Patah hati
Siang menjelang sore Jessica duduk di tepi danau seorang diri. Pandangannya kosong pikirannya sedang melayang, berharap semua ini hanya sebuah mimpi buruk yang mudah untuk dilupakan namun sayangnya Ini adalah sebuah kenyataan yang sulit untuk dilupakan.
"Tuhan tolong aku, kuatkan aku untuk menjalani hari-hariku. Kuatkan aku untuk menerima kenyataan ini dan untuk memaafkan semua orang yang telah menyakitiku, tolong hapus namanya dalam hatiku Tuhan hapus pula namanya dalam pikiranku ...Tuhan aku mohon, aku tak menyangka bahwa aku akan dikhianati oleh kekasihku dan kakak kandung ku sendiri ,aku membencimu Diego...." Jerit Jessica yang meluapkan kesedihannya. Butiran bening pun jatuh ke pipi Jessica dengan derasnya.
Tanpa Jessica sadari di salah satu balik pohon Diego menatap Jessica penuh dengan rasa bersalah dan penyesalan.
" Maafkan aku Jessica karena kejujuranku melukai hatimu, maafkan atas kekhilafan ku Jessica. Ku mohon jangan menangis lagi Jessica. Sungguh aku tak bisa melihatmu menangis sesedih ini karena kesalahan ku, aku ini memang lelaki bodoh yang tak pantas untuk kau tangisi, terlalu bodoh sudah menghianati mu. Aku tak sanggup bila harus kehilangan mu." ucap Diego dengan lirih.
Flashback on
Pagi hari di kediaman Jessica.
Nico, Ayah Jessica sedang dikuasai amarahnya. Terdengar suara jeritan tangisan memilukan dari Lestari Ibu dari Jessica di sela teriakan amarah Nico kepada Cynthia putri keduanya. Nico terus menekan Cynthia untuk berkata jujur.
" Kamu hamil???....Kamu sering muntah-muntah itu karena hamil Cynthia bukan masuk angin seperti yang kamu ucapkan pada ibumu kemarin... jawab Cynthia!!!! Apa benar Kamu hamil?... jawab Ayah Cynthia!!! Jangan diam saja seperti ini!." ucap Nico dengan penuh emosi namun Cynthia tak bergeming dia tetap diam membisu.
" Katakan pada ayah siapa yang menghamilimu? Katakan Cynthia!" pekik Nico dengan suara yang begitu tinggi namun Cynthia masih memilih bungkam.
" Katakan Cynthia Jangan kamu diam saja!" Nico pun akhirnya hilang kesabaran. Ia mengangkat tangannya hendak menampar pipi Cynthia.
" Ayah, ku mohon jangan gunakan kekerasan." Lestari mencegah suaminya. Ia menahan Nico agar tidak memukul anaknya dengan duduk bersimpuh di kaki suaminya.
" Maafkan aku Ayah yang telah gagal menjaga anakmu aku sudah menjadi Ibu yang gagal Maafkan aku.... Maafkan aku..." Jerit tangis Lestari saat ia bersimpuh dibawah kaki Nico. Ia merasa bersalah pada suaminya karena telah lalai dalam mendidik dan menjaga kehormatan putrinya.
"Sudahlah Bu.... Ini bukan kesalahanmu tapi kesalahan anakmu Cynthia, inilah kebebasan yang kamu inginkan Cynthia? Kebebasan yang merusak hidupmu sendiri, yang merusak masa depanmu ,ini yang selalu ayah khawatirkan dengan pergaulan mu selama ini Cynthia. Sekarang jawab pertanyaan Ayah siapa yang menghamilimu?" ucap Ayah dengan emosi.
Melihat Ibunya menangis dibawah kaki Ayahnya akhirnya Cynthia pun membuka mulutnya.
" Maafkan aku Ayah ... Maafkan aku Ibu, aku bingung untuk mengatakannya." ucap Cynthia sambil menundukkan wajahnya, wajahnya sudah basah dengan air mata penyesalan.
" Jawab saja pertanyaan Ayah sejujur-jujurnya, jangan lagi ada yang kamu tutup-tutupi, tidak perlu kamu bingung untuk menjelaskan pada kami, kami sudah tidak mau lagi kamu bohongi. Siapa Ayah dari bayi yang kamu kandung?" Ayah terus meminta penjelasan pada Cynthia yang tak kunjung menjawabnya.
"A...a... aku merasa anak ini adalah anak pacarku Berry ta... tapi... tapi Berry menolak untuk bertanggung jawab ayah maafkan Aku ...." jawab Chintya dengan nada terputus-putus di iringi isak tangisnya.
Dua mata Nico membola mengetahui Berry tak mau bertanggung jawab.
" Apa???! ....Kenapa dia tidak mau bertanggung jawab pasti ada alasannya Cynthia, katakan kenapa dia tidak mau bertangung jawab?!" tanya Nico yang terus menuntut penjelasan dari Cynthia karena Cynthia menjawab sepotong-sepotong.
Tiba-tiba saja kakinya begitu lemas mendengar jawaban putrinya. Lestari yang melihat suaminya terlihat pucat segera memberikan segelas air putih.
" I...itu karena.... i...tu karena... Ayah ku mohon maafkan aku, Berry tak mau bertanggung jawab karena Berry tahu kalau aku juga tidur dengan Diego pacar Jessica." jawab Cynthia ragu-ragu dan takut Ayahnya marah karena Cynthia tidak hanya tidur dengan satu orang.
"Pranggg..." suara gelas terjatuh begitu saja dari tangan Nico.
" Apa?! ...Apa aku tidak salah mendengarnya?! Diego...." Jessica menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.
Ia sangat terkejut mendengarnya. Dadanya begitu sesak, air matanya kekecewaan tak dapat lagi ia bendung. Ia mendengar dari dalam kamar menguping semua pembicaraan yang ada di ruang makan.
