NovelToon NovelToon

Antara Pilihan Dan Cinta Sang Ceo

Perkenalan

"Tuan hari ini kita mengadakan rapat pada pukul 1 siang" Ucap seorang sekretaris yang saat ini sedang masuk menggunakan baju yang cukup ketat dan seksi.

"oke siapkan keperluannya" Ujar seorang pria berjas rapi dengan dasi dilehernya yang saat ini sedang sibuk berkutik dengan laptopnya pandangan lurus tanpa melihat wanita seksi yang saat ini ada didepannya.

"Baik tuan" ujar gadis itu.

"kamu boleh pergi"

Bukannya pergi gadis itu malah mendekatkan diri kepada CEO itu, sang CEO sadar dengan wanita yang saat ini mangkin mendekat padanya menatap wanita itu dengan tajam.

"sedang apa kau?" Tanya Ceo itu sambil menatap tajam wanita itu dengan lirikan tajam.

Wanita itu malah duduk dipangkuannya, mengelus dada sang CEO memainkan tatapan seksinya, tidak tergoda pria itu justru jijik dengan wanita yang duduk di pangkuannya saat ini. Bau parfum yang digunakan wanita itu sangat menyengat membuat dia ingin mual.

"menyingkir lah dasar ******!!" ujar CEO mendorong wanita itu hingga terjatuh cukup terkejut dengan apa yang dilakukan pria itu hal yang tidak disangka oleh wanita itu.

"Kenapa tuan? kenapa? aku sudah menyukaimu begitu lama! Kenapa kau sama sekali tidak pernah melihatku!" ujar sang wanita saat ini dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Apa hak mu bicara begitu!!" ujar sang CEO membersihkan tangannya menggunakan tisu seolah orang yang didorongnya berupa kuman.

"hiks..hiks kau begitu dingin kepadaku, aku sungguh-sungguh mencintaimu. Coba lihat lah aku" ujar sang wanita saat ini dengan air mata yang tidak sanggup dibendungnya.

"Aku tidak suka wanita sepertimu"

"kenapa tuan aku bisa merubah penampilanku seperti yang kau mau"

"Pergi dari sini aku tidak ingin melihatmu!!" Ucap sang pria dengan amarahnya.

"tidak tuan! aku masih ingin bersamamu"

"pergi aku Blng!!" ujar CEO mangkin mengeraskan suaranya, membuat wanita itu berlari meninggalkan ruangannya.

orang-orang yang ada di kantor melihat gadis yang baru saja keluar dari ruangan CEO sudah bisa menebak kejadian itu, karna sudah banyak wanita yang akan datang menggoda lelaki tampan yang berada didalam ruangan itu.

"Haiss seperti biasa, masih ada saja yang menggoda CEO" ucap seorang wanita yang saat ini sedang berdiri memberikan kopi untuk temannya.

"Iya sudah berapa kali diperingatkan bahwa CEO bukan orang yang bisa digoda"

"Tapi wajar jika mereka menggoda CEO kita, tidak bisa dipungkiri bahwa dia berwajah tampan dan memiliki tubuh yang bagus. Siapa pun tidak akan tahan untuk menggodanya selain itu dia juga kaya raya."

"iya aku juga menyukainya, tapi tidak mungkin aku berani menggodanya aku masih mau kerja disini"

"hahaha aku juga, dia memang tampan aku sering terpesona olehnya" ujar wanita itu membayangkan bosnya.

"hahaha hentikan lah pikiranmu itu ayo kita bekerja.

Pria yang awalnya berjas abu-abu kini berganti dengan jas hitam yaaa dia merasa parfum wanita yang tadi sedikit tercium dibadannya, dia baru saja mengganti bajunya kini semua mata sedang tertuju pada dirinya yang begitu mempesona.

ARDIAN KYNZO ALZY seorang CEO yang terkenal dengan sikap dingin, tegas,tampan dan berwibawa dengan tinggi 185 cm usianya kini sudah menginjak 26 tahun, usia yang muda bagi seorang CEO.

