NovelToon NovelToon

Cinta Airin

Bincang Author

💃 : Assalamualaikum holaaa apribadeeehhh... apa kabar Indonesia 😂? Doaku semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT.

😎 : Waalaikumsalam Thor, Alhamdulillah kami warga negara Indonesia yang baik dan taat pajak dalam keadaan sehat Walafiat.

💃 : Bagus, kalo begitu tiba saat nya aku memperkenalkan karya ketiga bergenre Romantis, dengan bumbu sedih, lucu, menyakitkan, dan begitulah bunyinya. Kaki nya bertanduk hewan apa namanya? 🤣

😎 : Nah gitu dong, keluarin lagi yang romantis alias rokok makan gratis nya Thor hahahah.

💃 : Walah dalah,,, tau juga ya kepanjangan kata romantis 😂 Tapi nanti dulu guysss cerita romantisnya akan di mulai setelah Dinda selesai ya, biar otak Othor nya gk ngebul 🙈

😎 : Emang kapan Dinda selesai Thor? kayanya udah kesekian purnama gk kelar-kelar hehehe uupppssss keceplosan.

💃 : Sabar dong, orang sabar itu pantat nya lebar lho, gak percaya coba ngaca.

😎 : Iya deh sabar subur Thor. Jadi cerita yang romantis ini bakal ada anu anu nya gak,,wkwkwk

💃 : Cepet banget sih kalo nanya soal peranu an.🤦 Hmmmm ada gak yaaa? Klo gak ada kurang greget ya romantis nya, ada in aja deh😂

😎 : Halah Thor Thor kamu juga suka kan 🙈

💃 : Mau dijawab tapi udah tersepona duluan, gimana dong. Tapi kalian pasti baca kan cerita aku nanti? Jangan cuma di like doang ya.

😎 : Tenang aja Thor, pasti bakal aku kebet deh karya mu, kaya anak sekolah mau ujian noh. Dan yang pasti bakal ku like, komen, rate, juga vote dan gift deh, tuh kan banyak rombongan nya.

💃 : Iya iya iya,,, kalian emang ter dah pokoknya, apalagi kalau kalian udah nyantol di GC ku, udah paling ter dah member GC ku.

😎 : Ter apa nih Thor?

💃 : Ter apa aja lah, Terbaik, Tercantik, Terganteng, Terbohay, Terimut, Terseksi, Tersmlehoi, Terroyal, Terbawel, Terpintar, Terlangsing, Teramboi amboi.

😎 : Wah jadi mau masuk GC nya deh Thor, ada syarat dan ketentuan nya gak Thor kaya kalo mau beli online gitu 😂

💃 : Ada dong, syaratnya harus rajin baca karya, rajin like komen karya, rajin vote dan rajin gift🤭

😎 : Cuma itu,, gampang. Oiya Thor cerita romantis mu ini kan judulnya Cinta Airin, itu tentang apa sih?

💃 : Aduh, kalo aku cerita nanti spoiler dong. Tapi okelah dikit aja aku info nih. Cinta Airin ini garis besarnya gadis yang harus pergi dari desa ke Jakarta untuk mengubah nasib nya setelah kepergian kedua orang tua nya. Singkat cerita di Jakarta dia akan ketemu sama cowok yang sering dateng ke tempat kerjanya, ibarat pepatah dari mata turun ke kaki 🤣 Nah gitu deh ceritanya 🤭

😎 : Terus mereka jadian, nikah, punya anak, bahagia gitu kan.. ko gampang ketebak sih Thor?

💃 : Astaga ini netizen dari mana sih sotoy banget 🤣 yang bikin cerita kamu apa aku sih 🤦 gak gitu juga konsepnya Bambang.

😎 : Hahahaha biasanya kan begini Thor cerita yang udah udah.

💃 : Ya itu kan cerita yang udah udah, kalo ini kan cerita yang belum belum 🤣

😎 : Jadi Airin nanti nikah ama cowok itu kan Thor?

💃 : Gimana mau nikah kalo cowok itu udah punya istri🤦 eeehhh kan jadi spoiler beneran. Kamu sih, udah ah klo udah publish di baca aja.

😎 : Wah ada bau bau menyengat ya 🤣 ya udah deh bakal di baca. Publish nya setiap hari apa gak Thor?

