NovelToon NovelToon

BALAS DENDAM MANTAN ISTRI

1. Kamu Tidak Berperasaan, Mas!

"Kau bukan Istriku lagi! Sekarang keluar dan jangan harap bisa ke sini lagi!"

Perkataan itu bagai petir yang menghantarkan pisau tajam yang menghunus lapisan terdalam jantung dan hatinya.

Sesak menjalar di seluruh tubuh Dena, wanita yang sedang hamil empat bulan itu tersungkur dengan mata yang mengalirkan butiran air mata kesedihan.

"Mas, kamu tega… Janin ini anak kamu loh, tolong jangan usir Aku. Aku ga tau mau kemana kalau kamu usir aku," ucap Dena terbata-bata. Suaranya serak, memang terdengar memilukan, tapi bagi pria yang sedari awal sangat membencinya karena keberadaan Dena adalah tembok besar penghalang untuk hubungan Rafa dan Lidia, wanita yang sangat dicintai Rafa melebihi apapun di dunia ini! Tangisan Dena bukanlah apa-apanya untuk Rafa.

"Mana ada janin itu anak aku! Jelas-jelas aku ga pernah setubuhin kamu kok. Kamu aja yang kecentilan dekat-dekat laki-laki lain waktu aku ga ada di rumah! Mama sendiri juga kok yang bilang kamu sering jalan ke luar bareng laki-laki, ada vidionya bahkan. Jadi daripada keberadaanmu buat malu keluarga aku, baik kamu keluar dan jangan pernah kembali!"

Dena menatap wajah senang dari Maya, Ibu Mertua yang memang sedari awal juga tidak menyukainya. Dan alasan pernikahan Dena dan Rafa tak jauh dari perjodohan antara Ayah Dena dan Rafa.

Maya sengaja membuat skenario untuk menjebak Dena bersama beberapa pria dan memvideokannya.

Wajah ketakutan Dena diubah menjadi senang seolah kedatangan para pria itu adalah obat untuk meredakan rasa bosan selama pernikahan yang tak berarti ini.

Ditambah setelah memvidiokan, Maya mendatangi kenalan yang adalah seorang pengedit Vidio profesional dan menguatkan bukti kalau Dena bukan wanita baik-baik.

"Keluar sana! Jelas-jelas pengacara Anakku udah memenangkan sidang dan tinggal menunggu surat cerai mendatangimu!" wanita itu bahkan tanpa segan-segan menendang tubuh Dena hingga wanita sedikit kesakitan.

Dena merasa terlukai. Ia tidak percaya pernikahan yang baru berlangsung setengah tahun ini harus berakhir menyakitkan untuknya.

Dena bangun, menyeka air matanya dan menatap tajam, ke arah Ibu mertua, Suami yang cuek, angkuh dan dingin padanya.

"Kalian kejam saat ini! Tapi lihatlah, suatu waktu aku akan kembali, membuat kalian bertekuk lutut dan menangis darah di kakiku karena kejutan yang aku buat untuk kalian!"

"Hah, mengancam!" ledek Maya. "Buktikan kalau bisa. Wanita tanpa Ayah dan Ibu. Mana bisa jadi sukses! Lihatlah, kabar tentang perselingkuhanmu akan kubuat tersebar luas di media manapun! Kami kan keluarga kaya, kau hanya benalu dalam keluarga kami yang semula baik-baik saja! Di rumah ini kau menderita, keluar dari rumah ini lebih! menderita lagi. Jangan harap ada pekerjaan yang bisa menerimamu. Kecuali…" Maya mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga Dena. "Jadi pelacur! Hahahaha," wanita berusia 50 tahun itu tertawa renyah.

Hati Dena semakin teriris. Sakit itu semakin memporak-porandakan jiwanya. Senyum dan kemanisan saat Ayah mertua masih ada, kini sirna selepas beliau meninggal, Ibu mertua, Suami bahkan keluarga lain yang tak suka bekerja sama mengusir Dena.

Dengan alasan apa?

Harta.

Kenyataan yang tidak pernah Dena ketahui, almarhum Ayah Dena adalah pengusaha kaya yang memiliki aset senilai 10 juta dollar amerika serikat.

Namun beliau sakit-sakitan bahkan saat Dena masih berusia 6 bulan di kandungan.

