Niken Anjani Pramono, usia nya 25 tahun dan sudah menjajal dunia kerja dari usia SMA.
Niken memulai bekerja sebagai Drafter pemula untuk sebuah perusahaan kontruksi milik Ayah ku. Niken mahir menggambar! apalagi untuk desain rancangan kontruksi, dekorasi bangunan dan taman, oleh Karena itu, Nikem memilih kuliah jurusan Arsitektur.
Kini 5 bulan sudah Niken mendirikan Usaha nya sendiri, Yaitu CV. N.A contruction. Niken menyewa gedung di lantai 5 pada sebuah Building milik PT. PRATAMA GEMILANG ABADI C.o..Ltd yang memiliki 8 lantai.
Saat ini Niken lajang. Setelah 2 tahun lalu calon suami nya yang katanya seorang pengusaha muda itu, dia di cyduk yang berwajib, tepat pada hari pertunangan mereka. Dengan tuduhan, kasus pemalsuan dokumen dan penipuan. Saat ini dia masuk hotel prodeo.
Walaupun awal nya, Niken merasa hancur dan malu, namun lambat laun Niken dapat bangkit dengan hanya satu kata 'Syukur' sebagai penguat. Bersyukur tau lebih awal kelakuan nya, bersyukur Niken belum menjadi istrinya, bersyukur ia di tangkap pihak berwajib, bersyukur segera di jauh kan dari laki laki tidak baik itu.
Saat ini. Niken merasa trauma, terhadap laki-laki bermobil mewah harga selangit, sok tampan, banyak bergaya dan banyak bicara. Memang Niken tidak menutup hati nya, namun untuk saat ini, sepertinya lebih baik menunggu seseorang yang akan di kirimkan Tuhan sebagai jodoh nya.
Jika ada laki-laki yang sederhana asal dia baik, tak neko-neko, mempunyai pekerjaan tetap dan bertanggung jawab, bagi Niken tidak masalah.
"Mbak ... Mbak ... Mbak Niken! halo, ini berkas nya nunggu di tanda tangani lokh," panggil seorang wanita. "Ya ampun Heni, maaf .. maaf aku tidak fokus," ucap Niken tersipu.
"Melamun ya?" tanya Heni dengan selidik tersirat pada pandangan nya.
"He he, sedikit!"
"Iiishh pantesan di panggil dari tadi tidak merespon, rupanya sedang melamun toh, sedikit apa nya, orang sampai asik begitu! lagi pula siang-siang begini koq melamun Mbak? tapi..bukan melamun jorok kaan Mbak? Ahahahah," ledek Heni
"Iiishh, Heni apaan sih," Niken tersipu malu.
"Ya sudah sana! o ya siang ini saya ada meeting tidak Hen?" tanya Niken .
Ket : Heni adalah Asisten nya Niken
"Ada nanti jam 2 Mbak! meeting di luar, tepat nya di restoran," jawab Heni.
"OK, terimakasih Hen," ucap Niken,dan setelah Niken menandatangani berkas, Heni pun berlalu kembali ke meja kerjanya.
**
Waktu kini sudah menunjukkan pukul 2 siang. Saat ini Niken sedang bertemu dengan client nya, mereka membahas rencana pekerjaan sebuah bangunan cafe.
"Baiklah Ibu dan Bapak, saya akan ajukan gambar rancangan untuk gedung nya dalam dua hari kedepan yah," ucap Niken.
"Sesuai yang sudah saya gambarkan tadi kan Bu Niken?" tanya client itu.
"Baik Bu, nanti saya tuangkan dalam gambar! semua yang Ibu inginkan," ucap Niken.
"Ya sudah! mari di minum Bu niken," ucap client menawarkan minuman yang tadi telah di pesan.
"Terimakasih Bu!" seru Niken
Akhirnya nya meeting pun selesai.
-----
"Hen, kamu mau ikut saya balik ke kantor, atau pulang ke rumah?" tanya Niken ketika hendak pergi.
"Ke kantor Mbak," jawab Heni
"O ya sudah ayo!, memang nya masih ada schedule untuk saya ya Hen?" tanya niken, saat ini mereka sudah berada di dalam mobil milik Niken.
"Sudah tidak ada Mbak! hanya untuk menyusun berkas dan gambar saja, agar besok pagi tidak repot saat akan meeting, untuk menunjukkan nya pada client," jawab Heni
Tak berapa lama, maka mereka pun sampai di kantor.
