Aisyah Mumtaza! (21), ya itu namaku. Aku selalu bingung apa yang ada dalam diriku. Aku memang seorang gadis yang cantik nan manis dan ya aku sangat mengakui itu, ah lupakan. Aku pintar bahkan memiliki banyak prestasi. Aku selalu disukai dan dikagumi oleh para Dosen di kampusku bahkan banyak teman yang ingin berteman denganku, itu yang membuat aku selalu bahagia ketika berada di kampus.
Tapi kenapa aku selalu merasa sedih dan tidak berdaya ketika di rumah? aku selalu merasa sesak jika berada di rumah, aku sering merasa sendiri ketika di rumah.
Kedua orangtua ku adalah orang yang super sibuk dengan pekerjaan mereka, bahkan mungkin mereka sering lupa kalau mempunyai anak. Aku sering merasa kesal karena mereka tidak pernah peduli denganku. Bahkan mereka sering kali bertengkar tentang pekerjaan. Entah apa yang ada di otak mereka, selalu berdebat tentang pekerjaan tapi tidak pernah sedikit pun berdiskusi tentang anak mereka.
seperti sekarang mereka baru saja pulang dari pekerjaan mereka masing-masing dan langsung berdebat, entah apa yang diperdebatkan aku pun tak tahu. Mereka tidak malu lantaran aku ada didepan mereka dan mereka berdebat keras di hadapanku!
" Pah! Mah! bisa gak sih kalian sekali ini saja tidak bertengkar? Ais muak dengan semua ini, Ais cape mendengar perdebatan kalian setiap hari, tolong kali ini saja buat Ais merasa nyaman dirumah ini, kalau kalian tidak mau memperhatikan Ais tidak apa-apa, tapi tolong kalian hargai Ais sebagai penghuni rumah ini!" Celetuk ku keras ditengah perdebatan antara kedua mereka, dan langsung pergi dari situ lalu menuju kamar.
"...". Mereka langsung diam saat mendengar perkataan ku yang berkobar dengan kemarahan. Padahal aku adalah anak semata wayang mereka. Tapi entah kenapa mereka seperti tidak menyayangi ku. Yang aku tahu, anak semata wayang adalah anak yang selalu dipedulikan dan disayang seperti anak yang manja. Lah ini, aku malah tidak di pedulikan sama sekali.
Lalu bagaimana aku tidak marah, lantaran orangtua ku tidak bisa meberikan cinta dan kasih sayang kepada ku. Bahkan sedari kecil sampai sekarang aku sudah berusia 21 tahun.
Aku masuk ke dalam kamar dengan menangis, hatiku terasa sangat sesak. Mungkin aku adalah anak yang berada dan kehidupan ku selalu tercukupi secara materi. Tapi aku merasa tidak beruntung mendapatkan orang tua yang tidak pernah menyayangi ku, selayaknya orangtua pada anaknya.
POV end!
*****
Disisi lain orangtua Aisyah merasa gundah lantaran baru kali ini melihat anaknya marah dengan emosi yang meletup. Ya, Aisyah sebelumnya tidak pernah menegur mereka. Ia selalu saja diam, karena ingin menghormati orangtuanya dan tidak ingin ikut campur urusan mereka. Tapi kali ini Aisyah benar - benar merasa sakit hati karena mereka tidak pernah mempedulikannya. Hingga Aisyah merasa sudah cukup diamnya selama ini. Dia ingin mendapatkan perhatian dari kedua orangtuanya.
" Pah, apakah kita sudah sangat keterlaluan, sehingga membuat Ais marah begitu?" Tanya Dilara kepada suaminya.
" Entah lah Mah. Sudah lah Papah masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan." jawab Shah.
" Tapi Pah ..."
" Sudahlah Mah, Ais sudah besar. Dia bisa mengurus dirinya sendiri!" Ucap Shah dengan nada ketus dan ia langsung pergi ke ruang kerjanya.
Dibalik pintu Aisyah mendengar percakapan kedua orangtuanya dengan rasa kecewa. Dia merasa bodoh kenapa dia membuang tenaganya untuk menggertak mereka yang hasilnya tidak bisa ia terima.
" Papa benar-benar sudah tidak peduli denganku." cakap Aisyah dalam hati.
*****
Thank you💞
salam manis dariku:
DindaM❤
Pagi ini Aisyah bangun dengan wajah yang sedikit kusut, buru-buru dia beranjak dari kasur lalu ke kamar mandi, dan bersiap diri untuk berangkat ke kampus. Setelah selesai bersiap. Aisyah langsung keluar kamar dan menuruni anak tangga lalu menuju meja makan untuk sarapan. Lihat disana sudah ada kedua orang tuanya yang sudah sibuk dengan handphone nya masing-masing.
