Selamat Membaca
🌿🌿🌿🌿🌿
Suasana riuh dengan alunan musik yang terdengar begitu syahdu nampak mengiringi sepasang kekasih yang tak lama lagi akan meresmikan hubungan mereka ke dalam sebuah ikatan suci.
Lalu lalang dari sekian banyak pengunjung nampaknya juga ikut serta mengiringi sepasang kekasih yang saat ini sedang menikmati kebersamaan mereka.
Ya, kini, di sebuah mall yang begitu mewah ini Rendra dan juga kekasihnya Maura sedang menikmati waktu kebersamaan mereka di dalam mall.
Sepasang kekasih yang tak lama lagi akan segera melangsungkan ikatan suci pernikahan itu nampak sedang sibuk ke sana ke mari untuk mengitari dan mengelilingi isi di dalam mall. Lebih tepatnya Rendra lah yang ingin mengajak sang kekasih Maura untuk memanjakan dirinya dengan mengajaknya untuk membeli apapun yang Maura sukai.
Bukan tanpa sebab Rendra seperti ini, ini semua Rendra lakukan karena selama Maura menjadi kekasihnya tak pernah sekalipun Maura meminta apalagi menuntut sesuatu hal apapun pada dirinya.
Dan sifat serta kebiasaan Maura ini tentulah sangat jauh berbeda dengan wanita - wanita nya yang lainnya sebelumnya, terutama bagi wanita - wanita malam lainnya yang pernah Rendra jadikan sebagai penghangat ranjangnya.
Ya, seorang pria berusia matang yang memiliki nama lengkap Narendra Putra Ambrose adalah seorang casanova yang kerap kali menghabiskan waktunya dengan wanita - wanita malam sebagai penghangat ranjangnya.
Sosoknya yang begitu sangat tampan serta dianugerahi bentuk tubuh yang tinggi dan gagah, benar - benar membuat seorang pria yang akrab disapa dengan panggilan Rendra ini memang sangat digilai oleh banyak kaum hawa.
Tak hanya itu, sosoknya yang memang terkenal kaya raya dan juga berasal dari keluarga yang terpandang membuat seorang Rendra memang selalu hampir diinginkan oleh banyak keluarga yang terpandang yang lainnya juga, terutama bagi mereka yang memiliki seorang putri. Apalagi yang menjadi keinginan mereka jika bukan untuk menjadikan Rendra sebagai seorang menantu, seorang menantu yang dapat meningkatkan kekayaan dan juga popularitas keluarga mereka.
Sering menghabiskan waktu bersama dengan banyak wanita terutama dalam hal untuk menghangatkan ranjangnya, telah membuat seorang Rendra begitu sangat mengenal dengan baik akan bagaimana matrealistis nya seorang wanita serta bagaimana para wanita itu menjerat banyak pria untuk mereka manfaatkan.
Rendra memanglah seorang casanova, dan semua teman - temannya sudah mengetahui hal itu. Bisa diperdaya oleh banyak wanita adalah suatu hal yang sangat mustahil bagi seorang Rendra.
Ya tentulah Rendra akan seperti itu, berkat jiwa casanova nya memang membuat seorang Rendra tidak mudah diperdaya apalagi sampai jatuh hati pada seorang wanita.
Namun ternyata itu semua sudah berubah. Seolah menjadi hilang, Rendra yang dulu terlihat begitu sangat berbeda dengan Rendra yang sekarang.
Tak ada manusia yang bisa berubah tanpa adanya suatu sebab. Begitupun dengan seorang Rendra yang saat ini sudah berubah menjadi lebih baik.
Namun siapa sangka jika dibalik berubahnya seorang Rendra ini adalah karena hadirnya seorang wanita. Seorang wanita sederhana yang begitu mampu memikat hati seorang Rendra karena kesederhanaan nya.
Memang sungguh tak pernah disangka jika seorang Rendra akan bisa berubah hanya karena seorang wanita sederhana, padahal sudah sangat jelas jika seorang Rendra tak akan pernah goyah hatinya karena seorang wanita.
Ya, dialah Maura Vinaya, seorang gadis yang berparas cantik dengan segala kesederhanaan dan sikap lemah lembutnya.
Tak pernah terbayangkan oleh Maura jika dirinya akan menjadi kekasih dari seorang Rendra. Pria kaya raya yang begitu diidam idamkan oleh banyak wanita.
Menjadi gadis yatim piatu dan dibesarkan di dalam sebuah panti asuhan, serta didikan dari para orang tua asuhnya di panti telah membuat Maura tumbuh menjadi seorang gadis yang sederhana.
Semenjak kepergian kedua orang tuanya yang disebabkan oleh sebuah kecelakaan maut, membuat Maura berinisiatif untuk tinggal di sebuah panti asuhan. Sebuah panti yang bisa memberikannya perlindungan, kasih sayang, dan didikan yang baik untuk dirinya.
Hingga disaat Maura sudah berusia delapan belas tahun, lebih tepatnya disaat Maura baru lulus dari bangku sekolah menengah atas, Maura sudah memutuskan untuk hijrah dengan bekerja di ibu kota.