💃 : Kayanya seminggu 2x aja ya, itupun insyaallah kalo lagi gak sibuk. hari Rabu m Sabtu ya, udah kaya jadwal truk sampah di rumah aja 🤣

😎 : okok,,, makasih Thor bincang-bincang nya, sukses terus untuk semua karya nya. Lope you 🍅

💃 : Terimakasih. Lope you 🍅 juga.

Bab 1 - Kuat yang harus Ikhlas

Happy Reading and Happy Shopping guyssss , karya ku yang berikutnya. Mohon support nya again sayang.

********************_____********************

TOK......TOK.....TOK....

"Assalamualaikum Neng,,, neng Airin,,," seru seorang tetangga sebelah rumah mengetuk pintu dengan tergesa-gesa.

"Waalaikumsalam Bu Tuti, ada apa ya?" sahut gadis yang membuka pintu dan keluar menatap seorang ibu dengan bingung.

"Neng, anu neng itu berita di tipi, ada berita di tipi neng.!!" suara ibu Tuti tetangga berbadan gemuk agak sedikit bergetar.

"Berita apa Bu, ibu nonton berita apa? kok sampai panik gitu?" Airin masih bingung.

"Pak,,, bapakkkk,,, sini pak..!!! Ibu gak tega cerita nyaaaaa...!!!" teriak Bu Tuti dengan nyaring ke arah rumah nya.

Dengan kening berkerut Airin hanya diam menatap heran, maksud tetangganya. Tak lama datang seorang pria berjalan cepat dengan buru-buru menghampiri rumah Airin.

"Ada apa Bu? Belum disampaikan juga?" tanya suami Bu Tuti yang bernama pak Iwong pelan.

"Bapak aja yang cerita, ibu gak tega." jawab Bu Tuti pelan.

Menghembuskan nafas, "Neng Airin yang sabar ya, yang kuat neng. Barusan di tipi bapak dan ibu lihat berita kecelakaan bus yang membawa kedua orang tua neng Airin pulang ke sini." ucap pak Iwong sambil melihat wajah gadis yang berdiri didepan nya berubah pelan-pelan.

"Pak, bus itu kan banyak gak hanya satu. Belum tentu itu bus yang di naiki orang tua Airin." jawab nya tenang.

Tak lama kemudian terdengar suara dering telepon dari dalam rumah. Airin menoleh sebentar. "Pak, Bu, maaf Airin kedalam sebentar itu hape Airin bunyi." lalu berbalik badan dan masuk.

Tak selang berapa lama, "Ayahhhhhh,,,,Ibuuuuuu,,,, kenapa kalian pergiiiiiii....!!!!" teriak Airin syok.

Tetangga yang masih didepan pintu berpandangan dan bergegas masuk kedalam rumah menyusul Airin. Mereka melihat Airin duduk lemas dilantai tanah yang sudah di haluskan dan menangis sambil masih terus memegang hape.

"Pak,, itu coba dengarkan masih ada suaranya gak di hape nya Airin?" kaya sang istri memberi saran.

"Iya halo assalamualaikum." sahut pak Iwong setelah mengambil hape dari tangan Airin.

"Oiya pak, baik-baik insyaallah nanti saya akan ajak neng Airin ke rumah sakit. Terimakasih pak informasi nya." jawab pak Iwong dan kemudian mematikan sambungan telepon nya.

"Dari siapa pak?!" tanya sang istri.

"Dari polisi Bu, ngasih tau soal kecelakaan itu. Neng Airin,,, ayo neng bapak sama ibu anterin ke rumah sakit untuk melihat jenazah orang tua neng." ucap pak Iwong lirih.

"Jadi beneran orang tua Airin meninggal, hikss,,,hikss,, Alika gimana apa dia udah tahu kalau ayah sama ibu meninggal?" ucap Airin sedih.

"Sabar ya neng, jodoh, rezeki, maut sudah diatur oleh Gusti Allah. Semua rahasia Nya. Neng harus ikhlas agar ayah sama ibu bisa tenang." kata Bu Tuti.

"Alika gimana Bu,? Apa dia tahu, dia harus diberi tahu Bu!"

"Iya nanti bapak yang telepon ke pondok nya Neng Alika ya, sekarang neng Airin siap-siap kita ke rumah sakit, nanti biar neng Alika langsung nyusul ke rumah sakit juga." pak Iwong memberikan saran.

