" Hallo sayang lagi apa?" tanya Bela kekasihnya.
" Biasa sayang lagi banyak pekerjaan." jawab Richard.
" Sayang, dua hari lagi kita akan menikah dan aku ingin tampil sangat cantik jadi tolong kirimin aku uang lagi buat ke salon donk." pinta Bela dengan nada manja.
" Bukannya tiga hari yang lalu sayangku sudah aku kasih dua puluh lima juta?" tanya Richard.
" Memang benar sayang tapi sudah habis sayang, kirimin lagi ya?" pinta Bela dengan nada masih manja.
" Baiklah aku transfer uangnya." Ucap Richard yang tidak tega menolak permintaan calon istrinya.
" Terima kasih sayang." Jawab Bela sambil tersenyum menyeringai.
" Sama - sama sayang, ingat jangan sampai sayangku kecapaian karena dua hari lagi kita akan menikah." ucap Richard menasehati calon istrinya.
" Tenang saja sayang, bye." ucap Bela.
" Ok bye." Jawab Richard
Tut tut tut tut tut tut
Sambungan komunikasi pun langsung terputus, Richard melanjutkan kembali pekerjaan yang tadi sempat tertunda. Asisten setianya yang bernama Rey yang kebetulan berada di tempat tuannya menahan rasa kesal terhadap Bela.
" Maaf tuan, apakah tuan yakin menikah dengan nona Bela? tanya asisten Rey
" Yakin, memangnya kenapa?" tanya Richard sambil menaikkan salah satu alisnya ke atas.
" Maaf tuan sepertinya nona Bela tidak tulus mencintai tuan." Jawab asisten Rey.
" Apa maksudmu asisten Rey?" tanya Richard dengan nada kesal dan menghentikan pekerjaannya.
" Maaf tuan, karena tiap seminggu sekali nona Bela meminta uang terus. Sepertinya nona Bela hanya memanfaatkan tuan." jawab asisten Rey.
" Rey, aku bekerja dengan keras dan menghasilkan uang yang sangat banyak dan tentu saja Bela yang harus menghabiskan uangku." jawab Richard dengan tegas sambil menatap tajam ke arah asistennya.
Asisten Rey hanya menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
" Kalau begitu maaf tuan, saya pergi dulu." jawab asisten Rey akhirnya.
" Ya sudah pergilah." Usir Richard.
( " Aku berharap tuan Richard cepat sadar kalau nona Bela adalah bukan wanita baik - baik." ucap asisten Rey dalam hati )
Asisten Rey pergi meninggalkan tuan Richard sendirian di ruang kerjanya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Hari berlalu dengan cepatnya dan tidak terasa hari ini Richard dan kekasihnya akan mengikrarkan janji suci di altar pernikahan.
Richard duduk di belakang kursi pengemudi sedangkan bodyguard yang merangkap sebagai sopir duduk di kursi pengemudi dan di samping pengemudi juga ada bodyguard yang mengawal Richard.
Sedangkan untuk asisten Rey ditugaskan untuk menjemput calon pengantinnya di rumah orang tuanya atas perintah Richard.
Sopir tersebut mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Dalam perjalanan mereka tidak mengalami masalah namun ketika melewati jalan yang mulai sepi sebuah truk dari arah belakang melaju dengan sangat kencang ke arah mobil milik Richard.
Bodyguard yang duduk di samping pengemudi melihat ada truk yang melaju kencang ke arah mobilnya lewat kaca spion mobil membuat bodyguard tersebut memberitahukan ke temannya.
" Ambil jalur kiri, sepertinya truk yang berada di belakang kita ingin menabrak mobil yang kita tumpangi." ucap bodyguard tersebut.
Hal itu membuat sopir tersebut membanting setir ke arah samping kemudian langsung menginjak rem mobil tersebut namun sayang rem mobil tersebut tidak berfungsi sama sekali.
