Lamunan Seruni kembali ke masa lalu. Masa di mana dirinya masih berpacaran dengan Radik yang kini sudah resmi menjadi suami nya.
Radik yang dulu begitu baik, lembut, perhatian dan penyayang. Seruni merasa menjadi perempuan paling beruntung karena telah menikah dengan sosok lelaki romantis , punya pekerjaan tetap dan cukup mapan seperti Radik.
Namun keadaan berubah begitu saja saat akad terucap di hari pernikahan mereka. Radik yang biasanya selalu bersikap manis sekarang berubah menjadi sosok yang sangat asing bagi Seruni.
Radik cenderung tempramental. Dia sering mengeluarkan kata-kata kasar bahkan tak segan melakukan KDRT terhadap Seruni.
Dari awal pernikahan hingga kini usia pernikahan mereka menginjak tahun ke lima.
Seruni terus berharap sifat Radik bisa kembali seperti dulu. Dia terus mempertahan kan rumah tangga nya karena cinta masih sangat besar pada Radik. Terlebih lagi kehadiran buah hati mereka Keysha menambah alasan kuat untuk Seruni tetap bertahan dalam hubungan yang cukup menyakitkan.
Seruni mengusap air mata yang sedari tadi mengalir membasahi pipi. Setelah pertengkaran tadi pagi antara dirinya dan Radik. Pertengkaran yang berawal dari hal sepele namun bisa jadi besar karena Radik tak pernah ingin melihat kesalahan sekecil apapun pada Seruni.
Emosi Radik memuncak dan berhasil memberikan tanda merah di pipi Seruni. Cap tangan yang di berikan Radik masih membekas jelas, dan masih terasa panas.
Namun semua itu tak seberapa sakit jika di banding luka hati yang terus menerus di torehkan oleh suami nya .
" Momy menangis ? " tanya Keysha mengusap air mata Seruni.
Seruni baru sadar rupanya putri kecil nya sudah terbangun. Seruni mengulas senyum di bibir, berusaha menutupi semua kesedihan yang ia rasakan.
Dia tidak ingin Keysha ikut bersedih melihat dirinya menangis. Walau Seruni tau, anak seusia Keysha takan mengerti apa yang sedang terjadi pada nya.
" No..Momy cuma kelilipan. " lirih Seruni masih dengan suara parau.
Seruni mengerjapkan mata nya seolah kelihatan sedang kelilipan. Keysah meniup mata Seruni, dia menirukan Momy nya jika diri nya sedang kelilipan pasti meniup niup mata mungil nya.
Hal itu membuat Seruni gemas dan tertawa. Keysha memang selalu membuatnya tersenyum walau dalam keadaan sedih, selalu membuatnya lupa akan masalah yang sedang memberatkan diri nya.
Keysha benar-benar penawar dari racun yang setiap hari ia tenggak. Racun kehidupan yang terus menerus ia terima dari suami nya. Perlakuan Radik yang seolah membunuh diri nya serta mental nya secara pelan-pelan bak racun. Dan Keysha lah penawar nya.
" Anak momy pinter..momy bikin susu dulu..Key tunggu disini oke !! " ujar Seruni beranjak dari ranjang.
Keysha hanya mengangguk menuruti perkataan momy nya. Seruni segera ke dapur membawa botol susu lalu mengisi nya dengan susu formula yang biasa di konsumsi gadis kecil nya.
Seruni mengehela nafas saat melihat ke meja makan. Dia kembali teringat kejadian tadi pagi saat Radik hendak berangkat kerja. Dimana Radik manampar diri nya.
Seruni menggelengkan kepala nya mencoba menepis rasa kecewa itu. Ia segera kembali ke kamar setelah selesai menyeduh susu.
" Thanks momy !!" ucap Keysha meraih botol yang di sodorkan Seruni.
" Sama-sama sayang. " Seruni menghujani ciuman di wajah lucu Keysha.
