Pagi yang diselimuti mendung tidak menyurutkan semangat Kairani dalam menjalani aktivitasnya seperti biasanya . Dengan kehebohan dan kegaduhan yang mewarnai setiap pagi didalam rumahnya menjadi booster baginya memulai hari.
Khairani yang sibuk dengan berbagai macam bahan makanan dan suara air di wastafel , dan sesekali alunan nada sumbang dari pisau yang beradu dengan telenan menjadi irama yang menghiasi pagi.
Bakri , laki laki matang 45 tahun itu menikahi Khairani yang berusia 41 tahun 15 tahun silam . Mereka dulu adalah rekan kerja disebuah perusahaan kecil di pekan baru ,Dan sekarang mereka telah memiliki 2 orang buah hati ,si sulung Alfarizi yang biasa dipanggil Fariz berusia 12 tahun dan Almaheera atau dipanggil Alma , 9 tahun.
Tak jarang kehidupan mereka diwarnai dengan berbagai drama kehidupan. Sedih , senang , marah ,airmata ,dan juga tawa ,tapi semua bisa mereka lalui dengan baik walaupun kadang harus pengorbanan dan kekecewaan . Hingga waktu 15 tahun pun berlalu begitu saja.
"Sarapannya udah siap ,yuk makan nanti terlambat " teriakan Khairani dari meja makan. "Yaa bun , bentar lagi " Fariz menyahuti dari kamarnya . Tak lama Bakri dan Fariz pun beriringan ke meja makan , disusul si cerewet Alma yang terburu buru berjalan sambil memasang resleting tas ranselnya.
Sarapan sederhana yang terhidang dilahap tanpa banyak protes , yaa hanya nasi goreng dengan telor dadar . Selesai sarapan Faris dan Alma telah siap menunggu ayah mereka dengan memakai mantel hujan , hujan gerimis pagi memaksa mereka memakai mantel karena kendaraan yang akan mengantarkan mereka cuma sebuah motor metic .
Sementara di dapur Bakri berpamitan kepada sang istri . " Ran .. abang berangkat yaa . "
" Iya bang hati hati hujan , jalanan pasti licin ,pelan pelan saja " seraya menyalami dan mencium tangan suaminya .
" Oke...kamu juga hati hati dirumah ,jangan capek capek , masak yang praktis aja buat siang ,toh apapun yang kamu masak selalu enak ." Bakri dengan tatapan penuh cinta mengelus pipi Khairani .
" Kamu paling bisa buat aku merona bang ,udah sana anak anak udah nungguin tuh ." Khairani berjalan ke teras , menutupi wajahnya yang sudah merah dan memanas.
Sambil menatap suami dan anak anaknya yang mulai menjauh dari pandangannya ,Khairani kemudian menutup pintu dan kembali ke dapur dan melanjutkan tugas yang telah menanti untuk diselesaikan
Sejak memutuskan berhenti bekerja sejak 2 tahun setelah menikah karena tak kunjung hamil , Khairani hanya menjadi ibu rumah tangga biasa . Aktivitasnya tak jauh dari dapur sumur dan kasur . Tapi dia tidak pernah mengeluh walaupun kehidupan nya sederhana dan jauh dari kata mewah .
Baginya cukup saja udah syukur ,walaupun selalu kadang kadang dia harus sedikit mengirit supaya keluarganya tidak kekurangan . Kebiasaan kesalon dan jalan jalan ke mall udah lama dia tinggalkan .
Entah sudah berapa lama tempat itu tidak lagi di kunjungi ,tapi Khairani tidak pernah mempermasalahkan hal itu ,baginya keluarga nomor satu , kesenangannya sudah tidak penting lagi .
Khairani juga tidak pernah menuntut banyak kepada Bakri suaminya . Karena dia paling memahami kalau penghasilan Bakri hanya cukup buat sehari hari . Bakri tidak lagi bekerja di perusahaan ,lima tahun terakhir Bakri memulai sebuah usaha kecil dibidang material bahan bangunan .
Dengan bekerja sama dengan seorang pemodal yang membantu dalam pembiayaan dan Bakri yang menjalannkan dengan modal tenaga dan ide usaha. Dan sejauh ini usaha itu mulai kembang pelan tapi pasti
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kehidupan khairani berjalan apa adanya ,hingga mendung gelap itupun mulai menampakkan bayangannya...
Suatu sore Bakri telah kembali dari toko tempat usahanya , sebuah ruko satu pintu berlantai satu . Dengan keringat yang menetes dari dahinya ,bersandar di kursi plastik yang ada diteras rumahnya . Wajah yang lesu dan sesekali dia memijat pelipisnya menandakan ada masalah yang sedang dihadapi.
" Bang...ini tehnya ,mau ditaruh disini apa didalam.." khairani bertanya sambil memindai suaminya yang tidak seperti biasanya . Sambil menarik napas dalam dan menghembuskan dengan kasar Bakri menjawab
" Sini aja Ran.."
