NovelToon NovelToon

Suami Berkedok Atasan

1. Melarikan Diri

Di sebuah ballroom hotel, nampak indah dengan dekorasi yang begitu mewah dan bunga-bunga segar yang yang diletakkan di beberapa titik, mempercantik dekorasi tempat pesta dan memanjakan indera penciuman dengan semerbak aroma bunga asli.

"Pa,"seorang wanita paruh baya menghampiri suaminya kemudian menariknya ke tempat yang sepi, menjauh dari para tamu undangan.

"Ada apa, ma?"tanya Bramantyo.

"Alva...Alva..pa !"ucap Ratih berusaha mengatur nafasnya.

"Alva kenapa ma?"tanya Bramantyo penasaran.

"Alva kabur pa!!"ucap Ratih.

"Apa??Anak ini.!!"pekik Bramantyo, wajahnya mengeras dan tangannya mengepal menahan amarah, langsung bergegas ke kamar hotel anaknya.

Sesampainya di kamar hotel yang ditempati Alva, Bramantyo melihat kamar itu memang benar-benar kosong. Bramantyo merogoh handphonenya dari dalam saku celana, kemudian menghubungi seseorang,

"Halo, kalian cari keberadaan anak saya, dan seret dia kembali.!!"ucap Bramantyo langsung menghubungi anak buahnya untuk mencari Alva.

"Baik Tuan,"sahut suara di ujung telepon, kemudian Bramantyo memutuskan sambungan teleponnya.

"Pa, sekarang bagaimana kita harus menjelaskan semua ini pada calon besan kita?"tanya Ratih dengan wajah cemas.

"Kita harus mengatakan yang sebenarnya,"ucap Bramantyo langsung keluar dari kamar itu diikuti oleh Ratih.

Bramantyo menemui Adiguna untuk membicarakan tentang anaknya.

"Pak Adi, saya ingin menyampaikan sesuatu,tapi jangan di sini,"ucap Bramantyo.

Adiguna pun mengikuti Bramantyo ke sebuah ruangan yang tidak lain adalah kamar hotel Anjani, putri dari Adiguna. Ratih pun ternyata sudah ada di sana.

"Ada apa Pak Tyo?"tanya Adiguna.

"Begini Pak Adi, Nak Anjani.Saya ingin memberitahu bahwa Alva telah melarikan diri,"ucap Bramantyo tertunduk.

"Apa?!"pekik Adiguna dan Anjani bersamaan.

"Bagaimana bisa ?"tanya Adiguna.

"Pak Adi saya mohon maaf sebesar-besarnya karena kelakuan anak saya. Saya sudah mengerahkan orang -orang saya untuk mencarinya.Jika Alva sudah ketemu, kita akan menikahkan Alva dan Anjani,"ucap Bramantyo menunduk malu karena tingkah putranya.

"Kita batalkan saja perjodohan ini,"ketus Adiguna.

"Jangan pa.!! Aku mohon.!! Aku hanya akan menikah dengan Alva.Jika tidak, aku lebih baik tidak menikah seumur hidupku,"sahut Anjani.

Adiguna menghela nafas berat,"Oke...Oke...kita akan mencari Alva sampai ketemu kemudian menikahkannya dengan kamu," ucap Adiguna pasrah.

Adiguna sangat memanjakan Anjani, karena Anjani adalah putri semata wayangnya dari almarhum istrinya tercintanya.Istri Adiguna meninggal saat Anjani kelas enam SD.

Adiguna tidak mau menikah lagi karena sangat mencintai almarhum istrinya. Adiguna juga tidak mau Anjani mempunyai ibu tiri yang belum tentu akan menyayangi Anjani.Karena itu Adiguna memilih untuk tidak menikah lagi dan membesarkan Anjani sendiri.

***

Di dalam sebuah taksi yang melaju kencang.

"Siall !! Sepertinya orang-orang suruhan papa sudah mencari ku,"batin Alva saat melihat ada mobil yang mengejarnya.

" Akhh.... bodohnya aku, papa pasti melacak ku melalui handphone ku,"batin Alva.

"Pak, ngebut, pak.!! Cari jalan agar kita lolos dari kejaran mobil di belakang,"suruh Alva pada supir taksi.

"Dari tadi kan juga sudah ngebut Tuan. Jika saya terlalu ngebut, nanti saya ditilang polisi Tuan,"sahut supir taksi.

"Malam-malam begini tidak akan ada polisi,Pak. Kalau bapak mau menuruti kata-kata saya,saya akan membayar dua juta sebagai ongkos taksinya," ucap Alva menunjukkan dua puluh lembar uang bergambar tokoh proklamator.

"Baik Tuan,"sahut supir taksi langsung menambah laju taksinya.

"Pak, berhenti di depan.Saya akan turun di sana,dan setelah saya turun bapak harus tetap ngebut ya?Tapi bapak berhenti lagi sebentar setelah agak jauh meninggalkan saya.Lalu bapak harus ngebut lagi !! '

"Jika ada yang menghadang bapak dan menanyakan dimana keberadaan saya, bapak tidak boleh menjawab jujur. Bapak tidak akan disakiti mereka jika bapak bersikap tenang," ucap Alva kemudian memasukkan uang yang dipegangnya ke dalam saku kemeja pak supir.

"Siap Tuan,"ucap sang supir taksi penuh semangat setelah melihat berlembar-lembar uang kertas berwarna merah itu masuk ke dalam sakunya.

"Rezeki nomplok ini namanya.Aku tidak perlu pusing lagi mencari tambahan biaya untuk istri ku yang akan lahiran di bidan,"batin supir taksi merasa senang.

Saat taksi berhenti, Alva langsung turun dari taksi meninggalkan jas dan handphonenya di dalam taksi. Tujuan Alva adalah agar orang-orang suruhan papanya terus mengejar taksi itu dan dia bisa lolos.

Alva melihat mobil pick up yang terparkir di pinggir jalan yang baknya tertutup terpal.Tanpa berpikir panjang Alva langsung naik ke mobil pick up itu lalu masuk ke dalam terpal yang ternyata penuh dengan sembako.

"Itu taksi yang dinaiki Tuan Muda,ayo cepat kejar !!"seru salah satu orang yang mengejar Alva.

Orang suruhan Bramantyo tadi sempat tertinggal oleh taksi yang ditumpangi Alva. Tapi mereka dengan mudah bisa menemukan Alva kembali karena mereka bisa melacak Alva dari handphone yang dibawa Alva.

