Bab 1 Di Patuk Ular
Ded...ded...ded....ded...suara knalpot motor terdengar nyaring di jalan yang berkelak kelok, pengendara itu menjalankan sepeda motor dengan mantap.
Sepeda motor jadul dengan tangki bensin di depan, sepeda motor itu berwarna hijau dengan knalpot silver, dikendarai pemuda dengan helm berlapis kulit, dan memakai jaket jeans hitam dan celana panjang jeans yang dibawahnya ada motif sobek sobek.
Tas selempang di punggung merk yang sering di pakai oleh para pendaki gunung dengan sepatu taktikal hitam.
Kemudian laju motor itu berhenti di warung kopi yang berada di pinggir jalan dan warung kopi itu adalah satu satunya yang ada di sana
*
Pemuda itu menepi dan memarkirkan sepeda motornya kemudian beranjak dari jok motor dan berjalan ke bangku yang ada di sana.
"Bu kopi hitamnya satu ya" teriak pemuda itu.
"Iya den sebentar" jawab ibu warung.
Tidak beberapa lama ibu warung keluar dengan membawa segelas kopi hitam "ini den kopinya" ibu warung berlalu pergi masuk kembali kedalam warungnya.
"Bu ada mie instan gak" tanya pemuda itu, dia lapar karena perjalanan jauh.
"Ada den mau pake telor atau tidak" jawab ibu warung.
"Pake Bu kalau ada kasih sayuran" ucap pemuda itu.
"Tunggu ya sebentar" ucap ibu warung, dia pun mengambil panci kecil kemudian meletakkannya di atas kompor gas.
Ckrek....api dari kompor dinyalakan kemudian ibu warung menuangkan air dari gayung dia pun mengambil Mei instan dan memasukannya keladam panci.
Pemuda itu sedang menikmati kopinya dengan di temani gorengan yang sudah tersedia di atas meja.
Kopi sudah habis setengahnya dalam gelas, mie rebus plus telor pun sudah jadi dan di bawa oleh ibu warung.
"Ini den mie rebusnya, dan ini air teh buat minumnya" ucap si ibu warung sambil menyodorkan mangkuk mie dan gelas berisi air teh hangat.
"Terima kasih Bu"ucap pemuda itu. Dan dia pun langsung melahap mie rebus tersebut.
Si ibu warung tidak masuk kedalam dia malah duduk di bangku sebrang pemuda itu, dan si ibu warung pun bertanya "Aden dari mana dan mau kemana" si ibu warung sedikit kepo.
Pemuda itu menengok kearah si ibu warung dengan mulut penuh dengan mie "nama ku Jagat Bu, saya dari Kota S dan bermaksud ke pusat Kota B apa ini sudah masuk kedalam kita B" pemuda yang mengaku jagat itu balik bertanya kepada si ibu warung.
Si ibu warung pun mengangguk "oh mau ke pusat kota ya, iya ini sudah masuk kedalam Kota B, pusat kota hanya 20 menit dari sini,
Eh perkenalkan nama saya Rodiah, orang sini suka memanggil dengan panggilan Ceu Rodiah. Nak jagat cukup panggil saja Ceu Ceu" Pemilik warung itu memperkenalkan diri dan ingin di sebut Ceu Ceu oleh pemuda yang bernama jagat itu.
Kemudian Ceu Rodiah bertanya kembali "apa nak jagat ada keperluan kerja atau apa di pusat kota" Ceu Rodiah sedikit kepo.
Jagat menjawab pertanyaan dari Ceu Rodiah sambil mengunyah makanannya "saya mau daftar kuliah Ceu, di universitas Swasta yang berada di sana"
Mulut Ceu Rodiah membulat "Oh....Universitas Wijaya yang nak jagat maksud"
Jagat menganggukkan kepalanya "iya Ceu, kok Ceu Ceu tahu"
"Ya iyalah universitas itu satu satunya yang terkenal di daerah sini bahkan banyak mahasiswa yang kos di daerah sini" jawab Ceu Rodiah.
