"Papa Nayra cudah cantittan?"
tanya gadis kecil pada orang tuanya dengan gaya cadelnya.
"sudah sayang, anak papa memang paling cantik"
"cantitan mana nay sama mama Pa?"
"tentu putri papa dong yang paling cantik seeeeduuiaa."
nayra tertawa bahagia mendengar perkataan ayahnya.
"pa, nay yuk kita berangkat. memang papa sama anak mama ini mau telat ya.hemm?"
goda cindi sambil mencubit dagu anaknya.
"enggak dong mah"
jawab ayah dan anak itu kompak.
mereka berangkat kediaman baskoro.
baskoro, pandi dan lian adalah 3 sahabat sedari bangku menengah, kuliah hingga sekarang, bahkan para istri dari mereka juga bersahabat. walau baskoro sempat keluar negri namun komunikasi mereka tetap terjalin dengan baik. hingga kini mereka berada ditanah air kesempatan itu digunakan untuk mempertemukan dan memperkenalkan anak mereka agar kelak bersahabat seperti para orang tuanya.
tak luput dari mereka saling bantu kala salah satu sahabatnya yang sedang mengalami krisis dalam bisnis.
**dikediaman baskoro.
baskoro yang sedari tadi menunggu kedatangan para sahabatnya Itu di lobi mansion, istrinya santi menghampiri.
"pa, kita tunggu diruang tamu saja yuk, sebentar lagi mereka nyampe kok paling juga lagi dijalan pa."
saran santi pada suaminya.
baskoro hendak berdiri mengikuti saran istrinya, tapi sebelum baskoro beranjak terdengar suara mobil yang sudah memasuki mansion baskoro.
baskoro menoleh tersenyum melihat abi sahabat laknatnya itu sudah tiba.
abi serta keluarga menghampiri baskoro dan santi.
"maaf ya santi kami pasti telat , jalanan macet banget! maaf ya"
ratna istri abi merasa Bersalah karena lewat dari waktu yang ditentukan.
santi tersenyum ramah.
"astaga ratna, bahkan kalian datang lebih awal dari pada pandi dan cindi."
tutur santi dengan ramah.
mereka masuk keruang tamu guna berbincang menunggu pandi serta keluarganya.
30 menit kemudian.
"bas, pandi kemana bro kenapa lama ya?" tanya abi.
"coba dihubungi siapa tau nyasar" saran santi.
baskoro merogoh ponselnya menghubungi pandi. berkali kali baskoro menghubungi pandi lewat ponselnya namun tak kunjung diterima.
"gak bisa bi, terhubung sih tapi gak diangkat" sahut baskoro.
"ya sudah, kita langsung ketaman saja, kita nunggu mereka disana. sedari tadi anak anak mau nya berenang."usul santi.
rumah baskoro memang difasilitasi kolam renang didekat taman dan di bagian belakang mansion.
"ya nih, anak anak lebih suka out door dari pada indoor." sambung ratna lagi.
baskoro dan abi mengikut saja, mereka keluar menuju taman yang sudah didekor keluarga baskoro untuk bersantai dengan para sahabatnya.
"pa, bian sama lian mau berenang" baskoro hanya mengangguk.
bian dan lian pergi bersama maid untuk ganti baju renang, mereka berenang dengan kaca mata renangnya.salah satu maid memberikan bian pelampung namun bian menolak.
" bian bisa berenang bi, bawa saja pelampungnya" pinta nya pada maid.
tapi main tetap membiarkan pelampung itu di kolam renang sesuai perintah baskoro.
beralih pada para orang tua.
"bas, tidak terasa ya sekarang kita sudah jadi orang tua, rasanya kemaren masih duduk dibangku SMA."
"ia nih bi, sekarang bahkan jagoan kita sudah besar, sudah SD pula seperti mimpi ya bi."
"rasanya waktu berjalan begitu cepat bas, aku merasa bahagian dengan kehidupanku yang sekarang punya istri dan anak yang selalu mendukung."
