NovelToon NovelToon

CINTAI AKU OM !!!

Prolog

Niken Anjani Mahendra,biasa dipanggil Niken.Usianya baru menginjak 16 tahun,Niken adalah anak tunggal dari pasangan Lidya Natali dan Frans Mahendra.

Meskipun usianya masih tergolong sangat muda, namun Niken memiliki tubuh yang proposional. Berkulit putih,dan mempunyai tubuh padat berisi,semua orang yang melihatnya pasti tidak akan menyangka kalau dia adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang masih duduk di bangku SMP, ia mempunyai sahabat bernama Windy Lestari dan Putri Ramadhani, mereka sudah lama berteman, bahkan sejak dari sekolah dasar, hingga tak sengaja, saat memasuki sekolah menengah pertama mereka dipertemukan kembali, dan disitulah mereka semangkin dekat dan akrab.

*

Rayendra Pramuja, seorang pria dewasa berusia 28 tahun,walaupun usianya terbilang matang,tapi banyak orang yang bilang kalau wajahnya terlihat seperti pemuda berusia 24 tahun. Rayen memiliki seorang kekasih bernama Viona, Rayen dan Viona saling mencintai dan rencananya mereka akan melangsungkan pertunangan dalam waktu dekat.

*

Viona Anjelista wanita berusia 23 tahun, cantik tinggi dengan kulit kuning langsat, ia juga adalah seorang model yang memiliki ambisi,dan akan melakukan segala cara agar keinginannya bisa terpenuhi,namun ia juga sangat mencintai kekasihnya Rayendra.

*

Windy Lestari,remaja cantik berkulit sawo matang, berwajah manis dengan rambut hitam panjang,ia memiliki sifat perduli pada orang lain apa lagi pada kedua sahabatnya, Windy juga tempat curhat bagi kedua sahabatnya itu, karna memang Windy memiliki sifat yang lebih dewasa dari kedua temannya.

*

Putri Ramadhani, remaja cantik bertubuh langsing, bicara suka ceplas-ceplos dan memiliki sifat yang humoris , namun disamping sifatnya yang humoris, Putri memiliki sisi lain yang tak diketahui oleh kedua temannya,ia juga menyimpan banyak rahasia dibalik sifat yang selalu terlihat ceria itu.

*

Rangga Pramudya pemuda berusia 16 tahun, dia juga satu sekolah dengan Niken dan teman-temannya,bahkan satu kelas.Sudah satu tahun ini Rangga menyimpan perasaan pada Niken, Rangga juga pernah sempat mengungkapkan perasaannya pada Niken, namun Niken menolaknya dengan alasan kalau mereka itu masih kecil, dan belum saat nya memikirkan masalah kisah percintaan. Walau pun begitu Rangga tak pernah sakit hati, justru dirinya semangkin mengagumi sosok Niken, yang menurutnya sosok gadis yang tak mudah ditakhlukan.

Pagi ini seperti biasa, keluarga Mahendra sedang menikmati sarapan paginya.Mereka menikmati sarapan tanpa ada yang berbicara,hanya ada terdengar dentingan sendok dan garpu saja.

''Niken sayang, hari ini kamu diantar sama mang Diman ya? mama gk mau kamu nyetir sendiri lagi, karna mama takut kejadian kemarin terulang kembali.'' ucap Lidya setelah selesai mereka selesai makan.

''Tapi mah, kali ini aku akan lebih hati-hati lagi, jadi boleh ya aku bawa kendaraan sendiri? pliiss..''

''Gak boleh! pokoknya kamu harus diantar mang Diman titik gk pakai koma.'' tegas Lidya

Beberapa waktu yang lalu Niken dan kedua temannya memang mengalami kecelakaan mobil, saat itu kendaraan mereka menabrak pembatas jalan, untung saat itu Niken mengendarai mobil dengan pelan, sehingga tak ada luka serius yang dialami ketiga gadis remaja tersebut, hanya luka memar dan lecet saja.Sejak kejadian itu Lidya tak mengijinkan putrinya lagi untuk membawa mobil sendiri lagi kesekolah.

