NovelToon NovelToon

HANYA DEMI UANG

KELUARGA PITER

Keluarga Piter terkenal di dunia bawah tanah dan juga di dunia bisnis. Tidak ada yang berani menyinggung keluarga Jupiter bahkan berani macam- macam dengan salah satu anggota Piter. Sedikit membuat mereka tersinggung akan berbuntut panjang.

Keluarga Piter memiliki lima anak dan semua nya adalah laki-laki. Kelima tuan muda dari keluarga Piter itu saling berlomba-lomba memperebutkan kekuasaan. Belum ada pembagian atas beberapa perusahaan yang dimiliki oleh Tuan Besar Piter. Semua kepemilikan dari perusahaan- perusahaan yang dimilikinya masih nama besarnya. Walaupun tiap-tiap bulannya kelima anak laki-laki nya sudah mendapatkan uang jajannya karena masing-masing sudah memegang jabatan dan kendali ke tiap-tiap bagian-bagian perusahaan yang dimiliki oleh papi nya.

Siapa saja kelima putra dari keluarga Sultan itu? Mereka masing-masing adalah Bramantyo Piter, Satria Piter, Sudra Piter, Hanom Piter dan Raja Piter. Papi mereka sendiri dipanggil Orang-orang dengan Tuan Besar Piter ataupun Pak Piter. Papi Piter memiliki seorang istri syah dan mereka mami dari kelima laki-laki yang semua nya sudah dewasa itu bernama mami Egi.

Kelima laki-laki putra dari Papi Piter sementara ini masih kompak dan rukun walaupun terkadang berbeda pendapat maupun beda dalam gaya dan hobi. Namun ketika salah satu dalam masalah mereka sama- sama kompak menyelesaikan masalah bersama-sama apalagi jika sudah menyangkut dan menyinggung keluarga besar Piter. Mereka akan sama- sama membunuh sekecil apapun kutu yang membuat gatal kepala.

Suatu hari Pak Piter mengumpulkan kelima anak- anaknya yang semua nya masih belum melepaskan masa lajangnya. Kelima anak laki-laki Pak Piter masih menikmati dunia kebebasannya sebagai anak laki-laki yang masih bujangan dan belum terikat oleh tanggung jawab sebagai laki-laki yang sudah beristri. Kelima nya juga memiliki ketekunan dan otak berbisnis mewarisi Pak Piter yang pekerja keras dan percaya diri akan kesuksesan yang selalu di depan mata.

Kelima anak laki-laki Piter memiliki perilaku dan gaya hidup yang berbeda-beda. Walaupun mami Egi selalu melakukan pendekatan kepada putra- putranya agar bisa bertanggungjawab sebagai seorang pria. Namun kelima putra nya sudah dewasa dan berhak menentukan pilihan hidup dan kesenangan nya. Kekayaan yang mereka miliki tidak membatasi mereka untuk berfoya-foya bersama kawan- kawannya. Dunia bawah tanah dan dunia bisnis seiringan menjadi kekuatan mereka untuk mempertahankan perusahaan- perusahaan besar.

Ketika mereka berkumpul di rumah kediaman Pak Piter itu Pak Piter membahas keinginan terbesar nya saat ini bersama istri tercintanya mami Egi. Bersama pengacara pribadi di keluarga nya Pak Piter ingin menyampaikan surat warisan kepada kelima putra nya. Pak Piter akan membagi kepemilikan dari beberapa perusahaan besar di dalam negeri maupun di luar negeri kepada kelima putra nya, Namun itu semua harus ada syaratnya.

Isi surat warisan telah di baca dan diuraikan oleh pengacara di keluarga Piter, pengacara pribadi keluarga Piter itu bernama Pak Simon. Kelima putra laki-laki Pak Piter sejenak mulai berpikir akan syarat yang diajukan papi Piter. Namun ada anak papi Piter yang terlihat santai saja dan tidak perduli dengan surat warisan yang sudah ditetapkan tersebut.

Surat warisan itu memiliki tenggat waktu selama setengah tahun dari pembuatan surat warisan tersebut. Jika kelima atau salah satu putra Pak Piter gagal dalam memenuhi syarat yang diajukan dalam isi surat warisan tersebut, aset dan kepemilikan yang sudah di bagikan akan kembali ke tangan Pak Piter.

