NovelToon NovelToon

A' Girl Who Live With Me

E1 Siapa? dan kenapa.

Rathaf sedang bekerja di sebuah kafe, Dia adalah seorang pelajar yang bekerja paruh waktu disana. Rathaf adalah orang yang bisa dibilang cukup pendiam, tak banyak berbicara namun dia tetap asik saat di ajak berbicara. berambut panjang yang menutupi keningnya, berkulit putih dan bermata coklat.

Jam 10 : 25 PM

Rathaf Selesai dengan pekerjaannya, dan beranjak pulang. Saat itu hari sudah malam, angin malam bertiup cukup halus. Tempat rathaf bekerja memang tidak terlalu jauh dari rumahnya, letak rumah Rathaf cukup strategis, karna dekat dengan tempat kerjanya dan sekolahnya. Rathaf pun akhirnya sampai didepan rumahnnya, namun saat dia membuka pagar rumah, khas dengan suara besi yang sudah tua. Seorang perempuan sedang duduk, merangkul kedua kakinya seperti orang yang kedinginan tepat di depan pintu rumahnya, disamping perempuan itu juga terdapat koper yang lumayan besar.

Rathaf memandangi perempuan itu lalu berkata. "Anu.. permisi, anda tidak apa-apa?" Ucapnya dengan nada sopan.

Perempuan itu mengangkat kepalanya dan melihat Rathaf, Rathaf juga terkejut, karna wajah dari perempuan itu yang masih muda dan cantik, mungkin dia seumuran dengan Rathaf. Sekali lagi dia bertanya dengan pertanyaan yang sama, dan kali ini perempuan itu meresponnya.

"Izinkan aku untuk tinggal dirumah mu sementara." Ucap perempuan itu.

"Hah?..."

10 : 50 PM….

Rathaf dan perempuan itu sudah berada didalam rumah, adik Rathaf yang bernama Afia terlihat kebingungan melihat kakaknya membawa seorang perempuan kerumah mereka.

"Ka-kak, dia siapa?" Tanya Afia.

"Afia... Untuk sementara waktu, dia akan tinggal disini bersama kita." Balas Rathaf sambil mengelus kepala adiknya.

"Ti-tinggal disini?" Afia terkejut. "Dia pacar kakak?"

"Hah? bukan kok." Balas Rathaf dengan santai.

| 15 menit yang lalu |

"Apa maksudmu tinggal disini?" Tanya Rathaf.

"Aku sudah tidak punya tempat untuk kembali." Balas perempuan itu.

Rathaf menatap perempuan itu dengan seksama. "Kau.. Sepertinya tidak asing ya." Ujarnya.

"Kamu sudah mengingat ku kah?.. Kalau belum biar aku ingatkan kembali." Perempuan itu berdiri dan mulai memperkenalkan diri.

"Namaku Alisha Agnia, dan sepertinya kamu sedikit lupa dengan ku, aku teman sekelasmu." Alisha agnia, berwajah cantik dan imut, sikapnya selalu ceria dan suka main-main, rambutnya berwana hitam arang, matanya berwarna coklat muda. Dan berkulit putih mulus.

"Ah.. Iya, teman sekelas." Rathaf masih kebingungan.

"Kamu ini ya.. Di kelas selalu saja membaca buku dan menyendiri, kamu tidak punya teman ya?" Ujar Alisha sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hmm.. Kau tau keseharian ku dikelas, berarti benar. Kau adalah teman sekelas ku."

"JADI DARI TADI KAMU TIDAK PERCAYA?"

"Jadi, ada keperluan apa?"

"Sudah ku bilang, izinkan aku untuk tinggal disini sementara waktu."

"Permintaanmu kutolak." Rathaf menolaknya dengan cepat.

"Eh?! Kenapa?" Tanya Alisha kecewa.

"Ada tiga alasan, pertama. Aku itu sederhana, lebih ke arah miskin. Jadi kamu hanya akan menambahkan beban untuk ku."

"Blak-blakan banget."

Rathaf melanjutkan perkataannya. "Kedua, kau itu perempuan, dan aku laki-laki. Sungguh perbedaan yang signifikan."

"Oi, itukan sudah jelas."

"Dan yang terakhir..."

"Apa?"

"Kembali lagi ke nomor satu."

"Ih..."

"Jadi maaf, aku tidak bisa membiarkan mu tinggal disini, sana pulang." Rathaf berjalan menuju pintu.

"Aku akan membayar." Lanjut Alisha.

"Hah?"

Alisha tersenyum jahat. "Aku akan membayar biaya saat aku tinggal disini, bagaimana."

Hati Rathaf sedikit tergerak namun. "A-aku tidak tertarik."

Alisha mengeluarkan atm Black Cardnya.

Melihat itu, Akhirnya Rathaf......

| Kembali ke masa sekarang |

"Hmmmm... Kau ingat janji mu yakan?" Tanya Rathaf.

"Iya, iyaa."