Namun siapa sangka jika ternyata kedatangannya ke ibu malah mempertemukannya dengan sosok Rendra, sosok pria dengan sejuta pesona yang dimilikinya, pria yang saat ini resmi menjadi kekasihnya.
Dan kini, sepasang kekasih ini, Maura dengan Rendra, sedang menikmati kebersamaan mereka di sebuah mall mewah, sebuah mall yang tak lain adalah milik Rendra sendiri.
" Ayo sayang, kamu tinggal pilih dan ambil saja mana yang kamu mau ". Seru Rendra pada kekasihnya Maura.
" Ini sudah cukup mas, aku sudah tidak ingin membeli apapun lagi ". Sahut Maura dengan lembut.
" Hanya dua baju ini?, ini terlalu sedikit sayang, mall ini adalah milik ku, jadi kamu boleh membeli apapun yang kamu suka, dan itu tanpa bayar ". Seru Rendra lagi.
Rendra bukannya tak mengerti dengan penolakan Maura. Maura yang memang pada dasarnya memiliki sifat yang tak suka menuntut ditambah lagi gaya hidupnya yang memang sederhana, membuat Maura tak menginginkan lebih, termasuk dalam hal berbelanja.
" Aku rasa ini sudah cukup mas, aku sudah tidak ingin membeli apapun lagi ". Sahut Maura masih dengan kalimatnya yang sama.
Inilah yang Rendra suka dari seorang Maura, kesederhanaan nya. Tak peduli berapa banyak kemewahan yang disuguhkan di depannya, tak membuat kekasihnya ini menjadi tergiur akan hal itu.
Cup... cup...
Rendra pun mencium kening dan juga punggung tangan kanan Maura dengan dengan sayang.
" Kamu memang wanita yang berbeda sayang, aku beruntung bisa memilikimu ". Seru Rendra dengan segala pujiannya.
Sontak pujian dari Rendra itu pun membuat Maura menjadi tersipu malu. Ini memang sudah bukan kali pertama Rendra melontarkan kalimat pujian semacam ini, namun tetap saja, meski Rendra sering memujinya, tetap membuat seorang Maura menjadi tersipu malu.
" Hihihihi... kamu ini lucu sekali sayang, selalu saja merasa malu jika aku puji seperti ini ". Seru Rendra yang begitu gemas dengan sikap polos Maura.
Dan sesuai keinginan kekasihnya Maura yang sudah tak ingin membeli apapun lagi, Rendra pun akhirnya mengajak kekasihnya itu untuk pulang.
Hal ini adalah wajar seorang Rendra lakukan, mengingat tinggal beberapa hari lagi dirinya dan juga Maura akan segera menikah. Jadi sebagai seorang laki - laki yang mengerti akan situasi dan kondisi yang harus dihadapi, sudah menjadi tanggung jawab Rendra untuk menjaga kekasihnya agar tetap dalam keadaan baik - baik saja.
*****
Waktu masih terus berjalan, tanpa terasa sudah tinggal dua hari pernikahan Rendra dan juga Maura akan segera dilangsungkan.
Sore ini Rendra baru saja selesai dari aktivitas mandinya. Setelah hampir seharian penuh menghabiskan waktunya di kantor apalagi dirinya harus banyak menyelesaikan pekerjaannya lantaran sebentar lagi akan melangsungkan akad pernikahannya, sehingga dari hal itu membuat Rendra berinisiatif untuk menyelesaikan semua pekerjaannya.
Rendra ingin jika setelah menikah nanti, dirinya bisa banyak menghabiskan waktu dengan Maura untuk berbulan madu.
Sebenarnya Rendra bisa sangat mudah meninggalkan pekerjaannya, apalagi dirinya adalah seorang boss, semua pekerjaan kantornya bisa dirinya serahkan pada asisten pribadinya.
Namun setelah dirinya mengenal seorang Maura dan sudah berniat ingin menikahinya, telah membuat seorang Rendra bisa menjadi lebih rajin dalam menyelesaikan pekerjaannya. Mungkin ini semua adalah wujud jika Rendra sudah benar - benar menjadi pria yang bertanggung jawab.
Perubahan yang dialami oleh Rendra tentulah menjadi tanda tanya besar bagi semua karyawannya. Pasalnya apa yang dilakukan oleh Rendra sangat tidak mencerminkan diri seorang Rendra pada biasanya.
Drtt... drtt... drtt...
Suara getaran handphone telah berhasil mengalihkan pandangan Rendra yang sedari tadi sibuk mengeringkan rambutnya di depan cermin.
" Siapa yang menelfon?, mengganggu saja ". Gumam Rendra yang merasa sedikit kurang suka.
Drtt... drtt... drtt...
Handphone miliknya pun masih terus bergetar hingga akhirnya Rendra pun mulai mengangkat panggilan telefon itu, dan ternyata...
Tut...
" Sial... beraninya dia mematikan telefon nya, dasar breng*sek ". Umpat Rendra yang begitu sangat kesal.
