“Apa yang sedang kalian lakukan?”
Eve benar-benar dibuat setengah mati saat melihat pria dan wanita dalam satu selimut berdua dan saling memeluk.
“Eve!”
Pria itu bangkit dan melepaskan pelukan seorang wanita yang bernama Ellen.
“Jangan mendekat! Ini sudah cukup buatku untuk memutuskan pertunangan kita!” Ucap Eve diiringi embun yang mulai membasahi kedua netranya.
“Eve dengarkan dulu penjelasanku!” Ucap Rafael sembari meraih piyama yang tergeletak di atas lantai.
"Plakk"
Tamparan yang cukup keras mengenai wajah tampan seorang pria yang biasa di panggil Rafael.
“Persetan, aku sudah tidak mau lagi mendengar penjelasan darimu, dan kau Ellen, aku tidak pernah menyangka jika kau tega melakukan ini kepada saudaramu sendiri, mulai saat ini Aku tidak mau mendengar tentang kalian lagi... permisi!”
Eve pergi begitu saja meninggalkan kamar apartemen milik Rafael, sang kekasih yang telah tidur bersama saudara tirinya sendiri.
“Eve! Tunggu!”
“Sudahlah sayang, ini sudah telanjur terjadi, sekarang Eve sudah mengetahui hubungan kita, sekarang aku minta pertanggungjawaban darimu, kau harus menikah denganku,” ucap Ellen sembari memeluk lengan Rafael.
Rafael tidak bisa menahan Eve untuk pergi, hari pernikahan yang tinggal menghitung hari terpaksa mereka batalkan.
Eve menangis di sepanjang jalan, hatinya benar-benar hancur melihat calon suaminya dan saudara tirinya sendiri bermain serong. Langkahnya goyah, pikirannya melayang entah kemana, yang ada dalam benaknya hanya kebencian dan penyesalan yang mendalam. Kenapa dia harus mencintai laki-laki yang telah mengkhianatinya.
“Aku benci kalian berdua, aku benci!”
Eve menangis sejadi-jadinya, saat ini entah apa yang ada dalam pikirannya, emosi sudah menghilangkan akal sehatnya, rasa kekecewaan dan sakit hati menuntun Eve datang ke tempat hiburan biasa ia nongkrong bersama Alinda dan Veren.
“Minumannya satu!”
Eve memesan satu botol minuman yang ia tunjuk dengan jarinya, minuman dengan merk Jameson itu ia pesan untuk menenangkan pikirannya, Eve adalah wanita karier yang bekerja di sebuah perusahaan besar sebagai staf accounting.
Eve tinggal di sebuah apartemen, Ia lebih memilih tinggal sendiri daripada harus serumah dengan ibu dan saudara tirinya.
Malam itu Eve tampak kacau, hatinya benar-benar hancur menyaksikan Rafael tengah bermesraan dengan adik tirinya, saat hari pernikahan mereka yang tinggal menghitung hari.
“Aku benci kalian, aku benci!” Eve merutuki nasibnya sendiri, Ia menenggak segelas minuman itu, ia melampiaskan kekesalannya, tanpa ia sadari Eve sudah terlalu banyak minum.
Eve merasa kepalanya mulai pusing, kemudian Ia beranjak pergi dari tempat tersebut, seorang pelayan menghampiri Eve dan menanyakan tagihannya.
“Mbak, Mbak, mau kemana? Bayar dulu minumannya!"
Eve melihat pelayan tersebut dan memicingkan matanya, dalam kesadaran yang tidak penuh itu, Eve membuka tasnya dan mengambil beberapa uang lembaran berwarna merah.
“Tuh! Apa masih kurang?” Eve melemparkan uang tersebut kepada pelayan. Pelayan mengambil uang tersebut dan melihat terlalu banyak Eve memberikannya.
“Tunggu Mbak! Ini kembaliannya” pelayan mengejar dan memanggil Eve untuk mengembalikan kembalian uang. Namun Eve tidak mendengarkan, ia terus saja berjalan keluar dari cafe tersebut.