Menjalankan perusahaan ALZY, aset kekayaan yang dimiliki Ardian tidak terhitung jumlahnya, dengan wajah tampan serta harta yang bergeling wanita mana yang bisa menolak pesonanya.

Usianya sangat muda namun mampu membuat perusahaannya sangat sukses, kemampuannya tidak dapat diragukan kecerdasannya sudah terlihat dari kecil.

"Ardo, perintahkan seseorang untuk membersihkan ruanganku" ujar Ardian berjalan sambil memasukan tangannya didalam saku.

"Baik tuan, apakah ada perintah lain?" Tanya Ardo selaku tangan kanan dari Ardian orang yang berada sudah lama bersamanya dan setia .

"Sisanya kau tau harus apa" Ucap Ardian langsung pergi.

Kini Ardian sedang minum kopi diruang santai kantornya, jarang sekali Ardian terlihat duduk disana biasanya dia akan berada di ruangnya sendiri, namun karna kejadian tadi dia harus menunggu ruangannya selesai dibersihkan.

Sorot mata kagum tidak lepas darinya bahkan karyawan wanita tidak segan untuk mencari perhatian didepannya tapi Ardian tidak pernah perduli akan hal itu ada banyak wanita yang tersenyum ke Ardian tapi tetap tidak dipedulikan olehnya.

"Tuan Ardian ruangan anda sudah dibersihkan, satu jam lagi kita akan meeting"Ujar Ardo.

"Baiklah" Ardian pergi kembali ke ruangannya yang sudah dibersihkan.

Meeting dan pekerjaan Ardian telah selesai saatnya dia untuk pulang kerumahnya dirinya kini sudah merasakan kelelahan. Kini Ardian sedang menuju parkiran siapa sangka disana ada seorang wanita sedang terduduk dipinggir mobilnya dengan kaki yang terluka, Ardian tidak perduli akan hal itu dia membuka pintu mobilnya tapi siapa sangka wanita itu malah menarik kaki ardian.

"Tu...tunggu" ujar wanita itu menahan celana Ardian.

"lepaskan" ujar Ardian singkat.

"Tuan bisa kah kau berikan aku tumpangan? kaki ku sedang terluka" ujar wanita itu menahan rasa sakit yang saat ini sedang ada dilututnya.

"Maaf, aku tidak ada waktu" Ujar Ardian.

"Tuan tapi ini sakit kau cukup mengantarkan ku ke rumah setelah itu kau bebas meminta apa pun" ujar gadis itu memelas.

Ardian hanya mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

"Halo Ardo bisakah kau ke parkiran" Ujar Ardian yang sedang menelpon.

Tak lama Ardo tiba di tempat parkiran dan melihat ada wanita sedang terluka disana.

"ada apa memanggilku tuan?" ucap Ardo bingung.

"Antarkan dia" wanita itu terkejut bahwa dia telah terluka tapi Ardian tidak mau mengantarnya malah menyuruh orang lain, padahal dia sudah menyiapkan dirinya berdandan cantik.

"Tuan tunggu, aku ingin diantar olehmu" ujar wanita menahan Ardian bukannya perduli justru Ardian langsung membuka pintu mobilnya dan pergi begitu saja. Jangan salahkan Ardian bersikap seperti itu Ardian sudah melihat bahwa wanita tadi sengaja melukai dirinya sendiri dan duduk disekitar mobilnya agar Ardian merasa kasian.

pulang malam, hal yang biasa terjadi pada Ardian dia menikmati kenikmatan malam yang penuh dengan kelap kelip lampu yang indah, dasi dilehernya kini telah mengendur tidak rapi seperti tadi, bahkan jas nya sudah tidak terpasang ditubuhnya.

Di malam ini Ardian mengendari mobil mewahnya sendiri dia jarang membawa supir dia lebih senang mengendarai mobilnya sendiri dia hanya menyuruh supirnya ketika ada acara penting yang harus dia datangi.

