"Ma, aku sudah bangun"Sudah turun dari tangga,ia terlihat ceria dan sangat cantik di pagi hari.
Sambil tersenyum manis menatap ibunya yang sedang memotong buah.
Dia Anita Putri Bahara Sanjaya.
Anak dari pasangan Anjani Berliana Putri dan Devino Bahara Sanjaya.
Merupakan pemilik perusahaan terbesar Bahara Sanjaya group di negara ini.
Ia terlihat begitu bahagia karena akan menjemput Reyfano Febri Cho.
Orang yang paling dekat dengannya sejak kecil. Bukan hanya dekat saja, namun karena Anita memang menyukainya sejak lama.
Terlebih keberadaan Reyfano yang berkuliah di luar negeri membuatnya jarang sekali bertemu setelah 3 tahun terakhir.
Hari ini adalah hari kepulangannya ke tanah air, membuat Anita sangat menanti dan merasa senang.
"Sarapan dulu sayang!, Reyfan akan mendarat sekitar 1 jam lagi.Mungkin Om Rey juga baru jalan ke mari"
Yang di maksud Om Rey adalah ayah dari Reyfano. Pemilik perusahaan besar Febri Cho Company City.
Yang sama-sama orang besar dan memiliki beberapa perusahaan terkenal juga.
"Aku hanya ingin minum susu coklat saja Ma,aku merasa kenyang"
"Hmm,Reyfan pulang gak nafsu makan yah.."Sindir mama Anjani dengan penuh senyuman bahagia menatap putrinya.
Tak lama terdengar suaranya klakson mobil di depan rumah. Menandakan Om Rey yang sudah datang menjemputnya.
"Tuh,Om Rey sudah dateng, hati-hati di jalan ya sayang"
"Iya Ma,dah.."
Anita langsung terburu-buru menghabiskan gelas susunya,ia tidak sabar untuk bertemu dengan Reyfan secepatnya.
"Hey, lupa ya tidak berpamitan dengan Papa?!"Devino,ia sudah turun dari lantai atas kamarnya dan melihat putrinya yang terburu-buru untuk keluar rumah.
"Oh iya maaf Pa, hehe..."
Buru-buru berpamitan.
"Dasar anak jaman sekarang"
Terkadang, cinta memang membuat kita lupa akan segalanya. Namun tidak ada kehidupan yang nyata tanpa cinta.
Anita langsung masuk ke dalam mobil itu dengan penuh semangat dan tidak sabar.
Keduanya pun langsung berangkat ke Bandara internasional untuk menjemput Reyfan.
Terlihat juga satu mobil mewah yang di bawa supir untuk mengikuti keduanya dari belakang. Mungkin bisa membantu dan membawa barang-barang nanti.
"Pa, aku yakin Anita memang sangat menyukai Reyfan,dia terlihat bahagia sekali mendengar Reyfan pulang ke mari"Sambil menyodorkan buah untuk suaminya.
"Syukurlah jika putri kita menyukai Reyfan,maka rencana perjodohan ini akan baik-baik saja"Papa Devino pun turun senang mendengarnya.
Rencana perjodohan ini memang sudah di rencanakan kedua orang tua mereka sejak lama.
Bahkan waktu mereka masih bayi dan ada di dalam kandungan pun sudah iseng mereka jodohkan.
Kini keduanya sudah dewasa, waktunya untuk memberitahukan tentang perjodohan ini.
...----------------...
Mobil sudah terparkir di parkiran bandara.
Keduanya langsung berjalan masuk ke lobby utama untuk menunggu informasi pendaratan pesawat.
Tak lama sekitar 20 menit waktu pendaratan pesawat pun tiba.
Anita sedang sibuk menyeruput minuman kopinya yang di belikan oleh Om Rey tadi.
Mendengar pesawat yang telah mendarat dengan aman membuatnya tidak memiliki nafsu lagi untuk meminum minuman itu.
Keduanya langsung menuju ke lapangan menghampiri pesawat yang di naikin oleh Reyfano.
Para penumpang terlihat berbondong-bondong turun dari dalam pesawat.
Sementara batang hidung Reyfan belum terlihat sama sekali, membuat Anita semakin tidak sabar untuk bertemu dengannya.
Tak lama terlihat pasangan kekasih yang bergandengan tangan turun dari pesawat itu.