Kemudian Ceu Rodiah bertanya lagi "masuk jurusan apa nak jagat ini"
Jagat membuka mulutnya tetapi ketika dia mau berucap ada dua orang berteriak dari pematang sawah dia berlari. Dan salah seorang dari mereka menggendong anak kecil.
"Ceu....Ceu Ceu....tolong....."teriak orang yang menggendong anak tersebut.
Jagat pun sudah selesai makan mienya kemudian Ceu Rodiah membereskan meja tersebut Samapi tidak ada barang yang tersisa di atas meja tersebut.
Orang itu langsung menidurkan anak tersebut di atas meja dan Ceu Rodiah bertanya "kenapa anak ini mang"
"Di patuk ular Ceu" jawab orang yang disebut mang oleh Ceu Rodiah.
Kemudian salah seorang dari mereka menunjukan ular yang mematuk anak itu, ular itu sudah mati di pukuli mereka berdua dan kepalanya sudah hancur.
"Cepat bawa anak ini ke Nek ilah supaya di jampi biar lekas sembuh" ucap Ceu Rodiah.
Kemudian jagat bangkit dari duduknya dan kemudian bertanya kepada Ceu Rodiah "Ceu ada kain lap tidak"
Ceu Rodiah langsung menunjuk kedekatan bangku yang ada di pinggir "itu nak jagat kain lapnya dekat bangku sebelah sana"
Jagat pun langsung beranjak mengambil kain lap tersebut, kemudian dia langsung menyobek kain tersebut menjadi tali yang lumayan panjang.
Dia kemudian mendekati anak yang di patuk ular tersebut kemudian melihat letak Patukan tersebut dan ternyata ledak Patukan itu di atas mata kaki.
Jagat langsung mengikat kaki anak tersebut dengan tali kain itu, dia mengikat dengan kuat dari lutut kebawah sambil mulutnya komat-kamit.
Dia membacakan mantra dan mendorong racun yang sudah menyebar di kaki supaya kembali ke awal gigitan.
Memang secara logika racun ular menjalar melalui saluran getah bening tetapi dengan ilmu supernatural itu di luar logika manusia.
Racun tersebut kembali ke titik awal dimana ular itu mematuknya, dan racun itu pun keluar dengan sendirinya bercampur dengan darah yang sedikit menghitam.
Orang orang yang melihat tidak dapat berkata kata mereka hanya melihat apa yang sedang di kerjakan oleh jagat.
Ceu Rodiah yang menyarankan membawa anak tersebut ke nek olah mengurungkan niatnya karena melihat jagat yang dengan sigap menolong anak tersebut.
"Ceu tolong ambilkan air buat mencuci kaki anak ini dan air putih untuk di minumkan" pinta jagat.
Ceu Rodiah kemudian masuk kedalam warungnya dan mengambil air yang di masukan kedalam ember kecil dan segelas air putih.
"Pak tolong bawakan ember air ini ke nak jagat ibu bawa gelas air jadi sudah untuk membawa ke duanya" pinta Ceu Rodiah ke suaminya.
"Baik bu sebentar" ucap suami Ceu Rodiah. Dia pun langsung masuk kedalam warung dan kembali dengan menenteng ember yang berisi air.
"Ini nak air nya" ucap suami Ceu Rodiah.
Jagat pun mengambil ember tersebut dari tangan suami Ceu Rodiah "terima kasih pak"
Jagat pun mencuci kaki dari anak yang terkena Patukan ular tersebut dan menekan nekan kaki anak itu.
"Ach....ugh...." Anak itu tersadar dan merasa kesakitan
Darah hitam keluar menetes dari bekas gigitan ular tersebut, bercampur dengan racun ular.
"Nak jagat, apa lukanya harus di perbesar supaya racunya cepat keluar"ucap Ceu Rodiah sambil menyerahkan segelas air putih.
"Jangan Ceu, itu nanti bisa menyebabkan infeksi, biarkan saja begini menetes sedikit demi sedikit" ucap jagat yang mengambil gelas berisi air dari Ceu Rodiah.
***
*Biar Author lebih semangat untuk terus Update.
*Jangan Lupa Kaka pembaca untuk Like, Komen, Vote dan berikan Hadiahnya.
