NovelToon NovelToon

Cintai Aku Tuan Ceo

PROLOG

Pengenalan karakter dan cerita.

Bara Erlangga

Pewaris tunggal Erlangga company, merupakan putra laki-laki satu-satunya di keluarga besar Erlangga. Kemampuannya di bidang bisnis tak diragukan lagi, hampir semua kalangan mengenali Erlangga family apalagi Bara. Si tampan dengan kharisma yang menakutkan dan hampir tak tersentuh oleh siapa saja.

Terlalu sibuk dengan urusan bisnis membuat Bara melupakan satu hal yaitu sosok pendamping yang akan menemani perjalanan hidupnya dan melahirkan sosok pewaris selanjutnya untuk Perusahaan raksasa milik Erlangga family.

"aku tidak membutuhkan wanita ******"

Bara sosok yang dingin dan jarang bicara, hampir tidak ada wanita yang bisa menarik perhatiannya belakangan ini, hanya ada satu wanita yang dulu sangat ia cintai namun perempuan itu telah menodai cinta suci Bara, ia berselingkuh dibelakang pria itu.

khawatir melihat putranya tak kunjung menikah membuat sang ibu bertindak nekad.

wanita yang masih cantik di usia paruh baya itu tak sengaja menemukan seorang gadis cantik yang baik hati. Hal itu membuatnya langsung jatuh hati pada gadis tersebut dan melakukan berbagai cara agar putranya bisa menikahi sang gadis.

Dengan sedikit paksaan dan ancaman Bara mengikuti kemauan sang ibu.

" beban hidupku telah bertambah" Ucapnya dengan nada dingin .

*********

Ziana Shazen.

Hidupnya yang nyaman dan bahagia harus berakhir ketika perusahaan sang ayah mengalami kebangkrutan, tak lama setelah itu ayahnya jatuh sakit dan mengalami stroke yang membuat pria itu tak bisa lagi melakukan apapun. Sebagai putri tertua Ziana merasa harus bertanggung jawab pada kehidupan keluarganya, berbagai cara akan ia lakukan demi kesembuhan dan keberlangsungan hidup keluarganya. ia harus menjadi sosok yang tegar dan mandiri mulai saat ini.

" Ana, maafkan mama tak bisa membantu kamu"

" tidak perlu ma, cukup selalu temani papa dan biar Ana yang bekerja."

Ziana bekerja sebagai staf biasa di Erlangga company dan ia baru beberapa bulan bekerja, hutangnya sudah cukup banyak pada perusahaan tersebut dan hampir separuh gajinya harus dipotong untuk melunasi hutang yang digunakan untuk biaya pengobatan sang ayah.

Dengan sangat terpaksa Ziana mencari tambahan dengan bekerja sebagai kasir minimarket dimalam hari, hal itu ia rahasiakan dari keluarganya, hanya Bayu Prayoga sang adiklah yang tahu hal itu karena pria itu juga berkerja disana untuk shift malam karena siangnya ia harus kuliah.

 

Semua yang telah ia lakukan ternyata tak cukup untuk menutupi kebutuhan besar keluarganya, suatu hari rumah sakit tempat ayahnya melakukan therapy menagih biaya yang cukup besar.

 

" ya ampun, apa yang harus aku lakukan, tabunganku sudah menipis dan gak cukup untuk membayar kekurangan biaya ini". Dia menangis namun tanpa suara, perasaan kacau dan bingung menguasai dirinya.

" tidak satupun lagi yang tersisa, semuanya telah habis terjual" Ucapnya pilu ketika mengenang ia harus menjual semua koleksi perhiasan miliknya dan sang mama.

 

Ditengah kekalutan itu seorang wanita baik hati datang membantunya, membayar semua hutangnya di rumah sakit dan dikantor. Wanita itu juga menjamin biaya pengobatan sang ayah sampai sembuh tanpa sepengetahuan Ziana. tapi wanita itu memiliki maksud lain ia ingin Ziana menjadi menantunya dan menikah dengan putranya.

