NovelToon NovelToon

Tunangan Palsu

Bab. 1 Perjanjian

"Tujuan terakhir dari tawaran ini adalah ... kamu bisa menggantikan puteri ku yang masih belum sadar dari koma demi sebuah pertunangan dengan keluarga Candika," terang Nyonya Anne yang masih cantik itu dengan lambat sekaligus penuh dengan tekanan bahwa ini sangat penting baginya. Lisa mendengarkan dengan seksama.

"Jadi ... saya hanya akan berperan sebagai puteri anda_Yora, saat di perlukan?" tanya Lisa untuk menegaskan lagi apa benar pemikirannya sama dengan Nyonya Anne.

"Ya." Nyonya Anne mengangguk.

"Mereka akan menemukan bukti bahwa saya bukan Yora yang asli. Karena walaupun kami mirip, kita bukan kembar. Pasti banyak perbedaan." Lisa benar soal itu.

"Tidak. Mereka tidak terlalu memikirkan soal perbedaan itu," ujar nyonya Anne yakin. Dahi Lisa berkerut.

"Bukankah itu aneh?" Lisa sepertinya bukan orang yang diam saja saat mendengar kejanggalan seperti ini apalagi menyangkut dirinya. Nyonya Anne terdiam.

"Mereka tahu Nayora sempat mengalami koma, jadi mungkin mereka melihat perbedaanmu dengan Yora sebelumnya karena di sebabkan oleh trauma dari komanya yang lumayan lama," jelas beliau.

O ... maka dari itu Nyonya Anne merasa tidak takut melakukan sandiwara ini. Lisa paham.

"Kecuali kamu sendiri yang mengatakannya," imbuh Anna. Ini bagai sebuah penegasan bahwa semuanya tidak akan gagal jika bukan karena keteledorannya.

Lisa tahu mata lembut itu menatapnya dengan harapan, dia tidak akan menggagalkan rencananya. Lagipula, mereka sudah terikat hubungan simbiosis. Saling membutuhkan dan menguntungkan.

Ini adalah sebuah perjanjian. Ini sebuah kontrak antara Lisa dan Nyonya anne. Perjanjian di atas kertas yang di tandatangani kedua belah pihak.

Ini pilihan jalan hidup yang spektakuler, tapi juga menggelikan. Mengagumkan juga menyedihkan. Bagaimana bisa Lisa memilih menyamar menjadi orang lain karena uang.

Namun semuanya demi bapak. Dia tidak akan bersusah payah setuju dengan perjanjian ini jika bukan karena bapak. Lagipula ia bisa bersenang-senang. Lisa masih muda. Masih bergairah dengan tantangan yang ada.

Bolehkah Lisa mengatakan itu? Kalau boleh, Lisa lebih memilih menjawab dengan itu. Karena itu lebih terasa seperti memang alasan yang sebenarnya. Daripada berkata aku "melakukannya demi membantu orang tua yang kesusahan" terdengar hanya seperti alasan saja.

Nyonya Anne juga mengajukan beberapa persyaratan. Lisa mengerti.

"Aku tidak perlu menjelaskan secara detail dan rinci tentang semuanya. Hanya tentang pertunangan ini saja yang perlu kau rekam baik-baik. Banu akan mengurus semua tentang persyaratanmu. Semuanya tentang puteri ku Yora, bisa kamu pelajari perlahan."

Laki-laki yang berumur sekitar dua puluh tujuh tahun di belakang nyonya, mengangguk. Mungkin dia adalah orang kepercayaan. Nyonya Anne meminum teh hijau di depannya perlahan. Sangat anggun dan berkelas.

"Ada yang perlu kamu tanyakan lagi tentang perjanjian ini?" tanya beliau menatap gadis muda di depannya dengan lembut namun tegas.

"Tidak ada. Semua sudah akan di penuhi oleh Anda. Tinggal saya yang harus melaksanakan perjanjian ini," kata Lisa yakin.

"Bagus. Berarti kamu setuju dengan semua persyaratannya yang aku buat." Nyonya Anne puas dengan perjanjian yang sudah mereka buat barusan.