"aku juga begitu bi, bahagia ketika melihat istri dan anakku berada disampingku, semoga saja istriku selalu setia dan mendukungku sampai akhir."
"aminnn" timpal abi.
abi dan baskoro berbincang seputar bisnis sedang para istri membicarakan prestasi anak mereka.
20 menit berlalu.
tin tin. suara klakson mobil pandi, baskoro serta yang lainya menoleh ke arah mereka.
pandi serta istri dan anaknya menghampiri mereka.
"eh, udah pada lama ya? maaf kami" telat ucap cindi sambil tersenyum.
"astaga cindi kalian itu telatnya hampir 1 jam loh" sungut santi
pandi hanya tersenyum melihat interaksi para istri mereka itu.
"bas, bi kalian apa kabar?" tanyanya sambil berpelukan.
"seperti yang kau lihat semua baik kalo istri tidak ngambek" jawab abi.
"ih sembarangan" ratna menimpali.
hahahahahahaa.
mereka semua tertawa mendengar gurauan abi.
nayra bingung melihat para orang dewasa itu, tidak mengerti mengapa mereka tertawa hingga akhirnya nayra angkat bicara.
"hallo cemuana apa kabal?" sapa nayra
para orang tua itu seketika terdiam mendengar sapaan nayra, mereka melupakan keberadaan nayra disana.
"astaga Pan, ini nayra anakmu?" tanya baskoro
"ia bas. putri semata wayangku" jawabnya sambil merangkul nayra
"hai cantik, kamu sudah besar ya sekarang" sapa santi pada nayra.
mata nayra berbinar bahagia disebut cantik.
"ia ante, nay cudah becal cakalang" jawabnya.
"wah, nayra klo besar pasti jadi artis, cantikya kebangetan" timpal ratna.
"tidak. nay gak jadi artis kalau sudah besar tepatnya jadi mantuku buat liat" sahut abi
mereka tertawa mendengar candaan abi.
"kita kelamaan berdiri, ayo kita duduk sambil ngobrol" usul baskoro.
mereka semua duduk ditempat yang sudah disediakan.
"kalian pasti bosan nunggu kami ya?" tanya pandi.
"tuh lihat anak anak sudah pada berenang" baskoro menunjjuk kearah kolam renang dekat taman
"biasalah lah mas bas kita telat karena apa. kelakuan anak sama bapak sama aja, sering becanda saat mau berangkat. mas pandi sama nayra lama kalau dandan" sambung cindi lagi.
"udah kayak ibu arisal lo Pan pake acara dandan" timpal abi.
mereka berbincang sambil menikmati teh dan cemilan sore hari.
menikmati udara segar yang berhembus ditaman mansion baskoro.
para suami membicarakan seputar bisnis sedang para istri membicarakan perkembangan dan prestasi anaknya disekolah.
"pa, nay boleh dabung cama kaka itu?
tanya nay menunjuk arah bian dan lian yang asik berenang. sedari tadi nay sudah memperhatikan asiknya bian dan lian bermain air.
"sayang, nay kan belum bisa berenang" jawab pandi
nay cemberut lantaran dilarang oleh ayahnya.
"om, ante. Nay boleh gabung sama kaka itu?"
tanya nya pada baskoro, abi, santi, ratna sambil mengedipkan matanya berulang kali memasang wajahh memohon yang terlihat sangat menggemaskan dimata para orang tua itu.
"oh tuhan Pan, anakmu ini loh menggemaskan sekali pengen aku gigit pipinya" ucap abi
"boleh ya om" pinta nayra lagi dengan wajah imutnya.
