NovelToon NovelToon

GADIS BERCADAR Bermata Hijau V DUDA BERANAK Kembar Empat.

JANJI RIO.

Di pemakaman umum.

Nampak dua orang pria dan satu orang wanita, sedang memandangi sebuah makam, dengan nisan Yang bertuliskan "Cindy Marshanda binti Yusri Atmaja" dan diatas makam tersebut dipenuhi dengan bunga yang berwarna-warni. Nampak sekali pemakaman itu masih baru.

Nampak dari salah satu kedua Pria tersebut, sedang bersimpuh di sisi pemakaman tersebut Ia terlihat begitu sedih. Dengan air mata yang terus mengalir dipipi nya, yang terlihat ia memandangi batu nisan semabri ia mengelus-elus batu nisan tersebut.

"Rio, berhentilah bersedih, janganlah kamu memberatkan Cindy Rio," ujar seorang pria yang sedang berdiri, disamping seorang wanita, yang terlihat kini ikut bersimpuh.

"Heh! Lo bisa ngomong begitu Daffin! Karena Lo tidak pernah merasakan bagaimana rasanya kehilangan! Jadi Lo nggak usah sok care deh!" cetus Pria yang dipanggil Rio, sembari tersenyum pahit pada Pria yang di panggil Daffin.

Mendengar perkataan sahabatnya, Daffin terlihat kesal dan sedih menjadi satu. Namun ia menahannya karena ia tahu kalau sahabatnya itu memang dalam kondisi berkabung.

"Gue tahu Rio, gue tahu bagaimana perasaan Lo saat ini, tapi apa Lo akan seperti ini terus hah? Bagaimana dengan nasibnya keempat bayi Lo yang telah dilahirkan oleh Cindy? Hingga dia kehilangan nyawanya, demi anak-anak Lo! Sementara Lo sekali pun belum melihat mereka, bahkan Lo belum mengadzani merekakan!" ujar Daffin. Sembari ia berdiri lalu ia pun langsung merangkul pundak istrinya.

"Kalau kamu memang menghargai jerih payahnya Cindy, maka jemputlah anak-anak kamu yang sudah seperti yatim pintu itu dirumah sakit!" pungkas Daffin, "Ayo sayang kita pulang," ajak Daffin lalu ia pun melangkah pergi meninggalkan Rio seorang diri di pemakaman umum tersebut.

DEGH! seketika jantung Rio berdetak kencang, setelah mendengar perkataan dari Daffin. Dan ia langsung kembali melihat nisannya Cindy.

"Sayang maafkan Kak Bian, Maaf karena sudah mengabaikan anak-anak kita. Tapi hal ini tidak akan terjadi lagi," ujar Rio dengan tatapan mata yang masih memandang batu Nisan Istrinya yaitu Cindy.

"Sayang, kamu yang tenang ya disana. Kamu jangan khawatirkan soal Anak-anak. In shaa Allah kak tidak akan pernah mengabaikan anak-anak kita. Kak Bian janji, akan selalu menjaga mereka, serta akan membahagiakan mereka dengan penuh kasih sayang. Bahkan apapun permintaan mereka akan kak Bian penuhi, itulah janji Kak Bian, Acha!" ucapnya lagi dengan penuh keyakinan.

Yaa, Itulah janji Rio yang ia utarakan dihadapan pusara Cindy. Istri kecilnya yang amat ia cintai, Yang kini telah tiada, setelah pasca melahirkan keempat buah hati mereka.

"Baiklah Sayang, kak Bian jemput anak-anak kita dulu ya, kamu tenanglah disana in shaa Allah, kak Bian akan selalu menjenguk kamu, dan in shaa Allah, kak Bian juga akan sering membawa anak-anak kita kesini, biar mereka tahu bahwa ibunya pejuang yang sangat hebat," ujar Rio lagi yang kemudian ia mengecup nisannya Cindy.

"Ya sudah Kak Bian pamit ya sayang, Assalamualaikum" pamitnya dan kemudian ia pun beranjak meninggalkan pemakaman Cindy yang terlihat masih basah, dan terlihat dipenuhi dengan bunga-bunga tabur yang berwarna-warni itu.

...****...

Setelah dari pemakaman Rio pun langsung, membawa mobilnya menuju kerumah sakit tempat bayinya berada saat ini. Walaupun hatinya masih berduka, namun rasa ingin bertemu dengan buah hatinya, begitu besar. Sehingga ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, agar secepatnya ia sampai di rumah sakit.