“Ini kembaliannya Mbak!” Pelayan memberikan uang tersebut kepada Eve, namun Eve tidak memperdulikan nya.
“Hah... pergi! Jangan ganggu aku, ambil saja aku mau pulang!” Eve menolaknya dan segera berlalu. Eve masuk kedalam mobilnya dengan sedikit sempoyongan. Sambil mengoceh tak karuan Eve mengemudikan mobilnya.
“Kalian berdua memang brengsek, aku tidak akan memaafkan kalian berdua!”
Mobil Eve melaju cukup kencang di jalan raya, Sesekali dirinya menangis saat mengingat kejadian itu, setelah itu tertawa kecil merutuki nasibnya yang buruk ini. Eve masih dalam pengaruh minuman beralkohol, kesadarannya masih belum sepenuhnya terkumpul.
Tanpa sengaja mobilnya berhenti di depan kantor PT. Megantara tempat dirinya bekerja, Eve tidak pulang ke apartemennya, ia memutuskan untuk kembali ke kantornya, jika dia pulang maka dirinya akan semakin sedih jika teringat persiapan untuk hari pernikahannya nanti.
Mobil Eve terparkir di tempat biasa, kemudian ia segera masuk ke dalam kantor dan menuju ke ruangan nya, seorang satpam menghampiri Eve dan menanyakan kepadanya.
“Mbak Eve! Ada apa malam-malam begini?”
“Saya mau mengambil berkas yang ketinggalan di kantor pak!” jawabnya mencoba menahan pusing di kepalanya.
“Mbak Eve kenapa?” satpam memperhatikan Eve yang terlihat kacau.
“Tidak apa-apa! Saya mau ke atas “ Eve segera menuju ke ruangannya di lantai atas kantor.
Eve mulai masuk ke dalam lift dengan menyandarkan tubuhnya yang sudah tidak kuat menahan efek minuman keras itu.
Setelah beberapa saat akhirnya lift berhenti pada lantai 3 kantor milik William Anthony tersebut, CEO perusahaan dimana Eve bekerja.
Lift berhenti pada lantai 3 dan perlahan pintu lift itu terbuka, terlihat seorang wanita yang tampak sedang kacau keluar dari pintu lift tersebut. Dan tiba-tiba saja tubuhnya terjatuh.
Namun seseorang menolong Eve dengan menopang tubuhnya.
“Mbak e nggak apa-apa toh!” mendengar logat khas itu membuat Eve membuka suara.
“Jaka!”
Eve menatap wajah Jaka, sang Office Boy yang bekerja di kantor tersebut, Office Boy yang sehari-hari melayani Eve dan staf lainnya.
“Mbak Eve kenapa toh? Mbak e mabuk koyo e!” Jaka mencoba memapah Eve untuk duduk di sebuah sofa.
Setelah Jaka berhasil membawa Eve ke sofa, lantas dirinya segera pergi untuk mengambilkan air minum untuk Eve. Namun tiba-tiba saja Eve menarik tangan Jaka dan menahannya pergi.
Jaka melihat Eve yang tampak semakin tidak terkontrol. Eve sudah terpengaruh minuman sehingga membuat akal sehatnya menghilang, dalam keadaan seperti itu Eve melihat wajah Jaka seolah adalah wajah Rafael, sang calon suami.
“Rafael! Kenapa kamu lakukan itu padaku?” Eve tiba-tiba saja bergelayut pada tangan Jaka.
“Eh...eh...mbak Eve, mbak e kenapa toh ini” Jaka mencoba mengimbangi bobot tubuh Eve yang menumpu pada tubuhnya dengan menahan Eve agar tidak terjatuh, namun sungguh sial bagi Jaka, mereka berdua justru terjatuh pada sofa di ruangan kerja itu, Eve berada di atas tubuh Jaka.
Sejenak Jaka melihat tatapan mata seorang gadis yang terlihat sangat kacau hari itu.
