NovelToon NovelToon

Balaskan Dendam Sang Pendekar Berhati Malaikat

#1. Meninggalkan kediaman Li

Novel ini adalah cerita lanjutan dari CS yang Aku buat sebelum nya ya, jadi yang belum baca Cs nya, Aku sarankan untuk baca terlebih dahulu, karna kalau baca langsung ke novel nya nanti gak paham sama alurnya.

Jadi Aku sarankan untuk baca Cs nya terlebih dahulu, biar tau juga tokoh tokoh dalam cerita ya itu seperti apa.

BAIKK, LANJUT KE CERITA NYA!!!!...

Hong Li dengan rasa gelisah di hati nya, mulai pergi jauh bersama Xion Wei meningalkan kediaman Li, dan tak pergi ke kediaman lain nya, Xion Wei kehabisan ide, ia kebingungan kemana ia harus pergi membawa Hong Li jauh dari penduduk yang kini tau siapa sebenarnya Hong Li

Di perjalanan nya, Hong Li berhenti sebentar dan berdiri di sebelah pohon yang begitu besar, tubuh Hong Li kini telah di kuasai dengan rasa sakit yang berasal energi spiritual nya "Hong Li" panggil Xion Wei sembari berjalan menghampiri Hong Li yang berada di dekat pohon.

"Hong Li Ada apa??" tanya Xion wei yang begitu mencemaskan leleki di depan nya.

"Saya baik-baik saja, Gege pergilah duluan, Saya akan segera menyusul nanti" sahut Hong Li dengan raut wajah pucat nya.

Xion Wei yang melihat keadaan Hong Li benaar benar memburuk dan tidak mungkin di paksakan tuk berlari cukup jauh lagi, jadi Xion Wei memutuskan untuk beristirahat sebentar di bawah pohon itu.

"Euum..beristirahatlah sebentar disini Hong Li, Aku akan menunggu mu, tidak perlu memaksakan dirimu terus" kata Xion Wei sembari membantu Hong Li untuk duduk di bawah pohon.

"...."

"Pelan-pelan saja, Hong Li tunggu lah disini, Aku akan mencarikan obat untuk mu" lanjut Xion Wei

Hong Li yang di perlakukan sangat baik oleh Xion Wei, membuat diri nya merasa bersalah pada Xion Wei, disisi lain, Xion Wei yang melihat Hong Li terduduk dengan diam nya, sungguh membuat diri nya begitu khawatir.

"Hong Li" panggil nya dengan suara pelan sembari memegang tangan Hong Li yang gemeteran.

"Maafkan Aku gege, Aku telah banyak menyusahkan orang lain saat ini, Ayah ku, Jing ge, Jia Li, lbu ku dan juga diri mu" jawab Hong Li

Xion Wei yang mendengar ucapan Hong Li membuat diri mya mengingat kejadian yang terjadi di kediaman Li saat itu, Xion Wei yang tak tahu harus berbuat apa lagi, ia segera menarik dan merobek sedikit lengan pakaian nya.

BREKKKK!!!

Suara robekan baju Xion Wei terdengar kencang seolah-olah Ia menariknya dengan sangat kuat, Hong Li

yang mendengar suara itu seketika terkejut dan mulai menoleh ke arah suara itu.

"Ge-gege??" panggil Hong Li dengan suara yang sedikit gagu.

"Tenang lah Didi, Aku masih berada disini ko" sahut Xion Wei sembari mengikatkan sehelai kain dari pakaian nya tadi di mata Hong Li yang terus mengeluarkan darah.

"Aghh-" rintih Hong Li saat kain menyentuh ke kelopak mata nya.

"Tahanlah sebentar Didi, rasanya memang sakit, namun jika tidak di obati, darah akan terus keluar dari mata mu" kata Xion Wei yang mulai mengikat nya dengan pelan agar Hong Li tidak merasakan sakit.

Setelah Xion Wei selesai mengikatkan penutup mata pada Hong Li, Xion Wei berdiri dari duduk nya dan hendak akan pergi tuk mencari air, Namun saat ia ingin melangkah pergi, Hong Li dapat mendengar suara langkah kaki nya.

"Berhati-hatilah Gege" kata Hong Li yang tengah terduduk di bawah pohon sembari menganggukan kepala nya.

"Didi tunggulah disini, Aku tak akan pergi lama, Aku hanya akan kembali ke kota kediaman Wei untuk membeli beberapa makan dan minuman, serta obat untuk mu" kata Xion Wei sembari memberi salam.

"...." Mendengar perkataan Xion Wei, Hong Li hanya bisa menganguk mengiyakan.

