NovelToon NovelToon

Cinta Dibawah Jam Gadang

1. Ditinggal Menikah

''Kamu mau kemana Yati?'' tanya Dea melihat Hayati keluar dari lubang jepang arah Ngarai Sianok.

Hayati menjawab sambil berjalan'' Aku mau mencari angin ke Ngarai sebentar. Sudah lama tidak kesana''

''Yakin kamu jalan kaki?''

''Youps, itung-itung olahraga. Hehe''

''Aku jamin kamu akan menyesal saat kembali'' ucap Dea.

Hayati tidak menjawab. Dia hanya melambaikan tangannya. Tanda tidak peduli dengan nasehat Dea teman sekaligus sahabatnya sesama Tour Guide di tempat wisata yang bernama Panorama Lubang Jepang yang ada dikota Bukittinggi.

Hayati menikmati suasana saat berjalan menuju Ngarai Sianok. Karna jalannya menurun dia tidak merasa capek sedikitpun.

''Suasana sangat ramai karna sekarang hari minggu. Aku harus memanfaatkan waktu istirahat siang ini sambil menikmati suasana di Ngarai'' ucap Hayati bersemangat. Dia berjalan sambil bersiul kecil. Ditambah udara Ngarai yang sejuk membuat dia tambah bersemangat untuk jalan.

Hayati sampai di jembatan Ngarai. Dia mencari tempat duduk ditepi sungai untuk menikmati waktu istirahatnya. Tidak lupa Hayati membeli minuman dan cemilan.

Mata Hayati tertuju pada seseorang yang sedang duduk disebuah cafe tidak jauh dari tempatnya duduk. Awalnya dia tidak yakin dengan apa yang dilihatnya. Tapi setelah diperhatikan Hayati yakin itu pacarnya yang sedang berada di Jakarta. Mereka sudah dua tahun tidak bertemu karna LDR. Syaiful dulu kakak kelasnya waktu SMA. Setelah lama kenal dua tahun lalu mereka memutuskan untuk pacaran jarak jauh. Karna Syaiful mendapat pekerjaan di Jakarta.

''Uda Syaiful'' ucap Hayati. Uda panggilan untuk laki-laki lebih besar dari kita didalam bahasa minang.

Hayati menghampiri Syaiful yang sedang asyik mengobrol dengan seorang wanita. Wajahnya terlihat bahagia. Dia sampai tidak menyadari Hayati menghampirinya.

''Siapa wanita itu, padahal selama ini uda Syaiful tidak pernah menceritakan tentangnya. Hmm apa dia pelakor? Tapi kami belum menikah. Jadi apa namanya selain pelakor ya?'' batin Hayati masih melihat Syaiful.

''Ekhem'' Hayati mendehem agak keras. Supaya Syaiful melihatnya. Bagaimanapun dia tidak mau menyapa Syaiful duluan. Walau saat ini kepalanya sudah mengeluarkan tanduk menahan amarah.

Syaiful melihat kearah asal suara. Seketika raut wajahnya berubah kaget.

''Yati'' gumamnya. Tapi dengan cepat dia menetralkan kembali wajahnya.

''Uda kenal dia?'' tanya wanita disamping Syaiful.

''Hmm, bukan siapa-siapa'' jawab Syaiful berusaha tenang.

''Oo, setelah dua tahun tidak bertemu. Sudah lupa dengan pacar sendiri?'' sindir Hayati. Emosinya sudah mulai naik. Kalau bukan karna ramainya orang disana mungkin dia sudah menampar wajah songong Syaiful.

''Bukan lupa tapi kita emang tidak pernah pacaran. Sekarang saya sedang bersama calon istri saya. Perkenalkan namanya Nelly. Ninik mamak sudah menentukan tanggal pernikahan kami'' jawab Syaiful tanpa perasaan. Ninik mamak adalah pemuka adat didaerah minang. Hayati memegang wajahnya. Dia melihat Syaiful dengan sebelah mata sambil tertawa''hahaha''

''Lelucon macam apa yang uda katakan? Dua tahun tidak bertemu, dua tahunku menunggu dengan setia. Tapi ini balasan yang uda berikan? Kenapa saat kita saling menghubungi uda tidak mengatakan?'' tanya Hayati masih berusaha menahan emosinya. Nelly yang mendengar ucapan Hayati hanya terdiam. Dia adalah teman masa kecil Syaiful. Dari dulu dia sangat menyukai Syaiful.