“Rafael! Jika kamu memang menginginkan aku, kenapa kamu harus tidur dengan dia, aku bisa memberikan milikku padamu, sebentar lagi kita menikah, kenapa kamu sudah tidak sabar”
Eve semakin meracau, aroma alkohol tercium kuat dari mulut gadis cantik itu.
“Mbak Eve, apa yang mbak e lakukan?” Jaka dibuat terkejut saat Eve bangkit dan membuka seluruh pakaiannya tanpa terkecuali.
“Milikilah aku! Jika itu membuatmu tidak pergi dariku”
Eve tiba-tiba saja mencium bibir Jaka yang dikiranya adalah Rafael, tentu saja Jaka adalah seorang laki-laki normal, melihat rejeki nomplok di hadapannya, tak mampu mungkin ia bisa menghindarinya, apalagi tubuh Eve begitu dekat dengannya.
“Mbak Eve, maafkan saya!” ucapnya lirih, Jaka tidak bisa menahannya saat Eve terus berusaha membangkitkan rasa itu.
Jaka yang malam itu memang sengaja belum pulang dari kantor, justru Ia mendapatkan pengalaman baru yang tak akan pernah ia lupakan, bercinta dengan staf perusahaan yang biasa ia layani.
Keduanya tampak begitu menikmati kebersamaan mereka dalam situasi yang panas itu.
BERSAMBUNG
🔥🔥🔥🔥🔥🔥
......Hai mohon dukungannya ya, seperti biasa favoritkan dulu, agar kalian bisa mendapatkan notifikasi nya, setelah itu baca dan jangan lupa beri like, komen, beri hadiah dan vote 🥰 ini novel ke 5 author, semoga novel ini bisa menghibur kalian semua, ingat ya bestie author nggak pernah bikin novel dengan sad ending, jadi apapun konfliknya kalian baca aja, karena ujung-ujungnya pasti bahagia kok 🤭 mohon maaf sebelumnya jika ada persamaan nama dan tempat...happy reading 🙏...
Setelah beberapa jam Eve tersadar dari tidurnya, tiba-tiba saja sekarang Ia berada di lantai bawah dengan beralaskan sebuah kain, Ia mencoba bangun namun ada sesuatu yang membuatnya sangat terkejut, dilihatnya seorang laki-laki yang tidur di sampingnya dengan posisi tengkurap. Tampak sebuah tato gambar naga yang menghias punggung atas lelaki yang bertubuh proposional itu.
Spontan Eve menjerit dan membuat Jaka terbangun dan membekap mulutnya spontan.
“Sssttt... Ojo teriak toh mbak e”
“Mmmm...Jaka! Kenapa kamu bisa ada di sini!” Eve membuka dan menepis tangan Jaka dan menatap Jaka penuh kesal. Eve yang melihat Jaka yang telanjang bulat itu tampak memalingkan wajahnya dari pemandangan yang seharusnya tidak ia lihat.
Eve sendiri juga sibuk mencari pakaian yang ia lepaskan, namun saat dirinya hendak bergerak ada sesuatu yang membuat dirinya meringis kesakitan.
“Awwww...”
Eve merasakan pusat intinya sangat ngilu terasa, begitu nyeri berpusat pada area bawah tubuhnya. Eve melihat dirinya yang terlihat kacau, sontak saja Eve memukuli sang OB yang ada di sampingnya itu, dan pastinya dia adalah orang yang melakukan hal itu kepadanya.
“Brengsek kamu! Kenapa kamu lakukan itu padaku!” Eve menangis sejadi-jadinya, kenapa hal ini harus terjadi pada dirinya.
“Mbak Eve, saya minta maaf mbak e, semalam mbak Eve mabuk, mbak e tiba-tiba saja mencium Jaka, justru Jaka yang harus marah sama mbak Eve, Jaka masih perawan loh, tapi mbak Eve sudah membuat Jaka melepaskan kejantanan Jaka.” dengan tanpa dosa Jaka berkata itu kepada wanita yang baru saja tidur dengannya.
“Ah ... bodo! Aku mau pulang dan kamu tidak akan pernah aku maafkan, kamu ... kamu ... Ahhhhh.”