Dengan perasaan tak tega, mau tidak mau Xion Wei harus pergi meninggalkan Hong Li di hutan ini dan kembali ke kediaman Wei, Xion Wei segera berlari kembali ke kota nya, Karna ia harus cepat kembali ke hutan, Rasa kekhawatiran nya pada Hong Li cukup besar, Apalagi dengan kondisi Hong Li yang saat ini tidak bisa melihat, itu akan sangat berbahaya jika ada penduduk dari kota Li yang menemukan nya.

Sesampai nya Xion Wei di kota, kedatangan diri nya disana membuat semua mata pedagang dan pembeli mulai menoleh ke arah nya.

"Tuan muda pertama Wei, Apakah anda baik-baik saja??" tanya salah seorang disana.

"Tuan, apakah rumor yang terjadi di kediaman Li itu adalah suatu kebenaran??"

"Tuann"

"Tuan muda Wei kemana pergi nya tuan muda kedua Li??"

"BISAKAH KALIAN INI DIAMM!!!" bentak Xion Wei yang terus di serang begitu banyak pertanyaan aneh.

Penduduk di kota Wei seketika terdiam saat mendengar suara putra mahkota dengan nada tinggi nya, penduduk kota Wei yang merasa bersalah dan mulai menundukan kepala nya kepada Xion Wei.

Xion Wei berusaha mengendalikan emosional nya, ia menghela nafasaya lalu melihat sekelilıng pasar di depan nya, penduduk kota dibuat sangat bingung melihat sang putra mahkota kerjaan Wei seperti sedang mencari sesuatu namun tak berani tuk bertanya.

"Tu-tuan" panggil salah seorang pedagang di dekat Xion Wei.

"Apakah ada yang Tuan muda pertama Wei sedang cari kota??" lanjut nya.

Xion Wei menganguk pelan "Apakah kalian tahu dimana tabib yang sangat ahli dalam mengobati kebutaan??" tanya nya dengan sopan.

"Tabib?? Seperti nya ada tuan, Dia tinggal tak jauh dari pasar ini, tepat nya di dekat sungai perbatasan antara kota kediaman Wei dan kota kediaman Li" jelas si pedagang.

Xion Wei yang mendengar hal itu cukup membuat nya sedikit tenang "Terima kasih, paman, kalau begitu Saya pamit permisi duluan" ucapnya sembari menundukan kepalanya.

"Tuan, maafkan atas kejadian tadi tuan, Kami benar benar menyesal melakukannya" kata si pedagang sembari menundukan kepala nya.

Xion Wei tersenyum "Tidak apa paman Maafkan saya juga yang telah berbicara tidak sopan dengan kalian" sahut nya sembari tersensum dengan menundukan sedikit kepalanya.

Setelah itu, Xion Wei pergi menuju sungai perbatasan, meski diri nya masih sangat takut tuk mendekati wilayah kediaman Li, Xion Wei tetap pergi ke tempat dimana tabib itu tinggal.

Tokk Tok...

Xion Wei mengetuk pintu rumah si tabib dengan pelan tak lama pintu terketuk, seorang pemuda keluar dari rumah nya, pemuda itu kebingungan saat melihat Xion Wei datang berkunjung kerumah nya.

"Tuan muda Wei" ucap nya sembari memberi salam pada Xion Wei.

Xion Wei menundukan kepala nya dengan pelan "Apakah benar, anda adalah seorang tabib yang dapat menyembuhkan segala penyakit?" tanya Xion Wei dengan sopan.

Pemuda itu tersenyum lalu berkata tergantung dengan penyakitnya tuan "Apakah ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya pemuda itu dengan sopan.

Xion Wei sempat terdiam sebentar melihat penampilan pemuda itu "Pertama, katakan siapa nama mu?" tanya Xion Wei yang sedikit mencurigai pemuda itu.

"Nama saya Bai Wuxian, tuan" jawab pemuda itu memperkenalkan diri nya.

"Bisakah anda ikut dengan saya? Ada seseorang yang saya ingin anda mengobatinya"

"Dimana orang itu tuan??"

"Tak jauh dari sini, tepatnya di hutan gunung Lou ying"

"Baiklah tuan, tunggu sebentar, Saya akan mengambil beberapa obat yang Saya miliki saat ini"

Xion Wei menganguk mengerti, pemuda itu segera masuk kembali ke dalam rumah nya untuk mengambil beberapa obat yang ia perlukan, setelah itu Xion Wei dan pemuda yang bernama Bai Wuxian itu pergi menuju hutan di gunung Lou Ying untuk menemui Hong Li yang masih berada di sana.

