NovelToon NovelToon

Pesona Pria Satu Juta Dolar

Malam Pernikahan Yang Hancur

Tepuk tangan para tamu udangan terdengar riuh, ucapan selamat juga mereka berikan untuk sepasang kekasih yang baru saja menikah. Johan Emerson baru saja menikahi kekasihnya yang cantik Cristin Bailey. Acara pernikahan mereka diadakan dengan begitu megahnya, ratusan para tamu undangan memeriahkan acara pernikahan mereka.

Keluarga mereka tampak bahagia untuk mereka, begitu juga dengan dua pengantin yang baru saja resmi menjadi suami istri. Cristin Bailey lulusan terbaik di Universitas Harvard, memutuskan menerima pinangan kekasih yang sudah dia pacari selama lima tahun.

Gadis itu berambut pirang, wajahnya oval dengan warna kulit yang sedikit pucat. Matanya berwarna hijau onyx dan hidungnya mancung membuatnya menjadi gadis yang hampir sempurna dan tentunya begitu banyak pria yang menginginkan dirinya tapi cintanya berlabuh pada Johan Emerson.

Cristin bekerja di sebuah perusahaan ternama yang ada di kota itu dengan gaji yang fantastis. Bahkan dia memiliki penghasilan jauh lebih tinggi dari pada Johan. Biaya untuk acara pernikahan yang sedang mereka jalankan saat ini adalah tujuh puluh persennya uang Cristin.

Hal itu tidak dipermasalahkan oleh Cristin karena dia begitu mencintai Johan. Baginya uang tidak jadi soal demi acara pernikahan yang akan dia jalankan satu kali untuk seumur hidupnya. Cristin tersenyum tanpa henti, dia benar-benar bahagia. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan selain menjadi istri dari Johan. Semua yang melihat ekspresi wajahnya pasti akan tahu jika dia begitu bahagia tapi sayangnya mala petaka akan segera terjadi.

"Johan, aku sudah menyiapkan sebuah kejutan untukmu," bisik Cristin dengan pelan.

"Apa yang sudah kau siapkan untukku, Honey?" Johan juga berbisik agar tidak ada yang mendengarkan pembicaraan mereka.

"Ini rahasia, Johan. kau akan tahu nanti saat malam," Cristin tersenyum dengan manis, dia sudah tidak sabar pesta pernikahannya cepat berakhir karena dia sudah tidak sabar untuk menunjukkan hadiah yang sudah dia siapkan untuk suaminya.

"Aku sudah tidak sabar menantikannya, Honey," ucap Johan.

Cristin tersenyum dengan manis, dia terlihat begitu bahagia. Mereka kembali menyapa para tamu, mereka bahkan berdansa dengan para tamu saat malam acara pernikahan mereka. Acara pernikahan mereka berjalan begitu meriah, semua menikmati acara itu.

Waktu berjalan dengan cepat, pesta sudah usai. Johan menggendong Cristin menuju kamar pengantin mereka sambil mencium bibir istrinya. Mereka berdua terlihat sudah tidak sabar, pakaian mereka bahkan dilepas dengan tidak sabar.

"Johan, aku rasa aku harus mandi terlebih dahulu," ucap Cristin saat Johan sedang mencium lehernya.

"Kita akan mandi setelah ini!" Johan menggendong istrinya menuju ranjang, dia tidak akan menunda dan menyia-nyiakan kesempatan.

Cristin tampak menikmati ciuman yang suaminya berikan. Johan melepaskan satu persatu pakaian Cristin tapi ketika satu-satunya pakaian Cristin yang tersisa hendak dia buka, suara ponselnya yang berbunyi menghentikan kegiatan mereka.

"Tunggu sebentar, Sayang," Johan mengambil ponselnya dan ketika melihat siapa yang sedang menghubunginya, Johan melihat ke arah istrinya sejenak.

"Siapa?" Cristin menumpu tubuhnya yang setengah telanjang, matanya tidak lepas dari sang suami.

"Teman lama, sepertinya dia ingin bertemu."

"Katakan saja kita sedang sibuk," ucap Cristin.

"Maaf, Sayang. Sepertinya aku harus menemuinya sebentar," Johan memungut pakaiannya satu persatu dan mengenakannya.