Pak Piter dan Mami Egi sebenarnya sudah menuntut putra- putranya untuk segera melepaskan masa lajangnya dan sudah sangat ingin memiliki cucu- cucu dari anak-anak nya. Pak Piter dan mami Egi tidak ingin menjodohkan kelima putra nya kepada beberapa anak dari kolega nya. Pak Piter dan mami Egi ingin kelima putra nya menentukan calon istri dan pendamping hidupnya sesuatu pilihan hatinya.

Kelima putra Pak Piter, saat ini sudah mulai memikirkan calon pendamping nya masing-masing. Waktu yang diberikan oleh Pak Piter adalah setengah tahun dari pembuatan surat warisan tersebut dan dalam setengah tahun itu mereka harus menemukan dan menetapkan pasangan hidup nya dan harus melepaskan masa lajangnya.

" Ini syarat yang sangat aneh loh, papi, mami! Aku paling tidak suka terikat dengan status pernikahan." ucap Bramantyo, anak pertama dari Pak Piter.

" Syarat ini sangat mudah sekali! Aku bahkan bisa mendapatkan lebih dari satu istri kalau mau." kata anak ke dua dengan penuh kesombongan, Satria.

" Aku paling tidak suka di kasih deadline dalam mencapai target. Apalagi ini target untuk mendapatkan wanita yang akan dijadikan seorang istri. Hadeuh! Ini tidak lucu!" umpat Sudra, anak ke tiga Pak Piter.

" Padahal aku ingin bebas dan bergonta-ganti dengan wanita di setiap malam- malam panjang ku. Apakah aku harus makan nasi saja setiap hari tanpa ada variasinya. Ini seperti monoton memakan satu jenis makanan jika aku harus terikat dengan satu wanita dan itu satu istri saja. Menyebalkan!" kata Hanom dengan gusar.

" Aku tidak perduli dengan warisan papi! Tanpa memegang perusahaan besar itu aku masih memiliki bisnisku sendiri. Walaupun tidak sebesar perusahaan- perusahaan milik papi Piter. Aku tidak perduli! Aku masih belum memikirkan wanita. Wanita itu sangat membosankan apalagi jika sudah cerewet dan suka merajuk. Halah, benar-benar menyebalkan sekali." ucap Raja.

Pak Piter dan Mami Egi tersenyum lebar melihat reaksi kelima putra- putra nya.

" Tapi kalau kalian semua menyayangi mami, kalian harus segera menikah dan memberikan cucu kepada mami dan juga papi. Apa kalian ingin melihat mami dan papi meninggal sebelum melihat kalian melepaskan masa lajang kalian." ancam mami Egi. Bramantyo memeluk mami nya itu yang sangat pandai berakting jika sudah manja di dengan kelima putra nya.

" Benar kata mami kamu! Papi juga ingin melihat calon istri kalian secepatnya. Yang penting baik dan menyayangi papi dan mami. Tidak karena harta dan kekayaan yang kalian miliki. Oke?" sahut papi Piter. Kelima putra Pak Piter mulai berpikir.

" Benar kata papi! Wanita-wanita sekarang ini melihat harta dan kekayaan laki-laki. Wanita matre!" sahut Sudra. Raja menarik nafasnya dengan kasar.

" Apa diantara kalian sudah ada yang memiliki pacar, nak?" tanya mami Egi. Kelima putra nya menggelengkan kepala dengan kompak. Papi Piter menepuk jidatnya.

" Kalian sudah dewasa dan berumur. Wajah kalian tidak ada yang jelek. Bodi kalian juga tidak kalah seperti aktor-aktor di televisi. Apa kalian tidak bisa menentukan satu wanita untuk diajak serius dan dijadikan istri?" ucap Pak Piter geram.

" Banyak wanita-wanita yang selalu mendekati kami, papi! Tapi mereka semua mendekati kami lantaran kami memiliki kekuatan, kekuasaan dan kekayaan itu. Kami melihat di mata wanita-wanita itu bukanlah wanita rumahan yang bisa diandalkan sebagai seorang istri seperti mami kita ini." kata Satria. Mami Egi membuka kedua tangan nya memeluk putra nya itu.

" Pokoknya hanya mami Egi lah, wanita yang terbaik buat kami." sahut Satria sambil mencium mami nya dengan manja. Pak Piter jadi sewot dengan tingkah anaknya.