" maaf Tante tapi aku gak bisa menikah dengan pria yang tidak aku cintai". Gadis itu memohon dengan lutut yang gemetar dan wajah kalut ia bersimpuh didepan wanita paruh baya itu.

 

" bangunlah sayang, kau tak bisa menolak ini, jika tidak kau harus membayar hutangmu detik ini juga" Wanita itu membantu Ziana berdiri dan membelai lembut rambut indah milik Ziana, terkesan sedikit kejam tapi ini ia lakukan karena gadis inilah yang cocok jadi menantunya.

" Tante aku mohon."

" maaf sayang, kau tak bisa menolak, lakukan ini demi keluargamu, Tante akan menjamin kesembuhan ayahmu."

Dan Ziana tahu ia takkan bisa menolak apalagi kemana ia akan mencari uang untuk mengganti hutangnya yang dibayarkan wanita itu, Ia harus menikahi Pria yang ternyata adalah boss nya sendiri. Dingin, kaku dan emosional.

Disini lah cerita hidup Ziana bermula.

*****

yuk baca yuk, baru belajar soalnya.

PERNIKAHAN

Ziana tampak cantik dengan balutan dress yang membalut tubuh indahnya, ia menghapus bulir air mata yang menghiasi pipinya. Ia melihat pantulan dirinya di cermin,

'apakah ini akhir dari kisah hidupku?' pikirnya

Disinlah ia berada, sungguh ia ingin menolak pernikahan ini, ia akan menikah dengan boss tempat ia bekerja tapi Karina Erlangga, ibu dari bara Erlangga itu begitu apik dalam membujuk dan mengambil hati keluarganya.

" kak, kenapa menangis?"

Seorang gadis berusia 17 tahun memasuki ruangan tempat ziana berdandan, menyadarkan lamunan sang kakak, merangkul erat gadis tangguh didepannya.

" Aluna" Ziana tampak terkejut ketika adik bungsunya itu merangkul pundaknya.

" kenapa kakak menangis? bukankah ini hari bahagia kakak, seharusnya kakak tersenyum, apa kakak tidak bahagia?"

" kakak sangat bahagia, karena itulah kakak menangis sayang" Elaknya sembari berusaha tersenyum.

" benarkah?"

" ya sayang"

" kakak, Luna mau nanya setelah kakak menikah, apa kakak akan melupakan kami?" gadis belia itu bertanya dengan tatapan sendu.

" hei sayang." Ziana berdiri, memegang lembut pundak adiknya, menghela nafas dan tersenyum lembut.

"kalian adalah hidup kakak, bagian dari jiwa kakak, apakah mungkin kakakmu ini berani melupakan separuh hidupnya?

" aku sayang kakak." Aluna menghambur memeluk kakaknya, dua kakak beradik itu larut dalam tangis.

" Luna, jangan membuat pengantin menangis, nanti kakakmu akan terlihat jelek dihari pernikahannya." Seorang wanita paruh baya masuk menghampiri kedua putrinya itu, mengurai pelukan kakak beradik itu.

"mama,kakakku adalah kakak paling cantik di dunia, suaminya akan beruntung mendapatkan dia." Ucap Luna tersenyum

" sudah, jangan nangis- nangisan, mempelai pria sudah datang, mari nak kita keluar."

Wanita paruh baya itu berusaha tegar dan tampak tersenyum, hari ini hari bahagia putri kebanggaannya. akhirnya ia akan melepas putri sulungnya, ada kelegaan dihatinya ketika tahu Ziana akan menikahi keluarga dari Erlangga, bukan karena mereka kaya tapi ia sudah cukup tau bahwa Erlangga family adalah keluarga yang harmonis dan berbudi luhur, ia berharap Ziana bahagia.

****************************

" Saya terima nikah dan kawinnya Ziana Shazen binti Dimas Prayoga dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"bagaimana saksi?"

"sah"

"sah"

"SAH"

Bara tampak mengucapkan ijab kabul dalam satu hela nafas dan lantang.

seorang pria paruh baya yang terduduk di kursi roda tampak menangis haru, ia tak bisa menjadi wali nikah putri kebanggaannya itu, Karena kondisinya belum memungkinkan, sang putra Bayu Prayoga selaku adik dari Ziana lah yang menjadi wali nikah kakaknya mengantikan sang ayah.

