malam itu...
Ibra memperhatikan Adis keluar dari gerbang rumah lalu menghampiri seorang pria yang sudah menunggu nya tak jauh dari rumah mereka.
seorang pria menggunakan motor sport berwarna merah dan jaket tebal berwarna hitam, Ibra terhenyak saat melihat pria itu membuka helmnya dan mengecup bibir Adis, Adik perempuan nya.
tangan nya mengepal saat Adis tak Menolak ciuman dari Pria itu, dan naik ke motor lalu melaju pergi.
"ikuti mereka....!"
titah Ibra yang geram dengan tingkah laku adik nya itu, senang main dan keluyuran malam malam, dan baru kali ini Ibra melihat langsung Adis pergi dengan seorang pria, bahkan mereka tak segan melakukan hal itu di jalanan, meski sepi namun hal itu semakin membuat Ibra khawatir dengan pergaulan adik nya itu.
"seperti nya pria yang bersama Adis Anak Genk motor..."
ujar Wira menghentikan mobilnya di jalan raya yang cukup sepi, terlihat beberapa anak muda berkumpul.
"seperti nya mereka hendak balapan liar bos..." ujar Wira lagi. sementara Ibra terus memperhatikan adik nya itu.
**
"sayang...aku ikut balapan dulu ya!"
ucap Reynaldi, pria yang sudah satu tahun ini menjadi pacar nya.
"jangan Rey, aku takut kamu jatuh....!"
"ya sih jatuh cinta sama kamu dis..!"
ucap Rey terkekeh membuat wajah Adis Merona.
keduanya bersekolah di sekolah yang berbeda, keduanya bertemu saat pertandingan basket antar sekolah.
Adis menjadi siswi terpopuler di sekolah, selain cantik ia juga pintar dan tentu hal itu membuat nya menjadi incaran para siswa di sekolah atau yang datang ke sekolah itu.
Adis jadi sering main dan keluyuran dengan teman teman nya setelah mengenal Rey, namun meski begitu ia tak pernah mengabaikan pelajaran. selain cantik, gadis itu memiliki tubuh yang frofosional, tinggi dan putih.
"pulang dari sini ke apartemen ku ya...!"
ucap rey, menatap Adis dengan mesra.
"ini sudah malam Rey, aku mau pulang...."
jawab Adis membuat Rey cemberut.
"sebentar ya, aku ikut balapan dulu. masih jam sembilan dis..."
ujar Rey menarik pinggang gadis itu.
"pacaran aja lah Lo rey, enggak usah ikut balapan..."
ucap teman lelaki Rey berbicara Seperti banci.
"balapan di kamar aja lah Lo enak..."
ucap nya lagi membuat keduanya terkekeh.
"setelah lulus nanti, gimana kalau aku melamar kamu dis..."
ucap Rey tersenyum menatap wajah cantik kekasih nya itu, hendak memeluk namun tercengang saat Ibra tiba tiba menarik tangan Adis.
"Kakak....!"
ucap Adis terbelalak melihat Ibra dengan tatapan nanar.
"masih minta sama orang tua, berani mau melamar adik ku, aku tidak akan membiarkan pria seperti kamu menikahi adik ku...!"
ucap Ibra dengan gemeretak gigi nya membuat Rey terpaku.
"Ayo pulang Adis......!"
titah Ibra langsung menarik tangan Adis pergi dari tempat itu.
"sakit kak...!"
ucap Adis meringis karena Ibra mencengkeram kuat tangan nya.
"Adis...."
teriak Rey hendak mengejar namun tertahan oleh teman teman nya.
"jangan Rey, biarkan situasi tenang dulu...!"
ucap Wisnu merangkul bahu Rey dengan nafas tersengal menatap punggung mobil menjauh.
"ah sial .......!"
ucap Rey berteriak saat mobil menghilang di belokan.
"tenang Rey, Lo harus tenang...!"
ucap Wisnu menepuk pundak sahabat nya itu.
