NovelToon NovelToon

Gara-Gara Ludo

Awal Semuanya

Sore hari yang agak—sedikit dingin, dua perempuan berhijab itu tengah berbincang di ranjang berwarna cokelat miliknya. Mereka adalah Zena, adik dari Resty. Umur yang terpaut dua tahun di atas Resty, membuat keduanya seperti teman, meski sering bertengkar sekalipun. Saat ini Zena sedang duduk di bangku sekolah menengah atas, lebih tepatnya kelas sepuluh SMA. Sedangkan Resty kelas dua belas, kakak kelas Zena sekaligus kakak kandungnya.
Zena sendiri memiliki perawakan bak perempuan Cina. Mata sipit dan kulit putih menambah keyakinan akan persepsi itu. Tetapi sayang, Zena terlihat sangat gemuk, karena dia suka makan. Hahaha. Sedangkan Resty, dia cuma perempuan jutek yang nggak peduli penampilannya sama sekali, yang penting dia happy. Begitulah katanya. Perawakan seperti orang Indonesia murni, tinggi, kulit tidak putih dan tidak juga hitam, dan badannya memang ideal. Itulah kenapa Zena terkadang iri melihat ke-idealan badan Resty.
Saat Resty baru naik ke atas ranjang, Zena pun ikut naik. Resty tidur di sebelah kiri ranjang, sedangkan Zena tidur di sebelah kanan ranjang. Mereka sengaja membuat batas dan jarak agar tidak ada yang melewati batas kekuasaan ranjang. Hahaha, benar-benar sangat aneh sekali.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Main ludo, yok?
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Yok!
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Tapi ada syaratnya.
Resty tampak heran akan ucapan Zena, entah apa maksudnya, tetapi itu sangat membingungkan bagi Resty.
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Syarat apa?
Sebenarnya dia hanya basa-basi menanyakan itu, tetapi dia juga penasaran sih. Tidak biasanya Zena mengajukan hal-hal aneh, biasanya dia berpikir saja tidak. Hahaha.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Siapa yang kalah, dia harus nembak cowok!
What? Nembak cowok? What the hell? Apa yang ada dipikirannya? Kenapa harus nembak cowok? Resty mulai gelisah di dalam hatinya, tidak biasanya Zena bisa berpikir seperti ini. Dengan kuat hati dan keberanian, Resty menarik napas kuat.
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Ya udah, jangan curang ya?
Permainan di mulai. Dengan menggunakan aplikasi Ludo yang terkenal itu, mereka memulai aksinya untuk menentukan siapa pemenangnya. Resty mulai gelisah, padahal dia tahu kalau Zena tidak ahli dalam bermain Ludo. Sekuat hati ia terus menjalankan aksinya, terus merapalkan doa agar dia tidak kalah. Yang benar saja menembak seorang cowok, dan itu dilakukan Resty? Tidak mungkin! Resty tidak pernah berpikiran ingin berpacaran saat ini, dia sibuk mengejar ranking satu dikelas agar bisa menempuh Perguruan Tinggi Negeri saat dia lulus SMA nanti.
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Yang kalah nembak Danu ya!
Danu adalah kakak kelas Zena, tetapi seangkatan Resty. Dari awal masuk ke sekolah itu, Zena sudah menaruh hati pada Danu. Dan itu pun di ketahui oleh Resty, dan itu membuat Resty sangat marah besar. Padahal Danu sekalipun tidak pernah menyapa Zena, entah mengapa ia bisa menyukainya. Semua itu berawal dari Danu yang menjadi panitia pelaksanaan MOS, sehingga dia diam-diam menyukainya.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Nggak mau aku!
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Jadi kamu mau nembak siapa?
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Cris aja ya?
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Ihhh, berarti selama ini kamu suka dia kan?
Resty memang suka menggoda Zena perihal Cris, entah bermula darimana, yang pasti setiap di goda tentang Cris, Zena akan salah tingkah. Itu membuat Resty semakin suka menggodanya.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Apalah! Kalau nggak mau ya udah!
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Enak aja. Kamu yang nantangin, kamu yang nggak mau.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Ya udah kok.
Cris adalah teman sekelas Resty, sekaligus teman dekatnya. Zena sama sekali tidak pernah bertemu dengan Cris, melihat wajahnya pun tidak. Dia tahu Cris karena Resty yang selalu membahas soal itu. Entah mengapa Zena malah memilih Cris daripada Danu yang jelas-jelas sudah ia sukai. Daripada tidak ditepati janjinya, Resty menyetujui saja ucapan Zena. Lagian Zena tidak jago dalam bermain Ludo, pasti dia yang kalah.
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Aku menang! Ye ye ye....
Dengan girang Resty melompat-lompat karena dia yang memenangkan permainan Ludo tersebut. Itu membuat Zena terkikik, tetapi langsung terdiam karena mengingat tantangan yang dia buat sendiri. Hahaha. Senjata makan tuan!