''Kamu terlalu memasukan kedalam hati. Saya selama hanya mengangap kamu sebagai adik kelas saja'' Syaiful berdalih.

Emosi Hayati sudah diatas ubun-ubun. Syaiful tetap menganggap dia orang asing.

''Sabar Yati, kalau tidak ada orang baru kamu bisa menonjok mulut busuknya itu'' batin Hayati.

''Hmm, jadi seperti itu, saya yang terlalu berharap menurut anda. Okelah kalau begitu'' ucap Hayati menatap tajam kearah Syaiful. Syaiful mengalihkan pandangannya kearah lain. Dia menghindari tatapan Hayati. Selama ini Hayati selalu menatapnya dengan lembut. Tapi hari ini dia menatap Syaiful penuh kebencian.

Syaiful yang selama ini Hayati kenal adalah orang yang hangat dan lemah lembut. Dia tidak menyangka akan melihat sifat asli Syaiful sekarang. Padahal dua hari yang lalu mereka masih saling menghubungi. Dan Syaiful tidak pernah menyinggung kalau dia akan menikah. Dia merasa dibohongi.

Hayati berjalan keluar dari cafe. Dia sudah tidak mau lagi berdebat. Menurutnya tidak ada gunanya mempertahan pengkhianat seperti Syaiful.

''Undangan akan saya antar kerumah kamu'' ucap Syaiful.

''Tidat usah, saya juga tidak akan datang kepesta pernikahan anda. Karna saya tidak ingin memberikan anda ucapan selamat'' jawab Hayati tegas meninggalkan cafe dengan tatapan semua orang yang ada disana.

Setelah jauh dari cafe, keteguhan hati yang tadi Hayati perlihatkan akhirnya runtuh juga.

''Bodohnya kamu Hayati. Selama ini terlalu percaya dengannya. Sampai kesetianmu dia khianati. Ayah hati Hayati sangat terluka. Kenapa ayah harus memberiku nama Hayati sih'' umpat Hayati memukul kepala sambil berjalan. Air matanya yang menetes segera dia hapus. Dia tidak mau terlihat lemah.

''Haciuu'' Ayah Hayati bersin saat sedang duduk dikampus.

''Hmm siapa yang mengumpatku'' gumamnya sambil mengosok hidung.

Hayati berjalan lunglai. Dia berencana untuk kembali ketempat kerjanya.

''Padahal tadi aku hanya berniat untuk menikmati keindahan Ngarai. Tapi keindahannya sungguh mengejutkan hati dan membuat terluka. Awas kamu uda Syaiful akan aku ingat kejadian hari ini'' omel Hayati.

''Huhuhu. Tidak boleh menangis, malu sama usia'' sambungnya lagi sambil mengahapus air mata.

Hayati berjalan sambil ngomel-ngomel mengeluarkan unek-unek dan kemarahan yang tadinya dia tahan. Bahkan air dibotol minumannya sampai habis karena dia haus berjalan dan mengomel. Dia tidak peduli orang-orang dijalan melihatnya.

''Air minumpun habis. Tidak ada yang baik setelah bertemu dengan makluk terlarang tadi'' umpatnya. Dengan kesal Hayati menedang botol minumannya.

''Awwww'' terdengar suara teriakan orang.

''Siapa yang melempar botol ini ke kepala gue sih'' ucap orang tersebut dengan nada kesal.

''Waduh, mati aku. Botol minuman salah sasaran. Minta maaf atau pura-pura tidak tahu. Tapi berdasarkan pengajaran ayah dosen. Kita harus bertanggungjawab atas kesalahan yang kita perbuat'' batin Hayati memegang kepalanya.