Pasangan suami istri tetangga Airin pun pergi untuk berganti pakaian dan mengeluarkan kendaraan. "Neng siap-siap ya." ucap Bu Tuti lagi.

Airin masih diam termenung sesaat dan kemudian berdiri menuju kamarnya.

****

Mobil pun tiba di pelataran rumah sakit, dengan cepat mencari tempat parkir dan berhenti. Bergegas turun dan bergandengan tangan bersama si ibu tetangga sebelah rumah berjalan mengikuti pak Iwong yang berjalan cepat menuju receptions.

"Permisi mbak, korban kecelakaan bus dari arah Ngawi sebelah mana ya?"

"Bapak nya keluarga korban ya, langsung aja pak lurus kearah sana nanti ada petugas polisi ko yang berjaga." jawab si mbak manis berkerudung merah.

"Terimakasih mbak. Ayo Bu, neng kita kesana." Bapak berjalan cepat menuju kerumunan orang yang bercampur dengan petugas polisi.

"Maaf permisi, kami keluarga korban kecelakaan, ini salah satu anak korban dari ibu Ratmi dan pak Joko." ucap pak Iwong tetanggaku segera.

"Mbak Airiiinnn..!!!" seru suara yang sudah ku kenali, dia Alika adikku.

"Alika,, dek kamu sudah disini."

"Iya mbak, ayah sama ibu mbak, mereka habis jenguk Alika tadi, kenapa mereka pergi secepat ini mbak." suara adikku sedih dan serak.

Ibu Tuti memeluk kami. "Pak polisi saya mau lihat ayah dan ibu saya pak." ucap Airin.

"Silahkan masuk dan cari namanya di kertas yang di gantung di jempol kaki korban ya mbak." jawab polisi.

"Ayo mbak, kita masuk dari tadi aku belum berani masuk." Alika merangkul lengan kakaknya berjalan masuk beriringan.

Udara di kamar jenazah yang berbau pengap ditambah aroma bau darah dari para korban kecelakaan seketika membuat mual. Ku tahan hidung dan mulutku dengan tangan. Mencari nama di setiap ranjang hingga ranjang paling ujung dan berhenti.

Mereka mendekati ranjang pelan-pelan, sesekali saling tatap seolah mengatakan saling menyuruh untuk membuka kain putih penutup jenazah.

"Mbak aja yang buka, Lika takut." ucap nya pelan.

Mau tak mau aku pun mengulurkan tangan ku meraih ujung kain putih yang berada di atas kepala dan membuka. Wajah yang mereka kenali sebagai ayah mereka dengan luka memar lecet sobek dan darah mengering dimana-mana.

"Ayahhh..." panggilku lirih.

"Mbak, kita kesebelas situ yuk, lalu keluar aku gak kuat lama-lama disini." kata Lika sembari menarik lenganku untuk pindah ranjang, segera ku tutup kembali kain ke atas kepala ayahku dan berjalan ke ranjang di sebelahnya. Kembali ku buka kain untuk kedua kalinya, kini wajah senyum manis ibuku ada dihadapan ku. Wajah dengan luka dan darah yang juga sudah mengering.

"Ibuuuu...." suara lirih kembali ku panggil ibuku.

"Dek, kita doakan sekarang aja yuk." pinta ku sebelum meninggalkan kamar jenazah itu. Adikku mengangguk.

Tak pernah ada yang abadi, tak kan ada yang namanya keabadian, semua akan kembali kepada sang Pencipta hanya bagaimana caranya semua sudah takdir yang Kuasa.

Aku dan adikku keluar, dengan wajah dan hidung merah efek air mata yang terus mengalir. "sing sabar ya neng, kalian berdua harus kuat dan tetap semangat menjalani hidup kedepannya." ucap ibu Tuti tetangga rumah ku.

"Maaf mbak, ini barang-barang kedua orang tua mbak nya, dan untuk jenazah akan segera dibersihkan di rumah sakit dan akan diantarkan ke alamat rumah." seorang polisi berkata seraya memberikan dua buah tas kepadaku.

"Baik pak polisi, kami akan segera pulang untuk mempersiapkan kedatangan jenazah untuk segera di solatkan lalu dimakamkan." keterangan pak polisi pun di jawab oleh pak Iwong.

*******🌹🌹🌹🌹🌹*******

Cerita berikutnya guyssss,,, cerita yang insyaallah akan aku jadikan GA bulan Oktober.

