NovelToon NovelToon

Pendekar Gurun

Ch : 1 Awal Sebuah Cerita

Seorang tengah duduk dan menangis di tengah hutan, di hadapan orang itu ada sebuah gundukan tanah yang terlihat masih baru, dan batu nisan besar dengan tulisan di batu yang agak dalam, menulis dengan menggunakan jari yang di aliri tenaga dalam.

Tan hay, si pedang petir.

Nama yang tertulis di batu nisan itu.

Orang yang tengah duduk sambil menangis itu adalah Tan huo, yang baru saja menguburkan kakak seperguruan nya ( kisah Tan huo ada di Dewa iblis )

Mata Tan huo berputar putar liar dan otak nya sudah mulai terganggu, akibat tekanan batin melihat kakak seperguruan nya tewas, dengan sangat mengenaskan di tangan Shin mo.

Aku harus balas,..Aku harus balaaaaaaass.

Tiba tiba Tan huo berteriak teriak, wajah nya mulai beringas.

Seorang kakek tua yang mengembol pedang di punggung nya ketika lewat dekat Tan huo berteriak lalu menghampiri.

Hmmm,..!!

"Ku pikir ada apa, ternyata hanya orang gila, kakek itu berkata.

Tan huo yang melihat ada orang lalu bergerak mendekati kakek itu, lalu kemudian menyerang nya.

"Eeeeit,..eh, sudah gila rupanya, tak ada angin tak ada hujan kau serang aku," kakek itu bicara sambil menghindari serangan Tan huo.

"Diam kau Dewa iblis,..!!

Mata Tan huo liar menatap kakek itu, mulut nya berkata sambil tertawa tawa.

Ilmu nya lumayan juga, kakek itu berkata dalam hati lalu balas menyerang Tan huo, pertempuran hebat terjadi, tapi Tan huo kalah segalanya dari kakek itu di tambah otak Tan huo sudah tidak normal.

Kakek itu lalu mundur, setelah Tan huo tak berhenti menyerang nya, mata kakek itu seperti menyorot mata Tan huo, melihat tatapan itu, mendadak Tan huo diam.

Kakek itu sambil menatap Tan huo, mulut nya komat kamit, setelah selesai, kakek itu lalu menatap kembali ke arah mata Tan huo, lalu berkata aku adalah gurumu, sambil berteriak, jantung dan kepala Tan huo seperti terhentak, mendengar teriakan itu.

Kakek itu setelah berteriak lalu berkata lembut kepada Tan huo, siapa aku ini,..? Tan huo dengan pandangan kosong menatap kakek itu yang ternyata adalah si Mata malaikat Tio ban, pelindung dari perguruan tengkorak putih yang sudah lama bertapa, dan sekarang sedang turun gunung dalam perjalanannya menuju markas perguruan tengkorak putih, ia bertemu Tan huo.

Kau adalah guruku, Tan huo berkata, Tio ban berseri wajah nya mendengar perkataan Tan huo, sihir mata malaikat nya berhasil, dan ia mendapat tambahan murid baru, yang siap menerima segala perintah nya yang bernama Tan huo.

-----

Sementara di tempat perguruan Pedang Suci, duduk seorang kakek tua, dia adalah kakak seperguruan dari Tan hay, yang bernama Liu kang, sebelum Tan hay dan Tan huo berguru, Liu kang telah berguru terlebih dahulu, kemudian di usir oleh gurunya karna mempunyai sipat keras dan tak mau mendengar nasehat orang lain.

Setelah kejadian di tempat Tuan Li dengan tewas nya Tan hay, dan Tan huo yang tidak kembali.

Para tetua perguruan pedang suci lalu berembug, dan akhirnya memutus kan mereka memilih Liu kang, yang di kenal dengan sebutan pendekar pedang arwah.

Setelah menceritakan kejadian kematian Tan hay, akhirnya, Liu kang turun dari pertapaan nya dan menerima jabatan ketua.

Kartu undangan lalu di sebar untuk para ketua 4 aliansi dan golongan putih untuk ikut melihat, dan mendukung pengangkatan Liu kang, sebagai ketua perguruan pedang suci yang baru.

Menggantikan Tan huo.

-----

sementara itu, di perguruan tengkorak putih.