Betapa terkejutnya Jessica mendengar nama kekasihnya di sebut oleh Cynthia. Ingin rasanya ia tak percaya dengan pernyataan Cynthia. Tapi untuk apa Cynthia berbohong di depan Ayah dan Ibunya tentang siapa yang menghamilinya. Ini baru dugaan bahwa anak yang dikandung Cynthia adalah anak Diego bisa saja ini anak Berry kekasih Cynthia.
Seketika ruangan hening tanpa suara, hanya terdengar suara isak tangis Ibu Lestari dan juga Cynthia. Ayah terlihat kalut dia tak habis pikir dengan apa yang menimpa keluarganya, dia hanya berharap bahwa keluarga besarnya tidak akan mengetahui kejadian yang menimpa keluarga kecilnya ini.
Namun sayang jauh sebelum Ayah Nico tahu kejadian Cynthia hamil, Kakek Abraham telah lebih dahulu mengetahuinya dari mata-mata yang selama ini memantau keluarga Nico.
Saat mengetahuinya kakek Abraham benar-benar marah dan kecewa dengan Cynthia maupun dengan anaknya Nico dan juga menantunya Lestari.
Awalnya kakek Abraham ingin sekali membuat Berry ataupun Diego untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Namun keinginan kakek Abraham, Ia urungkan sendiri karena melihat bibit bebet dan bobot dari keluarga Berry. Kebiasaan Berry yang suka bergonta-ganti pasangan juga salah satu alasan mengapa kakek Abraham mengurungkan niatnya. Sedang dengan Diego, Kakek tidak menyukai Diego yang sering mabuk-mabukan di Club Malam.
Saat ini Jessica yang berada di dalam kamar langsung mengirimkan pesan kepada Diego untuk mengajak Diego bertemu, Jessica ingin menanyakan kebenaran akan kata-kata yang ia dengar dari mulut Cynthia.
Jessica.
Pagi Diego ... Apakah aku boleh meminta bertemu denganmu siang ini di danau, ditempat kita biasa bertemu?
Diego.
Pagi sayang...Tentu boleh sayang, Apa kamu tidak bekerja hari ini?
Jessika.
Hari ini aku ingin bertemu denganmu, mungkin aku akan minta izin kepada bosku hari ini .
Diego.
Ok... baiklah. Kita akan bertemu di danau setelah jam kuliah kita selesai ya.
Siang harinya setelah jam mata kuliah Jessica berakhir Jessica pun menuju ke danau yang berada di dalam area kampusnya itu. Ketika sampai di danau Jessica sudah melihat Diego berada di tepi danau, ternyata dia sudah lebih dahulu tiba disana.
Kedatangan Jessica disambut oleh senyuman Diego yang sangat memukau. Ya Diego memang pria yang memiliki wajah dengan paras yang begitu tampan hingga ia dijuluki sebagai pangeran kampus dan Ia adalah anak dari salah satu orang yang sangat kaya di kota J.
Jessica sangat beruntung bisa menjadi pacar Diego. Menurut wanita-wanita yang ada di kampusnya Jessica bak hidup di negri dongeng seperti cerita hidup Cinderella.
Bagaimana tidak orang-orang hanya mengetahui Diego adalah anak orang kaya sedangkan Jessica hanya gadis biasa.
Padahal kenyataan yang sebenarnya Jessica adalah cucu orang terkaya nomor dua di Negri ini. Nico adalah putra bungsu dari Abraham Adijaya yang melarikan diri dari kediaman Abraham di hari pernikahannya dengan wanita yang di jodohkan Mommy Dewi. Nico melarikan diri ke Kota J kemudian menikah dengan Lestari wanita yang dicintainya.
"Hai, Diego." sapa Jessica yang terlihat baru datang.
"Duduk sini sayang!" pinta Diego yang tersenyum senang melihat kedatangan Jessica.
Diego menepuk-nepuk bangku panjang ditepi danau yang ia duduki. Ia meminta Jessica untuk duduk di sebelahnya. Jessica pun mendudukkan dirinya disamping Diego.
" Katakan padaku tumben sekali kamu ingin menemuiku.. Apa kamu merindukanku humm?" tanya Diego dengan tangan Diego yang terus memainkan rambut panjang Jessica yang dikuncir kuda itu. Diego memang senang sekali memainkan rambut panjang Jessica bila bertemu.
Jessica tak kunjung menjawab dia memilih untuk diam, namun dalam diamnya dia sedang memikirkan bagaimana cara untuk memulai bertanya pada Diego tentang yang ia dengar tadi pagi mengenai kehamilan Cynthia.
" Kenapa kamu diam sayang? Sepertinya ada yang kamu pikirkan... Ceritakanlah apa yang menjadi beban pikiranmu pada ku hemmm!" pinta Diego.
" Diego.... Apakah kamu mencintaiku?" tanya Jessica.
"Tentu aku mencintaimu sayang... Tak usah kau tanyakan lagi." jawab Diego tanpa ragu sambil memegang telapak tangan Jessica.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu hemm?" tanya Diego yang menggengam tangan Jessica lalu mencium punggung tangan wanita yang ia cintai itu.
"A..apa... Apakah kamu selalu bersikap manis seperti ini kepada semua wanita Diego? Aku tau kamu adalah pangeran kampus dikampus ini pasti banyak para mahasiswi yang menyukai kamu, apa kamu tidak tergoda dengan mereka?" Jessica tidak menjawab pertanyaan Diego. Ia malah kembali bertanya pada Diego.
" Tentu tidak sayang aku bersikap seperti ini hanya kepadamu. Walau banyak wanita yang lebih cantik dari dirimu aku akan tetap memilih bersamamu. Sebenarnya ada apa dengan mu, kenapa kamu bertanya seperti ini padaku, Apa kamu mulai meragukan rasa cintaku padamu?" jawab Diego dengan menatap dalam wajah wanita yang ia cintai.
" Maafkan aku Diego... Kemarin aku sangat yakin kepadamu tapi tidak dengan hari ini." Jawaban Jessica membuat Diego membulatkan kedua matanya.