Alisha melihat Afia yang bersembunyi di balik badan Rathaf, dia pun berinisiatif untuk mengakrabkan diri dengan Afia. "Halo.. Nama kamu Afia ya?" Ujarnya.

Afia yang malu hanya mengangguk kecil, "Afia.. Ayo kenalkan dirimu lebih baik lagi." Ujar Rathaf.

Mendengar permintaan dari kakaknya, Afia pun memberanikan diri. Walaupun badannya cukup bergetar.

"Na-namaku Afia Alinda, umurku sepuluh tahun." Ujarnya sambil malu-malu.

"Wah wah, kamu imut banget.. Kenalin juga, nama kakak Alisha agnia panggil saja aku kak agni atau Alisha." Alisha mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Afia.

Afia pun bersalaman dengan Alisha. "Untuk sekarang kita akan tinggal bersama, jadi mohon bantuannya ya.. Afia." Ujar Alisha dengan senyum diwajahnya.

"I-iya, selamat datang." Balas Afia.

11 : 05 PM

Afia sudah tertidur lelap dikamarnya. Rathaf sedang membereskan kamarnya dan Alisha, sedang duduk di tengah ruangan sambil melihat kesekeliling ruangan.

"(Rumahnya memang terbilang kecil, memiliki dua kamar satu kamar mandi, dapur dan ruang tengah yang tidak terlalu luas, namun rumah ini sangat bagus, memiliki kesan tersendiri, barang-barang yang terlihat antik, dinding rumah yang sebagian bawahnya terbuat dari kayu kokoh, barang-barang yang terlihat berantakan namun rapih, dan yang paling penting. Seisi rumah ini sangat harum)." Ujar Alisha dalam hati sambil melihat-lihat ke sekelilingnya.

Rathaf datang menghampirinya, "Kamarku sudah kubereskan, jadi kau tidur disana."

"Kau sendiri bagaimana?"

"Aku akan tidur di sofa."

"Oh... Yakin kau tidak ingin tidur bersamaku?" Alisha menyipitkan matanya sambil tersenyum.

"Tidak terimakasih, aku tidak tertarik dengan cewek murahan." Balas Rathaf dengan polosnya.

"AKU CUMAN MAIN-MAIN WOY!"

"Yasudah, kalau begitu aku tidur ya.. Oh iya, besok kan minggu. Kau bisa antar aku ke mall?" Tanya Alisha.

"Hah? Untuk apa?"

"Untuk apa? Hmmm.. Banyak yang harus kubeli sih, kau lihat koper ku itu? Itu isinya hanya baju. Alat-alat lainnya akan kubeli nanti."

“Alat-alat lainnya?”

“Iya, jadi besok antar aku ya.”

"Sore saja, pagi dan siangnya aku harus bekerja," Rathaf mulai menyiapkan tempat untuknya tidur.

"Baiklah, sekalian ajak Afia juga ya." Alisha masuk ke kamar dan menutupnya.

"Huh.." Rathaf membuang nafasnya, "(Apakah kehidupan ku akan baik-baik saja sekarang?)" Ujarnya dalam hati.

Dia duduk di sofa, dan akhirnya bersandar untuk tidur… Entah apa yang akan terjadi nanti, intinya. Dia sudah siap.

*

Perlahan-lahan, Rathaf mulai membuka matanya. Dan tak di sangka-sangka, dia langsung disambut oleh bau yang tak sedap dari arah dapur. Karna khawatir dia langsung pergi untuk memeriksanya, namun ternyata, itu hanya Alisha yang sedang memasak ditemani oleh Afia yang sedari tadi mencoba untuk membantu Alisha memasak.

"Anu... Ada apa ini?" Tanya Rathaf.

"Ah, kak. Aku mencoba untuk membantu kak Alisha memasak, tapi dia tidak mau." Balas Afia mendekat ke arah Rathaf.

"T-tapi kan aku sudah besar, masa di ajari masak sama anak kecil sih." Ucap Alisha cemberut.

"Alisha, setidaknya adikku lebih mahir dari pada dirimu."

"Oi."

"Lagian, kau dapat bahan-bahan makanan itu darimana?" Tanya Rathaf.

"Aku membelinya tadi kok." Alisha menunjuk ke arah bahan masakan yang dia beli.

Rathaf melirik, dan dia sangat terkejut, karna bahan makanannya sangat banyak, ada juga bahan-bahan makanan yang mahal. "Kau membeli semua ini?" Tanya nya.

"Iya lah." Balas Alisha dengan sombong.

Afia melirik kakaknya. "Kak, kak Alisha itu orang kaya ya?"

"Ya seperti itulah." Balas Rathaf sambil mengusap kepala adiknya.

Rathaf mengambil pisau dapur. "Sudah-sudah, kau bantu adikku mengerjakan pr nya saja." Ujarnya.

"Tapi aku pengen ikut masak juga, eh sebentar. Emangnya kamu bisa masak?"

Rathaf menyeringai. "Ohohoho.. Lihat saja nanti." Ujarnya.