Jadian?

Pagi hari yang cerah. Di kediaman Zena dan Resty tengah sibuk menyiapkan keperluan sekolah hari ini. Resty yang sedang sibuk menyantap sarapannya dan Zena yang sedang sibuk memanaskan mesin motor matic berwarna merah cerah itu.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Resty!
Meskipun Resty adalah kakak kandungnya, tapi Zena sama sekali tidak memanggilnya dengan sebutan kakak. Itu sudah biasa menurut Resty, lagi pula umur mereka sangat dekat, hanya berjarak dua tahun. Jadi mereka seperti teman, pantas saja jika tidak terlalu menuturkan siapa yang tua dan siapa yang muda.
Resty yang baru masuk ke dalam kamar menoleh saat Zena memanggilnya. Zena duduk santai di ranjang dengan seragam yang sudah melekat rapi di badannya. Dengan tablet putih yang sedang ia pegang, Resty tidak mengacuhkannya.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Aku udah nembak Cris!
Resty terdiam, menoleh dengan cepat, lalu terkekeh kuat. Dia menghampiri Zena, tetapi dalam posisi berdiri.
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Gila!
Resty yang tidak habis pikir akan ucapan Zena saat itu, memilih mengatainya dengan sebutan gila, karena memang itulah yang sesuai.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Kok gila? Kan kamu yang nyuruh!
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Memang gila, apalagi?!
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Aku yang nyuruh? Matamu itu!
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Kamu yang nantangin, kamu buat dare, kamu juga yang nentukan orangnya. Kampret lu!
Zena terkekeh, masih memegang tablet yang sama.
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Kayak mana bisa kamu tembak?
Wajar saja jika Resty penasaran. Bisa-bisanya adik gilanya ini melakukan hal semacam itu.
Zena menunjukkan chat facebook yang ia gunakan untuk menembak Cris. Setelah melihat itu, mata Resty melotot, tidak percaya akan tindakan adiknya.
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Gila sumpah!
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Dia mau samamu?
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Iyalah, aku kan cantik.
Zena terkekeh setelah mengatakan itu, tetapi Resty malah menunjukkan ekspresi mau muntah.
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Nggak nyangka aku. Nanti kalau kamu putus, jangan nangis samaku!
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Ya udah, siapa juga yang mau nangis. Lebay!
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Malu aku ketemu dia nanti di sekolah.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Kenapa harus malu? Aku yang nembak kok.
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Aku malas ikut-ikutan ya, jangan bawa-bawa aku. Kamu yang buat dare, kamu juga yang milih, itu urusanmu. Aku nggak mau ikut campur.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Ya udah!
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Songong lu! Mentang-mentang udah punya cowok.
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Bencong sih.
Resty tertawa keras, ucapannya itu benar. Cris memang seperti setengah laki-laki, alias bencong. Makanya di sekolah dia nggak punya teman laki-laki, dia lebih suka berteman dengan perempuan. Amit-amit deh punya adik ipar sepertinya, batin Resty.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Biar aja. Aku kan cuma nepatin janjiku.
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Error banget, sumpah!
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Udahlah, bacot kali.
Mereka bubar, bersiap untuk berangkat ke sekolah. Resty memikirkan bagaimana ekspresi Cris saat di sekolah nanti. Entah kenapa pula dia mau menerima ajakan konyol dan nggak masuk akal Zena. Padahal mereka sama sekali tidak mengenal satu sama lain.
Resty tidak ingin ikut campur dalam permainan Zena, tetapi dia juga was-was, karena Zena adalah adiknya. Ia harus menjaga Zena untuk tidak jatuh cinta pada Cris. Cris itu bencong! Mulutnya seperti perempuan! Nggak ada teman laki-laki sekelasnya yang mau berteman sama dia. Banyak laki-laki yang mengejeknya bencong, itu karena dia suka main sama perempuan.
Pokoknya Resty tidak mau menyetujui hubungan mereka. Berlandaskan cinta atau tidak, karena permainan atau pertemuan, Resty tidak menyetujuinya!
Sampai kapan pun, Resty menganggap semua ini hanya permainan. Jangan sampai Zena terperangkap dalam permainan yang telah di buatnya sendiri. Resty tidak mau Zena menangis dan mengadu padanya jika dia sakit hati. Resty tidak menerima segala jenis curhat-mencurhat. Tidak sama sekali! Urusan Zena bukan urusannya.