Dia berdiri tertegun melihat kearah dua laki-laki yang sedang bicara. Jelas yang satunya sedang marah-marah. Dengan wajah tertunduk Hayati menghampiri.

''Maaf saya tidak sengaja'' ucap Hayati masih menunduk. Dia tidak mau mata merahnya dilihat kedua orang itu.

''Iya gak apa-apa mbak. Bos saya juga tidak sakit'' jawab asistennnya.

''Siapa bilang saya tidak apa-apa. Belum pernah ada orang yang berani berbuat seperti ini kepada saya'' ucap Laki-laki itu sambil menatap tajam kearah Hayati.

''Buktinya sekarang aku bisa. Berarti aku orang pertama dong.'' batin Hayati masih menunduk.

''Aduh, sekali lagi saya minta maaf pak. Saya tidak sengaja. Sumpah'' ucap Hayati pelan.

''Bapak-bapak. Kamu kirain saya bapakmu. Kalau bicara dengan orang coba dilihat. Ini gak malah melihat aspal. Teguh kamu urus dia'' umpat laki-laki itu.

Hayati mengangkat kepalanya. Sesaat dia terdiam melihat orang yang berdiri didepannya. Pria muda bertubuh putih bersih dan atletis. Dengan wajah tampannya dan tampilan seperti oppa-oppa korea. Tapi Hayati tersadar bertapa jutek dan kasarnya mulut pria yang sedang memegang kamera

''Jadi maaf saya tidak diterima nih?'' tanya Hayati dingin. Hatinya yang tadi kesal gara-gara Syaiful bertambah setelah bertemu pria ini.

2. Dion Aditama

''Tidak, kalau semua masalah bisa diselesaikan dengan maaf untuk apa adanya hukum'' jawab laki-laki. Asistennya yang bernama Teguh tidak bisa berbuat apa-apa. Hayati mulai emosi melihat sikap angkuh orang ini.

''Jadi anda maunya saya bagaimana? Jangan mentang-mentang anda ganteng anda seenaknya menindas saya. Iss kenapa saya hari ini apes sekali. Niat hati mau menikmati suasana Ngarai Sianok yang indah tapi malah ketemu pacar dengan selingkuhanya. Ditambah lagi mereka akan menikah. Betapa sakitnya hati ini. Sekarang saya juga bertemu dengan om-om yang juteknya minta ampun. Hanya karna saya tidak sengaja menendang botol dan mengenai kepalanya. Botol yang saya tendang juga kosong tidak berisi air sama sekali. Kalau anda mau minta ganti rugi anda bisa mencari saya di Panorama. Nama saya Hayati semua orang disana tahu saya. Tapi anda harus membawa bukti. Kapan perlu anda pergi kerumah sakit untuk merontgen kepala anda. Mana tahu kepala anda retak, terganggu atau ada saraf yang rusak karena botol tadi. Menurut saya pasti salah satunya. Soalnya anda agak aneh. Tapi anda harus membawa hasil rontgennya. Saya tidak akan ganti rugi tanpa ada bukti. Begitu pengajaran yang dikatakan ayah dosen saya. Anda mengerti. Saya permisi'' omel Hayati marah. Nafasnya terengah-engah karna bicara dengan cepat. Secepat kereta api. Teguh dan bosnya terdiam mendengarkan penjelasan Hayati yang panjang lebar. Mereka tidak bisa berkata apa-apa.

Hayati berjalan meninggalkan mereka berdua. Dia berhenti lagi dan berkata.

''Memaafkan itu lebih mulia jangan pernah remehkan itu'' Hayati berjalan gontai sambil mengomel.

''Huhu, tenyata benar kata Dea kalau aku akan menyesal bila tidak bawa motor. Jalan menanjak ini lebih menyakitkan daripada dikhianati pacar. Kapan sampainya, jalan malah terasa jauh'' omelnya dalam bahasa minang. Dia berjalan tanpa menghiraukan orang lain.

