NovelToon NovelToon

Orang Pikir Aku Bahagia Karena Menikahi Orang Kaya

#1. Kondisi Keluarga Frista

Frista merupakan anak perempuan dari tiga bersaudara, ia adalah anak satu satunya perempuan di keluarga nya, sebagai anak perempuan satu satunya frista sangat di manja ayahnya.

Kala itu Frista masih berusia remaja ibunya merupakan tulang punggung keluarga, bekerja sebagai perawat bersatus PNS golongan 2A, ayahnya merupakan tamatan sarjana jurusan teknik yang pada masa itu bergelar Insinyur. Keberuntungan belum berpihak padanya, selain karena pilih pilih kerja ayahnya Frista yang bernama Freddy sangat gengsi untuk bekerja sebagai tukang becak atau kuli bangunan, selain karena gengsi, Freddy juga sudah berumur jadi untuk melamar sebagai karyawan pabrik tidak diterima karena minimal berusia 19 atau 20 tahun, melamar sebagai manager Freddy tidak punya pengalaman bekerja.

Freddy hanya banyak nongkrong di warung kopi bersama teman temannya, sambil minum kopi dan merokok santai hingga larut malam.

***

Sebagai tulang punggung keluarga ibu frista yang bernama Rani sering marah marah kepada Freddy, bagaimana tidak marah marah mengandalkan gaji PNS yang hanya golongan 2A sangat tidak cukup untuk menutupi kebutuhan keluarga apalagi harus memberikan Freddy uang saku untuk modal beli kopi dan rokok saat nongkrong di warung kopi.

"Rani, bagi uang dong" pinta Freddy kepada Rani sambil menyodorkan tangan nya.

"Aku tidak ada uang, aku baru beli sembako bumbu dapur, ikan asin, ikan basah untuk stok 7 hari kedepan dan beras untuk stok 1 bulan, kita mengharapkan dari mana lagi nanti" jawab Rani sambil merinci segala pengeluaran nya.

"Berilah aku uang Rani, aku suntuk di rumah terus" mohon Freddy masih nada rendah.

"Makanya cari kerja sana, sebagai kepala rumah tangga tetapi tidak bisa di harapkan" Rani langsung marah dan nada tinggi karena pusing memikirkan gaji yang didapat dengan pengeluaran satu bulan merasa tidak cukup, padahal harus memberi uang saku Freddy untuk beli rokok dan kopi yang tidak ada faedahnya sama sekali.

Rani merasa sial daripada beli rokok mending untuk menutupi kebutuhan yang lain, kalau untuk beli kopi, ngopinya di rumah saja ya tidak apa-apa. Kenapa suami harus nongkrong diluar, kalau mencari informasi untuk mencari pekerjaan masih mending gumam Rani dalam hati.

Prang....Freddy langsung naik pitam mendengar ucapan Rani dengan nada tinggi, tanpa pikir panjang. Freddy langsung menampar Rani dan menendang Rani, hampir saja Rani terjatuh karena ada meja di sampingnya Rani kokoh tidak terjatuh, tetapi ia langsung teriak dengan sekeras kerasnya.

"Kurang ajar, suami tidak tahu diri, sudah tidak memberi nafkah, malah mukul istri lagi, numpang hidup nya kau sama aku ya. dasar tidak tahu diri"

teriak Rani sejadi jadinya, dia pikir dengan teriakan dan omongan sekencang itu Freddy lantas melunak dan minta maaf.

Ternyata Freddy makin marah sejadi jadinya karena merasa dilecehkan dan tidak dihargai istrinya. Dia lantas semakin membabi buta memukul Rani.

Kejadian itu di saksikan Frista dan adik adiknya, mereka lantas menangis dan segera masuk ke kamar.

Rani mencoba lari dari Freddy ketika Freddy hendak mengambil alat untuk di jadikan pukulan terhadap tubuh Rani, Rani lantas tidak menyia nyiakan kesempatan ini, dia lari keluar rumah dengan sekencang kencangnya kebetulan rumah orang tua Rani hanya beberapa meter dari rumah kediaman Rani, Rani sembunyi ke rumah orang tuanya.

***

Emosi Freddy masih memuncak dia merasa tidak dihargai istrinya Rani, di rumah pun Freddy masih melampiaskan kemarahannya dengan melemparkan barang barang dan membolak balikkan kursi kursi yang berada di ruang tamu semua berantakan seperti kapal pecah.