"Ada apa bang..ada masalah ditoko" selidik Khairani .
"Pak Budi Ran...dia menarik uang yang cukup besar ,dan ini udah yang kesekian kalinya ,sementara aku butuh dana yang agak lumayan sekarang ,..kamu kan tahu aku sedang mulai proyek baru dan itupun sudah seizin Pak Budi" lagi lagi Bakri memijat pelipisnya .
" Apa kamu sudah omongkan lagi sama beliau , dan apa alasan beliau menarik dana terus menerus " Saran Khairani.
" Sudah...alasan beliau karena usaha perikanannya bangkrut dan butuh suntikan dana ." Helaan napas kasar Bakri kembali terdengar . "Kalau begini terus ,abang tidak bisa lanjutin kerja sama ini , nampaknya Pak Budi sudah tidak memegang komitmen awal dan proyek inipun terancam gagal . " Lanjut Bakri .
" Ya sudahlah ,mau gimana lagi...kita sudah menjalankan amanat dengan baik , tapi kalau beliau tidak lagi serius dengan usaha ini ,sebaiknya kita cari pemodal lain Bang...." Usul Khairan
" Tidak segampang itu Ran...
" Sekarang abang minum dulu tehnya ,istirahat dulu , trus mandi bentar lagi magrib ."
" Yah...baiklah ." ucap Bakri pasrah
Setelah beberapa hari kemudian Bakri kelihatan lebih sibuk ,sering pulang larut dalam kondisi kacau dan kusut . Dia harus bekerja lebih berat dari biasanya . Sepulang dari toko dia harus pergi mencari kenalannya yang bersedia meminjamkan modal . Tapi usahanya belum membuahkan hasil . Khairani sangat mengkhawatirkan keadaan Bakri.
Tubuhnya kelihatan kurus dan kusam ,tak ada lagi senyum diwajah sendu itu ,irit bicara dan pendiam .
Khairani bingung harus melakukan apa ,karena tidak punya keluarga ataupun teman yang kaya yang bisa membantu suaminya ,Khairani hanya bisa pasrah dan berdoa ,semoga ujian ini mampu dihadapi dengan baik . Dan berharap ada yang bisa membantu mereka dari masalah ini .
Tapi yang diharapkan tidak sesuai kenyataan , hal yang ditakutkan Bakri akhirnya terjadi.
"Ran...abang gagal ,para supplier menarik barang mereka karena abang tak bisa melunasi tagihan ,sekarang hanya sedikit material yang ada ditoko" ungkap Bakri sepulang dari toko "abang harus apa Ran... " lanjutnya .
"Abang jangan terlalu banyak berfikir, mungkin ini jalan yang harus kita tempuh, jalani aja dulu sambil kita cari solusi " .Kalau abang kalut begini takutnya malah sakit, dan nambah masalah baru . Mudah mudahan nanti ada jalan keluarnya, Bang... " Khairani mengungkapkan kekhawatiran nya.
" Apa Pak Budi sudah tahu kondisi sekarang ini..? Tanya Khairani
Bakri menjawab dengan anggukan saja. "Terus apa tanggapannya " Lanjutnya.
"Tidak ada solusi, beliau kesulitan keuangan, usaha beliau bangkrut, dan karyawannya kabur bawa aset yang tersisa . Pak budi tidak bisa diharapkan lagi Ran ." Keluh Bakri .
" Sekarang buka aja tokonya seperti ini biasanya, jual yang ada saja dulu bang... cuma itu satu satunya jalan sama yang bisa kita ambil untuk bertahan sementara waktu . " Saran Khairani .
"Kamu benar Ran...cuma itu solusi saat ini, dan mungkin kita akan mengalami krisis uang kedepannya.. Ran " Bakti kembali menghela napas berat .
"Jangan khawatir ..bang, untuk sementara belanja rumah masih aman, aku masih punya sedikit simpanan" ungkap khairani .
Keduanya kembali terdiam dengan pemikiran masing masing. Memikirkan hal pelik yang menanti didepan ,dan akhirnya terlelap dalam lelah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kondisi yang tidak kunjung membaik membuat Bakri makin pendiam.
Pada dasarnya Bakti adalah sosok yang kaku, irit bicara dan jarang senyum, tetapi dia adalah figur pria rumahan, tak suka keluyuran dan nongkrong .
Hari harinya hanya dihabiskan buat bekerja dan di rumah saja.
Bakri memang bukan seorang suami romantis, tapi dia sangat mencintai istrinya. Khairani juga sudah memahami itu sejak dulu. Selama masa pernikahan mereka tak sekalipun Khairani pernah diberi kejutan atau hadiah, bagi Bakti memberikan semua penghasilannya adalah hadiah terhebat seorang suami.
Yah... itulah Bakri
Sudah beberapa malam ini Khairani tidak lagi mendapatkan pelukan disaat tidur, karena suaminya lebih suka tidur telentang dengan satu tangan dikeningnya. Begitu juga malam ini...