"Tapi ada satu hal yang ingin aku ketahui soal pertunangan ini," kata Lisa sambil tetap menatap Nyonya cantik di depannya. "Ini pertunangan yang di dasari cinta di antara mereka berdua atau bukan?" tanya Lisa.

Tangan Nyonya Anne yang memegang cangkir teh berhenti mengambang di udara. Trek! Kemudian meletakkan cangkir teh di atas alasnya tanpa meminumnya.

"Apa yang sebenarnya ingin kamu ketahui?" Nyonya Anne memandang gadis muda di depannya lurus. Mungkin Nyonya Anne mulai berpikir ternyata Lisa mulai bertingkah.

"Maaf, kalau saya menyinggung Nyonya. Tapi saya juga perlu tahu soal itu. Karena saya harus bertindak sesuai dengan dasar landasan dari sandiwara ini. Bukankah saya harus berperan sebagai Yora? Bukankah terlihat sangat aneh jika saya tidak mengetahui soal itu?"

Nyonya Anne masih menatap lurus.

"Lakukan saja dengan benar. Itu perjanjian kita berdua tadi."

"Saya paham, Nyonya...," jawab Lisa mengerti. Nyonya Anne tidak ingin Lisa mengetahui sesuatu.

.......

.......

.......

...****************...

Bab. 2 Memulai misi

Lisa mulai di rias. Di dandani menjadi gadis manis puteri satu-satunya keluarga Wijaya. Lisa memang lebih terlihat mirip dengan gadis di dalam pigura besar di dinding itu, saat memakai baju warna peach dengan rambut yang di biarkan terurai panjang.

Dengan mengambil sedikit rambut di bagian atas telinga kanan dan kiri lalu dipilin dan menariknya kebelakang. Kemudian di ikat dengan pita panjang berwarna senada dengan gaun.

Lisa menatap takjub melihat dirinya sendiri di depan cermin. Dia tampak berbeda dari biasanya.

Wow ... aku memang mirip dengan anak orang kaya.

Lisa tertawa di dalam hati melihat penampilannya yang penuh kepalsuan ini. Nyonya Anne terdengar sibuk di luar ruangan. Berbicara dengan beberapa orang untuk memastikan acara berjalan dengan baik.

Menurut Nyonya Anne ini adalah pesta kecil. Namun kata kecil di sini, tidak punya arti yang sama dengan kata kecil di kamus kehidupan Lisa. Kalau penyambutan kecil bagi Lisa, ya ... hanya keluarga dan tetangga satu blok misalnya. Sebatas itu.

Namun di sini, di dalam kamus Nyonya Anne, kata kecil di artikan karena perayaan penyambutan di lakukan di rumah sendiri. Tepatnya di taman belakang rumah ini yang indah.

"Lisa nanti kamu ..." Nyonya Anne yang masuk ke kamar seorang gadis yang sekarang di pakai Lisa untuk berhias diri terdiam. Matanya meneliti gadis manis yang ada di depannya. Langkahnya pelan menuju tempat Lisa di rias.

Wajah itu mendadak haru. Ada kabur haru menyelimuti bola matanya. Tangan Nyonya Anne menyentuh wajah Lisa dengan lembut. Mengusapnya pelan dan tersenyum. Lisa terdiam melihat tingkah Nyonya Anne. Lalu secepat kilat melepaskannya dan menoleh ke perempuan muda di samping Lisa.

"Bagus Maya. Dia tampak manis sekali," puji Nyonya Anne yang takjub dengan hasil pulasan Maya. Dia juga orang kepercayaan Nyonya Anne yang biasa mengurusi putrinya. Dia paham betul bagaimana menjadikan seorang Lisa tampak mirip.

"Oke. Aku keluar dulu. Nanti aku akan kembali dan mengajakmu menemui orang-orang. Kamu bisa melakukan ini dengan baik. Aku yakin itu," kata Nyonya Anne tersenyum seraya menggenggam lengan Lisa kuat.