Ayah Rafa dan Ayah Dena adalah dua orang sahabat yang sama-sama membentuk suatu perusahaan yang memproduksi kain.

Namun saat Ayah Dena merasa hidupnya tidak panjang lagi, Ayah Dena berpesan untuk menjaga Ibu Dena yang sedang hamil dan mewariskan seluruh harta miliknya atas nama Dena Aulia, nama Dena sendiri.

Hanya saja setelah Ibu Dena meninggal setelah melahirkan Dena, dan seorang wanita yang tak lain adalah Maya Ibu Mertua Dena saat ini membuangnya dengan sebuah nama Dena Aulia yang tidak terlepas dari gelang kaki yang diberikan kusus untuk Dena oleh Ibu kandungnya sebelum meninggal.

Dan seorang wanita tanpa anak menemukan dan membawanya pergi sebelum Ayah Rafa bertemu dengan Dena bayi.

Dena hidup sebagai gadis miskin. Dan Dena perlu bekerja keras untuk mendapatkan uang.

Tujuh bulan lalu, Ayah Rafa mendatanginya setelah menemukan jejak keberadaan Dena.

Tanpa basa-basi mengatakan kalau dia adalah teman almarhum ayah Dena.

Dena yang pada saat itu merasa Ayah Rafa bukan orang baik, langsung berkata. "Saya hanya punya Ibu! Dan dua tahun lalu beliau meninggal, saya hidup sendiri. Dan untuk Ayah, bahkan melihat wajahnya saja saya tidak pernah!" bantah Dena.

"Kamu mau bukti?"

Dena yang pada saat itu masih mencari siapa ayahnya langsung menyetujui.

Banyak foto yang menunjukkan kalau Dena memiliki Ayah apalagi wajah Dena sangat mirip dengan sang almarhum Ayah.

"Saya tidak percaya!"

"Kita bisa lakukan tes DNA!"

Rambut Ayah Dena yang masih tersimpan baik-baik di ruangan Ayah Rafa dicocokkan dengan rambut Dena, sungguh mengejutkan gadis itu.

"Kamu mau ikut Om, kan? Hidupmu selama 22 tahun ini menyedihkan. Ayah kamu berpesan untuk menjagamu. Hanya saja kamu hilang saat di rumah sakit."

Dena berhasil terbujuk, apalagi Dena yang kesulitan dalak perekonomian membuatnya ikut dengan Ayah Rafa.

Ayah Rafa melihat ada kecocokan antara Rafa dan Dena segera menjodohkannya.

Ibu Mertua Dena mendapati gadis yang ia sudah buang 22 tahun lalu datang dan dia mencari cara untuk membuat Rafa membenci Dena.

Karena ia tidak mau Dena disayangi keluarganya, dan perlahan malah memberitahu kenyataan kalau Dena adalah pewaris sah perusahaan textile.

Kembali pada masa sekarang.

Tanpa hati Ibu Mertua mendorongnya hingga ke luar pintu gerbang rumah mewah keluarga Arfaraganza.

"Jangan pernah kambali, atau hidupmu dalam bahaya, perempuan jala*ng!"

2. Hidupku Akan Berakhir

Sedih. Patah. Hancur.

Hanya itu yang bisa dikatakan Dena untuk perasaan yang dialaminya saat ini.

Hujan perlahan membasahi bumi, kini sangat deras dan tubuh Dena menggigil.

Bukan karena Dena tidak ingin memberontak atas perlakuan suami dan mertua yang sangat kurang hajar padanya, tapi Dena sudah pasrah atas nasibnya yang sungguh malang.

Percuma memasakan diri sementara ada janin yang 'harus' dipertahankan. Yang ada kelakuan Ibu mertua semakin menjadi padanya. Ia pasti akan di hajar lebih parah dari ini. Apalagi Suami yang sudah menolaknya dan janin hasil perbuatan pria itu, tapi Rafa dengan kejamnya meniadakan kelakuannya masa itu.

Memang, awal pernikahan Dena dan Rafa tidak disadari cinta. Pria itu bahkan mengaku terpaksa mengikuti perintah ayahnya yang menginginkan Rafa segera menikah dengan wanita pilihan nya.

Rafa hanya mencintai Lidia, wanita karir yang juga disukai Maya.