Sesampai nya disana Xion Wei melihat Hong Li masih terduduk di bawah pohon, sembari menunggu kepulangan diri nya, Xion Wei dan pemuda Bai Wuxian segera menghampiri Hong Li yang ada di dekat pohon itu, disisi lain Hong Li yang mendengar suara langkah kaki mendekat, membuat dirinya bangun dari duduk nya.

"Hong Li" panggil Xion Wei yang berjalan menghampiri Hong Li.

"Gege- itu kah diri mu??" tanya Hong Li sembari memanjangkan tangan nya.

Xion Wei meraih tangan Hong Li dan menggenggam nya dengan erat "Aku kembali Didi, Maafkan Aku telah meninggalkan mu sendirian disini, Apakah ada seseorang yang datang??" tanya Xion Wei yang sedikit cemas.

Hong Li hanya bergeleng pelan "Tidak ada yang perlu Gege khawatirkan, selama Gege pergi, tak ada seorang pun yang datang kesini" ucapnya sembari tersenyum.

Bai Wuxian yang memperhatikan perilaku tuan muda Wei dengan teman nya ini, membuat diri nya tertunduk malu, karna ia tak pernah melihat tuan muda Wei begitu mengkhawatirkan teman nya, apalagi sampai memanggilkan tabib untuk nya, itu adalah hal langka tuk di lihat.

"Oh ya, Didi" Xion Wei meminta Bai Wuxian untuk berdiri di sebalah nya.

"Ada apa Gege?" tanya Hong Li sembari duduk di bawah pohon.

"Aku datang membawa seorang tabib untuk mu, Didi" ucap Xion Wei sembari ikut duduk di sebelah Hong Li, begitu juga dengan Bai Wuxian.

"Tabib?"

"Iya, Didi, Dia akan mencoba mengobati luka di mata mu" sahut Xion Wei sembari bangun dari duduk nya dan berpindah dari kiri ke kanan Hong Li.

Hong Li hanya tersenyum dan menganguk mengiyakan, Bai Wuxian mulai membuka penutup mata yang terikat di kepala Hong Li dengan pelan supaya Hong Li tidak merasakan sakit, setelah kain penutup mata Hong Li terlepas, Bai Wuxian mulai memeriksa luka nya terlebih dahulu, Setelah itu Bai Wuxian mengambil obat di dalam tas yang ia bawa tadi.

"Tuan minumlah, penawar ini untuk menghilangkan rasa sakit di mata mu" Tuan ucap Bai Wuxian sembari memberikan segelas obat pada Hong Li.

"...." Hong Li menganguk pelan sembari meraih gelas yang yang di berikan Bai Wuxian.

Sementara itu Xion Wei dan Bai Wuxian menunggu reaksi dari obat yang kini sedang di minum oleh Hong Li, Dengan harapan obat itu dapat meredakan rasa sakit di mata Hong Li.

"E-ee.. Tu-tuann, bagaimana? Apakah mata mu masih terasa sakit?" tanya Bai Wuxiang sembari menerima gelas yang di berikan pada Hong Li.

Hong Li mengangguk pelan di sertai senyum di wajah nya "Ya, Aku merasa jauh lebih baik sekarang" sahutnya.

Xion Wei menghembuskan nafas lega saat mendengar jawaban dari Hong Li "Didi, Apakah mata mu masih belum bisa terbuka?" tanya Xion Wei dengan sedikit kelegaan di hati nya.

"E-eee, Maaf tuan muda Wei, penglihatan teman anda memiliki luka yang cukup parah, luka yang dihasilkan oleh tebasan pedang mengenai bola mata nya, sehingga membuat nya bisa melihat kembali adalah salah satu kemungkinan kecil" Bai Wuxian menjelaskan luka yang ada di mata Hong Li.

Xion Wei sempat terkekeh mendengar ucapan Bai Wuxian "Lalu?? Apakah dia tidak akan bisa melihat lagi?? tanya Xion Wei yang kini harapan di hatí nya telah hancur.

"Sepertinya tidak, Bola mata milik teman anda sudah rusak parah, untuk bisa melihat kembali, mungkin itu butuh waktu yang sangat lama" sahut Bai Wuxian sembari memberikan sekantung obat pada Xion Wei.

Xion Wei meraih kantung obat itu sembari menunjukan ekspresi terkejut "Bu-Butuh waktu yang lama Berarti, penglihatan nya bisa kembali?? Bagaimana cara nya??" tanya Xion Wei yang sangat bersemangat saat tau penglihatan Hong Li bisa Kembali pulih.

"Dengan energi spiritual nya"

"Ha?! A-apa yang anda maksud?!"

"Energi spiritual pada umumnya bisa memulihkan rasa sakit di dalam tubuh kita sendiri, energi spiritual terkadang mengalami masa peningkatan atau masa pergantian, di saat itu lah energi spritual mulai memperbaiki tuan yang ia tinggali saat ini, cepat atau lambat nya proses pemulihan itu tergantung dari daya kekuatan spiritual nya" jelas Bai Wuxian.