Eve langsung memakai bajunya kembali dengan cepat dan tidak menghiraukan Jaka yang terdiam melihat ekspresi Eve yang terlihat begitu kesal. Setelah Eve berhasil memakai bajunya kembali, lantas Ia segera pergi dari tempat itu, namun ada sesuatu yang Eve lupakan.
Sejenak Eve mata berkeliling mencari benda yang ia rasa belum ia pakai.
“Dimana dia?” gumamnya sembari matanya mencari benda yang menghilang itu.
“Mbak Eve mencari apa toh?” tanya Jaka yang masih terlihat polos itu, membuat mata Eve terpaksa melihat kembali pemandangan yang membuat mata indahnya membulat.
Dengan cepat Eve pergi dari sana, jam menunjukkan pukul 2 pagi, Eve keluar dari kantornya dan Ia melihat satpam yang sudah tertidur, Eve segera menuju ke dalam mobilnya, ada rasa sedih sekaligus kesal berkecamuk dalam dirinya, bagaimana bisa dirinya dan Jaka bisa melakukan hal sebodoh itu.
“Astaga! Kenapa aku bisa sebodoh itu, kenapa harus dengan Jaka? Tapi ... dia begitu lembut ... ahh no no.” sejenak Eve masih mengingat bagaimana Ia dan Jaka bergumul ria menikmati surga dunia yang belum pernah mereka bayangkan.
Eve segera melajukan kendaraannya hingga ke luar dari area perkantoran, sementara dari atas gedung lantai 3, terlihat sepasang mata tengah memperhatikan Eve yang baru saja pergi meninggalkan kantor milik William Anthony itu.
“Aku tidak akan melupakan malam ini.” ucap lelaki yang memiliki tato naga pada punggung kiri atas tersebut, ia menyunggingkan senyumnya sembari membawa sebuah benda berwarna putih dengan hiasan renda warna pink.
Tiba-tiba saja ponsel pria yang masih bertelanjang dada itu berdering. Dilihatnya sang Ibu yang sedang menghubungi nya.
“Halo Mommy!”
“Willy ... kamu di mana sekarang? Kenapa belum pulang?”
“Sebentar lagi aku pulang Mommy, aku masih berada di kantor”
“Mommy sangat mengkhawatirkan mu, cepatlah pulang, bukankah penyamaran mu hanya untuk siang hari, Nak! Untuk apa malam-malam begini kamu masih berada di kantor?”
“Mommy tidak usah khawatir, Willy akan mengungkap siapa yang sudah mengkhianati perusahaan kita.”
Setelah pria itu berbicara pada ibunya lewat telepon, lantas Ia menuju ke kamar mandi dan melepaskan kulit sintetis yang ia pakai untuk menutupi wajah aslinya. Sungguh Ia adalah pria yang sangat tampan, kulit putih, rambut coklat dan tubuh yang proporsional, membuat penampilan dari seorang William Anthony, pemilik dan CEO perusahaan PT Megantara itu terlihat begitu gagah.
William atau yang biasa di sapa Willy, Ia berdiri di bawah guyuran air shower, sembari membayangkan kejadian yang baru saja terjadi antara dirinya dan stafnya itu.
“Eveline Angelina! Aku tidak akan melepaskan mu!”
Willy mengusap wajahnya sembari membayangkan wajah Eve yang berhasil membuat dirinya terngiang-ngiang. Setelah Willy selesai dengan ritual mandinya, lantas Ia memakai kembali atribut penyamarannya, dengan ciri khas tompel di sebelah pipi kirinya dan kumis tipis yang Ia letakkan untuk pemanis kulit sawo matang dari kulit sintetis yang ia pakai dalam misi penyamarannya.
Setelah beberapa menit, akhirnya seorang laki-laki dengan seragam Office Boy tengah keluar dari kamar mandi itu. Jaka Suyanto, sebuah nama yang tertera pada dada seragam Office Boy yang dipakai oleh Willy, yang biasa disapa Jaka oleh para staf.