* rasa cinta yang begitu besar membuat nya ingin memiliki gadis itu.....*
**
"masuk....!"
titah Ibra saat mereka sampai di rumah.
"masuk ke dalam kamar, kakak enggak suka kamu bergaul dengan laki laki itu..."
ucap Ibra menatap tajam ke arah Adis yang langsung melangkah ke kamar tanpa perlawanan.
"siapa yang mengizinkan kamu main malam malam?
Anak genk motor itu pacar kamu?"
tanya Ibra menunjuk ke arah luar.
"Rey, bukan anak Genk motor kak...?"
"lantas apa nama nya kalau bukan Genk motor kalau mereka suka berkumpul, mengadakan balapan liar dan yang lainnya...?"
ujar Ibra membuat Adis tertegun.
"jauhi anak itu?"
titah Ibra membuat Adis semakin membeku.
Rey adalah cinta pertama nya, apa yang keduanya jalani juga ada batasan.
"kenapa kak, Rey baik.....!"
"kalau baik dia tidak akan membuat kamu seperti ini, dulu kamu rajin belajar. sekarang main terus.
ingat sekarang kamu tengah menghadapi ujian..!"
ucap Ibra membuat Adis membisu.
"Adis dengarkan,kakak sudah menjodohkan kamu dengan teman kakak, setelah lulus sekolah kakak akan menikahkan kamu..."
ungkap Ibra membuat Adis terperangah.
"astaga enggak salah? Adis enggak mau kak, Adis belum mau menikah, Adis mau kuliah...!
jadi sarjana dan kerja di sebuah perusahaan besar seperti mimpi Adis..."
ucap Adis membuat Ibra menggeleng kan kepala nya.
"kamu masih bisa kuliah meskipun sudah menikah.... tidak ada penolakan!"
ucap Ibra lalu pergi meninggalkan Adis yang terpaku sendiri di kamar nya.
gadis itu termenung sendiri mengingat ucapan Ibra, hal yang sama terjadi pada kakak perempuan nya yang juga menikah dengan pria pilihan sang kakak.
"apa aku juga harus mengalami hal yang sama...?"
gumam Adis sendiri.
***
siang tadi Ibra kedatangan partner kerja dari London, pertemuan ini menjadi yang ke empat kali nya setelah beberapa kali bertemu di tempat yang berbeda, kali ini Arsan datang langsung ke perusahaan Ibra.
"bra apa kamu sudah menikah...?"
tanya Arsan membuka obrolan setelah selesai meeting.
"belum, aku masih punya tugas"
kata Ibra sambil terkekeh kecil.
"tugas apa?"
tanya Arsan pria tampan yang memiliki postur tubuh tinggi.
"aku harus mengurus adik perempuan ku yang masih sekolah, sebentar lagi lulus. mungkin setelah Adis menikah Aku baru memikirkan tentang kehidupan ku..."
ucap Ibra teringat seseorang yang telah tiada.
"aku sedang mencari calon suami untuk nya..!"
ujar Ibra sambil membereskan berkas pekerjaan nya.
"aku sedang mencari calon istri, bagaimana jika aku menjadi adik ipar mu..." ucap Arsan lalu Terkekeh membuat Ibra Langsung menoleh.
"benar kah? aku tidak percaya pria seperti mu tidak punya pacar..."
"entah lah, mungkin karena aku terlalu pemilih..."
ucap Arsan terkekeh.
"kebetulan sekali, bagaimana kalau kita jadi saudara...aku juga sedang mencari calon suami untuk adik ku, aku khawatir dengan pergaulan nya..."
"dengan senang hati,,adik mu pasti cantik!"
ujar Arsan.
"cantik, tapi begitu manja. maklum dia anak bungsu!"
ucap Ibra dan di angguki oleh Arsan.
"nanti kita atur waktu untuk bertemu..."
"baiklah...."
ucap Arsan senyum.