Tan lian yang sudah menguasai pukulan hitam dan tenaga dalam nya yang sudah tinggi, akibat saluran tenaga dalam dari Mei hwa terus berlatih, dan mempunyai cita cita untuk membesarkan partai warisan dari nenek nya

****

Jalan jalan yang menuju perkampungan di lembah awan di hias dengan meriah dan terlihat berwarna warni.

suasana gembira sedang menyelimuti orang orang yang berada di perkampungan lembah awan, karna istri ketua perkampungan lembah awan yang bernama Hong giok baru melahirkan seorang bayi perempuan.

dan istri kedua nya yang bernama Soat gi, juga tengah hamil 5 bulan, dan ikut ceria bersama Hong giok, memang kedua nya sangat akur dan saling menghargai, sehingga hampir tak pernah terjadi percekcokan antar keduanya.

Kakak Soat gi yang bernama See in juga telah menikah, Qiu Cui im anak dari Qiu pek lim ketua perguruan naga langit menjadi istri dari See in.

Awal nya Cui im selalu menolak lamaran See in.

Karna Cui im masih mempunyai harapan shin mo mengambilnya menjadi Istri.

Harapan hanya tinggal harapan.

Shin mo sama sekali tak melirik ke hati Cui im, walau pun Cui im sering memberi isyarat bahwa ia menyukai Shin mo dan siap menjadi istri nya, tetapi Shin mo malah memilih Soat gi, Cui im sangat kecewa dan patah hati kepada Shin mo.

Akhir nya dengan usaha dan perjuangan yang keras.

Hati Cui im luluh dan menerima See in, keduanya lalu menikah dan tinggal di perguruan naga langit.

Dan suami istri itu langsung segera datang ke perkampungan lembah awan, setelah menerima Surat dari Shin mo secara pribadi, karna See in adalah kakak ipar nya.

Suasana sangat ceria, makanan berlimpah, menyambut kelahiran generasi penerus dari Shin mo.

Orang yang sangat mereka hormati, seorang pria tampan yang sederhana, tapi memiliki kesaktian yang membuat orang bergidik bila melihat nya bertempur.

****

Se ekor kuda yang di tunggangi seorang wanita, yang sudah terlihat dewasa berpakaian hitam, berjalan perlahan di sebuah gurun Gobi yang sangat terkenal luas.

Banyak jebakan jebakan berupa pasir apung yang bisa menyedot manusia, dan susah untuk mendapat kan air, cuaca yang sangat terik, terkadang terjadi badai gurun yang sangat di takuti, oleh orang orang yang melintas gurun Gobi ini.

Ah,..!! "aku sudah tak tahu arah jalan yang ku tuju, kemana kaki kuda ini melangkah, aku hanya duduk dan mengikuti langkah kaki kuda ini, dan sekarang aku seperti berada di gurun pasir," gadis itu berkata lemah, sambil sesekali merapikan selendang yang di pakai untuk menutupi kepalanya dari terik matahari.

Merasakan tenggorokan nya haus karna panas, wanita itu lalu mengambil wadah air minum perbekalanya.

Aaaaaahh,..!! "Nikmat nya air, baru sekarang aku rasakan, lalu wanita itu mengambil sedikit air dan di berikan kepada kuda nya.

Sudah,..Sudah,..!!

"Tinggal sekali teguk lagi buat ku, wanita itu berkata.

Agak nya kita berdua akan mati kering di gurun ini,

wajah wanita itu terlihat sedih, ketika sekilas ingatan melintas di kepalanya.

"Nak, kau jangan menyesali ibu, jika kita berdua mati di sini, walau pun kita orang orang yang terbuang, tetapi ibu tidak menyesal mengandung mu, nasib dan takdir lah yang telah mempermainkan hidup kita berdua," wanita itu berkata sambil mengelus perut nya yang sudah hamil tua, wajah nya terlihat sedih.

Kesedihan di wajah nya terlihat berubah, ketika telinga wanita itu mendengar suara gemuruh, dan suara menderu kencang di belakang nya.

Ketika melihat ke arah belakang, wajah wanita yang tengah hamil tua itu pucat pasi, ketika melihat langit seperti berwarna coklat, dengan kencang nya angin membawa pasir pasir naik dan berputar kencang di udara terbawa angin, Badai gurun yang sangat di takuti oleh orang yang melintas di gurun Gobi, kini berada di belakang wanita itu, dan jarak nya semakin dekat.