''Baiklah terserah mama saja.'' ucap Niken pasrah.

Sedangkan Frans hanya menyimak percakapan antara ibu dan anak itu tanpa ingin ikut campur.

''Sudah sayang jangan cemberut seperti itu, kamu tau gk?hari ini om Rayen akan pulang dari luar kota.'' jelas Frans, ia tau kalau putrinya itu sangat dekat dengan adiknya Rayen, bahkan diusia Niken yang mulai beranjak dewasa putrinya itu masih suka bermanja-manja pada Rayen.

''Seriusan pah, om Rayen mau pulang?'' tanya Niken antusias.

''Memangnya kapan papa pernah bohong?'' ucap Frans.

''*Yes,akhirnya om Rayen pulang juga,rasanya sudah lama sekali aku menunggu kepulangannya,liat saja aku akan kembali mengungkapkan isi hati ku sama om Rayen, ku harap kali ini dia tidak akan menolakku lagi*.

Batin Niken

Niken memang memiliki perasaan pada Rayen, om nya sendiri, awalnya ia mengira kalau perasaannya itu hanya sebatas perasaan sayang terhadap om dan keponakan saja,namun seiring berjalannya waktu, dan setiap Niken melihat Rayen sedang bersama kekasihnya Viona, entah kenapa ada perasaan cemburu dihatinya,bahkan jika setiap kali melihat kedekatan mereka Niken selalu merasakan sesak didadanya.

Pernah Niken mengungkapkan perasaannya itu pada Rayen, namun bukannya terkejut, Rayen justru tertawa menanggapi ungkapan hati Niken,karna menurut nya itu hanya perasaan yang dimiliki gadis remaja pada umumnya yang sering dikatakan cinta monyet.Rayen juga meyakinkan pada keponakannya itu kalau rasa suka dan cinta yang dimiliki Niken pada diri nya itu hanya sebagai om dan keponakan saja tidak lebih.

Namun Niken tetap yakin jika perasaan sayang yang dia miliki itu bukanlah perasaan cinta seorang keponakan, namun sebagai seorang gadis yang menyukai seorang pria.

\*

\*

\*

Saat ini Niken sedang menunggu mang Diman untuk menjemputnya,namun sudah 15 menit berlalu supir pribadi papa nya itu masih belum sampai juga.

''Lama banget mang Diman datang, tau gini tadi aku ikut sama Windy dan Putri.'' keluhnya bette.

''Niken apa jemputanmu masih belum datang juga?'' tanya suara seseorang yang ternyata adalah Rangga.

''Belum Ga,aku juga gk tau kenapa belum sampai juga '' jawabnya

''Yasudah yuk, biar aku aja yang antar kamu.'' tawar nya

''Gk usah Ga, biar aku tunggu supir jemputanku aja.'' tolak Niken halus.

''Oh, baiklah, tapi gpp kan kalau aku temani kamu disini sambil menunggu supirmu datang?

''Ya baiklah,kalau tidak merepotkan.'' jawab Niken.

''Mana mu gkin merepotkan, malahan aku senang bisa nemenin kamu.'' jelas Rangga sambil tersenyum lebar.

DITEMPAT LAIN..

Satu jam yang lalu, Rayen sudah sampai di apartemen miliknya, dan saat ini Rayen sedang dalam perjalanan menuju sekolahnya Niken, karna tiba-tiba ia mendapat telpon dari Frans agar ia menjeput keponakannya yang masih berada disekolah, karna mobil yang dikendarai mang Diman mengalami pecah ban saat akan menuju sekolah Niken.

Kini mobil yang ia tumpangi sudah sampai digerbang sekolah milik Niken.Rayen segera keluar dari mobilnya sambil memakai kaca mata hitam miliknya,membuat ia terlihat semangkin keren.

Rayen bersandar di mobilnya sambil tangannya bersidekap didada.Matanya terus memperhatikan dua orang anak remaja yang sedang mengobrol.

NEXT

Ngambek

''Rayen terus melihat kearah keponakannya itu,namun lelaki itu tiba-tiba tersenyum dan juga melambaikan tangan, saat menyadari sang keponakan melihat kearahnya.