Dia hampir tiba didepan gerbang rumahnya ada satpam yang membuka gerbang besar untuknya dan terpapang jelas rumah besar dan mewah berwarna putih.

Dia menghidupkan handphone nya dan tersenyum menatap wallpaper disitu.

salah seorang pembantu membuka pintu rumah dan mengambil jas milik Ardian.

Ardian langsung merebahkan dirinya di sofa untuk menghilangkan rasa lelahnya atas pekerjaan dan semua kejadian yang terjadi hari ini.

salah seorang pembantu membawakan kopi untuk Ardian namun tidak langsung diminum olehnya, Ardian memilih untuk membersihkan diri di kamarnya namun saat hendak menuju tangga dia mendengar suara dari dapur dan melihat seseorang disana.

Dania Ivalya

Seorang yang membuatnya tak asing, sebuah senyuman kini terukir di sudut bibir Ardian, senyuman yang jarang diperlihatkan pada orang lain selain seseorang yang sedang ditatapnya sekarang.

DANIA IVALYA, gadis yang tidak tau siapa orang tuanya, dibesarkan disebuah panti asuhan dan hidup mandiri mengandalkan dirinya. Sesosok wanita tangguh yang membuat Ardian jatuh hati kepadanya.

Memiliki paras yang cantik, kulit putih bersih, hidung yang mancung bibir mungil, tubuh ideal, bulu mata lentik serta senyum manis terukir diwajahnya. Sekarang gadis itu sedang berusia 19 tahun.

Dapat berkuliah dengan usahanya sendiri bekerja sambilan disebuah restoran cukup terkenal di kotanya dengan keadaannya Dania tidak pernah mengeluh.

Cinta pertama Dania yang berawal dari benci jadi cinta seperti yang ada di dalam novel dimna kisah mereka berawal dari pertemuan menyebalkan saat Dania yang masih SMP bertemu Ardian yang sedang memberikan bantuan. Dimana Dania tidak sengaja menabrak tubuh Ardian saat berlari karena terlambar

Ardian kini berjalan menghampiri Dania.

"Kau datang Dania, kenapa tidak memberi tahuku? agar aku menjemputmu" Ujar Ardian sambil memeluk tubuh langsing milik Dania dan menempelkan dagunya di bahunya, mencium aroma yang ada ditubuh kekasihnya itu sudah menjadi candu baginya.

Dania membalikan tubuhnya menatap Ardian dengan tatapan lembut.

"Ada yang berkata padaku, jika bulu mata jatuh ada yang merindukanmu, dan tadi aku melihat bulu mata ku jatuh kemungkinan besar ada seseorang yang kini tengah merindukanku" Ujar Dania memberikan senyum manis.

Menatap Dania saja membuat Ardian merasa seperti beban dipundak menghilang apalagi sebuah senyuman manis milik kekasihnya ini.

"kenapa kau percaya hal seperti itu" Tanya Ardian memeluk pinggang kekasihnya.

"Entahlah, apakah kau merindukan ku Ardian?" Tanya Dania memegang pipi milik Ardian.

"Bodoh, jika memang begitu maka bulu mata mu akan habis" ujar Ardian.

"Hah mengapa begitu?" Tanya Dania dengan ekspresi polos membuat Ardian gemas melihatnya.

"Karena aku merindukanmu setiap waktu" Ujar Ardian berbisik dikuping Dania membuat wajahnya kini memerah.

"Wajahmu memerah Dania, apa kau sakit? Owh aku tau ini, apakah kekasihku sedang malu?" ujar Ardian mendekatkan wajahnya kepada Dania.

"Kau mangkin jago saja menggombalnya" ujar Dania mengerucut kan bibirnya, tapi pipinya masih memerah.

Ardian hanya tersenyum menatap kekasihnya yang manis ini.