"Apakah ada cara lain selain menggunakan energi spiritual??" tanya Hong Li.

"Kalau soal itu, Saya sendiri kurang mengetahui nya, mungkin nanti Saya akan mencoba mencari tahu tentang itu, setelah Saya mendapatkan informmasi tentang itu, Saya akan segera memberitahu mu tuan" kata Bai Wuxian dengan ramah.

Xion Wei tersenyum lalu menganguk pelan "Terima kasih, Tuan" ucap nya.

Bai Wuxian merasa sangat canggung saat diri nya di panggil dengan sebutan Tuan "E-ee, Maaf tuan muda Wei, anda bisa memanggil Saya dengan menyebut nama saya saja Bai Wuxian, tidak perlu memakai sebutan Tuan, Saya merasa tidak pantas" ucap nya.

Xion Wei menganguk disertai tawa kecil nya "Baiklah Bai Wuxian"

"Eumm.Tuan, maaf apakah saya boleh tau dimana anda tinggal??" tanya Bai Wuxian sembari merapihkan obat obatan nya ke dalam tas.

"Kami baru saja pergi meninggalkan kediaman dan untuk saat ini kami belum memiliki tempat tinggal" jawab Xion Wei.

Bai Wuxian merasa simpati dengan tuan muda Wei, di tambah lagi saat ini tuan muda Wei sedang membawa teman nya yang terluka, Hutan dan Gua bukanlah tempat yang aman untuk di tinggali saat ini.

"Tuan, tak jauh dari sini ada sebuah kuil kosong, tepat nya berada di atas gunung Lou Ying, kuil itu sudah lama tak terpakai, tapi masih sangat bagus, barangkali kalian minat dan ingin menempati kuil itu" kata Bai Wuxian.

Hong Li sempat kebingungan dan mulai bertanya "Kuil siapa yang ada di gunung Lou Ying ini??" tanya nya.

"Milik leluhur kediaman Li, Namun, Kuil itu tidak semua orang bisa memasukinya, bahkan orang yang berasal dari keluarga Li saja belum tentu bisa masuk ke kuil itu" jelas Bai Wuxian.

"Bai Wuxian, terima kasih, anda telah banyak membantu saya sekarang ini, dan terima kasih juga telah memberitahu kami tentang kuil itu" kata Xion Wei sembarí bangun dari duduknya.

"Tidak masalah bagi saya tuan, Membantu anda adalah salah satu kehormatan untuk saya" kata Bai Wuxian yang ikut bangun dari duduk nya.

"Ini ada beberapa keping emas, terimalah, sebagai bayaran untuk obat dan pengobatan mu pada teman ku" ucap Xion Wei sembari memberikan 4 keping emas pada Bai Wuxian.

Bai Wuxian menerima 4 keping emas itu sembari menundukan kepala nya "Terima kasih tuan, kalau begitu saya izin undur diri" sahut nya sembari memberi salam, lalu pergi.

"Hong Li' panggil Xion Wei sembari membantu Hong Li berdiri.

"Iya, Gege"

"Bagaimana keadaan mu, apakah kita bisa pergi ke kuil itu sekarang??" tanya Xion Wei yang memastikan kondisi Hong Li telah membaik.

"Kondisi ku jauh lebih baik, Gege"

"Baiklah, kalau begitu ayo kita pergi ke kuil itu" ajak Xion Wei dengan perasaan senang nya.

Hong Li menganguk pelan dan mulai berjalan di sebelah Xion Wei, mereka berjalan dari pagi hingga ke malam untuk sampai ke kerajaan itu.

Sesampai nya di kuil, Xion Wei segera mencari kamar yang bersih untuk Hong Li beristirahat terlebih dahulu, sebelum ia membersihkan seluruh bagian kuil yang penuh debu ini, setelah menemukan kamar yang bersih Xion Wei mengajak Hong Li pergi ke kamar itu dan meminta nya tuk beristirahat duluan.

Xion Wei menemani Hong Li hingga dia tertidur, setelah tahu Hong Li telah tertidur Xion Wei keluar dari kamar Hong Li dan mulai membersihkan seluruh ruangan di kuil, Setelah Xion Wei selesai membersihkan kerajaannya ia

pergi kekamar lain yang ada di kuil itu, lalu tertidur di atas ranjang nya.

#2. Rasa rindu seorang adik

Hong Li dan Xion Wei telah tinggal beberapa hari di kerajaan itu, apa yang dikatakan oleh Bai Wuxian saat itu adalah suatu yang mengejutkan, karna kerajaan itu benar benar tak memiliki pengunjung sama sekali, bagaikan sebuah kerajaan yang di lindungi dinding dunia lain

hingga tak ada yang bisa melihat ataupun datang ke kuil itu.