"Kenapa, Johan? Katakan saja kita sibuk!" Cristin beranjak dari atas ranjang, dia mengikuti langkah suaminya dan tampak tidak terima. Ini malam pernikahan mereka, apa Johan lebih mementingkan sahabatnya itu?

"Aku akan segera kembali," Johan mengecup bibir Cristin setelah semua pakaiannya kembali dikenakan.

"Johan!" Cristin berteriak marah.

"Pergilah mandi, setelah kembali aku ingin kau sudah wangi dan bersih. Setelah itu tidak akan ada yang mengganggu kita!"

"Berhenti Johan, aku bahkan belum memperlihatkan kejutan yang hendak aku berikan padamu," Cristin berusaha membujuk sang suami.

"Aku akan segera kembali," setelah berkata demikian, Johan keluar dari kamar mereka tanpa mempedulikan Cristin yang begitu kesal.

Siapa sebenarnya yang ditemui oleh Johan? Kenapa lebih penting dari pada malam pertama mereka? Karena tidak mau menunggu seperti orang bodoh, Cristin beranjak menuju kamar mandi. Sebaiknya dia mandi dan mencari sesuatu untuk di makan.

Untuk mengusir bosan dia bahkan berendam begitu lama tapi Johan tidak juga kembali. Cristin sangat heran, dia juga semakin kesal. Cristin keluar dari kamar untuk mencari makanan karena dia lapar. Sebotol susu dan roti dia dapatkan di meja makan, Cristin menikmati makanan itu dalam diam. Entah sudah berapa lama dia menunggu dia sendiri tidak tahu yang pasti dia sudah sangat kesal setengah mati.

Dari pada hanya duduk diam menunggu lebih baik dia mencari suaminya. Johan pasti ada di rumah karena dia tidak mendengar suara mobil pergi. Setelah selesai mengisi perut, Cristin beranjak untuk mencari sang suami. Dia melangkah menuju sebuah ruangan karena ruangan itu tampak menyala dari pintu yang sedikit terbuka.

Cristin tersenyum ketika mendengar suara Johan, dia ingin mengejutkan Johan dan melihat siapa sahabat yang dia temui tapi ketika terdengar suara seorang wanita yang berada di dalam sana, langkah Cristin terhenti.

"Kenapa kau menikahinya, Johan?" tanya wanita itu dan dia terdengar seperti sedang menangis.

Cristin masih tidak bergeming, dia diam saja di depan pintu untuk mendengar pembicaraan suaminya dengan wanita yang entah siapa di dalam sana.

"Tenang saja, Sayang. Aku menikahi Cristin hanya karena uang yang dia punya. Aku tidak mencintainya sama sekali, setelah aku mendapatkan semua uangnya maka aku akan mencampakkannya dan menikah denganmu!"

"Apa kau berjanji?" wanita itu bertanya.

"Tentu!" jawab Johan dan mereka kembali memadu kasih tanpa menyadari keberadaan Cristin.

Kedua tangan Cristin sudah mengepal erat, dia bisa melihat apa yang sedang suaminya lakukan di dalam sana dengan seorang wanita dan dia menebak wanita itu adalah kekasihnya. Air mata Cristin mengalir begitu saja, hatinya hancur. Ternyata Johan menikahinya karena uang yang dia punya. Sungguh dia tidak menyangka Johan begitu tega melakukan hal itu padanya.

Matanya masih tidak lepas dari sosok dua manusia yang sibuk bercinta, malam pernikahan yang seharusnya dilewatkan bersama dengannya ternyata dilewatkan bersama dengan wanita lain. Rasanya tidak terima, rasanya ingin mendobrak pintu dan memukul mereka berdua tapi jika dia melakukan hal itu maka dia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri.

Cristin menghapus air matanya dengan kasar, matanya menatap Johan yang sedang bercinta dengan tatapan penuh kebencian. Jika Johan bisa, maka dia juga bisa. Gigi balas gigi, mata dibalas dengan mata. Tanpa pikir panjang, Cristin melangkah pergi dan keluar dari rumah. Pintu ditutup dengan perlahan  agar Johan tidak tahu dia keluar. Dia akan memberikan kejutan untuk Johan saat dia kembali nanti, jangan salahkan dia bermain api karena Johan yang memulai terlebih dahulu.