Keysha segera mengedot susu sembari terus menatap Seruni yang berada di sampingnya. Wajah polos nya memperhatikan mata Seruni yang sembab serta pipinya yang merah.
Sementara Seruni mengelus rambut putri kecilnya itu sambil terus mengulas senyum di bibir nya.
Brraaakkk !!!
Suara pintu dibanting begitu keras, mengejutkan Seruni yang tengah menidurkan Keysha. Untung saja putri nya itu tidak terbangun.
Jam menunjukan pukul delapan malam. Seruni segera beranjak ke depan, menyambut Radik yang baru pulang kerja.
Nampak Radik berjalan sempoyongan, tercium bau alkohol menyengat. Radik sedang mabuk berat setelah pulang kerja tadi dia berkumpul bersama beberapa teman lama nya yang baru datang dari luar kota.
Seruni membantu suami nya berjalan, dia pun segera meraih tas kantor yang di lempar ke sembarang tempat.
Tak sepatah kata pun keluar dari mulut Radik. Muka nya merah akibat mengkonsumsi alkohol terlalu banyak.
Sesampai di kamar Radik menghempaskan bobot tubuh nya, tanpa melepas pakaian kantor yang saat ini ia kena kan.
Seruni segera melepas sepatu yang masih di pakai oleh Radik. Seruni tak berani mengomel atau mempermasalahkan kelakuan Radik, karena pasti suami nya itu akan marah.
Seruni membantu Radik membetulkan posisi tidur nya di ranjang. Setelah itu ia kembali ke kamar Keysha. Dia akan tidur bersama putri kecil nya malam ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi sekali Seruni bangun. Seperti ibu rumah tangga pada umumnya, dia mengerjakan beberapa pekerjaan rumah.
Dari mulai mencuci pakaian, mencuci piring, membersihkan rumah. Setelah selesai baru dia membuat sarapan di dapur.
Seruni menyiapkan sosis, telur mata sapi dan nasi goreng pedas kesukaan Radik. Dia fikir Radik pasti akan senang karena sudah di buatkan menu favorit nya.
Keysha masih terlelap tidur di kamar nya. Setelah makanan terhidang di meja makan, Seruni segera masuk ke kamar untuk melihat Radik takut nya dia belum bangun sedangkan jam sudah hampir pukul tujuh.
" Mas Radik..bangun !! Nanti kamu kesiangan. " ujar Seruni.
Radik mengucek mata nya, dia melihat weker di nakas. Radik terkejut dan segera terbangun.
" Dasar gak becus !! Kenapa aku baru di bangunin jam segini ?? Kamu tau hari ini aku harus pergi lebih awal. " kata Radik dengan nada suara keras.
" Maaf Mas..saya gak tau, biasanya kan Mas berangkat jam delapan. " lirih Seruni.
" Istri g*blo* !! " Radik mendorong jidat Seruni dan berlalu ke kamar mandi.
Seruni terdiam mematung di depan ranjang. Mata nya sudah berkaca-kaca namun dia tahan agar tangis nya tak sampai lolos jatuh.
Segera ia siapkan pakaian kerja Radik di atas ranjang yang sebelum nya telah di rapi kan.
Kemudian ia ke kamar Keysha karena putri kecil nya itu sudah berteriak memanggil nya.
" Momy.. Daddy kenapa teriak-teriak ? " tanya Keysha polos.
Rupanya Keysha mendengar teriakan Radik, secara kamar mereka bersebelahan. Keysha terbangun setelah mendengar Radik membentak Seruni.
" Gak ada apa-apa sayang. Yuk cuci muka nya dulu, nanti kita sarapan. " ucap Seruni.
Mereka pun segera ke kamar mandi yang berada di dalam kamar tersebut. Setelah selesai cuci muka mereka berdua menuju ke ruang makan.
" Sini duduk, momy suapin. " ucap Seruni.
Keysha pun duduk di sebelah nya. Seruni menyuapi putri kecil nya dengan telaten. Tak lama Radik pun muncul , dia segera mencium Keysha.
