🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
.
.
Putri mikayla Ridwan. Adalah seorang mahasiswi, yang sangat cantik dan terkenal kedarmawanan nya. Dia tinggal bersama Nenek dan Kakeknya di luar kota, karna Ayahnya adalah anak tunggal, jadi Ayla memilih untuk menemani orang tua dari Ayahnya itu.
Gadis yang kerap di sapa Ayla ini, adalah anak sulung dari pasangan Ridwan dan mirna. Ayla, juga memiliki seorang adik laki laki yang baru berumur 13 tahun dan masih duduk di kelas 1 SMP.
Selain cantik, imut dan cerdas. Ayla adalah gadis yang suka membantu orang lain, dan tidak pernah sombong kepada orang yang lain. Jadi tidak heran jika kaum adam sangat mendambakan bisa menjadi kekasih gadis ini.
Ardiaz Rian Erlangga.
Yang biasanya di sapa Rian, cowok tampan, dengan segudang prestasi nya. Rian bukan hanya sekedar tampan, tapi juga dijuluki kutub Utara. Karena Rian sangat jarang bicara pada orang yang tidak dekat dengan nya.
Rian adalah, putra tunggal, dari pasangan Heri Erlangga dan Sonya.
Heri Erlangga adalah seorang pengusaha yang terkenal dan
sangat ditakuti di dunia bisnis.
Tidak ada yang tidak kenal dengan keluarga Erlangga dan tidak sedikit pula, pengusaha yang ingin menjadikan Rian menantu mereka. Rian adalah mahasiswa semester akhir. Yang tidak jauh berbeda dengan Ayla.
Di usianya yang masih 21 tahun pemuda ini sudah membantu papa nya di perusahaan. Bahkan sepak terjang Rian di dunia bisnis, lebih hebat dan kejam dibandingkan sang papa. Namun, sayangnya dia bisa di bodohi oleh seorang wanita.
Andre Pranata.
Berusia 21 tahun, yang juga anak dari pengusaha. Andre adalah sahabat dari Ardiaz Rian Erlangga.
Nando Hermawan.
Berusia 22 tahun, yang sudah memiliki beberapa tempat usaha Restoran mewah. Nando juga merupakan sahabat dari Ardiaz Rian Erlangga dan Andre Pranata.
Arabela Sanjaya.
Yang kerap di sapa Bela dan kekasih dari Ardiaz Rian Erlangga, yang berumur 21 tahun, Bela adalah gadis yang sangat sombong. Karena papanya juga seorang pengusaha yang menjabat sebagai wali kota di kota B.
Di kampus tempat mereka menimba ilmu. Juga tidak ada yang berani kepada Bela, karena semuanya tahu, jika Bela adalah kekasih anak dari pemilik kampus tempat mereka menimba ilmu. Sebab semua orang tahu bagaimana Rian sangat menyayangi kekasihnya, karena alasan itu jugalah, kedua orang tua Rian ingin menjodohkan Rian dengan anak sahabat mereka.
Sebetul nya kedua orang tua Rian juga sudah lama mengetahui kelakuan Bela apabila di belakang anaknya dan betapa liciknya juga Sanjaya Ayahnya, Bela.
🍁🍁🍁
Sudah ya pengenalan para toko nya 😄
Tap...Tap...Tap..
Suara langkah kaki Rian. Yang menuruni tangga.
"Selamat pagi pa, ma?"
ucap Rian, kepada kedua orang tuanya."
"Pagi juga nak." jawab kedua orang tuanya.
"Nanti kamu mau keperusahaan atau tidak?" tanya Tuan Heri pada putranya.
"Belum tau, liat nanti aja, Pa." sahut Rian yang terus menyantap makanan di hadapannya.
"Ya sudah, kalau tidak keperusahaan, sehabis dari kampus kamu langsung pulang ya?" sambung Mama Sonya.
"Emang nya ada apa ma?" lelaki itu bertanya sambil mengambil air minum.
"Nanti kita mau makan malam sama keluarga Om Ridwan, sahabat Papa." Mama Sonya yang menjelaskan agar anaknya tidak bingung.