"Hih... Yasudah, masak yang bener ya!" Alisha pun meninggalkan dapur dan membantu Afia mengerjakan pr nya diruang tengah.

setelah menunggu, masakan Rathaf akhirnya jadi juga. "Wow.." Ujar Alisha dan Afia, yang terkesan melihat masakan Rathaf yang disusun rapih dan terlihat enak.

"Ini, kamu kan yang membuatnya." Tanya Alisha yang masih tidak percaya kalau makanan yang di depannya itu buatan Rathaf.

"Iya tentu saja, kau juga mendengar di dapur kalau aku sedang masak yakan."

"Sudah-sudah, kita makan saja yuk." Ujar Afia mencoba meleraikan mereka berdua.

Mereka semua pun makan bersama, "Enak..." Ujar Afia. "Terimakasih." Balas Rathaf.

Meski masakannya enak, tetap saja. Alisha tidak ingin mengakui kekalahannya.

"(Mereka memang sudah dekat sejak dulu ya?)." Ujar Afia dalam hati sambil melihat Rathaf dan Alisha yang saling bertengkar.

Rathaf sudah bersiap-siap untuk bekerja, dihari libur, biasanya Rathaf akan mengambil waktu kerja di pagi hari sampai sore.

"Aku berangkat dulu ya. Jaga rumah." Dia pun pergi.

"Semangat kak." Ujar Afia.

Karna dirumah hanya ada Alisha dan Afia, dan untuk membuat Alisha semakin dekat dengan Afia, dia memulai percakapan. Agar tidak canggung.

"Kakakmu itu kerja dimana?" Tanyanya,

"Kakak ku kerja di café." Balas Afia.

"Wow..."

"Sebenarnya, aku ingin sekali membatu kakak mencari uang, semenjak kedua orang tua kami meninggal. Kakak harus menjadi tulang punggung keluarga," Afia terlihat sedih. "Ah, maaf jadi bercerita yang tidak-tidak."

"Tidak apa-apa kok, kalau Afia pengen curhat, curhat aja ke kakak." Ujar Alisha sambil mengusap kepala Alisha. "(Aku memang sudah dengar tentang Rathaf yang sudah tidak memiliki orang tua, kasihan sekali)."

"Oh iya Afia. Nanti kita bakal ke mall loh." Alisha mencoba membuat Afia tidak merasa sedih lagi.

"Eh? Ke mall? Ti-tidak ah."

"Hah? Kenapa?" Tanya Alisha.

"Aku tidak ingin membuang-buang uang."

"Eh...." Alisha terdiam. "Ti-tidak apa-apa kok, kamu ikut saja ya, Rathaf juga bilang kalau dia ingin bawa Afia ke mall kok."

"Kakak?" Afia keheranan…. Jelas dia keheranan.

"I-iya."

"Tumben sekali, dia jarang membawa ku ke tempat itu."

"Benarkah?"

"Iya, kata kakak, jika kita kesana terus nanti uang akan cepat habis." Ujar Afia.

Alisha tersenyum kaku. "(Wah, otaknya sudah dilatih oleh Rathaf)." Ujarnya dalam hati.

"Intinya, nanti malam kita akan pergi ke mall, jadi kamu harus ikut ya."

"Hmmm.. Ka-kalau begitu, baiklah." Afia pun menuruti perkataan Alisha, karna dia pun sudah lama sekali ingin pergi ke mall.

07 : 40 PM

Dan mereka semua sudah berada di dalam mall. Karna Rathaf terlalu Lelah untuk ke mall di sore hari, akhirnya mereka pun memutuskan untuk pergi dimalam hari.

"Oi Alisha, jangan membuatku repot ya." Ujar Rathaf yang menatap tajam ke arahnya.

"Iya aku tau." Balas Alisha cemberut.

"Wah.." Afia terlihat terpesona dengan suasana mall. Karna memang sudah lama Afia tidak ke mall, mungkin salah satu faktornya karna Rathaf jarang membawanya kesana, untuk menjadikan Afia perempuan yang tidak menghambur-hamburkan uang… Pintar sekali.

Melihat itu, Rathaf tersenyum. "Mumpung kita disini, kita main-main dulu yuk." Ujarnya.

Ah… Aku mengatakan hal aneh.

"Eh.. Boleh?" Tanya Afia yang ragu-ragu.

"I-iya boleh kok (Sudah lama juga sih, apa boleh buat)." Balas Rathaf sambil mengelus adiknya.

"Wah terimakasih kak." Afia tersenyum lebar dan memeluk kakaknya.

Mungkin hal kecil yang seperti ini, yang bisa membuat hatinya Bahagia. Alisha dengan cepat menggenggam tangan Afia dan mengajaknya untuk berkeliling.

*******

E2 Selamat datang?

Mereka bertiga pergi ke tempat permainan disana.

"Wah..." Afia menganga ketika melihat tempat permainan itu.

"Jadi afia, kamu mau main yang mana dulu?" Tanya Rathaf.

"Emm." Afia kebingungan, "Ah, aku mau main yang itu dulu." Afia menunjuk ke permainan memasukan bola basket.