" Gawat tuan remnya tidak berfungsi." Ucap sopir tersebut dengan wajah panik karena kondisi jalanan tersebut merupakan turunan tajam.
" Apa??" teriak tuan Richard dengan nada ikut panik.
" Truk itu juga sepertinya sengaja mengarah ke kita." Ucap bodyguard yang berada di samping pengemudi.
Bodyguard tersebut melihat dari kaca spionnya ketika mobilnya mengambil jalur kiri truk itupun ikut ambil jalur ke arah kiri.
" Tuan, jika truk itu memang benar ingin menabrak mobil milik tuan aku minta tuan meloncat agar tuan selamat." ucap bodyguard.
" Apa kata teman saya benar tuan, jadi lebih baik tuan meloncat dan jangan pikirkan kami?" sambung sopir tersebut.
" Baik, tapi kamu berusaha untuk tenang dan coba injak lagi remnya." ucap Richard walau dirinya juga panik.
" Baik tu.." ucapan sopir itu berhenti karena truk tersebut menabrak mobil yang ditumpangi oleh Richard dan dua orang bodyguard dari arah belakang dengan sangat kencang.
brak
akhhhhh
akhhhhh
akhhhhh
duarr
duarr
Mobil dan truk tersebut langsung meledak karena ternyata truk tersebut membawa tangki solar, Richard berhasil meloncat dari mobil sebelum kecelakaan itu terjadi tapi tubuh dan wajahnya terluka parah.
Richard berjalan dengan tertatih - tatih sambil dan langsung tidak sadarkan diri sedangkan ke dua bodyguardnya meninggal di tempat begitu pula dengan sopir truk tersebut.
Seseorang yang melewati jalan tersebut langsung turun dari mobil untuk melihat para korban ternyata hanya satu orang yang selamat dan langsung di bawa ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit langsung dibawa ke ruang UGD orang itu ikut masuk karena kebetulan dia juga seorang dokter. Setelah empat jam lamanya pria itu dipindahkan ke ruangan icu.
" Dokter apakah mengenal pria itu?" tanya dokter teman satu profesi
" Tidak kenal, kebetulan ketika aku pulang kerja lewat daerah itu ada kecelakaan ketika aku cek satu orang yang selamat." Ucap dokter tersebut
" Dokter selain cantik juga baik sama orang lain." Puji temannya
" Sesama manusia harus saling membantu, oh ya satu lagi kalau ada keluarga yang datang bilang saja ada warga yang melihatnya dan menolongnya." Ucap dokter tersebut.
" Memangnya kenapa?" tanya temannya.
" Aku tidak ingin saja." Ucap dokter tersebut
" Baiklah terserah dirimu saja." ucap temannya
" Ya sudah aku mau pulang kalau ada apa - apa kabarin aku saja." Ucap dokter tersebut
" Ok." Jawab temannya
Dokter tersebut meninggalkan temannya dan melanjutkan langkahnya menuju parkiran mobil.
xxxxxxxxxxxxxxxxx
Di tempat yang berbeda asisten Rey menjemput calon istri bosnya menuju ke gedung pernikahan. Sampai di gedung pernikahan asisten Rey mencari tuan Richard namun tidak ditemukan hingga setengah jam kemudian Richard juga belum ada tanda-tanda akan datang.
" Hei asisten, kenapa calon menantuku belum datang? kami sudah menunggu setengah jam lebih." Omel ibunya Bela dengan nada satu oktaf.
" Sebentar nyonya saya akan hubungi tuan Richard." jawab asisten Rey.
" Cepatlah, sebentar lagi akan di mulai." Omel ibunya Bela lagi.
Asisten Rey berusaha menahan amarahnya rasanya ingin menjahit mulut ibunya Bela. Asisten Rey menghubungi tuan Richard tapi ponselnya tidak aktif begitu pula dengan ponsel ke dua bodyguard yang mengawal Richard.