"Tumben Rian ikut?" protes Rian singkat.
"Karna ini bukan makan malam biasa." sahut Mama Sonya lagi.
"Akan Rian usahain nanti ma, tergantung nanti aja sempat nggak nya." jawab Rian sedikit acuh karena biasanya kedua orang tuanya itu tidak pernah meminta dia ikut apabila ada acara makan malam.
"Pokoknya kamu harus datang!"
gak boleh tidakk." tegas sang Mama.
"Iya Mama sayang! Rian berangkat dulu." setelah mengatakan itu Rian pun berdiri dan berpamitan untuk berangkat ke kampus. Setelah berpamitan, kepada mama dan papanya. Rian langsung mengendarai mobil mewahnya, untuk menjemput sang kekasih.
"Ada apa ya? Tumben banget gue harus ikut acara makan malam." Rian bertanya pada dirinya sendiri sambil menambah laju kendaraannya.
Setelah lima belas menit perjalanan. Rian sudah sampai di depan rumah kekasihnya.
"Selamat pagi sayang?" sapa Bela begitu melihat Rian keluar dari mobil.
"Pagi juga sayang! Sorry ya, agak telat jemput nya!" jawab Rian yang sudah membukakan pintu mobil untuk Bela.
"Iya, asal nanti sore anterin gue belanja ya?" pinta bela yang di sertai rayuannya.
"Jangan nanti sore, karna gue disuruh pulang cepat sama Mama." tolak Rian menyentuh wajah kekasihnya.
"Apaan sih! Gue pacar, Lo kan!" wanita itu langsung merenggut kesal.
"Bel, biasanya gue juga gak pernah nolak kan, tapi ini beda, mama sama papa, benar-benar nyuruh gue cepat pulang, tumben banget kan? kalau tidak benar-benar penting." jelas Rian agar Bela tidak marah lagi.
"Ya sudah, kalau begitu besok saja, tapi Lo harus beliin gue tas yang keluaran terbaru." pinta Bela tersenyum penuh arti.
"Oke, gak masalah, apasih yang nggak gue beliin buat, Lo." ucap Rian sambil mengelus pucuk kepala Bela. Yang membuat wanita itu mengembangkan senyum, karena rajukanya tadi membuahkan hasil.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih delapan belas menit, mobil mereka pun sampai di parkiran kampus. Begitu turun Rian langsung membuka kan pintu mobilnya untuk kekasih nya itu, di sana juga sudah ada Andre dan Nando yang memang menunggu kedatangan mereka.
"Tumben, Lo telat?" tanya Nando yang sudah menunggu cukup lama.
"Iya, di jalan nya tadi macet banget." jawab Rian karena di jalan memang cukup macet apa lagi saat pagi seperti ini.
Lalu setelah itu, mereka berempat pun berjalan masuk untuk menuju ke kelas masing-masing.
🍁
Sore harinya, setelah sampai di rumah tadi, Rian langsung beristirahat di kamarnya, karena saat dia pulang tadi jam nya masih pukul setengah tiga sore. Jadilah dia tidur sampai terdengar suara pintu yang di ketuk dari luar.
TOK..TOK..TOK...
Suara pintu yang di ketuk oleh mama Sonya.
"Rian, bangun nak. Ini sudah jam setengah enam." panggil mama nya.
"Iya, Ma, Rian mandi dulu." sahut Rian dari dalam kamarnya yang baru saja bangun tidur. Tidak ingin orang tuanya menunggu terlalu lama, Rian langsung saja bergegas untuk membersihkan dirinya setelah rasa pusing nya hilang.
Setelah setengah jam, semuanya juga sudah siap, keluarga Rian langsung saja berangkat ke tempat mereka akan mengadakan makan malam bersama keluarga dari sahabat papa nya itu.
🍁
Di sebuah bangunan mewah, yang berlantai dua. Seorang gadis cantik juga sedang bersiap siap, padahal dia baru saja datang, beberapa jam yang lalu.
Tap...Tap..Tap...
Suara langkah kaki seorang gadis cantik, yang biasa di panggil ayla. Datang menghampiri adik dan kedua orang tuanya, yang sudah menunggu di ruang tamu.