"boleh dong sayang, asal nayra yang cantik ini mau jadi mantu tante" sahut santi
"No, nayra jadi mantuku. aku yang duluan tadi san" sambar abi tidak mau kalah
"Pan, nayra harus jadi mantuku. titik"
tegas baskoro, santi tersenyum menang menoleh kearah abi
"bas, kenapa kau jadi ikutan. nayra itu menatuku loh bas, aku duluan yang bilang nayra mantuku tadi" timpal abi
"bi, kau tadi cuman bilang nayra mantumu. tapi kau tidak minta secara langsung pada pandi.
benar tidak?"
tanya baskoro seraya menaikkan alisnya pada abi.
"om, ante. nay mau belenang. bukan mau mantu om, ante
tenapa nay dilebutin sih, nay bukan makanan" omelnya cemberut
seketika mereka semua tertawa berbahak mendengar ocehan nayra dengan wajah cemberutnya
"ya udah, jangan cemberut sayang nanti cantiknya hilang. nayra boleh bergabung sama kakak bian dan kakak lian, tapi nayra tidak usah ikut berenang ya sayang cukup lihat kakanya saja bereang. Ok?"
bujuk pandi pada putri semata wayangnya itu
"Ok papa" jawab nayra dengan semangat
nayra turun dari pangkuan pandi, pergi menghampiri bian dan lian yang asik saling melempar bola dengan diawasi oleh maid.
Bersambung!!
Pengumuman.
kisah cinta nayra tayang setiap hari
ikuti terus kelanjutan kisahnya yah teman.
mohon dukunganya.
"hallo kaka, boleh nay gabung?" tanya nya dengan tersenyum cerah.
bian menoleh kearah nayra. "CANTIK" ucapnya pelan, tidak fokus menerima lemparan bola dari lian sehingga bola itu mendarat dikepala bian
nay cekikikan melihat kejadian itu.
"wah, kaka hebat" serunya memuji lian
lian tersenyum mendapat pujian dari nayra
bian Menoleh kearah lian, melihat lian tersenyum senang mendapat pujian dari nayra hatinya merasa meradang.
"heh, anak kecil. ngapain lo disitu. mau ngintip kita mandi?" tanyanya tidak senang.
nayra geleng kepala.
"lalu ngapain lo disitu?" tanya nya denga mata tajam.
nayra takut melihat ekspresi bian.
"nay mau ikut main kak" jawabnya takut.
lian yang kasihan pada Nayra langsung berenang ketepian kolam. lian mengajak nayra ngobrol dengan tersenyum.
"hai cantik, kau pasti nayra kan?" tanyanya ramah.
nayra meneguk.
"mau ikut berenang?" tawar lian.
bian memperhatikan lian dan nayra berbincang akrab tidak suka akan hal itu.
"tapi nay tidak bisa belenang kak" sahutnya pelan malu malu.
"Cih, dasar genit lo. masih kecil udah genit, gimana besarnya kelak" batin bian.
"dasar anak kecil, bicara saja belum becus. cadel" ejek bian.
hiks, hiks.
nayra menangis mendengar ejekan bian.
lian menoleh ke belakang.
"bian. nayra ini adik kita, harus kita jaga dan sayangi. ingat apa pesan orang tua kita, hari ini kita ketemu adik perempuan kita, nayra harus kita sayangi, bukan dibuat menangis bian" tegur lian pada bian.
"terserah" ucap bian dengan cuek
bian melempar bola yang mengenai kepalanya tadi. bian keluar dari kolam renang duduk dikursi dengan santai sambil meminum jus yang sudah disediakan maid.
lian juga ikut menyudahi berenangnya keluar dari kolam renang itu.
"nayra, kamu kesana ya, bareng bian, aku mau keluar dari arah situ"
tunjuk nya kearah tangga kolam renang.
nayra berjalan menghampiri bian, duduk dekat bian.
"kenalin kak, nama aku nyala" sambil menjulurkan tanganya.
"udah tau" jawab bian cepat. dengan wajah dingin versi bian.
"kakak, sudah kenal nayla" tanyanya dengan wajah bingung.
"nama mu itu nayra, bukan nayla CADELLL"
sahut bian dengan wajah garang. menekankan kata cadel
lian yang baru tiba duduk dekat nayra.
