Mafia dengan nama Riz Cloudy adalah pemimpin dari mafia yang cukup terkenal yaitu mafia Nostra karena banyak melakukan kegiatan seperti perdagangan senjata ilegal, narkoba, sabu sabu dan lain sebagainya.
Dulunya Riz hanya seorang anggota biasa akan tetapi karena reputasi yang sangat bagus di antara para anggota dan juga saat melaksanakan tugas dia selalu melaksanakan dengan sempurna. Riz di juluki dengan Cloud yang berarti awan, sama seperti sifat yang di miliknya.
Saat dia pada tidak ada tugas dan dia bersantai dengan anggota lainnya dia seperti awan putih dan lembut di hari cerah. Dia sangat mudah bergaul dan sangat akrab dengan yang lainnya karena kelembutan hatinya. Akan tetapi saat ada yang membuat masalah atau saat menjalankan tugas tidak akan seperti awan hitam yang siap menurunkan hujan maupun petir kapan saja. Dan kemudian ia di angkat menjadi pemimpin mafia.
Setelah ia di angkat menjadi pemimpin, banyak mafia lainnya yang menganggap itu adalah sebuah kesempatan untuk memusnahkan mafia Nostra. Dan beberapa mafia pun melakukan aliansi dan menghancurkan mafia Nostra dengan cara membunuh anggotanya satu persatu.
Tak hanya anggota yang di habisi oleh aliansi mafia yang membenci mafia Nostra,akan tetapi keluarga nya juga ikut di habisi. Karena hal itu mafia Nostra pun hancur, dan Riz pun merasa sangat kesal. Karena hal itu Riz pun bersiap untuk melakukan belas dendam.
Ia menyiapkan persenjataan dan amonisi, pertama ia menghancurkan mafia paling kecil di aliansi. Setelah itu ia menghancurkan mafia lainnya secara bertahap dan pada akhirnya ia sampai di tempat mafia nomor satu di dunia dengan persenjataan, kekuatan tempur yang sangat tinggi dan teknologi yang sangat canggih.
Singkat cerita Riz berhasil menghancurkan mafia terakhir sendirian, akan tetapi markas mafia terakhir itu terdapat bom yang sudah di pasang dan akan meledak ketika pemimpin mereka terbunuh. "Duuuuaaarrrrr.......!!!" ledakan yang sangat besar hingga menghancurkan gedung pun terjadi.
Meski telah terjadi ledakan, Riz masih bisa selamat. Meski ia selamat ia tidak baik baik saja, ia terluka cukup parah, terutama banyak luka akibat senjata api dan pelurunya masih tertancap di tubuh Riz. Dan juga ada luka bagian dalam akibat ledakan dan terbentur cukup keras.
Setelah berhasil selamat, Riz pun pergi ke tempat pemakaman umum, di mana tempat keluarga nya di kuburkan. "tap.... tap..... tap.... tap....." Riz berjalan dengan geloyoran, tangan kirinya memegangi perutnya yang terluka. Beberapa saat kemudian, Riz pun berdiri di depan makan keluarga nya.
Riz melepas topinya dengan tangan kanannya, kemudian ia menempelkan topinya di dadanya. "Aku sudah membalaskan dendam kalian, sekarang kalian hiduplah dengan tenang di alam sana, dan juga sepertinya ini juga sudah menjadi akhir bagiku......" ucap Riz.
"Bruuak.......!!" Riz pun terjatuh di samping kuburan keluarganya. Ia terjatuh karena pendarahan yang tak kunjung berhenti dan juga ia sudah di takdir kan untuk meninggal. Riz yang terjatuh itu pun secara perlahan menutup mata sambil meneteskan beberapa air mata.
Di malam yang gelap dan mendung. Terjadi kilatan petir yang menyambar berkali kali. meskipun terjadi petir, tidak ada hujan sama sekali. "Owek..... owek.... owek..... owek....." suara bayi mengais di malam itu. Bayi itu berada di keranjang dan di gendong oleh seorang perempuan dengan jubah yang menutupi tubuh dan kepalanya.
Wajah perempuan itu tak terlalu terlihat karena malam yang gelap dan jubah yang ia gunakan. "Tok.... tok.... tok....." perempuan itu mengetuk pintu sebuah panti asuhan yang berada di pinggir desa kecil. Setelah mengetuk pintu, perempuan itu menaruh bayi dan keranjangnya di depan pintu panti asuhan.