" Kenapa??!... Kenapa bisa begitu sayang? Apa yang membuatmu menjadi seperti ini?? Jess.. Katakanlah apa yang menyebabkan kamu tidak yakin padaku seperti ini!! Jika aku salah katakan dimana letak kesalahan ku dan tolong maafkan aku, jika kamu ingin aku berubah aku siap untuk berubah menjadi apa yang kamu mau sayang. Asal kamu tetap bersama ku" ucap Diego bertanya dan meminta penjelasan dengan penasaran, raut wajah cemas sangat nampak terlihat dari wajahnya.
" Apakah kau pernah menghianatiku Diego?" Jessica tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Diego. Jessica memilih kembali bertanya.
" Tentu tidak sayang aku tidak pernah mengkhianatimu." jawab Diego dengan mantap tapi raut wajah cemasnya masih begitu terlihat.
" Benarkah itu?" tanya Jessica tak yakin.
" Tentu sayang... Apa kamu sebegitu tidak yakinnya, hingga menyudutkan ku dengan terus bertanya-tanya padaku?" tanya Diego berusaha meyakinkan Jessica.
"Bolehkah aku menjawab dengan jujur? Tentang perasaanku saat ini." jawab Jessica.
" Tentu sayang katakanlah yang sejujurnya, Aku menyukaimu karena kamu yang selalu berkata jujur padaku dan sikapmu yang selalu apa adanya.Tolong katakanlah padaku sayang aku tak akan marah pada mu!" ucap Diego yang meminta kejujuran yang dirasakan Jessica.
" Aku sedang tidak yakin tentang dirimu Diego, tidak yakin akan kejujuranmu, tidak yakin akan ketulusanmu, dan tidak yakin akan cintamu padaku, Ada sebab dari semua ketidak yakinan ku pada mu." tutur Jessica dengan menatap bola mata Diego.
"Apa yang menyebabkanmu tidak yakin dan meragukanku sayang?"tanya Diego penasaran.
"Penyebabnya adalah Kak Cynthia. Katakanlah dengan jujur ada hubungan apa kamu dengan kakakku? Apa yang telah kalian lakukan dibelakangku? Katakanlah sesuatu tentang Kak Cynthia yang tidak ku ketahui, ceritakan padaku sejauh mana hubungan kalian dibelakang ku? Katakan apa yang kalian sembunyikan dariku!!" ujar Jessica dengan penuh emosi dengan rasa sesak di dadanya.
" Cynthia...kakakmu? Aku punya hubungan dengan kakakmu, kamu jangan bercanda Jess, kenapa dengan kakakmu? Apa yang dia katakan hingga kamu bicara seperti ini kepadaku? Apa dia memfitnahku, hingga kamu bersikap seperti ini padaku?" tanya Diego.
" Bisakah kamu tidak membalikkan bertanya padaku ,di sini aku yang butuh penjelasan tentang hubunganmu dengan Kak Cynthia, katakanlah Diego kumohon, meski itu menyakitkan untukku, aku sangat menginginkan kejujuran mu Diego." ucap Jessica menahan sesak di dadanya.
" A...aku... aku... aku tidak ada hubungan apa-apa dengan kakakmu ta...tapi...tapi aku...."
"Tapi apa Diego?"
"Tapi aku dan Cynthia pernah tidur bersama saat kami keluar dari club malam saat itu, itu kami lakukan karena kami sedang mabuk... Ini sebuah kecelakaan yang tidak disengaja sayang karena saat itu aku sedang tidak sadar, aku dalam pengaruh alkohol. Awalnya aku hanya menemani kakakmu, aku lihat dia sangat kalut seperti banyak masalah makanya aku menemaninya. Aku khawatir dia bisa saja ditiduri oleh pria hidung belang karena terlihat mabuk berat, kamu tau sendiri bagimana cara kakakmu berpakaian, terlalu seksi dan terbuka." terang Diego pada Jessica.
Jessica berusaha bersikap tenang mendengar penjelasan Diego. Namun dibalik sikapnya yang tenang ia sedang menahan emosinya di dalam dadanya yang mulai memompa jantungnya lebih cepat.
" Terima kasih telah menjaga kakakku saat itu Diego, kakakku memang tidak ditiduri oleh pria hidung belang saat itu tapi kakakku berhasil ditiduri olehmu, bilang saja kamu tergoda dengan tubuh indahnya bukan? Aku memang tidak secantik dan seseksi seperti kak Cynthia, maafkan atas kekuranganku ini, memang aku tak pantas untukmu, dari awal aku harusnya sadar aku dan kamu bagaikan bumi dan langit, aku terlalu berharap menjadi Cinderella seperti di negri dongeng, aku lupa bahwa ini adalah dunia nyata.. maafkan aku" ucap Jessica dengan nada sedikit meninggi diawal kemudian suaranya merendah perlahan dan Jessica mulai menundukan kepalanya membiarkan air matanya jatuh mengalir begitu saja membasahi pipinya.
" Maafkan aku Jessica... aku sudah khilaf." ucap Diego sambil duduk bersimpuh memohon maaf dengan memegang kedua tangan Jessica.
" Apa maaf mu bisa mengembalikan rasa percayaku padamu? Tidak Diego, terlebih lagi sekarang Kak Cynthia hamil Diego." ucap Jessica dan berusaha melepas genggaman tangan Diego.
Deg!
Deg!
Diego begitu terkejut mendengar perkataan Jessica tentang kondisi Cynthia yang tengah hamil.
" Tidak Jessica... itu bukan Anakku... karena saat kami bercinta Cynthia terus meracau bahwa dirinya hamil anak Berry." jawab Diego mengelak.
Dia berusaha meyakinkan Jessica dengan memberikan Jessica alasan namun usaha Diego sia-sia.
" Anak dirimu ataupun anak Berry, tetap saja apa yang kamu lakukan tidak bisa aku benarkan dan aku maafkan, aku tidak bisa menerima penghianatan ini. Maafkan aku Diego meskipun aku mencintaimu tapi aku mau hubungan kita cukup sampai disini... Maafkan Aku.. Aku mohon tinggalkan aku sendiri di sini aku butuh ketenangan Diego." pinta Jessica dengan suara bergetar menahan emosi yang menyesakkan di dada.