"nayra, kita sudah tau kamu. cuman belum pernah ketemu. tapi kalau sama om pandi dan tante cindi kita sudah sering ketemu, orang tua kami sering bercerita tentang dirimu, om pandi dan tante cindi juga sering cerita tentang nayra kalau ketemu. kamu sih tidak pernah ikut ke acara"
lian menjelaskan seakan tau kebingungan nayra.
"kenalin nay, namaku lian, kalau yang seram ini namanya bian" jelasnya pada nayra.
nayra cekikikan sebab bian dikatakan seram oleh lian.
bian menoleh, melihat nayra yang cekikikan merasa tak senang.
"kenapa? ada yang lucu?" tanya nya pada nayra. nay menggeleng.
"kau ini masih kecil suka mengejek, oceh bian.
"nay sudah becal kak bian" jawab nay tak terima dikatakan anak kecil.
"kalau cadel berarti masih kecil" ejek bian lagi.
"tapi nay su".. belum selesai nay bicara sudah disanggah oleh bian.
"tidak usah porotes. diam. suaramu jelek. seperti wajahmu jelek"
hiks,hiks aaaaaaaaa.
nayra menangis kencang, dikatakan jelek hatinya tersakiti.
"sssttty. sudah jangan menangis, nayra cantik kok" hibur lian.
"cih, cantik apanya. cadel itu jelek" sambar bian pula.
makin kencanglah suara tangis nayra.
maid yang mengamati mereka sudah pergi setelah bian dan lian selesai berenang.
ditempat lain tetapi masih tetap dimansion baskoro, jarak 10 meter dari bian, lian dan nayra. mereka menoleh kearah anaknya mendengar suara tangis nayra.
mereka semua beranjal menghampiri anaknya.
"kenapa sayang, kok nangis hemm?" tanya cindi
"kak bian jahat ma, kata kak bian nay jelek"
"nay anak mama cantik kok. ia kan bian?" santi mengedipkan mata nya menatap bian memneri kode.
"ia tante" jawab bian pasrah.
mereka geleng kepala melihat keisengan anak mereka.
"ya, sudah.. bian, lian ganti baju gih. sudah semakin sore" lanjut santi.
mereka semua bergegas masuk mansion baskoro.
menunggu jam makan malam mereka berbincang diruang tamu. mulai dari hal serius hingga hal konyol.
sedang anak mereka bermain dikamar bian.
ketiga keluarga itu merasa bahagia saling menceritakan pengalam rumah tangga masing masing.
diawali pertemuan mereka disekolah menengah berlanjut hingga saat ini. persahabatan yang kuat bagaikan keluarga, tidak ada rasa sungkan, saling mendukung, saling memberi saran, saling menolong.
sahabat sejati memang serasa keluarga.
dikamar bian.
"kak lian, nay bosan main parzel kak" sungutnya dengan manja.
"nay biasanya main boneka sama mama, papa, bibi"
"lalu nay adikku ini mau nya apa. hemm?" tanya lian sambil mencubit pipi nayra.
"sakit kak" sahut nayra sambil memegang pipi nayra.
"nayra mau nyanyi kak"
"nyanyi?"
nany mengangguk.
"nayra bisa nyanyi?" lian memastikan.
nayra mengangguk sekali lagi dengan percaya diri.
cih, cadel belagu. mana enak suara cadel mu bernyanyi. bian membatin.
sedari tadi lian dan nay berbicara. bian duduk bersandar dikasur membaca buku, akan tetapi sebenarnya fokusnya ke lian dan nayra.
ku buka album bilu
penuh debu dan usang
ku pandangi semua gambal dili
kecil belsih belum telnoda
dst....
tak, tak, tak. lian tepuk tangan merasa terharu mendengat lagu yang dinyanyikan oleh nayra.
"heemmm, adikku yang cantik gemes banget sih. siapa yang ngajarin. hemmm?" tanya nya.