Kemudian ia beranjak pergi dari tempat di mana ia baru saja melakukan malam pertama dengan wanita yang bukan istrinya, tapi cukup membuatnya tak bisa untuk melupakannya begitu saja.
“Tempat ini adalah saksi saat kau dan aku bersatu, aku yakin kamu juga tidak akan pernah melupakannya, sama halnya seperti diriku, kamu juga menikmatinya, Eve!”
Jaka tersenyum smirk, kemudian ia segera keluar dari kantor miliknya, Jaka melihat satpam yang tengah tertidur, kemudian ia menghampiri nya dan membangunkannya.
“Pak Karyo! Bangun, Pak!” Jaka menggoyangkan tubuh satpam yang berbadan gembul itu, lantas satpam itu terbangun dan melihat Jaka yang sedang berdiri di sampingnya.
“Jaka! Kamu kok belum pulang?” tanyanya pada pemuda yang biasa bekerja sebagai office boy itu.
“Belum pak, Iyo tadi masih ada kerjaan.” jawabnya lugu, Karyo sang satpam terlihat memperhatikan sekeliling, seolah sedang mencari keberadaan seseorang.
“Pak Karyo! Ono opo? Sopo toh yang pak Karyo cari?” tanya Jaka.
“Loh mobilnya mbak Eve kemana? Perasaan tadi ada di situ? Kok sekarang ilang!” Karyo Tampak celingukan.
“Mbak Eve?” Jaka pura-pura tidak tahu.
“Iya ... tadi ada mbak Eve datang kesini, kayaknya dia mabuk, terus dia naik ke atas, katanya mau ambil berkas apa gitu, terus aku tungguin kok nggak nongol-nongol juga, sampai aku ketiduran, eh kamu nggak lihat Mbak Eve semalam?” tanya satpam itu.
“Ora pak! Lah wong saya sibuk ngepel sama nyuci piring, aku ndak tahu kalau ada Mbak Eve naik ke atas” Jaka mengelak.
“Apa jangan-jangan dia sudah pulang ya?”
“Ya mungkin saja pak! Lah wong sampeyan ketiduran gitu” imbuh Jaka.
“Yo wis lah pak, aku pulang dulu” pamit Jaka kepada pria bertubuh bongsor itu.
“Ya ya mas, hati-hati” Ucap satpam itu.
Dan akhirnya Jaka mengambil motor bebek bututnya yang ia parkir kan di sebelah pos satpam, motor bebek dengan model klasik, membuat penampilan Jaka terlihat begitu sederhana, namun siapa sangka jika dirinya adalah seorang CEO dalam misi penyamaran.
*
*
BERSAMBUNG
🔥🔥🔥🔥
*
*
*
Evelyn Angelina, 24 tahun staf accounting di perusahaan besar milik William Anthony, yang tiba-tiba dinyatakan dokter tengah mengandung.
William Anthony, 28 tahun Dirut utama PT Megantara, perusahaan tempat di mana Eve bekerja, jatuh cinta kepada Eve, karyawannya sendiri karena cinta satu malam yang tanpa sengaja mereka lakukan.
...Visual hanya ke haluan author, jika tidak berkenan maafkanlah 🙏...
Setelah beberapa menit Eve tiba di apartemen tempat ia tinggal, dengan keadaan yang kacau Eve masuk ke dalam apartemen nya dan langsung menuju ke kamar mandi. Eve langsung membuka keran shower dan mengguyurkan air ke seluruh permukaan tubuhnya yang ia rasa sudah ternoda itu.
Eve bersimpuh dan menangisi keadaan dirinya, betapa hatinya benar-benar hancur, belum kering lukanya saat melihat Rafael yang telah mengkhianatinya, di tambah lagi kesuciannya telah terenggut oleh pria sederhana yang selama ini ada di sekitarnya, yang selalu menyediakan teh hangat untuk dirinya, Jaka pria dengan logat khas Jawa itu, sudah membuatnya hidupnya benar-benar berubah.
