NovelToon NovelToon

Peran Pengganti Kakakku

Part 1 Berganti Status

Kini takdir kan membawaku entah itu kesedihan atau kebahagiaan.

Namun, aku yakin setiap apa yang terjadi semua sesuai dengan takdir ilahi.

Rencana Allah pasti lebih indah dari apa yang aku harapkan.

**

"Sah." Satu kata, tapi mampu mengubah status seseorang. Azmia Shafiqa Pranata atau biasa di sapa Azmia perempuan cantik yang kini berada di depan penghulu dengan balutan gaun kebaya berwarna putih di tambah polesan make up yang natural, tapi mampu menambah aura kecantikannya.

Jika orang akan merasa bahagia setelah mendengar kata sah berbeda dengan Azmia yang kini merasakan sesak di dadanya menahan perihnya luka yang di berikan oleh keluarganya.

Harusnya saat ini kakaknya yang berada di pelaminan bukan dia.

"Silakan di cium tangan suaminya, Nak!" ucap Pak Penghulu mencium tangan laki-laki yang berada di sampingnya. Alby Bagas Pradipa atau biasa di panggil Alby sang mempelai laki-laki.

Azmia mengulurkan tangannya dengan ragu-ragu saat Alby akan membalas uluran tangan Azmia dengan cepat Azmia manarik tangannya lagi karena ini adalah pertama kalinya dia harus bersentuhan dengan lawan jenis.

Semua tamu yang melihat itu tersenyum pasalnya jarang sekali mereka melihat kejadian seperti itu.

Azmia tak kunjung mengulurkan tangannya membuat salah satu kerabatnya berdiri menghampiri Azmia.

''Tak apa, Mia. Alby halal bagimu," ucapnya kemudian membantu memegang tangan Azmia yang bergetar ke arah Alby. Alby pun menyambut uluran tangan Azmia kemudian Azmia mencium tangan Alby.

"Di cium kening istrinya," ucap Pak penghulu lagi. Sontak saja ucapan penghulu membuat tubuh Azmia semakin gemetaran dan jantungnya berdetak semakin tak beraturan.

Azmia sedikit memundurkan tubuhnya saat Alby ingin menciumnya karena kesal dengan tingkah Azmia. Alby menarik pinggang Azmia supaya Azmia tidak mundur lagi dan cup satu kecupan mendarat di kening Azmia.

Setelah itu tanda tangan surat nikah dan juga pengucapan janji suci pernikahan. Selesai prosesi adat kini saatnya para tamu mengucapkan selamat untuk pengantin serta foto-foto.

Tepat pukul 12.00 siang acara selesai semua tamu juga sudah pergi meninggalkan kediaman rumah Azmia. Kini tinggal orang tua Alby yang masih berada di tempat karena ingin meminta penjelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi sehingga pengantin perempuan harus di gantikan.

Para orang tua kini sudah berkumpul di ruang keluarga. Azmia dan Alby menghampiri mereka setelah berganti gaun dengan baju rumahan.

"Maafkan kami, Wisnu karena telah membuat keluarga kalian kecewa bukan maksud ku untuk mengganti, tapi aku juga tidak mengerti kenapa dia berani pergi di hari pernikahannya," jelas Prabu - Papa dari Azmia.

"Jujur aku sangat kecewa sekali dengan putrimu, tapi ya sudahlah jika memang itu sudah menjadi pilihannya aku juga tidak bisa memaksa. Apa dia putrimu juga?" tanya Wisnu menoleh ke arah Azmia.

"Iya, dia adalah putriku," jawab Prabu.

"Kenapa aku tak pernah melihatnya?" Wisnu - Ayah Alby. Pasalnya keluarga Alby dan Azmia sering makan malam bersama, beberapa kali mereka juga pergi bersama untuk fitting baju, tapi tak pernah sekalipun Wisnu melihat kehadiran Azmia.

Jika memang Azmia adalah putri dari keluarga Pranata harusnya mereka melihat sosok Azmia meski hanya sekali.

Alby pun juga heran padahal dirinya sering kerumah Pranata, tapi tak pernah melihat Azmia sekalipun.

Terus siapa Azmia sebenarnya?

temukan jawabannya di part selanjutnya.

***

Terima kasih jangan lupa like dan komennya boleh.

Part 2 Pengungkapan

"Kenapa aku tak pernah melihatnya?" tanya Wisnu yang heran.

"Azmia sangat sibuk dengan kuliahnya makanya tidak pernah ikut bersama kami," jawab Prabu.

"Sebenarnya Azmia adalah putri angkat kami, Mas, Mba," sambung Sonia - Mama Azmia.

Sontak ucapan Sonia begitu mengejutkan keluarga Alby.

Mama Sonia mulai bercerita awal mereka menemukan Azmia.