Frista dan adik adiknya obel dan iman masih mengurung diri dikamar mereka menangis ketakutan.

Hingga sore frista, obel dan iman takut keluar kamar, sebenarnya mereka sangat kelaparan, karena dari tadi siang mereka belum makan perkelahian orangtuanya terjadi pada pukul 10 pagi setelah sarapan pagi.

Freddy pun begitu sedari tadi hanya tiduran di lantai di bagian ruang keluarga. dia juga tidak berselera untuk makan, sesungguhnya Rani tadi masih sempat masak, nasi, ikan, dan sayur masih ada tersaji di meja makan.

Freddy merenung di gelapnya ruangan tanpa lampu yang menyala karena hari sudah berganti malam, kenapa nasibku seperti ini, sangat tidak berguna, pekerjaan tidak ada, disepelekan istri, apa yang harus aku lakukan ? gumamnya dalam hati.

***

Freddy sadar, bahwa anak anak masih mengurung diri di kamar, mereka tidak berani keluar, Freddy juga sadar bahwa anak anak belum makan sedari siang tadi. Lantas dia pun memanggil anak anak untuk makan.

"Frista, Obel, Iman, Frista, obel, Iman, Mari sini, keluar kalian dari kamar itu, ayo makan." berulang kali Freddy memanggil anak anak untuk segera keluar dari kamar supaya makan bersama.

"Iya pak" Frista, Obel dan Iman dengan penuh ketakutan keluar dari kamar.

"Tidak usah takut, Bapak tidak akan memukul kalian, ayo ambil piring supaya kita makan" Ucap Freddy dengan nada rendah kepada Frista, Obel dan Iman.

Setelah selesai makan, semua anak anak sigap dan cepat tanpa dikomandoi, semua bergerak seolah mereka sudah tahu apa yang harus di kerjakan, ada yang menyimpan piring ke wastafel, ada yang menyapu, mencuci piring dan mengelap meja.

Frista Obel dan Iman langsung menuju kamar mereka tidak berani menanyakan Rani dimana, kapan pulang kepada Freddy.

***

Rani tidak berani pulang kerumahnya takut Freddy akan memukulnya kembali.

Tiga hari sudah lamanya Rani tidak pulang ke rumah. Freddy pun tidak menjemputnya, sebagai perempuan suku Batak kalau istri sudah keluar dari rumah, malah pergi ke rumah orang tua nya maka dia tidak boleh kembali ke rumah suaminya, seharusnya nya kalau istri keluar dari rumah suaminya, harus pergi ke rumah mertuanya atau yang semarga dengan suaminya. Begitulah hukumnya, makanya sebelum bertindak harus bisa berpikir dulu jangan gegabah. Kalau suami masih ingin rumah tangga berlanjut, suami harus datang bersama orang tuanya dan para ahli adat dan membawa makanan untuk minta maaf agar istri bisa balik lagi ke rumah.

Makanya Freddy bingung, selain masalah rumah tangga nya harus diketahui orang tua dan orang lain, Freddy harus membawakan makanan seperti seserahan untuk membujuk orang tua keluarga perempuan. Tetapi kalau pihak laki laki tidak mau datang ke pihak perempuan. Maka mereka dianggap bercerai secara adat.

***

Satu bulan berlalu Rani masih di rumah orang tuanya. Freddy dan orang tuanya tidak datang memohon maaf ke pihak Rani.

Freddy gengsi datang ke rumah Orang tua Rani karena dia merasa bahwa Ranilah yang bersalah.

untuk biaya hidup Freddy dan anak anak Frista Obel dan Iman harus di sokong oleh orang tua Freddy yang ayah ibunya pensiunan PNS dengan golongan 3B.

Sebagai keluarga Batak yang tahu akan adat istiadat, seorang suami istri tidak diperbolehkan untuk bercerai, bercerai nya suami istri itu adalah sebuah gunjingan orang nantinya.

Orang tua Freddy menginginkan supaya Freddy mau minta maaf, mau datang untuk menjemput Rani. Agar mereka rujuk kembali. Dengan berat hati Freddy menyanggupi keinginan orang tuanya demi anak anak gumamnya dalam hati.

#2. Freddy belum berubah

Orangtua freddy dan ada 1 orang utusan adat ( ini adalah seperti perantara yang berbicara dari pihak Freddy, dari pihak Rani pun harus ada 1 orang utusan adat). Datang kerumah Orangtuanya Rani. Sebelumnya memang harus memberitahu terlebih dahulu kepada pihak Rani bahwa mereka akan datang.

