Felicia Wiraguna putri ketiga dari Maria Wiraguna dan Hermawan Wiraguna. Felicia Mahasiswi di Universitas ternama di Jakarta dan salah satu Mahasiswi terbaik. Felicia mempunyai 2 kakak satu laki-laki Vero Wiraguna dan satu kakak perempuan Michelle Wiraguna.
Namun keluarga mereka yang terlihat orang berada dan terlihat harmonis terkenal keluarga yang bergelimang harta memiliki, perusahaan yang besar dan memiliki cabang di mana mana, tidak seperti yang terlihat di media. Felicia merasa selalu salah di mata orang tuanya, selalu di bandingkan dengan kakak laki-laki nya Vero karena kakak laki-laki nya selalu menjadi juara kelas, selalu mendapatkan prestasi di bidang apapun. Felicia juga selalu di bandingkan dengan kakak perempuannya Michelle , Michelle memiliki bakat di dunia modeling dan kini terkenal dimana mana, karirnya di dunia model semakin naik bahkan sudah go Internasional.
Sepulang kuliah Felicia tidak seperti biasanya langsung ke rumah, Felicia mengemudikan mobilnya menuju salah satu cafe yang biasa di kunjunginya disaat dirinya merasa kesepian.
Setelah sampai di cafe tersebut Felicia langsung duduk namun tidak memesan apapun Felicia menatap ke kaca yang tertuju ke jalanan yang mulai basah karena rintikan hujan.
"Permisi kak mau pesan apa kak.?" suara seseorang mengejutkan Felicia yang sedang melamun.
" Eh iyaa sorry sorry..."
" Sepertinya saya sering lihat kakak dateng kesini"
"Oh iya saya memang sering dateng kesini, suasananya menyenangkan, makanan dan minumannya juga enak" tutur Felicia dengan seulas senyuman sambil menatap buku menu yang di pegangnya
" Wah terima kasih banyak saya selaku pemilik cafe merasa senang"
" Oh masnya yang punya cafe ini" ujar Felicia sambil menatap laki-laki yang tengah berbincang dengannya
" Iya kak, perkenalkan saya Febian panggil saja Bian" Bian pun mengulurkan tangannya
" Saya Felicia senang berkenalan dengan anda" Felicia menjabat uluran tangan Bian sambil memperkenalkan dirinya.
*****
Pukul 20.00 Felicia baru pulang setelah seharian mencari kesenangan dirinya sendiri.
" Felicia " Panggil Ibu Maria
Felicia hanya terdiam dan berdiri di tempat sebelum menaiki tangga untuk menuju ke kamar nya.
" Dari mana saja kamu jam segini baru pulang, hari ini kamu kuliah pagi kan hanya ada satu mapel. Sepulang dari kampus keluyuran kemana kamu ?" Tegur ibu maria yang tengah duduk di meja makan sambil menyilangkan tangannya di dada.
" Main mim, lagian mamim kan sibuk sama kerjaan mamim. Mamim juga ga peduli sama Feli kan" Bantah Felicia
" Berani kamu bicara seperti itu sama mamim sekarang.?" Ibu Maria mulai terpancing emosi.
Felicia tidak memperdulikan perkataan Ibunya dia langsung menaiki tangga menuju kamarnya.
Pak Hermawan yang mendengar sang Istri marah-marah langsung keluar dari ruang kerjanya dan menuju ke tempat keberadaan Istrinya
" Ada apa si mim marah-marah.?" tanya Pak Hermawan kepada Istrinya
" Liat pip anak mu itu dari dulu nggak bisa di bilangin selalu saja melawan tidak pernah di dengarkan kalo di bilangin." Ujar Ibu maria kesal.
" Loh kenapa mamim nyalahin papip.? kan harusnya kamu yang ngurusin dia.? Tugas aku itu mencari uang untuk kebutuhan kita untuk keperluan rumah" Pak Hermawan tidak terima di salahkan Istrinya
" Enak aja aku terus tiga tiganya aku semua yang ngurus.? Aku juga cari uang ya bukan hanyaa kamu sendiri. Aku juga punya kesibukan, harusnya kamu juga urusin anak kamu jangan hanya aku.!" Tutur Ibu maria sambil meninggakkan Suaminya yang masih duduk di meja makan.
***
Semua keluarga Pak Hermawan sedang sarapan terkecuali Vero dan Michelle. Semua duduk terdiam sibuk dengan makanan masing-masing, tidak selang berapa lama Michelle turun dari kamarnya menuju meja makan.