Rendra merasa sangat kesal lantaran dirinya merasa dipermainkan oleh seorang penelepon yang Rendra sendiri tidak mengenal siapa orangnya.
Baru kali ini dirinya mendapatkan panggilan telepon dan dipermainkan seperti ini.
Merasa sudah tak ada perlunya lagi Rendra pun mulai meletakkan kembali handphone pintanya itu di meja.
Drtt... drtt...
Dan ternyata handphone miliknya kembali bergetar.
" Apalagi ini?... ". Kesal Rendra.
Kali ini hanya terdengar adanya dua getaran dari bunyi handphone milik Rendra, dan itu menandakan jika ada sebuah pesan whatsapp yang sudah masuk.
" Pasti ini orang yang sama yang baru saja menelpon ku, dasar breng*sek ". Umpat Rendra yang masih begitu sangat kesal.
Rendra mulai melihat kembali layar handphone miliknya, mengetahui pesan yang masuk berada di aplikasi whatsapp nya, Rendra pun langsung membuka aplikasi itu.
" Ini nomer yang berbeda, tidak apa - apa, rupanya kamu memang sengaja ingin bermain - main denganku ". Gumam Rendra dengan senyuman kecilnya.
Rendra pun mulai membuka sebuah pesan yang masuk di whatsapp nya itu, jika dilihat dari simbol yang tertera, sangat jelas jika yang masuk adalah sebuah gambar.
" Sebenarnya apa sih mau dari orang in... ".
Deg...
Seketika itu kalimat Rendra menjadi terhenti. Bak terkena sambaran petir yang begitu sangat dahsyat, bahkan dari dahsyatnya, telah membuat hati seorang Rendra seolah seperti diluluh-lantakkan.
Rendra terdiam, apa yang dilihatnya bagaikan sebuah kenyataan yang begitu mengenaskan yang sengaja diberikan padanya dengan sebuah tikaman yang teramat sangat dalam.
" Tidak, ini tidak mungkin ". Seru Rendra yang menyangkal sebuah bukti gambar dari layar handphone nya.
" Tidak, ini pasti bukan kamu, ini bukan kamu Mauraaa... ". Rendra langsung ingin membanting handphone nya.
Namun sebelum handphone nya itu benar - benar terlepas dari genggaman tangannya, pikiran Rendra pun menjadi tersadar dan dengan sigap ia menahan kembali handphone nya yang hampir saja terlepas dari genggaman tangannya.
Dada Rendra terasa begitu bergemuruh hebat. Amarah yang telah menghampiri dirinya benar - benar telah membuat aliran darahnya terasa begitu sangat mendidih.
" Kenapa kamu membohongi ku Maura?, kenapa kamu tidur dengan laki - laki lain?, kenapa hah? ". Marah Rendra dengan perasaannya yang begitu teramat sangat terluka.
Ya, sebuah kiriman gambar yang masuk di whatsapp nya adalah sebuah kiriman foto. Sebuah kiriman foto yang telah berhasil meluluhlantakkan jiwanya.
Sebuah kiriman foto yang menunjukkan jika kekasihnya Maura sedang tidur bersama dengan pria lain.
Padahal sudah tinggal dua hari lagi dirinya dan juga Maura sudah akan melangsungkan ikatan suci pernikahan. Namun sekarang malah hadir sebuah bukti yang menunjukkan jika sang kekasih telah mengkhianati nya.
Sungguh bukti ini telah benar - benar membuat hati seorang Rendra menjadi sangat hancur.
Dirinya adalah orang yang begitu sangat sulit untuk membuka hati pada seorang wanita. Dan kini, setelah sekian perjalanan hidupnya, dirinya benar - benar sudah bisa melabuhkan hatinya pada seorang gadis yang sederhana, bahkan dirinya sudah begitu sangat mencintainya.
Namun mengapa disaat semua perasaan cinta itu telah tumbuh dengan begitu kuatnya malah pengkhianatan yang didapatkan. Apakah karena apa yang dilakukan oleh dirinya selama ini begitu sangat kotor, sehingga kenyataan yang begitu menghancurkan hatinya lah yang harus diterima sebagai balasannya.
Bersambung..........
🙏🙏🙏🙏🙏
❤❤❤❤❤
Selamat Membaca
🌿🌿🌿🌿🌿
Sungguh waktu memang bergerak terasa begitu cepat. Rasanya baru kemarin dirinya telah dilamar oleh kekasihnya, dan kini, dirinya sudah akan melangsungkan ikatan suci pernikahan yang selama ini begitu sangat cukup dinantikan.
Ya, hari ini adalah hari di mana Maura dan juga Rendra akan segera melangsungkan pernikahan mereka. Dengan disaksikan oleh keluarga inti dari Rendra serta orang tua asuh dari Maura, kini, di sebuah gedung mewah milik Rendra sendiri, Rendra akan melangsungkan ijab kabul nya untuk mengesahkan hubungannya dengan kekasihnya Maura.
Kedua keluarga dari kedua mempelai pun merasa begitu sangat bahagia dengan bercampur aduk oleh rasa haru dan juga tegang.
