Di ruangan yang dingin karena AC itu seolah tidak berpengaruh terhadap kedua insan yang sedang melakukan kegiatan intens yang saling memberikan kenikmatan. Peluh keringat yang mulai keluar dari kening maupun bagian tubuh nya itu menjadi saksi bahwa kegiatan malam itu banyak mengeluarkan energi yang berlebihan. Apalagi suara- suara antara laki-laki dan wanita itu saling bersahutan. Dinding- dinding sebagai pembatas dan sekat diantara bangunan itu menjadi saksi bisu kegiatan mesum antara mereka.
Mereka adalah laki-laki dan wanita yang sama-sama telah berkeluarga. Namun hubungan terlarang keduanya seolah tidak mereka pedulikan. Bagi keduanya mereka saat ini saling membutuhkan. Keduanya terpaut rasa yang ingin segera mereka luapkan dalam penyatuan jiwa mereka. Saling bertukar saliva dan mencampurkan keringat diantara bagian tubuh nya yang keluar.
Ini bukan kali pertama mereka melakukan nya. Bahkan mereka sering melakukan hal itu saat weekend atau tuntutan hasrat mereka sudah tidak lagi terbendung. Keduanya sudah seperti saling membutuhkan. Awalnya mereka takut- takut untuk melakukan hubungan terlarang itu. Namun karena ketika pulang mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan atau tidak mendapatkan sesuatu yang membuat mereka puas, akhirnya mereka terdesak atas tuntutan kebutuhan itu.
Apakah mereka sama- sama memiliki rasa cinta? Cinta yang kedua kalinya setelah seseorang dari pasangan halalnya? Mungkin saja! Awalnya keduanya hanyalah bermain api saja. Bahkan lewat candaan keduanya akhirnya menjadi dekat satu dengan yang lain. Saling curhat dan berkeluh kesah akan pasangan nya yang memiliki kekurangan. Sampai akhirnya keduanya menjadi terbiasa dan ingin berjumpa. Rasa terbiasa akhirnya menjadi rasa suka dan sayang. Entah itu namanya karena mengikuti hawa nafsu belaka. Namun keduanya akhirnya sama- sama merasakan kerinduan yang membuncah. Menuntun keduanya dengan perjumpaan dan tidak sekedar melalui komunikasi ponselnya.
Di ruangan itu terlihat berserakan pakaian mereka. Entah siapa yang memulai nya pada akhirnya mereka mengikis sungkan dan enggan. Akhirnya saling meluapkan ke dahaga diantara mereka. Tanpa malu mulai saling menuntut yang lebih dan lebih. Apakah hubungan seperti ini membuat gejolak mereka semakin membara. Karena ada rasa takut karena hubungan disembunyikan. Takut ketahuan dari pasangan halalnya jika mengetahui dibelakangnya mereka menjalin hubungan terlarang dengan yang lainnya.
Saat ini giliran tubuh atletis dengan dada bidang membalikkan posisi nya. Awalnya sang wanita yang mengungkung laki-laki itu sampai sulit mengatur detak jantung nya. Kini giliran laki-laki itu mulai mengobrak-abrik wanita dibawahnya. Suara sumbang kembali menggema di ruangan kamar penginapan itu. Sampai akhirnya beberapa waktu lamanya laki-laki itu ambruk di atas tubuh wanita dalam pekikan yang sedikit ditahannya.
Senyuman keduanya terukir. Mereka saling berpelukan seolah besok enggan untuk kembali terpisah. Terpisah karena keduanya memiliki kehidupan Masing-masing. Tentunya bersama pasangan yang halal dan dalam ikatan yang sah secara hukum. dan agama. Sedang mereka? Hanya hubungan selingkuhan yang hanya sekedar selingan semata. Namun itu memiliki potensi yang merusak bangunan rumah tangga yang sudah mereka bangun keduanya.