"Tidak sayang... Kumohon jangan... Jangan akhiri hubungan kita.. Aku mohon maafkan Aku... Aku gak mau kita putus. Aku harus berbuat apa agar mendapat maaf darimu aku tidak mau hubungan kita berakhir, Aku sayang kamu Jess, Aku cinta sama kamu." pinta Diego dengan berusaha memeluk tubuh Jessica tapi Jessica terus menolak dan mendorong dada bidang Diego sekuat tenaga.
" Pergilah Diego biarkan aku sendiri. Kamu bisa tanpa diriku. Kita cari kebahagiaan kita masing-masing, kita hidup di jalan kita masing - masing Diego.... Semula aku selalu berfikir aku tidak pantas untukmu karena aku hanya wanita yang dari kelas rendah tapi fikiran ku itu salah, kaulah yang tak pantas untukku, kamu memang tak pernah menyentuhku atas permintaanku tapi kamu sampai hati menyentuh kakakku, perbuatan mu sangat kejam dan menjijikan Diego." ucap Jessica.
Jessica berusaha tegar untuk meluapkan unek-unek yang ada di dalam hatinya pada Diego.
" Nggak sayang aku nggak bisa hidup tanpa kamu aku mohon jangan tinggalkan aku, maafkan aku sayang, aku memang kotor, aku memang jahat dan kejam. Tapi tolong beri aku kesempatan kedua untuk memperbaikinya, aku berjanji tak akan mengulanginya lagi... aku mohon Jessica." Diego masih tetap memohon pada Jessica. Namun Jessica sudah teguh dalam pendiriannya untuk berpisah.
" Tentu bisa Diego aku yakin kamu tentu bisa tanpa aku, buktinya kamu bisa meniduri kak Cynthia di belakangku tanpa berfikir bagaimana dengan diriku, bagaimana dengan perasaanku jika aku mengetahuinya nanti, sepandai-pandainya kamu menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga baunya Diego." ujar Jessica dengan sinis.
" Maafkan aku Jessica... Aku telah melukaimu... Menghianatmu... Aku juga sudah tak menghargaimu sebagai kekasihku karena telah tidur dengan kakakmu...Baiklah jika kamu memang butuh waktu untuk sendiri. Aku hanya berharap ketika kamu sudah tenang kamu bisa memaafkan kesalahan ku dan kembali lagi padaku... Aku menunggu saat itu.Dan ingat sayang, aku tidak mau hubungan kita berakhir. Aku hanya memberi waktu padamu untuk menyendiri bukan untuk mengakhiri." ucap Diego kemudian dia pergi menjauh dari Jessica dan membiarkan Jessica menenangkan dirinya di tepi danau.
" Jangan membuang waktu kamu Diego untuk menunggu diriku karena aku tak akan kembali kepada orang yang telah menggoreskan luka di hatiku bagiku hubungan kita sudah berakhir sejak hari ini detik ini juga" batin Jessica.
Flashback off
Jessica baru saja tiba di rumahnya pukul 21. 00 WIB. ia melihat sang ayah duduk di teras rumah ditemani secangkir kopi dan sebatang rokok yang sedang dihisapnya. Sang ayah pun melihat kedatangan Jessica, Ayahnya melihat Jessica begitu lesu berjalan menghampirinya.
" Baru pulang nak?" sapa ayah pada Jessica.
" Iya, Ayah... aku baru saja pulang" jawab Jessica dengan lesu.
" Nak, duduklah dulu di sini, temani ayah ada yang ingin Ayah sampaikan padamu" pinta ayah.
"Iya… Ayah" jawab Jessica kemudian duduk di salah satu bangku yang ada di teras itu.
" Jessica, tentunya kamu tahu permasalahan yang kita hadapi saat ini, Ayah ingin meminta sesuatu kepadamu nak, Ayah harap kamu bisa mengabulkan permintaan Ayah, Ayah tahu ini berat bagimu karena menyangkut perasaanmu tapi ini juga demi kebaikan kita bersama" ujar ayah.
" Iya ayah... Apapun yang Ayah minta demi kebaikan keluarga ini dan selagi Jessica masih bisa Jessica akan melakukannya ayah" ucap Jessica.
" Terima kasih nak, Karena kamu telah mau mengerti ayah, Kamu memang anak yang baik . Nak bisakah kamu berhenti berhubungan dengan Diego, Ayah yakin kamu telah mendengar sendiri dari pernyataan Cynthia tadi pagi tentang apa yang telah Diego lakukan kepada kakakmu itu" ucap ayah.
"Ayah... sungguh aku tidak percaya semua ini terjadi padaku dan pada keluarga kita. Awalnya aku menolak untuk percaya ayah.. Karena aku sangat mencintai Diego dan tidak percaya dia bisa mengkhianatiku... Tapi hari ini aku... Aku sudah menemui Diego dan Diego juga sudah mengakui perbuatannya, Aku sungguh kecewa dengan semua ini ayah, kecewa dengan keadaan ini, kecewa dengan orang yang aku cintai dan sayangi dan kecewa dengan Kak Cynthia...Mengapa mereka sampai hati melakukannya dibelakang ku? Begitu kejam dunia ini kepadaku ayah hiks hiks hiks hiks... dan sekarang tanpa Ayah meminta pada ku, aku juga sudah mengakhiri hubunganku dengan Diego Ayah. Bahkan aku sudah memblokir nomornya di ponsel ku agar dia tidak bisa lagi menghubungiku... Saat ini aku mohon padamu Ayah biarkan aku sendiri...Bolehkah aku menenangkan diriku ...Aku butuh waktu untuk menghapus lukaku ini Ayah ...untuk menjalani hidup kedepannya tanpa harus mengingat-ingat lagi kejadian ini. Dan ini pasti akan sulit bagi ku... tidak akan ada wanita yang mau di posisi ku ayah" ucap Jessica panjang lebar diakhiri dengan suara tangis yang menyayat hati. Siapa yang dapat menerima dikhianati terlebih dikhianati oleh orang yang disayangi dan juga kakak kandungnya sendiri.