Wanita itu dengan wajah yang sangat ketakutan lalu menggebrak perut kuda nya, kuda yang merasakan sakit di perut nya lalu berlari sangat kencang.

Se ekor kuda hitam yang berlari seperti di kejar setan, terlihat seperti sedang berkejar kejaran dengan sang badai dari belakang yang semakin lama semakin dekat.

Wanita penunggang kuda itu seperti mendengar suara tertawa manusia dari arah badai, tetapi wanita itu tak peduli, ia terus menggebrak kudanya kencang kencang.

Memang telinga wanita itu tidak salah, ada kejadian ganjil yang tidak terlihat oleh wanita itu, di tengah badai pasir yang ganas, seorang kakek tua dengan membawa 2 buah papan yang tidak terlalu besar, tertawa tawa di tengah badai gurun.

Kakek itu melemparkan papan nya ke depan, dengan aliran tenaga dalam yang tinggi papan melesat lurus tak terbawa angin badai, kakek itu lalu melesat hinggap di atas papan pertama lalu melemparkan papan kedua, ia ambil papan pertama lalu melesat ke papan kedua, begitu seterus nya cara kakek itu seperti berlari lari di atas badai gurun, ilmu meringankan tubuh Dewa angin memang hebat kakek itu berkata dalam hati.

Ketika mata kakek itu menatap ke bawah, ia melihat se ekor kuda yang di tunggangi dan berlari kencang semakin lama semakin dekat dan akan di gulung oleh badai gurun yang ganas.

Wanita itu menjerit ketika merasakan angin kencang dan pasir pasir kecil yang mengenai tubuh nya, ketika kuda nya mulai terangkat oleh angin badai, wanita itu lalu tak sadarkan diri, kakek tua yang sedang bermain main di atas badai gurun, lalu menangkap dan menyelamatkan wanita itu.

Erangan lirih terdengar dari sebuah goa, wanita itu telah sadar, dan kini sedang mengerang kesakitan sambil memegang perut nya.

"Aduuh,.Aduuuuh,...perut ku sakit sekali, wanita itu lalu menatap ke arah si kakek se akan minta pertolongan.

Setelah agak tenang, wanita itu lalu meminta kepada kakek air panas, kakek itu lalu membawa priuk berisi air, tangan nya sangat merah dengan ilmunya, tak lama air di priuk sudah mendidih.

Ketegangan terjadi ketika wanita itu akan melahirkan.

Oaaa,..Oaaaa,...Oaaa,...

Suara bayi menangis tedengar di dalam goa, wanita itu akhirnya melahirkan seorang bayi laki laki yang sehat, tapi tubuh wanita itu sangat lemah, karna perjalanan jauh, dan terkena badai, dan darah banyak yang keluar sewaktu melahirkan, membuat wanita itu wajah nya pucat dan pias sekali.

Dengan suara lemah, lalu wanita itu berbisik kepada sang kakek yang mendekat kan telinga nya, kakek itu tau bahwa wanita itu sudah tak bisa di selamatkan lagi.

Setelah berbisik, lalu wanita yang wajah nya selalu terlihat sedih, menghembuskan napas nya.

Kakek itu tertegun, ketika mendengar bisikan bisikan wanita itu.

Banyak sekali nama pahlawan atau nama budha dan bangsawan terkenal, tapi kenapa nama itu yang dia inginkan untuk anak nya.

Sambil menatap bayi laki laki yang menangis dan masih berada di samping mayat ibu nya,

kakek itu berkata.

Ibumu memberi nama Mo kwi.

Ch : 2 Benda Peninggalan Mei Hwa

Kakek itu baru menyadari betapa repot nya mengurus seorang bayi, seorang diri.

Ck,..Ck,..Ck,..Sebentar sebentar nangis, ibumu pake mati segala,

Bikin repot aku saja, apa dia lapar ya,..? kakek itu lalu bergegas masuk lebih dalam lagi, setelah tiba di ujung goa, lalu ia menekan sebuah liang sebesar kepalan tangan, tiba tiba terdengar suara gemuruh, gua yang buntu itu terbuka, lalu kakek itu membawa sang bayi masuk ke dalam, ternyata ruangan rahasia di balik goa itu sangat besar, dan ada beberapa peti mati yang sangat indah.