***

Acara berjalan dengan lancar kedua belah pihak sepakat untuk berdamai, dan Rani bersedia kembali ke rumah suaminya.

Frista Obel dan Iman gembira ibu mereka telah kembali ke rumah.

Freddy dan Rani masih merasa canggung untuk bertegur sapa, keduanya sering diam dan membisu.

Ibunya Freddy menasihati Freddy " Kau Freddy jangan kau gampang lalu tangan kepada istrimu"

Kemudian lanjut berbicara kepada Rani " Kamu juga Rani, lain kali kalau ada masalah jangan langsung lari ke rumah orang tuamu, kalau mau lari, lari lah ke rumah marga suami mu, biar tidak panjang urusannya"

"Tidak malu kalian berantam, ribut ribut di dengar tetangga, bila perlu masalah kalian ini harusnya tidak sampai kepada orang tua kalian, karena bagaimanapun masalah kalian akan menjadi beban pikiran kami, Tidak tahu kalian membuat supaya orang tua kalian senang" ucap ibu Freddy menasihati Freddy dan Rani.

Merekapun lantas manggut manggut mengiyakan dan menyadari kesalahannya.

"Jangan kudengar lagi kalian berantam atau ribut ribut, kalian suka ya kalau orang tua kalian cepat mati memikirkan masalah kalian?" pinta dan mohon ibunya menutup nasihatnya kepada Freddy dan Rani

"Tidak Bu" Secara serentak Freddy dan Rani berucap.

****

Karena hampir sebulan lebih Freddy dan Rani tidak berhubungan sebagai layaknya suami istri, rasa itu seperti menggebu gebu.

Mereka tidak canggung lagi, tadinya hanya diam dan membisu, sekarang seperti sudah tidak tertahankan lagi, mereka langsung berpelukan dan kemudian lanjut ke tahap berikutnya. Napas mereka saling beradu menikmati malam hanya terdengar suara ******* napas.

***

Sudah hampir seminggu ibunya freddy tinggal di rumah Freddy, ibunya Freddy membeli sembako untuk keperluan 1 bulan, Ibu nya juga membayar sewa rumah kontrakan yang ditempati freddy, Rani dan anak anak nya yang sudah jatuh tempo, agar bisa melanjutkan kembali kontrakan selama satu tahun kedepan.

Ibunya Freddy banyak sekali berkorban materi dan tenaga kepada Freddy, karena Freddy memang anak kesayangan nya, padahal Freddy masih punya 3 saudara laki-laki, kepada Freddy saja mendapatkan perlakuan lebih.

Itulah mungkin penyebab nya Freddy malas mencari pekerjaan karena ia merasa ada orang tua yang membantunya.

Rani senang ibu mertua datang mengunjungi mereka karena memang kebiasaan ibu Freddy untuk membeli segala keperluan, ibu Freddy sangat pengertian kepada Freddy Rani dan anak anak.

***

Ibu nya Freddy ingin menyekolahkan Rani lanjut mengambil profesi kebidanan tadinya Rani hanya mengambil jurusan keperawatan. Maksudnya supaya nanti Rani bisa naik golongan, dan kalau nanti ada modal untuk buka klinik bisa di pikirkan lagi di lain waktu.

Semua biaya melanjut sekolah dibiayai oleh ibunya Freddy, hanya itu yang bisa dilakukan agar gaji Rani naik, tidak kewalahan lagi untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka.

Sedangkan Freddy di belikan mobil bekas untuk modal sebagai supir travel keluar kota.

***

Awalnya semua berjalan dengan baik dan lancar, tetapi karena sewa travel sifatnya musiman, artinya pas hari besar misalnya Idul Fitri, Natal, libur anak sekolah atau libur anak kuliahan penumpang ramai, pendapatan Freddy lumayan banyak. Tetapi saat tidak musim liburan atau hari besar, rugi untuk membawa penumpang, karena berat ongkos BBM.

Freddy kembali menganggur dan sering nongkrong di warung kopi dan sering pulang larut malam bahkan mau tidak pulang.

Padahal Rani pagi dia harus kerja hingga sore di rumah sakit, terkadang harus berganti shifff Sore hingga ke pagi. Setelah itu dia harus bolak balik ke kampus untuk kuliah.

Di rumah anak anak jadi terlantar, pulang sekolah langsung keluyuran, main di lapangan tanpa terkendali hingga sore menjelang magrib, tidak mandi, tidak bikin PR, rumah tidak di bersihkan.