Dengan tiba-tiba mobil yang di kendarai orang-orang suruhan Bramantyo memotong jalur taksi yang mereka yakini di tumpangi oleh Alva.Semua orang yang ada dalam mobil itu pun keluar dan mengerumuni mobil taksi itu.

"Benar kata pemuda tadi,aku dihadang, tapi bagaimana aku bisa tenang, jika aku dikerumuni oleh orang-orang yang berbadan kekar seperti ini?"batin supir taksi mulai ketakutan.

Supir taksi itu pun segera keluar dari taksinya, tidak mau membuat orang -orang itu marah.

"Tuan-tuan, ada apa ya menghadang saya?"tanya supir taksi.

"Buka kunci pintu belakang bagian penumpang,"perintah pria tadi.

Supir taksi pun membukanya dan dua orang dari para pria itupun langsung membuka pintu belakang bagian penumpang.

"Tidak ada orang ketua, hanya ada handphone dan jas Tuan Muda,"ucap salah satu orang yang membuka pintu penumpang bagian belakang, kemudian menyerahkan handphone dan jas itu pada orang yang di panggilnya ketua.

"Dimana penumpang yang meninggalkan handphone dan jas ini kamu turunkan?"tanya pria yang dipanggil ketua.

"Sudah lama turun Tuan,saya tidak ingat menurunkan nya di mana,"jawab supir taksi ketakutan.

"Jangan berbohong.!! Di mana kamu menurunkannya?'tanya pria itu lagi.

"Saya benar-benar tidak ingat Tuan,"jawab supir taksi jujur.

Kamu tidak sedang berbohong kan?"tanya pria itu lagi.

"Tidak Tuan,"jawab supir taksi tambah tegang.

"Lalu kenapa kamu beberapa kali berhenti?"tanya pria itu lagi.

"Saya hampir menabrak mobil di depan saya beberapa kali tuan, jadi saya mengerem mendadak,"jawab supir taksi.

"Aduh..gimana nich ?! Ya Tuhan.. tolong lah hamba-Mu ini.Semoga para pria ini percaya dengan apa yang aku katakan,"batin supir taksi.

"Lalu kenapa kamu ngebut?"

"I...itu Tuan, istri saya akan melahirkan, jadi saya buru-buru mau pulang,"jelas supir taksi.

"Apa buktinya?!"tanya pria yang dipanggil ketua itu lagi.

"Kringgg...kring..,"

Tiba-tiba terdengar suara dering handphone sang supir taksi.Supir taksi itu pun segera menerima panggilan telepon itu.

"Halo,"sahut supir taksi.

"Mas, aku mau lahiran, cepat ke bidan dekat rumah,"sahut suara di ujung telepon dan sambungan telepon pun diputus.

"Kenapa kata-kata ku jadi kenyataan begini ya?!"batin supir taksi jadi tambah panik, karena kebohongannya malah jadi kenyataan.

"Ayo mana buktinya?"tanya pria yang di panggil ketua.

"Tuan,saya harus benar-benar segera pulang, istri saya sekarang sudah berada di tempat bidan,"ucap supir taksi tambah panik.

"Kamu jangan berbohong,"bentak pria yang di panggil ketua.

"Aduh gimana membuktikannya? Aku telepon istri ku saja, biar dia yang bicara,"batin supir taksi kemudian menghubungi istrinya dan memberikan handphonenya pada pria yang dari tadi mengintrogasi dirinya.

"Ini, silahkan bicara sendiri dengan istri saya,"ucap supir taksi menyodorkan handphonenya.

Baru juga pria yang dipanggil ketua itu menempatkan handphone itu telinganya, namun sudah terdengar teriakkan di ujung telepon.

"Mass...!!! Cepetan pulang..!!! Aku akan menghantui mu jika sampai aku mati karena melahirkan dan kamu tidak menemani aku,"teriak suara dari ujung telepon hingga reflek pria itu menjauhkan handphone supir taksi itu dari telinganya.

Orang-orang yang dapat mendengar teriakan ancaman dari telepon itu pun menahan tawa.Sedang sang supir taksi semakin panik.

"Ini, sudah pulang sana.!"perintah pria yang di panggil ketua itu mengembalikan handphone supir taksi.

"Terimakasih Tuan,"ucap sang supir taksi, segera meninggalkan tempat itu menuju rumah bidan tempat istrinya akan melahirkan.

"Anak dan istriku memang membawa keberuntungan.Mereka menyelamatkan nyawa ku di saat-saat paling genting,"batin supir taksi sambil terus melajukan taksinya.Merasa lega karena bisa lolos dari orang-orang yang menghadangnya tadi, tapi merasa cemas mengingat istrinya yang sedang bertaruh nyawa untuk melahirkan anak mereka.

***

Sementara itu Alva yang bersembunyi di bawah terpal mobil pick up tertidur hingga sampai di suatu tempat.Dua orang pria dengan tubuh penuh tato keluar dari mobil pick up itu tanpa mematikan lampu sorot mobil.

Di depan mobil pick up itu sudah ada beberapa orang berpakaian hitam.Setelah dua orang bertato itu mendekat mereka pun mulai mengeluarkan berbagai jenis senjata api.

Alva terbangun dari tidurnya, membuka terpal yang menutupi tubuhnya kemudian mulai mengamati tempat di sekitarnya.

"Aku berada di mana sekarang?"batin Alva kemudian turun dari mobil itu.

Sayup-sayup Alva mendengar seseorang sedang berbicara.Alva pun berjalan menuju arah suara hingga matanya terbelalak saat melihat beberapa orang sedang mengadakan transaksi senjata api berbagai model.

"Krakkk,"tanpa sengaja Alva menginjak ranting kering hingga beberapa orang yang sedang melakukan transaksi senjata api menoleh kearahnya.

"Siapa kamu?"tanya salah seorang pria.

"Saya hanya tersesat,"jawab Alva merasa sedikit takut.

"Tangkap dia,"perintah orang itu lagi.

Mendengar dirinya akan di tangkap para pria yang sedang bertransaksi senjata api, tanpa pikir panjang Alva langsung mengambil langkah seribu.

"Cepat kejar !! Jangan sampai lolos !!

Alva nampak berlari tunggang langgang di kejar empat orang pria dengan pistol di tangan mereka masing-masing. Pria yang memakai celana panjang berwarna hitam dan kemeja berwarna putih dengan noda darah di bagian perut itu terus berlari tak tentu arah.