Dengan berlahan Khairani menggeser tubuhnya mendekati suaminya, lalu didekapnya erat tubuh hangat itu dari samping, sehingga Bakri yang sebenarnya belum tidur menoleh kearah istrinya .
Kedua pasang mata yang saling tatap penuh rindu itu terpaut sejenak beberapa detik.
" Belum tidur Ran.. " ucap Bakri sambil merubah posisi dan membalas dekapan sang istri ."
"Maaf mengabaikan mu... " kecupan hangat mendarat dikening Khairani .
"Semua ini terasa berat bagi ku, kerja keras ku terasa sia sia, susah payah aku membangunnya, dan hancur sekejap mata " Keluh Bakri
" Tidak ada yang hancur bang... cuma butuh diperjuangkan sedikit lagi, butuh usaha sedikit keras lagi, dan perbanyak sabar . Semangatlah bang jangan begini, kita hadapi bersama sama, jangan terlalu keras pada dirimu . Aku takut abang terlalu larut dalam masalah sehingga lupa menjaga dirimu sendiri . Aku masih butuh abang ,begitupun anak anak " tetesan bening disudut mata Khairani pun merebak.
" Maafkan abang Rani..maaf ." Diusapnya lembut dipipi Khairani yang sudah basah oleh air mata . Kecupan kecupan kecil di pipi dan di kening Khairani membangkitkan rasa yang telah lama tidur dalam diri mereka , kegiatan yang telah lama tidak mereka lakukan.
L*****n dan d*****h mulai terjadi diruang hangat mereka, hingga dekapan penuh cinta pun tak dapat dihindari lagi, diakhiri dengan er****nga dari pasangan suami istri yang sudah matang itu.
" Terimakasih sayang.. " Bakri memeluk istrinya erat sambil memejamkan matanya, meresapi hangat tubuh kecil dalam dekapanya yang telah beberapa hari ini tak lagi dia anggap ada. Terlalu larut dalam lamunannya sendiri ,sehingga lupa ada kewajiban lain yang dia abaikan.
Khairani tidak lagi mampu menjawab ungkapan suaminya, dia hanya membalas dengan anggukan kepala didalam dekapan Bakri, dan mata lelah itupun terlelap dalam kelegaan rindu yang terbalaskan.
Seberat apupun masalah yang kita hadapi, percayalah... akan ada jalan penyelesaiannya ,tinggal selalu berusaha, sabar dan berdoa. Itulah prinsip yang selalu Khairani tanamkan dalam hatinya, agar dapat menjalani hidup dengan baik dan tenang.
Keyakinan yang tumbuh dengan sendiri dalam dirinya karena ditempa sedemikian rupa dalam kehidupannya.
khairani yang tumbuh dalam keluarga yang broken home ,yang mengalami hidup susah dan banyak menelan pahitnya hidup ,menjadikannya sosok yang kuat dan penyabar.
Dia harus ikut mencari uang diusianya yang masih teramat belia, untuk membantu ibunya yang berperan sebagai ibu dari tiga anak tanpa suami .
Aura positif yang Khairani tularkan kepada orang orang disekitarnya menjadi daya tarik tersendiri dalam dirinya. Hal itu juga yang memikat hati Bakri kala itu.
Khairani hanya gadis biasa yang sederhana, kulitnya kuning cendrung kecokelatan .
Dia bukan gadis yang cantik, seksi, dan glowing seperti teman teman kantornya kala itu. Memiliki wajah yang standar SNI, dengan hidung mancung, dan mata bulat, tapi banyak orang menyukainya karena keramahan dan sifat mudah akrab dengan orang lain .
Kesibukan pagi ini telah berlangsung seperti biasa di rumah sederhana dan itu, kehebohan rutinitas pagi, hidangan pagi sederhana dan ocehan bersahutan dari Fariz dan Alma , mewarnai pagi ini.
Seperti biasa Bakri selalu menghampiri istri nya di dapur sebelum berangkat seperti biasanya, sambil memeluk Khairani dari belakang dia bekata....
"Rani... terimakasih telah menjadi istri dan ibu yang baik untukku dan anak anak... selalulah seperti ini menjadi sumber energi buat keluarga kita dengan aura positif yang kamu tebarkan dalam hidupku.. "
"Abang dan anak anak adalah hidupku, prioritas ku, dunia ku... kalianlah semangat ku... jangan berlebihan mengangapku.. "balas Khairani lalu membalikan badannya menghadap Bakri seraya mengecup pipi suaminya itu .
Bakri pun membalas dengan kecupan dibibir Khairani dan tersenyum, melonggarkan dekapannya.
" Istriku selalu rendah hati , baiklah abang jalan dulu assalamualaikum ...." Ucapnya sambil tersenyum dan melangkah pergi.
"Waalaikumussalam....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!