Hanya saja satu malam di tahun baru mengubah status Dena dari Istri perawan menjadi istri … seutuhnya dalam konteks duniawi tidak dengan batin.

Awalnya Dena bahagia dan lega. Karena dia pikir, suaminya sudah menerimanya saat mengajak nya ke kamar dan mulai menyentuhnya.

Tapi ketika nama orang lain disebutkan saat pelepasan, jantung Dena seolah berhenti berdetak. Ia sesak dan merasa segala hal yang mereka lakukan malam ini adalah kesia-siaan.

Penolakan dan tidak di anggap menjadi makanan sehari-hari nya, ia tahu ia tidak pantas berada di rumah itu sebagai Istri.

Tapi janin yang terbentuk hasil pelepasan Rafa malam itu, menjadi kekuatan untuk Dena.

Dan lagi-lagi penolakan, sungguh menyakitkan hati Dena. Jika Dena yang di tolak, ini tidak akan terlalu sakit. Tapi anaknya sendiri? Ini tidak patut dimaafkan!

Dena akan balas dendam! Membuat mereka bertekuk lutut seperti kata-kata yang sempat di lontarkan nya sekitar setengah jam sebelum ini.

Tapi, ia merasa sedikit ragu. Pusing melanda nya. Dia tidak tahu mau kemana dan siapa yang mau ditemui nya.

Dena hidup sendiri sejak kematian wanita baik yang merawat nya sejak bayi juga dianggap sebagai Ibu.

Tidak ada teman karena jujur, Dena adalah perempuan introvert yang hanya memiliki satu, dua teman. Dia suka penyendiri dan sebenarnya cukup misterius bagi orang baru.

Entah lah, ini di sebabkan karena apa. Setahu Dena, Dena malu berteman dan mudah sedih apalagi dengan sebuah penghianatan.

Tempat tinggal? Semasa hidup miskin, Dena hanya mengontrak, dan setelah menikah dengan Rafa, ia melepas kontrakan nya untuk disewa orang lain.

Sekarang Dena bahkan tidak memiliki sepeser pun uang karena menyewa pengacara membutuhkan banyak biaya. Dompet sisa uang tidak diambil, karena Dena tahu, itu sepenuh nya adalah uang Rafa.

Keluarga Rafa mungkin sengaja tidak membiarkan Dena keluar rumah. Selain agar Dena tidak terkenal karena berhasil menikahi keluarga kaya, juga supaya Dena juga tidak menjadi wanita sukses di luar sana.

Hidup tertutup sungguh mengekang. Bahkan akses media sosial pun tidak di beri.

Hidup Dena memang menyedihkan, tapi Dena rasa ia harus kuat demi bayi dalam kandungannya.

Wanita itu tersenyum getir menatap perutnya yang sudah sedikit membuncit.

"Sehat-sehat ya, sayang. Mama harap kamu bisa membantu Mama hidup sempurna meski Ayah dan keluarga dari Ayah kamu tidak menerimamu. Ada Mama di sini, sayang. Jangan khawatir. Mama akan tetap mempertahankan kam–"

Tiiiinnn.

Kedua bola mata Dena membola, ia benar-benar tidak percaya melamun membuatnya berada di depan mobil yang sedang melaju…

Aaaaa, teriak Dena.

3. Pria Penyelamat

POV Dena

Kurasa, hidupku akan berakhir.

Cahaya dari lampu depan mobil itu semakin cerah dan menyilaukan.

Entah berapa lama lagi aku akan hidup. Mungkin detik berikutnya adalah waktuku meniggalkan dunia ini.

Namun Aku masih berusaha menyelamatkan nyawa ini. Aku lari sekuat tenagaku, meski hanya ke pinggir jalan. Tapi aku merasa kakiku tersandung sesuatu, Aku terjatuh, dan pinggulku terasa sangaaaat sakit!

Kusentuh perutku, tempat janinku berada. ‘Sayang, Bunda mohon. Jangan keluar dan bertahanlah di sana.’ ucapku lirih dalam hati.

Aku hanya bisa melihat mobil itu mendekat. Tubuh ini bergetar, dan cukup membuatku takut. Aku dan anakku pasti akan mati di sini.