"(Oh bukanya Rathaf itu anak basket ya?)." Ujar Alisha dalam hati.

"Pilihan yang tepat." Ujar Rathaf dan mereka pun langsung pergi untuk bermain permainan itu.

Satu demi satu, bola basket yang Rathaf lempar semuanya masuk, tidak ada yang keluar ring. "Wow.." Alisha dan Afia terkesan dengan kemampuan yang dimiliki Rathaf.

"Kak aku juga mau coba." Afia melemparkan bola basketnya, tapi sayang. Bola yang Afia lempar tidak masuk.

"Sedikit lagi." Ujar Rathaf mencoba untuk menyemangati adiknya.

"Ayo Afia semangat." Alisha juga ikut menyemangatinya.

"Kau tidak ikut main?" Tanya Rathaf ke Alisha.

"Tidak usah." Balasnya.

"Oh benar juga kau kan tidak punya skill dalam permainan ini."

Mendengar itu, Alisha merasa tertantang. "Baiklah, kutunjukan kemampuanku." Ujarnya.

Alisha mengambil bola basketnya 'HIYAA' Alisha melemparnya, Namun alih-alih memasukan bolanya, bola Alisha malah terpantul dan tepat mengenai wajah Rathaf.

‘BUUK’

"Ahk... Kau sengaja ya!"

"Tidak kok, memang bolanya saja yang mau mencium mu." Alisha membuang muka.

"Kau ini.."

"Kak, aku mau main yang lain.. Boleh?" Tanya Afia memegang baju kakaknya.

Rathaf menoleh. "Iya tentu, ayo kita main lagi."

Mereka pun bersenang-senang disana. Permainan demi permainan sudah mereka mainkan, Rathaf tersenyum bahagia melihat adiknya yang tertawa dan bermain-main. "(Ayah.. Ibu, Andai kalian melihat Afia yang sedang bersenang-senang)." Ujarnya dalam hati.

Selesai dengan permainan, kini mereka beristirahat di tempat makan tak jauh dari tempat permainan itu. Suasana disana cukup ramai, Afia masih tersenyum lebar, dan Rathaf….. Dia sangat kelelahan.

Mereka memesan makanan, Rathaf memesan nasi goreng, Alisha memesan seafood, dan Afia memesan omelet. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya makanan pun datang.

"Sehabis makan, kalian harus ikut aku ke tempat pakaian." Ujar Alisha.

"Baiklah." Balas Rathaf sambil mengunyah makanannya.

"Baik kak." Ujar Afia.

Sesudah makan, mereka langsung ketempat pakaian, Alisha melihat-lihat pakaian yang bagus disana. Rathaf melihat Afia yang melihat baju yang seukuran dengannya.

Ah… Ini dia.

"(Afia pengen baju itu ya.. Tapi kalau aku belikan dia baju itu, uang simpanan ku.. Ah yasudah lah)" Rathaf memegang kepala Afia. "Afia, kamu mau beli baju juga gak?" Tanyanya.

Afia melihat Rathaf, Dia tersenyum. "Tidak kok kak, lagi pula baju Afia masih ada kok dirumah, asal bisa dipakai saja sudah cukup untuk Afia."

Adik yang baik…

Mendengar itu, Rathaf merasa kasihan, Dia mencoba untuk memaksa Afia, namun dia selalu menolak dengan senyumannya. "Kak, awas loh. Kalau kakak beli diam-diam demi Afia, Afia bakal marah ke kakak." Ujar Afia yang seperti tahu niat Rathaf.

“(Wah.. aku di ancam)”

Akhirnya Rathaf tidak bisa berbuat apa-apa, karna dia juga takut kalau Afia malah marah ke Rathaf gara-gara dia membelikan baju tanpa sepengetahuan Afia.

"(Adikku baik sekali, dia tau kalau aku sedang tidak ada uang... Tapi sesekali aku ingin membelikan baju untuknya)." Ujar Rathaf dalam hati.

Tak lama kemudian, Alisha datang. "Yuk kita pulang." Ujarnya. "Rathaf kau bawa ini." Alisha langsung manaruh barang-barangnya di tangan Rathaf.

"Oi Alisha, kau boros sekali ya." Ujar Rathaf melihat baju-baju yang Alisha beli. Memang banyak… Orang kaya.

"Sudah diam, ayo kita pulang." Alisha memegang tangan Afia.

"Dasar orang kaya." Gumam Rathaf.

Sesampainya dirumah, Alisha memanggil Rathaf dan Afia untuk berkumpul di ruang tengah. Padahal saat itu, Rathaf sedang ingin mengganti pakaiannya.

"Ada apa?" Tanya Rathaf.

"Ini untuk mu, dan ini untuk Afia." Masing-masing dari mereka mendapatkan dua kantong.

"A-apa ini kak?" Tanya Afia keheranan.

"Sudah buka saja." Balas Alisha.