Sore sepulang kerja Rani merasa emosi melihat anak anak tidak di rumah, harusnya mereka sudah pulang sekolah, rumah berantakan tidak disapu, piring berserakan di wastafel tidak di cuci.

Rani teriak dan memarahi Frista Obel dan Iman " Lain kali kalau sudah pulang sekolah, selesai makan cuci piring, sapu rumah, ambil dan lipat pakaian yang dari jemuran, kerjakan PR, baru bisa main, dan jangan lupa pulang sore jangan kemalaman, setelah itu mandi, jangan seperti anak yang tidak bisa diatur ya" nasihat Rani kepada Frista Obel dan Iman.

Secara serentak Frista Obel dan Iman menjawab " Iya Bu"

****

Tok...tok...tok...

tret....** pintu dibuka

Muncul Freddy dibalik pintu

"Mana mobil mu?" tanya Rani penuh tanda tanya sambil melihat keluar gerbang tidak ada mobil parkir di depan rumah.

"Kutitip di rumah teman" Katanya ketus sambil berlalu meninggalkan Rani, supaya Rani tidak menanyai Freddy lagi.

Tetapi Rani tidak puas atas jawaban suaminya Freddy "Kenapa harus di titip di rumah teman mu, di rumah kita bisa di parkir".

"Aku buat sebagai taruhan judi, dan ternyata aku kalah" jawab Freddy menceritakan kenapa mobil tidak dia bawa pulang ke rumah.

"Apa, segampang itu kamu bicara ya, seperti merasa tidak bersalah" teriak Rani dengan penuh emosi.

"Pantas kamu tidak pulang semalam, kamu berjudi semalam suntuk, dimana pikiran mu pak Frista" Rani menambahi Omelan nya, sambil berusaha menjangkau kursi berusaha untuk duduk, karena dia merasa lemas tak berdaya atas tingkah laku suami yang telah menjual mobil bekas pemberian ibu mertua yang seharusnya sebagai modalnya untuk mencari nafkah sebagai taruhan untuk judi.

Freddy hanya diam sambil mengambil bantal dari kamar untuk segera merebahkan tubuhnya di lantai ruang keluarga.

Dia merasa ngantuk karena semalaman tidak tidur hanya sibuk bermain judi.

****

Setelah Freddy menggadaikan mobil pemberian ibunya, Rani malas berbicara kepada Freddy, Rani membisu dan tidak mau menyapa Freddy karena kesal. Freddy tahu kesalahan nya dia pun tidak berani menyapa Rani, takut kalau Rani akan memaki makinya.

Rani belum mengabari bahwa mobil pemberian ibu mertua sudah di gadaikan Freddy di meja judi dalam tempo semalam. Takut ibu nya Freddy akan kepikiran dan menjadi sakit, karena ibu mertua memang punya riwayat penyakit diabetes, ibu mertua kalau tinggal di rumah Freddy dan Rani memang selalu dicek dan di periksa Rani gula darahnya, dan membawa ibunya Freddy check up ke rumah sakit tempat Rani bekerja.

Dan ayahnya Freddy punya riwayat darah tinggi. Rani masih tidak habis pikir, apalah yang ada di pikiran Freddy sampai sampai dia tega menggadaikan mobil sebagai jalan baginya untuk mencari nafkah, apa sudah tidak peduli lagi kah Freddy terhadap keluarga nya terutama terhadap istri dan anak anaknya frista Obel dan Iman. Dimana kah tanggung jawabnya sebagai suami dan kepala rumah tangga, harusnya dia bisa menjadi contoh yang baik buat anak anaknya.

Rani pun merasa tidak bersemangat lagi untuk menjalani hidup, dia yang pergi kerja sampai sore terus lanjut belajar kuliah lagi mengambil profesi kebidanan dengan maksud untuk naik golongan, tetapi malah tidak ada dukungan dari Freddy suami nya, jangan kan untuk mencari nafkah, menjaga harta miliknya pun tidak bisa. Seperti nya Rani merasa hanya dia yang harus dan wajib bertanggung jawab terhadap anak anaknya frista Obel dan Iman.