Pria Satu Juta Dolar

Seorang pria sedang berjalan tanpa tujuan dan putus asa pada malam itu. Botol minuman berada di tangan dan sudah terlihat kosong. Pria itu benar-benar sudah putus asa, bahkan dia merasa kematian lebih baik saat ini. Pria itu adalah Orland Dmytry, dia baru berusia dua puluh tujuh tahun. Usia muda membuatnya mengambil langkah yang salah sehingga membuatnya terjebak oleh permainan sang paman.

Tanpa tahu apa yang sedang direncanakan oleh pamannya, Orland mempertaruhkan semuanya dalam permainan yang dimainkan oleh sang paman. Dia mempertaruhkan perusahaan milik mendiang ayahnya, rumah, mobil dan karena kebodohannya itulah, Orland harus kehilangan semuanya.

Semua itu terjadi karena dia begitu naif dengan ego yang tinggi. Kini dia sudah tidak memiliki apa pun lagi. Itu yang membuat Orland putus asa, dia berjalan tanpa tujuan arah. Rumah, mobil semua yang dia punya sudah menjadi milik pamannya. Hanya sebuah ponsel dan baju yang melekat di tubuhnya saat ini yang dia punya. Semua sahabatnya bahkan tidak mempedulikan dirinya setelah tahu kehancurannya.

Sekarang dia jadi tahu, ternyata dia tidak memiliki satu orang pun sahabat sejati, sungguh menyedihkan. Orland terus melangkah, dengan perasaan yang putus asa. Tidak ada jalan baginya untuk kembali bangkit, dia bahkan menangisi kebodohannya. Kata maaf pun terucap di hati untuk kedua orangtuanya, dia sudah menghancurkan segalanya.

Rasanya tidak ada alasan lagi untuk hidup. Kematian lebih pantas untuknya. Dia tidak akan sanggup saat orang yang dia kenal melihat dirinya menjadi gelandangan, penyesalan pun tiada berguna. Orland menegak botol minuman yang sudah kosong dan setelah itu dia tertawa dan kembali melangkah dengan harapan yang sudah tidak ada. Stasiun kereta menjadi tujuan, dia akan mengakhiri hidupnya yang menyedihkan bagaikan pecundang di sana.

Tidak jauh darinya, seorang wanita yang putus asa juga berjalan sambil menangis. Dia adalah Cristin Bailey. Perselingkuhan yang dilakukan oleh pria yang baru dia nikahi benar-benar menghancurkan hatinya di tambah alasan Johan mau menikah dengannya. Dia sungguh tidak menyangka Johan menikahinya karena uang. Padahal selama ini dia mencintai Johan dengan tulus. Rasa sakit hati yang dia rasakan akan dia balas, Johan tidak akan mendapatkan uang yang dia inginkan tapi bagaimana caranya dia membalas perbuatan suaminya?

Cristin menghapus air matanya dengan kasar, dia tidak menyangka Johan begitu keji. Cristin berjalan dengan pandangan buram, entah ke mana dia akan pergi dia tidak tahu. Dia hanya mengikuti ke mana kakinya melangkah. Di tengah rasa putus asa dan rasa sakit yang dia rasakan, Cristin terkejut ketika melihat seorang pria hendak menabrakkan diri pada kereta yang sedang melaju dengan cepat saat itu.

Tidak ada orang lain di stasiun itu selain mereka berdua karena hari yang sudah malam. Pria itu tidak bergeming padahal kereta sudah semakin dekat. Cristin berteriak, dia berlari ke arah pria itu dan menarik tangannya. Mereka berdua terjatuh di sisi rel kereta dan hampir saja tubuh pria itu disambar oleh kereta yang sedang melaju dengan cepat.

"Apa kau sudah gila?!" teriak Cristin marah.

"Untuk apa kau menolongku, lepaskan aku dan biarkan aku mati!" teriak Orland karena dia benar-benar sudah ingin mati. Hanya itu jalan satu-satunya yang dia miliki. Pecundang seperti dirinya memang lebih pantas mati dari pada hidup.

"Apa kau pikir kematian bisa menyelesaikan segalanya?!" Cristin berusaha menahan pria itu yang dipenuhi oleh bau alkohol. Entah kenapa dia jadi iba dengan pria itu.

"Diam, kau tidak tahu apa pun. Kau tidak tahu apa yang aku alami!"