Sekarang Lisa memang semakin mirip dengan gadis pada bingkai foto saat berdandan manis seperti ini. Lalu Nyonya Anne mengelus lembut rambut Lisa. Di lihat dari foto dalam bingkai kemarin, memang gadis itu manis sekali.

Apakah berarti aku juga manis? tanya Lisa dalam hati. Dan dia semakin terkekeh dalam hati sampai-sampai mengelengkan kepala karena tidak percaya dengan apa yang di katakan Nyonya Anne barusan.

Ternyata perjanjian itu sudah t

"Selalu tersenyum ya, Lisa," kata Maya kasih semangat.

"Oke. Aku akan melakukannya sampai gigiku kering." Lisa tampak bersemangat. Maya tergelak bahkan terbahak-bahak. Dia tidak menyangka dapat mendengar kata konyol seperti itu dari orang yang saat ini berperan sebagai gadis manis.

"Dia tidak pernah mengucapkan hal konyol seperti itu," pesan Maya sambil menyeka air mata yang mengalir karena terlalu keras tertawa.

"Benarkah? Apa aku tidak boleh berkata seperti itu?" tanya Lisa ragu. Kalau gadis itu tidak seperti Lisa, bukankah Lisa harus mengubah kebiasaannya?

"Ya ... kurangi saja kalimat konyol seperti tadi. Walaupun terdengar menghibur, tapi dia bukan orang yang seperti itu." Maya memberi nasehat. Lisa mengangguk.

"Apa dia bisa sembuh?" tanya Lisa. Maya tersenyum.

"Bisa, kalau dia mau." jawaban Maya menggantung tidak jelas. Lisa menatap pantulan wajah Maya yang terlihat seperti kakaknya di cermin.

"Kalau memang bisa kenapa harus ada pengganti seperti aku?" Lisa sangat penasaran kali ini. Maya menghentikan tangannya. Lalu menatap Lisa.

"Kamu akan paham pada waktunya.." Maya menepuk pundak Lisa pelan. Lalu membersihkan meja rias sekali lagi.

Lisa memandang cermin dengan tatapan takjub. Bukan karena ia kini jadi gadis yang manis sekarang, tapi karena ia benar-benar melakukannya. Permainan yang tidak pernah dibayangkannya, yaitu bersandiwara menjadi orang lain. Bukan di dalam drama, tapi di dalam kehidupan nyata.

**

Tak lama Nyonya Anne muncul dan mengajak Lisa keluar ruangan. Menuju taman indah yang sudah di sulap jadi tempat pesta.

Bola mata Lisa mengerjap melihat banyaknya orang yang datang ke pesta malam ini. Suasana rumah mewah yang di sulap sebagai lantai pesta ini begitu indah. Bunga bunga dekorasi menghias setiap sudut dinding. Semua tertata rapi dan apik.

Suasana pesta di taman lumayan rame. Banyak keluarga kaya yang datang memenuhi undangan. Banyak yang menyalami Lisa sambil mengucap selamat karena sudah sembuh. Dan Lisa harus selalu tersenyum kepada semua para tamu.

Mungkin sebenarnya tubuh Lisa dan Yora tidak sama. Hanya selisih beberapa centi meter tapi itu tidak mengubah keseluruhan fisik Lisa yang mirip Yora. Jadi kebanyakan tidak sadar di depan mereka adalah palsu. Mungkin mereka berpikir karena lama tidak jumpa maka puteri keluarga Wijaya terlihat sedikit berbeda.

"Mereka sudah datang.." bisik Nyonya Anne. Lisa melihat ke arah pintu masuk. Di lihat dari penampakannya mereka adalah satu keluarga. Seorang lelaki tampan dan tinggi muncul di belakang seorang Tuan dan Nyonya yang berada paling depan. Dia memakai setelan jas berwarna abu-abu muda. Di sampingnya juga ada seorang gadis. Mungkin berusia di bawah Lisa.

Mendengar Nyonya Anne yang membisikkan kedatangan mereka, ini menunjukkan berarti mereka istimewa. Siapa mereka?