"Mbak aku turun di depan lobby saja ya, tidak apa-apa kan?" tanya Heni
"O ya sudah, tidak apa-apa koq," jawab Niken. "Iya, okke Mbak! di sini saja," Pinta Heni
"Mbak, lihat satpam baru itu, ganteng ya mbak?" tunjuk Heni pada salah seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan pintu lobby building.
"Mmm.. tidak terlihat wajah nya Hen! wajah nya tertutup topi hehe, umm Mbak tau nih, kenapa kamu memilih turun di sini. Pasti karena satpam itu kan?" tanya Niken.
"Hiiii iya mbak, dia sedang viral Mbak di Gedung ini, sebagai satpam guanteng , huuuhhh guanteng nya itu Mbaakk gak ketulungan, sudah menandingi kegantengan pangeran Harry," ucap Heni antusias.
"Hiih Pangeran Harry! harry senin, selasa, rabu, kamis, Jum'at kali ya Hen? hihi," canda Niken.
"Aaaahh Mbak Niken! belum saja Mbak bertemu dia, coba saja jika sudah bertemu, hati-hati bisa kesemsem loh Mbak!" seru Heni.
"Hiii, tak akan! wee ambil..ambil tuh satpam, husssh hush.. sudah turun sana!" usir Niken.
"Ayam kelles di usir,ahahaha, jangan sampai kesemsem ya Mbak, kalau sudah bertemu dengan dia!" ucap Heni.
"Ih tidak! tidak akan yaa Weee," ucap Niken.
Heni pun turun dari mobil Niken dan berlalu masuk ke dalam lobby building.
"Hehmm, Satpam Ganteng, se ganteng apakah coba?" gumam Niken dalam hati.
_______
Di dalam kantor lantai 5 , Niken baru saja tiba di ruangan nya dan langsung berkutat dengan laptop nya, ia sedang membuat gambar rancangan untuk client nya.
Empat orang OB menghampiri ruangan Niken. "Sore Mbak!" sapa salah satu OB "Sore," Jawab Niken.
"Maaf Bu Niken, masih ada pekerjaan yang harus kami kerjaan tidak?" tanya salah satu OB laki-laki.
"Seperti nya Sudah, tidak ada pekerjaan lagi koq!" ucap Niken. "Baiklah, kalau begitu kami izin untuk pulang!" ucap salah satu OB.
“Terimakasih Bu, kami permisi,” ucap salah satu OB perempuan. “Iya Mbak sama-sama,” ucap Niken.
Ke empat orang OB pun pulang, setelah berpamitan pada Niken.
Kini tinggal lah Niken seorang diri di dalam kantor nya. Niken terbiasa pulang terakhir karena ia enggan untuk pulang! karena memang di rumah pun tidak ada yang mengharap kan nya pulang, kecuali seorang Art nya yang sudah sedikit sepuh yang selalu menelpon nya, mengingatkan Niken agar tidak pulang malam.
Ketika Niken sedang asik dengan laptop nya, menarik dan meng- klik mouse. Tak lama terdengar suara langkah sepatu di luar ruangan nya. Niken yang mendengar itu, bertanya tanya di dalam hati nya. "Bukan kah seluruh karyawan dan OB sudah pulang ya?!" gumam nya.
Niken meninggalkan laptop nya, lalu ia berjalan ke arah pintu dan mengintip dari balik pintu, suara langkah sepatu itu semakin mendekat! namun sosok nya tak ia lihat.
"Suara sepatu siapa? seluruh karyawan dan OB sudah pulang kan tadi, atau. Atau masih ada yang belum pulang ya? tapi siapa? ya sudah lebih baik aku lihat langsung deh daripada penasaran," ucap Niken seorang diri.
Niken memberanikan diri keluar ruangan, matanya ia edarkan ke sekeliling! namun tak ada siapapun di ruangan itu, sembari kembali membalikan tubuhnya berniat kembali ke dalam kantor, namun tiba-tiba saja ada yang memegang bahunya
"Sss..Sss..Si siapaaaa itu???"
Bersambung .....
********
Terimakasih sudah membaca.
Please keikhlasan nya, untuk mendukung karya Author.
"Sss, ... Sss, .... Si apaa????" Niken bertanya. Ia merasa gugup.
