Assalamualaikum....
"Hay.. Akhirnya kita berjumpa lagi dalam serial "KEMBALINYA SANG MACAN ASIA" Mengisahkan perjalanan anak-anak dari Kelurga besar Mahesa. Alhamdulillah Bunda sudah menyelesaikan beberapa novel. Dan ini adalah Novel Bunda yang ke delapan. Kisah halu ini hanyalah pikiran dan hayalan Bunda semata. Dari kisah ini bisa kita ambil yang baiknya dan buang yang buruknya. Semoga cerita ini dapat disukai semua pembaca dan mendulang sukses dari Novel sebelumnya. Aamiin...
Tidak lupa Bunda mengucapkan banyak terima kasih pada readers yang masih setia membaca karya Bunda. Semoga kita tetap menjadi saudara di dunia maya. Besar harapan bunda semoga redear semua di beri kesehatan, keselamatan, kebahagiaan dan kesuksesan. Aamiin 🤲
@Episode Pertama
Deru suara nafas saling beradu, tampak di dalam kamar sepasang Pria dan wanita sedang memadu kasih dan bergelut diatas ranjang. Suara desah*n mereka bagai nyanyian yang mendayu-dayu. Sepasang bola mata bening membulat sempurna dan membekap mulutnya tak percaya. Hatinya begitu hancur melihat penghianatan kekasihnya. ia menelan salivanya berulangkali dengan tubuh gemetar, kedua tangannya mengepal kuat diiringi jantung yang berdebar tak karuan. Keringat jagung keluar dari pori-pori kulitnya. Hampir saja ia pingsan di tempat, bila teringat dirinya sedang berada di sebuah apartemen milik sahabatnya, Nessa.
Sebelum dirinya semakin hancur dan darahnya semakin mendidih. Gadis itu pergi dan berlari meninggalkan apartemen terkutuk itu. Sungguh ia tak menyangka atas penghianatan Darren kekasihnya yang sudah dua tahun ia pacari.
"Dasar wanita j4l4ng! bisanya kau rebut kekasih ku, dan kau Darren harus membayar semua penghianatan mu!" kau berselingkuh dengan sahabat ku sendiri!" rutuknya seraya melintasi jalanan raya yang sepi.
"Hey cantik! apa kau butuh tumpangan?" tiba-tiba sebuah mobil sports berhenti disampingnya, menyembul kepala seorang pria dari jendela mobil.
Gadis itu hanya diam tanpa menghiraukan godaan dari pria-pria itu, hatinya sedang panas dan hampir meledak.
"Ikutlah dengan kami! salah satu dari Pria itu turun dari mobil dan menghadang gadis cantik itu.
"Pergi kalian!!" teriaknya dengan nafas tersengal dan tatapan dingin.
"Sombong sekali gadis ini! kau akan menyesal bila menolak kami, semua wanita bangga naik mobil mahal ini!"
"Cih! jangankan hanya mobil sports seperti ini, bahkan showroom mobilnya pun Daddy ku sanggup beli!" Cetus gadis cantik itu dengan body proposional. Ia tak peduli tatapan kesal dari lawan bicaranya.
"Wah! wah! wah!" Hey.. kau ini hanyalah gadis biasa yang numpang hidup di Negara ku, baiknya jangan macam-macam pada kami!" teriak pria itu, dan turun dari dalam mobil.
"Minggir kalian, aku mau lewat!" bentaknya, hari ini ia sedang tidak baik. Hembusan angin malam menerpa kulit dan wajah cantiknya. Kota LA sangat dingin bila menjelang malam, dan berbicara pun kepulan kabut keluar dari bibir mereka.
"Kalau kami tidak mau minggir bagaimana?" Pria itu tersenyum sinis
"Aku bilang minggir! ya minggir..!" teriak gadis remaja itu seperti tidak takut dengan tiga pria di depannya.
Satu Pria menangkap tangannya kuat. "Lepaskan! tanpa di sangka gadis yang sedang frustasi itu mengigit lengan pria itu, setelah terlepas ia berlari untuk menghindar.
"Aagrrh! pekik Pria itu seraya memegangi tangannya yang terluka bekas gigitan.
"Cepat kejar, kita buat perhitungan dengan gadis sialan itu!" seru pria berbaju hitam dan berlari mengejar gadis itu.
"Kena kau!" pekik pria berbaju biru.
