NovelToon NovelToon

Kekasih Impian MR. Mafia

istimewa

.

.

Hai.. hai.. hai.. Readers setia Keluarga Melviano,, sekarang Nae comeback buat kisah Generasi ketiga dari Novel Cinta pertamaku seorang Bos Mafia.. Nae takut tidak sesuai dengan ekspetasi jadi kalau masih banyak kekurangan mohon maaf ya..! sampai di situ saja kemampuan Nae sebagai penulis.

sekarang kita lanjutin Kisah Raya anak dari Dylan dan Shindy dari Novel Sikembar sang Penguasa 2,, Nae tidak suka bikin Novel mewek jadi tidak usah dibahas orangtua Pemeran Utama di Novel CPSBM (Cinta Pertamaku seorang Bos Mafia). ya..!

Happy Reading..

jangan lupa di Favoritkan biar bisa Notif Update.

.

.

.

"kau akan mati....!! ". teriak seorang Pria berbadan besar dengan wajahnya yang terlihat sangar dan menakutkan pastinya.

"tidaaak....!! " teriak seorang pria yang terkapar tak kuat untuk sekedar berlari di hadapan pria itu.

saat pelatuk hendak di tarik sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti di antara mereka.

"pak Jon.. ada orang!! ". teriak bawahan pria berwajah sangar itu.

semua anak buah Jon menoleh lalu keluarlah seorang Gadis cantik berpenampilan menawan namun memiliki aura mematikan yang membuat orang yang melihatnya terkejut.

"tuan.. itu wanitanya Master..! ". bisik orang kepercayaan Jon.

Jon melihat gadis berwajah datar nan dingin itu,

"apa yang kalian lakukan pada pria lemah ini? ". tanya Raya dengan dingin.

"Nona jangan ikut campur...! dia mata-mata di anggota kami". Jon berkata dengan sopan seperti menghormati gadis itu.

Raya melirik mereka semua satu persatu, ia melihat pria yang terkena luka tembak di kakinya.

"terserah kalian ! tapi kegiatan kalian mengganggu perjalanananku.. bisakah kalian pindah? ". usir Raya

semua anak buah Jon hanya terpaku di tempat lalu beralih ke Jon yang langsung mengangguk.

Pria yang terkapar itu tau kalau mereka sepertinya menghargai gadis cantik itu dan segera ia merangkak ke Raya yang mana Raya langsung terhenti langkahnya saat kakinya di pegang oleh pria itu.

"Nona... tolong saya nona..! saya terpaksa menjadi mata-mata mereka.. kalau tidak anak saya yang di kurung mereka akan mati Nona..! saya mohon bantu saya...!". pinta pria itu terbata-bata

"aku tidak butuh curahan hatimu.. sana cari polisi minta bantuan..!". acuh Raya

sebenarnya Raya ingin menolong tapi mendengar kata mata-mata sudah pasti membuat siapapun marah termasuk Raya, Raya tidak suka penghianat apapun alasannya walau terpaksa melakukannya tetap saja namanya penghianat.

Raya tidak mau ikut campur dengan hukuman yang diberikan korban pada pelaku si penghianat.

"Nona saya mohon...! Nona.. jika saya mati bagaimana dengan anak saya Nona?? ".

"lalu apa hubungannya denganku? kau minta bantuan saja pada mereka? kenapa kau minta bantuan padaku? ". Raya mengangkat kakinya hingga lilitan pria itu terlepas.

"jika kau minta ampunan itu pada mereka bukan padaku.. terlepas dari alasan mu menghianati mereka kau tetap seorang penghianat.. jika aku jadi mereka aku akan langsung membunuhku tanpa mendengar penjelasanmu".

pria yang sedang terluka itu menangis dalam penyesalan.

Raya berjalan acuh meninggalkan mereka semua yang dengan cepat memberi jalan untuk Raya.

semua anggota Mr. Mafia the R menganga lebar saja akan kata-kata Raya yang jauh dari ekspetasi mereka. mereka mengira Raya akan menolong penghianat itu, sebab Master mereka mengatakan Raya adalah gadis impiannya yang menolong nya dari keterpurukan.