Suatu hari, Xion Wei yang baru saja bangun dari tidur nya dan hendak akan pergi kepemandian, langkahnya dibuat terhenti saat melihat Hong Li duduk seorang diri di dekat gerbang kuil nya.

"Hong Li" panggil Xion Wei sembari berjalan mendekati Hong Li.

"Selamat pagi Gege" sapa Hong Li dengan senyum di wajah nya.

Xion Wei hanya tersenyum lalu duduk saat mendengar Jawaban Hong Li "Hari ini Anda bangun pagi sekali" ucapnya.

"Saya hanya tidak bisa tidur dengan nyenyak malam ini"

Xion Wei pagi pagi sudah di buat terkejut saat mengetahui Hong Li tidak tidur nyenyak malam ini "A-ada apa? Apakah tubuhmu terasa sakit Lagi??" tanya Xion Wei yang Cemas.

"...." Hong Li tidak menjawab pertanyaan Xion Wei sama sekali, ia hanya terdiam diri dan membuat Xion Wei semakin mengkhawatirkan nya.

"Hong Li" panggil Xion Wei.

"Ada apa, Hong Li??" Xion Wei bertanya lagi, karna hati nya benar benar mencemaskan kondisi Hong Li.

"Gege"

"Ayah, Ibu, Jing Ge, Jia Li , Apakah mereka masih hidup??" tanya Hong Li dengan suara pelan nya.

Xion Wei sempat terdiam sebentar saat mendengar pertanyaan Hong Li, Karna ia sendiri tak tahu bagaimana konsidi ayahanda nya, perkelahian yang terjadi di kediaman Li mengecoh seluruh kediaman di sekitar nya.

Namun soal bagaimana keadaan keluarga istana kediaman Li, tidak diketahui secara jelas, Hidup atau Mati hanya tuhanlah yang tau, lalu bagimana Xion Wei menjawab pertanyaan yang di berikan Hong Li pada nya.

"Gege" panggil Hong Li.

"Didi, Sebenarnya saya sendiri juga tidak mengetahui bagaimana keadaan ayahanda saya saat ini, Rumor tentang perkelahian itu mendadak berhenti menyebar" jelas Xion Wei.

"..." Hong Li hanya terdiam saat mendengar jawaban Xion Wei.

Disisi lain Xion Wei juga ikut terdiam dan tak berani membuka pembicaran lagi, Namun tak tahu kenapa, tiba-tiba mata Xion Wei itu melirik ke arah Hong Li di sebelah nya, dan menyadari kini surai milik Hong Li berubah menghitam.

"Ho-Hong Li" panggil Xion Wei yang terbata-bata.

"A-ada apa Gege??" tanya Hong Li saat mendengar suara Xion Wei seperti ketakutan.

"Su-surai mu, berubah menghitam" sahut Xion Wei sembari mencoba memegang surai milik Hong Li.

"Ini hal yang sering terjadi pada ku Gege, saat energi spiritual ku meningkat, itu akan mengubah warna surai ku menjadi hitam" jelas Hong Li.

"O-ohhh, begitu ya" jawab Xion Wei yang baru mengetahui hal ini.

Hong Li dan Xion Wei mulai terdiam satu sama lain, kini mereka duduk di tempat yang sama, namun tak saling berbicara satu sama lain.

Disisi lain, kota kediaman Li kini benar-benar hancur parah, semua rumah di kota benar-benar hancur tak tersisa, banyak mayat tergeletak dimana mana, sedangkan kuil

kediaman Li kini di datangi banyak nya kaisar dari kediaman lain nya.

"Yang mulia Haocun Li, Mangapa anda begitu bersikeras melindungi putra mu yang kini sudah jelas bahwa dia adalah keturunan dari leluhur Guan Li" kata kaisar Jiangying.

"Mau bagaimana pun, Hong Li tetaplah putra ku" sahut kaisar Haocun Li.

"Yang mulia Haocun Li, Kami tau bahwa Hong Li adalah putra anda, tapi untuk saat ini keberadaan nya dapat membuat kekhawatiran seluruh penduduk kota Li, bahkan

penduduk kota kediaman lain nya" sambung kaisar Shen yi membenarkan ucapan kaisar Jiangying.

Kaisar Haocun Li mencoba menahan semua amarahnya, ia tidak ingin berurusan dengan kaisar sekte lain "Apakah Hong Li putra ku, pernah membuat kekacauan di kota?"

tanya kaisar Haocun Li.