"LEPASKAN BRENGSEK! gadis itu menendang tulang kering salah satu Pria itu. Namun, ia masih bisa memegang kuat tangannya. Dua Pria itu menarik kasar gadis remaja berbalut kemeja kotak-kotak dan celana jeans hitam.
"Kau harus membayar semua ini, Ayo ikut kami!" menarik kasar gadis remaja itu. Disaat bersamaan, mereka dikejutkan dengan sebuah kendaraan roda dua dan berhenti tepat didepan mereka.
"Siapa kau berhenti di depan kami! jalanan masih luas bro!"
Pria yang masih duduk manis di atas motor membuka helmnya dan menatap tajam kearah tiga pria itu.
"Jodie?" pekik gadis itu, sepertinya ia mengenal Pria tampan dengan fostur tubuh tinggi berbalut jaket kulit hitam.
"Zara? kau sedang apa di sini? tanyanya polos seakan sedang tidak terjadi apa-apa.
Gadis bernama Zara itu membulatkan matanya sebagai respon. Ia bingung pada sikap pria itu yang berpura-pura tidak tahu.
"Ayo kita pulang, ini sudah malam!" pria itu turun dari motor dan berniat ingin mengambil tangan Calista dari jeratan dua orang pria itu.
"Hey, bro.. bro.. jangan seenaknya mau bawa gadis ini, dia sudah jadi milik kami."
"Ap-apa..? kalian pikir aku barang!" spontan gadis bernama Zara itu menginjak kuat kaki salah satu dari Pria itu, seketika pria berbaju hitam terpekik kesakitan dan melepas tangan Zara. Kini kesempatan Jodie memukuli kepala mereka dengan helm di tangannya.
BRUKK!
BRUKK!
"Aaagrrh!! Teriak mereka bersamaan.
Dengan cepat Jodie menarik tangan Zara dan membawanya keatas motor. "Pegangan yang kuat!" seru Jodie. Ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, menjauhi mereka yang mulai mengejarnya dari belakang. Motor Jodie dengan mudah bisa menyalip dan menghilang dari pandangan tiga orang pria dalam mobil sports itu.
Motor menepi di sebuah alun-alun kota LA. Dari kejauhan nampak gedung-gedung pencakar langit dan bangunan apartemen menjulang tinggi berdiri dengan kokoh. Mereka berdua duduk di sebuah taman dekat hamparan bukit. Hawa dingin menembus kulit Zara. Jodie yang paham membuka jaket kulitnya dan menyematkan ke punggung Zara.
"Untuk apa kau memberi jaket padaku? bukankah kau juga kedinginan?"
"Aku sudah terbiasa dengan hawa dingin di negaraku. Sedangkan kau, belum tentu bisa beradaptasi."
"Hey! aku sudah dua tahun tinggal di LA. Setiap liburan akhir tahun, aku bersama keluarga ku pasti berlibur disini. Daddy dan Mommy ku memiliki mansion disini, tapi aku tidak mau tinggal disana."
"Why? kau bisa tempati mansion itu, dan tidak perlu tinggal di apartemen yang menurut ku sangat mahal sewanya.
"Jarak dari tempat kuliah ke mansion memakan waktu setengah jam dan aku tidak betah disana, terlalu besar buatku walau banyak asisten rumah tangga disana. Aku akan meminta Daddy untuk membelikan Apartemen."
Ck! Orang kaya bebas..." Jodie gelengkan kepala.
"Lalu Kenapa tadi kau berkeliaran di luar. lihatlah ini sudah jam sepuluh malam. Apa kau tidak takut jalan sendiri di tempat tadi. ingat Zara, kau seorang gadis. Di kota ini sangat rentan pemerkosaan."
Zara tertunduk sedih, satu tangannya mengusap tetesan airmata yang mulai berjatuhan. Jodie duduk di samping gadis itu dan memberikan tissue.
"Don't cry, is there anything that makes you sad?" Jangan menangis, apa ada yang membuat mu bersedih?"
Tiba-tiba zara tergelak, seakan menutupi lukanya dengan tertawa. "Tidak ada, sudah lupakan!"
"Sudah tahu sedang menangis, tapi Sok kuat! seloroh Jodie.
"Apa Darren menyakiti mu?"
Calista mendesah kasar "Untuk apa mengingatkan PRIA SIALAN ITU!!
"Kau tidak usah khawatir, Aku akan menghajarnya!"
"Untuk apa? itu bukan urusan mu. Tangan ku sendiri yang akan menghancurkan si penghianat itu!" Zara mengepalkan tangannya.