"Duuuuaaarrrrr......!!!" petir yang sangat besar langsung menyambar di sebuah tempat. Setelah sambaran itu, perempuan yang menaruh bayi itu pun menghilang dan di depan pintu panti asuhan terdapat bayi yang sedang tidur. Karena tadi ada ketukan, seseorang dari dalam panti asuhan membuka pintu untuk mengeceknya.
Setelah melihat keluar, ia tak melihat siapapun, dan ia menemukan bayi di depan pintu. Ia pun membawa masuk bayi tersebut dan akan merawat bayi itu hingga besar. Setelah membawa bayi itu masuk, kilatan petir di luar langsung berhenti. Bayi itu bernama Luke Lucifer.
Di sebuah distrik tempat tinggal bagi para orang orang miskin. Lahir seorang bocah dari keluarga miskin, ayah seorang pemabuk berat dan ibu yang pekerja keras demi menghidupi keluarga.
Anak yang lahir itu di beri mana Riz Cloudy. Riz selalu di ajari untuk berlaku baik pada setiap orang dan harus memiliki sifat lembut. Riz sangat mencintai ibunya karena ibunya sangat baik, dan bahkan menyempatkan waktu untuk mengajari Riz berbagai hal. Di saat umur enam tahun, Riz belajar di ajari ibunya yang sedang libur.
"Ibu, kenapa ibu tidak meninggalkan ayah......?" ucap Riz. "Riz..... dengarkan kata ibu, meski apapun yang di lakukan ayahmu itu, dia tetap ayahmu" ucap ibunya Riz. "Baik Bu....." ucap Riz. Dan tak lama ayahnya pun datang sambil membawa botol bir. "Hey..... para bajingan..... eh......?! kau tidak bekerja......? terus bagaimana cara aku agar bisa minum lagi...... hah......!!!" ucap ayah Riz yang marah.
"buuuuaaakkk......!!" ayah Riz memukul ibunya dengan sangat keras hingga ibunya terjatuh. "i- ibu.......!! ibu baik baik saja kan......?" ucap Riz yang sambil mendekat ke ibunya. "Tenang saja Riz, ibu baik baik saja kok....." ucap ibunya. "Hey.... kenapa kau mengkhawatirkan ****** sialan itu, hah.....!! dasar anak yang tak berguna.....!!" ucap ayahnya Riz.
"Tap......Tiiiiaaarrr......." ayah Riz mengambil sebuah botol bir kosong yang ada di sana dan memukulkan botol bir itu ke arah kepala bagian atas mata kiri. "Ugh......" Riz pun terpental beberapa meter dengan luka yang cukup parah dan darah mengalir dari luka tersebut.
"Riz......!! apakah kau baik baik saja.......!! bertahanlah Riz, kumohon bertahanlah Riz......!!" ucap ibunya panik. "Cih..... sialan, mood ku langsung hilang kalau berada di sini" ucap ayah Riz yang kemudian keluar rumah dan pergi untuk minum minum. "Dasar bajingan sialan......!!" ucap ibunya Riz.
"Ibu..... Ibu jangan marah, ibu lebih cocok ketika tersenyum" ucap Riz. "Ya Riz..... untuk sekarang aku akan mengobati mu" ucap ibunya. Dan beberapa saat kemudian Riz pun di obati oleh ibunya, untuk beberapa saat Riz tidak bisa membuka mata kirinya akan tetapi itu tidak membuatnya buta. "Riz.... bagaimana.....? apakah kamu tidak apa apa dengan begitu......?" ucap ibunya.
"Tidak apa apa Bu, karena aku anak ibu jadi tidak apa apa" ucap Riz dengan senyum lebar. Karena pukulan itu, Riz pun sedikit memiliki rasa amarah kepada ayahnya. "Besok harinya, saat ibunya bekerja dan ayahnya keluar untuk minum minum seperti biasa, Riz pun keluar rumah dan ia bekerja mulung.
"Aku harus bekerja dan menghasilkan uang untuk membeli rumah dan hidup berdua dengan ibu, agar ayah tidak memukul ibu setiap malam hari, aku tidak tahan melihat dan mendengar ibu yang menangus setiap malam karena ayah" ucap Riz. Dan Riz pun bekerja untuk mendapatkan uang, setelah memulung hingga waktu sudah mencapai pukul dua belas ia beristirahat.