"Kamu sudah siap sayang?" tanya bunda Marni.
"Sudah bunda." jawab Ayla seraya berjalan mendekati adiknya.
"Ya sudah, kalau begitu ayo kita berangkat sekarang." ajak ayahnya.
Akhirnya keluarga Ayah Ridwan berangkat menuju di mana tempat mereka akan makan malam.
Kurang lebih perjalanan 20 menit, mereka telah sampai di lobby Restoran mewah di kota itu dan langsung diarahkan oleh pelayan kemeja VIP. Yang sudah dipesan oleh keluarga Erlangga dan mereka pun sudah menunggu disana.
"Maaf kami sedikit terlambat." ucap Ayah Ridwan, yang merasa tak enak.
"Agh, tidak apa-apa, kami juga baru datang beberapa menit yang lalu, kalau begitu, ayo silahkan duduk." ucap beliau sambil mempersilahkan keluarga ayah Ridwan untuk duduk.
"Wah nak Rian, tambah tampan saja." Puji Ayah Ridwan, setelah saling bersalaman. Ayah Ridwan memang sudah mengenal Rian, karena mereka menjalin kerjasama antar perusahaan.
"Terimakasih kasih om." ucap Rian sopan.
"Putrimu mana Rid! Apa tidak jadi datang?" tanya papa Heri, yang belum melihat adanya Ayla.
"Jadi, cuma tadi lagi ke toilet sebentar." sahut ayah Ridwan.
"Ya sudah sambil menunggu putrimu, mari kita pesan saja dulu makanannya." tawar papa Heri.
Tak lama Ayla pun datang.
"Selamat malam semuanya, maaf aku terlambat." ucap Ayla dengan sopan.
"Selamat malam juga." jawab semuanya. "Wah nak Ayla, ternyata kamu lebih cantik dari yang di foto." puji mama Sonya, begitu melihat Ayla. "Terimakasih, tante bisa saja." balas Ayla sambil menyalami mama Sonya dan papa Heri.
"Oh iya nak, ini perkenalkan Rian, putra tante." kata mama Sonya memperkenalkan putranya.
Begitu pandangan mereka bertemu.
DEG.........
"Kenapa dengan jantung gue." kata Rian di dalam hati nya.
begitupun dengan Ayla, yang langsung merasa gugup begitu melihat Rian.
Setelah bisa menguasai ke gugupannya. Ayla berdehem terlebih dulu, baru menyalami Rian. "Hai, aku Ayla." sapa Ayla ramah.
"Hai juga, gue Rian." balas Rian ramah juga.
Setelah mereka selesai makan malam, barulah papa Heri Erlangga membahas perihal perjodohan.
Rian, maupun Ayla sama-sama terkejut, begitu mendengar ny. Karena mereka sama-sama belum diberitahu.
Lalu Ayla angkat bicara. "Tapi ayah, om, Ayla masih kuliah." tolak Ayla sopan.
"Tidak ada salahnya nak, kamu bisa melanjutkan kuliahmu di sini." ujar Papa Erlangga. "Tapi, Ayla tingal di luar kota om." Ucap Ayla lagi.
"Kamu benar nak, tapi setelah menikah nanti, kamu akan pindah ke sini lagi, begitu pun dengan kuliah mu. Dan kamu akan kuliah di universitas keluarga kita sendiri nanti nya. Jadi tidak ada yang sulit kan." Jelas papa Heri, karena dia tau, pasti Ayla akan beralasan jika dia kuliah diluar kota.
Setelah itu. Ayla hanya diam, dengan pikirannya, karena bingung ingin beralasan apa lagi.
"Tapi, Rian juga belum mau menikah pah." ucap Rian, karena dari tadi dia hanya menyimak saja.
"Rian, perjodohan kalian sudah kami atur dari jauh-jauh hari. Dan papa tidak mau ada penolakan." tegas Papa Heri lagi.
"Sayang, mama dan papa sudah tua nak! Dan Ayla adalah gadis yang tepat untukmu." Pinta mama Sonya, dengan penuh permohonan.
Setelah terdiam beberapa saat. Rian memohon izin untuk mengajak Ayla pergi ke taman.