"Darren masih berhubungan dengan Nessa!
Zara menghempaskan nafas berat. "Dua orang itu akan mendapatkan balasan dari ku!
"Aku akan membantumu!
Zara beranjak dari duduknya dengan kedua tangan bersedekap seraya menatap pemandangan bukit didepannya "Kau pikir aku selemah itu? STUPID! berhenti mengaggap ku gadis lemah."
Drett.. drett.. drett...
Getaran ponsel dari dalam saku celana Zara, ia merogoh dan terkejut melihat nama si penelpon dari layar ponsel.
"Siapa...?
"Daddy..."
"Kenapa tidak kau angkat?"
"Aku sedang diluar, pasti Daddy marah."
"Bilang saja kau sedang makan malam bersama teman-teman mu."
"Jangan kau abay kan, siapa tahu itu penting?
"Hallo Dad..."
"Zara how are you today?
"Im fine Dad!
"Dua hari lagi Daddy dan Mommy akan berkunjung ke LA."
"Dua hari lagi, Dad?
"Daddy akan urus apartemen yang kau minta."
"Aldo dan Aldi akan ikut kah? Zara sangat merindukan mereka berdua."
"Tidak, hanya Daddy dan Mommy, kedua adikmu masih sibuk sekolah. Ya sudah Daddy sedang di kantor, jaga dirimu baik-baik."
"Okay Dad! salam sayang buat Mommy, Aldo dan Aldi."
Telepon berakhir...
"Pasti Daddy mu sangat tampan dan gagah." imbuh Jodie sok tahu
"Kau benar? kau tahu berapa usia Daddy ku sekarang?"
"Berusia 50 tahun kah?"
"No! tapi 59 tahun."
"Ohya..." Jodie sedikit terkejut.
"Tapi... Daddy ku awet muda." hahahaha...
"Temui aku dengan Daddy mu."
"Untuk Apa..?"
"Melamar mu..."
"What!!!
"BUGH! Zara meninju lengan Jodie.
"Wow pukulan mu, sakit juga!"
"Jangan berani ingin melamar ku! usiaku baru saja 20 tahun."
"Okeh aku akan menunggu mu." Jodie tergelak.
Zara memutar bola matanya malas.
"Ini sudah malam ayo aku antar pulang." Jodie menstarter motornya. Zara duduk diatas jok motor. Jodie mulai melajukan kendaraan roda duanya bersama hembusan angin malam menerpa kulit kedua sahabat itu.
💜
💜
💜
@Apakah kalian masih ingat? siapa gadis bernama Zara ini?"
@Jangan lupa terus dukung karya Bunda dengan cara: Like, Vote/gift, Rate bintang 5 dan sertakan komentar kalian 😍😘
@BERSAMBUNG....
Ini sudah malam ayo aku antar pulang." Jodie menstarter motornya. Zara duduk diatas jok motor. Jodie mulai melajukan kendaraan roda duanya bersama hembusan angin malam menerpa kulit kedua sahabat itu.
Motor berhenti tepat di depan lobby apartemen mewah di bilangan New York. Zara turun dari motor.
"Besok kita kuliah bareng, aku akan menjemputmu."
Zara menaikkan satu alisnya "Hmm..."
"Kenapa..?"
"Baiklah, kau masih memiliki tongkat pemukul bola kasti bukan?
"Iya! untuk apa?"
"Tentu saja untuk di mainkan, bawa besok okey!
Jodie sedikit curiga pada sikap gadis cantik di depannya "Apakah Zara Ingin memukul Darren? Ahh... semoga saya pemikiran ku salah! bathin berkata lirih.
"Okey, aku akan bawakan."
"Thanks Jo, aku masuk dulu."
Setelah Zara berjalan kearah pintu lift, Jodie malajukan motornya.
Zara membuka pintu apartemen dengan menggunakan card id tanggal lahirnya, tidak semua bisa masuk kedalam apartemen pribadinya kecuali orang tertentu.