Bara menatap wanita yang kini telah sah menjadi istrinya, wanita itu mencium lembut jemari bara, dan Dengan terpaksa Bara mencium kening wanita cantik didepannya tersebut.

'cantik' puji bara dalam hati.

Tak banyak yang diundang dalam acara ijab kabul ini karena Ziana selaku mempelai perempuan ingin pernikahannya dilakukan secara sederhana tanpa resepsi, nyonya Karina selaku ibunda Bara diperbolehkan mengumumkan pernikahan Bara tapi tidak dengan mengumumkan siapa istri pria tersebut karena Ziana ingin menjalani hidup yang normal dan bisa bekerja seperti biasanya di perusahaan Bara.

" selamat ya sayang, owh menantu kesayanganku." Karina memeluk erat gadis yang kini jadi menantu nya tersebut.

" iya Tante."

" loh kok Tante? mama dong"

" eh iya mama."

" gitu dong." Karina tersenyum

Karina bahagia hari ini, ia berharap Bara juga bahagia. Karina tau mungkin belum ada cinta dihati putra nya untuk Ziana begitu juga sebaliknya tapi cinta akan tumbuh seiring waktu diantara mereka. Pernikahan ini memang didasari atas paksaan dan sedikit rencana licik dari Karina. ia ingin bara sembuh dari trauma dan menyadari tak semua wanita itu buruk. Ziana adalah pendamping yang sempurna untuk bara menurut Karina. Paket complete dimiliki gadis itu, ia sudah menyelidiki latar belakang Ziana. dan menurutnya tak sulit bagi bara untuk mencintai Ziana.

' bara adalah pria yang baik dan Ziana pasti bisa mengembalikan watak asli bara ku' pikir karina tampak yakin dengan keyakinannya

disisi lain tampak Bara sedang mengobrol dengan orang tua Ziana.

" nak bara, sekarang kau adalah suami putri kami, meski kami belum terlalu mengenali mu tapi kami percaya nak bara adalah orang yang tepat untuk Ziana kami."

Hesti selaku ibunda ziana menghela nafas sendu, ada kesedihan dan bahagia yang bercampur menjadi satu dalam hatinya, sementara pria yang tampak terdiam dikursi roda hanya terdiam tanpa suara, air mata tampak mengalir deras di pipinya.

" nak bara, bahagiakan putriku, dia adalah orang yang tangguh dan gadis kuat meski begitu jangan pernah menyakiti hatinya, mama berharap nak bara bisa mencintai dan menerima putri kami dengan lapang dada."

" insyaallah Tan, aku akan menjaga Ziana dengan baik."

" panggil aku mama."

"iya ma."

" mama, percaya padamu nak, laki-laki sejati adalah ia yang menepati janji."

" pasti ma." bara mengangguk

' ya tuhan pernikahan terkutuk apa yang akan aku jalani ini' pikir bara tersenyum ketir

Bara berdiri dan pamit meninggalkan sang mertua , ia mengendurkan dasi nya usai berbincang dengan mertuanya, seluruh tubuhnya sedang lelah, ia masih mengingat bagaimana sang mama memaksa nya menikah.

' bara ku sayang, putra ku yang tampan, ayo menikahlah'

'tidak ma'

' aku akan mengantung diriku jika kau menolak menikah.'

' oke...oke baiklah.'

Bara memijit pelipis nya pelan, ia terbayang bagaimana Sang mama mengancam akan menyakiti dirinya sendiri jika bara tak mengikuti kemauan wanita itu dan ia tak pernah bisa menolak permintaan wanita yang telah melahirkannya tersebut.

Bara melangkah menuju kepelaminan tempat istri nya berada, tidak ada resepsi hanya ijab kabul saja dan ia bersyukur atas keputusan gadis itu setidaknya ia tidak akan berdiri terlalu lama dengan wajah sok bahagia.