Ternyata setelah di amati dengan jelas,itu adalah Reyfan dan kekasihnya.
Ia terlihat pulang bareng dari luar negeri ke negeri ini bersamaan.
Anita masih tercengang tidak percaya dengan pemandangan Reyfan yang bergandengan tangan romantis dengan perempuan itu.
Begitu pula dengan Om Rey yang berdiri di samping Anita pun merasa kaget,karena ia sendiri tidak mengetahui apapun tentang hal ini.
"Apa-apaan ini!"Raut wajahnya tampak mengerut,baru melihat mereka berdua saja sudah membuat Om Rey tidak suka.
Mood Anita langsung berubah,ia terlihat tidak bersemangat seperti tadi.
Namun tetap berusaha tersenyum di hadapan mereka.
"Papa.."Reyfan merangkul ayahnya sejenak untuk melepas kerinduannya.Lalu ia menghampiri Anita juga.
"Anita..."Mengusap-usap rambut Anita selayaknya kakak beradik yang baru saja bertemu.
Anita hanya tersenyum kecil membalas senyumannya, sebenarnya mood hatinya telah menghilang sejak tadi.
Namun ia tetap berusaha untuk tersenyum di hadapan Reyfan.
"Om.."Sapa perempuan yang tadi turun bersama Reyfan.
Mereka berdua terlihat tersenyum dan menyapa keduanya.
"Rey, Anita, langsung masuk ke mobil!"Perintah Om Rey terlihat ketus dan kesal menatap putranya.
Sementara wanita itu terlihat kecewa dan hanya bisa tersenyum kecil melihat Reyfan yang tampak di sambut buruk oleh ayahnya sendiri.
"Tapi Pa aku.."
"Masuk!"Lebih tegas lagi.
Tidak ingin mendengarkan perkataan putranya saat ini,ia sudah terlanjur kesal dan kecewa melihat putranya yang berdekatan dengan wanita lain.
Reyfan dengan kesal masuk ke dalam mobil mengikuti Anita.
Hanya tersisa Om Rey dan wanita itu di lapangan, keduanya tampak berbincang sedikit di situ.
"Kau bagaimana?"
"Ohh aku di jemput sama supir Om"
"Siapa namamu?"
"Aku Sintya Om"
"Baiklah kalau gitu,saya sedang terburu-buru,saya harus pergi dulu.."
"Iya Om, hati-hati"
Om Rey pun segera pergi meninggalkan bandara untuk pulang ke rumah juga menyusul mereka yang mendahului.
Di dalam mobil keduanya saling terdiam.
Reyfan fokus ke arah layar ponselnya. Sepertinya ia sedang fokus chatingan dengan Sintya yang masih di bandara karena di tinggal olehnya.
Sedangkan Anita ia cueki begitu saja.
Ini membuat Anita semakin kecewa dan merasa kesal sendiri.
Mood bahagia semakin menghilang entah kemana.
"Pak Danu, turunkan saya di halte sekolah xxx, pak Erik akan menjemput ku di situ"
"Tapi Nona, bukanya anda harus mampir dulu ke rumah"
"Lain kali saja pak,aku juga ada pertemuan dengan teman kuliahku"
"Baiklah"
Percakapan keduanya pun sama sekali tidak masuk ke telinga Reyfano. Ia benar-benar sibuk mengurus layar ponselnya yang bolak-balik bergetar mendapatkan notifikasi pesan masuk yang begitu banyak.
Terlebih ia sedang chatingan dengan Sintya yang masih di bandara, tentunya ia begitu sibuk dan tidak bisa di ganggu gugat.
Sampai pada akhirnya mobil pun sudah berhenti tepat di depan halte bus sekolah.
Anita langsung akan turun begitu saja.
Namun Reyfan baru sadar akan hal itu.
"Loh Anita,kok kamu turun?"
"Aku harus pulang dulu,kamu hati-hati di jalan"
"Kamu gak mau main dulu ke rumah?"
"Besok-besok saja, sekarang aku ada pertemuan dengan teman kuliahku"
"Oh iya sudah baiklah"
Merasa tambah kecewa lagi Anita, terlebih melihat sikap Reyfan yang sama sekali tidak memperdulikannya.
Raut wajah Anita tampak lesu sambil masuk ke dalam rumah.
Ia terlihat tidak seceria tadi pagi.