Berendam di dalam bahtub dengan air hangat, lalu menuangkan aroma buah-buahan dalam air, bertujuan untuk menghilangkan rasa lelah bercampur kesal yang baru saja zara alami. Fasilitas mewah yang diberikan kedua orang tuanya, tidak membuat gadis cantik itu manja, justru ia sangat mandiri dan berani dalam hal apapun. Zara.. sosok gadis remaja yang dingin dan terkenal jutek di kampusnya. Ia gadis pendiam dan tidak mudah akrab dengan siapapun, kecuali orang yang bisa membuatnya nyaman. Gadis pemilih ini memiliki karakter yang kuat dan dominan. Darren pria tampan bermata coklat dan berAlis tebal, adalah idola campus tempat Zara menimba ilmu. Pria itu adalah kakak kelas dua tingkat diatas Zara. Awal pertemuan dengan Zara saat Darren di daulat menjadi salah satu panitia ospek untuk anak baru. Dari sanalah awal benih-benih cinta bertaburan. Zara yang memiliki prinsip, pada dasarnya menolak kehadiran Darren dalam hidupnya, Namun Darren Pria yang tak mengenal putus asa, ia terus meyakinkan Zara dan membuat komitmen, pada akhirnya Zara menerima kehadiran Darren. Namun siapa sangka Darren berkhianat dengan sahabatnya sendiri, Nessa! wanita berasal dari negara yang sama dan mendapatkan pendidikan serta apartemen gratis dari Tommy ayahnya.
Selesai beraktivitas dalam bahtub, Zara berdiri atas balkon dan melihat pemandangan indah dari Penthouse. Malam yang tenang ditemani rembulan malam dan memancarkan cahayanya ditempat Zara berdiri, gadis berbalut kimono itu mendesah kasar, ia masih belum bisa melupakan penghianatan dua orang terdekat dalam hidupnya. Gambaran tubuh polos itu terlihat jelas matanya, suara desah4n dan erangan terdengar menyakitkan sampai ke hulu hati.
"Huft! kita lihat saja besok apa yang akan terjadi dengan dua pengkhianat itu! rasanya tak sabar menunggu hari esok." seringai licik terlihat menakutkan di wajah cantik Zara.
Zara mengambil sebuah gawai dan mencari nomor kontak Pria yang sudah menjadikan nya candu.
Lama menunggu akhirnya telepon di terhubung.
"Hiii baby.." sapa suara pria bariton di ujung telpon.
"Kau belum tidur Darren?
"Sebentar lagi, aku masih mengerjakan tugas dari dosen killer."
"Tapi... kenapa nafas mu seperti kelelahan, kau habis ngapain?" tanya Zara spontan. Ia teringat kejadian beberapa jam yang lalu. Zara harus bisa menahan amarah dalam hatinya yang sudah tercabik-cabik. Agar tujuannya bisa tercapai.
"Oiya, barusan aku habis... Eeh.. Olahraga." ucapnya mencari alasan.
"Sialan kau Darren Pasti kau habis olah raga ranjang! batin Zara mencabik.
"Malam-malam begini olahraga? ini sudah jam setengah satu, kau itu semakin aneh tau nggak siih!
"Sudah lah sweety.. hal seperti itu jangan di perbesar, lebih baik kau istirahat, ini sudah malam."
"Kau tidak ingin terganggu dengan ku bukan? kau...!" hati Zara mulai panas dan hampir saja meledak.
"Bukan begitu sayang...
"I know you don't have to be complicated, good night!" Zara mematikan sambungan telepon sepihak, ia tak ingin tersulut emosi dan menggalkan rencananya.
"Kita lihat saja apa yang akan terjadi besok, Darren!
Esoknya....
Seperti janji Jodie, ia datang ke apartemen Zara untuk berangkat bersama ke kampus. Zara sudah menunggu di depan lobby.
"Mana tongkat pemukul kasti."
"Ini! Jodie memberikan tongkat itu yang terbuat dari kayu Pinus, berbentuk bulat dan panjang.
"Good! cameon kita berangkat! Zara naik keatas motor Jodie, dengan tak sabar ia sudah merencanakan semuanya dalam otaknya.
Setelah sampai kampus mereka berdua masuk kedalam ruangan dan mengikuti pelajaran selama dua jam. Bel berbunyi tanda jam istirahat untuk seluruh mahasiswa.
~Di kantin~
"Jo! pesankan aku coffe coklat! tunjuk Zara pada Jodie yang sedang mengantri minuman. Jodie mengangkat jempolnya.
"Zara!
Zara sudah tahu siapa yang memanggil namanya, ia tidak bergeming dan tak peduli kedatangan wanita itu.
"Kamu kemana saja? telpon ku tidak kamu angkat, pesan ku tidak kau buka? why..." gadis itu hempaskan bokongnya di kursi.
Zara memutar bola mata malas, melihat ular betina di depannya. "Sorry aku silent!"