Don't forget to Follow my akun, Like to bab, gift to my novel, and vote.

Terimakasih ❣️

Bab 2 - Mencintai Dalam Diam

Pak Mamat sukanya tomat

Bu Siti pacarnya pak Amen

Salam sayang readers yang terhormat

Jangan lupa di-like dan di komen. ❣️

****************🌹🌹🌹🌹🌹****************

Seminggu berlalu sudah setelah pemakaman kedua orang tuaku, tahlilan mendoakan almarhum dan almarhumah pun sudah ditunaikan.

Kini aku berada di dalam kamar adikku dan duduk diatas ranjang nya, menatap wajah adik yang nampak tak bersemangat merapihkan baju nya kedalam tas. Ya dia akan kembali ke pondok setelah aku dan saudara membujuk nya kemarin.

"Dek, muka mu jangan ditekuk gitu napa sih, jelek tau full senyum gitu loh." ucap ku meledek nya agar sedikit menarik bibir nya supaya melengkung.

"Mbak yakin bisa membiayai sekolah ku di pondok? Kenapa mbak gak mau aku bantu cari kerja aja sih?!" menoleh kearah ku.

"Dek, kamu mikir deh. Mbak aja yang lulusan SMA masih bingung mau kerja apa, apa lagi kamu yang kalau putus sekolah hanya punya ijazah SMP?" balasku segera dengan pelan berharap adikku mengerti.

"Tapi kenapa kemarin mbak gak terima uang dari pakde dan budhe aja sih kalau memang aku harus tetap sekolah?"

"Dek, kamu masih dapat beasiswa kan?"

"Insyaallah mbak, kan aku baru kelas 1, dan beasiswa ku juga baru ku dapatkan eh ayah sama ibu keburu pergi."

"Nah itu dia dek, jangan kecewakan ayah dan ibu. Kamu harus sekolah yang rajin dan jadi anak yang cerdas juga baik budi. Alhamdulillah kamu bisa dapat beasiswa itu meski untuk setahun kedepan, tapi kan selama kamu rajin n terus juara kelas pasti akan ada beasiswa untuk mu lanjut kelas 2 bahkan bisa sampai kamu lulus." jelasku berharap Lika menyerap apa yang ku katakan.

"Mbak gak mau terima uang dari budhe dan pakde itu karena mbak masih sehat, mbak akan berjuang untuk kamu dan mbak, untuk kita. Kita harus tetap bersama, saling dukung, dan saling jaga. Mbak akan ke Jakarta dek, semalam mbak dapat kabar kalau di tempat kerja dia sedang butuh tambahan pramusaji."

"Temen mbak yang mana,? Jakarta jauh amat mbak. Mbak yakin sendirian disana? kenapa gak cari kerja di disini aja sih? Lika gak akan minta macam-macam ko mbak, asal mbak dirumah jaga rumah peninggalan ayah ibu." kata Lika sedih menatap kakak perempuan satu-satunya yang kini duduk disebelahnya.

"Disini mau kerja apa dek, gaji pun kecil, desa kecil dan jauh dari kota kaya gini mana bisa. Temen mbak itu Asih, kamu kenal mbak Asih kan dulu pernah main ke rumah belajar bareng sama mbak."

"Iya Lika ingat mbak Asih. Nanti mbak tidur dimana di Jakarta? Terus rumah ini gimana?"

"Kalau kita kontrakan rumah ini kira-kira ada yang mau gak ya dek?" tanya nya dengan mulut digerak-gerakan dan mata menatap sekeliling kamar Alika tanda bingung.

"Gak tau mbak. Sebenarnya rumah kita ini gak buruk amat sih, dinding udah tembok, atap udah genting, hanya lantai nya aja yang belum keramik." jawab adikku.

"Tapi kamu setuju kan dek, kalau misalkan ada yang mau kontrakan di sini, lumayan bisa buat biaya kamu dan mbak."

"Terserah mbak Airin aja, Alika hanya mau belajar dan belajar, supaya bisa cepet nyusul mbak Airin ke Jakarta dan cari kerja juga bantu mbak." sahut nya.

Airin tersenyum dan memeluk adik nya sembari mengelus kepalanya.

