NovelToon NovelToon

Record Of Third Life

001. Reinkarnasi

Aku membuka mata dan menggerakkan tubuhku. Hanya ada rasa sakit yang aku terima saat melakukannya. 

"Kenapa ini terasa sangat menyakitkan?"

Melihat tubuhku sekarang, aku hanya bisa kaget dengan itu. "Apa ini!?"

Tidak seperti yang aku harapkan ketika bereinkarnasi. Aku berharap memiliki tubuh bayi mungil yang baru keluar dari rahim. Ini malah tubuh yang sudah besar dan dan sudah menginjak masa remaja.

"Daripada reinkarnasi … bukankah ini lebih tepat menyebutnya perpindahan jiwa?"

Yang lebih buruknya lagi … tubuh ini penuh dengan luka. Mulai dari kaki yang patah, punggung yang robek, dan tangan kiri yang tidak bisa digerakkan.

Tapi, itu bukan masalah besar bagiku.

"Keluarkan ramuan penyembuhan!"

Aku mengucapkan perintah.

Sebuah botol berisi ramuan keluar dari udara hampa. Ini adalah salah satu hal yang aku bawa dari kehidupanku sebelumnya.

Good road reincarnation, itu adalah sihir yang aku gunakan untuk bereinkarnasi. Sebuah sihir yang mampu mereinkarnasi pengguna di dunia lain, dan juga mampu membuat pengguna membawa hal dari kehidupan sebelumnya ke kehidupan selanjutnya. Asalkan pengguna memiliki energi dan pengorbanan yang cukup untuk mengaktifkannya. Dengan sihir ini aku membawa segudang harta pada saat bereinkarnasi.

Yang aku bawa contohnya ramuan ini, dan brankas emas yang merupakan benda spasial yang sebelumnya mengeluarkan ramuan.

Aku membuka botol ramuan itu dengan menggigitnya menggunakan gigi, dan dengan tangan kananku yang masih utuh untuk memegangnya. Setelah itu aku langsung meminumnya. Seketika kaki, punggung, dan tangan kiri yang terluka parah langsung sembuh sepenuhnya

Setelah itulah aku berdiri lalu melihat dan mengamati sekitar.

Lokasiku sekarang berada di dasar jurang dan juga langit tampak gelap dengan awan hitam. Dari informasi minim ini saja aku bisa mengetahui kenapa tubuh ini sangat berantakan.

Mungkin, pemilik tubuh sebelumnya dikejar oleh segerombolan monster dan terkena serangan di punggungnya dan dikarenakan ini sudah malam penglihatan jadi berkurang menyebabkan dia jatuh ke jurang.

Atau mungkin, dia menyadari ada jurang dan berhenti, tapi karena itu dia mendapatkan serangan dari belakang yang menyebabkannya terdorong jatuh kedalam jurang.

"Apapun itu sekarang tidak penting. Dia sudah mati dan tubuhnya menjadi milikku. Yang penting adalah apa yang harus aku lakukan sekarang dan apa tujuanku sekarang."

Iya benar! tujuanku.

Tujuanku di kehidupanku yang ketiga ini.

Melihat langit malam, aku mendapat inspirasi untuk membuat puisi.

"Langit malam dipenuhi dengan hitamnya awan.

Aku melangkah di dasar jurang kegelapan.

Dengan penuh harta dan pengetahuan.

Aku akan keluar menjadi legenda di catatan zaman.

Penuh harta dan wanita di sepanjang jalan.

Menikmati hidup penuh kesenangan dan kebahagiaan."

Dengan segudang harta dan pengetahuan, aku akan menjalani hidup penuh kekuatan dan tak terkalahkan.

Dengan segudang harta dan pengetahuan, aku akan mendapatkan dan menggoda kecantikan.

Dengan segudang harta dan pengetahuan, aku akan mendapatkan kekuasaan dan kejayaan.

Dengan segudang harta dan pengetahuan, aku akan mengendalikan takdir dan kekacauan.

"Hahahaha." Aku tertawa kencang ketika memikirkan masa depanku

Jresss

Ahh … entah Kenapa … turun hujan deras disaat-saat hatiku sedang bersemangat.

Alam kelihatannya tidak mendukungku.

Grrrr

Ditambah, entah kenapa aku bisa mendengar suara geraman dari arah belakang. Ketika aku menengok dan melihat, itu adalah segerombolan monster hijau humanoid lebih dari dua puluh ekor.