"Good morning" sapa Michelle
"Good morning sayang " sapaan lembut dari Ibu Maria
Michelle langsung duduk dan menikmati sepiring nasi goreng yang ada di meja makan.
" Pulang jam berapa semalem sayang.?" tanya Ibu Maria
" Jam satu mim, cape banget lagi banyak kerjaan. Ini juga nanti jam 10 ada pemotretan lagi" tutur Michelle
"Wah bagus dong, semangat dong ini kan buat masa depan kamu juga sayang"
" Giliran ka Michelle aja pulang malem ga di omelin aku aja baru pulang jam 8 malem di omelin " grutu Felicia sambil menyuapkan nasi goreng dengan malas-malasan.
" Kakak kamu kan kerja nggak kaya kamu cuma keluyuran aja kerjaannya bukannya pulang" Ibu Maria yang mendengar grutuan Felicia langsung menimpalinya dengan omelan.
Michelle yang merasa senang hanya tertawa setelah selesai makan Michelle langsung berdiri dan berbisik pada Felicia
" Yang sabar ya dek" ujar Michelle sambil tertawa dan berbalik meninggalkan meja makan.
Felicia yang merasa kesal langsung berdiri meninggalkan meja makan dan pergi.
" Felicia... mau pergi kemana kamu.?" panggil Ibu Maria merasa kesal.
" Sudah lah mim, biarkan saja Feli juga butuh waktu buat seneng seneng" ujar Pak Hermawan
" Belain aja terus anak kesayangan papip belain pip makannya dia ngelunjak ya begini di belain terus" Ibu Maria merasa kesal
" Ya terus aku harus gimana.? "
" Didik lah biar nurut biar bisa ngehargai orang tua jangan seenaknya"
" Itukan tugas kamu sebagai ibunya kenapa harus aku.? Kamu aja ngga bisa ngedidik anak kamu"
" Apa kamu bilang Aku.??? Aku nggak bisa ngedidik.???! Terus kamu gimana sebagai orang tua .? udah ngerasa bener ngedidik anak.? mana pernah kamu ada waktu buat merekaa.?"
" Kamu juga udah bener sebagai Ibu rumah tangga.? Kamu juga sibuk dengan bisnis kamu , sibuk sendiri jangan cuma bisa menyalahkan aku " Pak Hermawan pun mulai kesal lalu pergi meninggalkan meja makan.
Feli yang setiap hari selalu mendengar perdebatan mereka merasa pusing membuatnya tidak nyaman di rumah.
***
#Cafe
" Haii Fell " sapa Febian
" Eh haii " balas Felicia
" Btw udah di sini aja nih masih pagi "
" Biasalah jenuh " Ujar Felicia
" Hooh jenuh,, sorry nih sebelumnya sepertinya kaya yang kusut banget tuh muka kaya yang banyak beban hidup " ujar Bian sambil tertawa memecahkan suasana
" Ehh enak ajaa " Felicia pun ikut tertawa karena perkataan Bian
" Sorry sorry" Bian masih tertawa sambil di pelototin Felicia
" Ya gimana ya namanya juga hidup banyak cobaan sampe bingung mau cobain yang mana, banyak masalah sampe yang bener tetep aja salah hahaa" tutur Felicia dengan menghembuskan nafas yang terasa berat.
" Ya semua orang pasti memiliki masalah sendiri sendiri hanya saja dengan lari dari masalah itu bukan solusi tapi hadepin," Bian mencoba menenangkan Felicia
" Iya deh iyaa so banget si loe " ledek Felicia
" So gimana ya emg bener kan Wleee " Sambil meledek Felicia
" Kagak " Ujar Felicia sambil meminum segelas minuman yang sudah di pesannya.
" Oh iya gua ada menu baru loh, mau cobain kagak.?"
" Boleh boleh gratis yak " Ujar Felicia sumringah
" Ah elu yang gratisan aja langsung , gua bikinin deh spesial buat loe tunggu ya" Bian langsung menuju dapur cafe.
Semakin hari Felicia dan Bian semakin dekat ,Felicia pun merasa nyaman dan asik bersama Bian begitu pun dengan Bian merasa nyambung dan asik bersama Felicia.