Untuk yang ikhlas memberikan sawerannya bisa langsung ke link di bawah ini
👇
http://saweria.co/DaniSutisna
Bab 2 Kontrakan
Air yang jagat pegang kemudian dia kasih sedikit bubuk putih yang dia ambil dari dalam tasnya, itu ramuan khusus anti bisa ular yang sering di pakai di kampung nya untuk mengobati orang yang di patuk ular berbisa.
Kemudian air itu jagat minumkan ke anak yang terkena Patukan ular tersebut " Minum sampai habis air ini, mudah mudahan kamu cepat sembuh" ucap jagat.
Darah yang menetes yang bercampur dengan racun ular pun habis kemudian jagat pun membuka ikatan tali kain itu.
Tetapi jagat membuat ikatan di pergelangan kakinya dengan kain itu dan di potong sebagian supaya tidak terlalu panjang.
"Pak kalau besok kaki anak ini membengkak segera bawa ke puskesmas atau kerumah sakit ya, dan kalau normal setelah dua hari tali yang aku pasang lepasin aja" ucap jagat.
"Terima kasih mas, sudah menolong anak ku, haduh kalau tidak ada mas ini gak tahu harus di bawa kemana, rumah sakit di sini lumayan jauh dan biaya nya juga lumayan mahal" ucap bapak anak itu.
"Emang bagai mana kejadiannya kok si cahaya bisa di patuk ular seperti itu sih, mana ular itu berbisa tinggi lagi" tanya Ceu Rodiah.
"Begini Ceu, si cahaya ikut aku ke sawah karena ibunya lagi ngirim barang, dia awal main di pinggir tetapi tiba-tiba ada ular lewat dan Langsung mematuk kaki si cahaya,
Untung ada mang Maman yang melihat dan Langsung di gendong kesini. Aku yang geram membawa cangkul ku kemudian membunuh ular yang aku bawa ini" ucap bapaknya si anak yang di patuk ular yang bernama cahaya.
Bapak itu pun melirik kearah jagat "terima kasih ya mas sudah menolong anak saya, saya permisi dulu pulang" ucap bapak itu sambil memangku Cahya anaknya tersebut.
"Ingat ya pak kalau besok dan 2 hari kedepan gelang kain yang ada di kaki anak bapak mengencang, cepat bawa ke puskesmas atau kerumah sakit ya, dan kalau tidak mengencang selama 2 hari lepas aja berarti anak bapak sudah sembu" ucap jagat.
Bapak itu pun berlalu pergi meninggalkan mereka, dan Ceu Rodiah pun bernapas lega karena tadinya dia menyarankan agar anak tersebut di bawa ke nek ilahi untuk di jampi.
"Ternyata nak jagat hebat juga bisa mengobati orang yang terkena racun ular" puji Ceu Rodiah.
Kemudian suaminya Ceu Rodiah yang tadi di panggil mang Maman menyikut pelan Ceu Rodiah "Bu siapa sih anak muda ini"
Ceu Rodiah tersenyum kemudian mengenalkan suaminya sama jagat "Eh perkenalkan ini suami Ceu Ceu"
Jagat pun menyodorkan tangannya ke arah mang Maman "nama saya jagat pak"
Tangan jagat pun disambut oleh mang Maman "Nama saya Abdurrahman tapi orang orang sering manggil mang Maman, jadi nak jagat panggil saya dengan sebutan mang Maman saja"
Jagat pun mengangguk "baik pak eh mang Maman"
Ceu Rodiah mengulangi pertanyaannya yang tadi di lontarkan sama jagat karena tadi terhalang oleh suaminya yang menanyakan jagat.
"Nak jagat hebat juga bisa mengobati anak yang terkenal Patukan ular berbisa" tanya kembali Ceu Rodiah.
Jagat tersenyum dan merendah "itu karena saya calon mahasiswa kedokteran di universitas Wijaya dan itu sudah menjadi dasar untuk melakukan Pertolongan Pertama Gawat Darurat, sebagai calon mahasiswa kedokteran itu pengetahuan dasar yang harus di miliki" ucap jagat sambil sedikit ngawaur dan mencari alasan.
"Wah calon mahasiswa kedokteran, pantas saja sangat telaten dan seperti sudah sangat berpengalaman" ucap mang Maman.