"Di sana sepertinya ada sebuah rumah, aku akan bersembunyi di sana, batin Alva saat melihat sebuah rumah. Setelah berada di belakang rumah itu, Alva mencoba membuka pintu bagian belakang tapi tidak bisa. Kemudian dia berlari ke arah samping rumah dan menemukan sebuah jendela yang tidak terkunci.

"Aku akan masuk lewat jendela ini," gumam Allva mengintip dari luar jendela nampak kamar yang sepi tanpa penghuni dengan lampu tidur yang redup.

'"Hey, lihat !! Ada seorang pria yang masuk ke kamar Disha,"ucap seorang warga desa yang sedang ronda kepada temannya.

"Ahh..sial!! Sepertinya perutku tergores sesuatu,"gumam Alva.

Kemudian mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar itu dan menemukan kotak obat. Alva melepaskan kemejanya kemudian membersihkan lukanya dan mengobatinya.

"Itu sepertinya kamar mandi aku akan membersihkan diri sebentar,"gumam Alva.

"Ceklek," pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka.

"Akkkk....emp...."

Bapak..ibu.. aku terkejut saat melihat ada seorang pria asing yang hanya menggunakan celana panjang di dalam kamarku. Oh.. TIDAAAKK..!!! Mata suci ku ternoda.!!! Secepat kilat aku membalikkan badan ingin masuk lagi ke dalam kamar mandi.

Tapi apa yang terjadi ?? Dia langsung membekap mulutku yang baru saja keluar dari kamar mandi ini, yang hanya menggunakan handuk sebatas dada dan paha ini dari belakang. Tangan kanannya membekap mulut ku dan tangan kirinya melingkar diatas dada ku, memegang bahu sebelah kanan ku.

Ya Tuhan... siapa dia? Apa yang dia inginkan dari ku?

Aku terus meronta ingin melepaskan diri. Hingga aku terdiam saat merasakan handuk yang aku kenakan melorot, jatuh ke lantai. lya..!! Benar.!! Anda tidak salah membaca.!!

"Handukku melorot dan sekarang aku?! Oh... TIDAK.!! Aku seperti bayi yang baru lahir.!! Bisa kalian bayangkan bagaimana wajah ku?!! Rasanya aku ingin masuk ke lobang semut.!! Oh tidak.!! Aku mau pinjam pintu ajaib Doraemon untuk menghilang,tapi tidak bisa,"Disha.

"Buka pintunya!!" Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari luar menggedor-gedor pintu. Oh my God..!!!! Cobaan apalagi ini?! Apa kami akan di gerebek orang sekampung?"batin Disha.

"Gimana ini?"batin Alva panik, tanpa sadar menyeret Disha ke dekat ranjang.

"Cepat dobrak saja.!!"

"Terdengar suara yang lainnya. Aku auto panik.Ya Tuhan..mau ditaruh dimana mukaku jika satu kampung melihat tubuh ku? Aku berusaha meraih selimut untuk menutupi tubuh ku,"Disha.

Tak lama terdengar suara pintu yang didobrak. Alva yang menyadari Disha bergerak ingin meraih selimut pun terkejut saat melihat perempuan yang di bekapnya polos tanpa sehelai benang pun.

"Kamar ini di kunci, cepat dobrak,"terdengar kembali suara yang kali ini tepat di depan pintu kamar.

Disha semakin panik sedangkan Alva yang sempat gagal fokus melihat tubuh polos gadis yang di bekapnya kembali sadar saat mendengar pintu kamar itu sudah mulai di dobrak.

Secepat Kilat Alva menjatuhkan tubuhnya dan tubuh gadis yang di bekapnya keatas ranjang dan menarik selimut menutupi tubuh mereka bertepatan dengan pintu yang terbuka.

'Braakk..!!!'suara pintu yang berhasil di dobrak membentur dinding.

...🌟"Seberapapun kuat dan kerasnya kamu berusaha untuk pergi dan berlari, kamu tidak akan pernah bisa menghindari takdir mu sendiri,"🌟...

..."Nana 17 Oktober "...

🌸 Sebelumnya aku mohon maaf dan terimakasih pada kakak-kakak yang sudah mau mampir dan membaca karyaku yang hanya seperti butiran debu di lautan pasir ini. Aku mohon satu hal dari kakak-kakak semua! Jika kakak-kakak tidak menyukai cerita aku yang hanya penulis remahan rengginang amatiran ini, mohon kakak-kakak tidak usah lanjut baca. Dan mohon jangan meninggalkan ulasan negatif untuk karya recehan ku ini. 🙏🙏🙏🙏🙏

Merangkai kata menjadi kalimat bagiku tidaklah mudah, apalagi menyusunnya menjadi sebuah cerita. Membuat cerita juga memerlukan pengetahuan, bukan asal tulis saja Jadi, aku mohon kakak-kakak lebih bijaksana saat menggunakan jari jempol kakak. 🙏🙏🙏🙏🙏

Terimakasih banyak bagi yang bersedia memberikan like, komentar dan ulasan positif untuk karya penulis amatiran yang seperti butiran debu di lautan pasir sepertiku! 🙏🙏🙏🙏🙏🌸

To be continued

2. Berusaha Untuk Menjalani

Disha Pov

Braakk..!!!"aku mendengar suara pintu yang berhasil di dobrak membentur dinding.

"Ibu...bapak...sekarang apa yang akan terjadi? Mau jadi apa masa depanku nanti? Mau ditaruh dimana mukaku ini?!"batinku.

"Lihat Pak RT, mereka benar-benar berbuat zinah di kampung kita. Mereka telah mengotori kampung kita,"terdengar suara seorang warga dan aku masih menyembunyikan diri dibawah selimut.

"Kami tunggu kalian di luar,"ucap seseorang yang ku kenali adalah suara pak RT dengan suara tegas.

Pintu kamar ku kembali ditutup dari luar. Perlahan pria asing disebelah ku keluar dari selimut. Aku masih setia menyembunyikan diri ku di dalam selimut, sedikit mengintip pria asing tadi yang nampaknya sedang memakai baju.

"Aku keluar duluan, pakailah pakaian kamu,"ucap pria asing itu datar.

"Ibu... bapak.....aku harus bagaimana ini? Ternyata benar, mandi malam-malam itu tidak baik. Ini buktinya, gara-gara mandi malam-malam aku digerebek warga,"batin ku.

Pria itu keluar dari kamar ku, tak lama kemudian aku pun menyusul.Semua mata menatap tajam kami berdua, ini lebih menegangkan dari nonton film horor....