" Maafkan kesalahan kakakmu nak, dia tak sengaja melakukannya karena saat itu dia sedang mabuk, itu yang Cynthia katakan kepada ayah dia melakukan dengan Diego dalam kondisi tidak sadar" ucap Ayah sambil mengelus-elus pundak Jessica dengan lembut.
"Aku memang sudah memaafkan mereka, tapi untuk sikapku kembali seperti dulu mungkin itu sungguh sangat sulit ayah dan aku butuh waktu untuk itu ayah... butuh waktu untuk menghapus luka ini, tolong ayah mengerti sedikit perasaan ku" ucap Jessica lirih.
" Ayah mengerti Nak kamu memang membutuhkan waktu untuk menghapus luka ini, tapi ayah berpesan kepadamu cintailah keluargamu melebihi Cintamu kepada Diego, segeralah berdamai dengan hati dan pikiranmu nak, ingatlah walau bagaimanapun Cynthia adalah kakakmu. Lihatlah kondisinya saat ini, kita harus menguatkan dia, kini ia hamil tanpa sosok seorang suami yang mendampinginya...Ayah tidak mau kondisi kesehatannya terganggu karena sikapmu nanti... Ayah harap kamu tidak mengacuhkannya terlalu lama, Ayah sangat paham akan sikapmu jika kamu marah kamu akan diam 1000 bahasa.. Sikapmu yang seperti itu sangat berpengaruh nantinya terhadap kesehatan mental dan perkembangan janin di kandungannya, bukan Ayah tidak mau mengerti perasaanmu, Tapi saat ini ada janin yang tidak berdosa yang harus kita pikirkan dan harus kita pentingkan... Bukankah ayah mengajarimu untuk tidak menjadi manusia yang egois nak?" terang Nico pada putrinya. Mencoba memberikan pengertian namun seakan memaksakan kehendaknya.
" Iya Ayah...Jessica paham.." ucap Jessica dengan wajah yang tertunduk.
“Mengapa ayah seakan tak mengerti diriku dan lebih mementingkan Kak Cynthia?” batin Jessica.
"Masuklah nak! Bersihkan dirimu kemudian beristirahatlah" perintah Nico pada putrinya.
Jessica bangkit dari duduknya kemudian masuk ke dalam rumah, Ia pergi memasuki kamarnya, menaruh tas di sembarang tempat kemudian membanting tubuhnya keranjang. Beberapa saat dia memejamkan matanya, terlihat butiran air bening jatuh dari kelopak matanya.
Tuhan sesakit inikah rasanya cinta yang dikhianati. Tuhan kumohon Jadikan Aku Wanita yang kuat dan tegar. batin Jessica.
Keesokan harinya
Seluruh keluarga Nico duduk bersama di meja makan untuk sarapan pagi. Suasana hening tanpa suara tercipta di ruang makan, hanya dentingan sendok garpu berada di atas piring mereka yang berbunyi.
" Jessica Ayah harap kamu mengingat pembicaraan kita semalam" ujar ayah karena melihat raut wajah Jessica yang tidak bersahabat.
" Ibu, Ayah berangkat kerja dulu, jangan lupa untuk antarkan Cynthia ke dokter kandungan hari ini" tambah Ayah lagi.
Ayah bangkit dari kursinya kemudian ibu mengikuti kepergian ayah dari belakang. tersisalah Jessica, Cynthia, dan abang Leon di meja makan.
" Jess, kamu nggak ngampus hari ini?" tanya Leon memecahkan keheningan.
" Ngampus Bang, kenapa Bang?" jawab Jessica singkat.
" Kerja kamu nanti? " tanya Leon lagi.
"Kerja Bang nanti habis ngampus" jawab Jessica.
" Abang harap apapun kegiatan kamu di luar sana kamu bisa jaga diri, Abang nggak mau kejadian ini terulang lagi. Abang malu sama tetangga, terutama Abang malu sama calon mertua abang, mau taro dimana muka abang kalau mereka sampai tahu" ucap Leon penuh amarah kemudian menghentikan sarapannya dengan membanting sendok dan garpu ke piring makannya.
"Pranggg..." suara garpu dan sendok yang dibanting oleh Leon.
Jessica dan Cynthia terkejut dibuatnya. Mereka hanya bisa mengelus dada setelah kepergian Leon dari ruang makan.
" Semarah itukah kau pada ku Bang? Maafkan aku yang mengecewakanmu Bang" batin Cynthia.
Setelah kepergian Leon tinggallah Cynthia dan Jessica di meja makan, keheningan kembali tercipta di sana. Sesekali Cynthia melirik Jessica, namun Jessica bersikap acuh padanya ia tetap fokus dengan sarapan yang sedang ia santap, hingga sarapannya selesai Jessica tidak mengeluarkan sepatah kata apapun, ia meninggalkan meja makan tanpa berpamitan seperti yang Leon lakukan tadi, Ia benar-benar tidak menghiraukan keberadaan Cynthia.
" Maafkan aku Jess, Maafkan kekhilafanku, aku hanya korban.. ya aku ini korban... di sini yang merasa tersakiti tidak hanya kamu, tapi aku dan juga calon bayiku…Saat ini aku lebih membutuhkan Diego daripada dirimu" Batin Cynthia lirih. Butiran bening dari kelopak mata Cynthia pun jatuh. Ia menundukkan kepalanya melihat perutnya yang masih datar ia mengelus perutnya membelai dengan lembut.
" Sabar ya nak, mungkin saat ini Om dan tantemu sedang marah kepada mami tapi Mami yakin ketika kamu telah hadir didunia ini, mereka akan menyambut kehadiranmu dengan sukacita dan kamu akan memilki Papi yang kaya seperti Papi Diego" batin Cynthia sambil mengelus-ngelus perutnya yang masih rata.
*
*
*
Di kampus Jessica benar-benar tidak konsen untuk mengikuti mata kuliah pagi ini pasalnya beberapa kali dosen melihatnya sedang melamun dan kadang pergerakan kepalanya yang menggeleng-geleng seakan Dia sedang sibuk berbicara dan berandai-andai dengan pikirannya sendiri.