"Aku tahu!" Cristin berteriak dan masih memeluk Orland agar pria itu tidak melakukan hal bodoh yang namanya bunuh diri.

"Kita tidak jauh berbeda, aku juga sedang putus asa tapi kematian tidak menyelesaikan segalanya. Kau hanya akan dianggap pecundang yang tidak bisa menghadapi kenyataan, kau akan di cap sebagai pecundang sejati dan sekalipun kau mati, kau akan tetap menjadi bahan cibiran dan bahan tertawaan."

"Tapi aku tidak akan mendengarkan tawa dan cibiran mereka dan aku tidak akan membuat kedua orangtuaku semakin kecewa padaku!" ucap Orland.

"Apa kau yakin? Apa kau yakin kedua orangtuamu tidak akan kecewa padamu karena kau lebih memilih bunuh diri?"

Ucapan yang di lontarkan Cristin bagaikan tamparan keras bagi Orland. Benar yang wanita itu katakan, orang-orang akan semakin mencibir dirinya dan dia akan semakin mempermalukan kedua orangtuanya.

Cristin ingin melepaskan pria itu tapi tanpa dia duga, Orland memeluknya. Tubuhnya bahkan bergetar, seperti sedang menangis.

Tubuh Cristin membeku, tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Apa ini namanya orang yang sedang putus asa menghibur orang putus asa lainnya? Padahal dia keluar untuk menenangkan pikiran dan mencari cara untuk membalas perbuatan Johan. Tapi kenapa dia harus bertemu dengan pria yang tak kalah putus asa dari pada dirinya?

Tanpa Cristin sadari, tangannya sudah terangkat, membelai rambut Orland. Ternyata selain dirinya, ada orang yang lebih putus asa darinya. Walau dia tidak tahu apa yang telah terjadi dengan pria itu. Orland masih menangisi kebodohannya, dia tidak peduli lagi karena dia benar-benar sudah hancur.

Setelah beberapa saat, Orlan melepaskan Cristin. Dia tampak tidak enak hati saat melihat wanita cantik bermata hijau menatapnya dengan lekat. Mata Cristin tidak lepas dari Orland, seorang pria tampan bak titisan dewa Yunani sedang duduk di hadapannya saat ini. Matanya coklat tua, rambutnya hitam legam. Rasanya ingin menyisir rambut hitamnya menggunakan jari. Alis tebal dan hidung mancungnya semakin membuat pria itu terlihat sempurna tapi apa yang telah terjadi pada pria setampan itu? Oh, rupa pria itu jauh lebih baik dari pada Johan dan entah kenapa dia jadi memiliki sebuah ide gila untuk membalas perbuatan Johan.

"Maaf," ucap Orland. Malam ini dia benar-benar merasa kacau dan keadaannya semakin memburuk akibat alkohol.

"Apa kau sedang dalam masalah?" tanya Cristin ingin tahu.

"Kau bisa melihatnya sendiri," jawab Orland.

Cristin memandangi Orland dengan lekat, dia semakin yakin pria itu sedang dalam masalah berat. Semua itu bisa dia lihat dari wajahnya dan juga botol alkohol kosong yang sudah terlempar di sisi rel kereta. Sepertinya dia bisa mengajak pria itu bekerja sama.

"Aku memiliki sebuah tawaran menarik untukmu, apa kau mau?" tanya Cristin tanpa basa basi.

Orland menatap Cristin dengan lekat, apa maksud ucapan wanita itu?

"Tawaran apa yang kau punya?"

"Jadilah pemuas nafsuku untuk malam ini," pinta Cristin tanpa ragu.

Orland terkejut, matanya menatap Cristin dengan tajam. Apa wanita itu tidak sedang bercanda?

"Jangan asal bicara, Nona. Kita tidak saling mengenal!" Orland tampak tidak senang.

"Sebab itu aku menawarkan hal ini padamu karena kita tidak saling mengenal. Lewatkan satu malam panas denganku dan setelah itu kau bisa pergi. Aku akan membayarmu dengan harga tinggi jika kau mau."

"Jangan bercanda, aku bukan gigo*lo!" Orland masih menolak.

"Sebab itu jadilah gig*olo satu malam untukku. Aku akan memberimu satu juta dolar!" ucap Cristin. Johan menikahinya karena uang maka dia akan kehilangan uang itu.