" Bagaimana sudah di angkat belum?" Tanya Bela dengan nada jutek dan judes sama seperti ibunya.
" Belum nona." jawab asisten Rey
" Bagaimana sih." Omel ibunya Bela dan Bela bersamaan.
' Ingin rasanya menjahit mulut mereka berdua yang sangat tajam itu," ucap Rey dalam hati.
" Saya akan telepon mansion dulu." Ucap asisten Rey.
" Cepatlah." ucap ibunya Bela dan Bela bersamaan lagi.
Asisten Rey hanya menghembuskan nafasnya perlahan mengatur emosinya yang rasanya ingin meledak mendengar Omelan ibu dan anak tersebut.
Asisten Rey menghubungi mansion dan kepala pelayan menceritakan kalau tuan Richard sudah berangkat dari tadi membuat asisten Rey menjadi kuatir akan tuan Richard.
Asisten Rey menghubungi beberapa anak buahnya untuk mencari tuan Richard.
" Bagaimana?" Tanya Bela
" Tuan Richard sudah berangkat dari tadi." jawab asisten Richard
" Kalau sudah berangkat dari tadi kenapa belum datang?" omel Bela lagi
Asisten Rey menghembuskan nafasnya dengan perlahan untuk menghilangkan amarah pada dirinya.
"Saya akan mencarinya nona." Jawab asisten Rey sambil pergi meninggalkan ke dua wanita yang sangat cerewet membuat asisten tersebut bertambah pusing.
" Pusing mikirin keadaan tuan Richard bagaimana? ini malah dua wanita bikin kepalaku bertambah pusing." gerutu asisten Rey sambil masuk ke dalam mobil.
" Kamu tunggu di gedung ini kalau tuan Richard sudah datang kabarin aku." Perintah asisten Rey ke salah satu bodyguardnya.
" Baik tuan." Jawab bodyguard tersebut.
Asisten Rey mengendarai mobil dengan kecepatan sedang sambil melirik kanan dan kiri siapa tahu menemukan mobil tuan Richard. Dalam perjalanan ponselnya berdering membuat asisten Rey menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mengangkat ponselnya.
" Hallo." Panggil asisten Rey.
" Hallo tuan, mobil tuan Richard mengalami kecelakaan di jalan xxxx dua orang di dalam mobil yang berada di depan pengemudi kondisinya gosong begitu juga truk yang menabraknya juga kondisinya gosong." Ucap anak buahnya.
" Apa??? bagaimana keadaan tuan Richard??" tanya asisten Rey dengan nada terkejut
" Tidak tahu tuan tapi ada jejak mobil dan saya akan meminta temanku untuk meretas cctv di jalan raya." jawab anak buahnya
" Sudah hubungi polisi polisi?" tanya asisten Rey.
" Sudah tuan sebentar lagi polisi akan datang." jawab anak buahnya
" Baik saya akan ke sana sekarang." Ucap asisten Rey.
Tut tut tut tut tut tut
Sambungan komunikasi langsung terputus, asisten Rey menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku jasnya.
" Aku sangat berharap tuan baik - baik saja." Ucap asisten Rey sambil mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi menuju ke tempat kejadian.
Singkat cerita kini asisten Rey sudah datang ke tempat lokasi kejadian dan melihat mobil polisi, mobil ambulance dan mobil anak buahnya. Asisten Rey menepikan mobilnya dengan hati berdebar - debar dirinya sangat takut jika terjadi sesuatu dengan tuan Richard.
Asisten Rey keluar dari mobil dan berjalan ke arah polisi.
" Bagaimana pak?" tanya asisten Rey
" Siang tuan Rey, saya menemukan jasad tiga pria dalam kondisi gosong. Apakah tuan Rey ingin melihatnya?" tanya polisi tersebut.
" Boleh, saya ingin melihatnya." Ucap asisten Rey.