"Mungkinkah karena tawaku yang keras aku jadi membangunkan mereka?"

Oii hoii … meskipun aku ingin menjadi tak terkalahkan, aku belum melakukan apapun untuk itu. Sekarang aku masih lemah seperti manusia biasa.

Awalan yang buruk.

"Gawat! kabur!"

Tidak ada pilihan lain selain harus kabur dari para monster itu untuk menyelamatkan hidupku yang baru dan lemah ini.

Tentu saja para monster-monster itu mengejar aku yang melarikan diri.

"Sialan, apanya yang ingin menjadi tak terkalahkan."

Aku berlari sekuat tenaga, beberapa kali aku menabrakkan diri di dinding jurang dalam minimnya cahaya bulan malam yang tertutup oleh awan hitam.

Setiap aku menginjak tanah akan terdengar suara gemericik air. Sesekali kakiku tergelincir karena tanah yang basah oleh air hujan.

Jurang itu gelap, dikarenakan awan hitam yang menutupi cahaya bulan, dan tanah menjadi licin karena air hujan. Jika bukan karena pengalaman aku pasti sudah dimakan.

Tapi, mau seberapa lamanya aku berlari menelusuri jurang ini, aku tidak pernah lolos dari monster-monster sialan ini.

Selama aku berlari menyelamatkan diri, aku bisa melihat ada banyak monster yang tidur dalam jurang.

Kegaduhan dan kebisingan yang aku buat dalam menyelamatkan dan melarikan diri, membuat mereka bangun sebelum ikut serta dalam pengerjaan.

Bukannya jumlah monster itu berkurang, itu malah bertambah menjadi tiga puluh ekor.

"Kapan ini akan berakhir! Jika ini di hutan mungkin aku bisa selamat dengan memanjat pohon, tapi ini adalah jurang, dan itu juga lumayan tinggi untuk dipanjat."

Licinnya dinding jurang karena air hujan bukanlah masalah besar bagiku. Masalahnya adalah monster yang mengejarku adalah goblin, mereka memiliki bentuk tubuh humanoid, dengan begitu mereka juga bisa memanjat. 

Jika aku memaksakan untuk memanjat dinding jurang, mereka pasti akan ikut memanjat dan menangkap aku duluan sebelum aku berhasil menaiki, disaat itulah aku pasti akan terjatuh di tengah gelombang goblin ini, dan tamat sudah kehidupanku ini

"Hahh … hahhh…" aku bernafas terengah-engah dangan lalah yang terasa. "Sialan … staminaku juga sudah mau habis.

Gelegar

Sebuah suara geledek yang meraung beserta kilat berkelebat di langit. Cahaya kilat yang singkat itu menabrak dinding jurang menciptakan keberuntungan bagiku, sebuah gua di dinding jurang terlihat di dekatku.

"Keberuntungan!"

Dengan cepat aku mendaki dinding jurang itu untuk mencapai gua dengan segenap usaha dan stamina yang tersisa.

"Dengan tinggi seperti ini aku bisa mendaki dengan cepat sebelum tertangkap para goblin itu."

Tepat ketika tanganku meraih mulut gua, kakiku sudah dicengkeram oleh goblin.

Aku melawan dengan menginjakkan kakiku di kepala goblin itu; berusaha menjatuhkannya dan melepaskan tangannya dari kakiku.

"Sialan, jatuhlah."

Dengan segenap usaha dan stamina yang tersisa, goblin itu berhasil aku jatuhkan ke bawah dan aku berhasil tiba dengan selamat di mulut gua itu. Tapi ini bukanlah akhir. Para goblin sialan itu masih berusaha memanjat dan mengejarku.

"Keluarkan flame blade!"

Dengan perintahku, brankas emas mengeluarkan sebuah pedang tanpa pelindung gagang. Bilah pedang yang ramping itu terselimuti oleh api yang terus-menerus membara. Api ini mengkonsumsi energi spiritual di sekitar, selama masih ada energi spiritual di sekitar, api ini tidak akan pernah padam.

Dengan segenap tenaga yang tersisa aku mengayunkan flame blade ke goblin yang masih memanjat; yang masih berusaha untuk menangkap dan memangsa ku.

Satu demi satu goblin terjatuh berkat usaha yang kulakukan dan beserta posisiku yang menguntungkan.