"Apa kalian berdua tahu apa kesalahan kalian?"tanya pak RT.

"Pak RT, pria ini tiba-tiba ada di kamar saya, saya sama sekali tidak mengenalnya dan kami tidak melakukan apa-apa,"ucap ku membela diri.

"Tidak melakukan apa-apa tapi kenapa kalian tidur dalam satu selimut yang sama? Bahkan pria ini tadi tidak memakai baju. Kami yakin kamu tadi juga tidak memakai baju kan? Kalau tidak, mana mungkin tadi kamu bersembunyi dibalik selimut dan hanya kelihatan rambut saja,"ucap seorang warga.

"Iya benar,"sahut warga yang lain.

"Sekarang kalian tinggal pilih, mau kami nikahkan atau kami arak keliling kampung, kemudian membayar denda sebesar seratus juta?"tanya Pak RT.

Di kampung ini jika ada yang kepergok berbuat mesum akan dihukum. Bagi yang masih singgel pilihannya ada dua, menikah atau di arak keliling kampung plus bayar denda. Tapi bagi yang sudah punya pasangan, mereka akan akan langsung di arak keliling kampung dan wajib membayar denda.

"Apa ada pilihan lain?"tanya pria asing itu.

"Tidak,"ucap Pak RT tegas.

"Baiklah, saya akan menikahinya,"ucap pria asing itu tegas.

Tamat sudah riwayatku.!! Kenapa aku harus berakhir menikah dengan pria yang tidak aku kenal sama sekali. Hiks..Hiks... Tapi juga tidak mungkin aku memilih di arak keliling kampung kan? Hello.. ?! Apa nggak tambah malu aku.?!

Malam itu akhirnya aku dan pria asing yang teryata bernama Alvarendra Bramantyo itu dinikahkan oleh warga dengan acara yang sederhana. Aku hanya memakai baju kebaya biasa sedangkan Alva memakai celana dan kemeja almarhum ayahku.

"Sekarang kalian telah resmi menikah, walaupun baru sah dimata agama. Kami harap selanjutnya kalian akan mengurus surat-surat untuk meresmikan pernikahan kalian agar sah di mata hukum,"ucap Pak RT.

"Iya,"ucap ku dan Alva.

Setelah acara pernikahan sederhana yang diadakan dadakan tengah malam itu selesai, akhirnya para warga kembali ke rumah masing-masing.

"Eh... eh...mau kemana kamu?"tanya ku saat Alva ngeloyor mau masuk ke kamar ku.

"Mau tidur. Aku capek.!!"ucap Alva ingin kembali melanjutkan langkahnya, namun aku langsung menarik tangannya.

"Aku tidak mau tidur dengan mu.!!"ucap ku meninggikan suaraku.

Hello..!! Mana bisa aku tidur dengannya? Pria yang belum genap satu jam aku kenal.

Alva menaikkan satu alisnya,"Kenapa? Kenapa kamu tidak mau tidur denganku?"tanya Alva menatap tajam pada ku.

"Karena aku tidak mengenalmu.!!"ucap ku agak meninggikan suara.

Duh kenapa dia jadi menakutkan seperti ini? Aku pura-pura berani, padahal ini tumbuh sudah mengeluarkan keringat dingin.Dia sudah kayak macan yang mau menerkam.

"Oh.. begitu.!! Baiklah, kenalkan namaku Alvarendra Bramantyo,"ucapnya kemudian berjalan kembali menuju kamar.

Whatt.?!! Apa maksudnya?! Oh ya amplop.!! Aku berhadapan dengan makhluk apa sich?!

"Hei, tunggu.!! Aku tidak mau tidur dengan mu !!"pekik ku.

"Apalagi sich.!!"sergah Alva dengan wajah kesal.

"Kamu tidur di kamar lain.!! Ini adalah kamarku.!!'ucap ku, menghalangi dia masuk ke kamarku.

Dengan wajah kesal Alva akhirnya tidak jadi masuk ke dalam kamar dan pergi ke kamar lain.Akhirnya.!!! Aku bisa mengusirnya dari kamarku...

Aku duduk di depan meja rias ku, melepaskan kacamata dan kawat gigiku. Menurut ibu ku wajahku cantik alami, mataku bulat, hidungku mancung, bibir mungilku berwarna pink alami dan alisku juga tebal.

Sebenarnya mataku normal lo, gigi ku juga rapi ala iklan pasta gigi di televisi.He...he...Lalu kenapa aku memakai kacamata dan dan kawat gigi? Alasannya adalah waktu SMP aku banyak yang naksir..

Aku merasa terganggu dengan cowok-cowok yang pada naksir aku. Akhirnya ibu dan bapak memindahkan aku ke sekolah lain dan mendandani aku dengan kacamata tebal dan besar serta memakaikan aku kawat gigi untuk menutupi kecantikan ku yang paripurna ini ..he..he...

Dan jangan lupa, ibu selalu membelikan aku baju yang longgar untuk menutupi tubuhku yang bak gitar Spanyol ini. He..he... Tapi sayang, tiga tahun yang lalu mereka meninggal dalam sebuah kecelakaan hingga aku sekarang tinggal sendiri di sini.

Sebenarnya aku masih punya bibi di kampung, tapi aku tidak mau merepotkan mereka dengan tinggal bersama mereka. Karena perekonomian bibiku juga pas-pasan. Selain itu aku juga ingin bekerja dengan ijazah yang aku punya.

Tapi sekarang...!! Ach..!! Kenapa harus dia pria pertama yang melihat wajah bahkan seluruh tubuhku?! Menjengkelkan sekali.!! Kenapa aku tiba-tiba harus menikah dengan alien itu.!! Ya Tuhan..!! Apa dosaku hingga harus menikah dengannya.!! Ach..aku pusing memikirkan ini semua. Akhirnya aku tidur dan berharap kejadian ini hanya mimpi belaka.

Pagi sudah menjelang, aku bergegas bangun membereskan rumah kemudian memasak untuk sarapan pagi.Aku sedang fokus memasak nasi goreng hingga terdengar suara....

"Apa masih ada baju yang bisa aku pakai?"kata Alva dengan suara baritonnya.

"Astaga.!!"pekik ku yang sedang memasak nasi goreng,"Kamu bisa membuat aku jantungan tau!!"protes ku sambil memegang dadaku.

"Kamu jantungan gara-gara kaget tiba-tiba punya suami setampan aku,"ucap Alva percaya diri.

"Ih.. narsis.!!"cibir ku,"Dasar alien !!"umpat ku dalam hati.