Flashback

Saat itu keluarga Pranata pulang dari luar kota setibanya di depan gerbang mereka di kejutkan dengan adanya sebuah keranjang yang terbuat dari rotan. Satpam rumah pun terkejut saat membukakan pintu gerbang pasalnya dari tadi tidak ada tanda-tanda seseorang lewat atau berdiri di depan gerbang karena merasa penasaran satpam tersebut membawa keranjang tersebut ke dalam.

Setelah mobil terparkir Prabu dan Sonia keluar mobil berjalan menghampiri satpam.

"Coba kamu buka, Din!" Prabu menyuruh Mang Udin - satpam di rumahnya.

Mendapat perintah dari sang majikan Udin pun dengan pelan-pelan membuka tutup keranjang tersebut. Betapa terkejutnya mereka saat melihat bayi cantik mungil di dalamnya.

"Dedek-dedek, Mama," ucap Rania yang saat itu berusia tiga tahun. Rania adalah kakak angkat Azmia.

"Mama, dedek, Mama acuk Mama acuk." Rania menarik baju Mamanya agar membawa bayi mungil itu masuk ke dalam rumahnya.

Melihat reaksi Rania yang begitu bahagia. Sonia membawa bayi tersebut masuk ke dalam rumah dan akan mengadopsinya.

Prabu dan Sonia bahagia dengan kehadiran bayi mungil tersebut karena rumahnya akan ramai.

Kini bayi tersebut sudah tumbuh dewasa menjadi perempuan cantik yang bernama Azmia Shafiqa Pranata.

Flashback off

Azmia dengan seksama mendengarkan cerita mama Sonia tentang asal usulnya, Azmia terus saja menundukkan wajahnya menahan air matanya agar tidak terjun bebas.

Wisnu dan Sofi begitu terharu mendengar cerita Sonia tentang Azmia, mereka tak menyangka perempuan cantik yang kini telah menjadi menantunya adalah anak yang telah di buang oleh orang tuanya.

"Jika, Nak Alby tidak berkenan menerima Azmia tak apa nanti akan saya urus perceraian kalian," ucap Prabu.

Deg

Ucapan Prabu begitu menyakitkan di hati Azmia dengan gampangnya. Tadi memaksanya untuk menikah baru juga beberapa jam yang lalu ijab kabul di laksanakan kini sudah ngomongin cerai. Azmia tidak menyangka dengan Papanya. Apa yang ada di pikiran papanya itu sehingga tak memikirkan perasaan orang lain.

Azmia hanya bisa pasrah dengan keadaan. Jika memang keluarga Alby tak mau menerimanya Azmia harus bersiap menjadi jantik (janda cantik) di usia yang masih sangat muda.

"Alby, gimana denganmu, Nak?" tanya Wisnu karena yang menjalankan semua ini putranya jadi Alby yang berhak memberikan keputusan.

"Alby, akan menerimanya sebagai istri Alby,'' jawab Alby.

"Alhamdulillah," ucap para orang tua.

Azmia yang mendengar jawaban Alby juga lega. Dia tak menyangka jika Alby akan menerimanya.

"Ayah yakin kamu bisa menjalani semua ini, jadilah suami yang bertanggung jawab dan satu lagi jangan kamu menyakiti istrimu karena jika itu terjadi sama halnya kamu menyakiti bunda mu," ucap Wisnu sambil memegang bahu putranya.

"Iya, Yah," balas Alby.

''Istrimu adalah tanggung jawab mu jika salah ingatkan dia dengan suara yang pelan, jangan kamu marahi dia dengan kata-kata yang kasar, Nak," sambung Bunda Sofi sambil memegang bahu anaknya.

"Iya, Bun." Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Alby.

"Kamu kini telah menjadi menantu Bunda, jika Alby ada salah dan kamu lelah untuk menegurnya bilang saja ke Bunda biar Bunda yang akan memberi tahunya," ucap Bunda pada Azmia kemudian memeluk Azmia.

"Terima Kasih, Bun,'' ujar Azmia.

"Sama-sama, sayang." Bunda Sofi melepas pelukannya menghapus air mata Azmia yang membasahinya pipi.

Setelah memberikan wejangan pada putranya Wisnu dan Sofi berpamitan pulang.

**

Alby : Thor kenapa melow begini sih?

Author : Gua juga nulisnya sambil brebes mili nih.

Alby : Thor kalau ceritanya kayak gini, kira-kira gua bakal MP apa nggak, Thor?

Author : Hem gimana ya, Al.

Alby : Gimana-gimana sih, Thor?

Author : Lihat aja nanti biar yang baca penasaran.

Hiburan sedikit ya KAKAK.

Jangan lupa like dan vote ya Kakak, kalau diberi hadiah aku juga mau kok. Hehehe.

Part 3 Pindah kamar

Setelah kepulangan orang tua Alby. Azmia dan Alby memilih masuk kamar istirahat karena tubuhnya merasa sangat lelah meskipun acaranya cuma sebentar dan cukup sederhana, tapi tetap saja membuat mereka merasa lelah.