"Za! besok ada pertandingan basket antar kampus, kau tahu? Darren terpilih untuk ikut ajang pertandingan." ucap Nessa riang.
"Ohya...? kau yang bukan kekasihnya Kenapa bisa lebih tahu dari aku?!" menatap tajam netra hitam didepannya. Seketika senyuman Nessa memudar.
"A-ku tahu dari anak-anak kampus kok! emangnya apa yang kau pikirkan, Za?
Zara menarik nafas dalam-dalam, hatinya kembali berdenyut nyeri, teringat tadi malam sahabatnya bergumul dengan kekasihnya. Hal yang belum pernah Zara lakukan selama menjalin hubungan dengan Darren.
"Ini pesanan mu! Jodie datang membawa dua cangkir coklat panas.
"Hey jo! sapa Nessa.
"Kenapa wajahmu seperti lelah, apa kau habis begadang? sindir Jodie
"Ahh masa...? semalam aku tidur tepat waktu." ucap Nessa santai seraya menyedot es Boba di tangannya
"Siapa tahu saja semalam ada cowok yang mengajak mu begadang." celetuk Jodie langsung pada intinya.
"Uhuk! uhuk! uhuk!
Tiba-tiba Nessa terbatuk-batuk.
"Tidurlah lebih awal, agar wajahmu tidak pucat seperti mayat! never take what is not yours! (jangan pernah merebut yang bukan milikmu!) tegas Zara dengan tatapan tajam.
"Ap-apa maksud mu Za?' wajah Nessa berubah pias dan pucat.
Zara tergelak "Kau jangan takut begitu Nes! tenang saja, aku yakin kau bukan wanita penggoda apalagi mau merebut Darren dariku, bukan?"
"Te-ntu saja tidak! imbuhnya dengan suara bergetar.
Zara menyeruput habis coffe coklat dalam cangkir itu. "Tak! menaruh cangkir di tatakan. "Sebentar lagi masuk kelas, aku pergi dulu!"
"Sayang...." tiba-tiba Darren sudah berdiri di belakang Zara dan mencium keningnya lembut. Tentu saja Zara terkejut, dulu ia sangat suka bila Darren mencium tangan dan keningnya. Namun setelah melihat kejadian semalam, ia seakan jijik dan muak pada kekasihnya.
Zara menoleh kearah Nessa, terlihat wajah gadis itu cemberut karena kesal "Baiklah aku akan bersandiwara sedikit untuk memberi peringatan pada kalian! batin Zara mencabik.
"Sayang... kau terlihat tampan hari ini." puji Zara, mengalungkan kedua tangannya ke leher Darren.
"Dari dulu aku memang tampan honey, banyak gadis-gadis yang tergila-gila padaku?" kekeh Darren.
"Termasuk Nessa kah!" menatap sinis gadis yang sedang membuang wajahnya.
Glek! Darren menelan salivanya.
"Why? kau terlihat tegang sayang..? bukankah kau bilang semua gadis tergila-gila pada ketampanan mu. Tidak salah bukan bila sahabat ku Nessa tergila-gila juga padamu."
"Iy-a tentu saja, hehehe..." Darren mencoba menutupi kegugupannya.
"Sayang, temuin aku nanti di belakang kampus, ada hal yang ingin aku bicarakan.' imbuhnya lembut.
"Tidak bisa hari ini, aku ada latihan basket."
"Okey tidak apa-apa baby." Zara menepuk pipi Darren lembut dan berlalu bersama Jodie meninggalkan Darren dan Nessa.
Bel berbunyi nyaring. waktu belajar mengajar telah usai. Zara dan Jodie bersiap untuk pulang.
"Jo! antarkan aku ke tempat latihan Darren. Sudah saatnya aku buat pelajaran dengannya."
"Kau yakin? disana banyak teman-teman Darren yang sedang latihan basket. Dan ingat, disini bukan Negara mu?"
"Kau tidak usah khawatir? walau ini bukan Negera ku, tapi yang aku akan bermain aman."
Jodie gelengkan kepala tak percaya "Kau jangan nekad Za! aku tidak ingin kau kenapa-napa! Jodie menghempaskan nafas kasar, melihat gadis keras kepala didepannya.
"Aku sudah hubungi bodyguard yang bekerja pada Om Reno, mereka ditugaskan untuk menjagaku, Om Reno memiliki perusahaan kapal pesiar di negara ini!" Zara berupaya meyakinkan sahabatnya seraya memakai sepasang sarung tangan putih. ia tersenyum puas.