"dia wanita nya Master kan?".

"iya.. dia wanitanya Master.. "

"sangat keren".

"hebat sekali, kok bisa seperti tidak punya hati? "

"jangan banyak bicara..! cepat selesaikan penghianat ini". Jon menengahi.

mobil Raya meninggalkan area pembataian mereka semua,

"tuan.. ampuni saya.. bagaimana dengan anak saya jika saya mati? ". isak pria itu tersedu-sedu kini meminta ampun pada Jon.

"anak mu telah menjadi anggota mereka yang artinya dia juga musuh kami.. kau fikir kami bodoh? jika aku jadi kau lebih baik mati sebagai orang setia untuk mereka dibanding jadi penghianat mereka.. bukankah kau menghianati kami karna mereka? jadi matilah sebagai kesatria mereka". sinis Jon

Tak ada ampun bagi mereka jika ada penghianat di dalam anggota Master R, terlebih alasan apapun itu. jika sudah berani berkhianat artinya orang itu siap menerima resiko jadi penghianat, ada hukuman bagi seorang penghianat di dalam anggota mereka.

.

.

Raya tiba di rumah kawasan kampus ternama milik keluarga Besar Melviano yang dibangun beberapa tahun yang lalu atas permintaan tuan besar MattGrop dan mantan Raja terkenal di Kota A.

mereka membangun Kuliah atas nama Keluarga Melviano, dan sudah pasti biaya sekolah itu sangat mahal setara dengan sekolah di luar negri tapi fasilitas kampus itu benar-benar memiliki Akreditasi terbaik di seluruh kampus yang ada di Indonesia padahal belum lama berdiri di negara itu tapi sudah terkenal mancanegara.

.

Raya keluar dari kawasan kampus setelah mengantarkan tugasnya, Raya mengambil gelar tertinggi dunia olahraga yang sudah jadi master kini.

Raya melihat ponselnya yang bergetar ada panggilan masuk dari adiknya.

"ck.. apalagi? ". tanya Raya

"Kakak.. bisa kesini sebentar? Lala takut kak! ". rengek Kalila.

"apa ada hantu lagi? ". tanya Raya

"bukan kak.. kakak cepat kesini...! ". pinta Kalila dengan cepat mematikan panggilannya seolah takut ada yang mendengar pembicaraan mereka.

Raya menghela nafas, ia segera berlari memasuki mobilnya dan melaju kendaraannya dengan kecepatan tinggi menuju pesantren terbesar keluarga Rahman yang merupakan suami Kanaya bagian dari Keluarga Melviano putri kesayangan Ella dan Ramzi.

Raya memasuki kawasan pesantren dan memarkir mobilnya tepat di area kos putri tinggal.

Raya keluar dari mobilnya dan berlari memasuki kos putri, walau ia dingin dan datar tak banyak bicara tapi seiring berjalannya waktu Raya juga dekat dengan Kalila dan Kama padahal adik kandung nya Satria, Arya dan Alya tapi bukan berarti mereka tidak dekat.

Saudara kandung satu ayah dan ibu tidak mungkin tidak dekat walau salah satu dari mereka memiliki sifat yang introvert.

"dimana Kalila? ". tanya Raya pada teman sekamar Kalila.

"dia disana kak! ". tunjuk gadis itu

Raya berlari memasuki ruang penyimpanan makanan,

"Lala? ". sapa Raya menggema

"kakak..? ". isak Kalila

Raya berlari ke asal suara Kalila dan menemukan gadis yang sudah seperti adik baginya tengah meringkuk dengan tubuh gemetar.

"kenapa hmm? ". Raya bersimpuh menangkup pipi Kalila dengan raut wajah khawatir.