''Ga, sepertinya jemputan ku sudah datang,kalau gitu aku pulang dulu ya bye Rangga.'' ucap Niken sambil berlari menuju mobil sedan hitam yang terparkir diluar gerbang sekolah.

Rangga memperhatikan sosok pria yang saat ini menjemput Niken.

''Apa itu supirnya? sepertinya bukan,lalu siapa dia?'' berperang dengan pikirannya sendiri

Sedangkan didalam mobil, Niken hanya diam bahkan ia memalingkan wajahnya untuk menatap luar jendela.

Rayen hanya tersenyum, ia tau kalau keponakannya itu sendang ngambek padanya.

''Apa pemandangan diluar sana lebih indah dari pada pria yang ada disebelahmu ini hem?'' goda Rayen.

Niken hanya mendengus kesal,saat mendengar ucapan dari om nya tersebut.

Semenjak Niken mengungkapkan perasaannya kepada Rayen, Rayen kerap sekali menggoda keponakan tersayangnya itu, bahkan Rayen sering mengatakan jika ia sangat menyayangi Niken,,hingga membuat Niken terkadang merasa dicintai, walau Niken tau bahwa semua perlakuan yang diberikan oleh Rayen tersebut hanya sebatas paman dan keponakan.

''Heii sudah dong ngambeknya! masa om dicuekin sih?'' protes Rayen

''Ya habisnya om lama banget jemput aku, tadi juga,ngapain pakai acara liatin aku segala, bukannya langsung panggil aja akunya.'' ucapnya bette

''Iya-iya maaf om salah,gimana sebagai tanda permintaan maaf dari om,kita beli ice cream kesukaan kamu.'' tawar Rayen.

''Bener?om gk bohongkan?'' ucap Niken sambil menatap wajah om nya.

''Kapan sih om bohong sama kamu.'' jawab Rayen sambil mengacak rambut panjang Niken,membuat gadis belia itu mengembangkan senyumnya.

Kini mobil yang mereka tumpangi telah sampai disalah satu pusat perbelanjaan yang ada dikota tersebut.

Kenapa harus di mall sih om,kenapa gk ditempat lain aja,restoran kek misalnya.'' protes Niken.

''Sayang,kebetulan disini om ada janji sama tante Viona,jadi gpp ya disini aja sekalian,entar kalau kamu males antri,biar om aja yang antri buat kamu gimana?.'' ucap Rayen.

''Hem,,'' jawabnya malas

Entah kenapa Niken merasa tak bersemangat lagi saat Rayen menyebut nama Viona.

Kini mereka sudah sampai di gerai ice cream,Niken duduk disalah satu meja yang tak jauh dari gerai tersebut.Matanya terus memperhatikan lelaki pujaan hatinya yang saat ini sedang berdiri untuk mengantri pesanan mereka.

''Duuh, si om sudah seperti kekasihku saja deh,yang rela antri demi aku.'' gumamnya dengan senyum yang terus mengembang.

Setelah mengantri cukup lama Rayen pun tiba dengan membawa dua cup ice cream ditangannya.

''Ini dia pesanannya sudah datang....'' seru Rayen sambil meletakkan ice cream diatas meja.

''Waah, sungguh menggoda iman, terimakasih om.'' ucap Niken sambil melahap ice cream miliknya

Rayen tersenyum,kemudian ia pun ikut menikmati ice cream yang ada dihadapnnya.

Saat mereka tengah asik menikmati ice cream, tiba-tiba datang seorang wanita yang mengendap-endap dari belakang dan langsung menutup mata Rayen yang pada saat itu sedang memakan ice cream.

''Aduuh,siapa ini?'' ucap Rayen karna tiba-tiba matanya ditutup dengan telapak tangan seseorang.

''Heem, kalau dari wanginya pasti Vio kan?'' tebak Rayen,sambil menurunkan tangan kekasihnya.

''Iih, kok kamu tau sih mas?'' ucapnya dengan nada centil.