" Baik tuan, ikuti saya." Ucap polisi tersebut.
Polisi itupun berjalan dengan diikuti oleh asisten Rey sampai di mobil ambulance salah satu mayat yang sudah dibungkus di buka oleh polisi.
" Apakah tuan mengenalnya?" tanya polisi tersebut
" Saya tidak mengenalnya." Ucap asisten Rey
" Kalau begitu kemungkinan besar dia sopir yang mengendarai truk." Ucap polisi itu sambil menarik resleting agar pembungkus plastik khusus mayat tersebut tertutup kembali.
" Ini mayat yang ke dua." Ucap polisi tersebut
Asisten Rey memeriksa mayat yang sudah gosong tersebut membuat asisten Rey menghembuskan nafasnya dengan berat.
" Ini anak buah ku." Ucap asisten Rey.
" Baik, sekarang mayat ke tiga." Ucap polisi tersebut.
Asisten Rey memeriksa mayat yang terakhir dan tidak berapa lama asisten Rey menghembuskan nafasnya dengan berat.
" Ini juga anak buah ku." Ucap asisten Rey lagi
" Baik tuan." Jawab polisi tersebut.
" Lalu kemana keadaan tuan Richard?" Tanya asisten Rey
" Kami sudah mengecek semuanya dan di bantu oleh anak buah tuan Richard tapi kami tidak menemukannya." Ucap polisi tersebut.
" Apakah terjatuh ke jurang?" tanya asisten Rey dengan nada kuatir.
" Kami akan mencoba mencarinya." Ucap polisi tersebut.
" Carilah dan anak buahku juga akan aku kerahkan untuk membantu." Ucap asisten Rey.
" Baik tuan." Jawab polisi tersebut.
Salah satu anak buahnya datang mendekati asisten Rey.
" Maaf tuan, temanku berhasil meretas rekaman cctv katanya tuan Richard di bawa ke rumah sakit Cinta Kasih oleh seorang dokter wanita." Ucap anak buahnya melaporkan.
" Baik kita ke sana." Ucap asisten Rey.
" Kalau begitu kami tidak perlu mencarinya." ucap polisi tersebut.
" Iya betul." Jawab asisten Rey.
" Terima kasih tuan atas kerjasamanya." Ucap polisi tersebut
" Sama - sama pak." Jawab asisten Rey sambil berjalan meninggalkan lokasi kejadian menuju ke rumah sakit Cinta Kasih diikuti oleh beberapa anak buahnya.
Singkat cerita kini mereka sudah sampai di rumah sakit. Asisten Rey menemui bagian pendaftaran.
" Maaf mau bertanya apakah ada korban kecelakaan hari ini?" tanya asisten Rey
" Hari ini banyak orang yang mengalami korban kecelakaan tuan," jawab bagian pendaftaran.
" Saya mendapatkan informasi katanya seorang dokter membawanya ke sini." ucap asisten Rey.
" Setahu saya hanya dokter Rebecca yang membawa korban kecelakaan dengan wajah dan tubuh terbakar." ucap bagian pendaftaran
" Sekarang ada di mana?" tanya asisten Rey
" Sebentar tuan." Ucap bagian pendaftaran
Seorang dokter wanita datang mendekati bagian pendaftaran.
" Lena, aku pulang dulu ya." Pamit dokter tersebut.
" Baik dok." Jawab Lena bagian pendaftaran.
" Mari tuan." Sapa dokter tersebut sambil tersenyum manis.
Asisten Rey hanya menatapnya dengan datar tanpa menjawab ucapan dokter tersebut sedangkan dokter tersebut tidak memperdulikan tatapan datar dan melanjutkan langkahnya.
( " Sombong banget itu orang, tampan sayang sombong." Ucap dokter tersebut dalam hati ).
" Dokter Angel tunggu." Panggil Lena
" Ada apa Len?" tanya dokter Angel sambil membalikkan badannya.