" Btw, loe hebat ya Bi di usia yang masih muda udah bisa ngebangun cafe sebesar ini " tutur Felicia kagum dengan Bian
" Nggak juga sih Cii... Di balik semua ini yang loe lihat sekarang banyak hal dan perjuangan, kegagalan yang udah gua alami ci... semua nggak mudah butuh tekad dan keberanian yang kuat"
" Tapi hebat Bi keren salut gua, pasti orang tua loe bangga banget ya sama loe"
" Awalnya mereka nggak setuju apa lagi awal gua ngebangun cafe gagal bangkrut itu pun modal dari Bokap gua sampe gua bener-bener nggak di percaya sama Nyokap Bokap gua kalo gua bisa dan mampu, dan akhirnya gua kerja sambil ngumpulin modal hingga seperti ini lah"
" Wiih keren banget loh itu Bi... nekat ya loe tapi loe berhasil ngebuktiin ke Nyokap Bokap loe"
" Loe juga pasti bisa Cii... jangan patah semangat Nyokap sama Bokap loe juga pasti suatu saat akan bangga sama loe percaya deh" Bian meyakinkan Felicia untuk terus semangat
" Entah lah merekaa kan cuma bangga sama Ka Vero sama Ka Michelle. Gua bisa apa Bi.? Gua mah nggak ada yang bisa di banggain ga bisa apa apa " Keluh Felicia merasa sedih
" Gua yakin loe bisa percaya deh " Bian menguatkan Felicia dengan memberikan senyum
" Thanks Bii.." Felicia membalas senyuman Bian
" Okay... dari pada mellow mellowan mending kita jalan-jalan nyari cemilan gitu" ajak Bian
" Boleh tapi jajanin yak " Rengek Felicia layaknya anak kecil meminta di belikan balon
" Dasar bocah gratisan mulu maunya,, " grutu Bian sambil mengacak-acak rambut Felicia
" Iihh Biaan gapapa dong " Felicia berusaha merayu Bian dengan mengedipkan kedua matanya
" Aiishh... secara gitu anaknya pengusaha papan atas Hermawan Wiraguna yang banyak duit masih demen yang gratisan" Oceh Bian sambil geleng-geleng kepala di depan Felicia yang masih duduk merayu Bian
" Gapapa dong ga salah kan "
" Ayolah" Bian langsung berdiri dan jalan keluar cafenya
" Tungguin..." Felicia langsung lari mengejar Bian.
***
#Kampus
Falicia satu Kampus dengan Kakaknya Vero, Vero salah satu laki-laki yang menjadi idaman para Mahasiswi di Kampus
" Fel, Kakak loe ganteng banget si keren pasti seneng banget deh jadi adiknya" Ujar Anggi teman Kampus Felicia
" Iya Fell... mau dong di kenalin " Misya pun nggak kalah terpesona dengan Vero Kakak Falicia
" Ganteng si tapi playboy, mau jadi korban Kakak gua.?" Felicia menawarkan Kakaknya ke teman-teman nya
" Ahh... tapi ganteng, ramah, pinter lagi" Puji Anggi yang tergila-gila dengan Vero abangnya.
Vero memang Kakak yang baik, ganteng, ramah namun karena Vero merasa dirinya banyak penggemarnya, banyak cewek-cewek yang tergoda dengannya ,Vero jadi playboy dan seenaknya memperlakukan para cewek-cewek yang mendekatinya.
Banyak Mahasiswi yang berusaha mendekati Felicia demi bisa dekat dengan Vero, namun Felicia cuek bahkan mengabaikan mereka.
" Kak, Feli tuh capek tau gara gara Kaka tiap hari ada aja yang nanya nanya Kakak" Omel Felicia di dalam mobil saat pulang bersama Kakaknya
" Harusnya kamu bangga dong punya Kakak yang ganteng, pinter, baik hati dan tidak sombong kaya gini" ledek Vero
" Iih tau ah Ka Vero mah nyebelin"
" Udah dong adik kakak yang cantik, manis, lucu ku ini jangan ngambek. Kita beli es cream ya " Tawar Vero membujuk Felicia agar tidak ngambek lagi.
" Kurang " Felicia menawar untuk menginginkan lebih
" Ampun adekk... mau apa lagi sih pengen apa.? Balon.? apa mau boneka Barbie.?? " ledek Vero sambil ketawa .