Hal pertama yang kupikirkan hanya, balas dendam atas kelakuan buruk yang suami dan keluarganya berikan padaku.

Bukan untuk diriku sendiri. Tapi anak dalam kandunganku. Aku harus membuat pria itu menyesal dengan kata-katanya, keluarga dan semua orang yang memfitnahku.

Tapi apa rencana ini akan berhasil? Sedangkan sekarang, nyawaku…

"Hey, apa kau mau bunuh diri?"

Aku mendongak, seorang pria tepat di hadapan mendatangi dan menyadarkanku. Sebuah payung ada padanya, dan tidak sama sekali diberikan padaku. Wajahnya terlihat tidak memandangku baik, dia bahkan sangat marah.

Aku menggeleng. "B-bukan begitu," suaraku terdengar gemetar karena sempat menangis tersamarkan hujan.

"Terus apa?!" tegasnya. "Hampir aja aku membunuhmu." tatapan pria itu tampak mulai fokus pada perutku yang sedikit membesar. "Apa kau hamil di luar nikah? Kau mau menggugurkan bayi itu dan membawa nama orang yang menabrakmu, hah!"

Aku hanya tertunduk dan menggeleng atas semua tuduhan yang pria berjas hitam layaknya orang yang baru menghadiri acara penting.

"Terus, kenapa keluyuran di jalan? Apa Suamimu tidak peduli lagi denganmu sampai sesukamu keluar dari rumahnya!"

"Aku di usir," balasku dengan suara lemah dan tergolong kecil.

Terlihat pria itu semakin kesal padaku, aku bisa melihatnya dengan jelas saat dia memalingkan wajah dalam hujan yang semakin deras.

Tin, tiiiinnn…

Hanya perbincangan biasa ternyata menimbulkan masalah besar untuk banyak orang dengan kendaraannya yang melintas.

Tangan besar besar dan hangat itu menyentuh lenganku. "Ayo masuk ke mobil!" ajaknya.

Aku hanya mengikut dengan keterkejutan.

Dia memasukkan ku ke mobil, perlahan kendaraan beroda empat itu melaju di jalanan becek yang cukup padat kendaraan.

"Jangan tangkap perbuatanku sebagai rasa suka ya. Kau perempuan bersuami."

"Suamiku sudah menceraikanku," aku membalas yang seketika membuat kepalanya berpaling. "Iya, aku tau. Dan bukan berarti aku senang kau ada di sini. Kau sedang hamil dan aku tidak mungkin membiarkan perempuan hamil sepertimu jalan keluyuran. Nanti kau malah mengganggu orang berbeda sepertiku," ucapnya rada tak suka.

Aku mengangguk. "Maafkan atas kekeliruanku tadi. Aku lagi termenung, semua orang jahat padaku. Mereka mencaciku bahkan memfitnahku."

"Semua orang jahat?" dia bertanya padaku.

"Hm, begitulah," balasku seraya mengangguk.

"Lalu aku? Apa aku termasuk orang jahat? Terus kenapa aku membantumu, dan … apa kau akan senang berbicara pada orang jahat?" pertanyaan itu membuatku sedikit kehilangan kata-kata. "Maksudku, orang sekitarku."

"Apa aku bukan orang sekitarmu, hum?" lagi-lagi pertanyaan.

Lebih baik memilih diam, pikirku.

"Ganti bajumu. Aku punya beberapa baju di sana, jangan berharap baju perempuan yang akan kau pakai bagus-bagus, ya. Sebenarnya itu bajuku. Kausku lebih tepatnya. Hanya aja kepanjangan, mungkin itu bisa menutup semua bagian tubuhmu."

Aku mengangguk. Mulai menurunkan posisi kursi mobil dan ke berpindah ke belakang.

"Apa dalam keranjang ini?" tanyaku setelah menemukan sesuatu di bagasi.

Tampak pria itu melirik. "Iya. Pakailah."

Aku termenung tampa melakukan apapun. Jujur, aku ragu, pria ini baru bertemu denganku. Apa dia akan menatapku sepertiku pria bermata keranjang lainnya.

"Kau tidak perlu sungkan padaku. Aku bukan laki-laki seperti yang kau bayangkan. Aku hanya menatap jalan, bukan tubuhmu. Lagipun apa menariknya tubuh orang hamil?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!