"mama kakak" sahut nayra.
bian kagum pada nayra.
walau cadel ternyata suaranya enak didengar batin bian.
suasana makan malam.
"nayra cantik ,makan yang banyak ya princess biar cepat besar" baskoro buka suara.
"ia om, biar sepelti kak lian dan kak bian besal" jawabnya sambil mengunyah makanan dimulutnya.
"Pan, anakmu kok menggemaskan sekali sih? pengen aku bawa pulang saja" sambung abi.
"enak saja asal bawa anak orang, tutur baskoro"
pandi hanya geleng kepala melihat kedua sahabatnya itu.
"belalti kalau nay besal sepelti kak lian dan kak bian, nay sudah bisa SD dong" tutur nay.
"tentu dong sayang" jawab santi.
"papa, mama nay mau sekolah ditempat kak lian. boleh ya pa" pinta nay dengan imutnya.
"boleh sayang, 3 bulan lagi ya sayang"
bujuk pandi pada putrinya.
"asikkkkkk" nayra kegirangan..
"belalti nay ketemu tiap hali dong sama kak lian" ucap nya dengan wajah berbinar.
"bukan cuman lian nay sayang, bian juga.
mereka berdua itu satu sekolah loh" ucap santi.
"benlkah?" tanya nayra.
"hemmm" santi mengangguk.
namun ekspresi nayra biasa saja, tidak berbinar saat dengan lian tadi.
"bian dan lian bakalan jagain nayra nanti disekolah"
sambung baskoro menegaskan bahwa bian harus menjaga nayra. baskoro melirik bian seraya mengucapkan bahwa bian wajib menjaga nayra.
bian kesal dengan situasi saat ini.
"dasar daddy giliran jagain tugasku" batin bian.
bian kesal pada nayra, sedari tadi nayra lebih suka bicara pada lian dibanding dirinya. bian kesal jila berbicara dengan lian wajah nayra berbinar berbinar bahagia sementara denganya biasa saja. bian juga kesal karena selalu lebih dulu menyebut nama lian bukan dirinya.
bian ingin dinomor satu kan oleh nayra. tapi nyatanya nayra lebih menempatkan lian sebagai urutan pertama dibanding dirinya.
menyebalkan, umpat bian dalam hati.
"awas kau anak kecil.
pengen kucium saja mulutmu, agar berhenti membicarakan lian" batin bian.
Bersambung!!
hai, raders kisah cinta nayra hadir setiap hari
ikuti terus kelanjutan ceritanya ya.
mohon dukunganya..
** satu bulan berlalu.
selama sebulan penuh ketiga keluarga tersebut melakukan aktivitas seperti biasa. saling bertukar kabar walau waktu untuk bertemu belum tepat dikarenakan kesibukan masing masing. Begitu juga dengan Pandi yang tak luput dari kata sibuk hingga pandi diharuskan keluar kota untuk membuka cabang perusahaanya. pandi harus berangkat ke kota J untuk mengembangkan cabang perusahaanya dalam beberapa bulan kedepan.
pandi cukup bingung dengan situasi ini, bagaimana harus berangkat ke kota J tanpa istri dan anaknya. siapa yang akan mengurus keperluanya selama dikota J. mau tidak mau harus mengikut sertakan sang istri, lalu bagaimana dengan nayra? jika harus dibawa bagaimana dengan pendidikanya yang hanya dua bulan lagi tamat TK sebelum beranjak SD.
Pandi akhirnya merundingkan hal tersebut dengan istrinya.
Sepulang kantor pandi langsung menemui istrinya menbicarakan hal yang bersangkutan dengan keberangkatanya kekota J. akhirnya mereka memutuskan menitipkan nayra ke sahabatnya baskoro. karena saat ini abi serta istrinya sedang berada diluar kota.
"Pa, kenapa nay tidak dilumah om abi saja sih?"
nay protes karena kedua orang tuanya menitipkan nayra pada baskoro.