"Jadi,apa masih ada baju yang bisa aku pakai atau tidak ?"tanya Alva datar.

"Di kamarmu ada lemari yang isinya baju almarhum ayahku, kamu bisa memakainya,"ucap ku kembali mengaduk nasi goreng yang sedang ku buat.

"Eh..eh..mau kemana?"tanya ku saat melihat Alva akan masuk ke kamarku.

"Mandi, dikamar ku tidak ada kamar mandi,"ucap Alva.

"Mandi di kamar mandi belakang sana, jangan di kamarku.!!"ucap ku.

Degan wajah kesal Alva berjalan menuju kamar mandi yang ada di dekat dapur.Beberapa menit kemudian Alva keluar dari kamar mandi dan sudah berganti pakaian. Kemudian Alva duduk di meja makan dan aku pun meletakkan sepiring nasi goreng di depannya. Alva makan dengan lahap sampai nasi goreng yang ada di piringnya habis.

"Sekarang kamu boleh pergi dari sini,"ucap ku pada Alva.

"Maksudmu?"tanya Alva menaikkan satu alisnya.

"Kita tidak saling mengenal apalagi saling mencintai, jadi buat apa kita tinggal bersama? Maka dari itu sebaiknya kamu pergi dari sini,"ucap ku santai.

"Kamu mengusirku?"tanya Alva menatap ku tajam.

"Bukan begitu, maksudku kita ini orang asing.Kamu punya kehidupan sendiri dan aku juga punya kehidupan sendiri. Aku punya orang yang aku cintai dan kamu juga pasti punya orang yang kamu cintai kan?Jadi kita jalan sendiri-sendiri. Kita berpisah sampai disini,"jelas ku.

"Maksudnya kamu ingin bercerai dengan ku?"tanya Alva dengan tatapan semakin tajam pada ku.

"Iya,"ucapku, memberanikan diri.Tatapan matanya yang bagaikan elang itu bikin aku menciut .

"Kamu pikir pernikahan itu mainan?"tanya Alva dengan aura yang sangat dingin.

"Tapi..."

"Cukup.!!"ucapnya dengan suara baritonnya memotong kata-kata ku.

"Kita baru saja menikah. Kita akan menjalani pernikahan ini sampai kita menyerah. Tidak ada pembicaraan lagi tentang pernikahan ini,"ucap Alva kemudian dia masuk kedalam kamarnya.

Aku akhirnya pasrah dengan keputusan yang dibuat Alva. Dia benar, pernikahan bukan mainan, jadi aku terpaksa berusaha menjalaninya.

Beberapa menit kemudian aku lihat Alva keluar dari kamarnya dengan menggunakan topi yang dulu suka di pakai ayahku serta masker yang menutupi wajahnya.

"Aku pergi dulu,"ucap Alva kemudian meninggalkan aku sendiri di rumah ini, tanpa menunggu jawabanku. Aku pun tidak tahu dia akan pergi kemana.

Setelah membereskan peralatan makan dan masak yang aku pakai tadi, aku mulai berkerja dengan laptop ku.

Di usia 23 tahun ini aku sudah menyelesaikan S2 ku dengan beasiswa. Aku sudah melamar ke beberapa perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan. Tapi sampai sekarang hasilnya masih nihil, karena aku merasa belum menemukan perusahaan yang gajinya sesuai dengan kemampuan ku.

Aku hidup dari hasil mengerjakan tugas dan juga skripsi anak kuliahan. Hasilnya lumayan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30, saat aku mulai beranjak untuk memasak makan siang tiba-tiba Alva muncul dengan membawa banyak barang belanjaan.

"Aku membeli makanan untuk makan siang,"ucapnya meletakkan beberapa macam makanan.

Tanpa mengatakan apapun aku berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makanan yang sudah dibawanya. Sedangkan Alva masuk ke dalam kamarnya membawa barang belanjaannya. Tak lama kemudian dia sudah keluar dan duduk di meja makan. Kami pun makan tanpa bicara.

"Dimana orang tuamu?"tanyanya setelah kami selesai makan.

"Orang tuaku sudah meninggal,"ucap ku.

"Apa pekerjaanmu?"tanyanya.

"Mengerjakan tugas-tugas anak kuliahan,"ucapku.

"Beberapa uang yang kamu habiskan untuk biaya hidupmu selama satu bulan?" tanyanya.

"Sekitar tiga juta kalau irit,"ucap ku jujur.Tapi tunggu dulu.!! Kenapa aku jadi seperti lagi di interview ya?!

"Berapa nomor rekening mu?"tanyanya.Lah.. Apalagi ini ? Pakai bertanya nomer rekening ku.

"Untuk apa?"tanya ku penasaran.

"Kamu sekarang adalah istri ku. Jadi aku akan menafkahi mu,"ucap Alva.

Whatt?!! Jadi maksudnya dia akan memberi ku uang belanja?! Haruskah aku senang ?! Ya sudah lah aku beri saja nomor rekening ku. Lumayan kan buat tambahan uang belanja?!

***

Di sebuah rumah mewah, nampak seorang pria paruh baya sedang duduk berdampingan dengan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik. Di depan mereka ada dua orang pria beda usia yang nampak menunduk.

"Vicky, kamu belum juga menemukan anak saya?"tanya pria yang tidak lain adalah Bramantyo pada pria yang berusia 35 tahun.

"Belum, Tuan,"sahut Vicky.

"Riky, apa putra saya menghubungi kamu?"tanya Bramantyo pada pria yang berusia 27 tahun, sebaya dengan putranya.

"Tidak Tuan,"jawab Riky.

"Bukankah biasanya kalian selalu bersama? Tapi semalam kamu tidak ada. Jangan-jangan kamu yang membantu putra saya kabur ya?"tanya Bramantyo curiga.

"Mana mungkin saya berani Tuan,"sahut Riky berusaha tenang.

Flash back on

"Kamu bantu saya melarikan diri dari pernikahan ini,"ucap Alva pada Riky.

"Saya tidak berani Tuan Muda, saya takut pada Tuan Besar,"sahut Riky.

"Baiklah, jika kamu tidak mau membantu ku kabur, aku akan memecat mu dan akan ku black list namamu agar kamu tidak bisa mencari pekerjaan di perusahaan manapun,"ucap Alva.