"Lala udah berusaha mengusirnya kak.. tapi dia begitu keras kepala mengikutiku.. hiks.. hiks.. aku tidak mau berteman dengannya". isak Kalila

"lantunkan doa bagaimana? ". tanya Raya masih lembut.

"Lala udah lantunkan semua doa tapi tidak mempan karna dia itu bangsa Jin islam". jawab Kalila

"berarti dia baik dong. lalu kenapa kamu takut? ". tanya Raya

Kalila hanya bisa menangis memeluk lututnya yang masih gemetar, Raya memeluk Kalila dan mengusap punggungnya dengan lembut.

Kalila tidak pernah memberi tau penderitaannya pada siapapun kecuali pada Kama dan Raya, jika Kalila memberi tau mamanya maka Mayra akan terus menangis dan meminta maaf padanya hal itu lebih menyakitkan bagi Kalila.

.

.

Raya membujuk Kalila dan terus saja memberi penjelasan baik berkat jin itu Kalila tidak lagi diganggu roh jahat hingga Kalila baru menyadari semuanya.

"kamu baru sadar La? ". tanya Raya

Kalila mengangguk pelan lalu Raya memeluk Kalila sampai adiknya itu tertidur lelap di pelukan Raya.

.

.

.

mood

.

.

Raya menghela nafas panjang saat Kalila benar-benar sudah masuk ke alam mimpi. memang Kalila punya keistimewaannya sendiri tapi mental Kalila belum cukup kuat untuk berdamai dengan keistimewaannya.

Raya melirik ponsel nya dimana panggilan Uty Mayra tertera di layar ponselnya.

Raya memindahkan kepala Kalila dengan hati-hati lalu menyelimuti adiknya segera ia keluar sambil mengangkat panggilan Mayra.

"halo assalamualaikum sayang? ". sapa Mayra

"iya waalaikum salam Uty.. ada apa? ". tanya Raya singkat

"kamu dimana nak? ". tanya Mayra

"di pesantren Paman Rahman Uty". jawab Raya

"dimana **La**la sayang? Uty merasa terjadi sesuatu dengannya? apa dia baik-baik saja..? ". tanya Mayra cemas

"baik Uty.. dia bilang memang sering di garain hantu tapi semua baik-baik saja hanya hantu jahil saja". jawab Raya

"benarkan? astagfirullah.. bagaimana ini? Uty merasa bersalah padanya nak.. bisa berikan ponselnya pada Lala sayang? Uty khawatir".

"Maaf Uty.. Lala sedang tidur habis mandi tadi dia kelelahan". jawab Raya

Raya memberikan penjelasan yang senatural mungkin hingga Mayra tidak lagi khawatir dan percaya kalau Kalila benar baik-baik saja.

Raya menghela nafas saat panggilan telah berakhir, ia terus saja berbohong seolah Kalila benar-benar telah berdamai dengan keistimewaannya padahal kebalikannya.

"kakak? ".

Raya menoleh ke arah pintu segera ia berlari memasuki kamar Kalila.

"ada apa? ". tanya Raya

"dia disini kak". Kalila dengan cepat masuk ke pelukan Raya.

"kakak tidak bisa melihatnya." Raya

"kakak usirkan pasti dia pergi.. ". Kalila

"Kemana kakak harus menatap? ". tanya Raya

"sana.. ". tunjuk Kalila

Raya melihat ke arah tatapan Kalila, ia harus benar-benar sabar memperhatikan arah tunjuk tangan Kalila hingga ia bisa melihat samar-samar sosok wanita berpakaian serba abu-abu dengan rambut di kepang panjang seperti tuan putri kerajaan zaman dahulu saja penampilannya.

Raya tidak takut dengan wujud transparan itu karna ia memang tidak takut, mungkin itu sebabnya hantu pun takut pada Raya.

"perlihatkan wujudmu dengan jelas.. ". perintah Raya dengan tajam bak sosok dewi mematikan.

Kalila masih bersembunyi di belakang Raya sesekali mengintip jin wanita itu yang memang mematuhi perkataan Raya.