Ibra Menilik Arsan sambil mengingat adik nya,
Arsan mapan, dia juga tampan dan ramah. tutur kata nya juga baik, semoga ia tidak salah memilih Arsan yang baru beberapa bulan ini ia kenal.
*
awal mula...
"sampai kapan pun aku tidak akan melupakan siapa penyebab kematian Putri ku, Alya.
dia harus merasakan sakit nya tercampakan.."
ucap Reni dengan tatapan penuh kebencian.
Alya adalah kekasih Ibra, dia bunuh diri karena depresi karena Ibra meninggalkan nya saat ia tengah hamil. keluarga Alya merasa sakit hati hingga berniat membalas dendam atas kematian Alya, namun mereka tidak ingin ada campur tangan keluarga hingga memanfaatkan kelemahan orang lain.
"Aku akan membantu keuangan perusahaan mu, tetapi kamu harus ikut permainan ku. kamu harus Menikahi adik perempuan pria itu, membuat nya jatuh cinta, lalu tinggal kan. kalau bisa kamu harus meninggalkan nya saat ia tengah hamil. aku akan membantu perusahaan dan karir mu lebih dari sebelumnya..."
ucap Reni senyum.
Arsan tertegun mendengar penuturan wanita paruh baya itu, ia memang berada dalam keterpurukan karena hutang perusahaan yang cukup banyak akibat ulah ayah nya, tak ada yang mau menolong nya selain Reni meski dengan persyaratan yang akan mengorbankan seseorang namun ia tidak punya pilihan lain karena ia tak ingin jatuh miskin.
"baiklah...."
ujar Arsan dengan keterpaksaan.
"atur waktu jangan sampai gagal..."
ucap Reni dan di angguki oleh Arsan.
sejak kesepakatan itu tercipta Arsan mencari tahu tentang Ibra, ia mulai mendekati Ibra sebagai partner bisnis, ibra tidak tahu bahwa ia hadir di kirim seseorang untuk membalas dendam.
"jika kamu menikah dengan wanita lain, lalu bagaimana dengan aku...?" ucap salsa, perempuan yang sudah Arsan pacari tiga tahun ini.
"Kamu boleh menuggu sampai pekerjaan ku selesai, kalau tidak terserah kamu karena jika aku miskin semua akan menderita termasuk karyawan ku,,aku terpaksa menerima tawaran itu....!"
ucap Arsan membuat salsa tertegun.
"berjanjilah untuk tidak jatuh cinta pada gadis itu...?!" ujar salsa menatap wajah tampan Arsan.
"tentu saja, aku hanya mencintai mu salsa..!"
ucap Arsan memeluk kekasihnya itu.
bersambung....
terimakasih yang sudah mampir 😍😍😍
Langit pagi cuaca cukup cerah, matahari bersinar hangat menembus kaca jendela besar di rumah itu.
Adis turun dari tangga dengan wajah di tekuk, semalam Ibra juga mengambil ponsel nya.
"mana ponsel Adis kak...!"
ucap Adis berdiri di samping Ibra yang tengah melahap roti bakar nya.
"Duduk....!"
ucap Ibra memberikan perintah pada Adis yang langsung menurut.
"sarapan...! setelah itu kamu berangkat ke sekolah...!"
ucap Ibra tak ingin di bantah.
"oke tenang Adis, turuti saja dulu...!"
ucap Adis dalam hati Lalu mengambil roti dengan telur setengah matang.
"untuk kedepannya Kamu akan berangkat ke Sekolah dengan kakak, dan pulang di jemput supir...!"
ucap Ibra membuat Adis terperangah.
"tapi kak....!"
ucap Adis cemberut karena Ibra menaikkan alisnya, biasa nya Adis akan berangkat dan pulang sendiri dengan kendaraan roda dua nya.
"Adis bawa motor seperti biasa aja kak...!"
ucap Adis tanpa menoleh pada Ibra yang langsung melotot.