"Jangan Tuan, ayah saya sudah pensiun dari mengajar, ibu saya hanya ibu rumah tangga, adik saya yang nomor dua masih kuliah, yang nomor tiga masih SMU, dan yang nomor empat masih SMP. Cicilan rumah dan cicilan motor juga belum lunas Tuan.Jangan pecat saya Tuan.!!"jelas Riky memohon.

"Ya sudah, cepat bantu saya melarikan diri,"ucap Alva.

"Baiklah, saya akan membantu Tuan,"ucap Riky pasrah.

Akhirnya Riky membantu Alva melarikan diri sampai Alva menaiki taksi.

Flash back off

"Awas jika kamu berbohong.!!"ancam Bramantyo pada Riky.

"Saya tidak berani Tuan besar,"sahut Riky,"Tidak berani melawan Tuan Muda,"lanjut Riky dalam hati.

"Mama sangat khawatir dengan keadaan Alva pa,"ucap Ratih.

"Mama jangan khawatir, jika Alva menggunakan kartu kredit atau kartu ATM nya,kita akan segera mengetahui keberadaannya,"ucap Bramantyo yakin.

"Tuan Besar berpikir, Tuan Muda tidak akan punya uang jika tidak menggunakan uang Tuan Besar.Tuan Besar tidak tahu saja kalau Tuan Muda punya saham di berbagai tempat tanpa di ketahui Tuan Besar. Jadi Tuan Muda tidak akan bingung soal uang,"batin Riky.

***

Di sebuah rumah sederhana milik Disha. Malam itu hujan tiba-tiba mengguyur bumi dengan derasnya. Alva yang sudah tidur tiba-tiba terbangun karena genteng di kamarnya bocor, hingga membuat tempat tidurnya basah. Perlahan Alva turun dari tempat tidurnya kemudian berjalan menuju kamar Disha yang lupa di kunci oleh Disha.

Perlahan Alva masuk ke dalam kamar Disha, kemudian berbaring di sebelah Disha dan masuk kedalam selimut yang sama dengan Disha.

Hujan turun bertambah deras suara petir semakin lama semakin sering dan bertambah kuat. Hingga terlihat kilat yang begitu terang terlihat di langit disusul dengan suara gledek yang menggelegar begitu kuat.

"Akkhh..!!! "

...🌟"Tidak pernah kenalan, berteman, apalagi pacaran. Namun dengan kehendak Tuhan dua insan dipertemukan, dalam ikatan suci sebuah pernikahan. Tidak ada yang tahu takdir yang dituliskan Tuhan."🌟...

..."Nana 17 Oktober "...

To be continued

3. Tidur Bersama

Disha POV

"Akkhh...!!"pekik ku.

Aku terbangun karena suara petir yang begitu keras, seolah sedang menyambar diriku. Tapi yang membuat ku berteriak adalah saat aku membuka mataku ada seorang pria dihadapan ku sedang tidur tanpa menggunakan baju.

"Sedang apa kamu di sini?"tanya ku langsung duduk dan menarik selimut untuk menutupi tubuhku.

Aku terbiasa tidur hanya menggunakan tank top dan celana pendek longgar sebatas paha.Jadi aku sangat terkejut saat tiba-tiba Alva ada diatas ranjang ku. Walaupun aku akui tubuh Alva begitu menggoda, dadanya begitu bidang, perutnya terlihat rata, dan otot-otot dada serta perutnya tercetak begitu sempurna...Fiuh...aku jadi gagal fokus ...

"Sudah, tidurlah, jangan berisik.!!"ucapnya membuka mata sebentar kemudian kembali memejamkan matanya seolah tidak terjadi apa-apa.

"Kenapa kamu tidur di sini?! Cepat keluar dari kamarku.!!"bentak ku padanya.

"Huh.. kamarku bocor, jadi mana mungkin aku bisa tidur di sana.!!" ucapnya beranjak duduk dengan rambut acak-acakan tapi malah membuat dia semakin tampan.

"Ta....Tapi tidak harus tidur di kamar ku juga.!!"sergahku agak gugup seraya memalingkan wajah. Aku tidak mau terhipnotis oleh wajah tampannya itu.

"Kenapa?! Kenapa aku tidak boleh tidur di sini?!"tanyanya dengan suara baritonnya.

"Pakai nanya lagi? Karena ini adalah kamarku!!"ucap ku menatapnya sekilas.

"Aku suamimu, jadi wajar kan kalau aku tidur di kamarmu?!"ucap nya penuh penekanan.

"Tapi....."

"Cukup.!!Aku tidak ingin berdebat dengan mu.!! Aku mengantuk dan ingin tidur.!!"ucapnya memotong kata-kata ku.

"Tapi aku....emp..."

Aku tidak bisa lagi melanjutkan kata-kataku saat tiba-tiba dia meraih pinggang dan tengkuk ku dan langsung mencium bibir ku. Sesaat tubuhku menjadi kaku karena shock namun beberapa detik kemudian aku tersadar kemudian dengan sekuat tenaga mendorong tubuhnya hingga ciuman kami terlepas.

"Apa yang kamu lakukan.!! Kamu mengambil ciuman pertamaku.!!"bentak ku tidak terima. Sementara di luar sana kilat dan petir masih bersahutan.

"Aku mencium istriku. Memangnya kenapa.?! Apa ada yang salah?"tanyanya datar.

"Tentu saja salah.! Kita tidak seperti suami istri pada umumnya.Jadi jangan pernah berbuat di luar batas!!"ucap ku dengan nada tinggi.

"Tidurlah, dan berhenti berdebat dengan ku, atau aku akan berbuat lebih padamu,"ucap nya menatap tajam pada ku.

"Keluar dari kamar ku.!!"bentak ku. Namun di luar dugaan dengan gerakan cepat dia meraih pinggang dan tengkuk ku lagi, kembali mencium ku tapi kali ini ciumannya lebih agresif.

Aku mencoba memberontak untuk melepaskan diri darinya. Namun itu tidak berpengaruh padanya.Alva semakin mempererat pelukannya dan memperdalam ciumannya. Menggigit bibir ku hingga aku membuka mulutku, mengakses semua yang ada di dalam mulut ku.

Dadaku terasa mau meledak.Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Aku Terhanyut dalam buaian nya. Dia adalah laki-laki pertama yang mencium ku. Aku memukuli dadanya saat aku hampir kehabisan nafas.

"Aku ingin meminta hak ku sebagai seorang suami,"ucapnya sambil mengatur napas, dengan pandangan yang berkabut, masih memeluk pinggang ku dan memegang tengkuk ku.

"Ti.. tidak boleh.!!"ucap ku gugup.