"Gue harus gimana? Gue gak bisa keliatan sedih kaya gini terus, lalu gimana dengan permintaan ayah tentang sikap gue ke Kak Cynthya, gue gak bisa bersikap biasa aja sama dia habis gimana kalau gue liat dia gue jadi inget sama Diego, mana kadang otak gue suka mesum ngebayangin gimana Diego ngelakuin itu sama Cynthia...Duh berat banget si hidup gue, Apa ya yang harus gue lakuin biar gue cepet move on. Apa gue harus pura-pura aja ya. Ya bener gue harus pura-pura. Contohnya gue harus pura-pura hidup gue baik-baik aja lama-lama gue jadi baikkan, dan gue juga harus pura-pura bahagia supaya gue cepet bahagia beneran, gue harus semangat.... Semangat Jessica... Semangat, Semoga Tuhan sudah menyiapkan jodoh yang terbaik untuk gue nanti... Amiin" pergulatan batin Jessica.
Ketika jam mata kuliah usai ,Jessica sebelum berangkat ke kantor dia menyempatkan waktu untuk ke kantin terlebih dahulu. Dia harus mengisi tangki perutnya karena di kantor nanti tenaga dan emosinya akan terkuras oleh bos yang menyebalkan. Bekerja dengan Fabian bukanlah hal yang mudah. Ada-ada saja tingkah Bosnya itu memerintah Jessica untuk melakukan ini dan itu sesuka hatinya tidak sesuai dengan job description.
Jessica duduk di salah satu bangku kantin, Ia memesan semangkuk soto ayam dan sepiring nasi. ketika ia sedang melahap makanannya kedua sahabatnya datang.
" Jessie... Jessie..." panggil Anna.
"Apa..." jawab Jessica singkat dengan nada lesu.
" Halo Jessica ku, lo minum obat waras ya hari ini tumben gak merepet kayak petasan, tadi juga dosen kayaknya merhatiin lo terus tuh, mahasiswi terbaiknya tumben kebanyakan ngelamun sama bengong, badannya dikelas fikirannya kemana-mana... pergi kemana tuh fikiran ke om duda ya hahaha" ucap Endah sambil menggoyang-goyangkan bahu Jessica
" Aduh Endah pusing ngapain sih lu goyang-goyangin gue, ganggu gue lagi makan aja lu pake ngomongin Om Duda segala" keluh Jessica
" Pusing kenapa sih lo, kelihatannya sensi banget digoyangin gitu aja sama Endah langsung sewot" timpal Anna
" Mungkin dia nggak pusing kalau digoyangin sama si Om Duda malah minta lagi Om dan lagi Om masih mau hahaha" goda Endah kepada Jessica
" Oh iya ya hahaha... Otak lu benar-benar mesum banget ndah hahahahaha... Benci jadi cinta nih kayaknya temen kita ini makanya dia pusing. Gara-gara cinta lu nggak terbalas ya sama Om Duda ya Jes?" timpal Anna meledek.
" Eh Anna jangan ngomong kayak gitu ada Diego tuh... Nanti Diego dengar bisa terjadi perang dunia nih" ucap Endah melihat kedatangan Diego ke kantin.
Ketika mendengar perkataan Endah tatapan mata Jessica langsung mengarah kepada Diego yang sedang mencari kursi kosong di kantin.
" Lah kok dia nggak duduk di sini sih malah duduk di situ, Lu kenapa dah sama dia Jes?" tanya Anna
"lu Berantem sama dia Jess?" tanya Endah penasaran.
" Bukan berantem lagi tapi gue udah bubaran sama dia." jawab Jessica singkat
"APA BUBARAN???" Pekik Endah dan Anna bersamaan karena terkejut.
" Gue nggak salah denger nih" tanya Endah meyakinkan.
"Nggak" jawab Jessica singkat.
" Wah trending topik nih Pangeran kampus kita putus sama Cinderella nya." ucap Endah meledek
" Ntar juga balikan lagi Gue rasa." ucap Anna tak yakin
" Iya bener... Ntar juga balikan lagi, mana bisa Cinderella tanpa si pangeran" tambah Endah.
"Nggak gue nggak akan balikan lagi sama dia gue nggak mau walaupun dia ga terima gue putusin. Tapi bagi gue ya udah berakhir. Bodo amat deh sama dia gimana. Udahlah jangan bahas lagi dia bikin mood gue tambah rusak hari ini" ucap Jessica.
"Lu kenapa si sama dia? Sebagai teman gue berharap lu baik-baik aja tapi lu utang penjelasan sama gue Jess, Kenapa lu bisa putus sama dia coba masalahnya nggak ada angin nggak ada hujan Jes" ucap Endah.
" Nanti gue jelasin kalau gue udah siap" ucap Jessica.
" Oke Jess, kita tunggu lu siap dan lu harus inget ketika lu punya masalah lu itu nggak sendiri. Lu tuh masih ada kita yang sangat perduli sama lu makanya lu tuh cerita sama kita berbagi suka dan duka lu ke kita Jes" ujar Anna kemudian memeluk Jessica.
Melihat Anna memeluk Jessica Endah pun ikut memeluk Jessica. Mereka nampak seperti Teletubbies yang sedang berpelukan.
" Iya Anna Makasih ya kalian memang sahabat yang baik" ujar Jessica.
Setelah menghabiskan semangkuk soto ayam dan sepiring nasinya tanpa berlama-lama Jessica pun langsung berangkat bekerja. Dia meninggalkan kedua sahabatnya di kantin. Dia berjalan menuju parkiran kampus.Ketika telah sampai di parkiran kampus lagi-lagi Jessica bertemu dengan Diego, sepertinya Diego juga hendak mengambil kendaraannya.
"Ahhh sempit sekali duniaku hari ini Tuhan selalu bertemu dengan dirinya..ughhh" batin Jessica.
Berbeda dengan tatapan Jessica yang penuh dengan rasa kesal dan benci karena sudah dua kali bertemu dengan Diego, lain halnya dengan Diego. Diego menatap Jessica dengan penuh damba dan kerinduan.