"Iya karena dulunya saya D3 keperawatan dan sekarang ingin meneruskan kuliah masuk kedokteran" ucap jagat.
"Pantas kalau begitu" ucap Ceu Rodiah.
Kemudian jagat pun melanjutkan makannya karena tadi makannya belum habis.
"Kok di makan lagi nak jagat, biar Ceu Ceu bikin yang baru saja" Ceu Rodiah nawarin.
"Gak usah Ceu sayang kalau tidak di habiskan nanti mubajir" ucap jagat sambil mengunyah mie yang ada dalam mangkuk yang tinggal sedikit lagi.
Mang Maman pun curhat kepada istrinya yaitu Ceu Rodiah "Bu sudah hampir 6 bulan ini bapak di suruh nyari orang yang mau ngontrak rumahnya pak RW, awalnya sih ada yang mau tetapi setelah beberapa hari mereka pergi begitu saja katanya sering ada yang menggangu di tengah malam"
"Ya pasti ada yang ganggu pak, toh rumah itu sudah lama tidak di huni dan tempatnya juga terpencil hanya ada rumah itu saja di tengah kebun bambu dan banyak penduduk yang bilang bahwa di kebun bambu itu suka melihat makhluk halus" ucap Ceu Rodiah.
"Iya kan sudah kebiasaan di kampung Kebon Hoe sekitar jam 7 malam tidak ada yang berani keluar rumah" ucap mang Maman.
Jagat pun bertanya kepada mang Maman "dengar dengar tadi mang Maman bicara soal rumah kontrakan, berapa biaya sewa kontrak di sini mang"
"Nak jagat minat ngontrak rumah, kalau biasa sih 5 ratus ribu per bulan tapi rumah ini sedikit angker dan berada di tengah kebun bambu, paling bisa kurang lah sekitar 3 ratus ribu per bulan" ucap mang Maman.
"Bagai mana kondisi rumahnya, kamar mandi dan kamar tidur serta yang lainnya" tanya jagat.
"Kalau itu sudah lengkap termasuk listrik, hanya tinggal di bersihkan saja luas ada sekitar 6 tumbakan, cukup lah buat keluarga kecil" ucap mang Maman.
"Baik kalau begitu saya minat mang tapi hanya untuk 6 bulan saja" ucap jagat sambil merogoh saku belakang dan mengambil dompet.
Jagat menyodorkan uang sebesar 5 ratus ribu dan di berikan kepada mang Maman "ini uang tanda jadinya mang besok paling aku pindah nya untuk sekarang aku masih ada perlu dan nginep di rumah teman" ucap jagat
Mang Maman pun menerima uang tersebut dari jagat "tapi nak apa tidak di lihat dulu rumahnya"
"Tidak usah mang, toh aku baru saja datang ke kota ini dan belum punya tempat tinggal, kebetulan mang Maman bicara soal kontrak ya sudah aku langsung mau saja soal kondisi rumahnya gak masalah.
Toh aku tinggal sendiri, kan malu kalau numpang sama teman dan kebetulan harga sewa yang mang Maman tawarkan sangat murah" ucap jagat.
"Ya sudah kalau begitu Terima kasih nak jagat, nanti mamang akan bersihin semua ruangan jadi nak jagat besok tinggal pindah saja" ucap mang Maman
Kring....kring....kring....
Suara handphone milik jagat berdering dan jagat pun merogoh kantong celananya dan mengambil handphone tersebut kemudian di tempelkan ke daun telinga.
"Halo...."
***
*Biar Author lebih semangat untuk terus Update.
*Jangan Lupa Kaka pembaca untuk Like, Komen, Vote dan berikan Hadiahnya.
Untuk yang ikhlas memberikan sawerannya bisa langsung ke link di bawah ini
👇
http://saweria.co/DaniSutisna
Bab 3 Di Usir
"Halo...." Jagat menjawab panggilan telepon.
"Tuan muda anda berada di mana, apa anda sudah sampai ke kota B ini" ucap orang di balik telpon.