"Ayo kita jalan! menepuk pundak Jodie. kuda besi Jodie melaju dengan cepat meninggalkan kampus.
"Jangan pernah bermain-main dengan Zara Aprillia Mahesa!! seringai licik tersungging di wajah cantik Zara.
Apa yang akan terjadi besok.....?
💥
💥
💥
@Sabar ya All, satu-persatu kita keluarin dulu peran anaknya Tommy, nanti gantian lanjut Vana, Vano, Devan, Bella, Savira, callista, dan Chika Mereka akan hadir dan meramaikan kisah Sang Macan Asia. Nanti kisah ini ada benang merahnya semua, saling berkaitan.
Susunan kelurga Mahesa
💜Reno ~ Delena
~Zevano Hendra. M
~Zevana Alea. M
~Zidan Abraham. M
💜 Tommy~ Siska
~Zara Aprillia. M
~Aldo. M
~Aldi. M
💜Frans~ Fanny
~Calista Anastasya. M
💜 Robert~Davina
~Chika Ananda Roberto.
@Yuk terus dukung karya Bunda, jangan lupa untuk follow IG @bunda.eny_76
@Bersambung....
"Ayo kita jalan! menepuk pundak Jodie. kuda besi Jodie melaju dengan cepat meninggalkan kampus.
"Jangan pernah bermain-main dengan Zara Aprillia Mahesa!! seringai licik tersungging di wajah cantik Zara.
Jodie melajukan kuda besinya dengan kecepatan sedang, hanya menempuh perjalanan 15 menit mereka sudah sampai tempat tujuan. Sebuah gedung pelatihan khusus basket.
Zara turun dari motor dan berjalan masuk kedalam gedung, Namun ia tidak menampakkan diri secara terang-terangan.
"Kita tunggu sampai latihan mereka selesai." mereka berdua duduk di tangga yang berundak-undak, khusus untuk penonton.
"Kau yakin mau balas dendam pada Darren."
"Kenapa? bukankah kau kemaren bilang ingin ikut menghajar Darren?
"Huft! bukan aku tak mau bantu, tapi aku takut Darren menyerang balik dan kau diapa-apain. Aku khawatir padamu Za."
"Aku tidak butuh bantuan mu! bila kau takut lebih baik kau pergi saja, aku bisa mengatasinya sendiri! Zara yang merasa kesal pada sahabatnya, melangkah pergi.
"Za! kau jangan salah paham begitu donk! Jodie menarik tangan Zara. "Okeh, aku ikuti mau mu."
"Tidak perlu!' menepis tangan Jodie. "Loe nggak pernah berada di posisi gue Jo! seandainya loe melihat kekasih dan sahabat loe beradegan mesum di depan mata loe sendiri, padahal loe sudah banyak berkorban untuk sahabat dan kekasih loe! Apa yang akan loe lakukan! Apa loe akan membiarkan mereka terus hidup senang diatas penderitaan hidup loe!'
"Tunggu Za! jadi maksud mu, kau melihat Darren dan Nessa melakukan hubungan terlarang?"
Zara mengangguk.
"Astaga mereka sudah benar-benar keterlaluan! padahal kau selalu memberikan Darren hadiah barang-barang branded. Dan yang tak habis pikir adalah Nessa, dia bukan hanya sahabat mu satu Negara. Biaya kuliah, apartemen dan kehidupannya disini di tanggung oleh keluarga mu! Jodie geleng-geleng kepala tak percaya.
"Kau yang sabar ya Za? sorry ya udah kecewain kamu Za. aku hanya nggak mau sahabat ku kenapa-napa."
"Gue lakukan ini karena ada alasannya, Ingin minta penjelasan dari Darren, kalau dia udah nggak nyaman sama gue agi, tanpa di minta pun gue bakal putusin dia!"
"Sepertinya mereka sudah bubar! Jodie perhatikan ruangan basket "Itu lihat, ada Nessa disana! tunjuk Jodie, Zara melihat ke bawah tangga, Nessa berjalan mendekat kearah Darren yang sedang beristirahat seraya memberikan botol minuman.
"Ternyata mereka sudah berani terang-terangan di muka umum. Oke, aku akan memulai permainan ini."
Dengan tak sabar Zara menuruni anak tangga dengan membawa tongkat pemukul kasti. Mereka berdua hampir saja meninggalkan ruangan Kalau Zara tidak mencegahnya.