" Morning Keysha !! " ucap Radik.
" Morning Daddy !! " Keysha tersenyum.
Seruni tersenyum melihat keakraban antara ayah dan anak. Dua orang yang ia cintai di dunia ini. Sikap Radik memang sangat manis pada Keysha karena dia anak semata wayang nya. Namun Radik tak pernah bersikap manis pada wanita yang sudah melahirkan Keysha.
" Mas.. ini nasi goreng kesukaan kamu. " Seruni menyodorkan sepiring nasi dan beberapa lauk.
" Gak mungkin sempat kalau sarapan dulu. Aku langsung berangkat. " ucap Radik seraya menoleh arloji nya.
Dia segera mengambil sepotong roti dan melahapnya, lalu meneguk kopi hitam yang sudah tersedia di meja.
" Daddy berangakat dulu..Keysha baik-baik ya..cium dulu dong. " ucap Radik sambil membungkukan badan.
" Oke Dad. " Keysha segera mencium kedua pipi Radik.
" Bye..Keysha.. " Radik beranjak sambil melambaikan tangan nya dan di balas oleh lambaian tangan mungil.
" Key tunggu di sini dulu ya. Momy mau nganter Daddy ke depan sebentar. " ujar Seruni .
Keysha pun menganggukan kepala nya. Seruni mengelus rambut putri kecil nya lalu segera berlalu menyusul langkah Radik.
" Mas.." sahut Seruni.
Radik membalikan badan dengan wajah masam dan dingin.
" Hati-hati di jalan. " Seruni meraih dan mencium punggung tangan suami nya.
" Hmm.. " Radik segera berlalu keluar rumah.
Seruni masih mematung berharap Radik mencium kening nya. Tapi nihil, Radik sudah masuk ke dalam mobil. Seruni menatap nanar kepergian suami nya.
' Apakah kau sudah tak mencintai ku, Mas ? ' batin Seruni.
Dia lantas kembali ke ruang makan, Keysha sudah menunggunya di sana. Seruni kembali menyuapi putri nya, wajah nya kembali berseri dia sengaja menyembunyikan kesedihan dari Keysha.
Sementara itu di kantor.
Radik baru saja sampai, ia memarkirkan mobil nya lalu segera turun dengan setengah berlari menuju lobi.
" Pak Yuda sudah menunggu anda dari tadi. Beliau sekarang berada di ruangan nya. " sambut Disty sekertaris Radik.
Radik tak berucap sepatah kata pun, ia terus melangkah menuju lift. Disty pun mengikuti nya dari belakang.
Sesampai di lantai paling atas, ia segera menuju ruangan yang di maksud. Ruangan direktur utama PT. Jaya Pratama.
" Masuk " sahut Pak Yuda dari dalam ruangan setelah Radik mengetuk pintu.
Radik pun segera masuk dan di susul oleh Disty yang agak tertinggal langkah nya karena hak sepatu tinggi membuat nya tak bisa mengejar langkah Radik.
" Mohon maaf saya terlambat. " ucap Radik menundukan kepalanya.
Pak Yuda menatap tajam Radik. Manajer nya sudah hampir membuatnya kehilangan klien besar karena tidak disiplin waktu.
" Saya sudah bilang, perusahaan dari Kalimantan akan datang jam tujuh pagi. Kenapa jam segini kamu baru datang ? " tegur Pak Yuda.
" Sa-saya.. " Radik gelagapan tak menemukan alasan yang tepat.
" Apa guna nya kamu kalau hal seperti ini saja masih aku yang harus turun tangan hah ? Kamu tau akibat dari kelalaian mu ini ? Mereka hampir membatalkan kontrak kerja sama dengan perusahaan ini. " tutur Pak Yuda marah.