Mereka berdua masih mendengar omelan Hayati yang berjalan sudah jauh. Laki-laki itu tidak mengerti apa yang Hayati katakan. Sedangkan Teguh karna sudah lama tinggal disini dia sudah mengerti. Dia bahkan tersenyum lucu mendengar omelan Hayati.

''Kenapa dia yang galakan daripada saya. Seharusnya saya yang marah. Dasar perempuan aneh'' umpat laki-laki itu.

''Anda tidak tahu saja. Perempuan kalau sudah patah hati galaknya melebihi singa yang ada di kebun binatang. Kalau tidak percaya anda boleh mengejarnya sekarang'' jawab Teguh masih melihat kearah Hayati.

''Kamu asisten saya atau dia sih? Ngapain kamu belain dia?'' hardik laki-laki itu kesal.

''Bukan begitu pak'' jawab Teguh ragu.

''Iss, katanya gadis minang ramah-ramah. Tapi baru ketemu malah dapat yang seperti ini. Baru pertama kali saya mendapatkan perlakuan seperti ini. Saya yang seorang Dion Aditama selalu ditakuti dan dihormati. Malah diremehkan oleh perempuan seperti dia'' ucapnya kesal.

Namanya Dion Aditama. Dia seorang pengusaha muda dari Jakarta datang ke Bukittinggi untuk melihat hotelnya. Perusahaannya bergerak diberbagai bidang salah satunya perhotelan. Dari awal dia sudah malas datang ke Bukittinggi. Tapi karena perintah dari papanya dia akhirnya pergi juga.

''Orang mana yang tidak kesal melihat sikap anda. Padahal anda tidak dirugikan sedikitpun. Gadis itu juga sudah minta maaf. Anda saja yang sombong tidak mau memaafkan'' Batin Teguh.

Dia adalah Asisten Dion selama berada di Bukittinggi. Tapi kalau Dion sudah kembali ke Jakarta Teguh kembali menjadi manager hotel.

''Anda mau kemana lagi pak?'' tanya Teguh.

''Kita pulang saja, saya sudah tidak mood mengambil foto pemandangan disini. Tau gini lebih baik saya suruh Rahmat saja yang datang ke Bukittinggi. Saya tidak perlu datang jauh-jauh kesini'' ucap Dion masuk kedalam mobilnya.

''Apa anda tidak mau makan itiak (itik) lado(cabe) hijau dulu. Disini terkenal loh sambal itu'' kata Teguh mengikuti masuk kedalam mobil.

''Apa kamu tidak tahu kalau saya tidak suka makan yang pedas-pedas'' jawab Dion kesal.

''Anda rugi kalau tidak suka makan pedas-pedas. Mana tahu nanti anda mendapatkan jodoh orang sini. Rata-rata masakan minang pedas-pedas. Saya saja dapat istri disini karna sambal ladonya yang enak'' ucap Teguh bangga. Walaupun dia bukan asli Bukittinggi. Tapi sejak tinggal dan punya istri orang Bukittinggi lidahnya sudah terbiasa dengan makanan disini.

''Udah jalan, saya tidak akan mencari jodoh orang sini. Walaupun hanya dia saja perempuan yang tinggal saya tidak akan mau'' jawab Dion percaya diri.

''Anda jangan takabur bos, jodoh tidak ada yang tahu. Apalagi gadis minang cantik-cantik'' ucap Teguh tidak mau kalah.

''Udah bicaranya? apa kamu mau saya suruh jalan kaki dari sini sampai kehotel?'' tanya Dion marah.

''Hehe, jangan bos'' jawab Teguh menyengir sambil mengarut kepalanya yang tidak gatal. Dia memutar mobilnya menuju arah Bukittinggi.

Mereka melewati Hayati yang sedang jalan kaki dengan nafas yang terengah-engah. Karna jalan yang menanjak menuju lubang jepang. Bahkan mata Dion sempat bertemu dengan mata Hayati. Tapi dengan angkuhnya Dion mengalihkan pandangannya. Hayati juga tidak peduli. Dia lebih peduli bagaimana bisa sampai dilubang jepang dengan cepat. Kakinya sudah terasa pegal.