" Satria! Kamu sudah berapa wanita-wanita yang bersama kamu di setiap malam panjang mu, hah? Sampai kapan kamu serius dan bermain dengan wanita- wanita seperti itu?" kata Pak Piter emosi.

" Mereka dengan senang hati mendatangi aku, pi! Aku tidak mungkin menolak dong!" bela Satria. Mami Egi mengusap punggung putra nya itu dan mulai memberikan ceramahnya. Sidra? Hanya sesaat mendengar dan menyimak dengan serius ceramah dari. mami nya. Walaupun setelah itu Satria akan kembali melakukan gaya hidup yang penuh kebebasan nya. Bercinta karena suka sama suka setelah itu kembali ke dunianya masing-masing.

BRAMANTYO PITER

Bramantyo. Putra pertama dari tuan besar Piter dan mami Egi. Memiliki usaha atau bisnis sendiri di bidang hiburan. Bramantyo memiliki rumah produksi dan dunianya bergelut serta dikelilingi oleh banyak artis, aktris yang ingin secepatnya melejit dan tenar.

Di balkon villa kamarnya, Bramantyo sudah duduk santai ditemani kedua wanita nya. Mereka sedang menikmati malam panjang di villa pribadinya Bramantyo. Beberapa botol- botol kosong berserakan beserta kulit kacang dan camilan lain di atas meja itu. Kedua wanita dekat Bramantyo begitu lihai menemani dan menghibur Bramantyo. Mereka benar-benar pahan dan tahu benar akan kesenangan Bramantyo. Menemani tuan mudanya dalam menghabiskan minuman kerasnya.

Tawa canda nyaring terdengar di luar kamar itu. Akhirnya Bramantyo sudah mulai menyerah untuk menghabiskan beberapa botol yang masih penuh isinya dengan minuman. Bramantyo mengusir dua wanita nya untuk keluar dari kamar pribadinya itu. Bramantyo ingin beristirahat.

" Kalian keluarlah!" usir Bramantyo kasar. Dua kawan wanita nya itu dengan wajah kecewa akhirnya keluar dari kamar Bramantyo. Padahal kedua wanita itu berharap bisa menemani Bramantyo dengan senang hati menghabiskan malam panjang bersama di kamar itu.

Bramantyo tersenyum sinis ketika salah satu kawan wanita nya itu berusaha menggoda nya.

" Kalian cepat keluar dari kamarku! Malam ini aku tidak ingin bersama kalian!" seru Bramantyo dengan kasar. Tangan nakal wanita itu yang sudah mengusap dada Bramantyo ditepis dengan kasar oleh Bramantyo. Kedua kawan minum Bramantyo yang berjenis kelamin wanita dengan berpakaian sangat terbuka itu akhirnya terpaksa keluar dari kamar pribadi Bramantyo. Dengan wajah kecewa mulutnya ngedumel karena kedua wanita itu sudah mulai mabok dan ingin bercengkrama dengan salah satu tuan muda dari keluarga ternama itu, Keluarga Piter.

Setelah kepergian dua wanita yang menemani Bramantyo minum itu, Bramantyo melepas kemejanya hingga dirinya kini bertelanjang dada. Celana panjangnya pun sudah dilepaskan nya. Bramantyo kini hanya menyisakan boxer nya di kamar pribadinya sendiri. Bramantyo mulai menjatuhkan tubuhnya di atas ranjangnya. Hari ini Bramantyo ingin rileks dan menikmati tidurnya seorang diri.

Beberapa hari ini banyak permasalahan pribadinya dan juga masalah bisnisnya yang menguras energi dan emosinya untuk banyak berpikir. Bramantyo merasa kurang beristirahat. Dirinya ingin tenang. Ditambah tekanan dari papi, mami nya untuk segera menikah dan mencari pasangan serius untuk dijadikan seorang istri. Padahal Bramantyo benar-benar sangat malas jika harus memiliki status hubungan yang terikat seperti itu. Mencari istri yang benar-benar baik dan mengerti akan dirinya, bagi Bramantyo itu sangat sulit. Bahkan hal ini lebih mudah mencari duit dari pada mencari istri yang benar-benar bisa memahami dan pengertian akan dirinya. Minimal Bramantyo bisa mendapatkan wanita yang baik itu seperti mami nya. Mami nya lah yang dianggap Bramantyo adalah wanita yang sangat pengertian dan tidak aneh- aneh serta tidak banyak menuntut kepada papinya.