"Selamat datang Tuan dan Nyonya Candika.." sambut Nyonya Anne sangat ramah. Mendengar nama Candika di sebut, Lisa lebih memfokuskan diri pada mereka. Mereka adalah keluarga calon tunangan! Lisa yakin pasti laki-laki itu yang akan jadi tunangan. Dia punya mata yang tajam juga bibir yang terbentuk dengan sempurna.

Lisa mengikuti Nyonya Anne yang menyalami mereka. Satu persatu dan sampai pada laki-laki itu. Tangan itu terulur. Lisa bukannya segera menerima tangan itu, tapi dia sempat mendongak dan menatap laki-laki di depannya dengan tatapan dingin sejenak. Tampan. Jika bukan karena nyonya Anne mencari pengganti, Lisa tidak akan bisa menjabat tangan pria tampan ini.

.......

.......

.......

...****************...

Bab. 3 Tunangan pria

Laki-laki ini mungkin tidak ada rasa spesial yang tulus. Namun melihat sikapnya yang tetap memperlakukan Yora sopan, kemungkinan dia orang baik. Pria tinggi, tampan dan berbadan bagus. Bahunya lebar selebar samudra paling lebar sedunia.

Pria itu mengulurkan tangan. Lisa menerima tangan itu. Ini pertama kalinya dia bersirobok dengan pria tampan yang tidak pernah bertemu sebelumnya.

"Kalian berdua saja dulu, kami akan membicarakan sesuatu," kata Nyonya Anne. Lisa paham, pasti itu soal pertunangan. Selain pesta soal kesembuhan gadis bernama Nayora, ini juga pesta pertunangan mereka.

Kini tinggal mereka berdua. Lisa terdiam sambil berpikir siapa nama lelaki ini? Kenapa aku tidak di beritahu siapa namanya. Bukankah aneh kalau aku bertanya siapa namanya? Lisa memilih diam sambil melihat beberapa orang datang.

"Selamat, kamu bisa sembuh," ucapnya dengan nada datar. Ucapan selamat itu terasa hambar. Seperti kamu sembuh atau tidak, terserah.

"Ya," jawab Lisa singkat.

"Ternyata bisa sembuh juga ya, setelah lama koma ..." Lisa menoleh dengan cepat. Itu senang atau kecewa? Matanya melihat ke arah lelaki di sampingnya dengan heran. "Kamu bukan gadis biasa yang tidak bisa mencari laki-laki yang lebih baik, tapi mengapa harus dengan perjodohan seperti ini, kamu mencari pasangan?" tanya dia lagi seraya melihat Lisa dengan tatapan iba.

Ternyata di tatap iba dengan seorang laki-laki yang tampan sekalipun tetap tidak menyenangkan. Lisa tidak suka tatapan yang menganggap dirinya sangat mengenaskan.

Lisa hanya menatap, tidak mengeluarkan sepatah katapun. Masih bingung dengan keadaan barunya ini. Lisa berdecih kesal karena dia harus mempelajari banyak hal lagi. Padahal dia malas saat belajar di sekolah. Tapi ini demi sebuah perjanjian dengan sang penolong.

"Ngomong-ngomong nama kamu siapa?" tanya Lisa polos ada akhirnya.

Apalah arti sebuah nama ... tapi tanpa tahu nama, kita juga pasti bingung mau memanggil apa pada seseorang.

Pertanyaan Lisa tentang nama calon tunangannya itu sungguh sangat mengejutkan. Lelaki yang katanya adalah CEO sebuah perusahaan itu syok. Mendengar itu dia diam. Lisa mengerjapkan mata dengan polosnya.

Menanyakan namaku? Sungguh gadis yang aneh atau bodoh? Bukankah dia sendiri yang setuju saat kakek ingin menjodohkanku dengannya.

Aksa mulai terganggu dengan pertanyaan itu. Pertanyaan paling aneh yang dia dengar dari gadis yang masih sekolah itu. Setelah sekian lama tidak muncul karena koma, pertanyaan pertama yang dia lontarkan adalah nama? Apakah saat koma semua ingatannya menjadi samar?