''Tau dong,kenapa lama sekali hem,mas udah nungguin kamu lho sejak tadi.'' ucap Rayen

'Ya tapi kan kamu nunggunya sama keponakan mu yang cantik ini,mana mungkin kamu bosan.'' jawab Viona sambil melirik pada Niken.

''Mulai lagi nih si ratu drama,ganggu kesenangan ku aja,ngapain coba pakai acara datan segala,kalau gini kan aku jadi gk bisa berduaan sama om Rayen

Gerutu batin Niken.

''Ih,kalian enak banget masih makan ice cream, sayang aku juga mau, suapin dong!" pinta Viona manja,membuat Niken jengah melihatnya.

''Tapi ini bekas aku,gimana kalau mas pesanin yang baru ok,tunggu sebentar ya!" ucap Rayen sambil bangkit dari duduknya.

''Eeh sayang gk usah! aku maunya punya kamu ini.'' tunjuknya pada ice cream milik Rayen yang tinggal setengah.

''Beneran gpp?'' tanya Rayen memastikan.

''Beneran dong mas,kita kan sudah sering berbagi yang lebih dari ini.'' ucap Viona membuat Rayen melototkan matanya.

''Ada Niken disini,jangan bilang begitu!" ucap Rayen pelan.

''Oh iya,aku lupa masih ada anak dibawah umur diantara kita, yasudah suapin dong punya kamu itu.'' ucap Viona sambil tersenyum pada kekasihnya, dan dengan terpaksa Rayen pun menyuapkan ice cream miliknya pada Viona walau sebenarnya ada rasa tak enak pada Niken.

''Iih...menjijikan, males banget sih liat kelebayan mereka,si om juga mau aja ngikuti perintah si tante pirang ini.

Batin Niken,sambil menyebut rambut Viona yang memang berwarna kuning keemasan.

Melihar kemesraan yang diperlihatkan oleh keduanya Niken semangkin jengkel,dengan sengaja ia meletakkan sendok bekas ice creamnya diatas meja dengan sedikit keras.

Klenting, anggap saja suara sendok yang diletakkan diatas meja dengan keras.

''Kamu kenapa Niken?'' tanya Rayen sambil menghentikan suapannya pada Viona

''Whaat,pakai nanya lagi si om aku kenapa, ya jelas aku cemburulah,emang gk liat muka ku udah bette kayak gini,gk ngehargai perasaanku banget, mesra-mesraan didepan aku,tau gini mending pulang aja tadi.

''Niken sayang,kamu kenapa hem?'' ulang Rayen karna belum dapat jawaban dari keponakannya itu.

''Aku mau pulang om,'' jawab nya.

''Yasudah kalau kamu mau pulang pulang saja sendiri.'' sambung Viona.

''Sayang,kamu kok gitu ngomongnya?dia kan keponakan aku dan dia perginya sama aku,jadi pulangnya juga harus sama aku.'' jelas Rayen.

''Ya tapi kan dia sudah gede mas,biarin aja dia pulang naik taksi, lagian kan kita baru aja ketemu setelah dua minggu, aku masih kangen sama kamu.'' ucap Viona sambil merengek

''Ya ta---,''

''Udah-udah,kalian gk usah bertengkar,om yang dikatakan pacar om benar,aku udah gede,aku bisa kok pulang sendiri.'' ucap Niken sambil beranjak dari duduknya dan langsung meninggalkan sepasang kekasih tersebut.

''Niken tunggu om! ck,, Vio sebaiknya kamu pulang sendiri dulu gpp kan? nanti malam mas datang keapartemen mu,sekarang mas harus kejar Niken dulu.'' ucap Rayen setelah itu ia segera melangkah untuk menyusul Niken

NEXT

Aku Bukan Anak Kecil

Viona terus menatap kepergian Rayen.

''Kenapa sih mas Rayen perduli banget sama keponakannya itu,dia kan sudah besar,kalau gini terus aku yakin gadis kecil itu akan jadi penghalang untuk hubunganku dengan mas Rayen kedepannya.'' gumam Viona

Sedangkan saat ini Niken sedang berada dipinggir jalan untuk menunggu taksi yang lewat.