Bramantyo sudah mulai memejamkan matanya. Hingga dirinya sudah terlihat lelap dalam mimpi nya di malam itu. Di villa pribadi milik Bramantyo itu, Bramantyo sesaat melepas penatnya. Sebagai anak pertama, Bramantyo harus bisa diandalkan baik materi, cara berpikir, kemandirian dan bisa melindungi keluarga besar nya. Walaupun papinya memiliki banyak bodyguard yang siap menjaga dan melindungi keluarga nya dari ancaman dan teror baik di dunia bisnis maupun dunia bawah.

******

Ketukan pintu kamar Bramantyo terdengar. Namun Bramantyo masih terlelap dalam tidur nya. Pintu itu dibuka oleh asisten pribadi Bramantyo yang bernama Yoyo. Yoyo sudah dianggap orang terdekat Bramantyo karena ketika Bramantyo pergi kemana pun, Yoyo selalu ikut mendampingi.

" Tuan muda pasti banyak minum tadi malam." pikir Yoyo sambil merapikan ruangan kamar itu. Yoyo mulai merapikan selimut yang dipakai Bramantyo kembali menutupi bagian tubuh Bramantyo yang terlihat jantan dan menantang. Yoyo menelan ludahnya. Dia sebagai laki-laki saja sangat terkesima dengan bodi kekar dan atletis dari tuan mudanya itu. Apalagi wanita-wanita yang melihat nya. Pasti dengan sangat rela dan ikhlas menyerahkan semuanya pada tuan mudanya. Rela tidur bersama tuan muda nya dengan senang hati.

Yoyo sibuk membersihkan kamar tuan mudanya itu. Lalu mulai menyiapkan hidangan di atas meja kamar itu. Jika sewaktu-waktu tuan mudanya bangun bisa langsung menyantap makanan yang sudah ia siapkan. Biasanya karena tidur nya yang lama akan membuat tuan mudanya menjadi merasakan lapar.

Yoyo mulai membuat kopi sendiri dan setelah itu duduk di luar kamar pribadi tuan mudanya. Yoyo akan menunggu sampai tuan mudanya bangun dari tidurnya.

*******

Di luar kamar itu Yoyo bersama seorang gadis duduk menunggu Sampai Bramantyo terbangun. Gadis yang sangat cantik dan memiliki paras yang tidak membosankan. Yoyo terkesima melihat gadis itu. Namun Yoyo tidak berani menatapnya lama. Dia mungkin saja salah satu wanita nya milik tuan mudanya.

" Wanita ini terlihat masih polos. Dia seperti nya sangat lugu. Penampilan nya sederhana dan tidak menunjukkan glamor. Kenapa dia mencari tuan muda Bramantyo?" pikir Yoyo. Akhirnya Yoyo mulai mengajukan pertanyaan pada gadis yang mencari tuan mudanya.

" Jadi, kamu disuruh datang ke villa ini?" tanya Yoyo. Gadis itu menganggukkan kepala pelan.

" Apakah kamu artis atau model?" tanya Yoyo sangat kepo.

" Model sekaligus artis." sahut gadis itu.

" Siapa nama kamu?" tanya Yoyo.

" Aku? Aku Yurika." jawab gadis itu dengan tersenyum manis. Kini dia mulai gelisah melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan nya. Yoyo mengamati gadis itu yang kini mulai gelisah.

" Ada janji?" tanya Yoyo. Gadis itu mengangguk lesu.

" Ada jadwal pemotretan atau suting lagi?" tanya Yoyo.

" Tidak! Hari ini libur syuting. Sutradara sengaja memberikan aku libur kepadaku sehari untuk menjumpai produser ini." kata Yurika. Yoyo mulai manggut-manggut tanda mengerti.

" Tuan muda Bramantyo?" Apakah kamu sudah mengenal nya?" sahut Yoyo. Yurika menggelengkan kepala cepat.

" Oh, tuan muda ku ini bernama Bramantyo. Selain buruk rupanya, dia cacat. Tuan mudaku ini bertemperamen emosian. Jadi aku sarankan lebih baik kamu kembali pulang." kata Yoyo. Yurika menyimak dengan serius. Di balik pintu itu, Diam-diam Bramantyo mendengarkan kebohongan asistennya. Bramantyo menahan amarahnya.