Tiga puluh menit kemudian, mobil Rio pun telah terpakir di depan rumah sakit. Dan dengan jantung yang berdetak kencang, ia berjalan menuju keruangan bayi. Sesampainya disana, ia langsung bertanya pada seorang suster penjaga ruangan bayi.

"Permisi suster, yang manakah anak-anak saya?" tanya Rio dengan mata melihat ke box box bayi yang berada di sana.

"Atas nama siapa pak?" tanya sang Suster.

"Atas nama bayi Cindy dan Rio" balas Rio.

"Ooh itu disana Pak" balas sang suster sembari menujuk sebuah box berisikan empat bayi. Tanpa berbasa-basi lagi Rio langsung menghampiri anak-anaknya, dan seketika tubuhnya bergetar melihat keempat bayi yang ada dihadapannya.

"Assalamualaikum anak-anaknya Ayah? Maaf ya anak-anakku, Ayah sudah mengabaikan kalian. Tapi kalian tidak perlu khawatir, karena setelah ini Ayah tidak akan mengabaikan kalian lagi."ucap Rio, dengan suara yang terdengar bergetar. Dan tanpa terasa juga Air matanya mengalir saat melihat keempat anaknya, yang kini tak memiliki seorang Ibu.

Setelah mengucapkan janji Rio, pun mengadzankan anak-anaknya dan diakhiri dengan komat, setelah itu ia pun meminta suster untuk membantu membawakan kedua bayinya, sementara ia membawa dua bayi lainnya. Setelah mereka berada di dalam mobilnya.

"Baiklah my baby quadruplets , mari kita bersama menyongsong hari yang indah dan bahagia, untuk kita berlima, agar Bunda kalian yang melihatnya dari sana akan tersenyum bahagia, karena kita selalu bahagia," ucap Rio, kepada baby quadruplets. Lalu ia pun langsung membawa buah cintanya antara ia dan Cindy.

Sesekali Rio tersenyum saat ia melirik ke empat buah hatinya itu, yang kini ia menaruh mereka di sebuah keranjang bayi yang berukuran besar.

"Sayang, Kak Bian yakin, kamu pasti melihat mereka jugakan disana? Terimakasih ya Sayang karena kamu telah memberikan kebahagiaan tersendiri buat kak Bian. Doakan Kak Bian juga ya, agar kak Bian bisa menjadi ayah sekaligus ibu yang baik untuk mereka." batin Rio, yang kini ia terlihat bahagia bersama anak-anaknya.

...┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈┈...

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum para Readers kesayanganku.

Alhamdulillah, novel yang telah ditunggu-tunggu kini telah hadir. Semoga novel ini membawa keberkahan bagi Author dan juga bagi para Readers kesayanganku juga Aamiin 🤲

Oh iya, jangan lupa dukung author terus ya guys?

Berikan dukungannya dengan cara VOTE, LIKE, BINTANGIN, serta FAVORITKAN. Syukur-syukur diberikan Hadiahnya😉 Dan yang paling berikan komentar yang baik dan membangun Oke. Agar Novel ini bisa bersinar di laman rekomendasi.😉

Syukron 🙏🥰

PERPISAHAN RIO DAN DAFFIN.

Seminggu kemudian.

Dirumah orang tuannya Rio, yang bernama Harun Iswanto, kini terlihat ramai. Karena sepertinya disana sedang diadakan sebuah acara syukuran, penabalan nama anak-anaknya Rio. Yaa setelah menjemput Baby quadrupletsnya Rio langsung membawanya ke Ayah.

Karena terlalu banyak kenangan saat bersama Cindy, istri kecilnya itu. Membuat Rio tak ingin kembali ke rumah mereka. Karena sudah pasti ia akan hanyut lagi dalam kesedihannya. Makanya ia memilih tinggal kembali ke rumah orang tuanya.

"Karena semua sudah hadir, apa tidak sebaiknya kita mulai saja acaranya Pak Rio?" tanya seorang Ustadz pada Rio.

"Oh iya silahkan Ustadz, dimulai saja," balas Rio, dengan tangan mempersilahkan sang ustadz memulai acara syukurannya.

"Alhamdulillah, kalau begitu mari kita mulai, saja Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu," ucap sang Ustadz, dan langsung di sambut oleh para jama'ah yang hadir dirumahnya orang tua Rio.

"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatu" balas mereka secara bersamaan.

"Alhamdulillahi Robbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya'i wal mursalin wa 'ala alihi wasohbihi Rasulillahi ajma'in. Amma ba'du.