#3. Freddy kembali tidak punya kerja

Rani hanya banyak diam tidak mau bertegur sapa dengan Freddy setelah Freddy menggadaikan mobil yang diberikan ibu mertua di meja judi padahal mobil itu untuk mencari nafkah untuk keluarga, anggapan Rani Freddy berarti tidak peduli keluarga nya, tidak peduli anak dan istrinya. Freddy juga malas untuk mencari nafkah untuk keluarga dia lebih senang duduk santai dan tenang tenang di rumah.

Freddy pun tidak berani untuk menyapa Rani, takut nanti di maki maki oleh Rani.

****

Seperti biasanya Rani melakukan aktivitas paginya memasak sarapan sekalian masak untuk satu harian, setelah masak dan lanjut mengantar anak anak pergi sekolah, untuk pulangnya nanti anak anak bisa naik angkot. Lanjut pergi ke tempat kerja, Rani pergi tanpa pamit kepada Freddy dia meninggalkan Freddy ketika sarapan di meja makan.

****

"Aduh Rani, kamu sekarang jadwalnya menyuntikkan antibiotik kepada pasien di kamar 312A" ucap Feni teman satu shift Rani di rumah sakit.

"Oh iya ya, aku lupa, untung kamu ingatkan, aku pergi dulu ya takut nanti lupa lagi" ucap Rani sambil berlalu meninggalkan Feni setelah mengambil peralatan suntik menuju kamar 312A.

"Kenapa sih kamu Rani?, kok dari tadi kamu kurang fokus, memangnya apa yang sedang kamu pikirkan?" ucap Feni, mencoba mencari tahu apa yang terjadi terhadap sahabatnya Rani.

"Biasa lah Feni, masalah keluarga" ucap Rani kepada Feni sahabatnya.

"Iya, tetapi kamu tidak biasanya begini." ucap Feni

"Freddy suamiku, menjual mobil pemberian ibu mertua, padahal mobil itu maksudnya untuk mencari nafkah suami, sebagai supir travel" Rani menjelaskan masalahnya kepada Feni

Feni diam tidak bisa berkata kata, hanya bisa berucap " sabar ya Rani, mudah mudahan suatu waktu nanti Freddy bisa berubah dan bisa mendapatkan pekerjaan". Hanya memberikan dukungan kepada sahabatnya, agar tidak berputus asa dan tetap semangat.

****

Sore itu ketika Rani pulang dari tempat kerja, di rumah Freddy lagi rebahan di lantai di depan TV di ruang keluarga, Rani masuk kedapur dan segera mengambil piring bersiap untuk makan, karena sedari siang dia belum makan, perutnya terasa sakit karena menahan lapar.

Dia langsung makan tanpa menawari makan Freddy padahal Freddy ada di dekatnya.

"Kenapa tidak mengajak aku untuk makan?" tanya Freddy kepada Rani.

Rani diam saja dan tetap terus melahap nasinya yang sudah hampir habis.

"Aku juga dari tadi siang belum makan, kau senang ya kalau aku cepat mati" ucap Freddy dengan nada setengah meninggi.

"Makan aja kalau mau makan, ada kok nasi di rice cooker" jawab Rani dengan ketus kepada Freddy. Dalam hatinya, mendingan kamu mati, supaya tidak jadi beban ku, toh kamu juga tidak bisa diharapkan.

"Maaf kan aku Mak frista, apa kita mau begini terus, diam diaman?tanya Freddy kepada Rani.

"Mendingan begini, sudah kuanggap matinya kau sekarang." jawab Rani penuh kemarahan.

"Kau mau kita ribut dan perang besar?, kalau sudah terjadi, apa tidak bisa kah diperbaiki?." Freddy mencoba membujuk Rani.

"Bagaimana cara memperbaiki nya, coba katakan, bagaimana cara memperbaikinya" tanya Rani sambil melotot kepada Freddy.

Freddy hanya diam saja. Dia juga tidak tahu bagaimana cara memperbaiki nya, toh sekarang dia adalah pengganguran. Sekarang Freddy merasa menyesal atas kebodohan nya.

"Maaf kan lah aku ya mak frista" ucap Freddy sambil memeluk Rani dengan erat. Awalnya Rani mencoba melepas tangan Freddy, tetapi Freddy memeluknya dengan erat. Akhirnya Rani pun luluh hatinya. Bagaimanapun Freddy adalah tetap suaminya dan ayah dari anak anaknya. Tidak mungkin aku bercerai dengan Freddy sekarang. Gumam Rani dalam hati.