Dengan dibalut oleh kebaya berwarna putih yang terlihat begitu elegan, membuat Maura sang pengantin wanita terlihat menjadi semakin cantik. Oleh karena begitu cantiknya seorang Maura, sampai membuat setiap pasang mata yang hadir di tempat ini begitu sangat terpesona, apalagi Rendra.
Semenjak calon istrinya hadir di tempat ini, Rendra seolah tak berkedip melihat kecantikan calon istrinya Maura. Namun sesaat setelah itu, Rendra pun tersadar dari rasa keterkagumannya. Rendra sadar jika sebentar lagi dirinya akan segera melangsungkan ijab kabul, jadi untuk soal kagum dan mengagumi sebaiknya dihempaskan saja.
Semua orang yang akan menjadi saksi dari akan dilangsungkannya ijab kabul ini nampak terlihat lebih serius sekaligus ikut menjadi tegang. Mereka merasa ikut menjadi tegang lantaran sang penghulu sudah akan memulai ijab nya, hingga pada akhirnya...
" Saya terima nikah dan kawinnya Maura Vinaya binti Rudi Anwar dengan mas kawin tersebut dibayar tunai ". Sahut Rendra dengan satu kali tarikan nafas.
" Bagaimana para saksi, sah? ".
" Sah... sah... sah... ". Sahut semua saksi.
" alhamdulillah... ". Seru syukur keluarga Rendra dan juga Maura.
Dua keluarga dari sepasang pengantin baru ini begitu sangat bahagia. Sudah tak bisa digambarkan lagi bagaimana rasa kebahagiaan hati mereka.
" Maura, sayang, selamat nak, kamu sekarang sudah menjadi seorang istri. Ingat, jadilah istri yang baik dan mau berbakti pada suami ". Seru bu Ningsih pada Maura.
" Iya bu, InsyaAllah, Maura akan berusaha untuk menjadi istri yang baik dan juga istri yang mau berbakti pada suami ". Sahut Maura dengan tersenyum.
" Nak ". Seru bu Maria.
" Iya bu ". Sahut Maura.
" Kamu sekarang sudah menjadi istri dari nak Rendra, kamu sudah memiliki kehidupan rumah tangga. Kalau dalam rumah tangga kamu ada masalah, jangan pernah sungkan untuk bercerita pada kami nak, siapa tahu kami bisa memberikan solusi untuk masalah rumah tangga kalian ". Ujar bu Maria.
Maura hanya tersenyum menanggapi nasihat dari bu Maria nya. Bu Maria dan juga bu Ningsih memang ibu asuh panti yang sudah dirinya anggap seperti ibu kandungnya sendiri.
Maura masih begitu sangat bersyukur untuk hidupnya, meski kedua orang tuanya telah meninggal, namun Tuhan, tetap menghadirkan orang - orang yang baik dalam hidupnya, termasuk sahabat yang sangat baik pula seperti Audi, yang saat ini ikut tersenyum dengan memandangi dirinya.
Dan setelah ijab kabul itu selesai, Rendra pun akhirnya beranjak dari posisinya. Rendra ingin mendekati wanita yang saat ini sudah sah menjadi istrinya.
Menyadari Rendra akan mendekati Maura, bu Ningsih dan juga bu Maria pun mulai beranjak dari posisi Maura. Mereka tak ingin mengganggu Maura dan juga suaminya.
Dan dengan perlahan namun pasti, Rendra pun akhirnya mulai duduk di samping Maura, apalagi tujuannya jika bukan untuk memakaikan sebuah cincin pernikahan di jari manis istrinya ini.
Hingga akhirnya, Rendra pun mulai memakaikan cincin pernikahan yang indah itu di jari manis Maura, begitupun sebaliknya, Maura juga memasangkan cincin pernikahannya di jari manis suaminya Rendra.
Maura mencium punggung tangan kanan suaminya sebagai tanda jika dirinya akan selalu menghormati sang suami, begitupun dengan Rendra, pria yang sudah genap memasuki usia tiga puluh tahun itu mencium kening istrinya Maura.
Prokk... prokk... prokk... prokk...
Semua orang yang menyaksikan mereka pun menjadi bertepuk tangan ria, apalagi para sahabat Maura dan juga Rendra. Mereka semua begitu sangat senang karena akhirnya Rendra dan juga Maura telah resmi menjadi sepasang suami dan istri.
" Wah Rendra, jangan ditunda - tunda lagi, nanti malam kamu akan ada makanan penutup baru hahahaha.... ". Seru Zain yang mulai meledeki Rendra.
" Bahkan makanan penutupnya akan ada setiap malam hahahaha... ". Timpal Raka yang juga ikut meledeki Rendra.
Maura yang mendengar ujaran absurd dari kedua sahabat suaminya ini menjadi merasa malu sendiri. Meski Zain dan Raka tidak menjelaskan tentang kalimat yang sebenarnya, namun baik dirinya maupun semua orang yang ada di tempat ini, sudah sangat tahu dengan maksud dari Zain dan juga Raka.