" Besok aku kembali pulang! Mungkin dua minggu lagi kita berjumpa. Jangan rindu aku yah!" goda laki-laki itu.
" Aku akan selalu mengganggu kamu jika chat maupun panggilan telepon ku tidak kamu balas dan angkat." ancam si wanita. Laki-laki itu hanya terkekeh mendengar nya.
" Aku akan memupuk rindu itu untuk mu. Sampai temu itu akan meluapkan rasa ini. Di atas peraduan seperti ini." sahut laki-laki itu. Wanita itu seketika kembali mengungkung laki-laki itu dengan ciuman yang bertubi-tubi.
" Hai.. Hai.. beri aku waktu untuk bernafas!" protes laki-laki itu. Namun si wanita tidak mengindahkan ucapan laki-laki itu.
Aku seperti berlari sendiri,dan orang- orang hanya berdiri terpaku memandang kebodohan ku disini. Aku adalah seorang istri dan juga wanita karier. Waktuku banyak dihabiskan dengan kerjaan yang tidak henti.
Mungkin saja suamiku akan mengeluhkan semua ini,tapi semua ini untuk siapa lagi? Bukan untukku sendiri.
Luna, ,wanita itu masih disibukkan dengan tumpukan- tumpukan kertas yang harus ia tandatangani. Tentu saja harus ia koreksi dari setiap laporan- laporan yang masuk itu. Data- data yang diterima harus sesuai dengan real nya. Tampak Luna memijat pelipisnya sendiri. Kepalanya mulai berat dengan tumpukan kertas itu. Minggu depan ia harus keluar kota memenuhi segala kewajibannya. Hal ini pasti akan menimbulkan komplain lagi terhadap suaminya.
Kewajiban istri terhadap suaminya pasti akan diungkit- ungkit lagi. Hal inilah yang akan membuat beban pikirannya bertambah. Padahal ia kerja juga dinikmati bersama.
Luna mengemasi tumpukan map itu dan merapikannya. Ia akan menyelesaikannya di rumah. Diambilnya tasnya lalu melangkah ke parkiran dan masuk kedalam mobilnya.
Luna menjalankan mobilnya dan berhenti di rumah makan siap saji. Di Sana ia membeli beberapa bungkus makanan yang akan ia bawa pulang untuk suaminya di rumah.
Tidak berapa lama kemudian, telah sampai dirumahnya lalu memarkirkan mobilnya pelan- pelan ke garasi.
Luna masuk ke rumah. Belum ia dapati sosok suaminya yang tinggi besar itu. Rumah masih kosong tak berpenghuni. Anaknya lagi di rumah ibu mertuanya.
Luna membaringkan tubuhnya di kasur Spring Bed nya. Menikmati rileksasi nya sebentar. Sejenak melupakan kerjaannya yang masih belum terselesaikan. Sampai akhirnya Luna tertidur pulas
"Luna ,jika aku menikah lagi bagaimana pendapatmu?" kata Rodeo sambil membelai rambut Luna. Luna melotot tersentak kaget.
"Maksud kamu apa bang?" tanya Luna.
"Aku ingin punya anak dari keturunanku sendiri."
"Astagfirullah bang! , setelah sekian lama akhirnya kamu membahas ini bang."
"Aku berusaha menjadi istri yang baik untukmu dan anak kita walaupun bukan darah kita,tapi sekarang kamu mencari kelemahan ku yang tidak bisa memberikan anak untukmu."
"Maafkan aku Luna, kamu terlalu sempurna untukku tapi..."
"Abang ingin,aku mengijinkan Abang untuk nikah lagi?"
"Kalau aku gak mengijinkan, apa yang kamu lakukan bang?" sambung Luna gemetar sambil menahan tangisnya.
"Itu terserah kamu Luna, hak kamu sebagai seorang istri untuk menolak suaminya jika ingin nikah lagi."
"Lalu?"
"Kita cerai saja!"