"Maaf kalau pertanyaan ini membingungkan," Lisa mulai tersadar saat lelaki di depannya diam sangat lama. Pasti dia masih mencoba mencerna pertanyaan itu. Jadi Lisa mencoba kembali menjadi Yora dengan tersenyum. Lelaki itu memandangnya dengan tatapan heran.

Lalu perlahan Lisa memalingkan wajah ke arah lain sambil meringis panik. Gawaaatttt!! Eits, aku harus minum sesuatu nih.. Aku butuh minuman. Lisa menemukan jus lemon. Lalu tangannya mengambil jus yang berada pada jus dispenser di meja. Glek, glek! menghilangkan kepanikan dengan meminum sesuatu itu lebih menenangkan.

"Kau tidak hilang ingatan bukan?" tanya lelaki itu masih belum menyebut nama. Lisa memutar kepalanya dan menghadap lelaki itu lagi. Kemudian memasang wajah dengan ekspresi sewajar mungkin.

Hilang ingatan ya. Hmmm ... bagus. Kamu memberiku ide, bung. Terima kasih atas partisipasinya dalam sandiwara ini.

"Mungkin." Lisa menjawabnya terdengar sangat asal sekali. Tidak. Sepertinya dia sengaja.

Bukankah itu lebih masuk akal kalau di jadikan alasan. Bilamana lelaki di hadapannya ini mempertanyakan kenapa Lisa menanyakan nama. Daripada bilang aku tidak tahu namamu. Bagaimana mungkin. Alasan ini lebih baik. Tangan lelaki itu mengambil minuman di meja yang tersedia untuk tamu. Menyeruputnya pelan.

"Dari sekian banyak kemunginan kau hilang ingatan, kenapa hanya namaku saja yang tidak kau ingat? Bukankah lebih baik kalau kau tidak mengingatku sekalian," ucapnya lambat-lambat tapi dengan nada kesal yang kentara.

Sepertinya ingin menegaskan lagi kalau dia tidak ingin pertunangan ini terjadi. Lisa sudah merasa gerah melihat lelaki di depannya berbicara seperti itu. Dia tidak menolak pertunangan ini tapi terus saja mengintimidasi Lisa dengan kalimat-kalimatnya.

Namun dia cukup lihai. Mengatakan semuanya itu dengan ucapan yang terdengar lebih baik. Tanpa emosi, tanpa sorot mata jengah atau pun tidak suka. Lisa sedang berhadapan dengan seorang CEO yang berjiwa aktor rupanya. Rasa persaingan Lisa muncul. Hmmm ... wajah polos palsu Lisa juga mulai memainkan perannya.

"Aku juga heran. Kenapa aku masih saja ingat tentang pertunangan ini. Mungkin saja karena aku lebih sayang kakekmu daripada seorang cucunya sendiri," balas Lisa puas dengan senyum menghiasi bibirnya.

Hahahaha ... Itu memang Lisa yang suka ceplas ceplos. Kalau enggak ya dia bakal cuek dan asli enggak dengerin orang sama sekali.

Dia dengar itu dari Maya tadi.

Terima kasih sudah memberi seklumit info yang berguna, Maya. Kamu memang TOP! I love you..

CEO itu tertegun. Tak disangka kalimatnya akan dibalas dengan sempurna oleh gadis ingusan ini. Wajahnya seperti di lempari telur.

Sejenak dia merasa panas. Mungkin karena ini adalah pertama kalinya seorang Puteri keluarga Wijaya ini membalas perkataannya. Kening CEO muda ini berkerut. Merasa ada yang aneh dengan gadis yang biasa di kenalnya itu sebagai sosok pendiam dan penakut. Tapi dia mencoba menguasai keadaan.

"Aksa." Tiba-tiba dia menyebut sesuatu. Lisa yang sedang menyapa dan menyalami tamu akhirnya memandang ke arahnya. "Namaku Aksa," ucapnya lagi karena Lisa tidak terlalu mendengarkan.

"Oh, Aksa," balas Lisa dengan cara aneh lagi. Bagaimanapun miripnya dia dengan puteri keluarga Wijaya, dia tetap seorang Lisa Anugerah, bukan Nayora Wijaya. Siapa Lisa?

.......

.......

.......

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!