Maaf kan hamba Koksu ( guru besar ) ada penghuni baru di sini masih bayi, dan mohon koksu memberi air susu bumi peninggalan koksu, karna hamba tak tau apalagi yang harus di berikan untuk bocah ini.

Setelah berkata, lalu kakek itu mengambil sebuah botol kecil di dekat makam, kemudian membuka nya, bau harum semerbak yang menyegarkan dada dan pernapasan, segera tercium di dalam ruangan.

Dasar rejeki mu,..!! kakek itu berkata kepada bayi yang di beri nama Mo kwi, susu bumi ini adalah benda mustika peninggalan koksu, sangat berkhasiat tinggi, meningkat kan tenaga dalam, aku dari dulu ingin minum tapi tak berani, kau cuma modal nangis saja bisa merasakan mustika susu bumi, kakek itu tampak menggerutu sambil memberi 2 tetes air mutika susu bumi yang seperti madu tapi berwarna putih.

Wajah dan tubuh bayi itu langsung agak memerah setelah minum dua tetes air susu bumi, tangisan nya berhenti.

Kau diam dulu di sini ya,..!!

Aku mau menguburkan ibumu dulu, dan mengambil warisan yang tadi ibumu katakan, setelah berkata kakek itu lalu keluar meninggalkan Mo kwi.

Setelah agak lama, kakek itu kembali dan telah memegang tiga buah benda, sebuah pisau dengan sarungnya yang bersisik seperti ular dan terlihat antik dan benda kedua adalah sebuah kitab yang sudah terlihat lusuh,

dan yang ketiga, sebuah botol kecil yang berisi cairan berwarna hitam.

Pisau ini untuk nya, lalu kakek itu membuka pisau dari sarung nya, segera tercium bau amis yang memualkan, kakek itu lalu memasukan kembali pisau sambil mengelengkan kepala dan berkata,

Pisau jahat,..Pisau jahat,..!!

Kemudian kakek itu membuka kitab lusuh yang di bawa oleh Mei hwa.

Kitab Raja Hitam.

Sang kakek sangat terkejut melihat tulisan kitab raja hitam, sewaktu aku merantau mendengar kitab ini milik malaikat sesat, yang dulu jadi incaran orang orang dunia persilatan.

Siapa gadis itu ya,..? Kakek itu tampak melamun seperti sedang berpikir.

Dahulu ada seorang tokoh yang aneh dan sangat di takuti, berjuluk malaikat sesat, malaikat sesat malang melintang di dunia persilatan dan tak ada yang berani menengur nya, karna ketinggian ilmu nya,

lalu malaikat sesat menemukan sebuab kitab, tak lama kemudian malaikat sesat menghilang bersama kitab itu, dan tak tahu kemana orang itu pergi, sambil membawa selalu kitab yang ia temukan, yaitu kitab raja hitam.

Hmmm,..!!

Aksara kuno dari jaman kerajaan Tang ratusan tahun yang lalu, kitab ini umurnya sama dengan Koksu Zhong shen, guru besar kerajaan Tang, yang sedang aku jaga makam nya.

Kakek tua aneh itu adalah Ban li eng, ia dua saudara dengan kakak nya yang telah meninggal, Ban li eng yang senang hidup bebas, ketika kembali ke gurun melihat kakak nya yang sakit sakit an, lalu menyuruh adik nya untuk tetap tinggal menjaga makam Koksu Zhong shen.

Karna itu adalah sumpah darah turun temurun dari nenek moyang Ban li eng.

Nenek moyang Ban li eng adalah pelayan setia Koksu, sewaktu kerajaan Tang runtuh, lalu Zhong shen dengan pelayan nya menemukan goa ini, karna sudah tua dan sakit sakit an, walau terkenal hebat dan jarang ada tandingan nya, karna faktor usia, akhirnya Zhong shen meninggal, dan di makam kan di goa gurun Gobi, lalu pelayan nya itu bersumpah, garis keturunan nya akan menjaga makam koksu, karna merasa berhutang budi kepada Zhong shen.

