehidupannya. Adapun untuk hewan, mereka akan mengamuk dan sulit dikendalikan.

Untungnya energi itu bukan virus yang bisa menyebar.

Beberapa faktor seperti waktu, jumlah paparan energi, sistem kekebalan tubuh, genetika, dan sebagainya juga menjadi faktor lain apakah manusia akan terpengaruh atau tidak.

Dan bagai pelangi setelah hujan, energi tersebut membuat manusia yang bisa bertahan mendapatkan kekuatan yang hanya bisa mereka bayangkan di dalam mimpi.

Mereka yang mampu bertahan atas paparan radiasi energi mendapatkan kemampuan untuk mengendalikan hukum dan energi yang pada akhirnya akan disebut otoritas.

Namun, hanya 1 persen diantara mereka yang terpapar yang mempunyai kemewahan untuk mendapatkan kekuatan tersebut. Meski begitu, untungnya beberapa orang menurunkan kemampuan secara genetik sehingga itu masih menjadi berita bagus untuk umat manusia. Atau begitulah setidaknya pada saat itu.

Para peneliti menyimpulkan bahwa energi yang tidak diketahui itu datang bersama Eternite, sehingga mereka menyebutnya Energi Eternite.

.

[ Tahun 1915 ]

Einstein Destin yang muncul entah darimana mengemukakan teori relativitas yang menjungkirbalikkan beberapa hukum fisika seperti hukum gravitasi.

(Destin (prancis) : Destiny = Takdir)

Dengan teorinya, salah satu keluarga misterius di Jepang membuat beberapa teknologi yang bisa membantu manusia dalam melawan Eternite.

Mereka membuat alat yang dapat memprediksi kemunculan Eternite, berdasarkan anomali gravitasi.

Selain itu, inti Eternite bukan hanya kelemahan mereka, tetapi juga menyimpan Energi Eternite yang dapat dimanfaatkan.

Setelah mengetahui hal itu, keluarga di Jepang itu membuat teknologi dan senjata yang dapat memberikan dampak kepada Eternite.

Semua hal itu menjadi cahaya dalam kegelapan, menjadi pendorong manusia untuk tetap bertahan.

Dengan kemampuan, alat, dan pengetahuan yang baru. Manusia masih bisa bertahan lebih lama melawan Eternite.

.

Pertempuran antara manusia dan Eternite masih terus berlanjut, saat itu  berpusat di Eropa. Akibatnya, Eropa hancur. Korban menakutkan untuk dihitung. Bahkan setelah dunia bersatu, manusia masih berada di bawah tekanan.

Hingga…

[ 11 November 1918 ]

Pertarungan manusia dengan Eternite berakhir seri. Itu karena anomali yang disebut Ruler.

Banyak teori yang mengatakan bahwa mereka adalah tipe humanoid Eternite. Itu karena bentuk dan kecerdasan mereka mirip dengan manusia, sedangkan energi dan kekuatanya melebihi Eternite biasa.

(Ruler = Penguasa)

Awal kemunculan Ruler menimbulkan keputusasaan. Alasannya karena kemunculannya sendiri telah menimbulkan ledakan energi cahaya yang sangat merusak.

Kekuatan Ruler juga di luar akal sehat. Dalam pertempuran, tidak ada senjata yang bisa melukainya.

Para peneliti menyimpulkan beberapa data terkait kemunculannya.

Nama : Ruler of Light

Kekuatan : Kendali atas Energi Cahaya

Bahaya : (???)

.

Pada hari yang sama setelah kemunculan Ruler, sebagian besar Eternite dengan Ruler of Light tiba-tiba menghilang. Hilangnya mereka sama misteriusnya seperti kedatangan mereka.

Beberapa saksi mengatakan bahwa mereka melihat Ruler of Light bertarung dengan Eternite, beberapa juga mengatakan bahwa Eternite menghilang di dalam lubang hitam seukuran tubuh mereka.

Meski Eternite telah menghilang, tetapi manusia masih belum bisa bernapas lega.

‘Kita tidak tahu kapan mereka akan menyerang kembali.’

Dengan kesadaran itu, perwakilan dari 5 Wilayah Besar berkumpul.

Dari pertemuan mereka, terbentuklah ETER Union (Earth Technology for Eternite Resistance), sebuah organisasi anti-Eternite yang berbasis di Jepang, sebagai negara paling maju dalam bidang teknologi.