" Aku? Buruk rupa dan cacat. Serta mudah emosian? Yoyo benar-benar minta di hajar." batin Bramantyo geram.

" Tetapi sutradara menyuruhku menemui pak produser." sahut Yurika.

" Memangnya kamu disuruh ngapain untuk menemui Pak Produser?" tanya Yoyo berusaha ingin tahu.

" Aku tidak tahu! Aku hanya mengikuti perintah saja." sahut Yurika. Yoyo mengerutkan dahinya tidak percaya.

" Aku beritahu kepadamu yah, nona! Jika kamu disuruh datang ke tempat villa atau hotel seperti ini. Itu artinya kamu disuruh melayani seseorang dan bermain dengan nya." jelas Yoyo.

" Maksudnya?" tanya Yurika bego. Yoyo tambah geram dan kesal.

" Astaga! Masa kamu tidak paham kata- kata aku sih? Kamu disuruh melakukan hubungan badan dengan pak produser itu. Jadi aku sarankan kamu pulang saja." kata Yoyo. Yurika ketakutan.

"Apa? Jadi?" sahut Yurika.

" Kamu ini model dan artis. Masa hal sepele seperti ini tidak paham sih. Di dunia hiburan hal ini sudah biasa. Setelah kamu melakukan itu, kamu akan mendapatkan uang yang banyak." jelas Yoyo.

" Jadi? Ini yang dikatakan sutradara, kalau aku akan mendapatkan uang tambahan yang banyak itu?" sahut Yurika. Yoyo malah melongo saja.

" Jadi kamu benar-benar tidak paham akan tugas dan apa yang akan kamu lakukan disini?" tanya Yoyo.

" Iya! Aku hanya butuh uang yang banyak untuk biaya berobat ibu aku." jelas Yurika. Yoyo mulai paham.

" Hadeuh! Jadi gimana?" tanya Yoyo. Yurika bingung.

"Apakah kamu benar-benar ingin menjumpai tuan muda ku yang super jelek, cacat dan mudah emosian itu?" tanya Yoyo lagi. Yurika mengangguk pelan.

" Demi uang itu, dan demi kesembuhan ibu aku. Aku harus melakukan ini." terang Yurika. Yoyo menatap gadis itu yang seketika sedih dan muram.

" Baiklah! Jadi kamu. masih virgin?" tanya Yoyo lagi. Dan Yurika mengangguk pelan. Yoyo tersenyum lega.

" Wah, tuan muda harus bertemu dengan gadis ini. Sepertinya dia sangat baik dan menyayangi ibunya." pikir Yoyo lalu mulai melangkah menuju kamar tuan mudanya.

BRAMANTYO PITER 2

Yoyo masuk ke dalam kamar pribadi tuan muda Bramantyo. Dengan membawa segelas kopi cappucino, Yoyo percaya diri masuk ke kamar tuan mudanya itu. Niat utama nya segera ingin menyampaikan kepada tuan mudanya bahwa ada seorang gadis muda dan masih segar mencari dan menunggu nya di depan.

Bramantyo duduk di kursi balkon kamarnya. Dari balkon itu, Bramantyo menatap pemandangan jauh ke. depan. Badannya masih lesu dan pegal- pegal. Semalam seperti nya Bramantyo banyak sekali minum di tambah lupa makan malam. Bramantyo mungkin saja masuk angin. Bramantyo menyuruh Yoyo, sang asistennya untuk memijat kepalanya yang masih pening. Yoyo merasa kasihan kepada gadis itu yang sudah lama menunggu Bramantyo di depan.

" Tuan muda, ada gadis muda beliau serta cantik mencari tuan muda. Dia sudah ada di depan kamar villa ini menunggu tuan muda." ungkap Yoyo. Bramantyo mendengus kesal.

" Baiklah, suruh dia masuk!" perintah Bramantyo. Yoyo bergegas keluar dari kamar villa Bramantyo dan mencari gadis yang sudah menunggu lama di luar kamar Bramantyo.

Gadis itu masih duduk di kursi depan kamar villa milik Bramantyo. Yurika menghabiskan minumannya setelah melihat Yoyo datang menghampiri nya.

" Bagaimana bang?" tanya Yurika sambil berdiri dan merapikan pakaian nya.

" Kamu disuruh masuk sekarang!" jawab Yoyo. Yurika tersenyum lega.