Kaisar darı kediaman lain nya saling memandang satu sama lain, pertanyaan kaisar besar Haocun Li kali ini benar benar memutuskan banyak nya saran aneh yang coba di

ajukan kaisar besar kediaman lain pada nya tuk membunuh putra nya sendiri.

Dari kamar nya, Jing Li, Zhunting Wei, Chyou Chen, Longfei dan Jia Li mendengarkan pembicaraan para kaisar di aula kediaman Li.

"Rasa nya seperti kehancuran di hari kiamat saja" kata Chyou Chen sembari melipat tangan nya di dada.

"Kemana pergi nya Hong Li dan Xion Ge ya?? Saya harap mereka baik baik saja" ucap Zhunting Wei mendoakan yang terbaik untuk Gege nya dan teman baik nya.

Jing Li yang mendengar harapan Zhunting Wei, membuat diri nya teringat oleh adik nya Hong Li "Iya, Saya juga berharap mereka dalam kondisi yang baik baik saja" sambung nya.

'Kemana Xion Wei membawa Hong Li pergi? Padahal seluruh sekte telah berpencar mencari mereka, Bahkan sampai sekarang, sama sekali tidak bisa menemukan keberadaan mereka saat ini" pikir Longfei dalam diam nya.

"Gege" panggil Jia Li dengan suara pelan.

"Ibunda, apakah dia baik baik saja??" tanya Jia Li yang berjalan menghampiri Jing Li.

Jing Li memeluk pelan tubuh Jia Li yang berada tepat di sebelah nya "Ibunda akan baik baik saja, tenang lah, tabib pasti menyembuhkan Ibunda" jawab Jing Li mencoba

menangkan Jia Li yang bergitu mengkhawatirkan ibunda nya.

Hari kini telah telah malam, namun Hong Li masih belum tertidur di kamar nya, ia terus duduk di atas kasur nya sembari melamunkan kan sosok yang ia sangat rindukan [ Jing Li ].

"Gege"

"Bagaimana keadaan mu saat ini gege?"

"Hong Li sangat merindukan mu, Gege"

Hong Li terus berharap pada Dewa Untuk keselamatan seluruh keluarga kediaman Li Juga termaksud teman-teman nya, Karna malam semakin larut Hong Li memutuskan Untuk segera beristirahat.

#3. Air mata sang malaikat

Tahun ini Hong Li telah berusia 22 tahun, Bisa di bilang Hong Li pergi dari kediaman Li Sudah hampir 1 tahun lebih, Pagi ini Hong Li sedang membereskan area kuil nya, karna

Xion Wei belum bangun dari tidur nya.

Setelah selesai membersihkan kuil, seperti biasa Hong Li akan duduk di tangga kuil menunggu Xion Wei bangun dari tidur nya.

"Hong Li" panggil Xion Wei yang baru saja keluar dari kuil.

"Selamat pagi Gege" sapa Hong Li.

Xion Wei sempat merasa heran mengapa surai milik Hong Li terus berubah menghitam dalam jangka waktu yang bisa dikatakan 3 kali sehari "Energi spiritual mu meningkat

lagi??" tanya Xion Wei sembari duduk di sebelah Hong Li.

"Yaa, bisa di katakan begitu" sahut nya dengan senyum ramah.

"Apakah Didi ingin pergi jalan jalan ke kota kediaman Li?" tanya Xion Wei sembari melirik ke arah Hong Li.

Hong Li terdiam sebentar, ia ragu harus menjawab apa "Lain kali saja, lagi pula kehadiran saya nanti nya malah mengecoh para penduduk di kota sana" jawab Hong Li.

"Didi tenang saja, selagi surai Didi berwarna hitam dan mengunakan penutup mata, itu tak kan membuat para penduduk mencurigai mu" kata Xion Wei memberi usul.

"Lalu bagaimana jika mereka bertanya Siapa nama ku, apa yang harus ku katakan??" tanya Hong Li.

Xion Wei berfikır sebentar lalu mulai menjawab pertanyaan Hong Li tadi "Lui Wei" sahut nya.

"Lui Wei??"

Xion Wei menganguk pelan "Itu nama samaran mu, bagaimana?? Apakah anda suka??" tanya Xion Wei.

"Saya sangat menyukai nya, Xiexie gege"

Setelah memikirkan nama samaran yang cocok untuk Hong Li, mereka bersiap lalu pergi menuju ke kota kediaman Li.

Sesampai nya di kota kediaman Li, Hong Li dan Xion Wei sadar bahwa kota kediaman Li kini telah kembali normal dan semua orang dısana cukup damai dan tentram.

"Lui Wei, apakah anda ingin makan sesuatu??" tanya Xion Wei.