Ibu Anjani sudah berdiri di depan pintu untuk menjemputnya. Melihat raut wajah putrinya yang tampak berbeda membuatnya mengerutkan dahi.
"Kok kamu pulang cepet sayang?,kamu udah mampir ke rumah Tante Ayana kan?"
Menggelengkan kepalanya sambil menaruh sepatunya di rak sepatunya."Aku capek banget Ma,aku mau Istirahat di kamar yah, lain kali aku akan kesana"
"Tadi Om Rey telvon Mama loh, katanya kamu kenapa gak mampir ke sana?"
Anita diam saja,ia berjalan ke arah lift untuk menuju ke kamarnya karena males naik tangga.
Kenapa lagi anak itu?.
Dia terlihat murung sekali.
Kamar Anita tampak begitu sepi. Sebagai seorang ibu pastinya memiliki rasa gelisah terhadap sikap diam putrinya.
Anjani langsung masuk begitu saja ke kamar putrinya.
Melihat putrinya yang sedang tengkurap di atas ranjang membuatnya semakin yakin putrinya sedang bersedih.
"Anita.."Memanggil pelan, membelai kepala putrinya lembut dan duduk di tepian ranjang.
"Iya Ma"Langsung tergesa-gesa menghapus air matanya ke selimut.
"Kamu kenapa?,mama tahu kau sedang sedih"
"Tidak ada apa-apa Ma, siapa yang sedih"
"Lihat matamu yang lembab dan merah ini,itu cukup memberikan bukti bahwa kau habis menangis kan?"
Berkaca-kaca,lalu memeluk ibunya dengan erat.
"Apa yang terjadi kepadaku Ma?, kenapa aku kesal dan marah ketika melihat Reyfan bersama wanita lain.."Sambil memeluk ibunya erat.
"Karena kau mencintainya sayang,kau takut kehilangannya kan"
"Tapi aku tidak ingin seperti ini Ma, kenapa aku harus mencintainya,aku tidak mau"
"Perasaan tidak bisa di bohongi sayang, apalagi di ingkari, sebuah perasaan itu tumbuh dengan sendirinya" Membalas erat pelukan putrinya untuk berusaha menenangkannya yang sedang bersedih itu.
...----------------...
Papa Rey baru saja sampai di parkiran rumahnya.
Raut wajah kesalnya belum hilang juga sejak tadi.
Sesampainya di dalam rumah ia langsung berteriak memanggil putranya.
"Reyfan!"
"Oh papa udah pulang?"
"Di mana Reyfan Ma?"
"Dia sedang mandi sayang. Kamu juga sendirian?, dimana Anita Pa?,ia tidak ikut mampir?"
"Justru itu yang membuatku kesal. Putramu dengan gagahnya pulang membawa wanita, apa-apaan si!"
"Maksudnya?. Oh sayang minum dulu, jangan marah-marah seperti ini!"Melihat suaminya yang sedang marah besar membuatnya tidak ingin bertanya panjang lebar. Tugas Ayana sekarang adalah menenangkan suaminya itu.
"Reyfan!"Tidak sabar untuk mengintrogasi putranya. Amarah masih terus meluap sebelum mendapatkan penjelasan dari putranya secara langsung.
"Iya tunggu bentar Pa"
Tak lama setelah selesai dengan urusannya Reyfan pun turun ke lantai bawah untuk menemui ayahnya.
"Siapa dia?!"Bertanya dengan nada marah yang langsung ia lampiaskan.
"Dia pacar Reyfan Pa"
"Pacar kau bilang?!,kau tahu Anita sudah sangat senang menjemputmu,tapi kau malah melakukan hal ini!"
"Maksudnya apa Pa?,apa hubungannya dengan Anita?"Merasa heran sekaligus bingung dengan ayahnya yang begitu marah kepadanya.
"Sejak kau kecil, Papa sudah menjodohkan mu dengan Anita,papa hanya ingin kau menikah dengan Anita besok!"
"Besok?!"
"Putuskan dia, menikahlah dengan Anita sesuai perintah Papa!, besok!!"
"Apa-apaan si Pa,ini hidup Reyfan, Reyfan berhak menentukan masa depan Reyfan sendiri, Reyfan saja baru pulang,masa suruh menikah besok!"
"Papa hanya ingin yang terbaik untukmu!. Putuskan dia dan segera menikah dengan Anita!"