"Saya!" suara pria.
"I-ii yaaa,, Saya siapa???" Ucap keras Niken.
"Saya penjaga building ini," masih sura pria
"Iiiihhh..Ini orang, atau hantu yaa??
Okke Niken! Niken.. Kamu tenaanggg!Berfikir jernih, atur nafas,ambil cepat keyboard di meja depan, hyaa..huu.. hya..huuu..ambil ancang-ancang, Saa..tu
duu..aaa..tiii..gaaaa!!!" batin nya Niken.
Lalu--
Blak...bluk..plak..takk..dugkh..Prak..Prak, nih..nih..haaah. Rasakan! hendak macam-macam kamu yaaaaa," teriak Niken
"Aoww aowsshh duuh du du duuuhhh..ampuun ampuunn. Sayaaa!!"
"Saya..Saya apa, siapa???"
"Saya security building ini Miss," akhir nya laki laki itu buka suara.
" Kyaaaaaa..huuu..uuff,"
Niken menghentikan jurus kungfu mendadak alakadar nya itu. Dia memutar tubuhnya menghadap ke arah pria tersebut, dan ia merasa sangat malu sekali.
Ia melihat seorang pria, perawakan tinggi, terlihat dari kaki nya yang panjang, berkulit putih, berbadan kekar, berwajah tampang 44. Dan ia mengenakan pakaian yang scurity, laki-laki itu terduduk di lantai dan bersandar⁴ ⁴pada sebuah meja, ia tengah me ngatur nafas nya agar normal, ia terlihat meringis menahan sakit.
Niken melihat pula bulir-bulir keringat membasah dahi dan wajah pria itu memerah, ada lebam di pipi bagian kiri, dia menengadahkan wajahnya, topi yang ia kenakan sudah dalam posisi miring, rambut nya terlihat acak keluar dari sebagain topi. Terdapat goresan serat pada lengan nya, dan itu mengeluarkan rembesan darah.
"Tolong miss!"
Wajah laki-laki itu sangat memelas.
"Oh iya..maaf..maaf pak! saya reflek," ucap Niken
Lalu Niken berniat menolong security itu, ia raih uluran tangan pria tersebut, ia bermaksud menarik nya untuk berdiri, namun tubuh Niken malah terjatuh di pangkuan pria tersebut.
Bruuugghh..
"Aoowwss.. wadduuhh... Pecaah! deh niiihh," pekik pria tersebut sembari mengangkat wajah nya dan ia sedang meringis menahan sakit.
Ya Niken baru saja mendarat bebas tepat di pangkuan pria itu dan menindih bagian sensitive nya, Karena tubuhnya yang tinggi dan kekar itu tak sebanding dengan tubuh Niken yang mungil. Maka tenaga Niken kalah jauh. Dan Niken yang akan menolong nya malah ikut terjatuh menindihnya.
"Maaf..maafkan saya pak!" Ucap Niken. Lalu ia bergeser dari pangkuan pria itu, dan duduk bersimpuh di sisi kaki pria itu. Kini ia melihat pria itu masih bersandar pada meja dengan kaki yang terbuka lebar,wajah nya menengadah,matanya terpejam. Dan mulut nya menganga ia sedang berusaha menahan sakit dan mengatur nafas.
"Pak,Pak! apa Anda baik baik saja?" tanya Niken.
"Huuuuffsss. Saya tidak baik baik saja miss," jawab si pria itu. Nafas pria itu mulai normal.
"Water,Water! Aiiir, mii..nuum.. Miss, please," pinta pria itu, suara Masih terbata. Karena nafasnya masih tersengal.
"Ba,baik pak Segera!"
Niken berlari ke ruangan nya, ia ingat tadi OB membuatkan segelas teh manis sebelum pulang. Dan ia berniat mengambil nya untuk si pria tersebut.
"Nih pak, minum nya," Niken memberikan gelas berisi air teh pada security tersebut, lalu security itu me raih nya, dan ia meminum air teh itu hanya dengan satu tegukan tanpa jeda.
"Terimakasih, Miss!"
"Sama-sama pak!"
Setelah di rasa lebih baik, pria itu berdiri dengan tergopoh, lalu berjalan gontai menuju ke arah sofa, dan setelah sampai sofa. Ia menyandarkan tubuhnya pada sofa yang ada dii depan ruangan Niken. Ia masih menahan rasa ngilu dan berdenyut di area selangkan nya, wajahnya masih sedikit pucat, lalu ia membuka topinya dan menarik rambut nya ke belakang dengan kedua tangan nya.