"Kau sedang memasak?" Tanya Ardian.

"Iya, apa yang ingin kau makan tuan muda?" Tanya Dania menggoda Ardian.

"Hahaha sayang, kenapa memanggilku begitu?" Ujar Ardian tertawa sambil mengesampingkan rambut Dania ke kupingnya.

"Kau memanggil sayang, menggoda ku lagi"

Ujar Dania yang saat ini memalingkan wajahnya karna malu.

Sangat manis melihat wajah Dania yang sedang malu saat ini.

"kenapa hmm? Bukannya kau kekasihku?"

"iya, jadi apa yang ingin kau makan tuan muda Ardian?" Tanya Dania kembali dengan wajah malu-malunya.

"apa pun yang kau masak, pasti aku suka" Ucap Ardian tersenyum lembut.

"kalau begitu pergilah mandi, kau pasti lelah dan belum mandi" Ujar Dania tersenyum.

Ardian menghirup wangi Dania dan pergi untuk mandi menyegarkan tubuhnya.

Dania kembali berkutik didapur memotong sayuran serta memasak daging. Dania memang sering berada di rumah Ardian, seluruh pembantu pun sudah paham betul bahwa Dania sering memasak. Hanya Dania lah wanita yang sering dibawa kedalam rumah mewah milik Ardian, dan menjadi kesayangan dihati tuan muda Ardian.

Wangi dari masakan Dania sangat harum membuat siapa saja yang menciumnya akan merasa lapar, sama hal nya dengan Ardian yang saat ini berjalan cepat menuruni tangga padahal handuk masih tergantung dilehernya, untuk melihat apakah Dania sudah selesai memasaknya.

"Wanginya harum" gumam Ardian.

"kau sudah selesai Ardian, ayo makan kamu pasti lapar" Ujar Dania sambil membawa makanan kemeja makan satu persatu, dibantu pembantu.

"Wanginya sangat harum tercium sampai lantai atas"

Dania tersenyum mendengar pujian dari Ardian. Ardian yang memang sudah lapar langsung memakan makanan itu dengan lahap, Ardian jarang makan dengan lahap ketika pembantunya membuatkan makanan dia tidak pernah memakan banyak namun berbeda dengan buatan Dania, Ardian langsung memakannya dengan lahap bukan karna Dania kekasihnya, tetapi masakan yang dimasak oleh Dania memang sesuai dengan seleranya.

Saat Ardian sedang makan, sendok berada didekat mulutnya, dia melihat bahwa Dania sedang menyuapinya sambil tersenyum dan langsung dimakan oleh Ardian.

"masakan ini mangkin terasa enak saat kau menyuapiku Dania" ujar Ardian menatap Dania.

"Dasar, apa ada hubungannya" Ujar Dania tersenyum.

"mungkin tanganmu mengandung sihir"

"Dasar kau ini" Ucap Dania berjalan menghampiri Ardian mengambil handuk yang ada di leher Ardian mengusap kepalanya, Ardian yang diperlakukan seperti itu merasa sangat nyaman.

"Keringkan dulu rambutmu, aku takut kau masuk angin Ardian" Ujar Dania dengan lembut mengusap rambut kekasihnya dengan perlahan.

"Maafkan aku, tapi harum masakan mu sangat enak Dania, aku tidak tahan jika tidak cepat-cepat mencobanya" Ujar Ardian

"tapi keringkan lah dulu Ardian, bagaimana jika kau sakit?" Ujar Dania masih mengusap rambut Ardian.

Makan malam selesai, Ardian dan Dania menuju ruang nonton tv menonton film romantis. Disana Dania menyandarkan kepalanya di bahu bidang milik Ardian dan Ardian terus tersenyum menanggapi itu.

"ahhh sudah lewat, aku harus kembali ke apartemen ku Ardian" Ujar Dania sambil melihat jam yang melingkar ditangannya.

"menginap lah disini" ujar Ardian mengirup bau harum dari bahu Dania.