Ban li eng ketika meninggalkan gurun, pernah membuat geger dunia persilatan, sipat nya yang aneh dan semau sendiri, banyak yang memusuhi nya tapi ia tak peduli, orang orang dunia persilatan menyebut nya Iblis gurun, ketika bertemu lalu bertempur dengan seorang tokoh kosen, Ban li eng kalah, Ban li eng lalu kembali ke goa nya dan sampai sekarang, setelah kakaknya meninggal Ban li eng yang menjadi penjaga makam koksu Zhong shen.

Jika bukan aku, belum tentu ada orang yang bisa membaca kitab ini, selain para kutu buku di istana.

Setelah membaca kitab itu, Ban li eng lalu melihat ke arah Mo kwi, yang entah kenapa Mo kwi bayi yang baru lahir itu juga seperti melihat ke arah kakek li.

Kau tenang saja, aku sedang memikirkan baik buruk nya untuk mu, kakek li berkata ketika melihat Mo kwi menatap nya.

Ibu nya memberi pesan kepadaku supaya anak nya mempelajari kitab ini, tapi seorang yang menguasai kitab ini tubuh nya harus beracun, dan botol ini agak nya mengandung racun teratai hitam yang sangat langka dan salah satu syarat untuk mempelajari kitab Raja hitam

Jika aku berikan sari racun teratai hitam, bocah itu apakah nanti tidak mati,..?

Ada perasaan bimbang di hati Kakek li.

Ah, ini juga kan pesan ibunya, jika bocah ini mati, kan bukan kesalahan ku.

Nanti setelah minum aku berikan susu bumi ini, biar memperkuat tubuh sang bocah dari dalam.

Lalu dengan sangat hati hati, kakek li eng membuka botol kecil itu, lalu meminumkan kepada Mo kwi.

Bayi yang baru lahir itu tiba tiba melotot, tubuh nya mengejang, lambat laun tubuh bocah itu berwarna hitam legam, li eng terkejut melihat nya.

Celaka, bocah ini keracunan, lalu li eng memberikan

susu bumi kepada Mo kwi dan berharap susu bumi dapat menetral kan racun teratai hitam.

Setelah minum susu bumi, yang hampir menghabiskan setengah botol kecil, secara perlahan Mo kwi dari hitam berubah menjadi seperti sedia kala.

Aku mengerti sekarang, maksud dari pembukaan kitab, bahwa yang mempelajari dasar dari kitab raja hitam, harus seorang yang murni, itu artinya orang yang belum menguasai tenaga dalam, seperti bocah ini

Sewaktu kwi bo mempelajari kitab raja hitam, nenek itu tak menyadari maksud dari tulisan tulisan yang berada dalam kitab, hingga salah berlatih dan tewas.

Lie eng lalu menatap bocah yang seperti tertidur.

Mati hidup mu aku serahkan kepada Dewa, aku hanya menjalan kan amanat dari ibumu, bertahan lah dan menjadi kuat agar ibumu tak mati sia sia, Li eng berkata sambil melihat Mo kwi.

****

Di kota Beiping markas perguruan tengkorak putih, siang itu di datangi oleh dua orang kakek, "Pedang gila, mari masuk, Tan huo yang di panggil pedang gila berkata, "baik guru.

Tio ban lalu berteriak, "Kwi bo, aku datang teriak Tio ban ketika sudah memasuki ruangan.

Tan lian yang sedang berada di Bieping lalu keluar mendengar teriakan Tio ban, "selamat datang kakek Tio,..!! Tio ban mengerutkan dahi nya melihat Tan lian, "siapa kau,..? Tio ban berkata, "aku mencari Kwi bo bukan kau."

"Kwi bo nenek ku sudah tewas beberapa tahun lalu, dan sekarang aku yang menggantikan nya menjadi ketua perguruan tengkorak putih."

Mendengar perkataan dari Tan lian, wajah Tio ban seperti teelihat senang.

Ternyata Kwi bo telah meninggal, "dan kau bocah,..!!

serahkan jabatan ketua perguruan tengkorak putih padaku."