"Maaf pak! saya betul-betul tidak sengaja melakukan nya, mari saya obati luka nya," ucap Niken, sembari menghampiri pria tersebut.
"Pak,pak! emang nya saya ini bapak mu!" seru protes pria tersebut. "Panggil saya WIRA,WIRA PRATAMA," ucap nya dingin dan terdengar angkuh.
"Oh baiklah pak WIRA," ucap Niken sedikit canggung.
"No,no,no pak!! But WIRA only WIRA oke," ucap Wira begitu tegasnya
"Ba-Baik WIRA," Niken masih saja gugup, lidahnya terasa kaku dan kelu saat ia berucap.
"Mari saya lihat luka nya!"
Niken memeriksa luka Wira bagian demi bagian. Lalu Niken mengobati luka nya WIRA.Terdengar sesekali WIRA meringis menahan sakit saat luka nya tersentuh kapas yang telah di basuh cairan antiseptic.
"Kamu harus bertanggung jawab!
saya luka Karena kamu, tubuh saya rasanya sakit semua."
"Baiklah WIRA, saya akan bertanggung jawab terhadapmu. Lalu,apa yang harus saya lakukan, untuk menebus kesalahan saya?" tanya Niken.
"Kamu harus mengantar pulang dan menjemput saya untuk bekerja, sampai saya sembuh," ucap Wira penuh penekanan
"Baiklah! akan tetapi saya juga kan tidak sepenuh nya salah. Anda sendiri yang membuat saya terkejut!" tukas Niken
"Ya, iya juga sih! tapi kan gak harus juga dong pukul orang pakai keyboard. Lihat nih jadinya begini, tubuh saya luka-luka dan lebam," hardik Wira.
"shi! tubuh Anda kan kekar, harus nya Anda mampu menahan serangan saya dong!" ucap Niken tanpa beban.
"Hai miss, saya manusia biasa ya
dan tubuh saya ini juga kan terdiri dari tulang dan daging. Memang nya tembok yang kalau di apa-apakan tidak merasakan apapun," protes pasti Wira, matanya menatap tajam ke wajah Niken.
"Hehe,Maaf kan saya Wira. Lagi pula, anda sedang apa di area gedung milik saya?"
"Mmmm..Saya di mintai tolong oleh seseorang dan sepertinya nya ia salah satu karyawati di building ini! saya di minta untuk mengantarkan kopi untuk atasannya dan menjaga atasan nya yang belum pulang."
"Dia hanya menyebut lantai lima dan nama Nona Niken. Mungkin dia lupa memberitahukan saya ruangan atasannya itu. Makanya saya masuki ruangan per ruangan. Ketika saya keluar dari ruangan sebelah! saya melihat Anda sedang berdiri, maksud saya hendak menanyakan orang yang ber nama Nona NIKEN," tutur Wira begitu gamblang.
"Saya NIKEN!" ucap Niken
"Oh ternyata Anda miss?" Wira merasa sedikit terkejut. Lalu ia tatap lekat wajah Niken sepertinya ia sedang menyusuri setiap inci wajahnya, dengan tetapan yang sulit diartikan. Niken sedikit bergidik ia takut pria itu sedang berpikiran tidak pantas padanya.
"Eheemm," suara deheman Niken mengejutkan Wira. lalu ia memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Kalau begitu Anda harus antar saya pulang!" ucap Wira dingin.
"Baik WIRA! saya akan mengantar Anda pulang. Tapi tunggu sebentar, saya save file-file saya terlebih dahulu, dan membereskan berkas berkas," pinta Niken
"Baik, saya tunggu!" ucap Wira santai.
Niken pun masuk ke dalam ruangannya. Meninggalkan Wira seorang diri duduk di sofa.
***
15 menit kemudian, mereka sudah berada di dalam Mobil Niken. "Baik Wira, saya harus antar Anda ke mana?" tanya Niken.
"Jalan saja! Nanti saya akan tunjukan jalan nya," ucap Wira yang terlihat duduk santai. Sesekali ia mencuri pandang ke arah Niken. Ada pandangan lain dari bola matanya, dan entah pandangan macam apakah itu.