" Ka Veroo..." Felicia mulai kesal dan mencubit Vero
" Ampun ampunn sakit tauu dekk,, iya iya mau apa Kakak turutin" Vero pun mengaduh kesakitan akhirnya pasrah
" Mau jalan-jalan keliling mall, mau shopping" Ujar Falicia girang
" Dasar yah kamu mau ngereetin Kakak sendiri "
" Biarin ,gapapa dong itungan banget sama adik sendiri. Dari pada tuh duit buat ngebelanjain cewek cewek Kakak mnding biat Adiknya" Falicia merasa menang
" Enak aja, Mana ada Kakak keluar duit buat cewek-cewek yang ada Kakak yang mereka bayarin hahahha..."
" Iihh ihh Ka Vero matre nihh ya ternyata"
" Enak aja nggak lah mereka yang mau Kakak mah nggak minta bayar sendiri juga Kakak bisa kan mereka yang mau wleee " Ujar Vero bangga sambil meledek Felicia.
***
Suasana makan malam di keluarga Wiraguna
" Besok papip mau ke Jogja mau ngurusin proyek di Jogja , kalian di rumah jangan nakal ya. Besok Pa Romi mau ambil berkas di ruangan kerja Papip jam 8 tolong di antar ke ruang kerja Papip" Pak Hermawan memulai pembicaraan di sela sela makan malam mereka.
" Mamim juga ada urusan di Surabaya untuk beberapa hari ada pertemuan penting dengan teman bisnis mamim" Ujar Ibu Maria
" Michelle minggu depan ada pemotretan di Bali mim , mamim belum pulang dong" Rengek manja Michelle
" Kan bisa kontekan sayang oke." Ibu Maria mengerlingkan matanya ke Michelle
" Iya iya iyaa..." Vero yang tidak peduli dengan kegiatan mereka sibuk menyuapkan makanan sambil memilah sayuran yang ada di piringnya
" Vero... mau sampai kapan kamu ga doyan sayurr.?" Tegur Ibu Maria
" Yang penting kan aku makan nasi Mim... Sayuran kan pahit Mim" bela Vero sendiri
" Ckckck" Pak Hermawan hanya bisa berdecak sambil menggelengkan kepalanya
" Yang penting aaku Smart and Cliver andd Handsome" Ujar Vero dengan bangganya
" Tapi sayang playboy" Felicia yang sedari tadi diam pun ikut menimpali perkataan Vero
" Harusnya bangga dong dek sama Kaka mu ini ya ga ya nggak"
" Iyaaa Kaka ku yang ganteng.... " Ledek Michelle
" Nahh gitu donggg kan enakk "
*****
Felicia merasa kesepian bosan di kamarnya akhirnya Felicia nyelonong masuk ke kamar Vero.
Cklek (suara pintu kamar terbuka)
" Eh kamu dek " Vero sedikit terkejut karna tidak biasanya ada yang tiba-tiba masuk ke kamarnya , jarang jarang juga Felicia ke kamarnya
" Bete ka... bosen gini gini aja, Mamim sama Papip sibuk terus dari dulu ." keluh Felicia
" Ya mau gimana dek "
" Ka Vero koq gitu sih , Ka Vero jadi mau ngelanjutin S2 ke Swiss.?"
" Pengen nya sih gitu "
" Felli sendiri dong nanti nggak ada temen lagi hufftt..." Felicia mendengus dengan nafas kasar
" Kan ada Michelle dek, jangan cemberut gitu dong " Vero masih sibuk dengan layar laptop nya
" Ih Ka Vero kaya yang ga tau aja aku sama ka Michelle kayak gimana, Kaya minyak sama air kita itu tau ga bisa bersatu "
" Hmmm kalian aja sama sama egois nggak ada yang mau ngalah satu sama lain"
" Dia yang ngalah harusnya , mentang mentang cantik Sombong jadinya kesel deh. Ka Vero sibuk apaan si dari tadi liatin laptop mulu" Felli pun ikut melihat apa yang sedang Vero kerjakan
" Biasalah revisi skripsi an "
" Oh iya ya bentar lagi Ka Vero udh mau wisuda."
" Harusnya seneng dong Kaka udah mau selesai koq cemberut? ,"
" Bukannya ngga seneng ka, tapi kan nanti Kakak lanjutin S2 ke Swiss, aku sendiri. Kenapa nggak nerusin perusahaan Papip aja kak di sini.?"
" Hmmm kamu tau sendiri Kakak hobinya di otomotif dek kaya motor mobil gitu kan ga ngerti masalah properti gitu. Kakak pengen punya usaha sendiri ngebangun usaha sendiri."