"Adian besok aku kelas pagi dan harus bekerja" Ujar Dania tersenyum melihat tingkah manja Ardian.

"Tidak usah bekerja besok aku akan mengantarmu" paksa Ardian.

"Permintaanmu terpaksa ku tolak Ardian" Ujar Dania berdiri bersiap-siap.

"Kenapa aku kaya, kenapa kau harus bekerja Dania aku bahkan bisa langsung membeli restoran tempat kau bekerja" Ujar Ardian menahan tangan Dania.

Dania tersenyum menatap Ardian saat ini.

"itu kan hartamu Ardian" ucap Dania.

"lalu kenapa Dania, hartaku juga hartamu" Ujar Ardian menatap mata Dania.

"aku tetap ke apartment hari ini Ardian" Ujar Dania mutlak.

Ardian ingat betul bahwa kekasihnya ini sungguh keras kepala dengan apa yang diinginkannya tidak bisa diganggu gugat.

"Baiklah ayo aku antar" ujar Ardian berdiri mengambil kunci mobil miliknya.

"Ardian bukannya kau lelah?" Ujar Dania.

"Tidak ada kata lelah untuk mu Dania" Ucap Ardian tersenyum lembut menatap Dania membuat wajah Dania kini memerah dan terharu mendengarnya.

Ardian pergi mengantar Dania ke apartemen nya, dia ingat betul bagaimana dirinya harus mengeluarkan banyak tenaga untuk memaksa Dania agar mau menerima hadiah apartemen ini, tapi Dania masih berusaha menolak. Dania memang terlihat lemah lembut dan penuh perhatian namun sisi sebaliknya Dania adalah wanita yang mandiri, keras kepala, juga tangguh.

Kini Ardian sedang melihat kearah Dania yang sedang melihat kearah jalanan yang begitu ramai dan indah, pipi chuby dan rambut panjang yang tergerai nya terlihat sangat cantik.

Tak lama mereka tiba di apartemen milik Dania sebelum Dania turun Ardian menggenggam tangan kekasihnya.

"Ada apa Ardian?" Tanya Dania yang ingin membuka pintu mobil namun tidak jadi karna Ardian menahan tangannya.

"Besok aku akan mengantarmu ke kampus" Ujar Ardian.

"Tapi Ardian bukannya kau sibuk" Ujar Dania yang mengerti bahwa kekasihnya ini sangat sibuk.

"tidak ada tapi, besok aku akan mengantarmu ke kampus" Ujar Ardian mutlak yang tidak bisa ditolak.

cemburu

"Sekarang masuk ke apartemen mu" Ujar Ardian.

"Baiklah tuan muda" Ujar Dania menggoda kekasihnya.

"Sayang kau kembali memanggilku begitu?" Ujar Ardian gemas melihat Dania.

"Hahaha baiklah-baiklah tuan muda aku akan segera masuk" Ujar Dania ingin melangkah pergi.

"Dania kau melupakan sesuatu" Ujar Ardian.

"hmmm apa itu?" Tanya Dania yang bingung karna sepertinya dia sudah ingat apa yang dia bawa.

"Tidak ada, hanya saja jangan lupa untuk kangen padaku" Ujar Ardian.

Dania hanya geleng-geleng sambil tersenyum manis melihat kelakuan pria nya yang satu ini dan melangkah masuk ke dalam apartemen miliknya.

Ardian masih menunggu didalam mobil memastikan bahwa kekasihnya benar-benar masuk kedalam apartemen itu, setelah memastikan Dania masuk Ardian langsung pergi dengan mobil mewahnya.

Dania masuk kedalam apartemen miliknya, keadaannya seperti biasa rapi, Diana adalah wanita yang rajin, tapi dia sering merasa kesepian karna tinggal sendiri Ardian sering memaksa Dania untuk tinggal bersamanya namun Dania selalu menolak dengan berbagai alasan. Kini dia sedang mencuci mukanya untuk segera tidur.