Malam yang tak pernah Eve bayangkan, bercinta dengan pria yang bukan suaminya, membuat Eve semakin merutuki nasibnya. Bagaimana bisa dirinya semudah itu menyerahkan kesuciannya, namun tak bisa Eve pungkiri dirinya juga masih mengingat saat-saat ia dan sang Office Boy menikmati percintaan mereka yang tanpa disengaja.
“Dia pria yang kuat” gumamnya.
Namun dengan cepat Eve membuyarkan lamunannya, ia kemudian segera melanjutkan mandinya.
“Eve! Kamu harus melupakan kejadian malam ini, anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa dengan office boy itu, ini hanyalah sebuah mimpi buruk” Eve meyakinkan dirinya untuk tidak mengingat kejadian bersama office boy nya itu.
*
*
*
Sementara itu di sebuah Mansion mewah, terlihat seorang wanita yang tengah menunggu kedatangan putranya yang sedari tadi belum pulang.
“Astaga! Sampai jam segini Willy belum pulang?” gumam Liora sembari memperhatikan jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu menunggu kedatangan William Anthony, putranya.
Liora tampak sedang menghubungi seseorang dan menanyakan keberadaan sang anak.
“Boy! Kamu tahu di mana Willy sekarang? Apa dia sedang bersama mu?” tanya Liora kepada asisten pribadi Willy.
“Maaf Nyonya! Tuan muda tidak bersama saya, tadi terakhir saya lihat dia masih berada di kantornya, sepertinya Tuan muda sedang mencari sesuatu di sana” jawab Boy, asisten pribadi Willy yang juga mengetahui tentang penyamaran bos nya itu.
“Ohh...ya sudah, aku akan menghubunginya”
Saat itulah Liora menghubungi Willy yang masih berada di dalam kantornya, seusai dirinya mengalami kejadian bersama Eve, salah satu staf di perusahaannya.
Sementara motor bebek yang di kendarai oleh Jaka itu berhenti di suatu tempat yang tidak ada satu orangpun yang tahu, sebuah rumah yang khusus Willy gunakan untuk tempat merubah dirinya menjadi Jaka, di sana Jaka berubah kembali Willy untuk pulang ke rumahnya.
Ada beberapa orang yang menjaga tempat yang mirip sekali dengan villa itu, Willy Tampak berpesan kepada anak buahnya, agar menjaga tempat ini, sebelum dirinya pergi meninggalkan tempat itu.
“Kalian jaga tempat ini baik-baik, dan ingat jangan sampai ada orang yang masuk ke tempat ini, aku pergi, ingat itu!”
“Baik Tuan muda!”
Kemudian Willy pergi dengan mobil mewahnya.
Setelah beberapa saat Willy tiba di mansion mewah miliknya, Ia mulai memasuki istana nya yang di sambut dengan penjaga gerbang yang menundukkan kepala kepadanya.
Willy memasuki ruang utama dan dilihatnya sang ibu yang masih terjaga menunggu kedatangan putra semata wayangnya itu.
“Willy! Kamu sudah pulang nak!” Liora menyambut kedatangan putranya.
“Kenapa Mommy belum tidur?” Willy berucap kepada sang ibu yang terlihat khawatir.
“Mommy mengkhawatirkan mu”
“Willy baik-baik saja Mom! Tidak usah terlalu mencemaskan keadaan Willy”
“Mommy takut jika ada yang mengetahui identitas mu Nak, karena selama ini yang mereka tahu William Anthony sedang berada di Perancis, Mommy takut saja jika ada yang mengenalimu” ucap Liora yang masih mengkhawatirkan keadaan putranya.
“Tidak akan ada yang tahu Mommy, bahkan Om Wira pun tidak akan bisa mengenali putramu, sebelum aku menemukan bukti siapa yang sudah mencurangi perusahaan kita, aku tidak akan berhenti menjadi Jaka! Aku mohon Mommy memberiku semangat, agar aku bisa mengungkap musuh di balik selimut”
“Mommy akan selalu mendukungmu Willy, tapi kamu juga harus ingat, kamu juga harus memikirkan dirimu sendiri, usiamu sudah cukup matang untuk mencari istri, Mommy juga ingin menggendong cucu”
Agaknya ucapan Liora tidak terlalu di perdulikan oleh Willy, dirinya masih fokus pada misinya. Membongkar kejahatan seseorang yang berlindung di balik keluarga besar D’angelo.