Grawl

Roar

Rarrkk

Para goblin itu meraung-raung saat aku menebas sebelum mereka jatuh kebawah. Makhluk ini sangatlah bodoh, meskipun sudah melihat banyaknya anggota mereka yang mati, mereka tetap berusaha untuk menangkap ku. Tapi itu adalah hal yang normal, Ini adalah salah satu karakteristik dari monster, mereka semua bodoh.

"Akhirnya selesai."

Dari atas aku bisa dengan jelas melihat tumpukan mayat goblin yang aku bunuh dan jatuhkan.

Aku menjatuhkan tubuhku ke tanah karena kelelahan, dan bersandar di dinding gua.

Melihat flame blade di tangan kananku yang masih membara dengan api.

"Selalu berguna ini artefak."

Aku tidak mengeluarkannya tadi karena tidak mungkin bisa menghadapi goblin menggunakan artefak ini. Goblin itu lebih lemah dari kebanyakan manusia biasa. Tapi mereka memiliki jumlah yang banyak.

Aku menancapkan flame blade ke tanah dan menggunakannya sebagai penerangan dan penghangat.

Aku melepas bajuku dan mengeringkannya sebelum memakainya lagi. Setelah itu aku memikirkan masalah selanjutnya.

"Aku lapar."

Tapi tidak masalah.

"Brankas emas keluarkan makanan!"

Tidak ada yang keluar.

Tentu saja tidak ada yang keluar. Lagipula itu hanya mengeluarkan yang aku simpan di dalamnya, bukan menciptakan apa yang aku mau.

Satu hal yang aku pikirkan ketika bereinkarnasi, aku akan kembali dilahirkan menjadi bayi, seperti yang pertama kali. Dan hal yang pertama aku bayangkan untuk dimakan adalah susu yang keluar dari payudara ketika aku menghisapnya. Karena itulah, aku sama sekali tidak menyiapkan makanan.

"Sialan, jika aku tahu begini aku akan menyimpan makanan. Penyesalan selalu di akhir."

Goblin juga tidak bisa dimakan. Keluar untuk berburu disaat seperti ini bukanlah hal yang bagus. 

"Awan hitam mengambang di angkasa.

Lagit malam menangis di hutan.

Sang Transenden meratapi dirinya di dalam sunyi gua.

Hanya bisa menangisi dirinya yang kelaparan. "

Apa yang harus aku lakukan?

Pilihanku hanya di sekitar angka tiga.

002. Tubuh chaotic imitation

Namaku Lucy, tapi aku laki-laki. Dari namaku saja, sudah jelas orang tuaku ingin anaknya terlahir sebagai perempuan. Tapi sayangnya aku laki-laki.

Kehidupan pertamaku aku jalani di bumi, lebih tepatnya Indonesia, Jawa timur.

Aku mati di usia dua puluh tahun dengan kematian yang sangat mengenaskan, mati tenggelam di sungai saat mencari Ikan. Itu adalah kematian yang menyakitkan dan menyedihkan. Aku bahkan masih ingat rasa sakit saat mati secara perlahan kerena tenggelam.

Kehidupan ke dua, aku jalani di dunia sihir yang bernama Dunia Akisena. Menjadi transenden dan menguasai banyak sihir, membunuh para makhluk abadi, dan menjadi orang terkaya di seluruh alam semesta.

Aku mati di usia seratus lima puluh tahun. Penyebabnya mati bunuh diri karena menggunakan sihir good road reincarnation untuk bereinkarnasi.

Dan sekarang, di kehidupanku yang ketiga, kelihatannya aku mati karena kelaparan.

Mana mungkin! Jangan bercanda, aku akan menjadi lelucon para dewa jika mati karena kelaparan.

Pilihannya ada empat, tidur untuk menghemat energi, memulai menjadi penyihir, dan menjelajahi kedalaman gua karena memiliki kemungkinan mendapatkan makanan.

Menjadi penyihir?

Menjelajahi gua?

Tidur?

Aku tidak memilih satupun dari tiga pilihan itu.

Aku memilih untuk mengganti tubuh.

"Tubuh ini adalah tubuh manusia, dan tubuh manusia itu sangat lemah. Pada akhirnya aku berhasil bereinkarnasi, setidaknya aku harus memiliki sesuatu yang bagus di awal."

Tubuh chaotic imitation. Sebuah tubuh yang aku buat dengan dasaran spesies primordial, sebuah spesies yang hanya ada di awal waktu. Spesies yang sangat kuno dan juga sudah musnah karena bencana alam. 

Mereka adalah spesies fana terkuat yang aku ketahui dalam catatan sejarah. Tapi, mereka sudah musnah karena bencana alam. Aku beruntung mendapatkan mayat dari spesies ini dimasa lalu. 