Maura sedikit melirik pada suaminya. Disaat dirinya melihat bagaimana raut Rendra, entah mengapa Rendra nampak tak begitu ekspresif, mengapa raut suaminya nampak terlihat dingin, ini tidak seperti biasanya.
" Sayang ". Seru suara seorang wanita yang tak lain adalah mama Rendra.
Rina sang mama mertua mendekati Maura. Mungkin mama mertuanya ini ingin menyampaikan sesuatu hal padanya.
" Maura ". Seru Rina, lalu wanita yang sudah cukup berumur itupun duduk di samping menantunya.
" Iya tante ". Sahut Maura dengan mencoba mencium punggung tangan mama mertuanya.
" Sayang, apa yang kamu katakan?, tante?, aku ini mama dari suamimu sayang, yang artinya mama ini juga mama mertuamu, jadi mulai sekarang kamu harus panggil mama, jangan panggil aku tante lagi, Maura paham kan sayang? ". Sahut Rina.
" Iya ma ". Sahut Maura dengan tersenyum.
" Begitu dong sayang, panggil mama, kan jadi enak dengarnya ". Sahut Rina lagi.
" Rendra, kenapa kamu hanya diam saja sayang?, ayo segera salami semua tamu yang hadir di acara ini, kamu bagaimana sih kok malah diam? ".
" Perkenalkan istrimu Maura pada mereka, biar mereka tahu jika wanita cantik dan baik hati yang ada di sampingmu ini adalah menantu dari keluarga Ambrose ". Ujar Rina yang menyuruh putranya.
Rendra tak langsung merespon dengan apa yang diinginkan oleh mama nya, namun sesaat setelah itu, Rendra pun mulai beranjak dari duduknya.
Sesuai keinginan dari sang mama, Rendra ingin menyalami semua orang yang telah menjadi saksi dalam pernikahannya termasuk beberapa rekan kerja yang telah dirinya undang.
" Loh Rendra, kenapa kamu malah jalan sendiri?, bawa dong istrimu Maura, kamu ini bagaimana?, mama menyuruhmu untuk menyalami mereka karena mama ingin mereka bisa mengenal menantu mama, bagaimana kamu ini? ". Rina menjadi tak habis pikir dengan putranya.
Mengetahui sikap Rendra yang seperti ini, membuat hati Maura menjadi seperti tergores. Mengapa suaminya Rendra malah bersikap seperti ini. Bukankah di hari - hari sebelumnya sikap Rendra masih baik - baik saja. Lantas mengapa disaat sudah resmi menikah sikap Rendra malah berubah seperti ini. Apakah ini hanya perasaannya saja. Mungkinkah suaminya Rendra merasa lelah karena beberapa hari mengurus persiapan pernikahan ini.
Semua hal itu berkecamuk dalam benak Maura. Namun dirinya tak boleh menyimpulkan hal yang salah. Siapa tahu suaminya Rendra merasa lelah sehingga sikapnya jadi berubah agak dingin seperti ini.
Hingga pada akhirnya, Rendra pun meraih tangan kanan istrinya itu untuk diajak menemui semua tamu untuk bersalaman pada mereka.
Selain hari ini adalah hari di mana ijab kabul sudah selesai dilangsungkan, Rendra dan juga Maura masih akan terus melanjutkan kegiatan mereka hingga malam pesta pernikahan nanti.
Menguras waktu dan tenaga itu sudah pasti. Namun itu semua tetap harus dilakukan, mengingat hari ini adalah hari spesial bagi mereka bahkan hingga malam hari nanti.
*****
Malam sudah terasa begitu sangat larut. Menjadi tuan rumah dalam sebuah pesta, tentulah begitu sangat menguras tenaga. Apalagi pesta yang diadakan adalah pesta khusus bagi diri mereka.
Kini, di kediaman pribadi Rendra, Maura sudah berada. Semenjak pesta pernikahannya sudah berakhir, suaminya Rendra memutuskan untuk segera kembali ke kediaman pribadinya.
Dan sekarang, di sinilah Maura dan juga suaminya Rendra berada, di sebuah kamar pribadi milik Rendra sendiri.
Suaminya Rendra nampak terlihat begitu letih. Karena rasa letihnya ini, membuat Rendra pun memutuskan untuk mandi dengan air hangat saja. Setidaknya dengan bermandikan air hangat, akan dapat mengurangi rasa letihnya sekaligus bisa memberikan sumber tenaga baru bagi tubuhnya.
" Mas, mas Rendra sudah mau mandi? ". Seru Maura.
Rendra tak menyahuti seruan istrinya, pria itu malah ingin melanjutkan langkahnya untuk masuk ke ruang kamar mandi.
" Mas tunggu, bajuku ada di mana?, apa ada di lemari?, soalnya setelah mas Rendra selesai mandi, aku juga ingin mandi ". Seru Maura lagi.
" Kamu ini cerewet sekali, aku lelah, kamu mengerti tidak? ". Sentak Rendra.
Deg....
Seketika itu tubuh Maura langsung menjadi membeku. Maura begitu sangat terkejut dengan sikap Rendra. Apa ini, mengapa suaminya Rendra berubah menjadi seperti ini.