" Oh iya sih ya ka. Kalo aku gimana Ka.?"
" Kamu. ? ya jangan tanya ke Kaka dong kamu aja hobinya apa sukanya apa. Kaya ka Michelle kan sukanya foto eksis gitu makannya jadi model "
" Aku ga ada keahlian ga ada bakat buat apa apa makannya Mamim sama Papip nggak pernah ngebanggain aku"
" Eiitts jangan gitu siapa bilang dek, buktinya di kampus kamu bisa jadi mahasiswi terbaik. Pasti ada pasti bisa yakin saja sama diri kamu sendiri" Vero berusaha meyakinkann adiknya
" Uuhh terharuu... maaciwww Kaka ku yang playboy " ujar Felli sambil memeluk Kakanya di barengi dengan sentilan di telinganya.
" Awww koq di sentil sih kaa sakit tauu" Feli mengaduh sambil mengusap usap telinganya
" Tuh playboy kenapa si di bawa bawa teruss " Vero nggak terimaa di bilang playboy Feli pun tertawa sambil memukul kakaknya dengan bantal.
Pukul 07.00 Felicia baru keluar dari kamarnya menuju ruang makan. Namun rumah terasa sepi ,hanya terlihat mbok Iyah dan 2 Art lainnya yang sedang bersih-bersih. Mbok Iyah dan Pak Manto lah Art paling lama yang bekerja di rumah Pak Hermawan.
" Mbok, Papip sama Mamim udah berangkat ya.?" Tanya Felicia sambil mengolesi roti dengan selai yang ada di meja makan
" Sudah Non, Den Vero sama Non Michelle juga suda berangkat non" Ujar mbok Iyah sembari membereskan buku-buku yang terlihat berantakan di meja depan Tv yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan meja makan.
" Loh Ka Vero sma Ka Michelle pergi pagi-pagi kemana mbok.?"
" Non Michelle ada pemotretan di Bogor katanya Non, Den Vero mau kerumah temennya katanya Non
Walaupun Mbok Iyem hanya Art di rumahnya namun mereka sangat menghargai Mbok Iyem setiap mau pergi mereka selalu berpamitan untuk pergi kemana, mereka sudah menganggap Mbok Iyem sebagai keluarga mereka.
" Oh gitu ya Mbok, Mbok nggak ikut ke Bogor mbok sambil jalan jalan gitu Mbok" ledek Felicia
" Oh Non ada ada sajaa, kalo Mbok ikut nanti Non nggak ada yang nemenin gimana nggak apa apa" ujar Mbok Iyem meledek balik
" Ehh iya yak mbok , yaudh deh Mbok di rumah aja hahaha,, Yaudh Felli mandi dulu yak Mbokk dadah Mbok Iyem". Felli pun meninggalkan Mbok Iyem,
" Ckckck Non Felli Non Felli ada ada aja" Mbok Iyem berdecak sambil geleng-geleng kepala terheran-heran dengan kelakuan anak Majikan nya itu.
*****
Michelle baru sampai di Bogor pukul 08.30 karena suasana Jalanan menuju Bogor macet.
" Jim, pemotretan jam berapa" Tanya Michelle pada Manager nya Jimmy
" Jam 10 , masih ada waktu buat istirahat " Ujar Jimmy sambil melihat jadwal Michelle
" Okay " Michelle pun meninggalkan Jimmy
Malam hari setelah selesai pemotretan Michelle merasa begitu lelah namun masih ada acara perayaan kesuksesan Michelle berkat foto nya kini banyak majalah dan tabloid yang mengkontrak Management nya.
Selesai membersihkan dirinya Michelle mengenakan gaun merah dengan make up sederhana. Michelle pun keluar dari kamarnya menuju ruang tengah di Villa yang mereka tempati ikut berkumpul bersama team Management nya .
" Model kita akhirnya gabung juga " Ujar salah satu team Management
" Iya keluar juga akhirnya sini cell gabung sama kita " Sahut yang lainnya.
Michelle pun ikut bergabung bersama mereka. Tidak lama kemudian datang sosok laki laki dengan postur tubuh yang kekar, tinggi, berkulit sawo matang, berkumis tipis (intinya ganteng dah soalnya kan model gitu bayangkan saja sesuai imajinasi kalean yak hikhikhik)
" Hello... " Sapa laki laki yang baru dateng
" Haiii " salah satu team management Michelle menyambutnya dengan sapaan balik
" Ehh Nikko sini sini duduk gabung sama kita " Sambut Jimmy Manager Michelle.