Pertama tama dan paling utama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita atas kehadiran Allah subhanahu wa ta'ala yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul dalam acara syukuran penabalan nama anak-anaknya Pak Rio di sini dalam keadaan sehat wal afiat.

Sholawat beriringan salam tak lupa kita hatur kan kepada junjungan alam nabi besar muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Yang selalu kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir, Aamiin ya Rabbal'alamin," ujar sang Ustadz membuka acara syukuran.

"Baiklah untuk tidak berlama-lama lagi mari kita sama-sama membaca basmalah serta doa untuk si kecil," ucap ustadz lagi, dan mereka pun memulai membacakan doa-doa syukuran penabalan nama dengan diawali dengan basmalah.

Setelah selesai pembacaan doa sang ustadz pun menyuruh memangku bayi laki-laki pertamanya, dihadapan sang Ustadz. Dan sang Ustadz pun memegang kepala bayi pertama Rio sembari membaca Ta’awudz, surat al Ikhlash, surat al Falaq surat an Naas.

Lalu ia engucapkan lafadz untuk memberi nama anak laki-laki sebagai berikut:

سَمَّيْتُكَ ﴿سَمَّيْنَكَ﴾ بِالْٳِسْلَامِ الّذِي سَمَّاكَ بِهِ اللهِ ٠٠٠ بن ٠٠٠٠ الْفَاتِحَة

Sammaituka (sammainaka)bil-Islaamilladziy sammaaka bihiLLaahi "Rafanza Cakra Yaqdhi bin Rio Febrian, al Faatihah]." ucap Sang Ustadz, sambil memotong rambut sang bayi sedikit.

Para jama'ah pun membacakan Al-fatihah secara bersama-sama, setelah pengukuhan nama putra pertamanya selesai. Rio pun kembali memangku putra keduanya, yang diberi nama "Rafasya Candra Yaqdhan"

Setelah pengukuhan nama untuk para Putranya Rio selesai. Sang Ustadz langsung melanjutkan dengan pengukuhan nama Putri pertama Rio. Dan sang Ustadz kembali memegang kepala putri pertama Rio, lalu kembali membaca, Ta’awudz, surat al Ikhlash, surat al Falaq surat an Naas, dan dilanjutkan membaca doa penabalan nama untuk bayi perempuannya Rio.

سَمَّيْتُكِ ﴿سَمَّيْنَكِ﴾ بِالْٳِسْلَامِ الّذِي سَمَّاكِ بِهِ الله ٠٠٠ بنت ٠٠٠٠ الْفَاتِحَة

[Sammaituki (sammainaki) bil-Islaamilladziy sammaaki bihiLLaah, Raisya Chesa Ayunda, binti Rio Febrian, al Faatihah]." para jama'ah langsung membacakan surat Al Fatihah, secara bersamaan.

Setelah pengukuhan Putri pertama selesai, sang ustadz pun langsung dilanjutkan dengan pengukuhan nama putri bungsu Rio, yang di beri nama "Raniyah Cherina Ayumna"

Acara syukuran untuk Baby quadrupletsnya Rio berjalan dengan penuh hikmat, serta rasa haru, karena sudah pasti para undangan, melihat mereka dengan wajah sedih. Karena sekecil itu mereka sudah tidak memiliki seorang Ibu.

Setelah acara syukuran selesai para undangan pun satu persatu mulai meninggalkan rumah orang tuanya Rio. Dan tinggalah, keluarga Daffin berserta orang tuanya. Mereka masih nampak berkumpul di ruang keluarga.

"Apa rencana kamu selanjutnya Rio?" tanya Daffin kepada Rio, karena semenjak Cindy meninggal, Rio tak pernah sekalipun untuk datang ke kantornya. Dan Daffin memakluminya karena ia masih dalam keadaan berkabung.

Mendengar pertanyaan Daffin, Rio terdiam sejenak, sambil memperhatikan keempat bayi mungil yang berada di hadapannya.

"Maaf Fin, sepertinya gue tidak bisa bekerja lagi dikantor Lo. Karena sepertinya gue akan membawa anak-anak gue ke kota M, untuk melanjutkan usaha perkebunan kelapa sawit milik, Bokap gue yang ada disana Fin," ujar Rio, dengan tatapan yang penuh keyakinan.

