Di sebuah perusahaan besar terlihat seorang lelaki yang sedang sibuk dengan pekerjaan nya, sampai akhirnya seorang wanita masuk dan tersenyum saat menatap lelaki tampan dengan wajah datar nya sedang menatap lurus ke laptop.
"Honey." Panggil seorang wanita.
"Sayang kenapa kamu ada disini aku sudah bilang jika aku akan menjemput kamu setelah semuanya selesai, tapi apa ini kamu malah menemui aku di kantor." Ucap Darren.
Darren adalah seorang CEO muda yang menjadi incaran banyak wanita, selain itu sosok Darren yang terlihat dingin di luar sana itu berbanding terbalik dengan sikap nya kepada Ellena.
Siapakah Ellena? Ellena adalah kekasih Darren ya sebut saja jika Ellena adalah wanita yang sangat dicintai oleh Darren.
"CK, sayang tidak apa-apa jika aku bisa menemui kamu kenapa aku harus menunggu kamu hmmm." Ujar nya.
"Ellena kamu selalu saja begitu." Ucap Darren.
"Kenapa hmmm, kenapa jika aku yang datang kesini apakah kekasihku ini keberatan?" Tanya Ellena, tak lupa ia bergelayut manja kepada Darren.
"Aku keberatan? Tentu saja tidak honey aku tidak pernah keberatan dengan apa yang kamu lakukan." Ucap Darren tersenyum menatap Ellena.
"Awwh sosweet." Ucap Ellena, Darren hanya tersenyum dan menaikkan sebelah alisnya.
"Baiklah kamu tunggu sebentar aku akan menyelesaikan pekerjaan ku dulu." Ucap Darren, Ellena mengangguk lalu berjalan dan duduk di sofa.
Ellena menatap Darren yang fokus kembali pada pekerjaan nya, Ellena merasa puas karena sudah berhasil memiliki Darren. Selain tampan Darren juga kaya dan perhatian, itu menjadi nilai lebih untuk Ellena bersama dengan Darren.
Setelah beberapa jam kemudian akhirnya Darren sudah menyelesaikan pekerjaan nya, ia menatap Ellen yang sejak tadi terus memperhatikan nya.
"Apakah aku begitu tampan sampai kamu tidak bisa berkedip saat menatapku." Goda Darren.
"Ah honey berhenti terlalu percaya diri seperti itu." Ucap Ellena.
"Why, kenapa aku tidak boleh percaya diri hmmm." Ucal Darren, menatap Ellena dengan intens.
"Cukup sayang aku tidak ingin ayang yang menyukai kamu selain aku." Balas Ellena.
"Wahh aku baru tahu jika kau begitu mencintaiku, sampai tidak ingin ada wanita lain yang melirik aku." Ucap Darren, Ellen pun tersenyum dan menatap Darren.
"Baiklah kita akan pergi sekarang." Ucap Darren.
"Baiklah ayok." Ucap Ellen, Daren pun memakai kembali jas kerja yang sebelumnya ia letakkan di kursi kerjanya.
Kedua sejoli itu keluar dari ruang kerja Darren, dengan Darren yang merangkul pinggang ramping Ellen.
Beberapa karyawan yang berpapasan dengan Darren menunduk sopan, mereka tahu jika Ellen adalah kekasih Darren dan mereka juga tahu tidak boleh menatap Darren ataupun Ellen.
Setibanya di loby kantor Darren yang sudah meminta supir untuk menyiapkan mobil untuk nya pun langsung membukakan pintu mobil untuk Ellena, Darren menatap supir nya yang menunduk.
"Minta yang lain untuk menjemput kamu karena saya akan menyetir sendiri." Ucap Darren.
"Baik tuan." Balas supir itu.
Dan tanpa menunggu lama Darren pun masuk kedalam mobil lalu melaju pergi, Ellena tersenyum melihat Darren yang duduk di samping nya.
"Kau terlihat semakin tampan jika mengemudi sendiri." Goda Ellen.
"Apakah kamu sedang menggodaku sekarang?" Tanya Darren.
"CK, tentu saja tidak mana berani aku menggoda mu." Ucap Ellen, Darren tersenyum tipis lalu melirik Ellen.
Setelah perbincangan itu keduanya terdiam dan menatap lurus kedepan, Darren fokus mengemudi sementara Ellen sesekali memainkan ponselnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading 🤗😉 jangan lupa like komen dan vote nya 🙏😊
Malam hari Darren pulang ke rumah nya terlihat kedua orang tuanya yang sedang duduk di ruang keluarga, Darren melewati kedua orang tuanya tanpa bicara.