"Kenapa?"tanyanya dengan suara berat.

"Karena kamu hanya suamiku yang sah dimata agama. Aku hanya akan memberikan mahkota ku pada orang yang menikahi aku secara hukum dan agama,"ucapku tegas.

"Aku pastikan akan mengurus pernikahan kita. Pernikahan kita akan sah di mata hukum dan agama,"ucapnya tanpa aba-aba kembali mencium ku. Aku kembali meronta tapi tidak di hiraukan nya. Alva kembali mencium ku, seolah-olah ingin memakan ku.

Dengan agresif dia menikmati bibirku, akhirnya aku pasrah, melawan pun tidak ada gunanya. Saat aku berhenti memberontak, perlahan bibirnya bergerak dengan lembut, aku semakin terbuai dengan ciumannya.

Saat kami hampir kehabisan nafas dia melepaskan ciumannya dengan kening dan hidung kami yang saling menempel. Hujan masih turun dengan derasnya, sesekali kilat menyambar dan petir menggelegar.

"Aku menginginkan mu,"ucapnya dengan suara berat membuat aku tersadar lalu mendorong tubuhnya.

"A..aku sedang haid," Ucap ku memalingkan wajah.

"Kamu tidak sedang berbohong untuk menolak ku kan? Aku adalah suamimu, aku berhak atas dirimu,"ucapnya dengan suara bariton yang berat penuh penekanan.

"Aku tidak berbohong,"ucapku jujur, namun dengan cepat dia membaringkan tubuhku dan menyentuh bagian intim ku.

"Apa yang kamu lakukan.!!"pekik ku menepis tangannya.

"Aku hanya ingin memastikan kalau kamu tidak berbohong,"ucapnya ikut berbaring dan langsung memeluk tubuh ku.

"Lepaskan aku,"ucap ku berusaha melepaskan diri dari pelukannya.

"Diam seperti ini atau aku akan memaksamu untuk menidurkan sesuatu yang telah bangun dibawah sana,"bisik nya di telingaku semakin merapatkan tubuh kami hingga aku merasakan ada sesuatu yang keras menekan pahaku.Oh My God..!! Dia benar-benar sedang on.

"Tapi pakai dulu bajumu.!"pinta ku yang merasa risih karena Alva hanya memakai celana boxer saja.

"Aku tidak bisa tidur jika memakai baju,"ucapnya sambil sesekali menggosok-gosokkan hidungnya di leherku, membuat tubuh ku....ach. aku tidak tahu. Aku tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh seorang pria.

Akhirnya aku memilih diam dan lama kelamaan merasa nyaman dalam pelukannya. Entah parfum apa yang digunakannya, tapi aku menyukai aroma tubuhnya. Udara dingin karena hujan yang belum juga berhenti tidak terasa lagi karena aku berada dalam pelukannya yang hangat, hingga akhirnya aku terlelap.

Pagi harinya.

Aku terbangun saat mendengar suara burung yang berkicau menyambut pagi. Aku mencoba menggerakkan tubuhku, tapi apa ini?! Aku benar-benar tidak bisa bergerak.

Perlahan kubuka mataku namun hanya dada bidang yang berotot yang terpampang di depanku. Aku baru ingat jika semalam alien ini tidur sambil memelukku.

Alien? Kenapa aku memanggilnya alien? Cuma karena dia pria misterius yang tiba-tiba muncul di kamarku? Atau aku kebanyakan nonton Drakor yang pemeran alien nya itu tampan? Ya memang sich dia ini tampan, tapi sikapnya terlalu dingin. Ach..entahlah aku tidak tahu.

"Al.. lepaskan aku, aku mau bangun,"ucap ku memukul dadanya pelan.

"Em.. sebentar lagi,"ucapnya malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Al..aku mau ke kamar mandi,"ucap ku lagi. Perlahan Alva merenggangkan pelukannya dan...

"Cup,"tiba-tiba saja dia mencium bibirku.

"Alien..!!"pekik ku mendorong tubuhnya, tapi dia malah terkekeh hingga untuk sesaat membuat aku terhipnotis dengan wajah tampan nya saat tertawa.

"Kenapa? Kamu terpesona melihat wajahku yang tampan?"tanyanya menyadarkan aku yang tersepona..eh maksudnya terpesona melihat ketampanan nya. Dengan cepat aku turun dari ranjang kemudian masuk ke kamar mandi.

***

Setelah sarapan pagi, Disha pergi untuk berbelanja sedangkan Alva menelpon asisten nya.

"Halo, Rik. Kirimkan dokumen tentang data pribadiku pada Ferdi sekarang juga,"ucap Alva setelah Riky mengangkat teleponnya.

"Tuan...."

"Sekarang juga,"ucap Alva langsung mematikan sambungan telepon.

"Ach.. Tuan Muda ini kebiasaan.Aku bahkan belum sempat bicara,"gerutu Riky lalu menyimpan nomer baru Alva.

Setelah menelpon Riky, Alva menelpon Ferdi, salah satu orang kepercayaannya. Alva menyuruh Ferdi untuk mengantarkan dokumen tentang data pribadinya untuk mengurus pernikahannya agar sah di mata hukum.

Alva kemudian memeriksa kamar Disha untuk mencari dokumen pribadi milik gadis itu. Setelah beberapa lama mencari, Alva akhirnya menemukan dokumen pribadi milik Disha kemudian mengambil beberapa dokumen yang diperlukannya. Alva terdiam saat menemukan foto Disha yang sangat cantik.

"Entah kenapa sejak pertama kali menyentuh mu aku merasa ada yang berbeda dengan diriku. Sebelumnya aku tidak pernah tertarik pada wanita seperti aku tertarik padamu,"

"Apalagi saat kamu berkali-kali menolak ku, mengusirku bahkan ingin bercerai dari ku. Aku semakin tertarik padamu. Selama ini belum ada perempuan yang menolakku, kecuali kamu,"

"Entah apa alasanmu menutupi kesempurnaan mu dengan kaca mata tebal, gigi kawat dan baju kebesaran itu. Tapi aku suka, karena hanya aku yang bisa melihat kesempurnaan mu itu," gumam Alva memandang foto Disha.

Setelah mendapatkan dokumen yang diperlukan, Alva melirik laptop milik Disha kemudian memeriksa isi laptop itu.

"Apa yang kamu lakukan pada laptop ku?!"tanya Disha yang tiba-tiba muncul.

"Aku hanya membantu mu mengerjakan beberapa tugas,"sahut Alva enteng.