Sebenarnya Aisyah merasa malas untuk bergabung dengan mereka. Tapi apadaya, dia harus sarapan terlebih dahulu karena kesehatan itu prioritas utama baginya.
" Pagi Pah, Mah," sapa Aisyah dengan malas.
" Pagi nak," jawab mereka cuek yang masih memperhatikan ponsel.
" Huftt," desis Aisyah.
Aisyah yang merasa malas cepat-cepat menghabiskan makanannya dan ingin cepat pergi dari rumah untuk berangkat ke kampus. Setelah selesai sarapan, Aisyah berpamitan kepada orangtuanya untuk pergi ke kampus yang hanya dijawab dengan deheman mereka saja. Dia jengkel lantaran mendapat jawaban yang sangat tidak berarti baginya. Daripada pusing dia langsung beranjak dari kursi meja makan lalu pergi begitu saja dihadapan orangtuanya.
~~~~
Di kampus, Aisyah sedang menunggu dosen di kelasnya, ngomong-ngomong dia juga sedang menunggu kedua sahabatnya, entah kemana perginya mereka ini.
" Woyy!" sapa dua orang dengan tiba-tiba.
" Heh, gila ya lu pada. Mau buat gue jantungan?" jawab Aisyah kesal karena merasa kaget.
" Hahaha maaf, lu sih lagian melamun terus." kata Maya.
" Iya nih, lu kenapa sih, ada masalah?" sahut Rea.
" Hm, kalian tahu lah apa masalah gue ya kan? jadi gak usah banyak tanya deh. Nah ya itu dosen sudah datang ayo kita belajar dulu baru lanjut nanti ngobrolnya." kata Aisyah.
"Ok lah." jawab mereka kompak.
Satu jam berlalu, mereka bertiga telah selesai mengikuti kelas. lalu mereka semua memutuskan untuk pergi ke kantin terlebih dahulu sebelum pulang.
"Eh, lu beneran mau ikut penelitian di luar kota Ais?" tanya Rea setelah sampai di kantin.
Ah iya tadi dosen mengatakan akan ada penelitian di luar kota, dan hitung-hitung buat tambah wawasan lah buat Mahasiswa/wi yang akan mengikutinya. Nah kebetulan Aisyah salah satu Mahasiswi yang akan ikut, karena tadi dia mengacung cepat setelah dosen mengatakan hal itu.
"Yaps, dari pada gue stress di rumah mulu, ya mending gue pergi kan." jawab Aisyah enteng.
"Emang Orangtua lu bakal ngijiin lu pergi?" kor Maya dari belakang dengan membawa minuman yang telah dibelinya.
"Entah, lagian emang mereka peduli kalau gue pergi, gue juga gak yakin kalau mereka akan melarang gue." jawab Aisyah sambil meminum minuman yang tadi dibawa oleh Maya.
"Ya sudah kalau itu keputusan lu kita akan dukung lu saja lah." kata Maya menanggapi perkataan Aisyah, dan diangguki oleh Rea.
"Ok, ayo kita pergi dari sini." ajak Aisyah kepada dua sahabatnya.
Saat hendak beranjak dari kursi Aisyah kaget dengan panggilan seseorang yang sangat familiar di kampusnya itu.
"Hai Za?" sapa seseorang tersebut.
"Za???" tanya Aisyah bingung.
"Hu'um Za, kau kan namanya Aisyah Mumtaza, ya aku fikir panggil kamu Za saja." jawab pria itu dengan menyengir polos.
"Ck, ada-ada saja kau ini." Aisyah ikut tersenyum.
"Ekhmm." dua sahabatnya menggoda.
"Apaan sih kalian ini, ayo kita pergi dari sini. Ok kami pulang dulu ya, bye." kata Aisyah dengan malu.
"Em, tunggu Za, aku ingin bicara sebentar dengan mu." ucap pria itu.
"Ok, mau bicara apa?" tanya Aisyah.
"Aku dengar kau besok akan ikut penelitian itu, apa benar?"
"Hum, iya, emangnya kenapa?"
"Tidak apa-apa sih, kebetulan aku juga ikut. Apa kau mau pergi bersama ku besok?" Ajak pria itu.
"Em, bagaimana yah, aku juga bingung." jawab Aisyah.
"Sudah lah, terima saja ajakan dia." ucap Maya sambil menyenggol bahu Aisyah.
"Hufft, ok lah, insyaallah tapi gak hanya kita berdua kan." Aisyah menyetujui ajakan pria itu.
"Ok Za. Kita akan berempat kok, nanti kau sama sahabatku yang cewe. Jadi kau nanti ada temannya, gak sendiri." jawab pria itu dengan penuh semangat.