"Doakan mbak semoga mbak betah, dan bisa setiap bulannya rutin mengirim uang untuk mu. Belajar yang rajin n usahakan dapatkan beasiswa itu sampai lulus ya Dek. Biar ayah ibu juga tenang, anak nya gak ada yang putus sekolah."

"Iya mbak, besok pagi travel datang. Alika akan berjuang dan semangat mbak. Mbak juga ya, kalau sempat datang ke pondok Lika ya mbak." sahut Alika membalas pelukan hangat kakaknya.

"Semoga setelah tahlilan ayah ibu yang ke 40 hari, Gusti Allah ngasih jalan ya dek. Ada yang ngontrak rumah, jadi mbak bisa segera ke Jakarta."

"Amiin mbak,"

******❣️

Sudah seminggu Alika kembali ke pondok pesantren di Ngawi melanjutkan sekolahnya. Airin pun telah beberes rumah agar nampak lebih rapih dan menarik minat orang untuk mengontrak rumah peninggalan orang tuanya. Airin berencana akan memposting di media sosial seperti saran anak Bu Tuti kemarin.

Ada kata yang selalu ada hingga sekarang, saudara yang paling dekat adalah tetangga. Dan itu benar adanya, sungguh bahagia memiliki tetangga yang baik dan tulus. Warga desa Airin nampak prihatin melihat keadaan Airin dan Alika yang baru saja ditinggalkan orang tuanya secara bersamaan.

Rumah kini sudah terlihat rapih, tak ada lagi sarang laba-laba atau onggokan kayu bakar di dapur tempat biasa mereka memasak. Dapur kini berubah lebih enak dipandang berkat bantuan warga desa yang membuatkan meja untuk menaruh kompor gas dan lainnya.

"Rin, udah selesai lom beres-beres nya?" tanya Faisal anak Bu Tuti yang kebetulan datang karena sedang cuti bekerja.

"Eh iya mas, udah selesai nih. Coba di lihat deh, lumayan bersih sih kalau kata ku"

Lelaki tinggi itu melihat sekeliling mulai dari dapur, kamar mandi, ruang tamu, sampai kamar tidur.

"Udah lumayan oke lah, bismillah semoga ada yang lihat ya postingan rumah mu ini. Kita foto-foto yuk biar cepet di posting" ucapnya memberi ku semangat. Aku pun mengangguk.

Aku hanya menatap mas Faisal memfoto bagian ruang rumah beberapa kali, agar nanti bisa dipilih gambar yang bagus dan terang.

"Rin, kamu yakin mau ke Jakarta? Nanti disana tinggal dimana, sama siapa? Jakarta itu kota yang keras Rin." suara Faisal terdengar tak tega melepas Airin pergi ke Jakarta.

"Temen sekolah ku dulu ada yang sudah lebih dulu kerja di Jakarta, mas. Kebetulan ada lowongan pekerjaan ditempatnya dia menawarkan padaku. Aku harus mencari uang banyak mas, untuk kebutuhan ku dan Alika kedepannya." jawabku semangat.

"Inget ya jangan sampai lupa sama sang pencipta ya Rin, jangan terlalu lelah nanti kerja nya. Kalau ada apa-apa, butuh bantuan, jangan sungkan hubungi aku."

"Iya mas, makasih. Mas Faisal baik sekali, semoga jodoh mas Faisal didekatkan oleh Allah dan dapat yang baik juga." kubalas dengan doa baik lelaki disebelah ku.

"Lah ko jadi ke jodoh ku, jodoh ku malah menjauh gimana dong?!"

"Eh, udah ada toh jodoh nya. Wah gak pernah dikenalin, tetangga kita apa beda desa mas, apa teman satu kerjaan? Wah beruntung yang bisa dapat mas Faisal."

"Entahlah, dia mau merantau katanya mau merubah nasib." jawabnya lirih.

"Hah... apa mas. Merantau kemana?"

"Oiya, ini sudah aku posting ke medsos ku, untuk no hape pakai nomor mu ya. Aku hanya bantu posting nya aja. Sudah sore pamit pulang ya Rin."

"Oh iya mas,, sekali lagi makasih ya."

****************🌹🌹🌹🌹🌹****************

🙈🙈🙈 Aku maluuuu eh mas Faisal jangan-jangan kamu ,,, iya kamu mas ,,, aduh ko aku yang malu ya 🤭

Jangan lupa follow, like, komen ya. makasih

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!