''Tau gini, nanti ku suruh saja pak walikota buatkan jalan layang dari panorama sampai ke Ngarai'' ucap Hayati.

''Duh Hayati-hayati apa ayah dosenmu kenal dengan pak walikota. Kalaupun kenal apa pak Walikota mau mengabulkannya?'' ucapnya lagi. Dia bicara pada dirinya sendiri.

Sementar itu Teguh merasa tidak tega melihat Hayati berjalan kaki.

''Dasar cewek aneh, sambil jalan malah bicara sendiri. Apa tidak takut dibilang orang gila'' ejek Dion.

''Apa sebaikanya kita beri tumpangan pak? Kasihan dia jalan kaki'' tanya Teguh.

''Biarkan saja. Saya tidak sudih membantu orang sepertinya. Siapa namanya tadi? Oh iya namanya Hayati. Sepertinya saya pernah membaca namanya itu. Tapi dimana ya'' ucap Dion dingin.

''Tidak sudih tapi namanya yang sekali disebut malah ingat'' batin Teguh.

''Nama Hayati ada di salah satu buku karya buya Hamka. Semua orang tahu pak'' jawab Teguh.

''Aa iya, saya baru ingat. Kenapa dia punya nama seperti itu?'' tanya Dion seolah bertanya kepada dirinya sendiri.

''Mungkin ayahnya pengagum buya Hamka dan pencinta buku-bukunya pak'' jawab Teguh.

''Iss, dia tidak cocok memiliki nama itu dengan kelakuannya. Dasar perempuan aneh. Patah hati kok orang yang dimarahi'' ejek Dion. Dia masih belum terima dengan kejadian tadi. Apalagi sampai diomelin segala. Baginya hanya dia yang berhak memarahi orang. Karna dari kecil dia tidak pernah dimarahi.

Teguh diam saja.

''Anda duluan yang membuatnya begitu bos. Padahal dia sudah minta maaf. Tapi anda dengan angkuhnya tidak menerima permintaan maafnya'' batin Teguh.

Namun Teguh tidak mau mengatakan langsung kepada Dion. Dia takut dimarahi Dion. Bisa-bisa gajinya dipotong.

3. Sahabat Yang Sangat Baik

Akhirnya Hayati sampai dipintu masuk lubang jepang arah ke Ngarai atau pintu masuk diluar panorama. Setelah menyapa petugas tiket disana Hayati masuk kedalam lubang jepang. Untuk sampai kedalam Panorama. Dia berjalan dengan tertatih-tatih. Kakinya sudah terasa capek. Tapi perjalannya masih jauh melewati lorong-lorong didalam lubang jepang. Karna sudah terbiasa Hayati tidak ragu lagi lorong mana yang ditempu untuk cepat sampai dipintuk keluar lubang jepang dalam panorama.

Saat sampai ditangga keluar lubang jepang arah panorama. Hayati menghela nafas melihat tingginya tangga keluar lubang jepang.

''Huft, kenapa baru sekarang aku sadar kalau tangga ini begitu tinggi'' ucapnya. Dengan sisa tenaga yang ada, Hayati sampai juga diluar lubang jepang. Dea yang melihat Hayati langsung menghampirinya. Kebetulan dia baru selesai memandu rombongan yang masuk lubang jepang.

''Kamu kenapa say?'' tanya Dea.

''Capek'' jawab Hayati ngos-ngosan.

''Kamu benaran jalan kaki dari Ngarai kesini?'' tanya Dea kaget.

''Ya'' jawab Hayati duduk disalah satu tempat duduk tidak jauh dari sana. Dia mengurut kakinya yang terasa sangat pegal.

''Ya Allah Hayati. Kenapa tidak pakai gojek aja?'' tanya Dea menepuk jidatnya. Dia ikut duduk disebelah Hayati. Dea tertawa melihat wajah merah Hayati karna kepanasan saat jalan. Dia juga iba melihat kondisi lelah sahabatnya tersebut.

''Lupa'' jawab Hayati mewek. Hatinya kembali sedih.

