NovelToon NovelToon

PERJALANAN SANG PENCIPTA

Awal Mula

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hidup di keluarga yang kaya raya dan kebutuhan segalanya terpenuhi memang adalah suatu impian dari semua orang tetapi bagaimana ceritanya kalau semua itu hanya untuk menggantikan keberadaan orangtua yang kita butuhkan, apakah kalian masih menginginkannya? tentu saja tidak! itulah yang di rasakan oleh seorang pemuda bernama Arata Ichiro yang sedari kecil hidup tanpa merasakan kasih sayang orangtuanya.

Hidup penuh harta tidak lah selamanya bahagia!

"Tuan muda sarapan telah siap" ucap seorang wanita paruh baya.

"Simpan saja di meja, bibi apakah ayah dan ibu tidak pulang lagi hari ini?" Ucap pemuda tersebut yaitu Arata Ichiro.

"Tidak tuan muda, kata nyonya besar masih banyak pekerjaan yang belum selesai" Ucap wanita tersebut dengan menatap kasihan pemuda di depannya, karena sedari kecil pemuda tersebut di besarkan olehnya karena orangtuanya tidak ada waktu untuk mengurusnya.

"17 tahun sudah terlewati tapi tidak sehari pun waktu untuk makan bersama? hahh sungguh sial sekali nasibku" Ucap Arata dengan kesal dan kecewa terhadap keluarganya.

"Jangan bicara seperti itu tuan muda… Nyonya besar dan tuan besar seperti ini juga karena untuk tuan muda agar hidup tidak penuh dengan kekurangan" Ucap bibi menenangkannya.

"Untuk apa uang? untuk apa kekuasaan? yang aku inginkan hanya menghabiskan waktu dengan orangtuaku" Ucap Arata.

"Bibi keluar saja, aku ingin sendiri dulu" Ucap Arata menyuruh wanita tersebut keluar.

"Tapi tuan muda sarapan dulu nanti dingin makanannya" Ucap wanita itu.

"Simpan aja di depan pintu jadi keluar lah bibi!" Ucap Arata dengan dingin.

Wanita paruh baya itu akhirnya keluar karena merasakan tatapan menakutkan dari Arata, tetapi ia memakluminya karena saat ini Arata sedang marah karena keluarganya tidak pernah ada waktu untuknya.

"Sialan! untuk apa kalian melahirkan ku kalau kalian tidak pernah ada untukku!" Ucap Arata dengan keras, ia sudah lama menahan diri tetapi untuk saat ini ia sudah tidak dapat lagi mengendalikan emosi yang meluap-luap di dalam hatinya.

"Baiklah karena kalian tidak pernah memperhatikan ku lebih baik aku mati saja!" Ucap Arata dengan marah.

Kemudian ia pun bangkit dari tempatnya berjalan menuju tempat penyimpanan barang-barang miliknya.

Ia membukanya dan melihat di dalam ada suatu kotak yang terbungkus mewah.

"Kalau saja kalian hari ini tepat pada hari ulangtahun ku kalian ada bersamaku mungkin saja aku tidak akan kecewa seperti ini" Ucap Arata dengan raut wajah penuh kekecewaan.

"Kalau saja tidak adanya dirimu, maka ayah dan ibuku akan selalu ada bersamaku" Ucap Arata mengambil kotak tersebut.

Kotak tersebut bertuliskan VRMMO-RPG GALAXY, suatu game yang di kembangkan oleh perusahaan orangtuanya.

"Apakah benda seperti ini menggantikan kehadiran diriku di kehidupan ayah dan ibu?, baiklah kalau begitu karena kalian melupakan aku dan lebih mementingkan benda ini maka aku juga akan memperlakukan sama seperti kalian memperlakukan ku" Ucap Arata kemudian membukanya dan berniat untuk mencoba memainkannya.

Saat semua alat telah terpasang dan Arata telah memakai kacamata VR nya tanpa di duga gangguan listrik di rumahnya mengalami masalah.

Hal tersebut juga berpengaruh terhadap alat yang di pasang ke Arata yang menyebabkan aliran listrik langsung menyerang terhadap kepala Arata dan menghancurkan otaknya, seketika Arata pun mati dalam keadaan tersetrum listrik.

"Ughhh dimana ini? apakah aku sudah memasuki dunia game?" Ucap Arata memegangi kepalanya karena terasa sakit.

"Tapi kenapa gelap begini? apakah ada kesalahan atau bug?" Ucap Arata yang kebingungan karena sekelilingnya gelap gulita.

Tetapi kemudian Arata melihat sebuah cahaya kecil dari ujung kegelapan, ia pun pergi ke arah asalnya cahaya tersebut.

Saat telah mendekati nya seketika cahaya tersebut bersinar sangat terang yang membuat Arata tidak bisa membuka matanya.