Michelle hanya asik dengan ponsel nya tanpa menjawab sapaan Nikko, setelah lama ngobrol ngobrol bersama Nikko, Jimmy dan para team Management namun Michelle hanya terdiam sibuk dengan ponselnya. Semua team Management pun kembali beristirahat kembali ke kamar masing-masing karena besok kembali ke Jakarta kini tinggal Michelle, Nikko dan Jimmy tidak berapa lama Michelle baru tersadar suasana sudah berbeda.
" Loh udah pada pergi yang lain " Michelle seperti kebingungan karena tinggal Jimmy dan seseorang yang tidak di kenal namun mencuri perhatiannya.
" Sibuk terus sih sama ponselnya sampe nggak sadar " Ujar Nikko sambil meneguk minumannya . Michelle yang tidak kenal dengan Nikko menanyakan siapa Nikko pada Jimmy dengan mengkode Jimmy.
" Oh iya Chell kenalin ini Nikko dan Nikko ini Michelle " ujar Jimmy memperkenalkan mereka berdua. Nikko dan Michelle pun saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri mereka masing-masing.
" Siapa sih yang nggak kenal Michelle model papan atas yang sudah terkenal dimana mana " Ujar Nikko menyanjung Michelle.
" Ah ngga juga" Michelle yang tersanjung menjadi salah tingkah
" Oh iya Chell Nikko ini salah satu Model yang akan ikut pemotretan di Bali minggu depan dengan kita"
" Wah bagus dong, seneng nanti bisa bareng "
" Senang juga bisa barengan nanti sama model papan atas dan cantik kaya kamu" Nikko merayu Michelle dengan mengedipkan sebelah matanya, Michelle tersipu malu hingga pipinya bersemu merah. Selama menjadi seorang model Michelle memang tidak pernah dekat dengan laki-laki dan jarang berinteraksi dengan laki-laki selain Jimmy Manager nya itu pun hanya sebatas pekerjaan. Michelle sosok perempuan yang kesannya jutek, cuek dan tidak peduli dengan orang lain, baru sekarang Michelle langsung terpesona dengan sosok laki-laki yang belum benar-benar dia kenalinya.
°°°°°
Jogja
Pak Hermawan sedang beristirahat di Hotel tempatnya menginap, setelah seharian memantau pekerja proyek pembangunan untuk cabang perusahaannya Pak Hermawan memutuskan untuk beristirahat di Hotel agar besok bisa fresh kembali tubuhnya.
#Surabaya
Hari kedua di Surabaya Ibu Maria sedang menunggu seseorang di salah satu Restoran dekat dengan Hotel tempatnya menginap. Tidak lama kemudian ada laki laki yang datang menghampirinya, laki laki seumuran dengan Pak Hermawan itu bernama Pak Wibowo pemilik Tambah Batu bara yang terkenal di Surabaya yang di kenal dengan Duren sawit Duda keren sarang duitt wkkwk)
" Maaf Ibu Maria jadi lama menunggu" sapaa Pak Wibowo
" Ahh nggak juga Pak Wibowo silahkan duduk Pak" Sambut Ibu Maria
Setelah selesai memesan makanan dan berbincang bincang dengan Bisnisnya akhirnya mereka membicarakan hal lain
" Ibu Maria makin cantik saja ya makin sukses Bisnis nya hebat pasti bangga suaminya" puji Pak Wibowo
" Ahh bisa saja Pak Wibowo ini, Pak Wibowo juga hebat loh, suami saya mah sibuk sama kerjaan pak hehe"
" Punya istri cantik, cerdas kaya Ibu Maria harusnya di perhatiin jangan sibuk kerja terus suaminyaa " rayu pak Wibowo
" Ahh bapak bisa ajaa " Ibu Maria tersipu malu.
Setelahh 1 Minggu Pak Hermawan dan Ibu Maria sudah kembali ke Jakarta. Pukul 18.30 semua sudah berada di meja makan terkecuali Michelle yang masih ada di Bali. Namun Mamim masih sibuk menatap layar ponselnya sambil tersenyum senyum sendiri, Fellicia menatap Mamim nya dengan heran Pa Hermawan dan Vero sudah mulai menikmati makan malamnya. Baru saja mau memulai makan telfon Ibu Maria sudah berbunyi tanda panggilan masuk, Ibu Maria pun menyingkir dari meja makan untuk mengangkat telfon. Pak Hermawan yang mulai resah melihat kelakuan Istrinya mulai mempertanyakan.