Dengan tanpa mempedulikan Maura yang sedang diam mematung, Rendra pun akhirnya kembali melanjutkan langkahnya untuk menuju ke kamar mandi.
Hati Maura begitu sangat sedih. Maura begitu terluka perasaannya dengan perubahan sikap yang ditunjukkan oleh suaminya Rendra. Masih belum dua puluh empat jam dirinya menjadi istri Rendra, dirinya malah mendapatkan perlakuan yang kurang begitu menyenangkan dari suaminya sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi pada suaminya Rendra.
" Kamu kenapa mas?, kenapa sikapmu tiba - tiba berubah seperti ini? ". Batin Maura yang sedih.
Mungkinkah dirinya memiliki salah pada suaminya, sehingga suaminya Rendra begitu sangat marah padanya, atau mungkin Rendra tersinggung dengan pertanyaannya.
Mungkin akan lebih baik jika dirinya bertanya mengapa suaminya bisa marah, siapa tahu dirinya telah melakukan kesalahan yang di mana Maura sendiri tidak menyadari akan adanya kesalahan itu.
Bersambung..........
🙏🙏🙏🙏🙏
❤❤❤❤❤
Selamat Membaca
🌿🌿🌿🌿🌿
Duduk diam dengan menunggu sang suami usai mandi, itulah yang bisa Maura lakukan. Maura duduk di bibir ranjang kasur empuknya dengan sepasang tangan mungilnya yang memegang kimono mandi putih miliknya.
Sebenarnya Maura sendiri masih merasa canggung bisa berada di kamar suaminya. Namun dirinya sadar jika saat ini dirinya telah menjadi seorang istri, dan semua rasa canggungnya itu harus bisa dirinya kurangi. Jangan sampai di hari pertama dirinya menjadi istri dari seorang Rendra malah bersikap seperti yang tak diharapkan.
Ceklek....
Pintu kamar mandi itupun telah terbuka. Ternyata setelah hampir sekitar tiga puluh menit lamanya dirinya menunggu, ternyata suaminya Rendra baru usai dari aktivitas mandi nya.
Rendra keluar dari kamar mandinya dengan hanya menggunakan handuk putih yang hanya menutupi pinggang hingga kedua lututnya, sehingga memperlihatkan tubuh kekar Rendra yang begitu atletis serta rambut hitamnya yang masih terlihat agak basah dengan sisa - sisa tetesan air mandi di rambutnya yang lebat itu, semakin menguatkan aura kemaskulinannya sebagai seorang pria.
Maura yang melihat penampilan suaminya yang seperti ini tentu merasa malu, sehingga reflek dirinya pun langsung menundukkan pandangannya kala suaminya sudah keluar dari kamar mandi.
Maura tidak terbiasa melihat seorang pria berpakaian minim seperti ini, meski Rendra sudah menjadi suaminya, namun tetap saja Maura masih merasa malu jika suaminya berpenampilan terbuka seperti ini.
Rendra yang melihat Maura terlihat menunduk malu seperti itu hanya tersenyum kecut.
" Kenapa kamu masih bersikap sok polos di depanku?, bukankah kamu sudah pernah melihat yang seperti ini, atau mungkin sudah sering melihat yang seperti ini? ". Ujar Rendra dengan menuju ke arah lemari.
Sontak saja kalimat Rendra itu membuat hati Maura menjadi sangat tertegun. Apa maksud suaminya mengatakan hal seperti itu.
" Mas, maksud mas Rendra apa?, siapa yang sering melihat seperti yang mas Rendra katakan? ". Seru Maura.
Rendra tak menyahut, Rendra malah acuh dengan membiarkan Maura dalam rasa kebingungan nya.
Maura sungguh tak mengerti dengan perubahan sikap suaminya. Mengapa suaminya Rendra malah berubah drastis seperti ini. Padahal beberapa hari sebelum menikah suaminya Rendra masih bersikap hangat sama seperti hari - hari biasanya.
Apakah suaminya Rendra hanya berpura - pura bersikap seperti ini karena hanya ingin menggodanya saja. Sungguh Maura menjadi sangat bingung dengan semua ini.
Tak ingin semakin lama karena malam ini sudah sangat begitu larut, Maura pun akhirnya beranjak dari posisinya untuk menuju ke kamar mandi. Lebih baik dirinya mandi terlebih dahulu agar semua rasa penatnya menjadi hilang.
Rendra memperhatikan istrinya Maura yang sudah masuk ke kamar mandi. Jujur saja sebenarnya Rendra juga tidak tega bersikap seperti ini pada Maura. Namun bukti yang sudah menunjukkan jika istrinya Maura sudah pernah tidur bersama pria lain, tetap tak bisa dipungkiri sekaligus menjadi bukti jika Maura sudah menutupi kesalahannya.
" Sayang, kenapa kamu tidak mau jujur padaku?, kenapa kamu bersikap polos seolah kamu tidak melakukan kesalahan apapun ".
" Kamu sudah pernah tidur dengan laki - laki lain, seharusnya kamu menceritakan itu sebelum kita menikah. Aku benar - benar marah padamu Maura, kamu sudah tidak jujur padaku ".