Saat Arata membuka matanya, ia melihat samar-samar dua sosok laki-laki dan perempuan yang tengah tersenyum kepadanya.

"Lihat sayang anak kita sudah bisa membuka matanya…" Ucap pria tersebut dengan tersenyum senang.

"Ah benar dia sangat lucu sekali mirip denganku" Ucap seorang wanita.

"Dia juga tampan sepertiku" Ucap pria tersebut.

'Siapa mereka? dan apa maksudnya anak kita?' Ucap Arata kebingungan.

"Lihat dia bergerak-gerak seperti cacing, menggemaskan sekali" Ucap pria itu memegangi pipi Arata.

'Ehh- tunggu kenapa badanku jadi kecil seperti ini?!'

'Apa yang terjadi?! a-aku berubah jadi bayi?! apakah memang seperti ini setingan dari game nya?' Ucap Arata yang terkejut karena sadar akan ada yang aneh dengan tubuhnya.

"Oekkk…oekkkk…" seketika Arata yang dalam wujud bayi menangis dengan kencang.

Hal tersebut sontak membuat kedua pria dan wanita itu panik.

"Sayang ada apa dengan dia? kenapa menangis?" ucap pria itu dengan kalang kabut.

"Haishh kamu ini kenapa panik begitu? dia hanya ingin minum, awas kamu minggir dulu" Ucap wanita itu menggelengkan kepalanya dan menyusui Arata.

Seketika tangisan bayi tersebut berhenti dan tidur kembali dengan tenang.

"Tuh lihat benarkan? dia haus jadi menangis" ucap wanita itu kemudian memeluknya dengan lembut.

Arata yang masih belum bisa mengendalikan dirinya tertidur dengan lelap entah karena kelelahan atau karena terlena rasa lembut yang baru ia rasakan seumur hidupnya.

***

Keesokan harinya Arata telah terbangun terkejut karena dirinya masih belum kembali ke dunianya.

'Apa-apaan ini?! bagaimana caranya untuk keluar!' ucap Arata yang terkejut karena dirinya masih dalam wujud bayi.

'Apa mungkin ini masih dalam permainan? atau aku sudah berpindah ke dunia lain?' ucap Arata.

'Arrgghhh siapapun beritahukan aku apa yang terjadi sekarang?!!'.

Arata terus menggerutu karena keadaannya sekarang tidak bisa di pahami dan tidak ada yang mengatakan apa yang sebenarnya terjadi kepadanya.

"Oh anakku kamu sudah bangun" Ucap wanita itu yang sekarang adalah ibunya.

'Wanita ini sekarang adalah ibuku? kalau begitu pria yang kemarin adalah ayahku' ucap Arata.

"Hmmm ada apa nak? kenapa melihat ibu seperti itu?" Ucap wanita itu tersenyum.

Akhirnya memutuskan untuk mencari terlebih dahulu apa yang terjadi padanya dengan berpura-pura sebagai bayi pada umumnya

Tidak kerasa 6 tahun sudah berlalu sejak Arata tinggal di dunia ini, telah banyak hal yang ia tahu tentang dunia yang ia tinggali saat ini.

Dan sudah 6 tahun pula ia merasakan kehangatan keluarga, ia akan mencari terlebih dahulu apa yang terjadi dengannya dan setelah itu mau kehidupan ini adalah nyata atau hanya game, ia memutuskan untuk menjalin kehidupan yang baru bersama keluarga barunya dan dunia baru.

"Ayah ibu… Lihat aku sudah bisa sihir api" Ucap Arata yang berusia 6 tahun.

"Oh hebat sekali kamu nak!" Ucap ayahnya dengan tersenyum.

"Anak ibu memang luar biasa" Ucap ibunya dengan bertepuk tangan.

Arata tersenyum senang karena saat inilah yang selalu ia mau, kebersamaan dan kekeluargaan yang sangat ia dambakan.

"Hehe aku hebat kan!" Ucap Arata dengan tersenyum bangga.

Ia tidak lagi memperdulikan dunia nya yang dulu, karena saat ini kehidupannya yang sekarang sudah sangat membuat dia bahagia.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Klan Luo

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

2 tahun kemudian waktu berlalu saat ini umur Arata tepat 8 tahun, setiap harinya di penuhi dengan kebahagiaan bersama keluarganya situasi yang sangat di impi-impikan oleh nya.

Karena sudah terlalu nyaman dengan dunia yang sekarang Arata memutuskan untuk melupakan dunia nya yang dulu, walaupun begitu ia sampai saat ini masih mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi kepadanya.

Selama 2 tahun ini Arata banyak belajar tentang dunia nya yang sekarang, Arata saat ini berganti nama menjadi Luo-An dari klan Luo.