Mendengar perkataan Rio, Daffin terlihat sedih karena ia harus melepaskan Asisten yang berkompeten seperti Rio. Namun ia juga tak ingin menghalangi keputusan Rio, dan mau tak mau ia harus mendukung keputusannya.

"Baiklah Rio, kalau itu sudah menjadi keputusan Lo, gue akan mendukung Lo sepenuhnya. Dan ingat jangan sungkan untuk meminta bantuan sama gue kalau Lo membutuhkannya oke!" balas Daffin sembari ia menepuk pundak Rio.

"Oke bro! Thanks ya Fin," ucap Rio sembari ia memeluk tubuh Daffin.

"Sama-sama my brother!" balas Daffin, yang membalas pelukan sahabat terbaiknya.

"Oh iya, ngomong-ngomong kapan Lo berangkat ke kota M?" tanya Daffin sembari melepaskan pelukannya.

"In shaa Allah besok pagi, Fin, tapi Lo nggak usah khawatir, karena sudah pasti gue akan mengunjungi Lo, sekalian menjenguk makam Cindy," kata Rio lagi.

"Bagus! Kalau begitu selamat jalan Brother, semoga kalian mendapatkan kebahagiaan. Dan ingat berikan kebahagiaan untuk keponakan gue, Lo paham!" kata Daffin, yang sebenarnya ia begitu berat melepaskan sahabatnya itu.

"So pasti kawan!" balas Rio singkat.

"Ya sudah kalau begitu gue Pamit ya Assalamu'alaikum" ucap Daffin

"Hati-hati Fin wa'alaikumus salam"

Setelah mendapatkan jawaban salamnya Daffin pun beranjak pergi meninggalkan Rio berserta keluarganya. Itulah perpisahan antara Daffin dan Rio.

...┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈┈...

Bagaimana kelanjutannya, dukung author terus ya guys 🙏🥰.

MENCULIK QUADRUPLETS.

Empat tahun kemudian.

Didepan pintu gerbang sekolah tertuliskan TK Bintang, terlihat empat bocah, dua laki-laki dan dia perempuan terlihat sedang menunggu jemputannya. Dan kebetulan suasananya terlihat sepi, karena sudah pasti, murid-murid yang lainnya sudah dijemput oleh keluarganya masing-masing. Tinggallah hanya mereka berempat, yang masih menunggu jemputan mereka.

"Nak, kalian kok masih disini? Apakah Ayah kalian belum datang?" tanya seorang pria yang berpakaian sekuriti, yang terlihat baru keluar dari pos jaganya.

"Iya Mang Ujang, Daddy kami belum datang," balas, gadis kecil nan cantik dan imut, hijab Makai hijab putih.

"Yumna! Jangan panggil Daddy! Ayahkan sudah bilang tidak suka dipanggil Daddy!" tegur gadis kecil yang begitu mirip dan berpakaian sama dengan gadis kecil yang dipanggil Yumna tersebut.

"Iikh, Kak Yunda mah nggak keren! Panggil Daddykan itu biar keren tau Lihat aja tuh, teman-teman dikelas kita, semuanya juga panggil Daddykan, sama ayahnya?" balas Yumna, sambil ia melipatkan kedua tangannya di dadanya.

"Eh, sudah-sudah! Dek, Yumna sama Dek Yunda selalu aja berdebat ya? Bang Fanza bilangin mereka dong agar tidak bertengkar!" ujar seorang anak laki-laki, yang terlihat tampan dan imut.

"Sudahlah Fasya, tidak usah ikut campur urusan perempuan! Biarkan saja mereka berdebat, bang Anza nggak mau ikut campur!" balas anak laki-laki, yang wajahnya mirip dengan yang dipanggil Fanza.

"Loh-loh, kok kalian jadi bertengkar, sesama saudara itu tidak boleh bertengkar ya anak-anak? Ya sudah kalian tunggu disini, biar Mang Ujang, panggil guru kalian, oke!" ujar pria berpakaian sekuriti, yang dipanggil Mang Ujang.

"Oke Mang!" balas mereka secara serentak.

"Baiklah Mamang masuk dulu, kalian jangan kemana-mana, apakah kalian mengerti?" tanya Mang Ujang lagi.

"Mengerti Mang Ujang!" balas quadruplets lagi secara bersamaan.

"Bagus! Sekarang mang Ujang panggil guru kalian dulu!" ujar Mang Ujang, yang kemudian ia pun langsung bergegas masuk ke sekolah TK bintang tersebut.