"Baiklah," timpal Niken, ia pun dengan tenang melajukan mobilnya membelah keramaian jalan Ibukota.
Bersambung ....
Setelah 30 menit perjalanan mobil Niken, tiba-tiba saja Wira meminta Niken berhenti.
"Stop di sini saja!" pinta wira pada Niken,di salah satu Halte.
"Loh kok hanya sampai di sini? besok seandainya saya hendak menjemput mu, saya harus menjemput di mana?" tanya Niken dengan keadaan tidak mengerti.
"Mmm..Rumah kost-kostan saya. Sini ponsel mu, minta nomor telepon kamu! nanti saya share loc, kamu bisa menjemput di tempat yang akan saya share loc tersebut."
"Oh, baiklah. Nomor nya 0896xxxxxxxx," ucap Wira sembari memasukkan nomor teleponnya ke dalam ponsel Niken
"OK sudah di save ya.Tuh sudah aku misscall juga," ucap Wira kembali.
"Ya baiklah wira! Sampai jumpa besok," Niken tersenyum ke arah wira.
Deg_deg_deg. Jantung Wira berdebar lebih cepat melihat Niken tersenyum ke arah nya. Entahlah Apa yang dirasakan namun ada degupan dan getaran halus di hatinya.
"O my GOD! apa arti dari degupan jantung ku?" gumam Wira dalam hatinya. "Hai Wira, koq malah bengong," suara Niken membuat Wira terkejut.
"Oh.. am.. ok. Terimakasih atas tumpangan nya," ucap Wira gugup, karena ia merasa terkejut. kali ini ia tersenyum dengan ramah. "Sama-sama Wira," jawab Niken.
Kemudian Wira turun dari mobil Niken dan mobil Niken pun segera meninggalkan tempat itu, melaju dengan kecepatan sedang, semakin jauh dan kemudian tak terlihat lagi.
Setelah mobil Niken di pastikan betul-betul sudah menjauh, lalu Wira menelepon seseorang. "Halo! Ka.Lama banget sih! Panas nih nunggu di halte kayak begini, ah elo ka! ya sudah cepat!" pembicaraan Wira di dalam telepon dan entahlah siapa yang ia telepon.
Tak berapa lama sebuah mobil mewah berhenti di halte tepat di depan wira. Dan tanpa basa basi wira langsung masuk ke dalam mobil mewah tersebut.
Di dalam mobil--
"Raka..lo lama amat sih?" Protes Wira pada seseorang di balik kemudi yang bernama Raka. "Ya sorry Bang, tadi macet sekali di per empatan lampu merah sana," ucap Raka.
"Huufff.. panas banget nih pakai baju satpam begini. Kalau saja bukan karena papi yang kasih hukuman! sudah gue lawan ka. Mana enak harus mengontrol building tiap pagi dan sore, belum lagi terkadang harus mengantarkan barang atau makanan ke lantai atas. Biasanya kan gue yang di layani," gerutu Wira .
Wira membuka seragam satpam nya dan meletakan nya begitu saja.Terlihat tubuh nya yang tidak memakai pakaian itu begitu indah di pandang. kulit putih, bagian depan tubuhnya yang bidang, datar, serta berotot di setiap bagian terlihat kekar.
Lalu ia mengenakan t-shirt yang sudah di siapkan Raka. "Sabar bang, hanya tiga bulan," timpal Raka
"CK, tiga bulan! ini baru satu Minggu Ka," tukas Wira. "Sembilan hari Bang tepat nya. Tapi lo kliatan keren Bang pakai baju satpam itu! Ahahaha," Ucap Raka sembari tertawa.
Raka adalah adik sepupu dari Wira, sekaligus tangan kanan wira di dalam pekerjaan dan bisnis-bisnis nya.
"Aiisshh, gak sopan lo ka. Abang nya sedang kesulitan begini, malah di ter tawakan," Wira terlihat kesal.
"Sorry Bang, habis melihat lo jadi lucu! ada seorang Presidir, tampan, gagah turun jabatan menjadi satpam, hihi," gurau Raka.
"Ya, gak buruk juga sih! gue pikir pekerjaan menjadi Satpam juga bagus koq! banyak Faedah nya ketimbang jadi Presdir tapi belum sepenuhnya siap, ya jadi unfaedah.
Ingin nya hanya hura-hura terus," ucap Marvin, terlihat penyesalan dalam wajahnya.