Di dunia ini di penuhi dengan berbagai macam sihir dan ilmu pedang.

Arata saat ini tinggal di alam rendah dimana tempatnya para manusia dan makhluk-makhluk lainnya hidup.

Masih banyak misteri tentang dunia ini yang masih belum ia ketahui tetapi ia tidak tahu bagaimana cara mengetahuinya dan kepada siapa harus bertanya.

Jadi ia memutuskan pada umurnya yang telah mencapai dewasa untuk menjelajahi seluruh tempat di alam rendah ini untuk mencari berbagai informasi yang ada.

Tempat yang Arata tinggali saat ini adalah klan Luo dimana klan tersebut adalah salah satu klan besar di kekaisaran yang ada di dunia ini.

Di dunia ini terdapat 2 kekaisaran dan di bawah kekaisaran ada klan-klan besar lainnya, yang pertama kekaisaran Horyen, dan kekaisaran Argantika.

Kedua kekaisaran tersebut memiliki hubungan baik antara satu sama lainnya. Tetapi berbeda dengan klan-klan lainnya dimana mereka selalu bersaing dalam hal kekuatan dan kekuasaan.

Hanya segitu saja yang baru Arata ketahui, itu pun ia tahu dari orangtuanya yang menceritakan nya pada saat Arata akan tertidur.

"Nak, umur mu saat ini telah mencukupi untuk memasuki sebuah sekte tetapi ibu tidak akan memaksamu untuk memilih antara sekte mana yang ingin kamu masuki" Ucap ibunya Arata.

"Baik bu… tapi aku meminta waktu setahun lagi baru aku akan memikirkan nya" Ucap Arata dengan tersenyum.

"Baik ibu tidak akan memaksamu tetapi sebagai gantinya berlatihlah dengan keras disini agar kamu tidak tertinggal jauh dari anak-anak seumuran mu"Ucap ibunya dengan mengelus-elus kepada Arata yang terbaring di pangkuannya.

"Aku akan berusaha berlatih dengan keras dan rajin agar tidak mengecewakan ayah dan ibu" Ucap Arata dengan sungguh-sungguh.

"Ibu akan menunggu kamu mengembangkan sayap mu ke seluruh dunia ini" Ucap ibunya.

'Lihat saja bu aku akan membuat ibu bangga karena mempunyai aku sebagai anakmu' ucap Arata dalam hatinya.

"Oh yah apakah elemen sihir api mu sudah meningkat?" Tanya ibunya.

"Belum aku perlu waktu sedikit lagi agar bisa mencapai level itu" Ucap Arata dengan menggelengkan kepalanya kecewa.

"Tidak perlu bersedih seperti itu nak, karena kerja keras mu pasti akan mendapatkan hasil yang sepadan" Ucap ibunya menasihati Arata.

"Aku mengerti bu" Arata hanya mengangguk dan tersenyum.

Klan Luo, saat ini di pimpin oleh ayahnya Arata yaitu Luo-Nan dan istirnya atau ibunya Arata yaitu Luo-In.

***

Keesokan harinya Arata berlatih dengan keras di lapangan pelatihan bersama para murid lainnya.

Mereka semua orang-orang yang ramah dan baik, karena Arata sendiri tidak pernah memperlakukan semua orang berbeda, ia selalu rendah hati dan tidak pernah menyombongkan bahwa dirinya adalah tuan muda klan Luo, hal tersebutlah yang membuat Arata sangat di hormati dan di segani oleh semua orang klan Luo.

Bijaksana, rendah hati dan ramah. Mana ada tuan muda lainnya yang seperti Arata.

"Tuan muda latihannya cukup sampai disini saja, besok kita lanjutkan kembali" Ucap tetua yang mengajari Arata.

"Baik tetua… Terimakasih atas ajarannya" Ucap Arata dengan sopan dan ramah.

Ia pun tidak segan-segan menundukkan kepalanya kepada orang yang benar-benar berjasa untuknya.

"Ahh… Tidak perlu seperti tuan muda karena ini sudah tugas saya" Ucap tetua dengan hormat.

"Baiklah karena pelatihan sudah selesai, saya pamit undur diri tetua" Ucap Hiro menunduk hormat dan pergi.

"Kita beruntung memiliki tuan muda seperti tuan muda Luo-An, ia tidak hanya jenius tetapi ramah terhadap yang lainnya yang itungannya posisinya tidak sederajat dengannya" Ucap tetua dengan kagum.

"Anda benar tetua… Maka dari itu kita harus lebih menghormatinya dan menurutinya apapun yang tuan muda inginkan harus kita kabulkan dan apapun yang tuan muda perintahkan harus di laksanakan tidak peduli apa itu perintahnya" Ucap seorang murid yang mewakili semuanya.