"Kenapa terburu-buru mau pergi!" Zara tersenyum sumringah dengan kedua tangan di belakang memegang tongkat pemukul yang terbuat dari kayu.
"Zara!! keduanya terpekik bersamaan.
"Kenapa? kaget ya." Zara berjalan semakin mendekat "Nessa? untuk apa kau menemui kekasihku?
"Hmmm.. anu.. tadi aku tak sengaja lewat jalan ini, jadi sekalian mampir deh." dusta nya.
"Ohya? sejak kapan kau pulang ngambil jalan memutar? Zara mengangkat sudut bibirnya.
"Kau bisa tinggalkan aku berdua dengan kekasih ku, Ness!
Nessa terdiam, ia melirik kearah Darren. Terlihat pria itu memberi kode pada tatapan matanya.
"Hey ada apa dengan mu Nes? Darren itu masih kekasihku, aku butuh bicara empat mata, jangan pernah jadi orang ketiga dalam hubungan orang lain!" sindiran Zara mendapat tetapan sinis dari Darren.
Nessa mendengus kesel dan meninggalkan tempat itu, tidak.. bukan pergi dari sana, tapi mengambil jarak lima meter dari Darren dan Zara berdiri. Jodie menghampiri Nessa dan berdiri di sampingnya.
'Jangan pernah menjadi orang yang tak tahu diri! apalagi menjadi seekor ular! sudah di tolong malah menggigit!" sindir Jodie tepat sasaran.
"Apa maksudmu bicara kaya gitu?! Nessa melototi Jodie yang sedang terkekeh.
"Darren! jujurlah padaku, apa kau ada hubungan dengan Nessa? bila iya ayo kita akhiri semuanya." ucap Zara terus terang.
"Sayang... apa maksud mu sih! aku dan Nessa nggak ada apa-apa, sungguh? kau jangan over thinking, berlebihan itu tidak baik."
"Mulut mu tidak sesuai dengan isi hatimu Darren! kebohongan demi kebohongan yang kau ciptakan, akan menjadi bumerang untuk dirimu sendiri!
"Ck! inilah yang tidak aku mengerti darimu, cemburu tanpa alasan!
"Kau selalu bicara seakan-akan aku cemburu berlebihan padamu! kau pikir aku se-bucin itu setelah melihat perbuatan mu dan Nessa bergumul diatas ranjang!" terdengar suara lengkingan Zara.
Mata Darren membulat sempurna, begitu pula dengan Nessa yang mendengar lengkingan Zara, jantungnya berdebar cepat, aliran darahnya berdesir dari atas sampai bawah. perasaan was-was dan takut menjadi satu.
"Kau jangan fitnah! Aku dan Nessa tidak ada hubungan apapun!"
"FITNAH KAU BILANG!'
BUGK
BUGK
BUGK
Dengan membabi-buta zara layangkan pemukul kasti itu ke tubuh Darren.
"Aaaakkhhh!....
"SIALAN KAU ZARA!!! pekik Darren,
Darren mencoba melawan, Namun pukulan kasti itu tepat menghantam punggung dan wajahnya.
"KAU PIKIR AKU WANITA LEMAH!! ini untuk pengkhianatan mu!
"BUGK! BUGK! BUGK!
Lagi-lagi Zara hantam kan ke paha dan kakinya, hingga Daren lambung ke lantai.
"BRUKK!
"SUDAH CUKUP ZARA!! teriak Nessa dan berlari mendekati Darren.
"Wah! wah! wah! ternyata ada drama disini!
Nessa membantu Darren duduk dan memberikan air mineral. Pria tampan itu menatap tajam kearah Zara dengan tubuh dan wajah babak belur.
"DASAR WANITA BRENGSEK! F*CK YOU! seru Darren. "Kita putus! nyesal gue suka sama perempuan macam loh! wanita sombong dan angkuh!!!
"Gue begini karena loe udah khianiti dan nyakitin gue, padahal gue selalu nurutin kemauan loh! apapun yang loe minta pasti gue berikan!"
"Tapi loh nggak bisa ngasih tubuh loh kan!"
Zara membulatkan matanya "Apa loh bilang? ngasih tubuh buat loh!!!
"B4JING4N!!!
"BUGH!! Zara melayangkan kembali pukulan itu, Nessa memeluk Darren sebagai perisai.
"Aaaggrrhh!!!