''Duh mana lagi taksinya,kok gk ada yang lewat sih, udah panas gini lagi.'' gerutunya

Tin-tin-tin..

Terdengar suara klakson mobil dari belakang,membuat Niken terpaksa menepi untuk memberi jalan pada mobil tersebut,namun siapa sangka ternyata itu adalah mobil milik om nya sendiri.

''Niken ayo cepetan masuk!" pinta Rayen sambil membuka pintu mobil dari dalam.

''Gk usah,om urusin aja si tante pirang itu,biar aku pulang naik taksi aja.'' ucapnya

''Niken ayo dong sayang, lagi pula sampai kapan kamu mau berdiri disitu,nanti kulitmu hitam loh.'' ucap Rayen lagi.

''Mendengar ucapan Rayen tentu saja Niken tak ingin kulitnya menjadi hitam,dan akhirnya dengan wajah yang masih ditekuk ia pun masuk kedalam mobil tersebut.

''Yasudah cepatan jalan,gk usah pakai acara senyum gk jelas segala sama aku.'' ucap Niken malas,sungguh Niken benar-benar bette rasanya hari ini.

''Pasang dulu dong sabuk pengamannya! emang kamu mau nanti kita ditilang sama polisi,hanya karna kamu lupa menggunakan sabuk pengamannya?." ucap Rayen.

''Ck, om lama-lama udah kayak papa tau gk.'' protes Niken,sambil memasang seat belt miliknya.

''Duuh,kenapa kok susah banget sih dipasang ini seat belt.'' gerutunya sambil terus mencoba memasangnya.

Terlihat Rayen tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

Niken kaget saat melihat wajah Rayen tiba-tiba berada didekatnya,bahkan Niken dapat merasakan hembusan nafas Rayen menerpa kulit wajahnya karna jarak yang begitu dekat.

Gleek, ia menelan dengan susah payah salivanya.

''Gila! ini benar-benar gila! kenapa jantung gue kuat banget bunyinya ya,semoga om Rayen gk mendengarnya.

Batin Niken.

''O-om mau apa?'' tanya Niken gugup, tangannya berpegangan erat pada pintu mobil.

''Ternyata keponakanku ini cantik banget kalu dilihat dari jarak sedekat ini.

''Om hanya ingin membantumu untuk memasang ini.'' bisik Rayen sambil memasangkan seatbelt milik Niken.Setelah itu ia kembali pada posisinya semula.

Huff,terdengar Niken menghela nafas lega,namun malah membuat Rayen mengkerutkan dahi.

''Kamu kenapa?kok menghela nafas seperti itu?'' tanya Rayen sambil tetap fokus pada kendaraannya.

''Gpp,lain kali kalau om mau pasangkan seatbelt bilang-bilang dong!''

''Kamu kenapa sih dari tadi marah-marah melulu sama om,apa kamu gk senang kalau om pulang?'' ucap Rayen

''Hah? bu-buka gitu juga om,aku hanya kesel sama om.'' ucap Niken pelan diakhir kalimatnya

''Kesal?kesel kenapa?'' tanya Rayen sambil melirik kearah Niken

''Ya karna om dan si tante pirang itu mesra-mesraan didepanku,kan om tau kalau aku tu suka sama om,tapi om gk pernah mau tau tentang perasaanku itu.'' ucap Niken

Mendengar pengakuan Niken,Rayen segera menepikan mobilnya.Rayen melepaskan seatbelt miliknya lalu memandang kearah Niken.

''Niken sayang dengerin om ya! om itu sayang kok sama kamu,malah om sayang sekali,hanya saja rasa sayang om ke kamu itu hanya sebagai om dan keponakan saja,dan om juga tau kalau kamu juga sebenarnya sayang sama om seperti itu.'' jelas Rayen.

''Om,aku ini bukan anak kecil lagi,aku udah bisa bedain mana yang hanya sayang sebatas saudara dan mana yang sebagai seorang wanita yang menyukai seorang pria.'' ucap Niken.

''Tapi kamu masih kecil,belum saatnya mikirin cinta-cintaan seperti itu,sebaiknya sekarang kamu fokus pada sekolahmu saja ok.'' ucap.Rayen,sambil membelai rambut keponakan tersayangnya.