"Sabar sayang.."Istrinya hanya bisa terdiam lembut sambil mengusap punggung suaminya yang terlihat emosi.
"Reyfan tidak suka wanita manja Pa, Reyfan juga tidak suka wanita yang hanya ingin menuruti kemauannya sendiri, Reyfan juga tidak ingin di jodoh-jodohkan, Reyfan punya hak untuk menentukan hidup Reyfan sendiri"
"Apa bagi kau Anita itu manja?, memang siapa wanita itu, wanita yang sempurna?, mandiri dan pemilik segalanya hah?.Papa hanya ingin kau menikah dengan Anita,kau dengar itu!"
"Pah!"Sudah kesal Reyfan.
Bahkan ia sudah berdiri dari duduknya.
Lalu pergi meninggalkan ruangan itu begitu saja.
"Mau kemana kamu?, Reyfan!, Reyfan!"
Reyfan tampak pergi meninggalkan rumah dengan sangat kesal dan emosi juga.
Ia pasti sedang membutuhkan ketenangan untuk dirinya saat ini.
"Heh!, anak jaman sekarang susah untuk di atur"
"Sabar sayang,biar aku yang akan berbicara dengan Reyfan nanti"
"Anita pasti sangat kecewa tadi Ma, berani-beraninya putramu membawa wanita dan bergandengan tangan turun dari pesawat itu!. Sementara Anita terlihat sangat senang menunggunya sejak tadi, apakah ini yang namanya budaya luar?,"
"Kasian Anita,dia pasti sangat kecewa. Ya udah kamu istirahatlah dulu sayang,aku yang akan membujuk Reyfan nanti"
"Iya sayang.Muuachh.."Mencium kening istrinya dan langsung naik ke lantai atas.
...----------------...
"Gila, katanya kau baru sampai ke sini,tapi kenapa kau sudah ke mari saja?"
"Aku sedang kesal,aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang!"
"Kesal kenapa?, baru sampai kau sudah kesal!"
"Papa menyuruhku untuk menikah dengan Anita besok!"
"Besok!,hah, gila!, pasti itu hanya bercanda,gak mungkin lah langsung besok"
"Aku kenal Papa!,aku sangat mengenalinya,dia tidak akan mempercandakan apapun itu termasuk hal kecil sekalipun, terlebih jika ia sedang marah"
"Lalu bagaimana hubunganmu dengan Sintya"
"Aku benar-benar tidak tahu Land"
Dia adalah Ferland,teman dekat Reyfan sejak kecil juga.
"Tapi menurutku Anita juga cocok untukmu,dia cantik,baik pula,kau tidak menyukainya?"
"Aku tidak tahu untuk sekarang"
"Tapi aku yakin kau belum menyukainya untuk sekarang, buktinya kau merasa kesal untuk di jodohkan dengannya"
Untuk saat ini Reyfan memilih untuk menangkan dirinya di rumah temannya.
Namun ia tidak tahu bahwa temanya itu juga bersahabat dekat dengan ayahnya, jadi ada masalah apapun itu ia pasti akan melapor kepadanya.
Saat ini Papa Rey sedang duduk di kursi belakang.
Ia terlihat sedang menikmati kopinya dengan Danu. Supir sekaligus tangan kanannya sejak ia masih bujangan.
Jadi keduanya sudah saling dekat dan begitu akrab layaknya saudara.
"Bagaimana sikap mereka berdua di mobil tadi?"
"Tuan muda begitu sibuk dengan ponselnya, bahkan keduanya tidak berbicara apapun saat di mobil. Tuan muda terlihat begitu sibuk menatap ponselnya"
"Apa Erik benar-benar mengantar Anita pergi untuk menemui teman kuliahnya?, apakah ini hanya alasannya saja?"
Erik adalah supir sekaligus tangan kanan Devino,papa dari Anita.
"Tidak,Nona muda langsung minta pulang ke rumah"
"Persiapkan untuk pernikahan putraku besok dengan Anita"
"Siap Tuan"
Memang hal mencengangkan seperti ini terdengar begitu biasa di telinga Danu.
Karena hal-hal mengejutkan seperti ini sudah begitu sering ia dapati oleh Tuan besarnya yang satu ini.
Tak ada pilihan lain selain menuruti kemauan orang tua.