"Apa?" Orland terkejut. Satu juga dolar? Apa wanita itu tidak sedang bercanda?

"Bagaimana, semua uang itu akan aku berikan padamu asal kau mau bercinta denganku di hadapan suamiku. Kau juga tidak rugi apa pun, aku tidak akan menuntut pertanggung jawaban darimu. Setelah selesai kau boleh pergi!"

Orland terdiam, memikirkan tawaran Cristin. Uang satu juta dolar begitu menggiurkan dan dia bisa bangkit lagi menggunakan uang itu. Bahkan dia bisa membalas perbuatan pamannya tapi apa wanita itu tidak sedang menipu dirinya?

"Jangan menipu aku dengan uang, Nona!"

"Untuk apa aku menipu? Kau mau atau tidak, segera putuskan! Waktuku tidak banyak karena baji*ngan itu akan segera selesai bercinta dengan kekasihnya!" ucap Cristin.

"Apa kau memanfaatkan diriku?"

"Anggap saja demikian, tapi aku hanya ingin membalas rasa sakit hatiku pada suamiku jadi kau mau atau tidak?!" Cristin kembali bertanya.

"Baiklah, satu juta dolar. Aku bersedia menjadi pemuas nafsumu tapi ingat, setelah ini kita tidak saling mengenal!" Orland menyetujui karena dia sedang putus asa.

"Jika begitu ikut aku!" Cristin membawa Orland kembali ke rumahnya tanpa sepengetahuan Johan karena pria itu baru saja selesai bercinta dengan kekasihnya.

"Setelah mendapatkan uang itu kau harus segera menceraikan Cristin, Johan!" minta kekasih Johan.

"Tidak perlu khawatir, aku pasti akan segera menceraikannya setelah mendapatkan uangnya. Aku akan membawamu pergi jalan-jalan menikmati uang yang kita dapat."

"Apa kau berjanji?" sang kekasih terlihat senang.

"Tentu, segera pakai bajumu dan pergi. Jangan sampai Cristin tahu apa yang sedang kita lakukan!" ucap Johan tapi sayangnya, Cristin sudah tahu semuanya dan akan membalas sakit hatinya.

"Aku tunggu kabar baik darimu," sang kekasih pergi lewat jendela di mana dia masuk tadi karena mereka tidak mau Cristin memergoki kedatangannya. Setelah kekasihnya pergi, Johan memakai bajunya dengan cepat. Sekarang waktunya berperan menjadi suami Cristin dan melewatkan malam panas dengannya tapi sayangnya saat itu, Cristin sedang melewatkan malam pernikahannya yang panas dengan pria yang baru dia temui di jalan.

Saling Mengkhianati

Orland tampak ragu tapi satu juta dolar yang ditawarkan Cristin tidak membuatnya mundur. Dia tidak peduli siapa wanita itu, walau mereka tidak saling mengenal, walau mereka baru bertemu tapi malam panas mereka langsung di mulai begitu mereka masuk ke dalam kamar.

Cristin membuka pakaiannya, menggoda Orland tanpa ragu. Ternyata di luar dugaan, Orland menciumnya dengan buas dan penuh nafsu. Mereka bagaikan sudah kenal lama, mereka tidak ragu saling menyentuh sama lain.

Cristin tidak peduli tubuhnya di jamah oleh pria asing, rasa sakit hati mengalahkan egonya. Dia bahkan membiarkan Orland menikmati tubuhnya dengan bibir dan lidahnya. Rasa nikmat itu membuatnya melayang. Seharusnya saat ini dia bercinta dengan Johan tapi sayangnya, dia akan menyerahkan keperawanannya pada pria yang dia temui di jalan. Dia harap Johan datang melihat selama percintaan panasnya dengan Orland sedang berlangsung.

Erangan Cristin terdengar, pikirannya kosong. Orland begitu pandai, dia tahu di mana saja letak sensitif wanita yang membuat nikmat. Mata Cristin tidak lepas dari pintu, berharap Johan segera masuk ke dalam kamar. Dia bahkan sengaja membuka sedikit daun pintu, agar Johan mendengar des*han napasnya.