Radik hanya tertunduk tak bisa berkata apa pun. Dia tau bahwasanya perusahaan dari Kalimantan tersebut sangat di butuhkan oleh perusahaan dimana dia bekerja. PT Jaya Pratama beberapa bulan ini sudah banyak kehilangan klien penanam saham. PT Cakra Dirgantara dari Kalimantan lah satu-satu nya yang masih memberi kepercayaan serta masih mau bekerja sama.
" Saya mohon maaf..saya tidak akan mengulang kesalahan ini. " ucap Radik penuh sesal.
" Kamu keluar..!! Jabatan mu saya alihkan pada Seno, dia yang sudah menyelesaikan semua nya tadi. Dia menyelamatkan perusahaan ini. Dan kamu menggantikan posisi Seno untuk sementara. Saya akan cari posisi yang pas untuk orang lalai seperti kamu. " tegas Pak Yuda.
Kejadian seperti ini memang bukan kali pertama terjadi. Radik sering kali kesiangan jika sudah mabuk-mabukan bersama teman di luar kantor nya. Namun tetap saja Seruni akan menjadi pelampiasan atas kesalahan yang ia perbuat.
" Apa tak ada kesempatan untuk saya Pak ? " pinta Radik.
" Masih untung kamu tak saya pecat. Sekarang keluar sebelum saya berubah fikiran. " ucap Pak Yuda.
Radik merundukan kepalanya, lalu ia pun segera pergi dari ruangan itu. Disty yang dari tadi terdiam mematung menyaksikan kemarahan Direktur nya, ia pun membalikan badan berniat keluar ruangan. Namun Pak Yuda menahan nya sehingga Disty pun kembali membalikan badan nya.
" Disty.. " sahut Pak Yuda.
" Sekarang kamu bantu pekerjaan Seno. Kamu bukan sekertaris Radik lagi. Paham ? " lanjut Direktur bertubuh tambun itu.
" Baik Pak. Ada lagi yang bisa saya bantu ? " ucap Disty.
" Tidak..silahkan lanjutkan pekerjaan mu. "
" Saya permisi.. " Disty pun segera keluar ruangan.
Radik sudah tak terlihat lagi di koridor lantai tersebut. Disty merasa iba pada Radik. Semenjak perusahaan ini di pegang oleh Pak Yuda anak semata wayang dan satu-satu nya pewaris dari almarhum Pak Rahmat, keadaan perusahaan tak lagi stabil.
Pak Yuda cenderung otoriter dan galak pada karyawan nya. Padahal dulu Pak Rahmat sangat baik, sopan dan tak pernah berbuat kasar seperti tadi .
Walau memang kesalahan Radik sudah terulang hampir tiga kali , mungkin Pak Yuda tak bisa lagi mentolerir. Sehingga membuat Radik harus bertukar posisi dengan Seno yang memang sudah lama mengincar jabatan itu.
Padahal jabatan itu sudah sejak lama di duduki oleh Radik. Bahkan Radik adalah orang terpercaya Pak Rahmat. Sekalipun Radik berbuat kesalahan biasanya Pak Rahmat tak langsung menurunkan jabatan nya.
Hampir setahun perusahaan ini di pegang oleh Pak Yuda semenjak kepergian Pak Rahmat. Perusahaan yang tadi nya besar kini hampir collaps di tangan putra tunggal nya. Entah apa yang membuat keadaan perusahaan semakin memburuk.
Radik masuk ke ruangan manager, ruangan yang sudah delapan tahun ia tempati. Kini dia harus keluar dan pindah ke divisi marketing.
Tanpa mengetuk pintu ia masuk ke dalam ruangan tersebut. Nampak Seno duduk di kursi kebesaran yang baru ia raih hari ini.
Seno tersenyum sinis menatap kedatangan Radik. Di atas meja itu masih tertera papan nama bertuliskan Radik Prasetyo.
" Apa tidak sebaiknya kau mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke ruangan ku, " ucap Seno bersandar di kursi seraya tumpang kaki.