" Kamu bersalah Maura, kamu bersalah karena sudah tidak jujur padaku. Aku sudah mengatakan semua tentang kehidupan masa laluku yang begitu kelam, tapi kamu malah menutupi kehidupan masa lalu kelammu ".
" Kamu sudah mengkhianati ku Maura, kamu bohong padaku, aku kira kamu adalah gadis polos seperti yang aku tahu selama ini, tapi ternyata kamu sangat pandai bermain drama, aku mau lihat, sampai kapan kamu akan menutupi kebohonganmu itu ". Batin Rendra dengan segala rasa kesalnya.
Entah mengapa semakin ke sini hati Rendra menjadi semakin panas. Setelah mengetahui kebohongan Maura ditambah lagi sikap Maura yang terlihat sok polos seolah tak menyembunyikan kesalahan apapun padanya, benar - benar membuat Rendra ingin mengamuk.
Tapi tidak, sebisa mungkin dirinya harus bisa menahan api amarah yang sudah membakar hatinya. Lebih baik tunggu saja kapan Maura mengakui semua kebohongannya.
Memang sikap Rendra ini terlihat begitu aneh. Rendra sudah mengetahui tentang kebohongan Maura sebelum pernikahannya dilangsungkan, namun Rendra sendiri masih memilih untuk menikahi Maura, alasannya begitu sangat simple namun begitu sangat berarti bagi Rendra. Cinta, itulah alasannya, itulah alasan mengapa Rendra masih ingin menikah dengan Maura, karena dirinya masih begitu sangat mencintainya. Belum lagi kedua orang tuanya yang sudah sangat menyayangi dan menginginkan Maura menjadi menantu mereka, sudah pasti membuat Rendra tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya yang sudah begitu banyak berharap pada dirinya dan juga Maura.
Tak ingin berlarut dalam pikirannya, Rendra pun kembali untuk melanjutkan memakai bajunya yang sempat dirinya pilih, sebelum akhirnya dirinya akan bersiap untuk tidur malam.
Hingga setelah sekitar hampir lima belas menit lamanya, barulah pintu kamar mandi itu terbuka sehingga menampilkan Maura yang baru saja selesai dari aktivitas mandinya.
Maura keluar dari kamar mandi dengan tubuh mungilnya yang masih dibalut oleh handuk kimono mandi putih miliknya.
Melihat sang istri yang sudah keluar, seketika itu membuat pandangan Rendra menjadi terpesona. Rendra terpesona melihat istrinya Maura yang baru selesai mandi. Bagaimana tidak, rambut indah Maura yang masih terlihat basah, serta sepasang kaki jenjang putihnya yang sedikit terlihat, benar - benar telah membuat jiwa laki - laki dalam diri Rendra menjadi kembali terjaga.
Rendra menginginkan tubuh itu. Sudah cukup lama dirinya tak pernah menghabiskan malam dengan wanita, kini, setelah melihat istrinya Maura yang penampilannya begitu memanjakan indera penglihatannya ini, membuat Rendra begitu ingin merasakan kenikmatan yang seperti itu lagi.
Maura yang melihat bagaimana tatapan tak biasa dari suaminya, membuat Maura menjadi merasa malu sendiri, sehingga reflek Maura pun mulai menutupi bagian dadanya yang sedikit terbuka.
Menyadari sikap Maura, dalam seketika itu membuat Rendra pun menjadi tersadar. Rendra tersadar dari rasa keterkaguman serta keinginannya. Tak ingin rasa ini semakin menjadi - jadi, dengan cepat Rendra pun segera menepis pikiran liarnya yang tidak - tidak itu.
Merasa dirinya sudah cukup rapi setelah berpakaian, Rendra pun akhirnya mendekati ranjang kasurnya dan mengambil salah satu bantal yang ada di kasur empuknya itu.
" Mas, mas Rendra mau kemana? ". Ujar Maura.
Maura merasa heran, mengapa suaminya Rendra malah membawa batal, memangnya suaminya ingin tidur di mana.
" Mau tidur ". Sahut Rendra singkat dengan tanpa melihat pada Maura lagi.
" Memangnya mas Rendra mau tidur di mana, bukankah kamar ini adalah kamar mas Rendra? ". Seru Maura lagi.
" Kamu ini cerewet sekali ya?, suka - suka aku mau tidur di mana?, kenapa malah kamu sih yang sibuk mengurusku yang akan tidur di mana? ". Kesal Rendra.
Terkejut, Maura begitu sangat terkejut, bahkan dirinya lebih terkejut dari sebelumnya. Sebenarnya apa yang terjadi pada suaminya Rendra, mengapa Rendra menjadi bersikap pemarah seperti ini.
Dengan perasaannya yang sudah terluka, Maura pun mencoba mendekati suaminya itu.
" Mas, sebenarnya apa yang terjadi pada mas Rendra, kenapa sikap mas berubah seperti ini, apa aku punya salah pada mas? ". Seru Maura.
Rendra tak menyahut, dirinya kembali mulai melangkah, sepertinya Rendra akan keluar dari kamarnya.