Mendengar perkataan dari Tio ban, Tan lian tersenyum mengejek ke arah Tio ban, "kau membantu membesarkan partai juga tidak, setelah partai ini besar dan nenek ku meninggal, lantas kau ingin jabatan ketua."

chiiiis,..!! "Dasar tua bangka tak tahu diri, sedangkan Yie dong yang melihat orang di belakang Tio ban, terkejut, Tan huo, kenapa dia bersama dengan Tio ban, melihat Tan huo seperti orang bodoh yang hanya diam.

"Pasti mata malaikat nya telah menyihir ketua Tan, batin Yie dong.

Tio ban yang merasa di hina dengan sebutan tua bangka oleh Tan lian bergerak menyerang gadis itu.

Tan lian bergerak dengan cepat menghindari serangan dari Tio ban, kakek itu terkejut ketika Tan lian yang masih muda bisa menghindari serangan nya, kedua nya lalu bertempur kembali, meja dan kursi hancur berantakan.

"Kau adalah pelindung perguruan ini, tapi otak mu sangat licik," Tan lian berkata sambil menghindari serangan serangan Tio ban, setelah lama tak berhasil, Tio ban berkata,

"hai pedang gila, bantu gurumu.

Tan huo yang di sebut pedang gila, lalu mencabut pedang pemberian Tio ban, dan melesat, tapi di hadang oleh Yie dong, kedua nya lalu bertempur.

Tan lian yang sudah merasa kesal, lalu melompat kebelakang, tangan gadis itu berubah menjadi hitam.

Tio ban yang memang sudah terkejut, ketika mereka beradu tenaga dalam dan dia kalah setingkat, sudah merasa jeri, apalagi ketika melihat tangan Tan lian sudah berubah menjadi hitam, wajah kakek itu terlihat gugup, tak menyangka Tan lian menguasai pukulan hitam yang di takuti nya itu.

Tio ban lalu memberi hormat.

"Tio ban meminta maaf, atas kekurang ajaran ini, tadi Tio ban hanya ingin mengetes ketua yang baru, apakah mampu menajdi ketua perguruan temgkorak putih yang besar.

Dan Tio ban sudah yakin, ketua Tan adalah pilihan yang tepat dari Kwi bo."

Pedang gila, berhenti,..!!

Tio ban berteriak ketika melihat Tan huo bertempur dengan Yie dong.

Tan huo lalu melesat ke arah Tio ban,

"kami berdua memberi hormat kepada ketua."

Tan lian hanya mendengus, kemudian masuk ke dalam, sementara Yie dong lalu mengantar kan Tio ban ke tempat nya, banyak yang akan Yie dong tanyakan kepada Tio ban tentang Tan huo, yang sekarang di panggil pedang gila.

Sudah 10 tahun masa tenang dan tak ada kekacauan

Seorang pria berambut putih bermata merah sedang

memberi latihan kepada 2 orang gadis cilik,

Shin bwe anak dari Shin mo dan Hong giok sekarang berusia 10 tahun, sementara adik nya juga seorang wanita, yang di beri nama Shin hoa anak dari Soat gi dan Shin mo yang berusia 9 tahun.

Shin mo tersenyum melihat kedua anak perempuannya berlatih jurus tarian dewi iblis, warisan dari Nio nio.

kalian berhenti dulu, Shin mo berkata.

Kedua putri nya berhenti, lalu berlari dan memeluk ayah nya,

"Ayah ajari jurus yang lain, masa setiap hari hanya jurua ini, bosan ayah," Shin hoa dengan manja merajuk kepada Shin mo,

Sekarang kalian berlatih tenaga dalam dulu dengan nenek ( Si nie suthay ) setelah tenaga dalam kalian sudah meningkat, ayah janji akan mengajarkan jurus baru, mendengar perkataan ayah nya, kedua anak itu lalu bersorak gembira sambil memeluk ayah nya.

Shin mo tersenyum sambil mengusap kepala kedua anak perempuan nya, yang sedang berada dalam pelukan.

****

Seorang kakek melihat ke arah bocah, yang sedang duduk di depan sebuah gundukan pasir, yang ada batu besar di atas nya, dan di dekat batu besar itu tampak bunga kering menghiasi di atas gundukan pasir.

Sejak bocah itu bisa berjalan dan bicara, dan aku memberitahu makam ibu nya, hampir setiap sore bocah itu selalu membawa bunga kering untuk menghiasi makam ibunya, sungguh anak yang berbakti.