"kamu harus nurut sama kakak, atau kamu tidak akan pernah memegang benda ini lagi..."
ucap Ibra menunjukkan ponsel Adis.
kalau sudah seperti Adis hanya bisa pasrah sambil menghela nafas panjang.
"satu hal lagi, kamu tidak boleh berhubungan lagi dengan Rey, weekend ini kakak akan mengenal kan kamu dengan teman kakak...!"
ucap Ibra membuat Adis tertegun sejenak.
"Adis enggak mau di jodohkan kak.....!"
"kenapa? kamu mau seperti itu, pacaran? apa kamu tidak tahu jika hal itu mengarah pada dosa? kamu itu tanggung jawab kakak di dunia dan akhirat....!"
ucap Ibra menghela nafas berat.
"kakak tidak ingin berdebat, ayo berangkat.....!"
ucap Ibra menarik tangan Adis untuk masuk ke dalam mobil.
"pulang sekolah langsung pulang, nanti supir akan jemput kamu"
ucap Ibra di tanggapi Adis dengan memalingkan wajahnya.
"apa jika masih ada ayah akan seperti ini keadaan nya?"
tanya Adis tanpa menoleh.
"jangan berharap pada pria yang tak bertanggung jawab, kamu pikir dia menyayangi kita?
cobalah untuk mengerti Adis...!"
ucap Ibra membuat Adis bungkam seketika mengingat seseorang yang pergi begitu saja meninggalkan mereka.
tak lama mobil sampai di depan gerbang sekolah, gerak Adis tertahan saat hendak keluar dari mobil.
"kakak harap kamu mengerti, bahwa semua yang kakak jalani bukan lah hal mudah...."
ucap Ibra kemudian Adis keluar dari mobil.
Ibra memperhatikan Adis yang masuk ke gerbang sekolah, tak mengetahui jika Rey sudah menunggu di samping sekolah.
"Adis.....!"
ucap Rey senyum saat melihat Adis kembali keluar sambil melihat ke arah mobil Ibra yang menjauh.
"kangen....!"
ucap Rey menggenggam tangan gadis itu.
"maaf ya semalam....!"
ucap Adis menatap lekat wajah tampan kekasih nya itu.
"aku telpon kamu, tapi enggak aktif...!
kakak kamu pasti marah" ucap Ibra menatap wajah Adis lekat.
"ya, kakak marah dan ponsel nya di ambil kak Ibra..."
"oh gitu ya udah kamu pegang handphone aku aja biar kita bisa komunikasi...."
ucap rey memberikan ponsel nya.
Adis tertegun menatap benda pipih yang di sodorkan oleh Rey.
"nanti kamu gimana Rey?"
"aku ada satu lagi, kamu tenang aja!"
"ya udah, aku masuk dulu ya, Nanti kamu kesiangan!"
ucap Adis menerima ponsel itu.
"ya udah nanti aku hubungi Kamu ya!"
ucap Rey memberikan paper bag berwarna coklat.
"ini apa rey?" tanya Adis menengok ke dalam paper bag itu.
"sweater rajut untuk kamu nanti pulang nya pakai ya...!" ujar Rey senyum lalu naik ke motor nya.
"terima kasih Rey tapi nanti pulang nya aku di jemput supir..!"
"bisa enggak kamu cari alasan, pulang sekolah nanti aku mau ketemu kamu!"
ucap Rey penuh harap.
"aku enggak janji..."
"apa kedepannya kita akan backstreet...?"
"aku juga enggak tahu....!"
ucap Adis teringat ucapan Ibra semalam.
"ya sudah aku berangkat ya...!" ucap Rey mengusap pucuk kepala gadis itu.
"hati hati ya Rey...!"
Rey mengangguk sambil senyum lalu melaju pergi.
Gadis itu berjalan di koridor sekolah sendiri, Beberapa teman menyapa nya dengan ramah, selain cantik Adis juga selalu bersikap ramah hingga ia banyak di sukai teman teman nya.