Riz beristirahat berada dengan orang yang cukup tua yang juga bekerja sebagai pemulung. "Hey nak, kenapa kau memulung.....? apakah kau anak yatim-piatu.....?" ucap seorang yang cukup tua sekitar berumur 60 tahunan. "Tidak, aku tidak Yatim-piatu, tapi aku melakukan ini karena suatu keadaan, kalau paman karena apa.....?" ucap Riz.
"Oh..... hahaha.... kau cukup menarik, masih kecil pemikiran mu sudah cukup dewasa, dan aku bekerja sebagai pemulung karena aku dulunya aku seorang anggota gangster, karena itu aku tidak bisa mendapatkan pekerjaan seperti orang biasa, karena hal itu aku bekerja sebagai pemulung meski pendapatannya tidak terlalu banyak tapi ya lumayan untuk bertahan hidup" ucap pak tua itu.
"Oh.... begitukah, apakah semua orang di sini sama seperti anda" ucap Riz. "Tidak, ada yang matan pesulap, pencopet, pemulung dan masih banyak macam lainnya" ucap pak tua itu. "Oh..... omong omong kenapa anda keluar dari gangster......?" ucap Riz. "Ya.... karena aku yang memilih keluar, dan juga matamu itu kenapa......?" ucap pak tua.
"Oh.... ini, kemarin terkena botol beling dan luka, tapi tidak apa apa" ucap Riz. "Oh.... begitukah, hati hati lain kali, keberuntungan tidak datang untuk kedua kalinya, oh ya, apakah kau mau......?" ucap pak tua itu yang menawarkan sebotol air mineral. "Eh.....? apakah tidak apa apa.....?" ucap Riz.
"Tidak apa, kalau kau mau ambillah ini" ucap pak tua itu yang memberikan air mineral itu kepada Riz. "Terima kasih banyak ya, pak......? siapa nama anda.....?" ucap Riz. "Oh.... nama ku Cardi Stoneley, dan kau.....?" ucap pak tua itu yang bernama Cardi Stoneley. "Oh.... namaku Riz Cloudy, pak Cardi" ucap Riz.
"Oh.... namamu Riz kah, kalau begitu jangan bekerja terlalu keras karena kau masih kecil dab juga istirahat yang cukup" ucap pak Cardi. "Iya, terima kasih atas perhatiannya pak Cardi" ucap Riz. Dan tak lama kemudian, mereka pun kembali bekerja sebagai pemulung.
Riz bekerja sehabis istirahat dari jam 1 samapi 4 sore saja, karena jam 6 sore lebih lima belas menit ibunya Riz sudah pulang ke rumah dan ayahnya baru pulang ke rumah jam 7 malam. Jam empat sore, Riz sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya, perjalanan dari rumahnya ke tempat kerja membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit kalau berjalan kaki.
Tak lama Riz pun sampai di rumahnya, ia masuk ke dalam rumahnya dan ia melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci piring. Setelah melakukan itu, Riz pun mandi dan setelah mandi ia duduk di kamarnya sambil membaca buku. Beberapa jam kemudian ibunya pulang.
"Riz.... ibu pulang....." ucap ibunya Riz yang pulang ke rumah, akan tetapi tidak ada jawaban dari Riz yang ada di dalam rumah. "Riz.....? apakah kamu ada di dalam......? Riz....." ucap ibunya Riz yang masuk ke dalam rumah sambil mencari keberadaan Riz. Saat ibunya melihat ke dalam kamar Riz, ia melihat Riz yang tertidur sambil memegang sebuah buku.
"Oh..... karena belajar, Riz sampai tertidur, kalau begitu lebih baik aku tidak membangunkannya" ucap ibunya yang kemudian berganti pakaian. Setelah berganti pakaian, ibunya pergi ke dapur untuk memasak makan malam. Di saat memasak makan malam, Riz pun terbangun karena mencium bau lezat dari makanan buatan ibunya.
Riz yang terbangun pun pergi ke dapur. "Ibu.... ibu sudah pulang, apakah pekerjaan ibu lancar.....?" ucap Riz. "Ya... . syukurlah lancar, dan juga kamu juga sudah bangun" ucap ibunya. "Ya..... karena mencium bau lezat dari masakan ibu, aku jadi terbangun" ucap Riz. "Hahahaha..... bisa saja, masakan ibu cukup biasa saja" ucap ibunya. "Tidak, masakan ibu adalah masakan terenak di dunia, nomor satu" ucap Riz dengan senyum lebar.