"Bang?? Abang ingin menceraikan aku?"
"Selain aku tidak bisa memberikan keturunan,apa yang tidak Abang dapatkan dariku bang?" sambung Luna sambil menggigit bibirnya menahan getir dihatinya.
"Kamu terlalu sibuk dengan kerjaan mu, sehingga melupakan aku sebagai suamimu?"
Luna terdiam, pasrah dengan segala keputusan suaminya. Ia menyadari bahwa dirinya tidak sepenuhnya bisa melayani dengan baik suaminya. Memasakkan tiap hari,memberi perhatian ekstra, dan kewajiban istri di ranjang. Apa yang dia lakukan seolah salah,padahal semua yang ia kerjakan suami dan keluarga nya pun ikut menikmatinya. Kenapa mencari kesalahanku dari kelemahan- kelemahan ini.
"Besok kita urus perceraian kita, aku akan angkat kaki dari rumah ini." kata Rodeo sambil pergi berlalu meninggalkan Luna yang menangis histeris.
"Jangan Bang! ,beri aku kesempatan memperbaikinya."
"Bang!!!"
Luna terbangun dari tidurnya. Diusap lah peluh keringat diwajahnya. Luna bangkit dari tempat tidurnya dan melangkah mencari air minum. Rumah masih sepi dan suami serta anaknya belum kembali.
"Kenapa aku bermimpi seperti ini?" gumamnya
"Mungkin saja aku kecapekan dengan kerjaan ku dan pikiran yang tidak- tidak terbawa dalam mimpi, semoga hubunganku dengan suamiku baik- baik saja."
*******
.
Nama lengkapnya Luna Dirgantara. Dia lulusan Perguruan Tinggi ternama di Indonesia.Dia wanita pintar yang mandiri tanpa tergantung sepenuhnya pada suami.
Kebutuhan rumah tangga, hampir seluruhnya dia penuhi. Betapa beruntungnya suaminya,yang tidak punya beban yang berat untuk kebutuhan sehari hari dalam rumah tangganya. Dari token listrik, PDAM, susu anaknya,pembantu rumah tangga dan makan sehari harinya Luna lah yang membereskan semuanya.
Lalu apa yang dilakukan Rodeo, jika semua sudah dipenuhi Luna. Rodeo seorang makelar dan Pelatih beladiri secara private. Tidak heran jika keuangan yang dimilikinya jauh dari uang istrinya yang sebagai wanita karier yang mapan.
Seperti biasa hari Sabtu dan Minggu adalah waktu libur Luna. Hari itulah yang digunakan untuk berkumpul dengan keluarganya,suami dan anaknya.
"Besok,kita jalan yuk Yah, sekalian ajak Nanda ketempat Permainan anak anak usia dini" ajak Luna kepada Rodeo. Nanda adalah panggilan dari anak angkatnya yang nama panjangnya Ananda Rizki Anta.
"Jam 11 pagi yah Yah?" sambungnya lagi
Rodeo tampak masih sibuk memotong daun bonsai yang Ia bentuk sendiri.
"Boleh sayang,,," jawab Rodeo akhirnya dengan nada mesra.
"Ini Yah,kopi nya,dan ini brownis kesukaan Ayah" sambung Luna sambil menunjuk secangkir kopi dan kue di meja.
Luna adalah gadis yang lemah lembut polos dan sangat pengertian. Untuk ukuran istri,dia tidak banyak menuntut karena semua kebutuhan pribadi bisa dia atasi dengan sendirinya.
Mungkin yang dia butuhkan adalah sosok suami yang memberi kenyamanan,kedamaian dan pengertian karena dia setiap harinya waktunya banyak di tempat kerjanya. Dari jam 08.00 sampai jam 19.30. dan mungkin klo lagi nglembur sampai jam 22.00 wib. Belum lagi kalo dia harus dinas diluar kota. Makanya hari Sabtu n minggu, Rodeo berupaya selalu standby di rumah bersama Luna.