"Maaf, Om, Pa. Rian Ingin mengajak Ayla ke taman depan dulu." Izin Rian kepada orang tua mereka.
"Pergilah, kalian memang membutuhkan waktu untuk bicara berdua." kata bunda Marni yang mengerti keadaan anak mereka.
Dan di sinilah tempat mereka sekarang.
"Gue gak mungkin nikah sama lo Ay. Karena gue udah punya kekasih, kenapa lo, malah menerima Perjodohan ini." tanya Rian yang bingung bercampur kesal sendiri.
"Aku juga tidak tahu, kalau akan dijodohin kayak gini Rian. Jika kamu memang tidak mau, silakan kamu bilang kepada orang tua kita. Aku tidak masalah, jika dibatalkan." tegas Alya, yang merasa jika Rian malah menyalahkan dirinya.
"Memangnya, lo pikir gue bisa ngebantah kedua orang tua gue." sergah Rian yang bertambah jengkel.
"Ya sudah, jika kamu gak bisa menentang kedua orang tua kamu. Kenapa tidak kita jalani saja dulu, kita bisa sama-sama belajar untuk saling bisa mencintai kan?" pinta Ayla.
"Ayla, sampai kapanpun, gue gak akan pernah mau menerima perjodohan ini, karena yang akan menjadi istri gue cuma Bela" ucap Rian yang sudah mulai jengah.
Setelah sama-sama terdiam, Rian bicara lagi. Bagaimana kalau kita nikahnya untuk 1 tahun saja, setelah 1 tahun, baru kita berpisah. Selama pernikahan kita,! Lo gak boleh ikut campur urusan pribadi gue, dan gue pun gak akan ikut campur urusan pribadi lo. Pernikahan kita pun, gak boleh ada yang tahu, cuma ini satu-satunya jalan. Agar kita terlepas dari Perjodohan ini." tawar Rian, yang entah mendapatkan ide konyol dari mana.
. BERSAMBUNG.....
.
TERIMAKASIH SUDAH MAMFIR 😘😘
JANGAN LUPA UNTUK VAFORIT 😍
LIKE 😍
KOMEN 😍
DAN BUNGA NYA 😍😍😘😘😘😘
☘️☘️☘️☘️☘️
.
..
"Aku ngak bisa mengambil keputusan sekarang. beri aku waktu beberapa hari, karna pernikahan bukanlah mainan." pinta Ayla.
"Oke, tidak masalah. Apapun keputusannya nanti, gue harap lo jangan pernah mengharap gue akan mencintai lo, karna gue sudah memiliki kekasih." tegas Rian, yang kembali mengulangi kata-katanya tadi.
Setelah bertukar nomor telpon tak ada lagi obrolan dan mereka memutuskan untuk kembali menemui orang tuanya di dalam.
"Apa kalian sudah selesai bicaranya?" tanya papa Heri dan ayah Ridwan bersamaan, karna sudah melihat anak-anak mereka kembali masuk.
"Sudah om, pa." ujar Rian yang kembali duduk.
"Kalau begitu, kita tinggal menentukan tanggal pernikahan mereka Rid!" kata Papa Heri.
"Ya kamu benar Her, lebih cepat maka akan lebih baik." sahut ayah Ridwan yang mengiyakan perkataan sahabatnya itu.
"Tapi, Ayla minta waktu dulu yah, Ay mau kembali ke kota A dulu, untuk beberapa hari." selak Ayla.
"Lo, memang nya kenapa nak? jika masalah urusan kuliahmu, biarkan orang orang Ayah yang mengurus nya." kata ayah Ridwan.
"Bukan apa-apa yah, tapi ada masalah yang harus Ayla sendiri yang mengurus nya." sahut Ayla.
"Tidak apa-apa Rid, biarkan Ayla menyelesaikan masalah nya dulu. Setelah itu, baru kita tentukan tanggal pernikahan mereka." ujar papa Heri.
"Ya baiklah, aku akan menggikuti keputusan kamu saja. Ini sudah larutut malam, kami akan pulang lebih dulu, karna sepertinya paro sudah mengantuk." kata ayah Ridwan, yang melirik kearah anak bungsu nya itu.