Jagat menjawab pertanyaan dari orang di balik telpon tersebut "iya pak Bagas, saya sudah sampai di kota B dan sekarang lagi istirahat dulu di warung sebentar lagi saya lanjutkan kesana"
"Baik tuan muda kalau begitu nanti ketika di resepsionis tanyakan saja nama saya dan nanti Resepsionis akan langsung mengantarkan anda keruangan saya" Jawab orang di balik telpon yang bernama pak Bagas sambil berbicara sopan.
Setelah menerima telpon dari pak Bagas jagat pun menutup handphone nya dan memasukkan kembali ke dalam saku celananya.
"Ceu berapa semuanya, eh mang besok saya kesini lagi itu hanya DP saja besok saya bayar sisanya untuk 6 bulan ke depan" ucap jagat yang bertanya kepada Ceu Rodiah dan mang Maman.
"Semuanya 25.000 nak jagat" ucap Ceu Rodiah.
Jagat pun merogoh saku belakang celananya dan mengeluarkan dompetnya dia membuka dompetnya tersebut dan mengeluarkan uang pas sebesar 25.000 rupiah dan memberikannya ke Ceu Rodiah "ini Ceu uangnya"
"Terima kasih nak jagat" ucap Ceu Rodiah sambil mengambil uang dari tangan jagat.
Mang Maman pun berbicara dengan wajah yang mengisyaratkan dia senang karena ada orang yang mau menyewa rumah yang sudah lama dia tawarkan.
"Sekarang mamang akan langsung membersihkan rumah nya biar besok nak jagat langsung menempatinya, dan juga sekarang mamang mau memberi tahukan pemilik rumah yang akan di sewa nak jagat" ucap mang Maman semangat.
"Ya kalau begitu jagat pamit dulu ya mamang, Ceu Ceu, tadi soalnya sudah di telpon sama saudara supaya cepat ke tempatnya" ucap jagat sambil berpamitan.
Dia pun beranjak dari bangku dan berjalan menuju motor yang dia parkir, jagat pun menyalakan motornya dan melaju meninggalkan warung Ceu Rodiah.
Di depan warung Ceu Rodiah dan mang Maman menatap pergi jagat dan Ceu Rodiah pun bertanya kepada suaminya itu " pak, apa bapak tidak merasa bahwa na Jagat itu orang yang hebat"
"Maksud ibu" mang Maman balik bertanya.
"Ya dia katanya baru datang dari kota S dan mau masuk ke universitas Wijaya, baru mau masuk ke universitas saja dia sudah bisa menolong orang lain yang terkena Patukan ular" ucap Ceu Rodiah
"Kan tadi nak jagat sudah bilang dia dulu masuk ke perawatan dan sekarang mau lanjut masuk kedokteran" jawab mang Maman.
"Tapi pak, aku lihat pas tadi nak jagat membelitkan tali kain ke si Surya mulutnya komat Kamit seperti membaca mantra dan gelas yang berisi air yang di minumkan itu di kasih seperti ramuan berwarna putih" Ceu Rodiah pun mengambil gelas kosong yang tadi di minumkan ke anak yang di patuk ular.
Dia mengelus dalam gelas dengan telunjuknya dan menemukan sisa serbuk itu menempel di dalam gelas kemudian Ceu Rodiah cicipi.
"Uh...asin...ini garam pak" ucap Ceu Rodiah.
"Hahaha....ada ada aja kamu Bu, main nyicip segala" mang Maman tertawa melihat ekspresi wajah istrinya itu yang meringis cecut.
"Eh pak bukanya bapak akan membersihkan rumah itu, ayo cepat pergi nanti keburu sore, ingat loh di sana kalau Habis sore banyak makhluk yang keluar" ucap Ceu Rodiah sambil menakut nakuti.
"Iya Bu, bapak akan segera pergi, benar kata ibu, banyak yang tidak betah setelah menyewa rumah itu gara gara suka di datangi makhluk halus" Jawab mang Maman sambil berlalu pergi meninggalkan Ceu Rodiah.
**
Jagat sudah sampai di hotel ARSSAD, Hotel terbesar dan termegah di Kota B, dia pun langsung masuk ke area parkir hotel tersebut dan kemudian menuju ke resepsionis.