" Maaf dok, ada yang menanyakan pasien yang mengalami kecelakaan yang di tolong oleh dokter Rebecca." Jawab bagian pendaftaran.
" Orangnya mana?" tanya dokter Angel.
" Saya yang menanyakannya, bisa saya melihatnya?" tanya asisten Rey dengan suara datar dan dingin.
" Bisa tuan, ikuti saya." jawab dokter Angel.
Dokter Angel berjalan menuju ke ruang ICU dan diikuti oleh asisten Rey.
" Pasiennya ada di dalam." Ucap dokter Angel.
Asisten Rey berjalan menuju ke ruang ICU tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
" Terima kasih dok." Ucap dokter Angel sambil menyindir asisten Rey dan membalikkan badannya meninggalkan asisten Rey.
( " Ih amit - amit ketemu pria angkuh itu." umpat dokter Angel dalam hati ).
Asisten Rey hanya menarik sudut bibirnya ke atas dan masuk ke dalam ruang ICU. Asisten Rey melihat banyak perban menutupi hampir seluruh tubuh pria itu hanya mata, hidung dan mulut begitu juga banyak selang yang menempel di tubuhnya.
" Bentuk tubuhnya memang seperti tuan Richard tapi kalau di perban seperti mumi susah mengetahuinya. Bagaimana bisa mengetahui kalau pria ini tuan Richard atau bukan?" gumam asisten Rey.
ceklek
Pintu ruang ICU di buka oleh seseorang dan berjalan mendekati asisten Rey.
" Selamat siang tuan." panggil orang itu
Asisten Rey membalikkan badannya dan melihat seorang dokter sedang menatapnya.
" Ada ada?" tanya asisten Rey dengan datar.
" Maaf tuan, apakah anda keluarganya?" tanya dokter tersebut.
" Memangnya kenapa?" tanya asisten Rey.
" Kalau tuan keluarganya saya mau menyerahkan barang - barangnya." ucap dokter tersebut sambil memperhatikan barang - barang milik pria yang sedang berbaring dan masih tidak sadarkan diri.
" Bisa saya lihat barangnya?" tanya asisten Rey
" Silahkan tuan." Jawab dokter tersebut sambil memberikan bungkusan tersebut.
Asisten Rey menerima bungkusan tersebut dan membukanya, setelah di periksa asisten Rey menghembuskan nafasnya dengan berat karena barang berupa jam tangan dan cincin tunangan hanya satu - satunya limited edition dan siapa lagi kalau bukan milik tuan Richard.
" Iya benar, ini milik tuan Richard." Ucap asisten Rey.
" Baiklah kalau begitu silahkan di simpan." Ucap dokter tersebut.
" Bagaimana keadaan tuan Richard?" tanya asisten Rey.
" Akibat kecelakaan tersebut wajah tuan Richard mengalami cacat dan bagian tubuhnya mengalami luka - luka sepertinya ledakan itu sangat hebat." ucap dokter tersebut menjelaskan.
Asisten Rey hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti sambil menghembuskan nafasnya dengan berat.
" Apakah wajahnya bisa di operasi?" tanya asisten Rey.
" Bisa tuan." Jawab dokter tersebut
Asisten Rey hanya membalikkan badannya dan diam tanpa menjawab ucapan dokter tersebut.
" Kalau begitu saya permisi tuan." Jawab dokter tersebut meninggalkan asisten Rey
Asisten Rey lagi - lagi diam hanya memandangi tubuh dan wajah tuan Richard.
" Aku tidak tahu jika tuan sadar apakah menerima ini semua?" ucap asisten Rey.
Tiba - tiba ponsel milik asisten Rey berdering membuat asisten Rey keluar dari ruangan icu. Asisten Rey mengambil ponselnya dan melihat bodyguardnya menghubungi dirinya.