"Oooh ya sudah, lain kali kita lanjutkan lagi, kami juga akan pulang!" ucap papa Heri.
Setelah berpamitan, keluarga Ayla lebih dulu meninggalkan Restoran tersebut.
Dalam perjalanan pulang, tak ada pembicaraan lagi, karna bukan cuma waktu saja yang sudah larut. Tapi, Ayah Ridwan pun tau jika putri nya, pasti masih terkejut mendengar perjodohan ini.
Kurang lebih lima belas menit, mereka pun sampai di depan bagunan mewah yang berlantai dua milik keluarga Ridwan.
Setelah masuk rumah tak ada pembicaraan lagi, karena Ayla langsung berpamitan untuk istirahat, lebih dulu. Hari ini, bukan hanya tubuhnya saja yang letih, tetapi batin nya pun sedang tertekan.
Sedangkan jam setengah tiga tadi sore. Ayla baru saja datang dari kota A, jadi tentu saja letihnya akan berlipat ganda.
Sehabis membersihkan diri, dan berganti pakaian tidur. Ayla langsung merebahkan tubuhnya ketempat tidur yang sudah dua bulan ini tidak dia ditempati.
Karna Ayla tak tega, meninggalkan kakek dan Neneknya, padahal, Ayah Ridwan sudah berulang kali ingin membawa kedua orang tuanya itu untuk pindah ke kota B.
Tapi mereka tak betah, karna beralasan, jika kota A lebih dingin dan masih asri.
Sudah sampai pukul dua belas lewat. Nyatanya, Ayla masih belum bisa tidur karna setiap ucapan Rian saat ditaman tadi, selalu berputaran di kepalanya.
"Apa aku kasih tau ayah, dan bunda saja ya! bagaimana pun, ayah tidak mungkin mau menikahkan aku, dengan anak om Erlangga. Apabila ayah tahu yang sebenarnya."
"Tapi, jika aku memberitahu ayah, maka persahabatan ayah dan om Erlangga pasti akan renggang. Aku tak tega, jika harus menghancurkan persahabatan ayah."
"Mereka sudah bersahabat semenjak kecil, aku pun tak tega jika harus menyakiti tante Sonya. Karna sepertinya, tante Sonya benar-benar berharap dengan pernikahan ini."
"Tapi jika dilanjutkan, maka akan meyakiti semuanya, termasuk orang tua kami dan aku juga tidak mungkin menikah dengan laki-laki yang tidak menyukaiku." ucap Ayla yang berbicara sendiri, karna dia benar-benar lagi bingung.
Tak terasa, hinga sampai pukul 02.00 pagi, Ayla baru bisa tidur.
🍃
Pagi pun menjelang.
.
TOK..TOK..TOK....
"Sayang..! apa kamu sudah bangun?" pangil bunda Mirna yang datang membangunkan putri nya.
"Iya Bunda, sebentar." sahut Ayla dari dalam dan langsung berjalan untuk membukakan pintu.
CEK..LEK....
Pintu dibuka dari dalam.
"Loh kamu kenapa nak! apa kamu sakit." tanya bunda Mirna khwatir, karna melihat kantong mata putrinya yang menghitam.
"Ayla baik-baik saja bunda, cuma kurang enak badan mungkin karena Ayla kecapean." jawab Ayla untuk memenangkan bunda nya.
"Ya sudah istirahat lagi ya, biar sarapan untuk kamu bunda bawa ke kamar." suruh bunda.
"Nggak usah bun, Ayla gak kenapa-napa kok, bunda tunggu saja dibawah. Ayla mau mandi dulu, jika sudah siap, Ayla akan langsung turun." cegah Ayla kepada bundanya. Karena tidak ingin, merepotkan sang bunda.
"Ya sudah, kalau begitu, bunda duluan. Ayah dan adikmu sudah menunggu di meja makan." ujar bunda Mirna.
"Oke bunda, Ayla mandi dulu." ucap Ayla sambil menutup pintu kamarnya kembali.
Habis membersihkan dirinya. Ayla langsung turun kelantai satu, menyusul bunda nya ke meja makan.