"Istirahatlah, saya akan tidur di sofa," ucap Alby yang kini sudah berada di dalam kamar Azmia.

Sebenarnya Azmia merasa tak enak hati, tapi dia belum bisa menerima keadaan yang dadakan apalagi selama ini dia tidak pernah pacaran jadi membuatnya merasa aneh butuh waktu untuk menerima semuanya.

''I -- iya, terima kasih," balas Azmia kemudian merebahkan tubuhnya tak lama pun ia terlelap dalam tidurnya.

'Kasihan dia harus menjalani semua ini karena ulah kakaknya,' batin Alby sambil memandang ke arah Azmia yang sudah mimpi.

***

Ke esokan harinya setelah selesai sarapan Alby dan Azmia berpamitan. Alby akan membawa Azmia tinggal di rumah yang telah ia sediakan sebelum menikah.

"Pa, Ma, Mia pergi dulu," ucap Azmia pada ke dua orang tuanya. Sebenarnya Azmia berat untuk meninggalkan rumahnya, tapi apalah daya kini dia sudah berstatus sebagai seorang istri dan itu menandakan harus mengikuti dimana pun suaminya pergi.

"Ma, Pa, Alby izin bawa Azmia," ucap Alby.

"Iya, Nak. Jaga baik-baik dia kalau kamu sudah tidak menginginkannya pulangkan kepada saya lagi," ujar Prabu sambil memegang bahu Alby.

"Kami berangkat dulu, Ma, Pa. Assalamu'alaikum," pamit Azmia dan Alby sambil mencium tangan ke dua orang tuanya.

Lalu berjalan menuju mobil yang sudah menjemput mereka tak lain adalah asisten pribadi Alby.

"Kita langsung ke rumah lu, Al?'' tanya Daffa - asisten pribadi Alby.

"Iya. Gimana jadwal besok?" tanya Alby.

"Besok ada tamu dari PT. AR jam sepuluh," jawab Daffa.

"Ok, baiklah lu atur aja semuanya besok lu jemput gua," ucap Alby.

"Besok lu udah masuk kerja?" tanya Daffa yang heran karena biasanya pengantin baru itu pengennya di rumah terus berduaan dengan sang istri, lha ini baru sehari nikah udah mau masuk kerja aja.

"Iya. Memangnya ada masalah?" tanya Alby.

"Tidak sih, ta -- sudahlah lupakan saja," balas Daffa sambil melihat ke arah pengantin baru tersebut dari spion.

Selama perjalanan hanya Alby dan Daffa yang berbicara sedangkan Azmia memilih diam menjadi pendengar setia.

Satu jam perjalanan kini mobil mereka sampai di rumah yang lumayan besar meskipun tidak sebesar rumah pranata.

Azmia dan Alby keluar mobil berjalan masuk ke dalam rumah saat di depan pintu mereka sudah di sambut dengan wanita paruh baya.

"Assalamualaikum, Mbok," sapa Alby.

"Wa'alaikumussalam, Den,'' balas Mbok Asih - art di rumah Alby.

"Gimana kamar yang saya bilang. Apa sudah siap?" tanya Alby sambil berjalan masuk ke dalam rumah di ikuti Azmia dari belakang.

"Sudah, Den," jawab Mbok Asih.

"Terima kasih, Mbok. Sekarang antar kan dia ke kamar yang saya maksud!" Alby menyuruh Mbok Asih untuk mengantarkan Azmia ke kamar.

"Baik, Den," balas Mbok Asih.

"Saya tahu kamu belum bisa menerima pernikahan ini makanya sengaja saya membawa kamu kesini," ucap Alby sebelum melangkah kan kakinya ke kamar.

"Maksudnya?" Azmia yang tak mengerti dengan ucapan Alby.

"Jadi gini, selama kita tinggal di sini kita tidak perlu satu kamar. Saya sudah menyiapkan satu kamar untukmu," jelas Alby.

"Benarkah?" Azmia tak menyangka ternyata Alby mau mengerti dirinya.

Alby mengangguk kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamar milikinya di ikuti Azmia dan Mbok Asih.

"Ini kamar Nona, di sebelah kamar Den Alby, Non," ucap Mbok Asih.

"Iya, Mbok. Terima kasih," ujar Azmia dengan sopan.

Setelah mengantarkan Azmia ke kamar Mbok Asih pamit kembali ke bawah.

'Alhamdulillah, jadi kayak pindah kamar duang aku,' batin Azmia saat berada di dalam kamarnya.

Tadinya dia sangat takut jika Alby akan meminta haknya, tapi ternyata tidak justru Alby malah memberikan kebebasan padanya.

***

Jangan lupa like ya Kakak komen juga boleh kok.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!