"Hey lihatlah siapa itu." Ucap Sang mama, suara mama nya membuat Darren terpaksa harus menghentikan langkahnya.
"Tidak tahu itu bukan putraku." Ceplos papa Darren.
"Yaya mama tidak mengenaliku dan aku bukanlah putramu pa kalian puas." Ucap Darren, mama dan papa mengulum bibir nya menahan tawa.
"CK, ayolah sayang kamu ini kenapa terlalu serius sekali hmmm." Ucap mama.
"Cih." Decak Darren.
"Lihatlah putramu yang lapuk ini ma selalu saja berdecak jika kita menggoda nya." Ucap papa Darren.
"Berhenti mengataiku lapuk." Ucap Darren.
"Tapi kenyataannya kau memang lapuk, jika tidak kau pasti sudah menikah Darren." Ucap papa.
"Pa kenapa menikah menjadi tolak ukur seorang lelaki lapuk atau tidak." Protes Darren, kini Darren tengah duduk di hadapan mama dan papa nya.
"Darren usia kamu sudah tak muda lagi kenapa masih harus menunggu Ellen siap, jika dia benar-benar mencintai kamu dia tidak akan menolak jika kamu mengajaknya menikah." Ucap mama.
"Ma Ellen wanita sibuk dia harus mengatur dan mempertimbangkan semuanya, tidak bisa main menikah begitu saja." Ucap Darren.
"Terus saja kamu bela wanita itu Darren, tunggu saja dia sampai kau tua." Ucap papa Darren.
"Ada apa dengan papa kenapa papa berbicara seperti itu?" Ucap Darren.
"Karena apa yang aku katakan itu benar, kamu laki-laki Darren apa lagi yang kamu tunggu?" Ucap papa, Darren diam sementara mama tersenyum manis kepada putranya.
"Apa yang dikatakan oleh papa kamu benar sayang apa lagi yang kalian tunggu, jika kamu benar-benar serius dengan Ellen maka bicarakan ini dengan nya. Kamu sudah memiliki semuanya Darren jangan takut kamu tidak bisa membahagiakan Ellen." Ucap mama, Darren menghela nafas panjang lalu menatap mama nya.
"Aku akan pikirkan lagi ma, kalau begitu aku istirahat dulu." Ucap Darren, lelaki itu bangun dan pergi ke kamar nya.
"Lihat dia benar-benar menyebalkan, dia juga selalu membela Ellen mau sampai kapan dia akan menunggu Ellen." Ucap papa.
"Pa sudah kita tidak bisa memaksa Darren, biarkan dia melakukan apa yang membuatnya nyaman." Ucap mama.
"Kamu selalu saja seperti itu, terlalu memanjakan nya." Ucap papa.
"Pa kenapa papa terlihat seperti tidak menyukai Ellen?" Ucap mama.
"Ma papa bukan tidak menyukai Ellen, papa hanya takut Darren akan kecewa jika terus menunggu Ellen yang tidak memberikan kepastian." Ucap papa.
"Mama paham pa tapi kita do'akan yang terbaik saja untuk putra kita." Ucap mama.
Sementara itu di dalam kamar nya Darren merebahkan tubuhnya di sofa dan menatap langit-langit kamar, ia memikirkan perkataan orang tuanya.
Darren berpikir apa yang dikatakan oleh mama dan papa itu benar, kenapa ia harus takut tidak bisa membahagiakan Ellen? Sementara sekarang saja Darren yang membiayai kehidupan Ellen.
Ellen yang berasal dari keluarga biasa saja begitu beruntung karena bisa bertemu dengan Darren, dan memikat hati lelaki itu hingga membuat kehidupan nya berubah menjadi mewah dan glamor akibat Darren yang memanjakan nya.
"Apakah Ellen mau menerimaku menjadi suaminya? Tapi kenapa aku takut jika Ellen akan berpikir jika pernikahan itu sebuah hutang budi atas apa yang sudah aku berikan kepadanya." Gumam Darren, ia benar-benar pusing dengan keadaan yang seperti ini.
"Arrrggghhh ini memusingkan sekali." Gumam nya, ia memilih bangun untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai membersihkan diri Darren kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, tidak ingin banyak berpikir yang macem-macem Darren pun memutuskan untuk pergi ke alam mimpi nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading 🤗😉 jangan lupa like komen dan vote nya 🙏😊
Keesokan harinya Darren sudah siap untuk pergi ke kantor nya, ia berjalan sambil memainkan ponselnya sampai suara lembut seorang wanita menghentikan langkahnya.