"sayang, om abi dan tante ratna sedang diluar kota. om abi saja menitipkan lian dirumah om baskoro, nanti nay bisa main sama kak lian disana sayang"
bujuknya pada putri semata wayangnya itu.
"ma, bilangin papa dong nay dititip sama om abi saja!" pintanya pada cindi.
"nayra sayang dirumah om abi atau om baskoro kan sama saja, sama - sama teman papa" ucap cindi.
"tapi kak bian nakal ma, nay takut sama kak bian mama. kak bian tidak pelnah telsenyum apa lagi teltawa, nay sukanya sama kak lian ma"
nay menjelaskan keresahan hatinya. membayangkan bagaimana setiap hari bertemu dengan bian akan merusak hari cerianya.
"ayolah papa, mama titip nay dilumah om abi saja ya" pintanya penuh harap.
pandi beranjak dari duduknya menghampiri anaknya itu digendongnya nayra lalu diciumnya lalu duduk dipangkuanya.
"sayang dengarin papa, sekarang om abi sama tante rantna diluar kota. bagaimana caranya papa sama mama mitip anak kesayangan papa ini ke om abi, om abi nya saja tidak ada.
nanti papa akan minta kak lian sering main kerumah om baskoro supaya putri papa yang cantik ini ada teman mainya. bagaimana setuju tidak?"
tanyanya pada anaknya sambil mencubit hidung mancung anaknya.
"benal ya pah!" nay memastikan akan ucapan papanya itu.
"ia sayang" sahut pandi.
setelah cukup lama membujuk nayra akhirnya nayra setuju tinggal untuk sementara dirumah baskoro.
"ya sudah sekarang kita istirahat sudah malam.
mau papa gendong kekamar?" nay mengangguk.
pandi beranjak membawa putrinya kekamar nayra. diletakkanya nayra dikasur empuknya itu.
"selamat tidur putri cantiknya papa"
cup cup. pandi mengecup kening dan pipi putrinya.
pandi memasuki kamar tidurnya memperhatikan istrinya yang duduk sambil melamun. pandi memeluk cindi mengecup pucuk kepala istrinya.
"ada apa sayang. hemm?
apa yang kau pikirkan?"
tanya pandi melihat raut wajah istrinya penuh dengan khawatir.
"pa, mama gak tenang nitipin nay pada mas baskoro dan mbak santi.
bagaimana kalau kita bawa nay saja pa"
pinta cindi yang merasa bersalah terhadap putri semata wayangnya itu.
"ma, kita sudah bahas tadi loh. bisa saja kita bawa nayra ma, lalu bagaimana dengan pendidikan nayra? 2 bulan lagi anak kita sudah wisuda semoga saja kita bisa hadir diacara wisuda putri kita ma"
"baiklah pa, mama ikut papa" akhirnya cindi pasrah berjauhan dengan anaknya.
2 hari kemudian.
pandi serta keluarga kecilnya pergi menuju kediaman baskoro.
sepanjang perjalanan nayra cemberut karena harus dititipkan pada baskoro yang notabenya rumah bian siwajah seram.
pandi serta keluarganya tiba dimansion baskoro, mereka disambut dengan hangat.
"eh nayra cantik sudah sampai ya, sini sama tante"
santi langsung meraih nayra dari rangkulan pandi.
"bas, san. seperi yang sudah saya bicarakan lewat ponsel kemarin, kita mau kekota J dalam waktu 3 bulan. akan aku usahaani 2 bulan sudah rampung semuanya.
titip nayra anak kami semua keperluanya sudah ada dikoper"
pandi membuka pembicaraan serius mereka.
"sebenarnya berat hati kami meninggalkan nayra di ibu kota, tapi kalau kami membawa nayra bagaimana dengan pendidikanya 2 bulan lagi sekolah TK nayra sudah selesai"
lanjut cindi menjelaskan keresahan hatinya.