" Ayo aku antar kamu menemui tuan mudaku. Tapi ingat! Kamu tidak boleh jijik melihat keburukannya dan kondisinya yang cacat." ucap Yoyo. Yurika mengangguk cepat.

" Tentu saja, bang!" sahut Yurika lalu mengikuti langkah Yoyo masuk ke kamar pribadi di villa itu. Mereka menuju balkon kamar villa itu, dimana Bramantyo duduk sendiri di sana.

" Tuan muda Bramantyo, ini gadis yang mencari tuan." kata Yoyo setelah bertemu dengan tuannya. Yurika melongo, namun juga sedang meneliti.

Yurika masih melihat punggung Bramantyo itu. Yurika masih menganggap kalau laki-laki yang akan ditemui nya itu cacat kaki atau mengalami kelumpuhan. Yoyo lah yang memberitahu nya. Wajahnya buruk rupa, namun Yurika belum bisa menatap wajah laki-laki yang dimaksudkan.

" Tinggalkan kami berdua! Kamu bisa ambilkan mobil ku yang putih sport itu di bengkel." suruh Bramantyo. Yoyo menarik nafasnya.

" Kenapa? Apa ada masalah?" tanya Bramantyo seperti melihat Yoyo enggan pergi.

" Tidak tuan muda!" sahut Yoyo menyembunyikan rasa malasnya jika harus ke bengkel dan meninggalkan tuan mudanya lagi. Dan bolak-balik dari puncak villa itu ke pusat kota yang jaraknya lumayan jauh. Bukannya di sini sudah ada mobil yang lain? Kenapa harus bolak-balik ke pusat kota hanya mengambil mobil itu. Nanti ketika pulang dan kembali ke kota sekalian kan bisa. Kalau seperti ini dan Yoyo ke bengkel harus naik angkot atau naik ojek.Yoyo akhirnya keluar dari kamar itu meninggal Bramantyo dan Yurika di sana.

" Siapa nama kamu?" tanya Bramantyo tanpa melihat wajah Yurika. Yurika masih berdiri di belakang Bramantyo dan masih bisa menatap punggung yang lebar milik Bramantyo.

" Yurika tuan muda!" sahut Yurika.

" Oke? Kamu pijitin kepala aku sekarang!" suruh Bramantyo. Yurika dengan cepat mendekati Bramantyo dan memposisikan dirinya di belakang Bramantyo. Yurika mulai memijat pelipis dan Kepala Bramantyo. Bramantyo memejamkan matanya menikmati pijatan dari tangan milik Yurika.

" Sedikit keras!" perintah Bramantyo. Yurika mulai memijat dengan keras sesuatu instruksi Bramantyo. Bramantyo mulai mendesis ketika tekanan itu pas ke urat yang sakit.

" Kamu datang ke mari, siapa yang menyuruhmu?" tanya Bramantyo walaupun dia sudah tahu siapa yang menyuruh Yurika itu datang menemuinya. Sahabat dekatnya, Joan telah menghubungi dirinya dan menawarkan gadis yang masih perawan dan sedang butuh uang banyak. Seorang model dan aktris pendatang baru dan baru bergabung di pembuatan film dan mendapatkan peran pengganti.

" Dari sutradara Joan!" sahut Yurika singkat. Bramantyo mendengus saja.

" Berapa umur kamu?" tanya Bramantyo.

" 20 thn!" jawab Yurika singkat. Bramantyo tersenyum dan mulai penasaran wajah gadis itu. Di suruh nya Yurika berdiri di depannya. Yurika mulai mengikuti perintah Bramantyo namun Yurika masih menundukkan kepalanya dan takut menatap wajah Bramantyo.

" Cantik dan manis. Wajah yang tidak bikin bosan jika melihat nya. Usia yang masih sangat muda dan terpaut sangat jauh sekali dengan aku." pikir Bramantyo sambil melihat ke wajah Yurika dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Bramantyo saat ini sudah berkepala tiga. Itu artinya Bramantyo sudah matang sebagai laki-laki dewasa. Seharusnya Bramantyo segera menikah dan melepaskan masa lajangnya. Karena Bramantyo masih malas untuk memliki hubungan yang terikat dalam pernikahan itu, Bramantyo masih enggan menjalin hubungan serius dengan seorang wanita. Hubungan yang dijalani oleh Bramantyo hanyalah hubungan satu malam yang setelah malamnya melepas dan menikmati malam panjang bersama di peraduan setelah itu lepas dan tanpa ada lagi hubungan yang diulang. Hubungan tanpa komitmen. Bahkan semua hubungan itu terjadi karena transaksi jual dan beli.