ETER Union bertugas untuk mempelajari, mempersiapkan, dan bertempur melawan Eternite.

.

.

Untungnya pertempuran sebelumnya tidak hanya menghasilkan hal-hal buruk.

Banyak hal baru yang telah dipelajari, yang berguna bagi kehidupan manusia, seperti Energi Eternite yang dikenal sebagai sumber energi baru.

Bahkan energi itu telah mempercepat perkembangan teknologi dan militer 10 kali lebih cepat.

Itu memberikan ruang bagi manusia untuk bernapas.

.

.

[ Perpustakaan, Waktu : Saat ini ]

“Begitukah…”

Aku berkomentar pada buku yang aku baca.

Sungguh menarik bahwa manusia dipersatukan karena memiliki satu musuh yang sama. Itu juga yang membuatku bertanya-tanya, apakah manusia hanya bisa bersatu jika seperti itu.

(menggelengkan kepala)

Kupikir tidak seperti itu. Seperti masa depan, manusia terlalu kompleks dan tidak menentu. Kami tidak tahu apa yang dipikirkan beberapa dari mereka.

Apakah manusia itu baik atau buruk? Relatif, tergantung sudut pandang. Yah, tidak ada jawaban pasti untuk kata sifat.

"Apa yang kamu baca?"

Mei menoleh ke arahku, mengalihkan perhatiannya dari bukunya.

Mungkin saja karena mendengar gumamku, dia mulai tertarik pada buku yang aku baca.

"Ini."

Aku menunjukkan buku yang aku baca.

“Buku itu?"

Mei bertanya dengan sedikit keraguan, mungkin dia bertanya-tanya mengapa aku membacanya.

"Selama 5 tahun ini, kamu terus mencari informasi tentang makhluk itu. Apa karena kejadian itu?”

Mei berkata, menatapku dengan sedikit khawatir.

Mungkin dia berpikir bahwa aku mencari informasi tentang Eternite karena kejadian 5 Tahun yang lalu.

“Tidak sepenuhnya benar. Aku mempelajari tentang mereka karena aku ingin lebih siap dalam menghadapi situasi apapun. Lagi pula, dunia ini benar-benar kacau."

“....”

Mei hanya diam. Mungkin tidak sepenuhnya percaya pada perkataanku.

“Baiklah, mungkin setengah benar karena apa yang terjadi 5 tahun yang lalu. Lagi pula, aku menyadari sesuatu setelah kejadian itu. Aku tidak ingin kehilangan orang yang aku sayangi lagi, termasuk kamu, jadi aku harus mempersiapkan diri, salah satunya mencari informasi."

Mei sedikit tersipu ketika aku mengatakan bahwa aku menyayanginya juga.

“Ehem, jangan terlalu memaksakan diri, Yu.”

Dia berkata dengan tenang, lalu berbisik,

"Lagi pula, aku juga tidak ingin kehilanganmu."

Dia mengatakan itu dengan nada rendah agar aku tidak bisa mendengarnya.

Namun, aku bisa mendengar kalimat itu karena indraku cukup tajam, terutama setelah melakukan berbagai pelatihan. Dan aku hanya bisa tersenyum menanggapinya.

Mei berpikir sejenak lalu dia teringat akan sesuatu.

“Bukannya di sana ada sejarah keluargamu?”

Mei berkata dengan cukup serius memikirkan bahwa mungkin keluargaku ada di dalam cerita.

Dan memang seperti itu. Salah satu keluarga di Jepang dalam cerita tadi adalah Keluarga Akahasa.

Pada invasi Eternite pertama, Akahasa berkontribusi cukup besar. Mereka menyediakan berbagai teknologi, senjata, dan penelitian yang membuat manusia masih bisa bertahan.

Selain itu, ada juga cerita mengenai kakek buyutku di buku ini.

Yah, begitulah, bisa dibilang Keluarga Akahasa cukup berpengaruh bahkan untuk dunia. Baik di pemerintahan, ekonomi, maupun militer pengaruhnya cukup tinggi. Awalnya kita adalah hanyalah keluarga biasa yang menolak untuk terlibat dengan dunia, dan hanya ingin bergerak di balik bayangan.

Tapi mungkin karena dipaksa oleh keberadaan Eternite, atau mungkin karena alasan lain. Akahasa tidak lagi bersembunyi dan dengan aktif ikut berperang. Atau begitulah apa yang diceritakan oleh ibuku.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!