" Siapa Mim yang telfon.?" Tanya Pak Hermawan.
" Temen Bisnis Pip" Jawab Ibu Maria tanpa menoleh
" Terus mau di liatin aja itu makanannya Mim.?" Fellicia yang mulai tidak menyukai tingkah Mamimnya menyinggung.
" Ini mau makan" Ibu Maria meletakan handphone nya sambil tersenyum dan mulai makan .
*****
Ibu Maria yang kekamar mandi membersihkan mukanya sebelum tidur, Pak Hermawan yang baru saja masuk kamar melihat Handphone istri nya berbunyi terus tanda pesan masuk. Pak Hermawan mulai penasaran sebenarnya siapa.? dan apa yang membuat istrinya terus asik dengan handphone nya. Setelah mengecek Handphone Istrinya dan membaca semua chatan dari Handphone Istrinya raut muka Pak Hermawan mulai berubah Pak Hermawan terdiam duduk di sisi tempat tidur.
Tidak lama kemudian Istrinya keluar dari kamar mandi namun terkejut melihat Handphone nya di pegang sang Suami
" Kenapa Handphone Mamim ada sama Papip.?" tanya Ibu Maria dengan ragu
" Kenapa.? takut ketahuan Mamim jalan dan chatan dengan laki-laki lain.?" Nada bicara Pak Hermawan masih datar.
" E...anu...e.. enggak begitu Pip dengar penjelasan Mamim dulu" Ibu Maria mulai gelagapan berusaha mencari alasan
" Kalo sudah bosan dengan saya sebaiknya pergi, Pergi saja sama Pak Wibowo itu nggak perlu tinggal di rumah ini. Cari kesenangan mu dengan laki-laki itu " Nada bicara Pak Hermawan mulai meninggi
" Aku itu cape sama kamu ya , kamu yang selalu menyalahkan aku salah mendidik Felli kamu selalu menyalahkan aku tapi tidak pernah melihat kesalahan kamu yang sibuk dengan pekerjaan" Ibu Maria mulai mengeluarkan unek uneknya dan tidak mau kalah
" Mendidik anak itu tugas kamu , Apa selama ini aku tidak cukup memberi mu uang ? Aku sibuk kerja cari uang buat kebutuhan kita tapi ini balasan kamu curhat dan mengeluh dengan laki-laki lain bahkan ke Surabaya untuk bertemu dengannya"
" Lalu apa kamu mau menyalahkan aku karena Felli yang selalu membantah, Tapi lihat Vero dia anak yang cerdas , Michelle kini sudah jadi Model papan atas dan sukses harusnya kamu didik anak kamu Felicia, sudah cukup aku mendidik Vero dan Michelle"
"Felicia begitu karena kurang merasakan kasih sayang darimu, Dia di asuh mbok Iyem sejak kecil apa pernah kamu memberikan perhatian padanya.? pernah.? kamu tidak pedulikan kamu sibuk denga urusanmu tanpa mempedulikan Felicia!" tegas Pak Hermawan yang mulai berapi api.
" Iya karena aku tidak menginginkan Felicia, karena aku tidak mengharapkan kehadirannya, Aku hanya menginginkan Vero dan Michelle. Andai waktu itu nggak kebobolan nggak mungkin ada anak itu sekarang yang jadi anak pembangkangan dan semaunya sendiri seperti kamu"
sedari tadi Felli mendengarkan pertengkaran mereka di depan pintu kamar orang tuanya namun disitu pun Vero terlihat sedang mengamati adiknya dengan tatapan pilu. Felli langsung ke kamarnya air matanya sudah tidak bisa di tahan dari tadi kini pipinya sudah basah oleh air mata, tidak lama kemudian Felli keluar dengan membawa tas yang cukup besar lalu keluar dari rumahnya. Vero melihat dari jendela kaamarnya yang menghadap ke garasi mobil biru yang selalu menjadi favorit Felicia dengan plat B 14 CIA melaju meninggalkan rumahnya.
" Malam malam seperti ini mau kemana itu anak.?" Gumam Vero
Vero tidak langsung mengejarnya Vero menghubungi nomer Felli beberapa kali namun tidak di angkat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!