Walaupun perasaan Reyfan masih belum menerima,namun rasa hormat kepada orang tua tidak mengurangi sedikitpun.
Reyfan sudah pulang ke rumahnya semalam.
Ia juga sempat berbicara dengan ibunya panjang lebar di dalam kamar.
Dan untuk hari ini mau tidak mau Reyfan dan Anita harus bersiap-siap untuk mempersiapkan pernikahan mereka.
Padahal Anita sendiri belum tahu tentang pernikahannya.
Ia masih tertidur pulas di atas ranjang.
"Anita, bangun sayang!, ini sudah siang,ayo bangun!"
"Ada apa si ma?,aku kan gak ada mata kelas hari ini"Sambil menarik selimutnya kembali.
"Ayu bangun!,kau harus fitting baju pengantin hari ini, karena kau akan menikah nanti sore"
"Apa!, menikah?. Dengan siapa Ma?,Ma.. pernikahan?, pernikahan bagaimana maksudnya?. Mama jangan bercanda deh pagi-pagi begini, nikah bagaimana maksudnya Ma?"
"Cepat mandi bersihkan dirimu Reyfan sedang menunggumu di bawah"
"Re..Reyfan, tumben"
Masih di penuhi dengan kebingungan dan masuk ke kamar mandi dengan terburu-buru.
Ada apa si ini,pernikahan siapa maksudnya?.
Kenapa Reyfan sudah ada di sini pagi-pagi.
Masih mengoceh di dalam kamar mandi.
Ia terlihat terburu-buru sekali saat membersihkan dirinya.
Sementara suasana di ruang tamu tampak tenang dan damai.
Terlihat Reyfan yang sedang menunggu Anita sambil memainkan ponselnya sejak tadi.
Sementara Papa Devino sedang menerima panggilan masuk di sudut ruangan itu.
Tak lama Anita turun dari lantai atas.
Ia masih bingung mencari-cari ibunya.
"Ma..,Ma..!, Mama dimana si?, Pa..!"
"Iya sayang"
"Kita mau pergi ke pernikahan siapa?"
"Kamu pergilah dulu bersama Reyfan. Papa sedang ada urusan"
Cih semuanya terlihat sibuk sendiri.
"Kamu sudah selesai?"Reyfan sudah berdiri sambil berjalan menghampirinya.
Ia terlihat rapi berkemeja.
Sebenarnya di mata Anita, lelaki yang ada di depan matanya ini terlihat begitu tampan. Namun mengingat hal yang ia lihat di bandara itu membuatnya merasa untuk biasa saja.
"Sudah.Memangnya kita mau kemana?"
"Ayo kita pergi sekarang!"Langsung menggandeng tangan Anita begitu saja untuk segera berangkat.
"Tapi kita mau kemana?"
Dengan kebingungan Anita masuk ke dalam mobil Reyfan.
Reyfan masih membisu, belum berbicara apapun tentang hal ini.
"Sebenarnya kita mau kemana?, kenapa mereka semua ribut tentang pernikahan, pernikahan siapa sebenarnya?"
"Kita"
Anita tercengang,ia benar-benar tidak percaya akan hal ini.
"Jangan bercanda, pernikahan siapa ini?,aku sedang serius Fan!"
"Kau pura-pura tidak tahu apa bagaimana Anita?,kita akan menikah nanti sore,dan kita harus fitting baju sekarang juga"Aura wajahnya sedikit kesal saat menjelaskan. Namun ia berbicara sebisa mungkin untuk nada rendahnya kepada Anita.
"Menikah"
Pikiran Anita buyar entah kemana.
Ia benar-benar tidak mengerti akan mimpi ini.
Bahkan ia mencubit kakinya sendiri karena tidak percaya.
Aww,sakit,ini benar-benar nyata?.
Ada apa si ini?.
Sekitar dua puluh menit akhirnya keduanya sampai di parkiran sebuah butik ternama.
Keduanya langsung masuk ke dalam butik itu.
"Carikan baju yang cocok dan termahal untuk kita, model terbaru tidak ada duanya!. Yang paling bagus pokoknya!"Reyfan yang berbicara dengan menager butik itu. Lalu duduk di sofa tamu.
Anita masih terdiam,ia belum percaya akan hal ini, namun ikut duduk di sofa juga.