Rumah Mereka itu cukup besar dengan perabot rumah tangga yang mewah. Tepatnya Rumah itu adalah hasil kerja Luna. Iya, Luna yang lebih unggul dari segi materi.
Coba tanyakan kepada suami suami yang penghasilannya lebih rendah dibanding istrinya. Apakah mereka akan memanfaatkan situasi ini ataukah mereka merasa terhina atau tidak berguna?
Masing masing Pria mempunyai cara pandang sendiri. Jika ego nya lebih besar,mungkin ini akan menjadi bom waktu yang sewaktu waktu akan meledak,dan akhirnya mencari cari kelemahan dari istrinya yang sibuk dengan kariernya.
Padahal semua dilakukan untuk keseimbangan ekonomi keluarga.
Wanita yang berkarier, waktunya banyak diluar. Terkesan dia kurang memberi pelayanan yang maksimal kepada suaminya bahkan anaknya karena hanya Sabtu dan Minggu saja waktu yang longgar ia gunakan untuk menjadi selayaknya istri dan ibu dari anak nya. Tentu saja klo tidak dinas keluar kota, terkadang Sabtu Minggu pun ada kegiatan dinas keluar kota.
Pernikahan yang berbeda status ini, cukup rumit dilalui apalagi beda suku,watak dan kepribadian antara istri dan suami. Luna dengan temperamen lemah lembut tapi tegas sedangkan Rodeo dengan Keras tapi agak kasar.
Pernikahan mereka terjadi pun melewati jalan berliku juga. Entahlah, apakah mereka bisa saling melengkapi dan saling meredam ego masing masing. Kalau tidak, semua akan mencari cari celah kelemahan masing masing.
"Kurang gula yah Yah kopi nya?" tanya Luna
Rodeo pun tampak menyeruput kopi buatan Luna sambil memegang sebatang rokok ditangan kirinya.
"Ahhh...mantab Yang." jawabnya sambil tersenyum kecil memandang Luna di depan Rodeo duduk.
******
Jika harus memilih,mungkin Momo tidak menghendaki jadi orang ketiga dalam hubungan Rodeo dan Luna. Atau semua hanya sekadar kebetulan? Momo sudah tiga kali menjalin hubungan dengan suami orang. Semuanya sukses,istri dari orang yang dipacarinya tidak tahu tentang hubungan mereka. Entah dengan trik atau cara apa kok bisa naluri kewanitaannya seorang istri tidak jadi tajam.
Kepiawaian suaminya yang bisa menutupi segalanya atau Momo masuk diantara mereka dengan mendekati istri dari suami yang dipacarinya. Hubungan seperti ini menjadi sangat tantangan bukan? lebih tepatnya sangat sensasional.
"Bang kok gak dihabisi juz nya." tanya Momo sambil menyeruput juz mangga yang dipesannya di kafe kecil tetapi cukup ramai pengunjungnya.
" Lihat senyummu saja jadi dingin dan hilang hausnya."sahut Rodeo dengan nakalnya.
"Hadeuh, rayuan lelaki beristri." sambung Momo akhirnya.
Seketika mata Rodeo melotot, ada sedikit memerah wajahnya karena marah dan juga kaget dengan ucapan Momo.
"Yeah, gitu saja marah.jangan marah dong yang, cuma bercanda kok."sahut Momo akhirnya.
sambil mengelus punggung tangan kanan Rodeo di dekatnya.
"Lagian, mau juga dengan orang beristri." sahut Rodeo akhirnya dengan nada kesal.
"Eh, maaf maaf.. jangan marah beneran donk."sambung Momo agak khawatir.
"Gak enak di dengar tadi dek, bahasa mu tadi." kata Rodeo akhirnya agak kasar. Dia tidak biasa menyebut " kamu" pada Momo. Tapi ini keluar begitu saja di mulutnya.