" Mas, mas Rendra ". Tahan Maura dengan memegang lengan kekar Rendra.
Sontak Rendra pun menjadi terhenti dari langkahnya, Rendra menatap nyalang pada Maura.
" Apa yang kamu lakukan?, lepas ". Sentak Rendra dengan menarik keras lengannya yang disentuh oleh Maura. Namun Maura malah kembali meraih lengan suaminya itu.
" Tidak, aku tidak mau melepaskan mas Rendra, tolong jangan seperti ini mas, mas sebenarnya ada apa?, kenapa mas Rendra bersikap seperti ini padaku, apa aku punya salah pada mas Rendra? ". Seru Maura lagi bahkan kini kedua bola mata indahnya sudah mulai nampak berkaca - kaca.
" Kamu menanyakan kesalahanmu padaku?, seharusnya kamu tanyakan itu pada dirimu sendiri ". Marah Rendra.
Maura menggelengkan kepalanya, Maura tidak mengerti dengan maksud dari suaminya ini. Kesalahan, memangnya kesalahan apa yang sudah dirinya perbuat.
" Mas, aku tidak mengerti apa maksud mas Rendra, kesalahan?, kesalahan apa mas? ". Seru Maura, bahkan kini Maura sudah benar - benar menjatuhkan air matanya.
" Jangan pura - pura menangis di depanku Maura, buang air mata buayamu itu. Kenapa kamu harus bermain drama seperti ini hah?, kenapa kamu tidak mengakui saja kebohonganmu itu? ". Rendra sudah benar - benar tak mempedulikan kesedihan Maura.
" Drama? hiks... kebohongan? hiks..., kebohongan apa mas hiks hiks...?". Sungguh Maura sudah tak mampu menahan isak tangisnya lagi.
" Iya kebohongan, kebohongan karena kamu sudah tidak jujur padaku, kebohongan jika kamu sudah pernah tidur dengan pria lain, kebohongan jika kamu sudah tidak suci lagi ".
Deg...
" Jadi jangan lagi menangis di depanku Maura, tangisanmu ini sama sekali tidak berguna dan begitu sangat memuakkan ". Ujar Rendra dengan segala kemarahannya.
Maura sudah bersuara lagi. Hatinya begitu sangat tertegun kala suaminya mengatakan hal yang begitu sangat menghantam jiwanya. Air mata yang sempat terjatuh dengan membasahi kedua pipi putihnya, dalam seketika langsung menjadi surut.
Apa, tidak suci lagi, dirinya sudah tidur dengan pria lain. Mengapa suaminya Rendra sampai berkata seperti ini.
Dan sesaat setelah rasa ketertegunannya itu, Maura kembali tersadar, hingga pada akhirnya, Maura kembali menangis dan menjatuhkan air matanya.
" Heh, kamu masih berakting?, dasar wanita murahan, akui saja kesalahanmu itu Maura ". Rendra kembali memarahi Maura.
" Tapi aku hiks... tidak melakukan hiks... seperti yang mas Rendra tuduhkan hiks hiks... ". Tangisan Maura sungguh terdengar memilukan.
" Munafik, akui saja apa susahnya Maura, akui jika kamu memang sudah pernah tidur dengan pria lain sebelum aku, jangan kamu terus membuat drama seperti ini ". Entah sudah berada di mana letak ketenangan jiwa Rendra.
" Aku tidak berbohong mas hiks... aku tidak pernah tidur dengan pria manapun hiks... mas Rendra harus percaya padaku hiks hiks... ".
" Kamu masih terus berbohong Maura?, humm?, iya?, masih terus berbohong?, aku akan memberikanmu waktu untuk mengakui semuanya, dan jika kamu masih belum mengakuinya juga, kamu akan lihat sendiri aap akibatnya ". Putus Rendra.
Rendra langsung melenggang pergi begitu saja menuju pintu keluar dari kamarnya. Hati Rendra telah benar - benar diselimuti oleh api amarah. Rendra sudah tak mempercayai dengan apa yang dijelaskan oleh Maura, hatinya sudah benar - benar tertutup.
Sedangkan Maura saat ini keadaannya sudah begitu sangat memperihatinkan. Batinnya sudah begitu sangat terluka. Bagaimana bisa suaminya Rendra memberikan tuduhan yang begitu sangat melukai hati dan juga harga dirinya. Apa yang membuat suaminya itu sampai begitu tega menuduh dirinya seperti itu.
Bagaimana bisa suaminya itu menuduh jika dirinya sudah tidak suci lagi karena sudah pernah tidur dengan pria lain, sementara dirinya masih belum pernah tidur dengan pria manapun.
" Hiks hiks hiks... hiks hiks hiks... ".
Maura hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Masih belum genap satu hari satu malam Rendra menjadi suaminya, namun ia sudah memberikan tuduhan jika dirinya sudah tidak suci lagi. Ini sungguh memilukan, nasib pernikahannya benar - benar sungguh memilukan.
Bersambung........
🙏🙏🙏🙏🙏
❤❤❤❤❤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!