"itu sudah keputusan yang tepat Pan. kita tidak hanya memikirkan kesuksesan bisnis kita, tapi masa depan anak juga harus diperhatikan bro. kita sekeluarga menerima nayra dirumah ini dengan suka cita, kami akan menjaga nayra seperti putri kandung kami. fokuslah pada cabang perusahaanmu disana Pan, agar cepat terselesaikan"
upana baskoro membuat pandi dan cindi lega.
"ia pan, cin. disini nayra punya teman bian dan lian. setidaknya sampai minggu depan lian masih bisa bermain dengan dengan nayra sebelum abi dan ratna pulang" sahut santi.
"baiklah kalau begitu terima kasih mas baskoro, mbak santi" ucap cindi dengan tulus.
"nayra anak mama yang cantik, nay baik - baik disini ya nak. mama sama papa akan secepatnya pulang. kita bakalan vc setiap hari"
nayra mengangguk saja, karena yang ada dipikiranya saat ini adalah bian.
bagaimana bian akan memperlakukanya ditempat itu.
"bas, santi sekali lagi titip nayra ya. kami pamit"
pandi dan cindi mencium dan memeluk nayra untuk yang terakhir kali sebelum pergi.
baskoro mengendong nayra bersama santi mereka beranjak mengantar pandi dan cindi ke mobil.
setelah kepergian pandi dan cindi, baskoro serta santi mengantar nayra kekamarnya.
"Nah, nay. sekarang ini kamar kamu sayang bersebelahan dengan kamar bian.
pakaian nayra dan yang lainya akan dirapikan bibi ditempat itu" ucap santi menunjuk kearah lemari.
nayra mengangguk.
"sekarang nayra putri mommy istirahat ya nak, pasti nayra lelah kan?"
nayra mengangguk lagi.
baskoro membaringkan nayra dikasur empuk itu lalu menyelimutinya.
"mimpi yang indah sayang"
baskoro dan santi mengecup kening nayra bergantian lalu pergi meninggalkan kamar nayra.
**
esok harinya dimansion baskoro.
bian masuk kekamar nayra dilihatnya nayra masih pulas.
bian menggoyang punggung kecil nayra hingga bangun.
"heh anak kecil bangun, ditunggu mommy sama deddy sarapan. kau tidak sekolah?"
tanya bian kesal karena ditugasi mommy santi membangunkan nayra.
nayra membuka mata nayra bingung kenapa ada bian dikamarnya.
seketika dia sadar ternyata dirinya sedang numpang dirumah bian.
"heh anak kecil malah melamun lagi, ayo cepat bersiap bibi sudah menunggu mu dari tadi untuk memandikanmu tapi kau malah tidur.
kau ngompol ya?"
nay geleng kepala.
"kau kan anak kecil, biasanya anak kecil tidur masih ngompol"
hiks hiks. nayra menangis mendengar hinaan bian.
bian panik melihat nayra menangis.
"eh, jangan menangis nanti aku dihukum sama mommy. ayo dong anak kecil jangan nangis. pleessss!!
nanti aku kasi coklat. mau?" tawar bian.
nayra mengangguk.
bian pergi meninggalkan nayra, sementara nayra mandi dibantu oleh maid.
nayra dituntun oleh maid kemeja makan.
mata nayra berbinar melihat ada lian juga ditempat itu.
"kan lian"
teriak nya berlari menghampiri lian langsung memeluk lian yang sudah duduk anteng dikursi.
bian kesal akan hal itu.
"pagi nay anak mommy bagaimana tidurnya tadi malam nyenyak tidak?"
goda santi dengan senyum ramah.
"baik tante" jawab nayra
"nay jangan panggil tante dong.
panggil "MOMMY" mommy santi ya nak"
nayra menggangguk.
mereka makan dengan santai.
setelah selesai sarapan nayra, lian serta bian berangkat kesekolah diantar oleh para sopir.
Bersambung!!
hai teman kisah cinta nayra akan tayang setiap hari. mohon dukunganya ya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!