Menggunakan mayat itu untuk penelitian, aku berhasil mereplikasi DNA spesies primordial dengan sempurna. Bahkan sampai ketingkat aku bisa menciptakan ulang spesies yang sudah punah itu, tapi aku tidak melakukannya. Aku hanya menggunakan hasil penelitianku untuk diriku sendiri.

Pada akhirnya, aku menciptakan dan menggunakan darah primordial sebagai fondasi, dan berhasil membentuk tubuh Chaotic imitation. 

Darah primordial hanyalah fondasi saja, aku menggunakan berbagai bahan tambahan untuk menyempurnakan tubuh ini.

Tiga inti dungeon peringkat dunia. Dungeon peringkat dunia adalah sebuah dungeon yang memiliki dunia kecil di dalamnya. Di duniaku sebelumnya, cuma ada tiga di seluruh dunia, dan aku yakin menyelesaikan semuanya.

Sembilan tubuh zombie abadi. Zombie abadi, mereka dulunya adalah mahkluk abadi layaknya dewa. Tapi, setelah dikalahkan oleh seorang tokoh besar dari masa lalu, mereka berubah menjadi zombie dan menjadi momok bagi seluruh Dunia Akisena selama ribuan tahun. Aku juga yang mengalahkan mereka.

Empat item legendaris. Ada empat pahlawan terpilih di duniaku sebelumnya, empat pahlawan ini masing-masing memiliki satu senjata legendaris. Karena empat pahlawan ini hanya memanfaatkan gelar mereka dan menodai gelar kepahlawanan itu sendiri, aku membunuh mereka karena kesal. Mengambil empat item legendaris untuk aku gunakan sebagai bahan pembuatan tubuh chaotic imitation.

Darah umur panjang bernilai tiga ribu tahun. Bahan terakhir dan pelengkap. Ini adalah hasil dari banyaknya aku melakukan pembantaian dan mengekstrak darah orang yang aku bantai menjadikan darah umur panjang.

Dengan semua bahan luar biasa itu aku berhasil membuat tubuh chaotic imitation. Tubuh ini, adalah tubuh yang dengan spesial aku buat untuk reinkarnasi dan kehidupanku sekarang.

Kemampuan utama tubuh ini, memungkinkan aku untuk dapat menggunakan dan mempelajari semua jenis sihir. Kecuali sihir kematian.

Tetapi masalahnya adalah, meski aku yang menciptakan tubuh ini, ironisnya aku tidak begitu mengetahui keseluruhan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki tubuh ini. Bisa dibilang, aku menciptakan tubuh ini juga untuk sebagai bagian dari eksperimen sihir yang aku lakukan.

Karena itulah aku juga tidak begitu mengerti efek negatif apa saja yang menyertai.

Tapi itu bukan masalah. Resiko da kekurangan itu selalu menyertai dalam jalan sihir. Jika ada sesuatu yang tidak sesuai, aku tinggal memperbaikinya. Pada akhirnya aku juga yang menciptakannya.

Tanpa memikirkan panjang masalah. Aku mengeluarkan tubuh itu dari brankas emas.

"Keluaran telur tubuh chaotic imitation." Sebuah benda seukuran telur ayam keluar.

Itu adalah sebuah telur hitam transparan. Didalam telur itu terdapat sebuah janin putih pucat seperti kapur. Ini adalah telur tubuh chaotic imitation. Untuk menggunakannya, seseorang perlu memasukkan jiwa kedalam telur ini.

Setelah itu aku bisa mendapatkan dan menggunakan tubuh chaotic imitation.

Bahkan jika aku belum bisa menggunakan sihir, aku masih bisa menggerakkan jiwa. Meskipun jiwaku levelnya turun ke level satu karena efek reinkarnasi, itu tetap jiwa transenden yang bisa dengan bebas aku kendalikan.

Aku memegang telur itu sebelum meletakkannya di Lantai. 

Sebuah cahaya putih keluar dari dahinya, itu adalah jiwa transenden milikku, ini adalah esensi diriku.

Aku menggerakkan jiwa meninggalkan tubuh lama dan memasuki telur tubuh chaotic imitation.

Janin putih yang berbeda didalam telur hitam itu yang sedari tadi menutup mata, mulai membuka matanya. Pertanda keberhasilanku memasuki tubuh itu.