"hai, dis....!"
ucap Rena saat Adis sampai di kelas, menghampiri tempat duduk nya. ketiga temannya sudah datang.
"bawa apa?"
tanya Rena lagi.
"ini dari Rey, sweater rajut... kemarin lihat di online shop, aku kira dia enggak beliin..!"
ucap Adis senyum menatap sweater rajut berwarna Lilac itu.
"wah...keren loh si Rey itu baik banget..."
ucap Cika duduk di samping Adis.
"ya aku juga mau dong di ajak shopping online..."
ucap Rena terkekeh.
"aku juga mau lah..." ucap rindu yang duduk di samping Rena.
"tapi aku lagi bingung...."
"kenapa?" tanya Cika menatap wajah Adis tampak sendu.
"nanti aku ceritakan pas istirahat...."
Ucap Adis dan di angguki oleh ketiga sahabat nya itu.
bel berbunyi tanda pelajaran akan segera di mulai.....
ke empat gadis itu berteman sejak putih biru, mereka tak pernah berpisah kelas hingga keduanya duduk di kelas tiga SMA, dan sebentar lagi mereka akan menempuh ujian Nasional.
tak terasa dua jam berlalu, bel istirahat berbunyi.
"kamu bingung kenapa dis?"
ucap Rena, kini mereka duduk berhadapan.
"Aku di jodohin sama kak Ibra dan kak Ibra minta aku tidak berhubungan lagi dengan rey........!"
ucap Adis menceritakan kejadian semalam.
"oh gitu..... terus kamu mau menerima perjodohan itu?" tanya rindu.
"enggak tahu, sebenarnya aku enggak mau nikah muda, karena kalau nikah aku pasti punya anak, sementara aku masih mau kuliah, kerja, bebas main.
handphone ku juga di ambil, ini punya rey.."
ucap Adis dengan tatapan sendu.
"ya, sih aku juga enggak mau nikah muda!
kamu yang sabar ya dis"
ucap Cika mengusap punggung sahabat nya itu.
"sekarang aku di antar jemput sama kakak ku, jadi enggak bisa ketemu Rey, sementara dia minta ketemu aku pulang sekolah ini..."
ujar Adis.
"gini aja dis, bilang aja mau kerja kelompok di rumah Ku...!"
ucap Rena memberi saran.
"benar, bilang aja ada tugas sekolah.nanti kamu telpon aja rey suruh ke rumah Rena..!"
"boleh ren....?"
tanya Adis.
"boleh.... kenapa enggak?"
ucap Rena senyum.
"ya udah aku hubungi Rey dulu..."
ucap Adis, lalu meminjam ponsel Cika untuk menghubungi Ibra.
"ya sudah, kamu enggak bohong kan...!"
ucap Ibra di telpon.
"ya kak, enggak kok...!"
"nanti hubungi kakak kalau Mau pulang ya!"
"ya kak....!" ucap Adis menutup telponnya.
****
pulang sekolah...
"kamu yang bawa mobil ku dis..."
ucap Rena memberikan kunci mobil nya pada Adis.
dalam perjalanan mereka banyak ngobrol dan bercanda hingga tiba tiba Adis menghentikan laju mobil nya.
"kenapa dis...?" tanya Rena.
"coba lihat ban yang di belakang, benar enggak kempes?"
ucap Adis menyuruh Rena.
"sebentar....."
"ya benar ban nya kempes...!"
ucap rindu menoleh ke arah ban belakang.
mendengar hal itu, dengan ceroboh nya Adis keluar membuka pintu mobil tanpa menoleh ke belakang membuat seseorang pengemudi kaget karena Adis yang tiba-tiba membuka pintu mobil nya, Adis terperangah lalu menjerit melihat mobil hendak menabrak nya.
"ah......!"
teriak Adis terperanjat saat melihat mobil membanting ke arah pembatas jalan.