" Angkat wajah kamu dan lihat aku!" suruh Bramantyo masih dengan posisi nya yang duduk di kursinya. Yurika memberanikan dirinya mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Bramantyo. Laki-laki yang katanya memiliki wajah yang buruk rupa dan cacat. Namun Yurika sedikit terkejut dan terpesona dengan wajah laki-laki di depannya yang begitu tampan, wajah yang dewasa, rahang yang keras dengan bidang dada yang lebar. Bramantyo memiliki tubuh bersih dan putih terawat.

" Kenapa? Kamu terpesona dengan aku?" tanya Bramantyo sambil tersenyum. Yurika bersemu merah wajahnya.

" Kamu berumur 20 tahun. Sedangkan aku saat ini berumur 35 tahun. Jarak yang cukup jauh usia kita, bukan?" ucap Bramantyo.

" Tapi tuan muda terlihat masih sangat muda. Jika tuan muda tidak menyebutkan umur tuan tadi, saya berpikir tuan muda sebaya dengan saya." sahut Yurika.

" Apakah kamu sedang ingin merayu aku?" kata Bramantyo kini mulai berdiri dan mendekati Yurika. Yurika mulai berdegup kencang jantungnya karena Bramantyo mendekati Yurika sangat dekat. Terlebih lagi, Bramantyo bertelanjang dada dan hanya mengenakan boxer nya. Tubuh seksi dan tonjolan di bagian inti itu terlihat jelas. Sungguh-sungguh menantang dan membuat air liur Yurika keluar.

" Ti.. ti.. tidak tuan muda! Tuan muda terlihat muda sekali. Sungguh!" sahut Yurika kini mulai gugup.

" Sialan bang Yoyo! Dia memberikan informasi yang palsu dan bohong. Katanya tuan mudanya buruk rupa dan cacat. Ini? Dia bahkan sangat tampan dan begitu kuat dan sehat. Apanya yang cacat?" batin Yurika.

Bramantyo mengangkat dagu Yurika. Yurika membulat bola matanya menatap wajah tampan milik Bramantyo yang begitu dekat di wajah nya.

" Kamu masih sangat beliau dan muda. Apakah kamu ingin uang yang banyak? Untuk apa?" tanya Bramantyo. Yurika seketika ingat kalau ibunya saat ini harus segera membutuhkan dana yang banyak untuk biaya pengobatan nya di rumah sakit. Yurika mulai berkaca- kaca matanya. Namun Yurika tidak ingin menunjukkan kesedihan itu kepada Bramantyo.

" Aku butuh tas, sepatu, baju dan juga perhiasan yang mahal-mahal. Semua aku butuhkan untuk modal aku di dunia hiburan." bohong Yurika. Bramantyo tersenyum sinis.

" Apakah wanita hanya menyukai hal itu saja?" sahut Bramantyo. Kini jari Bramantyo mulai bermain di bibir tipis Yurika. Yurika mulai menghangat darahnya. Yurika seperti merasakan aliran darahnya berdesir kencang. Detak jantung nya semakin berirama dengan kencang. Yurika memejamkan matanya dan sedikit membuka mulutnya ketika Bramantyo kembali mengangkat dagunya. Bramantyo tersenyum dengan reaksi Yurika seolah siap dengan serangan nya. Namun Bramantyo seperti enggan menjamah gadis yang masih polos dan belia itu. Bramantyo seperti sedang bermain dengan adiknya. Walaupun Bramantyo tidak pernah memiliki adik seorang wanita. Keempat adiknya adalah laki-laki semuanya.

" Kamu pulanglah! Nanti aku akan mentransfer dana yang kamu mau. Oke?" ucap Bramantyo. Yurika seperti kecewa tidak ada ciuman dan sentuhan lain yang ia rasakan. Padahal dirinya sudah siap jika harus melakukannya. Apalagi pria ini adalah pria yang tampan dengan badan yang bagus menggoda.

" Ta ta tapi, aku belum melakukan apa pun kepadamu tuan muda." ucap Yurika. Bramantyo seketika tertawa terbahak- bahak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!