Aku bisa merasakan keberhasilan mengendalikan tubuh ini sebelum aku merasakan gelap yang datang karena perubahan warna cangkang telur. Yang tadinya hitam transparan, sekarang menjadi hitam pekat.

Aku bisa merasakan tubuh ini membesar secara intens. Itu terus membesar dan membesar seiring juga dengan pembesaran cangkang telur.

Ketika aku merasakan pembesaran terhenti. Aku mulai berusaha keluar dari telur itu seperti anak ayam yang baru menetas

Dengan tubuh yang sudah sempurna ini, aku menghancurkan cangkang telur menggunakan kepalan tanganku.

Crack

Akhirnya aku bisa melihat cahaya dan terus berusaha menghancurkan cangkang agar bisa keluar.

"Ahhh, akhirnya."

Ini proses yang singkat, tapi sangat berharga.

Aku mengamati tubuh baruku, dan hanya bisa terkejut dengan itu.

"Ap--apa ini!?" Aku terkejut sampai tergagap.

Tubuh itu sangat langsing dan seksi. Tapi bukan ke arah pria, melainkan Perempuan. Mulai dari bahu, pinggang, pinggul, paha, semua bagian tampak seperti wanita.

"Alatnya masih ada, kan?" 

Aku dengan panik meraih bagian bawah selangkanganku.

"Syukurlah." Aku bersyukur bahwa aku tetap laki-laki. "Juga, suaraku berubah seperti perempuan"

"Apa-apaan ini! Kenapa hampir semua bagian seperti wanita? Untungnya payudara dan pantat tidak menonjol. Meskipun bentuk tubuhku sangat langsing seperti perempuan untunglah dua hal itu, tidak menonjolkan karakteristik kewanitaan."

Dan juga rambut dan kulitku berubah menjadi putih murni yang tak ternoda memiliki panjang sepinggang.

"Ini sangat halus, bahkan lebih halus dari rambut yang dimiliki perempuan. Mereka pasti akan iri jika mengetahui ini."

Untuk wajah dan sekitarnya aku tidak bisa melihatnya sekarang.

Setelah mengamati tubuhku, aku melihat tubuh lamaku. Itu adalah tubuh seorang pria dengan rambut hitam, dan kulit kecoklatan karena matahari. Mungkin dia adalah petani. Aku mengambil mayat itu dan memasukkannya ke dalam brankas emas.

"Bagaimana pun, aku sudah menggunakan tubuh ini. Setidaknya aku akan memberinya penguburan yang layak."

Selama waktu aku mengganti tubuh, hujan sudah reda, dan matahari mulai terbit. Aku merasakan sesuatu didalam diriku.

"Aku lapar."

Aku memutuskan untuk berburu selagi tubuh ini masih memiliki energi dan menguji kekuatan tubuh ini. 

Dengan sekali lompatan, aku keluar dari gua itu dan sekaligus mencapai luar jurang sebelum melompat lagi ke udara.

"Wuahhh … hahahaha."

Aku berteriak dan tertawa senang di udara sebelum mendarat puluhan meter dari asal aku melompat.

"Ini lemah." Komentarku.

Ini sudah prediksiku, bagaimanapun aku seperti bayi yang baru terlahir di dunia.

"Tubuh ini mungkin di peringkat spesial." 

Tubuh memiliki enam peringkat. Fana, spesial, unik, ekstrim, transenden, dan terakhir, abadi.

"Tapi ini masihlah awal, salah satu kemampuan yang aku tahu dari tubuh ini adalah menuju peringkat abadi tanpa penempaan."

Metode penempaan tubuh adalah metode agar tubuh dapat naik peringkat. Di kehidupanku sebelumnya, aku sudah sampai ke abadi.

Growwll

"Oh … monster."

Itu adalah monster dengan tubuh humanoid tertutup bulu hitam dengan kepala banteng.

"Minotaur! Terlebih ada delapan. Bukan masalah besar."

Aku langsung melesat ke salah satu minotaur sebelum meluncurkan tinju ke kepalanya. Membuat kepala itu pecah berserakan.

"Satu."

Tapi apa ini? Kenapa begitu kuat serangannya? Tubuh peringkat spesial itu memang kuat, tapi serangannya seharusnya tidak sekuat ini sampai sampai memecahkan kepala minotaur sampai berserakan.

Growwll

Minotaur lain marah melihat aku membunuh sesamanya sebelum menerjang ke arahku dengan serangan yang berisi kemarahan.