"adikku tidak pernah membebaskanmu, tidak perlu balas budi". ketus Raya seperti berbicara dengan musuh saja.

"jangan membuatku marah... aku bisa saja mengusirmu dengan membuat pagar tubuh yang kuat untuknya, jadi kalau kau memang tidak bisa diterima oleh adikku lebih baik kau pergi saja". usir Raya

Raya dan Kalila saling pandang,

"kamu pernah membuka botol kosong La? ". tanya Raya

Kalila mengangguk pelan, "tapi Lala tidak tau kalau ada dia.. Lala cuma penasaran kertas yang tertera dalam botol itu".

Raya menghela nafas,

"Aku tidak akan menyakitinya karna dia adalah tuanku yang baru.. Aku sudah terkurung selama ratusan tahun dan sekarang terbebas, sebelumnya aku berjanji akan menjadikan siapapun manusia yang bisa membebaskanku dari tempat itu".

"tapi aku tidak butuh dirimu.. jika aku bilang tidak mau ya tidak mau.. aku tidak mau bersekutu dengan mu". Kalila berkata

Raya hanya diam membiarkan mereka berbicara,

"aku tidak memintamu bersekutu melawan kejahatan Nona tapi izinkan aku menjalankan janjiku untuk menjadikanmu tuanku.. aku berjanji akan melindungimu dari aura negatif yang mendekatimu".

"Aura negatif? ". gumam Raya dan Kalila serentak.

Raya dan Kalila tertegun mendengar penjelasan jin itu kalau Kalila memiliki aura positif nan memikat yang bisa menarik perhatian roh jahat, itu sebabnya Kalila selalu di kejar roh jahat bahkan sering pingsan tanpa alasan bila Kalila keluar dari lingkungan pesantren.

.

.

.

Raya keluar dari kos Kalila yang kini sudah menjadi lebih baik.

"aunty? ". Raya tersenyum tipis melihat Kanaya tengah mendekatinya bersama seorang gadis kecil berumur 8 tahunan memakai pakaian syar'i sama seperti Kanaya.

"assalamualaikum Uty cantik. ". sapa Kanaya dan Aisha

"waalaikum salam aunty dan keponakan kecil". jawab Raya

"Uty mau kemana? ". tanya Aisha

"Uty mau pulang Aisha." jawab Raya

"makan dulu sayang, Aunty masak makanan kesukaanmu loh". Kanaya berkata

"tapi.. ?"

Raya tak bisa menolak saat Kanaya memaksanya makan bersama karna Rahman tidak bisa menemani Kanaya dan Aisha makan sebab sang suami sedang berpuasa sementara Kanaya sedang berhalangan.

.

.

.

di tempat lain

Jon dan bawahannya kembali ke sebuah rumah megah bak istana modern.

"tuan..?". salam tunduk dan hormat Jon beserta bawahannya serentak.

kursi berputar dan memperlihatkan pria tampan dengan tatapan tajam bak seorang psikopat kejam.

"hmm? apa sudah di urus? ". tanya pria itu dengan suara berat

"sudah tuan". jawab Jon sebagai perwakilan

"aku tidak mau memelihara penghianat cari sampai tuntas jangan sampai ada yang tersisa".

"baik tuan". jawab mereka semua serentak.

"pergilah". usir Pria tampan itu.

semua anggota Jon saling pandang lalu Jon mengangguk hingga yang lainnya dengan cepat membubarkan diri,

"kau tidak pergi? ". tanya Pria itu dengan nada tak senang.

"Nona muda melihat kami sedang menghabisi penghianat itu tuan". Jon berkata dengan serius

Pria itu tersentak dari duduknya dan mulai duduk dengan serius.

"ceritakan! ". titah Pria itu kini terlihat lebih manusiawi,

jika mood Master Mafia itu sedang buruk, Jon sangat tau cara membuat mood masternya lebih baik yaitu dengan menceritakan sosok gadis impiannya itu.