"ah syit......!"
ucap pria itu geram memukul stir kemudian bersandar pada kursi mobil.
Arsan begitu kaget karena tiba-tiba saja gadis itu keluar dari mobil tanpa memperhatikan keadaan sekitar.
Arsan menepikan mobilnya lalu keluar sembari menutup pintu mobil dengan keras membuat Adis dan ke tiga temannya terperanjat.
"kamu enggak apa apa kan dis?"
tanya Cika.
Adis menggeleng kan kepalanya sambil menatap pria tampan dengan postur tubuh tegap tengah berjalan mendekati nya.
"hai kamu kalau mau keluar dari mobil itu lihat ke belakang dulu...!"
ucap Arsan membuat gadis gadis itu terpaku menatap wajah Arsan yang begitu tampan.
"maaf....!"
ucap Adis masih terkesima dengan penampilan pria itu.
"maaf kamu bilang...!"
ucap Arsan tegas membuat Adis terperanjat.
Arsan menatap wajah cantik gadis itu tampak takut melihat nya.
"aku udah minta maaf, apa lagi Om..?"
ucap Adis menutup mulutnya dengan tangan.
"kamu kira aku Om kamu..."
ucap arsan geram menatap gadis yang memakai rok pendek berwarna abu-abu itu.
"kalau terjadi kecelakaan gimana, atau kamu sampai tertabrak dan kamu..."
ucap Arsan terhenti saat melihat Adis melotot.
"kalau aku mati orang pertama yang aku datangi itu pasti anda..."
ucap Adis melipat tangan di bawah dada.
"kamu tuh ya...."
ucap Arsan menunjuk namun kembali menarik tangan nya saat ponsel nya berdering lalu pergi dari hadapan Adis saat melihat seseorang menelpon nya.
"cakep banget dis, Arjuna dari mana tuh...."
ucap Cika masih memperhatikan Arsan yang masuk ke dalam mobil nya.
"syukur deh udah pergi...."
ucap Adis melihat ban yang kempes.
"bukan nya agak lama ngobrol sama tuh Om Om ganteng dis....
hidung nya mancung, alis nya udah kayak samurai, wangi nya masih tercium sampai sekarang" ucap Cika mengagumi pria itu.
"bukan ngobrol, tapi berdebat Cika..."
ucap rindu menepuk keningnya sendiri melihat tingkah sahabatnya itu.
bersambung.
terimakasih sudah mampir..😍😍😍
Adis dan teman teman nya sampai di rumah Rena berbarengan dengan Rey yang juga sampai di rumah itu.
"Kok baru sampai sih yang...."
"ya, soalnya ban nya kempes..."
ucap Adis langsung menghampiri Rey yang turun dari motor.
"nih aku bawain pizza..."
"asyik......"
ucap ketiga sahabat Adis membuat Adis langsung menoleh.
"emang buat siapa...?"
ucap Adis menjulurkan lidahnya meledek teman-teman nya.
"bagi lah dis...!"
ucap Cika mengejar Adis yang masuk ke dalam rumah Rena.
"dasar ya mereka...!" ucap rindu yang terkekeh melihat cika mengejar Adis.
"capek.....!"
ucap Adis duduk di sofa sambil terkekeh melihat Cika yang juga kelelahan.
"Udah sana kalian berdua di belakang, kita minta pizza nya...!"
ucap Rena pada Adis dan Rey.
"yuk....!"
ucap Rey mengajak Adis untuk duduk di belakang rumah Rena menghadap kolam renang.
"renang enggak dis?"
ucap Rena melirik Rey sekilas.
"enggak ah dingin....!"
ucap Adis memainkan ponselnya berpose bersama Rey.
"ayo cik... katanya kamu mau renang!"
"boleh.... Ayo!"
ucap Cika yang sudah mengganti pakaian Dengan pakaian renang.
Rey tersenyum memperhatikan Rena yang tersenyum padanya, Adis sendiri sibuk dengan benda pipih nya.