Mereka pun saling bergelut di lantai di ruang keluarga dengan nafsu yang menggebu gebu karena hampir 1 Minggu mereka tidak bertegur sapa dan melakukan hubungan suami istri. Anak anak masih diluar bermain, mereka bebas melampiaskan hasrat nya tidak ada yang mengganggu. Segera mereka membereskan pakaian mereka dan beraktifitas seolah olah tidak ada yang terjadi, takut anak anak langsung datang dan mendapati mereka sedang melakukan hubungan suami istri.

****

Ibu Freddy telepon sekedar menanyakan bagaimana kabar cucu cucunya. Dia juga menanyakan "Bagaimana kerjaan mu Freddy apa lancar lancar saja?tanya ibu Freddy kepada Freddy.

Freddy diam saja antara memberi tahu yang sebenarnya atau merahasiakan nya.

Ibu Freddy terus menanyakan nya" Mengapa kamu diam, mobilnya sudah kamu jual ya?"

"iya Mak, sudah kujual" jawab Freddy dengan penuh penyesalan.

"Apa!, kurang ajar kau, memang tidak ada pikiran mu, beraninya kau menjual nya, itu bukan untuk mu, itu untuk cucu cucu ku". ibu Freddy membentak Freddy dengan penuh kemarahan, sesak dia merasa kan kelakuan anaknya Freddy seperti tidak ada tanggung jawab terhadap istri dan anak anaknya, pikiran nya kok seperti anak anak seperti hanya mementingkan kan kesenangan pribadinya, gumam ibu Freddy tidak habis pikir.

"Maafkan aku Mak" bujuk Freddy kepada ibunya.

"Padahal tadinya aku mau menawarkan pekerjaan kepadamu, ada keluarga si Timor tetangga ibu yang sebelah kanan rumah, pulang dari Singapura mau kau jemput di bandara terus kau antar ke kampung" cerita ibu Freddy kepada Freddy.

Freddy hanya diam tidak menjawab ibunya diujung telepon.

" Jadi sekarang apa pekerjaan mu?" tanya ibu Freddy selanjutnya kepada Freddy.

" Tidak ada Mak" jawab Freddy

"Pulang kampung saja lah kau, di kampung saja lah kau bertani, nanti hasil panenmu kirim ke anak dan istri mu" ibu Freddy memberi solusi.

"Jangan lah Mak"jawab Freddy

Ibu Freddy pun menyudahi pembicaraan mereka. dan langsung menutup telepon, dia sangat marah, bagaimana tidak, uang untuk membeli mobil adalah uang Taspen miliknya dan suaminya, ayah Freddy.

****

Pemberian uang kuliah yang diberikan ibu Freddy untuk biaya kuliah Rani selalu diberikan/semester melalui transfer bank atas nama Rani, setiap mengirim uang kuliah Rani ibu Freddy selalu melebihkannya sedikit untuk membeli kebutuhan pokok, walaupun tidak seberapa lumayan lah bisa membantu pikir Rani dalam hati.

Freddy pagi pagi sudah keluar dari rumah setelah sarapan yang telah disiapkan Rani untuk nya dan anak anak. Rani mencoba mengikuti Freddy dari belakang tanpa sepengetahuan Freddy, ternyata Freddy nongkrong di warung kopi, tetapi tidak meminta uang pada Rani untuk sekedar minum kopi dan uang rokok.

Ya sudahlah, setidaknya dia tidak ada minta duit kepadaku, gumam Rani dalam hati.

Ternyata Freddy kerja sebagai tukang tulis judi judi nomor atau disebut juga togel. Siapa yang mau beli, pesannya kepada freddy, kemudian ia menyerahkan kan uang penjualan nya kepada bos nya, diberi kanlah upah kepada Freddy. Lumayan lah bisa lepas uang ngopi dan uang rokok .

****

Freddy pulang kerumah dengan wajah penuh kegembiraan sambil senyam senyum.

Rani bingung melihat tingkah Freddy, dan segera menanyakan nya" Kamu, kenapa?, kok dari tadi asik senyam senyum?" tanya Rani ingin tahu.

"Kamu mau duit?"tanya freddy kepada Rani sambil senyum

"Maulah, masak tidak mau" langsung dijawab Rani penuh semangat.

"Ini, pergilah belanja" sambil menyodorkan uang kepada Rani

"Hhhhaa, darimana kau dapat uang ini" dengan nada terkejut mencoba bertanya kepada Freddy

" Menang togel, nomor yang kupasang keluar" Freddy menjelaskan kepada Rani

Rani pun lantas menerima nya dengan suka cita.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!