" Ada apa?" tanya asisten Rey
" Maaf tuan, ini nona Bela dan ibunya Bel.." ucap bodyguardnya terpotong oleh Bela
" Hei asisten sia*an kemana calon suamiku?" tanya Bela dengan nada naik satu oktaf.
Asisten Rey hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar rasanya ingin menampar mulutnya yang tidak sopan dan kurang ajar tapi karena nona Bela adalah calon istri tuan Richard membuat asisten Rey menahan dirinya.
" Hei bod*h kamu dengar ngga sich!!" bentak Bela.
" Tuan Richard mengalami kecelakaan di rumah sakit Cinta Kasih sekarang di rawat di ruang ICU." ucap asisten Rey sambil menahan amarahnya.
" Apa???" teriak Bela dengan nada terkejut.
Asisten Rey langsung menjauhkan ponselnya karena membuat telinganya sakit mendengar teriakan nona Bela.
" Sekarang bagaimana keadaannya?" tanya Bela dengan nada kuatir.
" Tuan Richard tidak sadarkan diri dan seluruh tubuhnya di perban." jawab asisten Han.
Tut tut tut tut tut tut
Bela mematikan sambungan secara sepihak tanpa menjawab ucapan asisten Rey.
" Akhhhhh rasanya ingin menguliti tubuhnya." teriak asisten Rey dengan nada kesal.
Asisten Rey langsung menutup mulutnya dan menatap ke arah mereka karena banyak orang yang menatap ke arah asisten Rey dengan pandangan yang sulit diartikan.
Hal itu membuat asisten Rey menatapnya dengan tatapan tajam membuat mereka pergi meninggalkan asisten Rey sendirian kemudian asisten Rey langsung masuk kembali ke ruang ICU menunggu tuan Richard sadar.
5 Hari Kemudian
Asisten Rey sebelum berangkat ke kantor dan pulang dari kantor selalu mampir ke rumah sakit untuk melihat keadaan tuan Richard sedangkan Bela tidak pernah datang hanya saja Bela bilang akan datang jika tuan Richard sudah sadar.
Pulang kerja seperti biasa asisten Rey duduk di ruang icu menunggu tuan Richard sadar. Perbannya ada beberapa yang sudah di lepas hanya tinggal wajahnya yang belum.
" Tuan cepatlah sadar." Mohon asisten Rey.
Perlahan jari jemari tuan Richard mulai bergerak membuat asisten Rey terkejut sekaligus sangat senang dan langsung menekan tombol yang berada di atas kepala tuan Richard. Setelah beberapa menit kemudian dokter dan perawat tersebut membuka pintu ruang icu.
" Maaf tuan ada apa?" tanya dokter tersebut
" Aku melihat jari jemari tuan Richard bergerak." jawab asisten Rey.
" Baik dan maaf silahkan menunggu di luar." Ucap dokter tersebut.
" Baik." Jawab asisten Rey sambil berjalan meninggalkan ruang ICU.
Dokter itupun mulai memeriksa keadaan tuan Richard dan perlahan tuan Richard membuka matanya dan melihat dokter sedang menatap dirinya. Tuan Richard sadar dari komanya membuat dokter tersebut sangat senang.
" Haus." Ucap tuan Richard.
" Tunggu sebentar tuan." jawab perawat sambil keluar untuk mengambil minuman.
" Tuan, apakah ada yang sakit?" tanya dokter tersebut.
Tuan Richard mencoba menggerakkan ke dua tangannya dan merasakan baik - baik saja namun ketika menggerakkan ke dua kakinya tapi tidak bisa digerakkan membuat dirinya sangat kaget.
" Kenapa ke dua kakiku tidak bisa digerakkan dok?" tanya tuan Richard panik
" Baik saya akan mengeceknya." Ucap dokter tersebut
Dokter itupun mulai memeriksa ke dua kaki tuan Richard.
" Apakah tuan merasakan?" tanya dokter tersebut sambil menyentuh salah satu kaki tuan Richard.