Liu Wei bergeleng pelan "Tidak Gege, nanti saja, saya belum lapar" ucap nya.

Tak lama Xion Wei dan Lui Wei berkeliling kota, tiba tiba ada salah seorang pedagang sedang di kejar beberapa pedangang lain nya.

BRUKKK!!!

Si pedagang yang di kejar tersandung dan terjatuh, hingga semua barang dagangan nya berserakan dimana mana.

"Ampun tuan Uang ini saya gunakan untuk berobat anak saya" ucap si pedagang itu sambil memohon.

"Ahgg jangan banyak alasan, cepat serahkan semua uang yang kau miliki saat ini" bentak pedagang lainnya.

Lui Wei yang tak suka melihat hal kekerasan di wilayah kediaman Li, ia hendak menghampiri nya, namun langkah nya di buat terhenti saat tangan nya di tahan oleh Xion Wei di belakang nya.

Xion Wei bergeleng pelan memberi kode pada Lui Wei "Sebaiknya jangan ikut campur dalam masalah ini" ucap nya memperingati Lui Wei.

Lui Wei menepis tangan Xion Wei lalu berkata "Duibuqi Gege, tapi saya tidak bisa tinggal diam disini" sahut nya sembari berjalan pergi menghampiri keributan di sana.

"Lui Wei jangan bertindak gegabah, kau bisa ketahuan"

"Lui Wei"

"Aghh-"

Xion Wei tidak mengerti lagi jalan memikiran Lui Wei saat ini, jadi demi menjaga keamanan indetitas sebenar Hong Li, Xion Wei akhirnya pergi menghampiri Lui Wei.

"Kau ini tidak berhak untuk hidup!!" kata si pedagang yang hendak ingin merampok itu sembari mengayunkan sebatang kayu pada pedagang yang terduduk di tanah.

Saat si pedagang itu mulai mengayunkan kayu nya,dengan cepat Lui Wei memotong kayu itu hingga terbelah menjadi dua menggunakan pedang putih yang ia bawa.

"Hei- Apa yang sudah kau lakukan, HAH??" tanya si pedagang rampok itu dengan nada marah nya.

"Ini wilayah kediaman Li, tidak boleh ada kekerasan disini" ucap Lui Wei sembari melipat tangan kirinya ke belakang.

"Hah? Yang benar saja!!! Memang nya anda punya hak apa memerintah saya"

"Lui Wei, sudahlah"

"Saya memang tidak punya hak untuk memerintah kalian, Tapi kalian juga tidak berhak merampas barang yang bukan milik kalian"

"Dia itu punya hutang dengan ku dari kemarin sampai sekarang dia tidak membayar nya, padahal saat ini dia memiliki cukup uang dari hasil dagangan nya".

"Katakan berapa hutang paman ni Saya akan membayar untuk nya"

"A-ahh tidak usah tuan, saya bisa membayar nya sendıri"

"Tidak apa paman, saya akan membantu mu nembayar nya" ucap nya sembari tersenyum.

"Hutang nya 10 keping emas"

"Di dalam kantung ini, ada 20 keping emas, anda ambil saja, saya tidak butuh itu, dan berhenti menganggu paman ini" seru Lui Wei sembari menyerahkan sekantung koin

emas pada pedagang rampok itu.

"Kali ini kau selamat!!" kata si pedagang rampok itu sambil menendang barang dagangan yang tergeletak di tanah lalu pergi.

'Ada-ada saja' gumam Lui Wei sembari membantu berdiri paman di sebelah nya.

"Terima kasih tuan muda, Saya sangat berhutang budi pada mu" ucap paman itu sembari menundukan kepala nya.

"Tak apa paman, Asal paman baik baik saja" sahut Lui Wei dengan senyum nya.

"Ini semua karna keluarga kerajaan Li" paman itu tiba-tiba mengatakan hal aneh tentang keluarga kediaman Li.

Lui Wei sedıkit terkejut dengan ucapan paman ini "Ke-keluarga kerajaan Li?? Memang nya ada apa dengan kerajaan Li??" tanya Lui Wei dengan cemas.

"Sejak Tuan muda kedua Hong Li pergi dari kerajaan Li, Wilayah Kediaman Li kini di bawa alih oleh kaisar Shen Yi, mereka membuat pasukan untuk mencari dimana

keberadaan Tuan muda kedua Hong Li" jelas paman itu.

"Paman maaf, bolehkah saya mengajukan satu pertanyaan?" tanya Xion Wei dengan sopan.

"Silahkan Tuan muda".

"Saat perkelahian 1 tahun yang lalu, apakah seluruh keluarga kerajaan Li selamat??" tanya Xion Wei lagi.