' terkutuk lah aku, kau sudah terlalu banyak berjanji bara, mulai saat ini hidupku tak akan bebas lagi.' pikir bara ketika teringat janji-janji yang ia lontarkan akhir-akhir ini

*************

JIKA ADA SARAN ATAUPUN MASUKAN JANGAN LUPA YA DIKASIH TAU ASAL SOPAN DAN TIDAK KASAR.

MALAM PERTAMA.

Ziana melangkahkan kaki nya menuju sebuah rumah dengan desain khas ala Eropa, pernikahan telah usai dan disini lah ia sekarang disebuah tempat asing.

Seorang pria dengan stelan jas dan wajah yang kaku mengikuti nya dari belakang, Ia tahu betul pria itu adalah asisten dari Bara yang kini berstatus sebagai suaminya.

Elang wirawan, asisten sekaligus sahabat Bara, berbeda dengan bara. Elang adalah sosok yang hangat namun jika dihadapkan pada pekerjaan ia sosok yang keras kepala, dingin dan cukup gesit dalam bekerja.

Bara memutuskan langsung memboyong istrinya itu menuju mansion pribadi miliknya, setelah melalui berbagai cara untuk membujuk ibunya agar mengizinkan mereka tinggal dirumah mereka sendiri,

" mama, Ziana mohon izinkan kami pergi, Ziana janji akan sering-sering kesini." Ziana bersuara pada akhirnya ketika ia melihat bara mulai putus asa membujuk wanita itu.

Akhirnya sang ibu menyetujui mereka untuk tinggal dimansion pribadi milik bara dengan syarat mereka harus sering-sering berkunjung.

" nona, silahkan masuk nanti bibik akan mengantar anda menuju kamar anda dan tuan." Pria muda yang berwajah tampan itu membuka pintu mansion bara yang megah dan mewah.

" panggil Ziana saja pak." Ziana terbiasa memanggil elang dengan panggilan pak

" sekarang anda adalah istri tuan bara, jadi jangan memangil saya pak, panggil Elang saja." Pria itu tampak tersenyum hangat.

' baiklah." Putus ziana tanpa membantah, mereka memasuki rumah dan ia sudah disambut oleh beberapa asisten dan seorang wanita paruh baya yang tersenyum hangat, beberapa asisten pria mengambil alih koper milik Ziana yang tadinya dibawa oleh Elang wirawan selaku asisten Bara.

" selamat atas pernikahannya non, saya bik Jumi, kepala asisten di mansion ini" Sambut bik Jumi

" terima kasih bik."

" mari non."

ziana melangkah sembari menatap sekitar seakan mencari sosok pria yang kini berstatus sebagai suaminya, usai pernikahan mereka tadi pria itu tak menampakkan batang hidungnya.

Bik Jumi mengantarkan Ziana kekamar yang berada dilantai dua, kamar ini identik dengan kamar pria, dindingnya berwarna gelap dan barang-barang tertata rapi, sepertinya kamar ini didesain secara khusus oleh sipemilik.

' hm..aku merindukan kamar ku yang dulu, aku tak suka kamar ini, sungguh suatu saat aku akan mengganti desain kamar ini.' pikir Ziana menatap kesal.

" non mari masuk." Bik Jumi menghampiri Ziana yang tampak melamun di pintu kamar, entah apa yang dipikirkan wanita muda ini.

" eh iya bik."

Ziana memasuki kamar yang beraroma maskulin itu.

"hm bik tunggu." Ziana menatap wanita tua dihadapannya, menghentikan langkah pelayan tua itu ketika ia melihat bik Jumi hendak memundurkan langkahnya seperti ingin undur pergi keluar kamar

" iya non."

" dimana pak bara?"

Bik jumi menatap wanita muda yang kini berstatus sebagai istri bara , ia tersenyum lembut.

" tuan bara sedang di ruang kerja bersama tuan elang, nanti beliau menyusul."

" hm baiklah bik, terima kasih."

" jika ada yang diperlukan, non bisa memanggil saya atau yang lainnya."