Anita berusaha menelfon Ibunya untuk bertanya tentang hal yang sebenarnya. Namun tidak ada jawaban darinya.
Mungkin mama Anjani sedang sibuk di rumah, karena mempersiapkan untuk acara pernikahan ini.
"Kenapa kau terlihat gelisah?"Reyfan, yang sebenarnya sedang memperhatikannya sejak tadi.
"Apa maksud semua ini?,aku benar-benar tidak mengerti"
"Maaf Nona, mari coba gaunnya, ikutlah dengan kami"
"Sana..!"Reyfan pun menyuruh Anita untuk segera masuk ke dalam ruang ganti.
Beberapa saat setelah itu Anita keluar dengan gaun cantik pernikahan yang ia pakai.
Gaun itu sangat indah dan glamor di tubuhnya. Kerlap-kerlip manik-manik yang membaluti gaun itu tampak menari-nari di depan mata saking indahnya.
Sangat cocok dan sempurna sebenarnya di tubuh Anita yang seksi itu.
Namun terlalu berlebih bagi Reyfan untuk di pandang banyak orang.Karena paha dan kaki mulus Anita tampak terpampang jelas saat berjalan di pelaminan nanti.
"Aku hanya ingin yang lebih anggun dan glamor lagi, maksudku ini terlalu seksi jika menjadi tontonan banyak orang,aku tidak suka"
Keduanya masih terus berada di butik sampai urusan mereka selesai.
...----------------...
Semua urusan persiapan pernikahan sudah selesai.
Rumah Anita terlihat begitu indah di penuhi dengan banyaknya bunga-bunga berwarna-warni.
Kemegahan tak perlu di ciptakan lagi, karena rumah Anita sendiri memang sudah begitu megah dari awal.
Pernikahan ini merupakan pernikahan dadakan yang di putuskan olah ayah Reyfano.
Jadi tidak ada acara resepsi atau pesta untuk pernikahan mereka. Hanya acara untuk akad nikah saja.
Rencana resepsi dan perayaan besar-besaran pun akan di lakukan sekitar 5 bulan mendatang. Karena masih adanya hambatan dan proyek besar yang bersangkutan dengan kantor.
Jadi kehidupan keluarga mereka terbilang sangat sibuk dan membutuhkan waktu luang yang lebih leluasa untuk merayakan pernikahan putra putrinya. Makanya semua itu butuh proses dan rencana.
Para tamu undangan pun mulai berdatangan karena waktu yang sudah mulai sore.
Mempelai pria sedang mempersiapkan diri di dalam kamarnya.
Begitu pula dengan mempelai putri yang sedang berdandan untuk segera menuju ke pelaminan.
"Apa maksud semua ini Ma?.Kenapa tiba-tiba aku mendadak menikah dengannya begini?.Reyfan sudah memiliki kekasih Ma. Bagaimana perasaannya untuk itu,dia pasti merasa sangat sedih dan keberatan!"
"Ini bukan hanya kemauan kita sayang.Ini adalah kemauan besar Om Rey juga, Mama tidak bisa melakukan apapun,jika Papa dan Om Rey bersatu, Mama bisa apa?"
"Tapi cinta itu tidak bisa di paksakan Ma.
Pernikahan ini sangat membuatku bahagia,tapi bagaimana dengan perasaan Reyfan yang sudah memiliki kekasih dan harus ia tinggalkan?. Ia pasti merasa sedih dan kecewa"
Sifat Anita memang penyayang dan baik hati.
Jujur saja dia memang sedikit di manja oleh keluarganya.
Tapi walaupun seberapa besar kemauannya untuk memiliki Reyfan,Anita tetap memikirkan perasaan orang lain.
"Lebih baik sekarang kamu berdoalah untuk pernikahanmu sayang...!, semoga ini adalah yang terbaik untuk kehidupanmu dan Reyfan. Untuk kita semua juga, semoga kelak tumbuh cinta di antara kalian berdua"
Entah harus bahagia atau bersedih dengan pernikahan ini. Anita tampak terdiam melamun. Ia juga memahami seberapa dalam cintanya tidak akan pernah bahagia jika di paksakan dengan perasaan yang berbeda.
Keduanya langsung menuju ke pelaminan untuk menikah.
Reyfan sudah mengucapkan ijab qobul-nya bersama penghulu.
Dan kini keduanya pun sudah sah menjadi pasangan suami istri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!