"Sayang kamu tidak sarapan dulu hmmm?" Tanya sang mama.
"Ah ma sorry aku ada meeting pagi hari ini." Ucap Darren.
"Darren apakah kamu selalu sibuk seperti ini hmmm, hanya untuk sarapan saja kamu tidak memiliki waktu." Ucap mama yang mulai cerewet.
"Ma ayolah jangan seperti itu, aku benar-benar sibuk dan aku harap mama mengerti itu." Ujar nya.
"Kau ini benar-benar, sepertinya memiliki menantu memang jalan satu-satunya agar aku memiliki teman di rumah." Ucap mama, Darren tak menjawab perkataan mama.
"Aku pergi dulu ma." Ucap Darren, mama tercengang melihat kelakuan putranya.
"Darren kenapa kamu malah pergi mama belum selesai berbicara." Gerutu mama.
"Ma ada apa si pagi-pagi sekali sudah heboh begini." Ucap papa.
"Lihat kelakuan anak kamu pa, dia tidak memiliki waktu hanya untuk sarapan bersama." Gerutu mama, papa tertawa kecil mendengar ocehan istrinya.
"Sudah biarkan saja mungkin memang Darren sedang sibuk." Ucap papa, mama hanya bisa mencebikan bibirnya sendiri.
Sesampainya di kantor Darren berjalan menuju ruang kerja nya, dan terlihat beberapa karyawan yang menunduk hormat kepada Darren.
"Selamat pagi pak." Sapa para karyawan.
Darren hanya mengangguk kecil lalu melanjutkan berjalan menuju ruangan nya, tak lupa ia masuk kedalam lift khusus untuk para petinggi perusahaan.
Pintu lift terbuka Darren pun berjalan menuju ruang kerjanya, lelaki itu duduk di kursi kebesaran nya.
"Haaah, akhirnya bisa bebas dari ocehan mama." Gumam nya, Darren memutuskan untuk membuka laptopnya dan mulai mengerjakan pekerjaan nya.
"Selamat pagi pak, ini teh nya dan ya siang ini tepatnya jam makan siang kita ada pertemuan dengan klien dari perusahaan Xx." Ucap seorang sekretaris wanita.
"Hmmm, lalu?" Ucap Darren.
"Setelah nya kita akan pergi ke hotel yang sedang kita bangun pak." Ujar nya.
"Baik kamu boleh keluar sekarang." Ucap Darren.
"Baik pak, permisi." Ucap nya sopan.
Setelah kepergian sekretaris nya Darren pun mengerjakan pekerjaan nya yang belum selesai, tak terasa waktu begitu cepat berlalu.
"Siang pak kita akan pergi sekarang." Ucap sekretaris Darren, yang menghampiri bos nya.
"Ah iya." Ucap Darren.
Sekretaris nya menunduk dan mempersilahkan Darren berjalan lebih dulu, namun tiba-tiba saja Darren menghentikan langkahnya.
"Maaf pak ada apa?" Tanya sekretaris nya.
"Ah saya ingin bertanya kamu tahu apa yang disukai oleh wanita?" Tanya Darren.
"Banyak pak." Jawab nya.
"Saya tahu tapi tolong sebutkan salah satunya." Ucap Darren.
"Kencan, berlibur dan kuliner mungkin." Ujar nya.
"Ada yang lain?" Tanya Darren.
"Banyak pak." Ucap sekretaris nya, Darren yang mulai malas pun langsung melanjutkan langkahnya setelah berhenti tadi.
"Ada apa dengan pak Darren kenapa aneh sekali." Gumam sekretaris nya.
sesampainya di lobby Darren langsung menaiki mobilnya, begitupun dengan sekretaris nya.
"Pak maaf tadi_" Ucapan nya terhenti saat Darren menatap nya.
"Kenapa?" Ucap Darren.
"Ah tidak pak maaf." Ujar nya.
Supir dan sekretaris Darren memilih diam dari pada nanti salah bicara, sekretaris Darren merasa jawabannya tadi salah dan membuat mood Darren menjadi jelek.
"Aku salah kayak nya, kalau di pikir-pikir Bu Ellen orang yang mewah dan glamor kenapa aku tidak menjawab berlian, shopping dan uang saja." Batin sekretaris nya, ia benar-benar merutuki dirinya sendiri.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading 🤗😉 jangan lupa like komen dan vote nya 🙏😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!