Setelah itu, Riz pun membantu ibunya memasak, dan setelah membantu memasak Riz dan ibunya pun makan malam bersama berdua.
Setelah makan malam, Riz kembali ke kamarnya untuk kembali belajar, sedangkan ibunya berada di dapur dan sedang mencuci piring. Tepat setelah ibunya selesai mencuci piring, ayahnya Riz kembali ke rumah dengan keadaan mabuk. Ayahnya Riz kembali ke rumah dengan keadaan mabuk dan marah karena ia kalah judi.
"Siiiaaallll......!! kalau saja aku tadi dapat kartu yang lebih bagus, bisa saja aku dapat duit itu..... puah......" ucap ayahnya Riz sambil minum bir di tangannya. Saat berjalan ke arah dapur ayahnya Riz melihat ibunya Riz yang baru saja selesai mencuci piring. Ibunya Riz melihat ke arah ayah Riz karena ayahnya Riz mabuk.
"Hah.....?! ada apa kau melihatku.....?! ngajak berkelahi kau ******.....!! mood ku sangat buruk karena kalah tadi" ucap ayah Riz. "Buuuuaaakkk...... buuukk.....buuakk.... bukkk...." ayah Riz langsung memukuli ibunya Riz hingga berkali-kali. Setelah puas memukul, ayahnya Riz pergi ke kamarnya dan kemudian ia tertidur.
"Hiks..... hiks.... hiks..." ibunya Riz menangis sambil tersungkur di dapur. Riz yang mendengar ibunya menangis dari kamarnya, Riz menutup kedua telinganya dan sambil bersandar di tembok. "Sialan.......!! sialan......!! aku harus secepatnya pindah bersama ibu, dan meninggalkan bajingan itu......!!" batin Riz dengan amarah.
Dan beberapa saat kemudian Riz pun tertidur sambil bersandar di tembok. Keesokan harinya, ibunya sudah keluar untuk bekerja dan ayahnya keluar untuk minum dan judi. Riz pun yang baru bangun pun segera mandi dan membersihkan rumah. Setelah membersihkan rumah ia pun keluar untuk bekerja.
Riz bekerja dengan sangat keras dan saat waktu istirahat, ia mendapatkan hasil yang lebih banyak dari kemarin. "Hmm.... hasil yang ku dapatkan lebih banyak dari kemarin, tapi ini masih belum cukup" ucap Riz. "Belum cukup.....? kau mau membeli apa....?" ucap pak Cardi. "Oh, pak Cardi, saya mau membeli sesuatu yang bisa membahagiakan orang yang sangat aku sayangi" ucap Riz.
"Hmm..... begitukah....." ucap pak Cardi yang sambil tersenyum tipis mendengar jawaban dari Riz. "Semoga kau bisa mendapatkan uang yang cukup dan membahagiakan orang yang kau sayangi itu" ucap seorang yang umurnya lebih tua dari pak Cardi yang tiba tiba muncul di belakang Riz.
"Uuaaaggg......!!!" ucap Riz yang terkejut pak tau itu tiba tiba muncul. "Anak mudah, maaf kalau aku mengagetkan mu" ucap pak tua itu. "Ya.... maafkan dia, dia memang seperti itu terkadang aku juga sedikit kesal tapi dia orang tua yang baik kok" ucap pak Cardi. "Hey.... sialan.....!! siapa yang kau panggil tua.....?" ucap pak tua itu.
"Hah.... siapa lagi kalau bukan kau.....? pak tua....." ucap pak Cardi. "Ngajak baku hantam kau, Cardi sialan.....!!" ucap pak tua itu. "Sudah sudah..... kalian ini seperti anak kecil saya yang suka bertengkar, di sini juga anak kecil apakah kau ingin mengajarkan anak kecil bertengkar.....?" ucap orang yang paruh baya.
"Hey, bocah, maaf kalau sifat kedua kakek ini seperti ini, emang kakek Cardi ama Kakek Lucas suka tidak akur tapi kadang sangat akur kok" ucap orang yang paruh baya itu. "Siapa yang kau panggil kakek hah.....?!!" ucap pak Cardi dan pak Lucas secara bersamaan. "Heh.... mau aku ambil semua isi dompet kalian kemudian aku gunakan untuk membeli makanan" ucap orang paruh baya itu.