"Pagi ayah, yang tampan!"
"Pagi juga adex kakak yang ganteng!"
sapa Ayla, kepada ayah dan adiknya, seraya mencium keduanya secara bergantian.
"Pagi juga anak ayah."
Pagi juga kakak Paro yang cantik." Puji Paro dan ayah Ridwan.
Lalu, Ayla menarik kursi untuk duduk yang berada disebelah bundanya.
"Mata kakak kenapa? kok udah mirip panda?" tanya Paro yang merasa aneh.
"Gak kenapa-napa, kakak cuma kecapean, sudah cepat habiskan sarapan nya, nanti kamu telat." ucap Ayla, yang sengaja mengalihkan pertanyaan adik nya.
"Jadi kapan rencana kamu kembali ke kota A sayang?" tanya ayah, sambil mereka sarapan.
"Mungkin besok pagi yah, karena Ayla Ingin menyelesaikan beberapa pelajaran dulu." jawab Ayla.
"Nak, ayah harap, kamu tidak menolak Perjodohan ini, karena Ayah percaya dengan nak Rian. Dia pasti bisa membahagiakanmu! Rian adalah anak yang bertanggung jawab." pinta ayah Ridwan penuh harap.
"Ayah jangan terlalu memaksa Ayla! bagaimana jika nanti, putri kita tidak bahagia." sahut Bunda yang dari tadi hanya diam saja.
"Bunda, perjodohan ini sudah bertahun-tahun kami merencanakannya dan Bunda tau sendiri kan, seperti apa Heri? mana mungkin dia membiarkan putri kita menderita." selak ayah membenarkan.
"Iya, Bunda tau itu, tapi bagaimana dengan Rian, Bunda perhatikan. Sepertinya nak Rian tidak menerima putri kita, Bunda cuma takut jika terlalu di paksakan anak kita nantinya yang akan terluka." ucap Bunda yang merasa kuatir.
"Itu, hanya perasaan Bunda saja. sudahlah, apapun alasannya. Ayla tetap akan menikah dengan Rian. Karena, hanya kepada nak Rian lah, tempat ayah percaya untuk menitipkan Putri kita." tegas ayah yang tidak bisa di bantah lagi.
Akhirnya bunda Mirna pun kembali diam, karena percuma saja dia menentang, tidak akan ada gunanya juga, lalu ayah Ridwan kembali berbicara.
"Ayla masalah kakek dan nenek, kamu tidak perlu kuatir, karena ayah sudah mengutus keponakan dari nenek untuk tinggal di sana menemani mereka."
"Dan Ayah beri kamu waktu beberapa hari ini, jika memang kamu ingin mengurus sesuatu, yang tidak bisa di selesaikan oleh orang suruhan Ayah." kata ayah Ridwan sambil berdiri. Dan langsung berpamitan mengantar Paro dulu, sahabis mengantar Paro, barulah berangkat kekantor nya.
Di depan meja makan. Tingalah Ayla dan Bundanya." nak, jika kamu keberatan dengan perjodohan ini, Bunda tidak masalah, tidak usah di lanjutkan lagi, Bunda tidak mau jika setelah menikah nanti kamu justru tidak bahagia." ucap Bunda sambil menggenggam tangan putrinya.
Mendengar perkataan bundanya Ayla pun tersenyum.
"Bunda jangan khwatir ya, Ayla tidak apa-apa menikah dengan anak om Heri. Hanya .besok pagi, Ayla mau pulang ke rumah nenek dulu, karena Ayla ingin mengambil beberapa barang yang penting saja dan memberi tahu Sari, jika Ayla akan pindah kesini." ucap Ayla menenangkan hati sang Bunda.
"Ya baiklah, apapun keputusan mu, Bunda selalu mendukung mu nak." kata Bunda yang akhirnya menyerahkan semua keputusan kepada putrinya lagi.
"Hem, terimakasih Bunda., selama ada Bunda. Ayla akan selalu baik-baik saja ." puji Ayla kepada bundanya.
Meskipun Ayla tadi ingin mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia urungkan, karna Ayla tidak ingin mengecewakan Ayah dan bunda nya.