"Mbak Saya punya janji sama pak Bagas" ucap jagat.
Resepsionis itu sedikit mengerenyit melihat penampilan dari orang yang ada di depannya, dia berpenampilan seperti bukan orang kaya yang mampu menginap di hotel mewah ini.
Tetapi Resepsionis itu sudah di beri tahu apabila ada yang menanyakan dirinya bawa orang itu masuk ke dalam ruangannya.
Tetapi untuk memastikan bahwa itu orang yang benar resepsionis itu segera menelepon pak Bagas untuk memastikannya.
"Sebentar ya mas, aku telpon dulu pak Bagas nya, kalau boleh tahu nama mas ini siapa ya" tanya wanita resepsionis tersebut.
"Nama saya Arya, Mbak" jawab jagat.
Arya adalah nama asli dari jagat karena dahulu dia sering sakit-sakitan dan harus berganti nama dan nama jagat ini lah yang menjadi panggilan setiap orang kepadanya, sedangkan nama asli ataupun yang tertera di kartu tanda penduduk adalah Arya.
Kemudian datang salah seorang wanita yang sedikit gemuk dengan rok hitam selutut dengan kemeja khas Hotel tersebut, dia adalah salah seorang kepala resepsionis.
"Heh Mira, siapa pemuda ini" tanya wanita itu ke resepsionis.
"Ini bu Raya, dia mencari pak Bagas" ucap Resepsionis yang di panggil Mira.
Wanita yang di panggil Ibu Raya bertolak pinggang dan berkata kepada jagat "Heh pemuda miskin, pak Bagas tidak ada di sini dia tadi pergi satu jam yang lalu, jadi buat apa kamu ada di sini. Sana cepat pergi"
bu Raya mengusir jagat dan berbohong kepada dirinya, bahwa pak Bagas tidak ada di kantor dan sudah pergi satu jam yang lalu.
"Cepat pergi, kamu tidak pantas berada di sini, lihat penampilan mu, urakan sekali. Paling kamu menemui pak Bagas untuk memberikan proposal dan meminta sumbangan. Sudah cepat pergi sebelum saya panggilkan satpam untuk mengusir kamu dari sini" usir Bu Raya.
Jagat hanya tersenyum tidak membalas perkataan dan hinaan yang merendahkan dirinya dia tidak memperdulikan wanita yang bernama raya tersebut.
Jagat hanya berbicara kepada Resepsionis yang bernama Mira " Mbak apa sudah di telpon belum pak Bagas nya"
Mira mengangkat gagang telepon yang ada di depannya dan berniat untuk menekan tombol tetapi Bu raya mencegahnya.
"Heh Mira sudah tidak perlu di telpon, tadi saya sudah dari kantor pak Bagas dan dia tidak ada di tempatnya" ucap Raya sambil membentak Mira.
Mira merasa ketakutan karena raya ini adalah atasnya dia mau melayani tamu tetapi di cegah oleh atasannya sendiri.
"Ta...tapi Bu, tugas saya melayani tamu dan harus memastikan ke pak Bagas" ucap Mira.
"Heh Mira, kamu ini hanya karyawan biasa apa kamu mau saya pecat, dan apa kamu tidak lihat dia ini gembel" Raya menunjuk ke arah jagat.
Setelah itu Raya mengusir kembali jagat dengan kata-kata yang tidak menyenangkan "hey masih belum pergi, belum jelas saya tadi berkata apa. Ayo pergi dari sini atau saya panggilkan satpam"
Jagat tersenyum dan menggelengkan kepalanya dia pun berbalik melangkah pergi, tetapi dia pergi hanya meninggalkan wanita yang bernama raya saja, dia berdiri di depan pintu masuk kedalam hotel.
Jagat pun merogoh saku celananya dan mengeluarkan handphone milik nya kemudian hubungi pak Bagas.
***
*Biar Author lebih semangat untuk terus Update.
*Jangan Lupa Kaka pembaca untuk Like, Komen, Vote dan berikan Hadiahnya.
Untuk yang ikhlas memberikan sawerannya bisa langsung ke link di bawah ini
👇
http://saweria.co/DaniSutisna
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!