"Hoammm" Ujar Seorang Wanita yang kini merentangkan tangan menikmati sensasi bangun di pagi hari dia mengucek matanya dan melihat jam. Kini dia mengambil handuk dan bersiap untuk mandi.

kring....(nada ponsel)

Handphone berbunyi membuatnya menghentikan aktivitas makannya dan mengangkat telepon itu.

"Dania aku sudah berada dibawah" Ujar suara cool seorang laki-laki yang dia kenal siapa lagi jika bukan Ardian.

"tunggu sebentar aku akan segera kebawah" Ujar Dania langsung mematikan telepon dan berlari untuk melihat kekasihnya itu dan seperti biasa Ardian sangat tampan dengan jas yang terbalut ditubuhnya, dengan tinggi 187 cm kini sedang bersandar di mobil miliknya sambil memainkan ponsel dengan tatapan tajam namun juga tenang.

Terpesona dengan kekasihnya membuat Dania sempat melamun.

"Dania kenapa melamun?" Ujar Ardian melihat kekasihnya yang awalnya tatapan Ardian tajam kini berubah menjadi lembut karna kehadiran Dania.

"Ahh... selamat pagi Ardianku" Ujar Dania mendekati kekasihnya Ardian yang dipanggil seperti itu merasa senang dihatinya.

"pagi juga Dania" Ujar Ardian membukakan pintu untuk kekasihnya masuk dan mengantarkannya pergi ke kampus.

Di kampus Ardian kembali membukakan pintu untuk kekasihnya banyak sekali pasang mata yang tertuju pada sejoli ini, apalagi mata yang tertuju ke ardian banyak yang tak asing dengan wajahnya, karna cukup terkenal sebagai seorang CEO di perusahaan besar Alzy dan digadang-gadang sebagai pria incaran nomor 1.

Tiba-tiba seorang mahasiswi cantik datang menghampiri Ardian dengan wajah malu-malu.

"Tuan muda Ardian boleh kah aku meminta nomor ponselmu" ujar mahasiswi itu menatap wajah Ardian namun Ardian seakan tidak peduli.

"Tidak bisa" ujar Ardian dingin.

"ke...kenapa?" Tanya mahasiswi itu dengan wajah bingung.

"Tidakkah kau melihat aku memiliki kekasih" Ujar Ardian. Dania yang mendengar itu hanya tersenyum dengan wajah memerah, tidak heran bagi Dania jika kekasihnya banyak disukai orang dia sudah terbiasa namun terkadang dia juga merasa cemburu sebagai wanita.

"Ba...baiklah" ujar mahasiswi itu langsung pergi.Dania kini menatap Ardian begitu juga sebaliknya.

"Aku akan menjemputmu selesai kuliah"

"Ardian bukankah kau sibuk, dan juga aku akan kerja sehabis kuliah"

"Baiklah setelah kerja" Ujar Ardian mutlak langsung masuk ke mobil dan pergi begitu saja khawatir jika kekasihnya itu akan menolak tawarannya.

Dania masuk kedalam kampusnya seperti biasa, banyak sorotan tajam tertuju padanya dia tidak memiliki teman di kampusnya karena ada yang berkata dia adalah simpanan seorang CEO, padahal sudah jelas bahwa CEO itu adalah Ardian pacarnya sendiri. Alasan apa pun yang dia berikan tidak ada yang percaya bahwa dia bukan simpanan, Ardian tidak mengetahui bahwa kekasihnya tidak memiliki teman dan dijuluki sebagai simpanan karna Diana tidak pernah memberi tahunya.

Kuliah Dania telah selesai saatnya dia untuk bekerja seperti biasa di sebuah restoran yang cukup terkenal. Ardian padahal sudah menyuruh Dania bekerja di perusahaannya, tapi Dania menggunakan alasan sudah lama bekerja di resto itu dia belum mau meninggalkannya.

