I Love You CEO Julid
Haru
Nadin berjalan beriringan dengan Pak Arman menuju ruangan Bosnya itu.
Pak Arman
kamu pasti sudah dengar gosip, kalau saya akan berhenti kan?
Nadin
ah, itu! Iya, saya sudah mendengarnya, Pak! Tapi, apa itu benar?
Pak Arman
Benar. Saya merasa sudah terlalu tua untuk berada di sini. Saya ingin menghabiskan masa tua saya di rumah, berkumpul dengan keluarga. Tak perlu lagi memikirkan lembaran berkas yang harus dipelajari juga ditanda tangani.
Nadin
Ah! Saya pikir, itu hanya gosip.
Pak Arman
Besok saya akan resmi pensiun, dan akan digantikan oleh Putra saya.
Pak Arman memperhatikan ekspresi Sekertarisnya yang terlihat sedih. Ah, Nadin memang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Begitu pula dengan istrinya yang menyayangi Nadin.
Pak Arman
Tapi kamu tenang aja. Saya akan tetap sering berkunjung ke sini. Begitupula dengan Istri saya.
Nadin mendongak, tersenyum kecil saat menyadari kalau Pak Arman mampu membaca pemikirannya
Nadin
Ah, iya Pak. Saya cuma khawatir merindukan Ibu, kalau Bapak sudah tidak di sini
Pak Arman
Hahaha! Kamu ini. Istri saya pasti akan sering mengunjungi anaknya di sini. Anaknya yang pria, juga anaknya yang wanita.
Nadin
Bukannya Bapak nggak punya anak perempuan?
Pak Arman
Sejak dua tahun lalu ada. Kamu, anak perempuan kami.
Nadin tersenyum haru. Karena Ternyata ada orang lain yang menyayanginya begitu tulus. Arman dan Istrinya memang memperlakukan Nadin sangat baik.
Pak Arman
Oh ya, anak saya itu sebenarnya baik. Tapi, kamu harus sedikit punya kesabaran lebih untuk menghadapi dia
Nadin
Hah? Memangnya anak Bapak kenapa?
Pak Arman
Huh. Dia itu, sifatnya sedikit menyebalkan. Entah sifat itu turunan siapa. Padahal, saya dan Mamanya nggak gitu. Saya percaya, kamu pasti bisa menangani dia
Nadin
Terima kasih, atas kepercayaannya Pak.
Keanu
Pak Arman
Nadin, perkenalkan, ini anak saya. Keanu. Dan Key, ini Nadin, Sekertaris Papa.
Nadin menundukkan kepalanya sebagai penghormatan pada bos barunya
Nadin
Pagi, Pak Keanu. Saya akan selalu siap membantu anda kapan saja dibutuhkan.
Pak Arman
Kamu boleh kembali ke meja kamu. Selesai makan siang, kamu temani Keanu untuk keliling kantor.
Nadin
baik, pak! Saya permisi dulu, kalau begitu.
Pak Arman menatap Keanu yang sedari tadi hanya menampakkan wajah datar.
Keanu
Apa Papa nggak bisa milihin Sekertaris yang lebih cantik?
Pak Arman
Astaga! Anak ini! Jangan-jangan mata kamu sudah juling, Nadin itu cantik, loh! Bahkan Mama kamu suka tuh, sama dia. Anaknya sopan lagi
Keanu
Hati-hati, Pa! Jangan sampai Papa bilang kaya gitu, karena Papa korban rayuan dia.
Pak Arman menganga tak percaya
Pak Arman
Astaga! Sembarangan kamu kalau ngomong. Kalau Mamamu dengar, Papa yakin telinga kamu udah merah tuh, ditariknya. Nadin itu perempuan baik-baik.
Pak Arman
Lagian, kamu kan kenal banget, sifat Mamamu yang susah akrab sama orang lain. Dengan Nadin, dia malah sayang banget.
Keanu
Terserah, deh! Soalnya kan, pelakor itu banyak belangnya. Aku nggak mau ya, punya Ibu tiri yang seumuran sama aku.
Keanu
Meskipun Mama nyebelin gitu, tetap aja aku sayang. Kalau Papa macam-macam, aku akan jadi pembela Mama di barisan terdepan
Pak Arman terbahak mendengar ucapan anaknya. Dia cinta mati sama Istrinya, mana berani mendua.
Pak Arman
Kamu tuh, yang harus hati-hati. Awas malah kamu yang naksir Nadin.
Keanu melirik sinis ke arah Papanya.
Keanu
Ckk! Nggak bakal. Seleraku bukan wanita nggak berkelas dan nggak tahu fashion kaya dia
Pak Arman
Terserah, deh! Pokoknya, kamu harus perlakuin Nadin dengan baik. Awas aja, kalau Papa dengar Nadin resign gara-gara kelakuan nyebelin kamu itu
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!