Mereka pun membukanya, dan ternyata isinya adalah baju. Afia terkejut melihat tiga baju, dua jaket dan lima celana di kantong yang satunya lagi. Begitu pula dengan Rathaf yang mendapatkan Satu jaket kulit dengan merek mahal, dua baju dan dua celana.

"K-kak, ini apa?" Tanya Afia.

"Itu hadiah dari ku untuk kalian, karna sudah memperbolehkan ku tinggal disini." Balas Alisha sambil tersenyum.

"Eh?! Kakak serius?" Tanya Afia yang masih tidak percaya.

"TUNGGU DULU.." Rathaf mendekat ke arah Alisha dan berbisik. "Oi, bukanya kau bilang kau akan bayar dengan uang?" Ujarnya sambil melotot.

Alisha balas membisik, "Tenang saja, ini hanya hadiah dariku kok."

"Eh? Serius?"

"Iya bawel."

"Tak kusangka, ternyata selain sombong, kau juga baik ya."

"SIAPA YANG KAU SEBUT SOMBONG."

"Kak terimakasih banyak ya untuk bajunya." Ujar Afia.

"Hmmm," Alisha berfikir sejenak. "Aku ingin ada bayarannya juga."

"Hah?" Rathaf terkejut mendengar itu.

"Bukan kamu, tapi Afia" Ujar Alisha.

"A-aku?" Afia kebingungan.

"Woy Alisha kau sedang memalak anak kecil ya?"

"Kau diam saja." Alisha melihat ke arah Afia, "Afia, sebagai bayaran untuk baju itu kau harus..."

'Glek' Afia menelan ludahnya sangking gugupnya.

"Memeluk ku.." Alisha merenggangkan tubuhnya.

"Eh?" Rathaf dan Afia kebingungan.

"Hey.. Ayo cepat peluk aku." Ujar Alisha.

"Pe-peluk? A-aku malu.." Afia menundukan kepalanya.

"Ah lama biar aku saja." Alisha langsung memeluk Afia sambil mengusap kepalanya.

Afia terkejut. "(Hangat... Rasanya nyaman sekali... Beginikah rasanya jika dipeluk oleh ibu?.. Aku tidak tau.)" Afia menutup matanya, karna pelukan dari Alisha sangat terasa nyaman baginya.

Rathaf tersenyum melihat itu. "(Ada-ada saja)" Gumamnya dalam hati.

*

Hari ini, hari senin. Mereka berdua akan bersekolah, Rathaf bangun lebih pagi, menyiapkan makanan untuk sarapan. Dia memang sudah terbiasa bangun pagi, menyiapkan makanan membersihkan rumah dan lain-lain.

"Pagi." Sapa Alisha dengan wajah yang masih mengantuk.

"Ya, pagi. Sebaiknya kau mandi dulu."

"Iya aku tau." Alisha mengambil handuk untuknya mandi. Dan langsung pergi begitu saja.

"Pagi kak." Sapa Afia yang sudah mandi terlebih dahulu dan sudah bersiap-siap untuk bersekolah.

"Pagi. Afia, tolong bawa ini ke ruang tengah, kita akan makan bersama-sama."

"Baik kak."

06 : 11 AM.

mereka berkumpul dan makan bersama-sama. Mereka semua sudah memakai baju seragam sekolah masing-masing.

"Wah seperti biasa, masakanmu enak ya." Ujar Alisha. Namun, dengan nada yg sedikit meledek.

"Itu sebuah pujian?"

"Entahlah."

06 : 20 AM.

mereka pergi ke sekolah masing-masing, Afia dengan teman-temannya, sedangkan Rathaf dan Alisha. Karna mereka satu sekolah dan teman sekelas, alhasil mereka pergi berjalan berdua.

Seperti biasa, Alisha mengoceh dan terus mengoceh, yang ditanggapi dengan tenang oleh Rathaf sambil membaca bukunya. Alisha menoleh ke Rathaf dan dia baru sadar, kalau jaket yang Rathaf pakai sekarang adalah jaket pemberiannya kemarin.

Dia tersenyum lalu berkata. "Udah dipake aja, jaket barunya."

"Hah?" Rathaf sedikit malu. "I-ini hanya ucapan terimakasih."

"Ohooo."

Sekolah mereka sudah terlihat, sudah tidak terlalu jauh, disekeliling mereka juga sudah ada murid-murid lain yang juga berjalan kaki, lalu. Seseorang datang dan menepuk punggung Alisha.

"Yo." Ujarnya.

Alisha menoleh. "Ah ternyata kamu, Enjel."

Enjel, dia teman dekat Alisha, matanya sedikit sipit, kulitnya putih bersih, di ujung rambutnya diberi warna kuning, bisa dibilang kalau dia termasuk cewek populer disekolah.

"Kamu jalan sama siapa nih." Ujarnya yang langsung memperhatikan Rathaf dibalik badan Alisha.

"Ini Rathaf loh temen sekelas kita." Balas Alisha.

"Oh.. Anak pendiem itu ya."

Rathaf melihat Enjel, karna tatapannya yang dingin. Membuat Enjel terdiam.