Dania sedang mengantar makanan melayani pelanggan dengan baik namun tiba-tiba seorang pelanggan menyiram bajunya.

"Hai pesanan yang ku pesan ini salah!" Ujar Wanita itu membentak Dania.

"Maaf kan aku, tapi sepertinya ini pesanan mu nona" Ujar Dania melihat Wanita yang saat ini menyiramnya dan benar saja dia adalah Liya seorang teman sekelasnya yang selalu membencinya.

"Sudah ku bilang salah yaa salah dasar pelayan tidak berguna!" Bentak wanita itu memarahi Dania.

"Ada apa ini?" Ujar suara seorang pria yang merupakan bos pemilik restoran itu yaitu Kenzo.

"Pelayan ini salah membawa pesanan ku" Ujar wanita itu dengan sombong dengan berkacak pinggunva.

"Maaf kan kami nona, kami akan segera menggantinya" Ujar Kenzo meminta maaf selaku pemilik restoran.

"Tidak perlu cukup minta pelayanmu berlutut padaku" Ujar Liya melipat tangannya dan menatap remeh Dania, sementara Dania diam saja.

"Nona aku tidak bisa membiarkan pelayan ku berbuat begitu, jika kau mau kau bisa mencari restoran lainnya" Ujar Kenzo.

Wanita itu hanya diam dengan tangan di kepal marah tanpa basa basi lagi Kenzo melangkah pergi.

"Dania ikuti aku" ujar Kenzo.

"ba..baik pak, maafkan aku nona" ujar Dania tetap meminta maaf kepada Liya.Dania mengikuti Kenzo dari belakang menuju ruang belakang.

"kau tidak apa-apa kan Dania?" Ujar Kenzo.

"Tidak apa-apa pak" Ujar Dania menunduk.

"Baguslah kalau begitu baju mu basah ganti dahulu" Ujar Kenzo memberi tahu.

"Baik pak"

Pulang hampir tiba.

BUGG!!

"ahh sakit" Ujar Dania yang baru saja terjatuh karna terpeleset lantai yang licin. Kenzo yang terkejut langsung bergegas dimana tempat Dania terjatuh

"kau tidak apa-apa Dania?" Ujar Kenzo kini membantu Diana berdiri.

"Sttt...Tidak apa-apa" Bohong Dania karna saat ini kakinya sedang terluka. Kenzo yang tidak sengaja melihat Kaki Dania terluka memapahnya duduk di bangku restoran dan mengambil kotak perlalatan medis untuk mengobatinya. kini Kenzo sedang menunduk dikaki Dania mengobati dengan perlahan.

"Pak gak perlu repot-repot, saya bisa sendiri" Ujar Dania yang merasa tidak enak kepada bosnya karna dia lah bawahan tidak pantas Dania diperlakukan seperti itu.

"Tidak apa-apa Dania kau sedang terluka" Ujar Kenzo lembut.Tiba-tiba saja Ardian datang menarik tangan Dania membuat kakinya yang terluka tambah sakit. Aura Ardian kini berbeda sedang menatap tajam Kenzo kini mereka sedang beradu pandangan.

"Ada apa ini Dania?" Tanya Ardian tapi tidak melepaskan pandangannya begitu juga Kenzo menatap tajam Ardian.

"Aku sedang terluka jadi Kenzo membantu ku untuk mengobatinya" Ujar Dania yang kini terlihat kesakitan, Ardian kini melihat wajah Dania dan kakinya menjadi sangat kesal, langsung menggendong Dania ala bridal style dan langsung dibawa masuk kedalam mobil Ardian tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Kenzo.

Ardian langsung melajukan mobilnya tetapi Kenzo hanya melihat itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Ardian apa kah kau marah?" Tanya Dania yang melihat wajah kekasihnya yang sedang diam.

***

Hai makasih udah baca cerita aku jangan lupa berikan like, komen, vote dan juga tambahkan ke favorit kalian yaaa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!