🍁🍁🍁
Keesokan paginya, Ayla sudah didalam pesawat. Untuk menuju ke kota A, tempat dia menimba ilmu sudah, kurang lebih dua tahun belakangan ini.
Setelah menempuh dua jam perjalanan. Ayla sudah tiba di rumah neneknya.
"Eeeh neng Ayla, sudah datang? mamang kira, mau lama pulang nya." tanya mang Tarno, mang Tarno adalah satpam yang sudah bekerja di sana, selama belasan tahun lamanya.
"Iya mang, Ayla sudah datang lagi, apa nenek sama kakek ada?" tanya Ayla sopan.
"Ada neng, langsung masuk saja, tadi kakek sama nenek lagi di taman belakang." sahut mang Tarno.
Marconah, kelinci peliharaan kakek Ayla.
"Nenek, kakek. Ayla datang!" ucap Ayla yang sudah memeluk nenek dan kakeknya.
"Loh baru sehari sudah datang, kok cuma sehari sayang?" tanya nenek merasa heran.
"Iya nek, karena habis ini, rencananya Ayla akan melanjutkan sekolah di kota B. Ayah, ingin Ayla pindah kesana, nenek dan kakek ikut ya? Ayla gak mau ninggalin nenek sama kakek." pinta Ayla dengan sedih.
Sedangkan kakek dan nenek nya, saling pandang, karna mereka sudah tau apa yang terjadi sebenarnya.
"Kakek dan nenek tidak akan kemana mana sayang, kami akan tetap berada disini, tapi kamu yang harus lebih sering mengunjungi kami!" ucap nenek sambil membelai kepala cucu perempuan nya itu.
Meskipun berat rasanya untuk melepaskan sang cucu, tapi apa boleh buat, karna mereka ingin yang terbaik untuk cucu nya juga.
"Kamu bersih- bersih dulu sana, habis itu, baru kita makan siang." ajak nenek, seraya mengandeng Ayla masuk kedalam rumahnya.
BERSAMBUNG.......
.
.
🍁🍁 Maaf masih banyak typo, karna author nya. masih amatiran 🙏🙏🙏
TERIMAKASIH SUDAH MAMFIR 😘
JANGAN LUPA.
VAFORIT 😍
.
LIKE 😍
.
KOMEN🤗
.
DAN BUNGA NYA 😍
🌿🌿🌿🌿🌿
Tiga hari kemudian.
Di kediaman Heri Erlangga.
TAP..TAP...
Suara langkah kaki Rian, yang berjalan menuju kemeja makan.
"Pagi, pa, pagi juga ma." sapa Rian kepada kedua orang tuanya. "Pagi juga sayang, kamu sudah siap nak! Ayo kita sarapan dulu." ajak mama Sonya. Rian pun langsung mengambil tempat duduk didekat sang mama.
"Apa hari ini kamu keperusahan juga nak." mama Sonya kembali bertanya.
"Rencananya iya ma, karna nanti sore kan ada meeting." jawab Rian.
Setelah tidak ada pembicaraan lagi, sampai mereka selesai sarapan semuanya, barulah papa Heri mengeluarkan suaranya.
"Rian, apa kamu sudah putus sama Bela? sebelum Ayla kembali, hubunganmu dan Bela harus sudah berakhir. Karena dalam bulan ini juga, pernikahan kalian akan dilaksanakan. Dan setelah menikah nanti, kalian akan tinggal di rumah yang sudah kami persiapkan. Urusan perusahaan pun, 70% akan papa serahkan kepadamu." terang papa Heri panjang kali lebar.
"Kenapa Rian harus pindah rumah! dan bukannya tinggal di apartemen, jauh lebih dekat, dari perusahaan." tanya Rian yang merasa heran dengan keputusan orang tuanya
"Karna Papa tidak mau, jika suatu saat nanti, Bela menyambangi apartemen kamu, gadis itu pasti tidak akan menyerah begitu saja." ucap papa Heri tidak suka.
"Pa, Bela itu gadis yang baik! papa tidak menyukai Bela, karena dia anak om Senjaya kan? Bela itu beda pah, Bela gadis yang baik." Rian yang membela kekasihnya.