"yang kamu lagi ngapain sih?"
"enggak.... emang kenapa?"
ucap Adis menyimpan ponselnya.
tak lama ponsel nya berdering terlihat Ibra melakukan panggilan telepon.
"sebentar ya!"
ucap Adis menjauhi Rey.
"kenapa kak?"
"kamu dimana?"
"di rumah Rena kak....!"
"kakak kebetulan lewat situ, pulang sekarang ya?
sudah selesai kan kerjain tugas nya, ini juga sudah sore. kamu tunggu di depan ya!"
ucap Ibra langsung menutup telponnya.
"kenapa Yang?"
ucap rey Meraih tangan Adis.
"kak Ibra mau jemput, aku pulang ya!"
"loh kita kan belum lama di sini?"
"ya, aku tahu itu karena tadi kita kelamaan ganti ban mobil, aku pulang sekarang ya!"
ucap Adis membuat Rey tertegun.
"ren, Cika aku pulang ya!"
ucap Adis melambaikan tangan nya.
"loh mau kemana?"
ucap rindu membawa beberapa makanan.
"pulang, kak Ibra udah jemput!"
ucap Adis keluar lalu Rey beranjak sambil menoleh ke arah Rena yang tersenyum padanya.
"baru juga sampai....!"
udah rindu duduk di kursi.
"udah biarin deh, kayak gitu kalau punya satpam pribadi...!"
ucap Rena membuat Cika dan rindu terkekeh.
Ibra memperhatikan motor sport yang terparkir di halaman rumah Rena dan ibra tahu siapa pemilik motor tersebut.
bergegas Adis masuk ke dalam mobil, Ibra sendiri menahan diri untuk berbicara dengan adiknya itu di mobil.
tak lama mereka sampai di rumah, Ibra masih membiarkan adiknya itu untuk istirahat terlebih dahulu hingga waktu makan malam nanti ia akan bicara dengan adik nya itu.
Adis menghempaskan tubuhnya di ranjang setelah membersihkan diri, memainkan ponselnya.namun tak ada pesan dari kekasihnya itu, apa Rey marah karena ia tidak mendengar panggilan nya tadi saat hendak pulang.
itu karena Ibra sudah menunggu nya di depan.
namun karena ia lelah tak terasa langsung tertidur membiarkan ponselnya tergeletak menyala.
tiba waktu makan malam, Adis beranjak keluar dari kamar Setelah pembantu memanggil nya untuk makan malam.
"kamu sudah tidur jam segini?"
tanya Ibra melihat Adis menguap.
"ya, ngantuk banget....!"
ucap Adis membalikkan piring lalu mengambil nasi dan beberapa sayuran.
Ibra memperhatikan Adis yang santai tanpa beban.
"gimana kerja kelompok nya?"
"udah selesai...!"
"boleh kakak lihat hasilnya?"
ucap Ibra membuat Adis tertegun.
"oh, itu hasilnya di rumah Rena. Adis enggak bawa...!"
ucap Adis sedikit terbata.
"dis, Kakak itu sayang sekali sama kamu dan kak Rahma...!"
Adis kembali tertegun mendengar penuturan Ibra.
"kakak enggak suka kamu bohong, bukan kah kamu anak yang cerdas di sekolah, kamu tahu berbohong itu adalah perbuatan tercela.."
ucap Ibra membuat Adis membeku.
"dis, apa kamu tahu kakak yang bertanggung jawab atas diri kamu saat ini, kita sudah tidak memiliki orang tua. mami meminta kakak untuk menjaga dan mencari kan kamu calon suami. seperti hal nya kakak mu Rahma, dia penurut.
kakak bahkan tak memikirkan hidup kakak Karena kakak masih harus mengurus kamu.
sekarang kamu tanpa beban berbohong dan tetap pada keinginan kamu begitu?"
ucap Ibra langsung menohok hati nya.