"Alisha sini deh.." Dia menarik Alisha dan membisikan sesuatu.

"Kamu suka dengan orang ini?" Bisiknya.

Alisha tersenyum. "Ra-ha-si-a" Balasnya.

"Dih, sok imut."

Alisha melirik ke arah Rathaf, dan ternyata. Dia sudah menghilang terlebih dahulu, meninggalkan mereka berdua.

Di dalam kelas, seperti biasa. Rathaf hanya membaca buku dan memakai headsetnya. Alihsa dan Enjel tiba dikelas, berbeda dengan Rathaf, ketika Alisha sudah berada dikelas, teman-temannya yang lain langsung menyapanya dan mendekatinya untuk mengobrol.

Ya... Sangat berbeda sekali dengannya, Alisha melirik Rathaf. Lalu, tak lama kemudian, Enjel datang menghampiri Rathaf yang sedang membaca buku.

"Halo, aku Enjel." Ujarnya.

"Hah?" Rathaf membuka headsetnya. "Iya aku tau kok, kita kan sekelas."

"Eh.." Enjel tediam.

"Jadi ada perlu apa?" Ujar Rathaf.

"Engga. Maksudku, sebagai temannya Alisha, aku juga harus berbaur dengan temannya yang lain, benar bukan."

Orang-orang yang melihat Enjel mengobrol dengan Rathaf menjadikannya sebagai bahan bisikan. Rathaf peka dengan situasi itu, namun dia menghiraukannya. Tentu itu akan menjadi bahan bisikan kelas, karna Enjel adalah salah satu Primadona kelas setelah Alisha.

"Jadi dengan kata lain, kau ingin berteman dengan ku?" Tanya Rathaf.

"Tentu saja." Balas Enjel dengan semangat.

"Yasudah, aku tidak keberatan kok, Tapi." Rathaf mendekati Enjel dan berbisik kepadanya.

Orang lain yang melihat Rathaf berbisik kepada Enjel sangat terkejut. Begitu pula dengan Enjel sendiri. Kupingnya memerah saat Rathaf membisikan sesuatu padanya.

"Jika kau berteman dengan ku, mungkin kau akan menjadi bahan gosipan dari orang-orang di kelas" Bisik Rathaf.

"Ah.. I-itu." Enjel hanya bisa terdiam, wajahnya juga memerah.

Rathaf pun kembali memakai headsetnya dan membaca buku. Menghiraukan tatapan semua murid yang melihatnya dan, Enjel yang masih terdiam.

Rathaf menguap dan secara tak sengaja dia melihat Alisha, Alisha menatap Rathaf dengan tatapan tajam dan dingin, Rathaf yang melihatnya merasa tertekan dan terdiam, lalu kembali melihat bukunya.

Jam 09: 58 AM.

waktunya istirahat, murid lain keluar kelas, beda halnya dengan rathaf. Dia mengeluarkan bekal yang dia buat dirumahnya, dan kembali membaca buku sambil menyantap bekalnya, namun tak lama kemudian. Seseorang datang menghampiri Rathaf, dia menoleh. Dan ternyata, itu adalah Alisha.

Alisha menatap Rathaf dengan tatapan tajam.

"(Perasaanku tidak enak) Ma-mau?" Ujar Rathaf menawarkan bekalnya.

"Ih ngelesin!!" Balas Alihsa dengan sedikit kesal.

Rathaf yang kebingungan hanya terdiam dan kembali menyantap makanannya. Alisha mengambil kursi dan duduk di hadapan Rathaf. Menatapnya dengan tajam, yang tentu membuat Rathaf tidak bisa menyantap bekalnya dengan baik.

"Jadi, Apa yang kamu bisikan ke Enjel tadi?" Tanya Alisha.

"Oh, itu," Dia terdiam sejenak lalu. "Ra-ha-si-a." Ujarnya dengan nada yang datar.

Alisha terdiam, lalu tersenyum kaku, dia mengambil buku tulis Rathaf, mengulungnya. Lalu memukul-mukuli Rathaf dengan buku itu.

******

E3 Ini merepotkan

Bel ketiga sudah berbunyi, sudah waktuknya untuk pulang. Karna sebelumnya aku dipukuli tanpa alasan yang jelas oleh Alisha, aku akan memberinnya hukuman dirumah nanti.. Hmmm, dirumah. Kata ‘dirumah’ sedikit membuatku canggung. Tapi apa boleh buat, lagian nanti dia akan membayar juga.

Aku memasukan buku-buku ku kedalam tas, menaruh headset ku kembali ke dalam saku, dan beranjak pulang.

Kelas ku berada di paling ujung, lebih tepatnya berada di lantai 2 dekat dengan aula sekolah. Kuharap aku bisa pindah ke kelas yang lebih dekat dengan pintu gebang. Di aula, aku melihat sekelompok anak silat yang sedang berlatih, tak jauh dari sana juga ada eskul karate yang juga sedang berlatih. Hmmm, aneh. Aku bisa melihat tatapan dari kedua eskul itu yang seakan bilang, ‘eskul ku jauh lebih baik’. Atau cuman perasaanku saja?