"Awas saja kalau kamu membuatku kehilangan mata pencaharian ku,"ancam Disha.

"Untuk apa kamu bekerja susah payah seperti itu? Apa uang yang aku transfer kemarin masih kurang untuk satu bulan?"tanya Alva menatap tajam Disha.

"Bukan begitu, aku hanya tidak ingin kehilangan pekerjaan ku. Aku tidak tahu sampai kapan kau menjadi suamiku dan menafkahi ku,"sahut Disha.

"Kenapa kamu selalu berpikir kalau kita akan berpisah? Aku sudah bilang, pernikahan itu bukan mainan. Sejak saat kita mengucapkan janji suci pernikahan, maka sejak saat itu juga aku berniat dalam hati akan menjalani pernikahan ini sampai akhir. Tuhan tidak akan menyatukan kita dalam ikatan pernikahan jika kita tidak berjodoh,"ujar Alva panjang lebar.

"Aku hanya ingin hidup dengan orang yang kucintai dan mencintaiku, dan itu bukan kamu,"ucap Disha kemudian pergi meninggalkan Alva yang mematung menatapnya.

"Aku bersumpah akan membuatmu mencintaiku dan menjadikan kamu milikku seutuhnya,"gumam Alva.

Malam harinya.

"Kamu...kamu mau apa?"tanya Disha menghadang Alva saat Alva ingin mengikuti nya masuk ke dalam kamar.

"Tentu saja mau tidur,"ucap Alva lalu menerobos masuk ke kamar Disha.

"Hey, tidur di kamarmu.!! Ini adalah kamarku. Aku tidak mau tidur denganmu.!!"pekik Disha.

"Kita adalah suami istri, jadi kenapa kita harus tidur terpisah?!"ujar Alva enteng.

"Baiklah, jika kamu ingin tidur disini, biar aku yang tidur di kamarmu,"kata Disha kemudian melangkah berniat keluar dari kamar itu.

Namun baru dua langkah Disha berjalan, tiba-tiba Alva langsung mengunci pintu itu, lalu memasukkan kunci itu ke dalam saku celananya kemudian langsung mengangkat tubuh Disha dan membaringkannya ke atas ranjang.

"Turunkan aku.!! Dasar alien.!! pekik Disha.

"Jangan coba-coba menolak untuk tidur bersamaku, kalau tidak...."

"Kalau tidak apa?!"potong Disha dengan meninggikan suaranya.

"Kalau tidak...."Alva membuka kancing kemeja yang dipakainya satu persatu kemudian menanggalkannya.Hingga terlihat dadanya yang bidang, perut yang dengan otot-otot yang tercetak sempurna.

"A...Apa yang ingin kamu lakukan?! Pakai lagi bajumu,"pekik Disha yang melihat Alva melepaskan satu persatu pakaiannya sampai hanya tersisa celana boxer saja. Alva mulai naik keatas ranjang mendekati Disha. Disha beringsut menjauhi Alva.

"Oh tidak....apa yang akan dia lakukan padaku? Aku harus bagaimana sekarang?! Bahkan pintu kamar juga sudah dikuncinya,"batin Disha ketakutan.

"Kemari dan tidur lah.!!"ucap Alva dengan suara baritonnya, membuat nyali Disha menciut.

Karena Disha tetap diam di tempatnya, Alva pun jadi tidak sabar.Dengan cepat Alva kembali mengangkat tubuh Disha kemudian membaringkan tubuh itu di ranjang.

"Mulai malam ini dan selamanya kita akan tidur bersama, jangan coba-coba berpikir untuk tidur terpisah dari ku,"ucap Alva memegang dagu Disha kemudian mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Disha.

Disha yang tahu Alva akan menciumnya pun langsung memalingkan wajahnya. Alva yang mendapat penolakan dari Disha pun geram kemudian langsung menindih tubuh Disha.

Dengan agresif Alva langsung mencium Disha. Dengan sekuat tenaga Disha mencoba memberontak namun tidak membuat Alva bergeming.

Alva semakin ganas mencium Disha, menggigit bibir Disha hingga membuat Disha membuka mulutnya, mempermudah Alva mengakses mulut Disha, membelit lidah Disha, dan terus mencari kenikmatan dalam ciuman itu. Alva baru melepaskan ciumannya saat Disha sudah kesulitan bernapas.

"Alien mesuum..!!!"pekik Disha memukuli dada Alva, namun Alva langsung memegang tangan Disha.

"Aku akan menghukum mu jika kamu berani membantahku. Tidur lah, jika tidak aku akan memakan mu,"bisik Alva ditelinga Disha kemudian menggigit kecil leher Disha, merengkuh tubuh Disha dalam pelukannya.

"Ya Tuhan..aku tidak tahu akan jadi apa aku kalau terlalu lama tinggal dengan alien mesuum ini,"batin Disha.

Sejak kejadian malam itu Alva benar-benar tidur bersama Disha setia malam. Walaupun Disha selalu menolak Alva tapi Alva tidak menyerah. Hingga suatu sore...

"Tanda tangani ini,"ucap Alva menyodorkan Buku Kutipan Akta Nikah dan beberapa dokumen.

"Dari mana kamu mendapatkan dokumen pribadi dan juga foto ku?"tanya Disha heran.

"Kamu tidak perlu tahu, sekarang tandatangani ini.Bukankah ini yang kamu minta untuk menunjukkan keseriusan ku menikahi mu?"tanya Alva.

"Apa kamu melakukan ini untuk mendapatkan hak mu sebagai seorang suami?"tanya Disha curiga.

"Kenapa kamu selalu berpikir buruk tentang ku? Bukankah dari awal aku bilang aku serius dengan pernikahan kita? Apa kamu mengganggap, pernikahan kita ini hanya mainan?"ucap Alva dengan nada rendah namun penuh penekanan.

"Bu..bukan begitu maksudku. Baiklah aku akan menandatanganinya,"ucap Disha kemudian menandatangani Buku Kutipan Akta Nikah itu.

"Sekarang kamu adalah istri ku yang sah di mata hukum dan agama,"ucap Alva tanpa aba-aba menarik tangan Disha kemudian menyematkan sebuah cincin kawin bertahtakan berlian di jari manis Disha.

...🌟"Mungkin cinta bisa datang karena terbiasa, namun cinta tidak bisa dipaksa. Hati tidak bisa memilih, pada siapa akan melabuhkan rasa, karena rasa cinta datangnya dari -Nya.."🌟...

..."Nana 17 Oktober"...

To be continued

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!