Walau bocah itu jarang bicara dan selalu berlatih keras dan tanpa mengeluh, tapi aku tau setiap ke makam ibunya, dia selalu menangis.

Kau harus bersabar, setelah 6 tahun lagi, aku anggap latihan mu selesai, dan kau bisa mencari jati diri mu.

Kakek Li eng, berkata dalam hati sambil menatap dengan perasaan sayang dan haru kepada bocah yang sedang menangis di makam ibunya,

Kau harus sabar Mo kwi.

Ch : 3 Latihan keras Di Mulai

Kakek Li menatap haru, melihat Mo kwi bersimpuh sambil menagis di makam ibunya.

Kakek Li sangat menyayangi Mo kwi, Li eng yang mengurus Mo kwi dari orok merah sampai umur 10 th, seorang anak yang tampan, jarang banyak bicara, tapi sekali bicara, mo kwi suka membuat Li eng tertawa.

Li eng menganggap Mo kwi adalah berkah dari dewa kepadanya, karna kehadiran Mo kwi sangat menghibur Li eng yang tak mempunyai istri dan anak.

Dan sudah niatan dari Li eng akan memberikan semua ilmu peninggalan dari Koksu Zhong shen.

Koksu Zhong shen memang meninggalkan kitab kitab ilmunya di makam itu, sehingga makam nya harus selalu di jaga agar tidak ada pencuri yang coba coba, masuk dan mencuri di makam Zhong shen.

Sewaktu aku merantau hanya mempelajari dua buah kitab dari koksu sudah membuat nama ku besar, dan di takuti, dan hanya kalah dengan seorang tokoh yang aku hormati, itu pun aku kalah karna tenaga dalam ku jauh tertinggal oleh nya, bukan kalah karna ilmu silat, Li eng berkata dalam hati sambil melangkah ke arah Mo kwi.

Mo kwi yang memang sudah di latih dari kecil, panca indra dan perasaan bocah itu tajam, mendengar suara langkah kaki mendekati nya, Mo kwi lalu melihat ke arah langkah kaki itu, melihat kakek nya mendekati, Mo kwi lalu menunduk sambil mengusap air matanya, bocah itu malu di lihat oleh kakek nya sedang menangis, karna kakek nya sering memberitahu tentang kepahlawanan seorang lelaki yang tegar dan tidak cengeng.

Li eng yang melihat Mo kwi mengusap air mata mengucur di wajah bocah, Li eng tersenyum.

Nak,..!!

"Terkadang seorang lelaki juga harus mengeluarkan air mata, di saat saat yang tepat, dan bila itu terjadi kau tidak perlu merasa malu atau rendah diri, karna itu sudah menjadi kodrat seorang manusia, tangisan seseorang bisa di sebabkan sedih juga bisa disebabkan karna gembira."

Mo kwi yang mendengar perkataan kakek yang di sayangi nya itu, lalu memeluk Li eng dan menangis di pelukan kakek nya.

"Menangis lah Nak, lampiaskan semua beban mu dalam tangisan, Li eng berkata sambil mengusap kepala Mo kwi.

"Mo kwi rindu dengan Ibu, semalam Mo kwi mimpi bertemu ibu, ibu tersenyum pada Mo kwi dan melambaikan tangan, ketika Mo kwi mengejar, Ibu sudah menghilang."

Oh, jadi semalam ketika aku mendengar suara isak tangis bocah ini, karna ia bermimpi bertemu dengan ibu nya, batin Li eng.

"Maaf kan kakek mu ini Nak, karna dulu aku tak sempat bertanya siapa nama ibu dan ayah mu, sehingga kau tak bisa mengetahui jati diri mu, ibumu hanya berpesan supaya kau mempelajari kitab yang ibumu bawa, dan menjaga pisau yang ada padamu itu."

Mo kwi yang mendengar nada perkataan kakek nya yang seperti merasa bersalah jadi tak tega, "sudah lah, kakek tak usah menyesali yang sudah terjadi, kan masih ada kakek yang sayang sama Mo kwi.

Li eng tersenyum mendengar perkataan dari Mo kwi.

Mari kita bicara di dalam, aku akan mentampaikan sesuatu padamu, Li eng berkata kepada Mo kwi.

Kedua nya lalu melangkah ke dalam goa.