Niken hanya mendengus mendengar ucapan dari om nya tersebut.

''Kenapa sih om masih saja menganggapku anak kecil,aku kan sudah dewasa,lihat saja nanti aku akan buktikan kalau aku bukanlah seorang anak kecil.

Batin Niken

Tak terasa mobil yang mereka tumpangi sudah sampai didepan gerbang kediaman keluarga Mahendra.

Setelah membuka seatbelt Niken langsung membuka pintu mobil,namun sebelum ia keluar Rayen segera mencegahnya.

''Kenapa terburu-buru seperti itu hem?'' tanya Rayen dengan tangan yang masih memegang lengan Niken.

''Aku capek om,mau istirahat.'' jawabnya dan langsung keluar dari mobil meninggalkan Rayen yang masih menatap punggung keponakan tersayangnya hingga menghilang dibalik pintu.

''Loh sayang kamu sudah pulang?om Rayen mana?bukannya tadi sama kamu?'' tanya Lidya, saaf melihat Niken hanya masuk seorang diri.

''Ada diluar mah, aku langsung kekamar aja ya mah capek banget.'' jelasnya setelah itu segera menaiki anak tangga menuju kamarnya yang ada dilantai dua.

Tak lama terlihat Rayen memasuki rumah,Lidya yang melihat langsung bertanya pada adik iparnya tersebut.

''Ray Niken kenapa?kok kayaknya dia bette gitu?'' tanya Lidya

''Mungkin karna tadi aku telat jemput dia mba,jawab nya asal.

''Oh,kirain ada apa,sudah biarin saja dia itu lagi Pms makanya cepat emosian.'' jelas Lidya

''Oh,lagi Pms, pantas saja marah-marah melulu.

Batin Rayen.

***

''Sebel banget sih hari ini sama om Rayen, gk pernah banget mau ngertiin perasaan aku, paman selalu menganggapku anak kecil.'' gumamnya kesal.

Beberapa jam kemudian..

Saat ini Rayen sedang menuju keapartemen milik kekasihnya Viona,namun saat diperjalan handponenya tiba-tiba saja bergetar.

Dreet-dreet..

''Vio,'' gumam Rayen,sambil menggeser tombol hijau di ponselnya.

''Iya Vio,mas sudah dijalan sebentar lagi sampai.'' jelas Rayen yang sudah tau alasan kenapa Viona menghubunginya.

''Cepat ya mas! aku udah buatin kamu makanan kesukaan kamu loh.'' ucap Vio

''Benarkah? waah,, jadi gk sabar, yasudah kalau gitu tunggu ya ini sebentar lagi nyampe apartemen kamu kok.''

Kliik..

Setelah sambungan telpon terputus Rayen segera masuk kearea parkir apartemen kekasihnya.Setelah memarkirkan mobil,Rayen langsung menuju lantai atas dimana saat ini kamar Viona berada.

Ting tong..

Rayen memencet bel apartemen sang kekasih,tak lama terdengar suara pintu terbuka

Cekleek..

''Mas,'' panggil Viona sambil memeluk erat tubuh kekasihnya,dan langsung disambut oleh Rayen dengan senang hati.

''Masuk yuk!" ucapnya sambil menggandeng tangan Rayen kedalam,kemudian langsung menutup pintu tersebut.

''Kamu cantik sekali hari ini sayang.'' puji Rayen membuat Viona tersenyum senang.

''Aku berdandan seperti ini khusus buat kamu.'' jawab Viona

Sebaiknya kita langsung keruang makan yuk mas,kita makan dulu setelah itu baru ngobrol.'' ucap Viona

''Gimana mas,enak gk masakan ku?'' tanya Vio sambil memasukan makanan kedalam mulutnya sendiri

''Masakan kamu kan memang selalu enak sayang.'' puji Rayen sambil kembali menyuap makanannya kedalam mulut.

NEXT

MOHON DUKUNGANNYA YA, INI KARYA TERBARU AUTHOR,SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN CERITANYA..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!