"Ya ok lah, ya sudah aku pulang dulu ya, Assalamu'alaikum." ucap Aisyah.
"Wa'alaikumussalam, hati-hati Za." jawab pria itu sambil menganggukan kepalanya dan disertai senyum.
Aisyah hanya tersenyum mendengar jawaban pria itu, lalu langsung pergi dari sana bersama kedua sahabatnya.
•••••€€€•••••
Kira-kira siapa Pria itu???
Staytune ok :)
Happy Reading :)
.
.
.
Aku kaget, lantaran tadi dia tiba-tiba memanggilku saat di kantin. Entah apa yang ada dihatiku ini, tiba-tiba bergegup kencang saat dia memanggil. Dia adalah cowo idol di kampus. Emmm jadi sama bukan seperti ku lantaran aku juga cewe idol di kampus. Bahkan kami sangat sering bersaing karena kami memang anak yang bisa dibilang sangat pandai di kampus. Kami bersaing bukan dengan cara yang jelek ya. Tetapi kami bersaing dengan cara yang sehat.
Dia pria yang keren dengan penampilannya, ganteng, apalagi dia pintar, bahkan banyak para wanita yang mengantri untuk mendapatkannya. Tapi entahlah aku heran karena dia selalu cuek dengan wanita-wanita yang selalu mengejarnya. Padahal mereka bisa dibilang cantik-cantik, tapi ya tetap aku sih paling cantik, hahaha, maaf ya.
Dia pria yang baik yang pernah kutemui sepanjang aku kenal sama cowo. Dia selalu bantu aku disaat aku rapuh, dia selalu kasih kata-kata yang membuat aku semangat, ya dia tipikal cowo yang peka terhadap sesuatu, dia selalu tahu saat aku tertekan mengahadapi masalah, entahlah pokoknya dia cowo yang sangat perhatian dan baik yang pernah aku temui.
Aku sangat senang saat tadi dia tiba-tiba mengajakku pergi bersama untuk penelitian di luar kota. Tapi ya aku was-was kalau cuma pergi berdua makanya aku tanya begitu tadi. Aku gak mau kalau hanya berdua saja perginya, lantaran kami tidak ada hubungan apapun. Bukannya aku sok, tapi itu lah perintah agama kita. Dan yang harus kalian tahu, aku bukan wanita yang mudah untuk didekati pria, aku bukan wanita yang aneh-aneh seperti wanita yang selalu mengejar sang pria tapi akhirnya cuma kena cuek, kan cape sendiri bukan, hahaha. Biarkan para pria yang mengejar kita, tapi ingat kita juga harus bisa menilainya, asikkk wkwkwk.
Ada rahasia besar yang lama aku simpan selama masuk kuliah sampai saat ini. Ya aku kagum dengan sosok pria itu. Pria yang selalu di idolakan oleh wanita-wanita di kampus, pria yang pandai, keren dan ganteng, ya dia pria itu, yang aku ceritakan di atas.
Entah kenapa aku selalu salah tingkah saat ada di hadapannya, hati selalu berdegup, dan ada rasa nyaman saat aku dekat dengannya. Hadeh, pokoknya itu yang aku rasakan saat dia ada di samping ku.
Apa mungkin aku jatuh cinta sama dia? Aku pun tak tahu. Tapi tidak mungkin, lantaran sepertinya aku hanya sekedar kagum dan suka karena dia yang sangat baik. Dan percuma kalau aku cinta dia, apakah dia ada perasaan yang sama sepertiku? Entahlah aku tidak mau adanya cinta bertepuk sebelah tangan.
Tapi yang harus kalian tahu. Aku sangat-sangat kagum kepadanya, dan ada rasa yang belum pernah ada di hatiku selama ini, rasa yang selalu nyaman saat ada di samping pria, rasa yang sangat mengganggu saat aku sedang berpikir tentangnya, ada rasa bahagia saat ada di sampingnya.
Pria yang baik, perhatian, pintar, ramah, santai, ganteng pula, ya sosok dia yang membuat aku gila di hari-hari ku. Yang terkadang membuat hati ini sakit saat melihat dia didekati para wanita. Ya dia pria yang selama aku idam kan dan yang selalu aku mimpi kan.
" Zafran Mohammed. "
#####^^^^^#####
Bagaimana menurut kalian dengan perasaan yang ada dihati Aisyah?
Apakah dia benar-benar mencintai pria itu, apa mungkin hanya sekedar kagum?
Zafran ya dia pria itu, bagus tidak namanya? wkwkwk.
salam manis dariku:
@dinda_mahardhika21
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!