"Lalu, dengan cara apa supaya bang Rodeo bisa memaafkan Momo? ." tanya Momo akhirnya.
"Tidak ada."sahut Rodeo seketika
"Yuk, cabut kita." sambung Rodeo akhirnya.
Lalu Rodeo keluar kafe kecil itu setelah membayar di kasir. Momo di belakangnya dengan tatapan nanar dan pasrah dengan sikap Rodeo yang dingin kepadanya. Di perjalanan keduanya diam satu sama lain. Momo tidak berani memulai pembicaraan dengan Rodeo. Rodeo masih saja diam membisu.
"Kemana kita? " tanya Rodeo akhirnya.
"Terserah abang!" jawab Momo seketika.
Entahlah mereka mau kemana karena mobil putih itu dari tadi putar balik tanpa ada tujuan yang jelas. Keduanya masih dingin. Rodeo dengan gayanya yang diam, keras dan besar egonya tidak kalah kakunya dengan Momo. Suatu ketika mobil putih itupun masuk di sebuah bangunan tinggi yang bertuliskan " Hotel Indah" . Lalu terparkir dengan rapi ditempat parkiran mobil di samping hotel mewah itu. Momo menatap Rodeo disampingnya dengan tajam.
"Turun! kata Rodeo akhirnya.
Lalu Rodeo masuk dan menuju tempat resepsionis yang ditunggu oleh dua wanita yang cantik dan berpenampilan rapi. Setelah mendapatkan kunci kamar, Rodeo menuju tempat kamar itu berada di dampingi oleh satu petugas. Momo hanya diam mengikuti Rodeo berjalan.
Keduanya sampai di kamar hotel itu. Kamar itu lumayan mewah dengan tempat tidur dan perabot yang super mewah. AC,Tv ,meja kecil,sofa kecil tersusun rapi didalam kamar itu. Mungkin hotel ini,masuk bintang tujuh hehe.
Entah apa yang dilakukan mereka berdua kalau menginap bersama di hotel seperti itu. Mereka adalah laki laki dan seorang perempuan yang dewasa sedangkan yang satu berstatus menikah yang satu lagi masih sendiri. Bisa dibayangkan bukan,jika laki laki dan wanita dalam satu ruangan yang berbeda dalam satu malam.
Perbuatan mereka,hanya Tuhan dan merekalah yang tahu. Pembaca dan penulis hanya bisa menebaknya saja. Karena hal ini hubungan yang tergolong masih terlarang,dinilai tidak etis dan tidak beradab.
Jalan di Persimpangan,mungkin suatu hari nanti ada keputusan yang terbaik diantara mereka. Mereka bertiga tentunya,Antara Rodeo, Luna dan Momo.
Lingkungan kita berkembang dari balita sampai dewasa,mempengaruhi paradigma serta kematangan watak kita. Tidak heran,seseorang akan melihat asal usul seseorang itu dari keluarga mana.
Momo, dia dari keluarga broken. Ayah Ibu nya cerai diusia dia masih duduk di bangku SMP. Ayahnya kawin lagi dengan wanita muda yang mengakibatkan Ibu kandungnya Momo tidak ingin dimadu.
Setelah ayahnya menikah lagi dengan istri mudanya, keluarga Momo jadi berantakan. Ekonomi Murat marit,kakak Momo jadi kerja sebagai pengganti tulang punggung keluarganya. Sedangkan ayahnya Momo dengan Istri mudanya tanpa kabar dan nafkah lagi untuk Ibu Momo serta anak anaknya.
Dalam Jiwa Momo bergejolak, amarah terhadap kelakuan ayahnya dia dengar. Nanar matanya menatap Ibunya yang kini sendiri menanggung 4 anak anak dari Ayah Momo. Momo anak ke 2 dari 4 bersaudara itu. Kakaknya yang lulusan SMA akhirnya ikut mencari uang sebagai penjaga Toko. Momo ada dendam dan amarah yang besar jika mengingat perihal apa yang menyebabkan ayahnya meninggalkan ibunya.