Tentu saja aku dengan mudah menghindar dan memukul kepalanya sampai pecah berkeping-keping.

"Dua."

Ini benar-benar aneh setiap serangan seperti menggunakan sihir meskipun aku tidak menggunakan sihir.

"Tiga." minotaur lain aku bunuh.

Aku tidak begitu mengerti, tapi karena ini hebat aku jadi senang.

"Empat." 

"Hahahaha."

Aku menerjang ke arah minotaur dan membunuh satu, tapi yang lainnya melakukan serangan dari belakang, sebelum dia berhasil melakukan serangannya, aku sudah menyerangnya duluan dan memecahkan kepalanya sampai berserakan.

"Lima! Enam! Kemarilah kalian! Buaran aku membantai kalian semua."

Tapi meskipun aku mengatakan itu, mereka malah kabur. Minotaur tidak seperti goblin, mereka tahu bahwa aku bukan lawan yang bisa mereka hadapi dan mulai mundur.

"Memangnya akan aku biarkan kalian kabur?"

Saking senangnya, aku melompat ke punggung minotaur itu dan menjatuhkannya dan menaiki punggungnya. Meraih kepala itu, aku menariknya hingga lepas dari tubuhnya menyebabkan darah merah menyemprot keluar.

"Tujuh, hahahaha … aku merasa dalam keadaan ya-"

Omonganku tidak selesai. Karena aku baru sadar ada perempuan cantik menatapku dengan heran.

Sial aku pasti dianggap orang gila karena membunuh dengan tertawa.

"Tidak apa-apa! Aku tidak melihat apa-apa, kok!" Dia berkata sambil menutupi matanya seolah-olah sedang malu-malu.

Apanya?

Apanya yang tidak melihat apa-apa?

Dan juga kenapa kau malu-malu begitu?

Memikirkan semua itu, aku secara naluriah melihat kebawah tubuhku.

Gawat!?

Aku belum memakai baju.

Pasti dia benar-benar mengira aku orang gila. Lagipula mana ada orang yang membunuh monster dengan telanjang dan juga dengan tawa penuh kesenangan.

Tidak hanya melihatku sebagai orang gila, dia pasti juga melihat dan menganggap aku sebagai orang aneh dan mesum.

"Tunggu, nona … ini-" Aku berusaha menjelaskan, tapi perempuan sudah terbang menjauh.

"Tidak apa-apa! Aku tidak melihat apa-apa, kok!"

"Nona!!!" aku hanya bisa berteriak tak berdaya melihat kepergiannya.

003. Ratu Phoenix

Aku memutuskan untuk kembali kedalam gua dengan hati menyesali kenapa aku tidak menggunakan pakaian.

"Keluarkan black thread!"

Sebuah gulungan benang hitam keluar. Ini adalah black thread, sebuah artefak pakaian yang dapat berubah bentuk sesuai apa yang diinginkan pengguna asalkan itu adalah pakaian.

Aku menggunakan black thread untuk membentuk kaos hitam polos, celana panjang olahraga hitam polos, sepatu olahraga hitam polos, bahkan dalamnya juga hitam polos. Alasannya sederhana, karena ini nyaman dan aku suka hitam polos.

Tapi itu semua bukanlah kemampuan utama dari black thread. Kemampuan utamanya adalah penyembunyian aura dan peringkat. Hanya transcendence dan diatasnya yang bisa melihat kekuatan sebenarnya dari pemakai black thread. Ah, dan juga orang yang memiliki mata yang sangat mistis mungkin juga bisa.

Setelah selesai berpakaian aku mengeluarkan rusa yang aku bunuh setelah bertemu perempuan tadi.

Aku menggunakan api dari flame blade untuk memasak rusa itu seadanya tanpa bumbu dan penyedap rasa.

Setelah memuaskan rasa lapar. Aku mengambil sikap meditasi.

Setiap orang, selalu dilahirkan dengan tiga atribut utama. Tubuh, roh, dan jiwa.

Tubuh digunakan untuk menampung dan melindungi roh dan jiwa. Roh digunakan untuk mengembangkan tubuh dan jiwa. Jiwa digunakan untuk mengontrol roh dan tubuh. Tiga atribut ini saling terhubung dan saling mempengaruhi, masing masing tidak bisa dipisahkan.

Tapi, diantara ketiga atribut ini roh adalah yang dianggap paling penting bagi seorang penyihir. Karena roh bukan hanya untuk mengembangkan dua atribut lainnya, itu juga adalah basis dalam menggunakan sihir. Peringkat roh jugalah yang menentukan peringkat penyihir.