Orlan sudah siap dengan pengaman yang sudah terpasang. Jangan sampai membuat kesalahan karena dia tidak  mau Cristin hamil akibat percintaan mereka malam ini. Cristin tampak gugup tapi tidak lama kemudian teriakannya terdengar saat Orland merenggut keperawanannya. Orland terkejut, matanya menatap tajam Cristin yang menangis di bawahnya. Bukankah wanita itu berkata dia sudah bersuami? Tapi kenapa dia masih perawan? Sebenarnya apa yang terjadi?

"Apa maksudnya ini, Nona?" tanya Orland ingin tahu.

"Jangan banyak bertanya, kau pria yang aku bayar jadi lanjutkan saja!"

Orland masih tidak bergeming tapi akhirnya dia melanjutkan permainan panas mereka karena dia sudah tidak bisa berhenti. Tanpa tahu nama satu sama lain, mereka tenggelam dalam kenikmatan yang menggulung-gulung. Erangan mereka berdua terdengar, Cristin bahkan sengaja mend*sah keras agar Johan mendengar dan melihat percintaan panasnya dengan pria asing itu.

Johan mendekati kamar dan tampak curiga, pintu kamar tampak sedikit terbuka dan erangan seorang pria dan wanita terdengar di dalam sana. Johan mempercepat langkah, pintu dibuka dengan cepat dan matanya terbelalak saat melihat Cristin sedang berhubungan intim dengan seorang pria yang entah siapa di dalam sana. Cristin senang melihat kedatangannya karena saat itu posisi bercinta mereka sudah berubah dan mereka sedang menghadap ke arah pintu.

"Apa maksudnya ini, Cristin?!" teriak Johan lantang.

Kedua tangan Johan sudah mengepal, dia akan membunuh pria itu. Johan melangkah mendekati ranjang di mana istrinya masih bercumbu dengan pria lain dengan kemarahan di hati tapi teriakan Cristin menghentikan langkahnya.

"Tetap di sana, Johan! Lihatlah apa yang sedang aku lakukan baik-baik!" teriak Cristin.

"Apa maksudnya ini?! Kenapa kau bercinta dengannya?" tanya Johan dengan emosi tinggi.

"Aku melakukan, ahh ...apa yang baru saja kau lakukan!" jawab Cristin di sela erangannya. Dia bahkan meminta Orland untuk mempercepat gerakannya dan tidak berhenti. Walau tidak tahu apa yang terjadi, tapi Orland tidak membantah karena dia dibayar untuk melakukan hal itu.

Johan terkejut, apa maksud dari ucapan Cristin? Apa Cristin melihat apa yang baru saja dia lakukan bersama dengan kekasihnya?

Cristin tersenyum sinis, dia sangat puas melihat ekspresi wajah Johan. Pria itu bahkan tidak beranjak dan masih memperhatikannya. Kedua tangan Johan semakin mengepal erat saat Cristin mengerang nikmat  dari permainannya dengan pria asing itu. Entah kenapa dia merasa Cristin juga mengkhianatinya seperti apa yang sedang dia lakukan saat ini.

Apa Cristin sudah menjalin hubungan dengan pria itu sebelum menikah dengannya? Johan tidak bergeming, dia hanya diam melihat Cristin terjatuh lemas di atas ranjang bersama pria yang baru saja bercinta dengannya.

"Bagaimana, Johan?" tanya Cristin di balik napasnya yang memburu. Dia bahkan berbaring di atas tubuh Orland yang diam saja sedari tadi karena tugasnya hanya memuaskan Cristin jadi dia tidak mau ikut campur.

"Terasa menyenangkan, bukan?" tanya Cristin lagi sambil mencium wajah Orland sesekali, dia juga meminta Orland untuk menciumnya agar mereka seperti pasangan nyata.

"Kau keterlaluan, Cristin. Apa kau sudah menjalin hubungan dengan pria itu sejak lama?" teriak Johan penuh emosi.

"Ya, aku memang sudah menjalin hubungan dengannya sebelum kita menikah. Tapi karena aku melihat suami yang baru aku nikahi sedang bercumbu dengan wanita lain, jadi aku memintanya datang untuk memuaskan aku di malam pernikahanku di mana aku ditinggalkan oleh suamiku yang lebih memilih bercinta dengan wanita lain! Setidaknya aku tidak mau terlihat menyedihkan!" teriak Cristin penuh emosi.