"Hmmm, oke juga Bang! dalam satu Minggu ini lo cukup bijak dalam menghadapi hidup." ucap Raka menyeringai.
"Haaammm..yups thanks Ka. Hadeeuuh jadi melow tuh kan. Ricky mana? gue harus buat perhitungan sama dia. Gara- gara dia, gue jadi di hukum sebagai satpam begini oleh Papi."
Riki itu adik kembar nya Raka, ia terlahir beda 5 menit. Dan keduanya menjadi tangan kanan Wira. Mereka Akrab dari kecil, usia wira terpaut tiga tahun dari si kembar.
"Riki sedang ke dubai Bang, mengurusi investasi dengan orang Arab,"Jawa Raka dengan santai. "Loh kok gue baru tau ya Ka?" tanya Marvin, sepertinya terkejut.
"Mendadak Bang, berangkat nya juga," jawab Raka. "Aiisshh..apa apaan coba! Papi..papi, mulai main rahasia rahasiaan dengan gue rupanya," ucap Marvin.
Wira ini, sebetulnya putra dari pemilik PRATAMA group atau PT. PRATAMA GEMILANG ABADI Co..Ltd, yaitu perusahaan yang terbilang besar di kota tersebut, ia adalah anak laki-laki PRATAMA group yang sudah di asah dan di persiapkan dari kecil sebagai penerus perusahaan tersebut. Ia memiliki satu Kakak perempuan namun saat ini tinggal di Malaysia bersama suami dan anak anak nya, suami kakak nya merupakan seorang pengusaha dari Malaysia.
Nama aslinya Wira adalah MARVIN WIRA PRATAMA.Ia sedang menerima hukuman dari Ayah nya. Karena Wira atau Marvin melakukan kesalahan fatal, ia berlibur di dalam kapal pesiar bersama teman teman nya dan perempuan perempuan bayaran, serta meninggalkan perusahaan begitu saja selama hampir satu bulan.
Marvin malah menitipkan nya pada Ricky. Dan Riki yang berusaha menutupinya tidak berhasil, pada akhir nya Ayah Wira atau Marvin mengetahuinya. Dan sebagai hukuman nya maka posisi Wira yang awal nya presdir di turunkan menjadi satpam untuk sementara.
"Ka! cariin gue kost kostan, daerah yang deket ke building," pinta Marvin. "Buat apa bang?" tanya Raka tak mengerti, karena Marvin memiliki Apartemen.
"Sudah jangan banyak tanya! pokok nya malam ini harus dapat. Dan harus sudah dapat gue tempati," tukas Marvin.
"Siap bang," ucap Raka dengan tegas
**
Malam Harinya, saat Wira sedang asik nge Gym. Triliitt..Triliitt..Ponsel Wira berbunyi.
"Ya! Halo ka, bagimana? oh sudah dapat? oK, gue meluncur ka. Lo tunggu di situ!" Percakapan Marvin di dalam telepon.
Truuth..sambungan telepon pun terputus.
Satu jam kemudian Wira sudah berada di tempat kost yang ia hendak sewa. walaupun kecil namun terlihat nyaman. Bentuk nya berderet seperti sekolah, kost-kostan itu memiliki 3 lantai.
Ada gerbang utama, sebelum pagar sebagai penyekat dari satu kamar ke kamar lain. Di dalam nya terdapat ruang tamu, kamar satu, dapur dan kamar mandi.Wira mengambil kamar paling bawah yang menghadap gerbang utama.
"Ok, ka! sudah lo atur kan pembayaran nya?" Marvin bertanya. "Sudah bang! tenang saja, enam bulan di muka."
"Malam ini gue tidur di sini. Besok pagi tolong bawakan laptop sama beberapa potong pakaian," Pinta Marvin.
"Ya sudah, gue balik ya bang! o ya gue juga sudah sewakan garasi untuk menyimpan mobil lo Bang. Garasinya di belakang kost-kostan ini. Garasi nomor 6 Bang, nih kunci nya," ucap Raka. Lalu ia menyerahkan kunci garasi kepada Marvin.
"OK thanks ya bro,memang hebat lo ya, selalu dapat di andalkan!" Seru Marvin menepuk pundak Raka pelan.
"Hehe..thanks Bang. Kalau begitu gue balik!"
"Yap!"
Next....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!