''Eeh, kok nangis?'' tanya Dea bingung.

''Hati Hayati terluka De'' jawabnya.

''Ihh, jangan banyak drama. Kelihatan sekali lebaynya'' ejek Dea berusaha bercanda.

''Aku serius. Kenapa Ayah memberi namaku Hayati. Nasib cintaku sama tidak indahnya dengan cerita didalam novel'' jawab Hayati.

''Maksud kamu apa sih? Aku tidak ngerti'' tanya Dea masih binggung.

''Tadi aku bertemu uda Syaiful di Ngarai'' jawab Hayati. Dia menyeka air matanya.

''Bagus dong, kalian sudah dua tahun tidak bertemu. Tapi kenapa kamu sedih?'' tanya Dea heran melihat sikap Hayati.

''Gimana gak sedih, dia sedang bersama calon istrinya. Mereka duduk berdua dikafe. Bahkan bang Syaful tidak mengakui hubungan kami selama ini. Dia mengatakan hanya menganggap aku sebagai adik kelas saja. Padahal dia duluan yang ngajak pacaran jarak jauh. Walaupun ayah dosen tidak setuju aku pacaran. Tapi karna kami LDR ayag dosen masih memberi sedikit kelongaran. Dan sekarang dia pulang dengan memberi kabar tidak mengenakan'' Jelas Hayati sesegukan.

''Maksud kamu? uda Syaiful berselingkuh gitu dibelakang kamu?'' teriak Dea tidak percaya. Membuat orang yang lewat melihat kearah mereka. Dea cepat menutup mulutnya. Dea tahu sekali bagaiman Syaiful dulu berusaha mendekati Hayati saat SMA. Karena Dea satu kelas dengan Hayati disekolah. Hayati mengangguk.

''Iya, mereka akan menikah. Padahal selama ini uda Syaiful selalu menelponku dan kami tidak ada masalah. Tapi kenapa dia mengkhianatiku De? Tau gini dari dulu aku tidak percaya dengan wajah malaikatnya itu'' kata Hayati senduh. Wajahnya terlihat tidak semangat. Dia kembali mengelap air matanya.

''Kamu yang sabar, mungkin kalian bukan berjodoh. Mana tahu jodoh Hayatiku yang cantik sekaligus imut kayak marmut masih menunggu diluar sana'' hibur Dea.

''Kok kayak marmut sih?'' Hayati masih sempat protes.

''Hehe. Dan tidak benar kisah cintamu sama dengan yang ada dinovel. Karna yang ada dinovel Hayati yang meninggalkan Zainuddin. Tapi dalam kehidupan kamu Syaiful yang meninggalkanmu'' sambung Dea lagi.

''Tapi sama-sama ditinggalkan'' jawab Hayati masih mewek.

''Udah aah, anak gadis tidak baik lama-lama bersedih. Nanti cantiknya hilang loh'' ucap Dea.

''Emang aku cantik?'' tanya Hayati.

''Tidak jelek'' jawab Dea tertawa.

''Hmm, kamu bukan sahabat yang baik'' kata Hayati cemberut.

''Terus? aku sahabat yang bagaimana?'' tanya Dea dengan ekspresi pura-pura sedih.

''Sahabat yang sangat baik sekali'' ucap Hayati memeluk Dea. Dea tersenyum mendengarnya.

''Makasih ya, aku merasa lebih baik'' sambungnya lagi.

''Iya, lain kali dengarkan mak ngomong. Kalau mau ke Ngarai itu pakai motor jangan jalan kaki. Kamu akhirnya menyesalkan?'' nasehat Dea. Hayati melepaskan pelukannya.

'' Hehe iya sangat menyesal sekali, tapi kamu tahu tidak'' Hayati mulai bersemangat untuk cerita. Air matanya sudah tidak keluar lagi.

''Tidak'' jawab Dea cepat.

''Huft, aku belum selesai bicara'' ucap Hayati menepuk tangan Dea.