"Kau, ternyata kau sudah bermain di belakangku selama ini!" Johan tak kalah emosinya.

"Kau juga melakukan hal yang sama jadi tidak perlu berteriak! Kau hanya sampah, Johan. Dia jauh lebih baik darimu!" teriak Cristin pula.

Johan menahan emosinya, dadanya terlihat turun naik dengan napas yang memburu. Ternyata selama ini Cristin juga bermain di belakangnya? Padahal dia mengira Cristin gadis polos dan lemah lembut tapi ternyata dia salah besar. Niatnya mengkhianati Cristin justru berbalik dan dia yang dikhianati oleh Cristin. Dia sungguh tidak percaya wanita yang dia nikahi ternyata jal*ng. Entah kenapa rasanya tidak terima dikhianati oleh Cristin.

"Sekarang pergi, Johan. Cari jalangmu karena kami akan melanjutkan percintaan panas kami!" Cristin mencium wajah Orland lalu turun ke bawah. Hal itu membuat Johan semakin emosi dan dia tidak sudi melihat percintaan panas Cristin dengan pria itu. Lagi pula yang dia inginkan hanya uang dan dia akan mendapatkannya selama Cristin masih berstatus sebagai istrinya.

"Aku akan membuat perhitungan denganmu besok!" setelah berkata demikian Johan pergi dengan amarah tertahan. Cristin memandangi kepergiannya sambil tersenyum tapi senyumnya hilang setelah pintu kamar tertutup.

Cristin beranjak dari atas tubuh Orland, dengan rasa sakit yang masih bisa dia rasakan di sela paha. Orland memandanginya dalam diam, sepertinya dia sudah sedikit salah paham dengan wanita itu.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Orland karena dia sedikit mengkhawatirkan wanita yang bernama Cristin itu.

"Tidak perlu banyak bertanya, tugasmu sudah selesai!" Cristin mengambil cek yang sudah dia siapkan di laci dan memberikannya pada Orland.

"Ini bayaranmu dan pergilah," ucap Cristin seraya memberikan cek itu pada Orland.

Orland mengambilnya dan melihat cek itu, ternyata wanita itu tidak menipu. Dengan uang itu dia bisa kembali bangkit dan membalas perbuatan pamannya.

"Kau yakin tidak apa-apa?" tanya Orland memastikan.

"Pergilah!" jawab Cristin tanpa mau melihatnya.

"Tidak!" Orland mendekatinya dan memeluknya. Dia rasa wanita itu butuh seseorang untuk menghiburnya. Malam ini, hanya malam ini saja dia akan memainkan peran dadakannya sebagai gi*goolo. Lagi pula dia sudah dibayar dengan mahal. Anggap itu sebagai service darinya apalagi mereka berdua saling membutuhkan.

"Aku akan menemanimu malam ini," ucap Orland lagi.

"Pergilah, peranmu sudah selesai!" Cristin berusaha mendorong tubuh Orland.

"Dengar," Orland memegangi wajah Cristin. Mereka saling pandang, mereka bahkan saling memuji dalam hati. Cristin wanita yang sangat cantik. Warna matanya terlihat cantik, matanya bagaikan sebuah batu yang mahal. Wanita secantik itu harus mendapat pengkhianatan dari suami yang baru dia nikahi, sungguh tragis.

Mata Cristin juga tidak berpaling dari wajah tampan Orland. Dia tidak menyesal menyerahkan dirinya pada pria tampan seperti itu. Walau mereka tidak saling mengenal tapi dia sangat puas sudah bisa membalas perbuatan suaminya.

"Kau sudah membayar aku dengan mahal jadi aku akan menemanimu sampai pagi. Anggap sebagai service dariku, aku akan menghiburmu sampai pagi," ucap Orland.

Cristin belum menjawab tapi kemudian dia mengangguk. Orland memeluknya dan mengusap punggungnya. Pada saat itu juga air mata Cristin tumpah. Betapa bodohnya dia selama ini? Dia benar-benar tidak bisa melihat jika Johan ingin memanfaatkan dirinya tapi kini sudah berakhir, Johan hanya pria sampah dan dia sangat bersyukur belum menyerahkan dirinya dan bisa mengetahui kebusukan Johan dengan cepat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!