Jon menceritakan semua yang Raya katakan tanpa ada satu katapun yang ia lupakan, Jon sangat tau bagaimana masternya sangat mengagumi Raya jadi apapun yang bersangkutan dengan Raya sangat penting bagi tuannya.

Pria itu menyandarkan tubuhnya di kursi sandarannya lalu mengibaskan tangannya hingga Jon dengan cepat memberi hormat dan meninggalkan masternya sendiri yang sedang bahagia pastinya.

"Shiraya Mahardika Melviano? ". gumam nya dengan senyum nya yang sangat langka pastinya.

tak ada yang melihat senyum tuan mafia nan kejam tak berperasaan itu, cukup lama mengenang sosok Raya di ingatannya ia segera bangkit dan meminta Koki di istananya untuk membuatkannya Mie spesial.

para Koki kocar-kacir berlarian ke dapur membuatkan mie nya dengan tangan mereka sendiri tanpa membeli dari luar karna tuannya tidak akan suka.

"mood tuan sedang baik". bisik salah satu dari Pelayan koki.

"ssst.. jaga mulutmu". tegas yang lainnya

dengan cepat mereka menutup mulut tak lagi berbicara, bekerja dengan master R harus fokus bekerja dan tidak banyak bicara, jika Jon mendengar para pelayan membuang waktu dengan bergosip maka akan di pecat tanpa diberi toleransi.

.

.

Raya kembali ke Mansion Melviano dimana Shindy tengah menunggu kedatangannya.

"kamu kemana aja sayang? ". tanya Shindy khawatir.

Raya tersenyum tipis dan melihat Dylan, Satria, Arya dan Alya tengah menatapnya dengan datar pastinya.

"maaf ". ucapnya singkat mengusap tengkuknya yang tak gatal.

"ceritakan apa saja kegiatanmu tadi". pinta Shindy

"tadi Granma dan Granfa kesini kak.. udah tau mereka sedang bahagia di Vila pantai jarang kesini, giliran kesini kakak selalu ngilang". omel Satria

Raya memutar bola matanya dengan malas, "baiklah.. besok kakak ke Vila selesaikan? ".

"Raya ? ". Dylan memberi peringatan

"maaf Papi". ucap Raya.

.

.

.

bertemu

.

.

.

ke esokan harinya sesuai dengan janji Raya pada keluarganya. Raya harus pergi ke Vila di tepi pantai tempat Ella, Ramzi, Kaira dan Pasha menghabiskan masa bahagia disana sebab mereka juga bertetangga.

Raya fokus dengan kemudinya, tak ada siapapun yang menemaninya karna itu atas permintaannya sendiri dan tak ada yang bisa menentangnya juga walau Alya bersikeras minta ikut tapi tak mau membuat adiknya dalam bahaya membuat Raya tegas tak mengizinkan siapapun ikut dengannya termasuk Satria.

"apalagi sih". kesal Raya seketika saat mobilnya terhenti di jalanan sepi

Raya membuka seatbeltnya lalu keluar dari mobilnya, ia menaikkan lengan bajunya yang panjang sambil melihat keadaan mobilnya.

"tidak ada masalah". gumam Raya menggaruk hidungnya sendiri hingga menghitam.

Raya tau sedikit tentang mobil tapi tidak mempelajarinya secara khusus jadi belum sempurna ilmunya sebagai ahli mesin kecuali saudara kembarnya Satria yang ahli memperbaiki mesin.

Raya masih terlihat tenang berkutat dengan mobilnya seolah bukan hal yang menakutkan, jika perempuan lain pasti ketakutan tapi tidak bagi seorang Raya.

"tidak ada yang berubah". gumamnya keheranan kini mengusap pipinya hingga menghitam juga.

cukup lama Raya mencoba memperbaiki mobilnya tak ada yang berubah hingga Raya kebingungan.

"hp ku". gumamnya kini kelimpungan mencari ponselnya.