Setelah berada di dalam goa tempat makam Koksu Zhong shen, lalu Li eng bersujud di depan peti mati Zhong shen, dan berkata.

Koksu,..!!

Hamba Ban Li eng, menghaturkan hormat dan minta restu untuk mempelajari kitab kitab peninggalan Koksu untuk cucu hamba Mo kwi, yang nanti nya sebagai penerus hamba sebagai penjaga makam dari Koksu, setelah berkata, lalu Ban li eng bersujud tiga kali di depan peti mati Zhong shen, yang di ikuti oleh Mo kwi di belakang kakek nya.

Ban li eng setelah memberi hormat, lalu mengambil 4 buah kitab yang sudah sangat tua, berada di meja dekat peti mati Zhong shen.

Nak, dalam waktu 6th kau harus bisa menamatkan isi dari ke 4 kitab ini, 2 buah kitab dasar nya sudah kau peroleh dariku, yaitu ilmu meringankan tubuh langkah Dewa angin, dan jurus pukulan Inti api.

Sedangkan kitab Raja hitam yang di bawa ibumu sudah lebih dulu kau pelajari hanya tinggal mematangkan saja.

Tapi jangan sering kau gunakan ilmu itu, kitab Raja hitam umurnya hampir sama dengan kitab dari Koksu Zhong shen, karna bahasa tulisan nya pun sama, dan selain pukulan hitam yang di sebut dalam kitab, ilmu Raja hitam lah yang menurut ku sangat menakutkan.

Sewaktu kau ber umur 8th ketika bermain di luar goa, aku melihat kau di gigit oleh ular gurun yang sangat beracun, dan ketika kau marah, seluruh tubuh mu menjadi hitam, dan kau mengamuk mengambil ular itu yang langsung berubah menjadi hitam, ketika kau pegang dan kau hancurkan, aku sangat takut melihat nya, dan ada perasaan menyesal membantu mu mempelajari Kltab Raja hitam itu.

"Tapi setelah ku pikir kembali, mempelajari kitab itu adalah pesan ibumu sebelum meninggal dunia,

"jika keadaan tak mendesak jangan kau gunakan ilmu Raja hitam itu,..!!

"Baik kek, jawab mo kwi

Di kamar sebelah, tempat latihan ada sebuah lubang kecil tembus ke atas yang menurut cerita nenek moyang ku turun temurun dan sampai ke aku generasi akhir keluarga Ban, lubang itu di buat oleh koksu untuk membantu mempelajari kitab tenaga dalam Baja api milik koksu Zhong shen, ketika siang hari titik sentral sinar matahari sangat panas, dan kau sewaktu bayi sering aku taruh dì sana, dan sinar itu tepat mengenai kening mu.

Mempelajai ilmu tenaga dalam Baja api, jika tenaga dalam mu sudah tinggi, tubuh mu layak nya keras bagaikan baja dan tubuh menjadi merah seperti api.

Kau harus meditasi di dalam goa itu dan titik sinar matahari, harus tepat mengenai kening mu, kau harus bisa menahan hawa panas yang masuk, jangan kau lawan, biarkan hawa panas itu mengalir di seluruh tubuh.

Mo kwi mengangguk mendengar perkataan Kakek nya.

Nanti setelah kau berhasil mempelajari tenaga dalam Baja api, dasar dari ilmu langkah Dewa angin dan pukulan inti api, tak akan susah untuk menyempurnakan nya.

kau harus meditasi dalam kamar tempa koksu

Zhong shen berlatih, sebelum 4 tahun kau jangan keluar dari kamar itu, dan semua kebutuhan makan dan minum akan kusediakan, jika kau tak mengerti kau bisa tanyakan aku, mulai sekarang berlatih lah di dalam, apa kau sanggup,..?

Mo kwi mengangguk mendengar perkataan kakek nya.

Dan setelah kau keluar dari kamar, tempat berlatih tenaga dalam.

Lalu aku akan menggemleng mu dengan ilmu jari pedang.

Ada yang ingin kau tanyakan sebelum kau masuk,..?

Mo kwi gelengkan kepala, mendengar perkataan kakek nya, tapi kemudian bocah itu berkata.

Kakek Li, tunggu Mo kwi 4th lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!