*
*
*
*
Sementara di suatu tempat
Ellen terlihat begitu bahagia, hari ini benar-benar hari yang membahagiakan baginya, menyakiti kakak tirinya adalah impiannya sejak pertama kali ia mengetahui bahwa Eve akan menikah dengan Rafael.
“Akhirnya, aku bisa memiliki Rafael untuk selamanya, maafkan aku Eve, kali ini aku yang akan menjadi Nyonya Rafael Marchetti” ucap gadis berambut pirang itu.
Agaknya ucapan nya di dengar oleh sang Mama, Linda.
“Ellen! Darimana saja kamu? Jam segini baru pulang?” Tanya wanita paruh baya itu.
“Mama! Aku senang sekali hari ini, Mama tahu kenapa?”
Linda menggelengkan kepalanya dan mengerutkan keningnya, karena ia melihat sebuah tanda merah pada leher sang Anak.
“Tunggu Ellen? Apa yang sudah kamu lakukan?”
“Maksud Mama apa?”
Linda menyentuh leher anaknya yang terdapat tanda merah yang diukir oleh Rafael, calon suami kakak tirinya.
Ellen justru tertawa bangga, membuat Linda semakin tidak mengerti apa maksud anaknya itu.
“Katakan Ellen? Apa yang sebenarnya terjadi?”
Ellen menatap wajah sang Mama dan berkata.
“Sebentar lagi, kita akan tinggal di istana keluarga Marchetti Ma!”
“Maksudmu?”
“Aku dan Rafael akan menikah”
Linda semakin dibuat bingung dengan pernyataan anaknya. Sementara yang ia tahu Rafael adalah calon suami Eve, anak dari mendiang suaminya.
“Apa maksudmu Ellen? Mama tidak mengerti, kamu akan menikah dengan Rafael, bagaimana bisa?” Linda tidak percaya jika anak gadisnya akan menikah dengan Rafael, sementara yang ia tahu dua hari lagi Rafael akan menikahi Eve.
“Ma! Rafael sudah menjadi milikku, dan dia akan segera menikahiku, karena hari ini aku sudah membuat Rafael jatuh ke dalam pelukanku”
Sontak ucapan Ellen membuat Linda begitu bahagia, ternyata impiannya mempunyai mantu kaya raya akan terwujud sebentar lagi.
“Kamu yakin itu Ellen? Lantas bagaimana bisa? Apakah Eve mengetahuinya?”
“Eve menyaksikan sendiri bagaimana kami sedang bermadu kasih, dan itu sangat membuatku sangat bahagia”
“Bagus Ellen, itu artinya Rafael akan menjadi menantu Mama, dan Eve akan hidup dalam penderitaan, Mama suka itu”
Kedua anak dan ibu itu tampak mentertawakan Eve yang saat ini pasti dalam kekecewaan yang mendalam.
*
*
*
*
Dalam apartemen itu Eve tidur dengan bantal yang basah, bagaimana tidak basah, air matanya tak juga berhenti mengalir, sungguh hari ini adalah hari sial untuk dirinya.
“Ya Tuhan! Kenapa ini harus terjadi kepadaku”
Eve menyeka air matanya dan ia beranjak berdiri mengambil sesuatu dari dalam laci, sebuah album foto yang berisi potret kenangan dirinya dan juga Rafael, Eve membawa album itu dan ia mengambil korek dan membakarnya di tempat sampah.
“Semuanya sudah berakhir, dan kamu sudah ku anggap mati”
Eve menyalakan korek api lalu membakar semua album kenangan dan potret manis bersama Rafael.
BERSAMBUNG
🔥🔥🔥🔥🔥
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!