''Tadi pas aku mau kesini sambil jalan kaki. Aku tidak sengaja bertemu laki-laki sombong. Iss sombongnya minta ampun'' ucap Hayati kesal membanyanginya.

''Orangnya ganteng tidak? Terus siapa namanya?'' tanya Dea kepo.

''Hiih, kamu suka kali lihat tampang orang. Tidak semua orang ganteng itu ramah dan baik loh. Mungkin namanya Udin kali'' jawab Hayati.

'' Haha, Udin sedunia. Tapi tidak semua orang ganteng itu sombong juga. Aku kan pencinta keindahan seperti keindahan pemandangan dipanorama ini'' ucap Dea seperti pujangga.

''Hmm, kalau tidak resek dan sombong dia lumanyan ganteng'' jawab Hayati.

''Sikat'' ucap Dea cepat.

''Aaa, emang baju kotor pakai disikat?'' Tanya Hayati binggung.

''Apa hubungannya dengan baju kotor Hayati sayang?'' tanya Dea gemes.

''Aku kalau menyuci baju suka pakai sikat'' jawab Hayati dengan polosnya.

''Hahaha, aduh Hayati Hayati. Maksudku langsung saja didekati. Mana tahu kalian jodoh. Lumayankan dapat penganti uda Syaiful'' kata Dea sambil tertawa.

''Hmm, gak minat. Kamu pasti ilfil kalau melihat bagaimana sikap orang itu'' jawab Hayati dengan wajah penuh kesal. Dia kemudian menceritakan kejadian saat bertemu dengan Dion di Ngarai Sianok tadi. Hayati bercerita dengan ekspresi wajah yang kesal.

''Hanya karna botol kosong dia sampai marah? Aduh kalau ketemu sama aku pasti ku jitak keningnya biar tambah sakit'' ucap Dea.

''Kamu yang mendengar cerita saja kesal. Apalagi aku yang menghadapinya langsung'' Ucap Hayati merasa mendapat dukungan.

''Dua jempol untukmu karna berani memarahinya'' kata Dea lagi.

''Siapa yang tidak marah. Hati lagi kesal malah ketemu orang seperti itu''

''Bagaimana tampilannya?'' tanya Dea tiba-tiba.

''Hmm, seperti oppa korea dengan kulit putih bersih, hidung mancung, bibir seksi, mata tajam, alis tegas, lumayan tampan dan keren sih'' jawab Hayati membayangkan sambil menganguk. Dia tidak sadar sedang memuji Dion.

''Eee, katanya kesal tapi sempat juga memperhatikan wajahnya. Kesal apa kesal?'' goda Dea. Hayati baru tersadar.

''Kebetulan saja. Tapi masih kerenan ayah dosenku'' Hayati berdalih.

''Kenapa tidak digoda. Mana tahu dia terpikat'' ucap Dea bercanda.

''Emang aku cewek apaan? Nanti ayah dosen terkejut Hayatinya jadi cewek penggoda'' jawab Hayati cemberut.

''Ayah dosen pasti senang punya menantu keren seperti itu'' ucap Dea.

''Kalau kamu mau. Kamu saja yang mengoda sendiri'' jawab Hayati.

''Andai aku yang ketemu tadi. Tidak akan aku lepas. Wahai pujaan hati'' ucap Dea bergaya.

''Yaelah gayamu nek. Orang pada tertawa melihatmu'' ejek Hayati.

''Hahaha''

Mereka tertawa. Hayati merasa masalahnya sedikit terlupakan dengan candaan dan ocehan sahabatnya ini.

''Ntar malam duduk di ditaman bung Hatta yuk. Aku kangen makan kerupuk mienya'' ajak Dea.

''Ok'' jawab Hayati.

''Kelihatan ada pengunjung yang memerlukan Guide. Biar aku saja yang memandunya. Kamu disini dulu untuk menghilangkan penat kakimu'' ucap Dea.

''Ya'' jawab Hayati tersenyum. Dia duduk sambil melihat pengunjung yang lalu lalang dipanorama menuju lubang jepang. Sambil menunggu Dea selesai memandu rombongan kedalam lubang jepang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!