" Saya tidak merasakan apa - apa dok." Ucap tuan Richard dengan wajah pucat.
" Kalau yang ini?" tanya dokter lagi sambil menyentuh kakinya satu lagi.
" Saya juga tidak merasakan dok." Ucap tuan Richard dengan wajah semakin pucat pasi.
" Baiklah untuk memastikan lebih lanjut tuan Richard bisa melakukan CT-scan." ucap dokter tersebut.
" Wajahku kenapa di perban dok?" tanya tuan Richard sambil memegangi wajahnya.
" Maaf tuan, kecelakaan itu mengakibatkan wajah tuan rusak parah atau cacat pada wajahnya dan jalan satu - satunya harus di operasi wajahnya." jawab dokter tersebut menjelaskan ke tuan Richard.
" Apa???" teriak tuan Richard.
" Tuan tenanglah." Ucap dokter tersebut sambil menekan tombol
" Apa katamu tenang? dokter tidak merasakan apa yang aku rasakan!!" bentak Richard sambil berusaha menarik selang yang menempel di tubuhnya tapi tangannya di tahan oleh dokter tersebut.
bruk
Tuan Richard mendorong tubuh dokter tersebut hingga terjatuh bertepatan kedatangan dokter dan perawat serta asisten Rey. Asisten Rey yang melihat dokter dan perawat berlari menuju ke ruang ICU membuatnya ikut masuk ke dalam ruang ICU.
Mereka terkejut melihat tuan Richard hendak melepaskan semua selangnya dan langsung menahan tangan tuan Richard agar tidak melakukan hal itu dengan di bantu asisten Rey.
" Berikan suntikan penenang." perintah dokter tersebut yang tadi tubuhnya di dorong oleh tuan Richard sambil berusaha bangun karena tubuhnya terasa sakit akibat terkena benturan lantai.
Dokter yang baru datang langsung memberikan suntikan penenang ke lengan tuan Richard. Setelah beberapa saat tuan Richard mulai tenang dan memejamkan matanya.
" Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya asisten Rey penasaran
" Ke dua kakinya tidak bisa di gerakkan dan wajahnya cacat. Setelah mengetahui hal itu tuan Richard marah dan mendorong tubuhku." ucap dokter itu menjelaskan.
Asisten Rey sangat terkejut mendengar ucapan dokter tersebut sedangkan dokter dan perawat melepaskan semua selang yang menempel ditubuhnya kecuali selang infus.
" Sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang perawatan." sambung dokter tersebut.
Rey hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Ke dua dokter tersebut pergi meninggalkan ruang icu sedangkan ke dua perawat mendorong brangkar milik tuan Richard untuk dipindahkan ke ruang perawatan VVIP dengan diikuti oleh asisten Rey.
Asisten Rey menghubungi calon istrinya karena waktu itu calon istrinya akan datang menemui tuan Richard. Deringan pertama langsung di angkat oleh Bela.
" Hallo nona Bela." Panggil asisten Rey.
" Ya ada apa?" tanya Bela dengan nada ketus
" Tuan Richard sudah sadar." Ucap asisten Rey sambil menggenggam tangan kanannya dengan erat sedangkan tangan kirinya menggenggam ponselnya juga dengan erat menahan emosinya yang ingin meledak.
" Syukurlah, besok siang saya ke sana." Ucap Bela dengan nada masih ketus.
" Baiklah nona Bela saya akan tu..." ucapan asisten Rey terputus karena ponselnya di matikan secara sepihak.
tut tut tut tut tut tut
" Brengs*k." umpat asisten Rey sambil berjalan ke ruang perawatan VVIP.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
🌹
Terima kasih sudah mampir di ceritaku.
Oh iya, ini ada karya teman ku di jamin pasti ok punya.... bisa mampir dan nikmati untuk para pembaca novel setiaku dengan judul :
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!