"Yang saya ketahui tidak banyak tuan, yang pasti Permaisuri Jiao Li telah meninggal dunia 8 bulan yang lalu"

Lui Wei yang mendengar bahwa ibunda nya telah tiada, kaki nya tak kuat berdiri hingga ia menjatuhkan lutut nya ke tanah, dada nya kini terasa begitu sesak.

"Lui Wei" panggil Xion Wei dengan cemas.

Lui Wei tidak bisa mengeluarkan kata-kata nya lagi, ia tak cukup kuat mendengar kabar Ibunda nya yang kini telah tiada di dunia ini.

"Xiexie paman atas informasi nya, kalau begitu kami izin pamit" ucap Xion Wei sembari membantu Lui Wei tuk berdiri lalu pergi dari kota kediaman Li.

Sesampai nya di kuil, Xion Wei membawa Hong Li kembali ke kamar nya, Namun Hong Li sama sekali tidak merubah ekspresi nya dan itu sungguh membuat Xion Wei tak bisa

berbuat apa apa lagi karna Xion Wei tahu bagaimana rasa nya di tinggal oleh sosok seorang Ibunda.

"Hong Li" panggil Xion Wei dengan nada pelan nya.

Hong Li hanya terdiam dan terus menatap pedang putih yang ada di tangan nya.

______________________________________________________________________________________________________________________

Chp yang ada di CS :

"Agar kau lebih bersemangat lagi latihan nya" ucap permaisuri dengan senyum di wajahnya.

"Wahh pedang ini sangat serasi untuk mu"

"Calon putra mahkota kedua tidak perlu menundukan kepalanya"

______________________________________________________________________________________________________________________

Hong terus terdiam, kini pikiran nya benar benar di penuhi wajah sang Ibunda tercinta nya.

Xion Wei sempat terkejut saat melihat butiran air bening mulai berjatuhan dari mata Hong Li.

"Ho-Hong Li??" panggil Xion Wei mencoba menyadarkan Hong Li.

karna ini pertama kali nya ia melihat air mata sang pendekar sekaligus putra mahkota kedua kediaman Li

"Hong-"

"PERGI!!" bentak Hong Li di sela tangis menyesal nya.

"Bi-Biarkan saya sendiri terlebih dahulu"

"Ho-Hong Li"

Hari demi Hari setiap ada seseorang yang datang ke kuil untuk menyembuhkan energi spiritual nya, mereka duduk sembari berbicara tentang kejelekan tuan muda kedua Li, Namun, disisi lain. Hong Li tidak pernah marah atau pun kecewa saat diri nya yang terus di nilai jelek oleh penduduk kota Li.

Hong Li tak pernah mengeluh, tak juga menangis, apalagi dendam dengan para penduduk kota Li, Namun kini, saat ini, hari ini, sosok seorang pendekar yang tak pernah menangis sepanjang hidup nya kini mulai meneteskan air mata nya.

Sosok sang lbunda tercinta kini telah pergi meninggalkan dunia ini, Hati nya kini benar-benar hancur saat diri nya mendengar kabar tentang kematian permaisuri Jiao Li

sekaligus ibunda Hong Li.

Pelan-pelan Xion wei memeluk tubuh Hong Li dengan lembut, kini Xion Wei benar-benar kehabisan akalnya, ia tak tahu harus menenangi Hong Li dengan cara apa lagi

Jauh di dalam lumbuk hati nya juga hancur, Xion Wei merasa diri nya tidak bisa lagi menepati janji nya pada Jing Li saat itu.

Sosok seorang malaikat, Benci dengan adanya kekerasan Selalu tersenyum ramah dengan semua orang, Terus berbagi harta dengan penduduk yang kelaparan, Sosok yang selalu memaafkan seseorang yang telah Melukai nya, Memaki nya, Memukuli nya Mengfitnah nya, bahkan hampir membunuh diri nya, Hong Li masih sempat Memaafkan Orang orang itu.

Senyum yang terus terukir di wajah nya, kini berubah dengan butiran air bening yang terus jatuh dari mata nya, butiran yang tak pernah di lihat oleh semua orang sebelum nya. Butiran air yang telah di sembunyikan rapat rapat oleh Hong Li kini jatuh membasahi wajah nya.

"Hong Li, Maafkan aku...Hong Li"

"Maaafkan aku" ucap Xion Wei berbisik di telinga Hong Li.

Siang hari terburuk sepanjang masa, Hari dimana, hanya ada suara seseorang menahan tangis nya, mencoba menahan diri nya, Namun hati nya benar benar sangat hancur, Meski tertidur di atas kasur, setelah lama mengeluarkan air mata nya, Hong Li tetap tidur dengan dengan kondisi mata yang tak berhanti mengeluarkan butiran bening nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!