"Dasar cewek liar! dulu emang gue cinta sama loh, tapi lama-lama gue bosen. Dua tahun jalan sama loh nggak bisa buat gue bahagia! tapi Nessa bisa berikan apa yang gue butuhkan!"
"Ciih!! Zara membuang ludah ke lantai "Karena gue bukan j4l4ng dan murahan seperti wanita sampah ini! menunjuk wajah yang dulu jadi sahabatnya. "Murah banget sih harga loh, mau pacaran sama Darren tapi mau di celap-celup! NAJIS TAU NGGAK!!
"Nggak usah sok suci loh Za! kalau gue suka sama Darren emangnya kenapa? kenapa loh harus sewot!"
"Iyalah karena loh biasa ambil barang bekas! rongsokan yang udah gue buang!! Zara mengangkat dagunya dan menatap lawan.
"Loh emang jahat ya, Za! padahal loh itu dari keluarga terhormat, tapi kelakuan loh nggak mencerminkan kualitas hidup loh!
"Nggak usah bawa-bawa nama kelurga gue! loh itu yang nggak tahu diri! udah kaya anjing kejepit, udah di tolong malah menggigit!"
"Bapak gue juga punya andil dari hidup kelurga loh! kalau bukan Bapak gue yang nolong Hotel kelurga loh yang hampir terbakar, udah pasti hotel itu hangus jadi tanah! dan gara-gara ngurusin hotel itu, Bapak gue jadi cacat kena luka bakar!
"Tapi Daddy gue udah berikan pasilitas yang lebih dari cukup! Bapak loe yang hanya seorang pelayan hotel, mendapatkan berkah dari musibah itu. Rumah di belikan Daddy gue, tanpa kelurga loh harus ngontrak. Mobil di kasih buat aktifitas sehari-hari. Pendidikan kedua kakak loh sampai S2, belum lagi loh yang pengen ikut kuliah disini sama gue dan juga pendidikan sekolah adik loh! di tambah biaya bulanan untuk kelangsungan hidup kelurga loh. Semua itu Daddy gue yang biayai tanpa hitung-hitungan!"
"Sombong loh! jadi loh udah ungkit-ungkit semua kebaikan kelurga loh!
"Dari dulu gue nggak pernah mau ungkit-ungkit yang udah kelurga gue berikan, tapi melihat sikap loh yang seolah-olah Bapak loh paling berjasa dalam hidup keluarga gue! Dan juga kelakuan loh yang merasa paling benar sendiri! bikin gue muak dan seharusnya loh tahu batasannya!"
"Za, udah tenangin emosi mu, percuma kamu berdebat sama mereka berdua yang udah nggak ada otak nya! celetuk Jodie.
"Nggak usah ikut manasin loh! sentak Darren.
"Huh! dasar aneh, udah ketahuan selingkuh masih ajah sok jagoan!" sindir Jodie.
"Ayo Ness kita pergi dari sini! nggak ada untungnya ngeladenin mereka."
Nessa merangkul pundak Darren untuk berdiri. Sebelum mereka perg jauhi, Zara menahannya.
"Tunggu!
Mereka berdua berhenti, Zara berjalan mendekat dan berdiri di hadapan mereka berdua.
"Mau apalagi loh hah! loh masih belum puas bikin gue babak belur kaya gini! bentak Darren.
"Gue udah nggak peduli sama hidup loh dan ular busuk ini!! gue cuma mau ambil yang bukan lagi menjadi hak loh!
Zara menarik arloji limited edition dari tangan Darren.
"Apa-apaan loh! balikan nggak jam gue!"
"Sorry ya, tapi ini bukan milik loh lagi, terlalu bagus gue kasih loh arloji senilai 150 juta."
"Tapi arloji itu udah loh berikan tepat dihari ultah gue! haram' loh ambil lagi."
"Nanti gue ganti yang baru, oke?! Kalau loh pakai arlojii seharga 150 juta nggak cocok!!'
Zara mengangkat alroji di tangannya tinggi-tinggi, lalu menjatuhkannya kelantai. tiba-tiba...
"PRAKK! PRAKK! PRAAK!
Dengan tenaga bar-bar, Zara memukulkan Alroji itu hingga hancur, menggunakan pemukul kasti. Darren, Nessa dan Jodie di buat melongo dan terkejut dengan perbuatan bar-bar gadis cantik berkulit putih itu.
Setelah puas, Zara melempar pemukul kasti itu kelantai dan menarik tangan Jodie untuk pergi dari tempat itu.
🔥
🔥
🔥
@Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!