"haisshh.. aku tidak bawa ponsel". gumamnya baru menyadari keteledorannya yang meninggalkan ponselnya di sofa kamarnya.

Raya melihat situasi yang benar-benar sepi hingga sebuah mobil tiba dan Raya melihat banyak preman keluar dari dalam sana.

Raya memiringkan kepalanya melihat mereka semua, mereka semua hendak menggoda dan merampok Raya yang dianggap seorang gadis lemah namun kedatangan mobil mewah membuat mereka lari terbirit-birit memasuki mobil.

Raya bahkan belum melakukan apa-apa hanya menatap mereka semua dengan datar, wajahnya yang belepotan oli masih terlihat sangat cantik malah terlihat menggemaskan.

"apa mereka takut dengan pemilik mobil ini? ". batin Raya berwajah datar memperhatikan mobil yang kini berhenti di belakang mobilnya.

seorang Pemuda tampan keluar dari sana dengan stelan jas formalnya seperti mau berangkat ke Perusahaan saja.

"ada yang bisa saya bantu? ". tanya Pria itu menatap mobil Raya yang terasa tidak asing baginya.

Raya masih diam dan memicingkan matanya memperhatikan Pria itu dengan curiga namun tak terlihat kalau Raya sedang waspada sebab Raya sangat pintar menyembunyikan ekspresinya.

Pria itu menoleh ke Raya sebab tak kunjung mendengar jawaban, ia berpikir Gadis yang hendak ia bantu sedang terpesona padanya tapi Pria itu malah tersentak melihat wajah yang pastinya sangat ia kagumi.

"Raya? ". batin Pria itu namun melihat wajah Raya yang belepotan oli membuat senyumnya terbit namun segera ia menutupinya.

Raya berwajah datar, "apa? ".

"wajahmu". tunjuk Pria tampan itu dengan bibir berkedut menahan tawa.

Raya terlihat acuh, "cepat lihat mobilku kalau mau menolong ku".

"kenapa mobilmu? ". tanya nya dengan senyum tertahan.

"tidak tau." jawab Raya memutar kepalanya melihat ke depan mobilnya.

Raka Mahawira, dialah Master R yang ditakuti oleh lawannya baik yang kuat maupun yang terlemah. saat ini Raka ingin pergi ke makam mendiang Ayahnya tak di duga ia malah bertemu dengan kekasih impiannya.

Raka membuka jas nya dan memberikannya pada Raya yang sontak saja melototkan matanya dengan tak senang.

Raka melemparnya ke wajah Raya hingga Gadis itu terpaksa memegang jas Raka,,

"Kau tidak tau siapa aku? aku bisa saja membunuhmu saat ini.. berani sekali kau memerintahku.. kau fikir aku istrimu ha? ". Raya untuk pertama kalinya berbicara panjang lebar pada orang asing.

Raka seolah acuh melepas kancing lengan bajunya dan menariknya ke atas hingga lengan kekarnya terlihat jelas, Raya menghela nafas dalam-dalam menahan emosinya yang ingin mencakar Pria didepannya jika tak ingat dirinya memang butuh bantuan saat ini sebab ia lupa bawa ponsel.

Raya melihat situasi hingga tak sadar banyak mobil bergerombolan tengah mengepung mereka kini.

"Master.. apa yang sedang kau lakukan? ". ejek orang itu.

Raka terlihat acuh malah terlihat fokus memperbaiki mobil kekasih impiannya yang memang terlihat serius hingga cukup memakan waktu.

"diam saja..? sepertinya dia memang harus di beri pelajaran".

Raya diam melihat situasi tanpa ada rasa takut dimatanya,

"bukankah gadis ini nona Melviano tuan? ".

"oh ya? itu tidak mungkin, pasti orang yang mirip saja".

"iya juga ya.. ngapain juga Nona Melviano ke tempat sepi ini".

"kalian berisik sekali". Raya akhirnya mengeluarkan suara hingga para anggota Mafia musuh Raka saling pandang di tempat.