"Cih, Robert sialan, si pencopet" ucap pak Cardi. "Ya..... meski sudah tidak menjadi pencopet masih saja suka bercanda dengan cara mencopet dompet temannya" ucap pak Lucas. "Hmm.... jadi pak Robert adalah mantan pencopet.....?" ucap Riz. "Ya.... bukan pencopet biasa, dia adalah pencopet profesional bahkan bisa mengambil uang tanpa bisa di rasakan" ucap pak Cardi.
"Aku kadang sangat tidak menyukainya" ucap pak Lucas. "Hahaha...... bisa saja teman teman ku di sini...." ucap pak Robert sambil merangkul pundak pak Lucas dan pak Cardi. "Kalau pak Robert adalah pencopet profesional, kalau pak Lucas apa......?" ucap Riz.
"Hahahaha..... kau penasaran bukan, ini aku Naku Lucas seorang pesulap profesional yang terlupakan" ucap pak Lucas dengan pose yang cukup aneh. "Ih.... pose mu selalu membuatku merinding Lucas" ucap pak Cardi. "Ya.... benar sekali kata pak Cardi" ucap pak Robert. "Ah.... sorry sorry, aku masih energi seperti dulu, btw.... Riz kan namamu" ucap pak Lucas.
"Ya.... benar sekali pak Lucas, ada apa.....?" ucap Riz. "Jadi apakah kau ingin mempelajari sulap.....? siapa tau bisa kau gunakan untuk suatu hari nanti.....?" ucap pak Lucas. "Apa....? benarkah anda mau mengajarkan saya trik sulap....?" ucap Riz. "Ya.... tentu saja, aku juga ada waktu senggang saat istirahat, jadi bagaimana.....?" ucap pak Lucas. "Ya.... saya mau mempelajari tentang sulap pak Lucas" ucap Riz.
Dan pak Lucas pun memperlihatkan beberapa macam trik sulap dan kemudian mengajarkan satu persatu trik sulap setelah Riz bisa menguasai satu persatu. Dan waktu istirahat pun hampir selesai, dan Riz pun hanya bisa mempelajari sekitar lima trik sulap. "Maaf pak Lucas, saya hanya bisa mempelajari lima trik saja" ucap Riz. "Tidak apa, itu sudah banyak dan kau sangat berbakat bisa menguasai lima dalam waktu singkat, besok kita pelajari lagi, bagaimana.....?" ucap pak Lucas.
"Ya...... tentu saja, saya akan belajar lagi besok" ucap Riz dengan wajah tersenyum lebar karena senang. "Oh ya, Riz bagaimana kalau aku juga mengajarkan cara mencopet......? siapa tau juga bisa berguna" ucap pak Robert. "Berguna pantat kau....?! katanya tidak akan mengajarkan hal hal buruk pada anak kecil, tapi kau ingin mengajarkan anak kecil tentang mencopet, parah sekali kau ini, Robert" ucap pak Cardi.
"Coba pikir kembali pak Cardi, bagaimana dunia luar sana......? banyak pencopet, jambret, dan masih banyak lainnya, kalau jambret atau yang lainnya memang bukan spesialis ku, tapi kalau aku mengajarkan mencopet bisa saja, bocah ini bisa mengetahui gerak gerik ketika ada yang mau mencopet dirinya, bagaimana......?" ucap pak Robert.
"Iya.... ada benarnya juga, tapi bagaimana ya.... aku setuju dan tidak setuju" ucap pak Cardi. "Ya.... aku juga sama, seperti yang di katakan Cardi" ucap pak Lucas. "Jadi bagaimana bocah.....? keputusan berada di tangan mu bukan di tangan kedua pak tua itu" ucap pak Robert. "Baiklah pak Robert, saya ingin mempelajarinya agar aku bisa terhindar dari pencopet saat pergi" ucap Riz yang masih polos.
"Yosh..... baiklah sekarang aku hanya akan mengatakan semua yang berhubungan tentang pencopetan, besok baru aku ajarkan caranya" ucap pak Robert. "Baik pak Robert" ucap Riz. Dan pak Robert pun menjelaskan tentang copet hingga waktu istirahat habis, setelah itu mereka pun kembali bekerja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!