Ziana mengganguk

************

" El , ingat kau harus selesaikan ini secara cepat."

"iya boss."

jika hanya berdua saja elang akan memanggil bara boss atau bro.

" sekarang pulang lah, aku sudah lelah."

" tumben boss tidur jam segini?" Elang menaik-turunkan alisnya seakan menggoda Bara dengan senyuman penuh arti

" kau." Bara menatap Elang kesal

" iya aku tau boss, inikan malam pertama mu, pergilah boss aku tau kau sudah tak sabar."

" bajingan kau, pergi kau." Bara melempar pulpen emosi dan benda itu tepat mengenai pelipis Elang.

" kau kasar sekali boss." Elang memegang pelipisnya yang sedikit berdarah, tak ingin menjadi sasaran kekesalan Bara lagi, pria yang sudah menjadi sahabat bara cukup lama itu memutuskan pamit pulang.

" boss, jangan kasar-kasar mainnya seperti nya nona masih perawan." Teriak Elang sembari memegang handle pintu dan buru-buru menutupnya ketika melihat bara tampak semakin kesal dan hendak mengejarnya.

"kurang ajar kau El!!"

***********

Bara memasuki kamarnya, matanya tak sengaja bertabrakan dengan mata Ziana yang baru keluar dari kamar mandi.

" kau sudah mandi?" tanya Bara kikuk

" sudah pak." Ziana menundukkan kepala, baru kali ini ia berinteraksi dengan pria yang menjadi boss nya di kantor dan kini pria itu telah menjadi suaminya.

" panggil mas saja kalau dirumah."

"ehm iya mas." lirih ziana namun seakan menyembunyikan rona di pipinya

" tidurlah, aku ingin mandi dulu." dua insan itu seakan kehabisan kata-kata hendak berbasa-basi tapi bingung ingin membahas topik apa.

Bara melangkah memasuki kamar mandi, dan menutup rapat kamar mandi.

" apa dia akan meminta nya malam ini? oh my God aku belum siap" lirih Ziana takut

" bagaimana kalau dia memaksa?"

" ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan." Ziana seakan beradu argumen dengan pikirannya sendiri, wajahnya tampak pucat.

" oke, tenanglah Ziana, tarik nafasmu, aku rasa pria itu tak menyukai ku jadi kau bisa tenang, dan aku pikir dia tak akan menyentuhku, oke mari tidur." Ziana tampak tersenyum riang menghampiri ranjang berukuran besar itu kemudian menghempaskan tubuhnya di ranjang tersebut.

" kalau dinovel-novel, biasanya sang istri tidur di sofa, kali ini aku akan tidur di ranjang saja, biar pak Bara saja yang tidur di sofa.". Ziana terkekeh membayangkan suaminya itu tidur di sofa, tanpa sadar Ziana terlelap begitu cepat.

30 menit kemudian Bara keluar dari kamar mandi, pria itu tampak mengunakan boxer dan hanya bertelanjang dada karena ia tak bisa tertidur memakai baju,walk in closed memang berada satu ruangan dengan kamar mandi. Bara melangkah kearah ranjang, menatap gadis asing yang kini sudah berstatus sebagai istrinya, gadis itu tertidur pulas sekali.

ini malam pertama nya, mengingat malam pertama menimbulkan senyuman dibibir bara, bagi pria normal malam pertama adalah malam spesial bagi mereka begitu pula bagi bara, tapi ia tak mencintai gadis itu tepatnya ia tidak akan pernah mencintai istrinya.

" dia sudah tidur."

Bara menatap kearah istrinya kemudian pria itu tampak melangkah keluar.

" aku berharap dia tidak mencintai ku, karena aku takkan bisa mencintai gadis manapun lagi." ucap bara

Dua orang yang tadinya asing kini disatukan dalam mahligai pernikahan, luka bara sudah terlalu dalam dan ia berharap Ziana tidak menaruh harapan besar padanya, ia takkan pernah mencintai gadis itu.

***********

DASAR BARA, AWAS YA NANTI KALAU JATUH CINTA SAMA Ziana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!