Karena itulah langkah awal bagi seorang penyihir adalah mengolah roh mereka, setelah itu barulah bisa menempa tubuh dan mengembangkan jiwa.

Sebenarnya, sebagai orang dari dunia tanpa sihir yang pergi ke dunia sihir, aku menyadari adanya perbedaan manusia dari dunia tanpa sihir dan manusia di dunia sihir.

Perbedaannya ada pada penggunaan dan kebangkitan roh mereka.

Orang-orang di dunia tanpa sihir itu jelas tidak bisa mengontrol roh mereka. Tapi orang di dunia sihir itu bisa mengontrol roh mereka.

Untuk mengontrol roh, sebenarnya mereka tidak perlu menggunakan teknik yang sangat rumit atau sebuah seni yang sangat rahasia. Mereka hanya perlu menunggu masa pubertas mereka. Setelah itu mereka bisa dengan mudah belajar cara mengontrol roh mereka, semudah bagaimana bayi belajar bagaimana merangkak atau berjalan.

Atau lebih sederhananya, mengontrol roh itu sudah ada dalam insting mereka.

Setelah aku teliti, ini kemungkinan karena adanya energi spiritual di dunia sihir dan tidak adanya energi spiritual di dunia tanpa sihir yang menyebabkan meskipun mereka sama-sama manusia, mereka memiliki garis evolusi yang berbeda.

Sekarang, seperti yang aku katakan tadi, langkah pertama menjadi penyihir adalah mengolah roh, dan sebelum itu aku harus memeriksa rohku terlebih dahulu apakah ini cacat atau tidak.

Menggunakan jiwa kelas transcend aku bisa memeriksa keseluruhan tubuh dan rohku.

"Hmm, nggak ada. Kenapa?"

Aku terkejut dengan apa yang aku dapatkan. Tidak ada roh didalam tubuhku.

"Benar juga." Aku baru ingat sesuatu." Tubuh adalah yang pertama terbentuk, setelah itu barulah jiwa, dan roh terbentuk setelah adanya pergesekan antara tubuh dan jiwa."

Biasanya pembentukan roh selesai setelah seseorang melewati masa pubertas. Tapi, sekarang aku seperti bayi yang baru saja menetas atau bisa dibilang baru lahir. Itu artinya tidak ada roh didalam tubuhku.

"Tidak ada roh, apa yang harus aku lakukan?"

Dengan cara ini aku tidak bisa menjadi kuat dan menggunakan sihir.

"Apa kau ada masalah dengan roh. Ratu ini bisa memberimu." Suara yang terdengar sensual bercampur arogan datang dari dalam gua.

"Nggak mau, terimakasih." Dengan begitu aku dengan cepat berdiri mau keluar.

"Tunggu dulu fana, Jangan berani-beraninya mengabaikan ratu ini!" Dengan perkataannya muncul dinding di mulut gua yang menghalangiku keluar.

"Apa?" Aku berkata jengkel.

"Kau hanya perlu menjadi murid ratu ini. Dengan begitu kau akan mendapatkan roh yang kau inginkan."

"Hanya perlu menjadi muridmu?" Aku berkata dengan mencibir. "Omong kosong apa itu? Kau pasti semacam keberadaan kuno yang tersegel, kan. Apanya yang 'hanya', kau pasti juga menginginkanku membantumu lepas dari segel"

"Lebih tepatnya ratu ini terluka, dan lebih tepatnya lagi terkena racun. Karena itulah, tentu saja sebagai murid kau harus membantu gurumu."

"Tidak mau." Lagipula aku akan terseret masalah jika membatu orang yang tidak jelas ini.

"Dari pada harus menunggu bertahun-tahun hanya untuk terbentuknya roh. Dengan menjadi murid ratu ini kau tidak hanya mendapatkan roh, kau juga mendapatkan kehormatan sebagai murid ratu ini." Dia berusaha membujukku.

"Nggak mau." Aku langsung menolak. "Lagipula aku tau cara membuat roh, bahkan tanpa menggunakan sihir."

"Bocah, kau tahu siapa ratu ini."

"Ratu Phoenix, kan." Aku langsung menjawab dengan cepat.

"Kau tahu dari mana?" Dia kaget, jelas dia tidak mengharapkan aku mengetahuinya.

"Aku hanya menebak." Aku berkata dengan tidak sabar. "Jika kau ingin aku membantumu, ayo berbicara dengan posisi yang setara."