Pulang Bareng

Saat ujian semester akan dilaksanakan, biasanya sekolah akan mengadakan bersih-bersih di setiap kelas oleh siswa-siswanya. Begitu juga dengan sekolah mereka. Biasanya pun, jika ujian sudah di depan mata, para siswa akan memanfaatkan waktu terakhir belajar-mengajar dengan berjalan-jalan dengan teman-temannya. Katanya sih, hanya untuk merilekskan diri sebelum ujian dilaksanakan. Agar otak menjadi fresh dan semangat yang membara.
Setelah kelasnya sudah bersih, Cris langsung menghubungi Zena lewat Facebook. Dia menge-chat Zena untuk mengajaknya nonton bioskop.
Cris Pratama
Cris Pratama
Zena?
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Apa?
Cris Pratama
Cris Pratama
Nanti pulang nonton, yuk?
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Nggak, deh.
Cris Pratama
Cris Pratama
Kenapa?
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Aku lagi malas, nih.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Capek juga, mau istirahat.
Cris Pratama
Cris Pratama
Oh, ya udah.
Cris Pratama
Cris Pratama
Pulangnya samaku, ya?
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Eh
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Aku nanya Resty dulu, deh.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Nanti dia marah kalau nggak dibilang dulu.
Cris Pratama
Cris Pratama
Oh, oke.
Cris Pratama
Cris Pratama
Nanti kabari, ya?
Zena Daffanty
Zena Daffanty
OK
Setelah tahu jika Cris mengajaknya pulang bersama, Zena langsung menge-chat Resty lewat Facebook juga.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Resty?
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Woi!
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Nyet, balas dulu!
Resty Aprilia
Resty Aprilia
APA?!
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Nggak sopan, Nyet!
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Wkwk
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Apa, sih?
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Cepatlah kalau ngomong!
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Kan nggak ngomong
Resty Aprilia
Resty Aprilia
😒
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Oke-oke, selow.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Aku mau pulang sama Cris
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Ya udah
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Jangan lama-lama
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Langsung pulang!
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Iya, cerewet!
Setelah mendapat persetujuan dari Resty, Zena langsung memberitahu Cris lewat chat Facebook juga.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Aku udah bilang sama Resty
Cris Pratama
Cris Pratama
Oke, nanti aku tunggu di parkiran, ya?
Zena Daffanty
Zena Daffanty
OK
Setelah beberapa menit, Zena ke parkiran untuk mencari Cris. Ternyata tidak membutuhkan waktu lama, Cris sudah kelihatan batang hidungnya.
Cris Pratama
Cris Pratama
Kita langsung pulang?
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Iyalah, aku capek soalnya.
Cris Pratama
Cris Pratama
Ok!
Setelah Zena naik ke motor Cris, mereka kemudian meninggalkan parkiran sekolah dan menuju pintu keluar.
Sepanjang jalan, tidak ada salah satu dari mereka yang mau bercerita atau sekedar berbasa-basi saja. Entahlah, aneh sekali, seperti bukan pacaran saja.
Cris melajukan motornya tidak terlalu kencang, sehingga membutuhkan waktu tiga puluh menit untuk sampai di rumah Zena.
Setelah sampai, Cris tidak memberhentikan motornya di depan rumah Zena, tetapi di rumah sebelumnya. Mungkin dia takut bertemu dengan keluarga Zena, atau dia malu dengan Resty? Well, bisa saja.
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Makasih, ya!
Cris Pratama
Cris Pratama
Iya
Cris Pratama
Cris Pratama
Aku pulang dulu
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Iya
Zena Daffanty
Zena Daffanty
Hati-hati
Setelah Cris melajukan motornya, Zena masuk ke dalam rumah dan langsung disambut oleh suara Resty yang cempreng.
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Cie-cie
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Yang pulang bareng
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Huhuy
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Wkwk
Resty terus mengejek Zena, lalu tertawa dengan keras, sehingga membuat keluarga mereka ikut mengejek Zena.
Resty Aprilia
Resty Aprilia
Masa nggak dikasi makan?
Sebenarnya Resty tidak sedang bertanya, dia hanya mengejek Zena karna langsung pulang ke rumah tanpa mampir membeli makan di luar sana. Wajar saja, sekarang sudah pukul dua belas siang, mereka baru pulang, meski hanya dari sekolah ke rumah. Ini jam makan siang, masa mereka nggak makan? Hahaha....
Zena semakin tersenyum-senyum sendiri, itu membuat Resty terus mengejeknya. Duh, ada saja kakak-beradik ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!