" Aku sangat mencintaimu Jessica, biarlah saat ini kamu membenciku sayang, aku yakin suatu saat nanti ketika emosi mu sudah mereda kamu akan kembali lagi padaku, memaafkanku dan menerima semua kesalahanku padamu, Dan kita akan memulai hubungan kita dari awal lagi" batin Diego penuh harap.
Jessica langsung mengendarai kendaraaannya, ia melewati Diego begitu saja, benar-benar mengacuhkan keberadaan Diego walaupun Diego terus saja menatapnya, seakan meminta kesempatan waktu untuk bicara lagi dengan Jessica. Ingin mencoba menjelaskan dan memohon maaf agar Jessica kembali padanya.
"Hufft.. semoga hari ini Om Duda tidak bertingkah menyebalkan... karena mood ku sudah rusak melihat Diego terus hari ini" batin Jessica saat mengendarai motor meticnya.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya... biar aku makin semangat updatenya😊😋
Setelah memarkirkan sepeda motornya Jessica berjalan santai memasuki kantor tempat di mana dia bekerja paruh waktu selama 7 bulan belakangan ini. Ketika ia hendak memasuki lift dia bertemu dengan Ibu Lia HRD perusahaan Nagaswara.
"Selamat siang Bu lia " sapa Jessica dengan ramah.
" Siang juga Jessica, kamu baru datang? " tanya Bu Lia pada Jessica.
"Iya Bu."
"Bagaimana dengan kuliahmu, Jess?" tanya Bu Lia.
"Alhamdulillah lancar bu kuliah saya" jawab Jessica.
"Ting.." suara pintu lift terbuka. Jessica dan Bu Lia pun akhirnya memasuki pintu lift yang telah terbuka.
" Oh iya Jes, Ibu dengar dari Sisil kamu akan libur kuliah dua bulan ya, dan katanya mulai minggu depan kamu sudah libur? " tanya Ibu Lia ketika di dalam lift.
" Iya bu saya akan libur 2 bulan karena saya sudah selesai ujian akhir semester" jawab Jessica.
"Kalau begitu mulai minggu depan kamu sudah bisa masuk full dong ya dari pagi sampai sore tentu saja nanti gaji kamu ibu sesuaikan dengan jam kerja kamu, karena Pak Fabian sudah berkali-kali bertanya kapan kamu bisa masuk satu hari penuh" terang Ibu Lia.
" Kok gue kayak ngerasa si Boss angkuh ini punya rencana buat ngerjain gue ya... sampai nanyain kapan gue bisa masuk seharian penuh segala kayanya yang kerja paruh wakru gak cuma gue doank... hmm... jangan -jangan biar dia bisa puas ngerjain gue seharian nih, makanya dia sampai penasaran nanya sama Bu Lia kapan gue bisa masuk full" batin Jessica kesal jika memang dugaannya benar.
" Bagaimana Jes, Apa kamu bisa?" tanya Bu Lia menghentikan dialog di batin Jessica.
"Baiklah Bu, Siap nggak siap bu tapi sayangnya hanya 2 bulan ini saja saya bisa masuk full karena kalau sudah masuk kuliah saya tidak bisa bu" terang Jessica.
" Baiklah Ibu paham." ucap Ibu Lia kemudian meninggalkan Jessica yang tetap berdiri mematung di dalam lift meskipun pintu lift sudah terbuka. Dia masih asik berdialog dengan pikirannya sendiri.
" Harus siap mental nih gue dikerjain sama dia atau gue harus punya strategi ngerjain dia balik hahaha" batin Jessica lagi.
Setelah keluar dari lift Jessica masuk ke ruang account executive ya Jessica ditempatkan di bagian account executive di perusahaan Nagaswara Group. Seperti biasa Jessica membuka pintu dengan mengucapkan salam.
"Selamat siang semuanya" sapa Jessica dengan memasang wajah yang ramah, namun tak satupun temannya di ruangan tersebut menjawab salam dari Jessica, karena ada Fabian sedang briefing tentang event yang akan diselenggarakan di kota M.
"Siang menjelang sore, jam segini baru datang. Ketika semua orang hampir menyelesaikan pekerjaannya kamu baru datang" ucap Fabian dengan nada Ketus menjawab sapaan Jessica.
" Eh Bapak... Maaf pak, jam kuliah saya tadi sedikit nambah" Ucap Jessica salah tingkah melihat Fabian ada diruangnya.
"Bapak- bapak enak saja memanggil saya Bapak Emangnya saya bapak kamu? " sahutnya ketus.
" Maaf ya pak kalau Bapak nggak mau dipanggil Bapak sama saya. Terus saya manggil Bapak apa dong? Gak mungkinkan saya panggil bapak om."ucap Jessica dengan nada meledek.
" Om Kata kamu emangnya saya Om kamu, bicara dengan kamu membuat tekanan darah saya naik" ucap Fabian kemudian bangkit dari kursi yang ia duduki, kemudian berjalan melewati Jessica begitu saja.
" Jessica setelah ini jangan lupa kamu buatkan saya secangkir kopi seperti biasa saya tunggu di ruangan saya" perintah Fabian ketika dia berada di muka pintu, kemudian melanjutkan langkah kakinya meninggalkan ruangan account Executive dengan membanting pintu ruangan tersebut.
"Tuh orang kenapa si, demen banget banting pintu kalau ada Jessica? Atasan si atasan tapi jantung gue nih kaya mau copot, lama-lama gue punya penyakit jantung deh nih, karena sikap tempramennya" seloroh Aldo teman kantor Jessica.
"Ia tuh duda setiap kali ketemu gue selalu aja disuruh bikin kopi udah kayak tukang kopi nih gue bang ,ini kantor apa warkop" timpal Jessica.
Ternyata percakapan mereka didengar oleh temannya Sisil. " Udah buatin aja nggak usah ngedumel terus, mungkin dia udah kecanduan sama kopi buatan lo, anggap aja lu lagi training bikin usaha warung kopi, katanya mau jadi enterpreneur. " timpal Sisil.