"Setara, jangan membuatku tertawa." Suara arogan yang keluar.

Inilah kenapa aku ingin cepat-cepat keluar dari tempat ini. Semua mahkluk kuno itu sangat arogan dan sangat sulit untuk diajak berbicara. Aku benar-benar malas berbicara dengan mereka.

"Kalau begitu biarkan aku pergi."

"Bocah, kamu belum tahu tempatmu." Dia mengatakan itu sebelum membuat sebuah gelombang tak terwujud.

Serangan jiwa. Kenapa serangan jiwa? Bukan serangan yang berbasis roh atau tubuh. Sebegitu parahnya racun yang diterima orang ini sampai sampai hanya jiwanya saja yang bisa digunakan untuk menyerang.

Tapi ironisnya, itu tidak memiliki efek untukku. Bagaimanapun juga, jiwa milikku adalah peringkat transenden meskipun levelnya turun. Dibandingkan orang ini yang memiliki racun, aku jelas yang menang.

Dari serangan ini aku tahu sesuatu, bahwa jiwanya juga terkena racun. Karena sebenarnya ratu Phoenix itu adalah adalah makhluk abadi, jiwanya pasti adalah jiwa abadi yang lebih tinggi dari milikku. Tapi jika serangan jiwanya tidak memiliki efek padaku itu artinya jiwanya juga terkena racun.

"Sudah itu saja? Biarkan aku pergi."

"Bocah bagaimana kau bisa tetap bertahan."

Ketika dia berbicara penghalang di bibir gua ikut menghilang, mungkin karena dia kehabisan energi.

"Terimakasih, aku pergi dulu."

"Tunggu, ayo berbicara secara setara." Dia tidak menyebutku bocah lagi.

Apakah ini makhluk ini mulai putus asa.

"Baiklah, apa yang kau inginkan?"

"Tiga daun muda pohon dunia, satu inti dungeon dunia, darah panjang umur seratus ribu tahun, sepuluh kristal esensi astral. Dengan begitu aku akan memberimu sebuah roh."

"Jangan bercanda." Aku berteriak padanya. "Masing-masing dari mereka adalah benda yang sangat langka. Bahkan, jika aku menemukan salah satunya, aku tidak akan memberikan itu kepada siapapun. Selain itu, lebih hemat dan mudah membuat roh sendiri."

"Jangan seperti itu. Roh yang aku miliki adalah roh peninggalan dewa. Semua ini setara."

"Dewa apa?"

"Dewa relik."

"Dewa relik?" Tidak pernah mendengarnya. Malahan aku merasa sedikit jijik mendengarnya. "Apa gunanya roh dewa relik."

"Kau pasti berasal dari Dunia Akisena." Dia memberikan tebakan yang tepat." Hanya penyihir dari dunia itu yang memiliki rasisme terhadap penggunaan relik."

"Memang benar aku dari Akisena. Lagipula pengguna relik itu memang sampah yang lemah."

"Itu hanya anggapan penyihir Akisena saja, itu semua karena mereka tidak tau cara menggunakan relik dengan benar."

"Memang kau tahu apa tentang relik. Coba sebutkan apa yang kami tidak ketahui."

"Domain relik, fusi relik, pembuatan sigil relik."

"Memang relik itu membuat domain?"

"Bisa."

"Memangnya relik bisa di fusi, kan? Kau tidak berbicara tentang pembuatan artefak, kan?"

"Itu bisa, dan aku tidak berbicara tentang artefak."

"Aku tidak pernah mendengar sigil relik."

"Bukankah sudah aku bilang, penyihir Akisena tidak tahu hal itu."

"Yang benar saja, aku ini penyihir yang mempelajari keseluruhan dari sihir dari aliran harta. Relik sebagai salah satu jenis harta benda, tidak mungkin aku tidak mengetahui pengetahuan tentang mereka."

"Kalian para penganut aliran harta mempercayai relik sebagai bagian dari aliran kalian. Lagipula kalian membuat harta menggunakan relik. Tapi, pada dasarnya relik bukan bagian dari aliran harta, wajar saja jika kau tidak mengetahui penggunaan sesungguhnya dari relik meskipun sudah menguasai keseluruhan aliran harta."

"Kalau begitu buktikan!"

Ketika aku mengatakan itu, sesuatu terbang dari kedalaman gua menuju ke arahku. Aku langsung menangkap dan melihat apa itu.

"Apa ini?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!