Raka tersenyum tipis saja mendengarnya,

"Nona.. sedang apa kau disini? ".

"pergilah jika masih ingin hidup".

Raya memutar bola matanya dengan jengah lalu melirik mobilnya yang tengah di perbaiki oleh Raka.

"apa dia wanitamu Master? ". tebak salah satu musuhnya dengan takjub dan tak percaya.

merasa diabaikan mereka mulai terpancing emosi dan hendak menendang Raka tapi dengan santainya Raka mengelak dan kembali fokus dengan pekerjaannya memperbaiki mobil Raya.

"tidak bisakah kalian menungguku selesai? aku tidak akan lari bodoh". umpat Raka

"baiklah kalau begitu jangan harap kau bisa menipu kami nantinya".

Raka mengangguk saja tanpa menoleh sedikitpun.

Raya hanya diam tanpa ingin terlibat sebab dari cara Raka yang terlihat tenang tak terusik dengan banyaknya orang yang mengepungnya membuatnya tau kalau Raka bukan orang biasa.

"bagaimana jika kita serang wanitanya saja tuan? ". bisik salah satu dari mereka mulai merasa bosan menunggu Raka selesai mengerjakan mobil Raya.

Raya menatap tajam orang yang memberi ide itu, "jangan bawa-bawa aku kalau kau memang pria sejati, ingat saja tujuan kalian jangan berubah kalau tidak mau kesasar".

yang lainnya menertawai rekannya yang memerah malu ditertawai oleh rekannya sendiri.

"waah.. sepertinya wanita mu lumayan juga master". decak kagum Ken orang kepercayaan musuh besar Raka pastinya.

Raka tidak juga menjawab karna memang tidak ingin Raya dilibatkan dengan masalahnya jika Raka membenarkan di depan mereka kalau Raya adalah gadis yang telah di cap sebagai wanitanya.

"selesai.. ". Raka segera menutup mobil Raya dan mencoba mesin nya yang langsung hidup.

Raya menghela nafas lega saat mobilnya bisa hidup.

Raka keluar dari mobil Raya lalu mengulurkan tangannya dan Raya langsung memberikan jas Raka.

"terimakasih". ucap Raya dengan datar melirik situasi.

"hmm.. jangan pedulikan aku.. pergilah". pinta Raka terlihat serius dan datar tak tertebak bahwa jantungnya tengah berdebar saat ini melihat secara langsung Raya setelah sekian tahun lamanya.

Raya dan Raka saling bersitatap, Raya adalah gadis yang pintar dan sangat mengerti apapun lewat sorot mata seseorang karna memang itu salah satu dari pesonanya.

tanpa ragu Raya langsung memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan Raka sendirian di tengah kerumunan banyak orang itu.

Raya sebenarnya ingin membantu tapi ia sudah berjanji pada Shindy tidak akan berkelahi dengan mencampuri masalah orang lain dan Raya tidak akan melanggar janjinya pada sang mami dan Raka sendiri memintanya pergi lewat sorot mata tajamnya itu.

"kau melepaskan wanitamu tuan? " ejek Ken

"tau apa kalian tentang wanitaku? dia bukan wanitaku hanya orang yang kebetulan aku tolong". jawab Raka dengan tenang menggantung Jas nya di pohon disampingnya.

"ck.. kau fikir aku bodoh tuan? berjam-jam kau menghabiskan waktu memperbaiki mobilnya itu? padahal kau tau kami mengintaimu?".

"haha...? dia berfikir kita akan percaya? "

tak ada yang percaya akan kata-kata Raka.

Raka tersenyum misterius,, "Kalian telah mengetahuinya dan siapapun yang tau wanitaku dia akan mati hari itu juga, aku tidak akan mengampuni musuhku yang telah melihat kelemahanku. " gumam Raka dengan sinisnya.

Raka tidak akan mau membuat Raya masuk dalam masalahnya yang pelik hingga wanitanya tidak aman kemanapun pergi.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!