" Iya deh gue buatin, karena gue masih betah kerja di sini ntar kalau gua nggak buatin kopi dia bisa pecat gue ya kan mbak Sisil, hilang pundi-pundi uang gue buat mulai usaha?"sahut Jessica.
" Tuh tahu, ya sudah sana buatin kopinya, jangan sampai dia menunggu terlalu lama! Bisa-bisa dia berubah jadi banteng karena emosi ke lu Jess" ucap Sisil memberi perintah pada Jessica.
Jessica pergi ke pantry untuk membuat secangkir kopi untuk Fabian. Dia meracik secangkir kopi dengan tiga sendok teh kopi hitam robusta ditambah satu sendok teh gula pasir low sugar. Racikan kopi Jessica sangat pas di lidah Fabian sehingga Fabian sangat candu dengan kopi buatan Jessica.
"Ini Om duda suka banget pahit, apa kehidupannya sepahit kopi ya? Kalau kehidupan Om pahit sini Jessica buat manis hahaha" batin Jessica tertawa geli mendengarkan kata hatinya yang sangat memuja Fabian. Entah mengapa jika di kantor bertemu dengan Fabian Jessica seakan lupa akan rasa sakit hatinya pada Diego. Apa semua itu karena karisma yang Fabian miliki membuat Jessica dengan mudahnya berpaling dari Diego.
Selesai membuat kopi Jessica langsung menuju ke ruang Fabian yang masih satu lantai dengan ruangannya.
"Tok... tok ....tok" suara pintu ruangan Fabian diketuk oleh Jessica.
" Masuk!!! " perintah Fabian.
Setelah mendapatkan perintah untuk memasuki ruangan Fabian Jessica pun masuk ke ruangan Bosnya itu.
"Letakkan saja di meja sofa Itu saja Jess." perintah Fabian. Jessica menuruti perintah Fabian Jessica kemudian meletakkan kopinya di meja sofa yang menghadap meja kerja Fabian. Ketika Jessica ingin keluar dari ruang Fabian, Fabian menahannya untuk pergi.
"Tunggu sebentar Jessica, Ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu duduklah di sofa itu." perintah Fabian.
Jessica menganggukkan kepalanya kemudian duduk di sofa yang ditunjuk oleh Fabian, secara tidak langsung Jessica duduk berhadapan dengan Fabian, Jessica menunggu beberapa saat karena terlihat Fabian sedang menandatangani beberapa berkas-berkas,tak lama kemudian Pak Fabian menghampiri Jessica dan duduk bersama di sofa tersebut.Fabian duduk dengan santai kemudian menyeruput kopi buatan Jessica.
" Hmm rasanya selalu enak tidak pernah berubah seperti buatan barista" batin Fabian.
"Oh iya, Saya memanggil kamu kemarin untuk memberikan tugas baru untuk kamu minggu depan, baru saja Bu Lia memberitahu kepada saya kalau kamu sudah bisa masuk full di minggu depan, apa betul?" ucap Fabian.
"Iya Pak" Jawab Jessica singkat.
" Kamu sudah siap dengan tugas yang saya berikan nanti? tugas yang akan saya berikan ini sangat membutuhkan tanggung jawab besar dari kamu Saya harap kamu tidak mengecewakan saya" ujar Fabian.
"Insya Allah saya siap pak dan Insya Allah saya akan bertanggung jawab akan tugas yang Bapak berikan" ucap Jessica.
"Palingan juga om duda ngasih tugas cuma ngerjain gue aja kaya biasanya, tugas gila apa lagi yang mau dia kasih" batin Jessica.
" Baiklah kalau begitu ,saya akan sebutkan tugas kamu mulai minggu depan pertama di pagi hari sekitar jam 09.00 kamu harus sudah menyiapkan kopi di meja kerja saya, mau saya ke kantor atau tidak pokoknya kamu harus menyiapkan kopi itu. Kedua sebelum makan siang kamu harus sudah berangkat menjemput kedua putri saya di sekolah. Ketiga pastikan anak saya makan siang dengan menu yang sehat, saya mengizinkan kamu makan siang bersama anak-anak saya, jadi kamu jangan alasan telat jemput karena makan dulu atau kamu sakit alasan karena telat makan. Keempat setelah makan siang antarkan anak saya ke tempat les di Nusantara tunggu sampai Deddy Saya menjemput anak-anak saya setelah itu kamu boleh kembali ke kantor lagi dan tidak lupa kamu langsung cek keradaan saya dan buatkan kopi lagi untuk saya jika saya ada dikantor. Dan nanti untuk antar jemput anak saya kamu diantar oleh Toto sopir kantor. Oh iya satu lagi, mulai minggu besok kamu sudah tidak usah lagi berangkat ke kantor dengan sepeda motor. Kamu bisa sekalian diantar jemput dengan Toto sopir kantor, dan untuk jam kerja kamu mengikuti jam kerja saya mulai minggu depan. Jadi kalau saya lembur ya kamu ikut lempur kalau saya pulang lebih awal kamu bisa pulang tepat waktu. Oke paham ya sekarang kamu boleh keluar!" jelas Fabian panjang dan lebar kemudian menggibas tangan kanannya menyuruh Jessica untuk keluar dari ruangannya.
"Isss...Om duda ga sopan, belum denger tanggapan gue... gue udah disuruh keluar... dasar egois " gerutu Jessica di muka pintu.
Ketika di luar pintu ruangan Fabian Jessica berdiri sejenak dan berpikir sambil memeluk nampan yang ada ditangannya " Kok gue ngerasa kayak jadi baby sisternya Pak Fabian dan anaknya ya? Tuh kan bener dia emang pengen ngerjain gue, ini tuh nggak sesuai banget sama job description gue sebagai AE ( Account Executive), ughhhh.... dasar nyebelin mentang- mentang gue ngelamar disini cuma pakai ijazah SMA, dia perlakukan gue kaya gini. Uuggghhh.... Ya udahlah terima aja nasib gue yang penting gue masih kerja dan masih dapat gaji" batin Jessica.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!