Aku juga bisa melihat anak-anak basket yang sedang bermain di lapang sekolah, disana juga ada anak-anak cewek yang sedang menyemangati orang yang mereka suka. Aku kenal dengan salah satu orang yang sedang bermain disana, dan sialnya. Dia melihatku.

Setelah mencetak skor, dia langsung berlari menghampiriku, Ah.. Tamatlah sudah.

“Yo Thaf, mau kemana?” Hah? Aku sudah memakai tas begini, masih saja bertanya??

“Mau berenang.” Jawabku.

“Wah! Serius?” Ni anak malah percaya.. Aku jadi merasa berdosa.

Namanya Agung, Dia sedikit lebih tinggi dariku. Mungkin sekitar 5cm? Entahlah. Rambutnya selalu rapih, disisir kebelakang dan memakai pomade yang mengkilap, jujur rambutnya seperti jalanan lurus yang mengkilap. Dia cukup populer disekolah.

“Kyakk.. Kak Agung!!” Atau mungkin tidak… Orang ini sangat populer.

“Thaf, main basket sebelum pulang?”

“Semua badan ku sedang sakit, mungkin lain kali saja.”

“Badanmu sakit tapi kau malah ingin pergi berenang?” Ah… Si bodoh ini masih percaya.

“Raathaaaf.” Seseorang berteriak, meneriakan namaku, aku langsung melirik arah suara itu… Ah itu Alisha, sedang melambai-lambaikan tangannya dan berlari mengarah kepadaku. Dan lebih buruknya lagi, dia bertiak menggunakan namaku.

Aku langsung berlari, untuk menghindarinya. Karna itu akan menjadi pusat perhatian seisi sekolah. Perempuan paling cantik disekolah, meneriaki nama Pria yang biasa-biasa saja, tersenyum sambil melambai-lambaikan tangannya. Yap, itu akan menjadi hot news disekolah ini.

“Rathaf tunggu.” Dia masih mengejarku? Sial. Aku harus menambah kecepatanku.

Aku berlari dengan sangat kencang, melewati gerumunan murid yang sedang berjalan di gerbang sekolah, karna aku merasa sudah cukup aman dan sudah cukup jauh dari sekolah. Aku memutuskan untuk berhenti, dan bingo. Di depanku ada warung yang cukup terkenal karna basreng (Baso goreng) dan bastusnya (Baso tusuk). Aku mampir kesana untuk membeli minuman, sudah jelas. Aku haus karna berlari tadi.

Saat aku mengambil minuman dan pergi untuk membayar, tiba-tiba seseorang memegang Pundak ku, aku membalikan diri untuk melihat siapa yang memegang Pundak ku… Dia… Alisha.

Nafasnya terengah- engah karna sudah berlari tadi, sambil mengusap keringatnya dia berkata.

“Ke-na… Pa, kamu la…. Ri?” Boleh aku balik bertanya, kenapa kau berbicara seperti itu?

“Karna kau mengejarku?” Jawabku.

“HAH?? Alasan macam apa itu!” Aku hanya menjawabmu.

“Sebagai hukuman karna kamu lari dariku tadi, kamu harus beliin aku minuman satu plus basreng 5rb” Serius?

“Baru kali ini aku melihat orang kaya, yang meminta orang miskin untuk mentraktir sesuatu.”

“Berisik, laksanain aja.” Jawabnya dengan sedikit nada kesal. Seharusnya aku yang kesal yakan?

Alhasil aku harus membayarkan jajanan orang ini… Semuanya 20rb, ya ampun. Aku boros sekali hari ini.

Alisha, jujur dia itu aneh. Dia selalu ceria, selalu bercanda, orang kaya sudah pasti. Cantik tidak usah di tanya, dan masih banyak lagi. Letak anehnya adalah, kenapa dia bisa pergi dari rumahnya? Apakah kehidupan sempurnanya sudah menghancurkannya? Aneh… Dan sekarang dia menumpang dirumahku, kalau saja dia tidak mau membayar dengan harga yang wow. Pasti sudah kutolak.

Aku melihatnya bersenandung sambil memakan basrengnya, dia sepertinya Bahagia sekali ya.

“Ah, ngomong-ngomong. Si Enjel itu teman dekatmu ya?” Aku mencoba untuk mencari topik pembicaraan.

“Hah?... Kenapa? Kamu naksir sama dia?” Aku gabilang sampai sana, dan lagi kenapa dia harus memasang muka kesalnya.

“Aku gabilang itu.”

“Terus kenapa nanya?” Karna canggung. Mana mungkin aku jawab seperti itu.

“Karna canggung.” Tapi kupakai juga.

“Oho.. Kamu mau banget ya berbicara sama aku.” Sudah cukup, ni anak emang ngeselin.

Akhirnya aku melihat hpku tanpa menjawabnya sama sekali.

“Cie kesel… Wik wiw.” Bisakah aku sabar?