"kakak ingin yang terbaik untuk kamu, kamu tahu laki laki tidak meninggalkan bekas, tapi Perempuan meninggalkan bekas, jangan kamu mengikuti cinta. karena cinta yang sesungguhnya hanya ada dalam pernikahan.
kakak harap kamu paham dengan maksud kakak, jadilah perempuan yang memiliki harga diri Tinggi....!
weekend ini kakak akan mengenal kan kamu dengan teman kakak, dan selama itu juga kakak tidak mengizinkan kamu pergi dengan teman teman kamu....!"
"tapi....." ucap Adis menatap wajah Ibra.
"kamu pernah mendengar pribahasa, sekali lancong ke ujian selama nya orang tidak akan percaya, sekali kamu berbohong selama nya kamu tidak akan di percaya... belajar lah!"
ucap Ibra meninggalkan Adis yang mematung sendiri.
***
seperti yang Ibra katakan Adis di antar dan jemput oleh supir, tak ada kesempatan untuk nya bertemu dengan Rey, ia hanya bisa berkomunikasi lewat handphone.
"kamu sabar ya dis..." ucap rindu menilik wajah Adis tak seceria dulu.
"ya udah aku pulang duluan ya, supir udah nunggu"
ucap Adis menghampiri mobil dan melihat dari jauh Rey tengah menatap nya di motor.
namun tak ada yang bisa keduanya lakukan, Adis tak bisa Menolak perjodohan itu, namun ia tak memberi tahu Rey soal itu karena Adis berharap jika nanti sebelum waktunya tiba kakak nya itu berubah pikiran.
namun rey sendiri sudah mengetahui hal itu dari seseorang.
weekend...
"dis siap siap ya, kita pergi setelah isya.."
Adis mengangguk.
Adis masuk ke dalam kamar dan melihat ke arah paper bag yang di berikan oleh Ibra tadi siang, Adis membuka paper Bag itu dan terlihat sebuah dress cantik berwarna merah maroon berlengan pendek.
"harus ya Bu, Adis ngikutin keinginan kak Ibra?"
gumam Adis dalam hati Merebahkan tubuh nya di ranjang lalu terlelap.
Adis keluar dari kamar menghampiri Ibra yang sudah menunggu nya di depan rumah.
gadis itu tampil cantik dengan dress yang ia belikan.rambutnya pendek hingga menampakkan leher nya yang putih.
"kapan potong rambut nya?"
tanya Ibra yang mengetahui jika rambut adiknya itu panjang sepinggang.
"tadi siang kak, kenapa?"
Ibra menggeleng sambil senyum lalu melaju kan mobil nya.
tak lama mereka sampai di sebuah restoran yang sudah dijanjikan oleh Ibra dan Arsan.
pria itu datang bersama seorang wanita yang menatap Tajam ke arah Adis yang duduk bersama Ibra.
"aku ketemu mereka dulu ya,kamu pulang duluan saja!"
perempuan itu mengangguk dengan lesu, rasa sesak menyeruak ke dalam rongga hatinya.
"hai Ar....."
ucap ibra saat melihat Arsan menghampiri.
"hai.....!"
ucap arsan lalu menoleh pada Adis yang langsung membelalakkan matanya melihat Arsan.
"kamu......!"
ucap Adis dan Arsan bersamaan membuat Ibra menaikkan alisnya lalu terkekeh.
"hebat ya, belum apa apa kalian sudah kompak!"
ucap Ibra lalu menyuruh kedua nya untuk duduk.
"ini adik kamu...?"
tanya Arsan Menilik penampilan Adis yang tampak berbeda dengan sedikit make up.
"ya, ini adis adik ku, yang waktu itu aku ceritakan.."
Adis sendiri menganga tak percaya jika Pria yang di jodohkan dengan nya adalah pria yang kemarin berdebat dengan nya di jalan.
bersambung.
terimakasih sudah mampir..😍😍😍
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!