Belum lama, mang Ujang masuk, tiba-tiba sebuah mobil hitam muncul dan berhenti tak berapa jauh dari keempat anak kecil tersebut. Dan tak berapa lama, dua orang pria berjaket hitam turun dari mobil tersebut, dan langsung menghampirinya mereka.

"Hai, quadruplets, kami berdua teman Papa kalian loh," ujar salah Pria berjaket hitam tersebut.

Fanza mengerenyitkan dahinya, saat melihat kedua pria yang baru saja datang. "Teman Papa? Maaf Om, kami tidak punya Papa, Om salah kali?" ujar Fanza dengan memasang wajah datarnya.

"Benar Om! Kamu cuma punya Daddy!" celetuk, si comel Yumna.

"I-iya, maksudnya itu, kami temannya Daddy kalian, loh," ujar Pria berjaket hitam tersebut, terlihat gugup.

"Salah! Kami nggak punya Daddy! Kami hanya punya Ayah!" timpal Yunda, dengan memasang wajah juteknya.

Mendengar perkataan kedua gadis kecil itu, membuat teman Pria berjaket hitam itu, terlihat kesal. "Aah, terserahlah! Mau Papa kek, mau Daddy kek, mau Ayah kek, terserah! Intinya kami datang atas perintah Ayah kalian, untuk menjemput kalian pulang! Sekarang cepat masuk ke mobil!" ujarnya dengan suara yang terdengar keras.

"Woy Tigor! Lo jangan kasar dong! Nanti yang ada mereka jadi ketakutan tau!" balas teman yang di panggil Tigor tersebut.

"Aaah banyak cakap kau Bonar! Kalau kita pakai metode kau! Yang ada, keburu datang jemputan anak kecil ini! Apa kau paham hah!" bentak, Pria yang dipanggil Tigor tersebut.

"Iya tapi kau kasar kali! Nanti anak-anak ini kabur dengar suara kau tahu!" balas Pria yang dipanggil Bonar tersebut.

"Aah, jangan banyak cakap kau! Cepat kau bawa kedua anak perempuan itu! Biar aku bawa anak laki-lakinya, paham!" ujar Tigor, sedikit berbisik.

Percakapan antara Tigor dan Bonar, ternyata di perhatikan oleh Pasya dan Fanza, bahkan keduanya juga memahami perkataan mereka. Tuk sesaat mereka saling bertatapan, seperti sedang berbicara lewat isyarat. Fanza juga memberikan kodenya agar Fasya menggandeng tangannya Yumna.

Setelah Fanza menggandeng tangan Yunda, sedangkan Fasya menggandeng tangan Yumna, Fanza pun langsung berteriak. "Ayoo Fasya kita lariii!" teriaknya, sembari ia menarik tangan Yunda.

"Baik Bang! Ayoo Yumna kita lari!" teriak Fasya juga semabri ia menarik tangan Yumna, dan akhirnya keempat berlari, sekuat tenaga mereka, meninggalkan kedua pria yang terlihat masih berdebat.

Mendengar teriakkan dua bocah laki-laki tersebut, membuat Bonar menghentikan perdebatannya. Dan ia terlihat begitu marah, melihat keempat bocah itu lari begitu saja.

"Sialan! Mereka lari! Ini semua gara-gara kau Tigor! Kalau sampai kita gagal menculik quadruplets, maka habislah kita! Ayoo cepat tangkap mereka!" bentaknya pada Tigor, yang kemudian ia pun berlari mengejar para quadruplets

"Hah! Bikin susah saja nih Bocah! Woy bocah! Jangan lari kalian!" teriak Tigor yang akhirnya ia ikut berlari mengejar quadruplets juga.

Karena quadruplets masih berusia empat tahun, membuat kedua penculik tidak terlalu sulit untuk menangkap mereka. Hingga akhirnya quadruplets pun tertangkap oleh kedua penjahat tersebut.

"Kenak kalian! Mau kabur kemana Hah!" bentak Bonar, yang terlihat berhasil menangkap Fasya dan Yumna. Begitu juga dengan Tigor yang terlihat ia berhasil menangkap Fanza dan Yunda.

"KYAAA! Lepaskan kami Om!" teriak Yumna dan Yunda secara bersamaan.

"Diam Kalian! Bikin repot saja kalian hah!" bentak Tigor membuat Yumna dan Yunda terlihat ketakutan. dan saat bersamaan.

"Woy! Beraninya sama anak kecil! Cepat lepaskan mereka!":teriak seorang wanita dengan suara lantangnya.

...┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈┈...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!