" Aku tidak perlu melakukan itu. Karena ini ruangan ku..hanya saja saat ini kau sedang beruntung. Suatu saat nanti kau akan kembali ke posisimu. Tunggu saja. " Radik tak ingin kalah dari Seno.
Dia segera membereskan beberapa barang milik nya yang berada di meja untuk di pindahkan ke ruangan baru nya nanti.
" Percaya diri sekali kamu, " ucap Seno mencibir.
" Aku tidak ingin berdebat..nikmati saja hasil kecurangan mu, " tukas Radik segera berlalu dari hadapan Seno setelah semua barang yang di perlukan berada di tangan nya.
" Hei..aku tidak melakukan kecurangan, kau saja yang lalai dalam bekerja. " teriak Seno saat Radik sampai di mulut pintu.
Radik mengehntikan langkah nya sesaat, tanpa berbalik sedikitpun ia memiringkan bibir nya tersenyum sinis. Lalu segera melangkah pergi dari ruangan itu.
Seno teramat kesal karena di tuduh sudah berbuat curang padahal kenyataan nya memang Radik sendiri yang melakukan kesalahan hingga harus kehilangan jabatan.
Kalau pun memang dari dulu Seno mengincar posisi manajer, dia akan meraihnya dengan cara yang benar tidak dengan berbuat curang seperti yang di tuduhkan Radik.
Radik melempar berkas dan barang milik nya ke meja baru nya. Dia mengehempaskan tubuh nya di kursi. Berkali-kali mengusap wajah dengan telapak tangan serta menghela nafas kasar.
" S*al.. " Radik menggebrak meja.
Dia teringat pada Seruni, kemarahan nya semakin membuncah. Dia mencurigai istri nya sekongkol dengan Seno untuk menjatuhkan diri nya di hadapan Pak Yuda.
Seno kerap kali di jadikan alasan kemarahan nya pada Seruni. Dulu Seno adalah kekasih Seruni, namun karena Seno di jodohkan oleh orang tua nya hubungan mereka pun putus.
Selama Seno dan Seruni menjadi sepasang kekasih, Radik sudah mencintai Seruni.
Radik datang membalut luka Seruni saat di tinggal kan oleh Seno. Sampai Seruni pun jatuh hati pada nya karena kesabaran Radik menunggu diri nya pulih dari luka itu.
Radik selalu menghibur Seruni, memberikan perhatian dan menunggu cinta tumbuh di hati gadis itu. Hingga akhirnya Seruni menerima Radik dan menikah dengan nya.
Suatu hari Radik pernah memergoki Seruni bertemu dengan Seno di sebuah cafe. Padahal saat itu hanya tinggal menunggu beberapa hari menjelang pernikahan mereka. Hal itu lah yang membuat Radik menyimpan dendam di hati nya.
Tanpa pernah mengatakan atau mempertanyakan kejadian yang ia lihat pada Seruni. Dia terbakar api cemburu, membuat diri nya tak mau mendengar dulu penjelasan dari Seruni.
Selain itu kedua orang tua Seruni yang pernah tak menyetujui hubungan mereka. Radik pernah di usir mentah-mentah oleh orang tua Seruni saat hendak menemui gadis yang di cintai nya.
Walaupun pada akhirnya kedua orang tua Seruni merestui. Mereka luluh karena Seruni mengatakan sangat mencintai Radik. Dan dia ingin bahagia bersama orang yang di cintai nya.
Orang tua mana pun ingin melihat kebahagian putra dan putri mereka. Begitupun dengan orang tua Seruni mengikhlaskan putri nya menikah dengan Radik.
Pada kenyataan nya Radik menikahi Seruni karena dendam. Cinta Radik memang masih ada, namun rasa benci dan dendam lebih besar dari pada cinta nya.
Itu lah sebab nya Radik sering kali memperlakukan Seruni dengan kasar. Seruni sendiri tidak mengetahui semua itu. Bahkan hingga saat ini Seruni masih mempertanyakan perubahan sikap Radik terhadap nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!