"Rian, siapapun Bela, meskipun dia bukan putri Sanjaya, papa tidak akan pernah merestui hubungan kalian berdua. Dan papa tegaskan lagi, kamu akan tetap menikahi Ayla. jika kamu masih ingin menjadi anak papa." tegas papa Heri yang sudah tidak bisa di bantahkan lagi.
Rian yang emosi, akhirnya langsung berdiri dan berpamitan kepada mamanya, karna setiap membicarakan Bela maka sudah pasti mereka akan bertengkar.
"Anak itu selalu saja begini, sudah dibilang dari awal, jangan pernah berhubungan lagi, dengan keluarga Sanjaya. Tapi masih juga berhubungan, begini kan akhirnya." rutuk papa Heri yang tidak suka dengan sikap anak nya.
"Sudahlah pah, Rian butuh waktu untuk bisa melupakan Bela, nanti juga setelah menikahi Ayla, seiring berjalannya waktu, Rian pasti bisa melupakan Bela. Apalagi rencana papa dan Ridwan, yang akan membiarkan mereka hidup berdua. Mama sangat yakin, bahwa tidak membutuhkan waktu yang lama, anak kita pasti akan jatuh cinta pada Ayla." ucap mama Sonya, agar suaminya bisa bersabar.
Rian melajukan mobil mewah nya membelah jalanan ibu kota. Dengan sangat kencang, hanya dalam waktu dua puluh menit. Rian telah tiba di depan Universitas Erlangga.
Universitas erlangga.
🍃
"Rian tumben lo sendiri, mana ekor lo?" tanya Andre yang sedang bersama dengan Nando. "Bela bawa mobil sendiri." jawab Rian singkat.
"Udah, ayo masuk jangan bertanya terus." timpal Nando sebelum Andre kembali bertanya.
Dan mereka berjalan beriringan menuju kelas masing-masing.
Di dalam perjalanan mereka bertiga, tak luput dari pandangan dan perbincangan kaum hawa. Karna mereka bertiga bukan hanya tampan saja, tapi juga berasal dari keluarga terhormat.
Jadi tak salah jika para gadis begitu mendambakan mereka, termasuk .....(Mak othor nya 🤣)
Suara riuh dari para siswi pun, mulai terdengar.
"Wah lihat calon imam gue" ucap si A.😍😍😍
"Gue pengen meluk" kata si E. 😍😍😍
"Gue mah, dijadiin pacar ke lima belas pun mau" kata si C.😍😍
"Kalau gue mah, diajak tidur satu malam pun mau." timpal si A lagi. 🤤🤤🤤
"Kalian pada ngomongin apa sih." kesal si Y.🙄
Coba aja kalau ada tuh cabe-cabean, emang kalian pada berani 😌😌 tegur si waras.
"Huh apaan sih, sirik aja lo!" timpal yang oleng 🤣
Itulah kira-kira, obrolan para gadis yang berjumpa mereka di sepanjang jalan.
🍃
Sementara itu. Di kota A, Ayla sedang berada di kampus, tempat dia menimba ilmu selama kurang lebih dua tahun ini.
"Kamu beneran Ay, mau pindah?"
tanya Sari, sahabat Ayla di kota A. "Iya Sar, Ayah sama Bunda yang nyuruh." jawab Ayla jujur, Ayla memang sengaja tidak memberitahu Sari, fakta yang sebenarnya bahwa dia akan dijodohkan, bahkan akan segera menikah.
"Nanti, aku akan sering-sering datang ke sini, lagian nenek dan kakek ku masih tinggal di sini Sar! jadi jangan cemberut gitu dong." bujuk Ayla, karna melihat Sari sudah cemberut.
"Kamu harus janji ya, jangan lupain aku? harus selalu memberi kabar dan menghubungi aku." ucap sari merasa sedih.
"Iya sari sayang, jangan khuatir. Aku akan selalu menghubungi kamu." rayu Ayla kepada sahabatnya itu.
.
BERSAMBUNG.....
.
.
TERIMAKASIH UDAH MAU MAMFIR.😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!