Ibunya sakit sakit an. Masalah kecantikan dan usia tidak lagi muda. Tetapi harus menerima perlakuan seperti ini diusia tua nya.
Kemarahan dan kekecewaan sikap ayahnya yang menelantarkan ibu dan saudara saudaranya lah yang membentuk pribadi Momo yang keras, dan penuh ambisius.
Selama Momo pacaran selalu dengan suami orang..Entah karena kebetulan atau memang target dia laki laki yang dewasa yang bersuami.
Dalam hubungan itu, semua belum sampai ketahap dinikahi. Semua berakhir dititik kejenuhan karena tidak ada keberanian keputusan untuk memilih segalanya. Bisa jadi, laki laki yang dipacari Momo masih main main karena suka sama sama suka.
Dalam hal ini, siapa yang dirugikan ? Momo nyatanya menikmati segalanya dengan enjoy, selama kebutuhan nya tercukupi dan bisa menyenangkan satu sama lain,hubungan mereka masih tetap bertahan.
Tentunya sifat kerahasiaan itu tidak terbongkar Istri maupun pihak yang lain yang merasa tidak diuntungkan.
Perilaku seperti ini,seperti halnya wanita simpanan yang belum dihalalkan. Kasihan, kalo kita nilai dari sudut pandang wanita. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, yaitu hamil.Apakah laki laki itu mau bertanggungjawab dengan semuanya? Kalau tidak? apa yang akan dilakukan Momo, jika hamil diluar nikah akan dialaminya?
Mungkin saja Momo tahu dan paham akan resiko yang akan terjadi padanya. Dan mungkin saja, Momo sudah membuat langkah langkah pencegahan agar hal itu tidak pernah terjadi. Kecuali Momo memang menginginkan hubungan yang lebih panjang dengan laki laki itu.
Hubungan yang bisa menjerat laki laki itu agar tidak pernah akan meninggalkannya. Seperti halnya ayahnya, yang berani mengambil keputusan meninggalkan istri dan anak anaknya demi wanita muda yang diinginkannya.
Latar lingkungan Momo seperti ini, bisa jadi mempengaruhi keputusan Momo untuk selalu mengganggu suami suami orang. Baginya ini adalah tantangannya.
Bisa merebut milik orang, apalagi mau meninggalkan istrinya. Ah bisa jadi kepuasan tersendiri wanita wanita seperti Momo. Apakah hidupnya tidak jenuh dan bosan dengan berbagi dengan orang lain. Setiap malam dalam kesunyian, kesepian, membayangkan orang yang dipacarinya bergumul ,bermesraan dengan istri dan keluarganya. Sedangkan dia, merasakan itu di sisa sisa waktu luang para pria pria itu.
Momo, inilah perjalanan hidup yang sudah kamu pilih. Dan resiko serta konsekwensinya sudah kamu tanggung. Keegoisan mu memecah ketenangan keluarga bahagia, menjadi hancur ditangani.
*******
Momo dan Rodeo sedang duduk santai di sofa kontrakannya yang letaknya tidak jauh dari sanggar binaan beladiri. Rodeo merubah posisi duduknya menjadi berbaring manja dipangkuan Momo. Keduanya seperti dimabuk asmara dan serasa dunia milik mereka berdua yang lain menjadi kecoa saja.
Romantika mereka menjadi buah bibir tiap mata yang melihat. Kenapa tidak? Rodeo sudah dikenal memiliki seorang istri. Tentu saja ini menimbulkan konflik yang cukup panjang jika tidak ada jalan penyelesaiannya.
Drama percintaan mereka bak sinetron Indosiar yang menguras air mata dan kesedihan. Bedanya ini tidak seperti itu. Tidak ada tangis dan air mata melainkan kegilaan.