Selama perjalanan Alisha selalu berkata hal yang sama, ya. Mengejekku dengan kata-kata yang sama. Aku sangat bersyukur karna rumah ku dekat dengan sekolah, jadi aku tidak usah mendengar ocehan-ocehan itu lagi.

Sampai… Akhirnya aku sampai dirumah, aku membuka pintu sambil memberi salam, di dalam. Adikku Afia, langsung menyambutku, dan tentu saja. Alisha juga.

Dia memeluk Afia, “Aku pulang adikku yang manis dan lucu.” Tunggu dulu, sejak kapan adikku menjadi adik mu juga? Tidak apalah, yang penting Afia senang.

Aku langsung mengganti bajuku untuk mulai bekerja di café yang juga dekat dengan rumahku. Seperti biasa, aku memakai kaos hitam dan celana jeans hitam. Lalu memakai jaket pemberian dari Alisha, setiap aku memakai jaket itu. Alisha akan tersenyum lebar sembari memperhatikanku… Sudahlah.

Pukul 14 : 25 AM.

Aku mulai berangkat kerja, Rumahku berada di jalan kebon jati lebih tepatnya di dalam gang sapurti. Hanya perlu waktu 10 menit untuk sampai ke tempat kerjaku dengan berjalan kaki, aku punya motor dirumah tapi aku lebih suka berjalan.

Sesampainya disana, aku langsung disambut oleh temanku, dia seniorku di tempat kerja ini. Namanya Rahul, dan biasanya. Orang-orang memanggilnya Ahul, kalau aku. Aku memanggilnya kak Rahul. Dia berbadan besar dan berotot, namun sifatnya lemah lembut dan sangat sopan.

Dia menyuruhku untuk secepatnya berganti pakaian, aku melaksanakan perintahnya. Karna memang, aku kesini untuk mengganti pakaian lagi, dan bekerja. Nama Café tempat kerjaku adalah, Dove Café, yang artinya kafe merpati.

Setelah aku mengganti pakaian ku, aku langsung bersiap-siap untuk menunggu pesanan seseorang, sambil menunggu. Kak Rasyel menyapaku, dia adalah koki dikafe ini, dia juga seniorku. Disini, dan juga disekolah. Rambutnya sedikit pirang, dia bilang sih bawaan dari lahir. Dia juga tinggi, mungkin setara dengaku. Dia memang baik dan sikapnya juga dewasa sekali, dia sering membantuku saat aku pertama kali bekerja disini. Dan tentu kak Rahul juga.

Jam 10 : 20 PM.

Aku selesai dengan pekerjaan ku dan langsung beranjak pulang, Sebenarnya tadi kak Rahul dan kak Rasyel mengajakku untuk makan di restoran daging, tapi aku menolaknya karna tentu, aku sedang berhemat. Dan lagi sekarang ada perempuan baru yang tinggal sementara dirumahku, Aku kawatir dengan adikku. Apakah dia betah dengan Alisha yang seperti itu?

Aku sudah sampai di depan rumah ku, Saat aku mencoba untuk membuka pintu. ‘Crek’, pintunya terkunci. Adikku pasti sudah tidur, tapi tidak dengan Alisha yakan? Apa dia juga sudah tidur? Aku mencoba mengintip jendela kamarku yang sekarang sudah Alisha pakai, untuk melihat apa dia sudah tidur… Sial, dia sudah tidur. Dan Sial lagi, dia tidak mengunci jendelannya.

Bagaimana kalau ada pencuri yang masuk!.. Ah sudah lah, karna tidak ada pilihan lain, aku pun menyelinap masuk lewat jendela, bagus.. Sekarang aku pencurinya.

Aku berhasil masuk, dan langsung mengunci jendela. Karna suara jendela saat mengunci itu kencang, alhasil Alisha pun terbangun. Dia mengusap-ngusap matanya. Dan mematung saat melihat ku, dan aku. Juga mematung melihatnya.

“KYAKK PENCURI!!” Teriaknya.

Dengan cepat, aku langsung menutup mulutnya. Karna jika tetangga dengar, habislah sudah. Setelah Alisha melihat wajah ku dengan seksama, akhirnya dia bisa tenang. Aku membuka mulutnya.

“Ke-kenapa kamu bisa berada dikamarku?” Ini kamarku.

“Pintu luar dikunci, dan jendela tidak dikunci.. Kau bodoh ya?” Balas ku.

“Ehh.. Padahal aku yakin sudah menguncinya.”

“Hmmmm.”

“Aku kira, kamu bakal ngelakuin hal yang mesum ketika aku tidur.” Ni anak.

Aku tidak berkata apa-apa dan langsung pergi keluar dari kamarnya, untuk menghindari percakapan itu. Dan sialnya lagi. Saat aku keluar dari kamar Alisha, Afia sudah menunggu dan melihat ku… Keluar dari kamar Alisha.

“Ka-kakak?”

Perlahan. Aku membuang nafas beratku. “Aku, bisa jelaskan.”

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!