" Apa kita seperti ini terus bang?"
" Hemm"
Tidak ada jawaban lain selain itu dari mulut Rodeo. karena untuk meninggalkan Luna itu tidaklah mungkin dan untuk menikahi Momo pun perlu seribu kali mikir lagi. Lalu kenapa hubungan itu terjalin jika tidak berani melangkah lagi. Mereka seperti berdiri ditempat tanpa pergerakan, menikmati masa berdua tanpa memikirkan hari- hari esok nantinya.
" Abang seneng gak kalau sama Momo seperti ini?" tanya Momo.
" Ya seneng dong,masak enggak?" sahut Rodeo.
" Sayang gak sama Momo?" tanya Momo. lagi.
"Sayang.....banget...banget...." sahut Rodeo.
" Lalu? kapan Momo dapat pengakuan itu?"tanya Momo
" Hah?" Rodeo terkejut.
Hanya itu yang bisa dijawab Rodeo karena baginya dia berdiri di persimpangan jalan yang tidak bisa menentukan jalan mana yang akan ia pilih. Kebimbangan didalam hati kecilnya, hanya dia sendiri yang bisa menyelesaikannya.
Apa yang tidak ia dapatkan dari sosok Luna,sehingga Rodeo mencari sosok Momo dalam kehidupannya. Apakah kesepiaan nya atau dia ingin dihargai sebagai laki- laki yang bisa menafkahi seorang istri atau wanita?
" Bang, aku perlu beli kosmetik yang bikin kulitku halus bang." kata Momo
" Gampang, nanti Abang kasih duitnya!" ucap Rodeo.
" Terimakasih banyak,Abang memang nomer satu." sahut Momo sambil membelai rambut Rodeo pelan.
Berbeda dengan Luna, Luna hampir tidak pernah meminta uang bulanan atau sekedar minta uang untuk beli susu anaknya. Luna lebih sering menggunakan uangnya untuk memenuhi segala kebutuhan dan keperluan kecil seperti itu. Baginya itu uang yang tidak seberapa.
" Malam ini kita jalan- jalan yuk!" ajak. Momo.
" Mau kemana?"tanya Rodeo.
" Nonton lah bang!" ucap Momo.
" Nonton apa? bagus nonton di rumah saja." kata Rodeo.
" Ahh Abang gak gaul!" sahut Momo.
" Abang maunya digauli sic." ujar Rodeo mulai mesum.
" Maunya Abang!" kata Momo dengan gaya menggoda.
Kemanjaan Momo dan ketergantungan Momo terhadap Rodeo membuat benang- benang itu terikat erat. Berbeda dengan Luna, ia lurus- lurus saja tanpa trik dan keromantisan yang dibuat- buat.
" Bagi abang, Momo membosankan tidak?"tanya Momo.
" Ya tentu tidak lah sayang."sahut Rodeo.
" Momo keras kepala tidak?"tanya Momo lagi.
"Tentu tidak lah sayang! pokoknya Momo paling baik sedunia dan cantik nya bak bidadari dari surga." gombal Rodeo.
" Tetapi,kenapa banyak orang yang tidak suka dengan Momo?" ujar Momo.
" Hemmm..mungkin saja orang iri dengan kecantikan Momo, ya kan?" kata Rodeo.
" Iya betul juga ya Bang?" sahut Momo.
" Sudah...sudah jangan mikir yang tidak tidak, yang penting kita bisa selalu bersama." kata Rodeo.
" Iya, sayang sekali dengan Abang."
Karena cintanya yang besar terhadap orang tidak bisa melihat sekecil apapun keburukan orang itu. Demikian juga dengan Benci. Sebenci apapun orang terhadap kita,tidak mampu memandang kecil kebaikan yang kita berikan.
Dalam hal ini tidak ada nilai mendidiknya jika sudah menyukai secara berlebihan. Penilaian orangpun tidak akan didengarkan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!