"Benar kalau begitu kalian juga berlatih lah dengan keras agar berguna untuk tuan muda" Ucap tetua dengan tegas.

"Baik tetua!' ucap semua murid dengan sungguh-sungguh.

Arata yang telah meninggalkan lapangan pelatihan tidak mengetahui bahwa ia akan memiliki pengikut fanatik.

Kalau ia sampai tahu maka Arata akan berkata,

'Aku tidak ingin di hukum dewa karena aliran sesat yang tidak sengaja ku buat!'.

Arata yang meninggalkan lapangan pelatihan pergi menuju ke tempat tinggalnya.

"Salam tuan muda… Apa anda ingin menemui Patriak?" Ucap murid penjaga pintu.

"Ahh salam juga saudaraku… Benar apa ayah ada di dalam?" Ucap Arata dengan ramah.

"Ada tuan muda, silahkan masuk" Ucap murid tersebut dengan hormat.

"Baik terimakasih" Ucap Arata tersenyum dan masuk ke dalam.

Di dalam ruangan terdapat seorang pria paruh baya bersama yang lainnya.

"Oh An'er, ada apa nak?" Ucap ayahnya Arata yang sedang bersama para tetua.

"Salam tuan muda!" Ucap para tetua memberi hormat.

"Salam ayah dan tetua, maafkan aku kalau mengganggu pembicaraan kalian" Ucap Hiro menunduk hormat.

"Tidak apa-apa nak… Bicara saja ada apa nak?" Ucap ayahnya Arata.

"Jangan seperti itu tuan muda, tolong angkat kepala anda" Ucap para tetua.

"Aku kemari untuk meminta ijin meminjam buku yang ada di ruangan penyimpanan klan, ayah" Ucap Arata.

"Buku? Boleh saja ambil lah buku apapun yang kamu mau" Ucap ayahnya dengan tersenyum senang.

"Baik ayah terimakasih… Kalau begitu aku pamit undur diri, maaf sebelumnya karena telah menganggu kalian" Ucap Arata memberi hormat dan pergi keluar meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah Arata pergi para tetua kagum dengan sikap Arata.

"Patriak anda beruntung memiliki putra seperti tuan muda Luo-An" Ucap salah seorang tetua, begitupun dengan yang lainnya mereka mengangguk setuju dengan ucapan tetua tersebut.

"Haha memang benar aku beruntung karena dewa memberikan ku putra yang sangat baik seperti An'er" Ucap Patriak tertawa bangga.

"Saya yakin tuan muda Luo-An dapat membawa klan kita kembali ke masa jayanya" Ucap tetua agung.

"Semoga saja tetapi aku tidak ingin melibatkan An'er dengan urusan klan" Ucap Patriak.

"Walaupun anda tidak bisa tetapi saya yakin bahwa tuan muda pasti akan melibatkan dirinya sendiri karena sikap kekeluargaannya yang sangat erat" Ucap tetua agung.

"Hahh… Sudahlah kita lanjutkan saja kembali pembicaraan yang tertunda tadi" Ucap Patriak tidak ingin membahasnya lebih lanjut.

Mereka pun mengerti dan melanjutkan kembali pembicaraan yang sebelumnya terganggu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tebasan Penghancur Alam

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Saat ini Arata berada di perpustakaan khusus untuk klan Luo, ia kesana karena ingin mencari teknik tingkat tinggi.

Walaupun teknik pedang yang ia kuasai saat ini telah sangat kuat bahkan hampir setara dengan para tetua di klan tapi Arata merasa masih belum puas karena Arata tahu betul kalau dunia ini luas jadi pasti ada yang tekniknya lebih kuat dari teknik yang ia kuasai saat ini.

"Hmmm tidak ada teknik yang cocok untuk ku" ucap Arata saat melihat-lihat semua buku teknik yang klan nya miliki.

Tetapi tiba-tiba matanya terhenti pada suatu buku yang terlihat kuno dan memancarkan aura berbeda dari buku lainnya.

"Hmmm ternyata ada buku yang menarik" Ucap Arata kemudian mengambil buku tersebut, ia kembali duduk dan membuka lembar tiap lembar dari buku tersebut.

Arata terhanyut kedalam pikirannya setiap kali membuka setiap lembarnya, di buku tersebut setiap lembarnya mengandung skil-skil yang luar biasa hebat.

"Menakjubkan! buku sehebat ini ada di klan ku?" Ucapnya terkejut dan senang.

Beberapa jam kemudian malem hampir tiba Arata masih membaca buku setelah beberapa saat kemudian ia membuka halaman terakhir yang di situ hanya ada sebuah kalimat yang bertuliskan 'Jurang keputusasaan berada di akhir puncak kehidupan'.

Arata di buat kebingungan dengan apa maksud kalimat tersebut tetapi ia merasa kalimat tersebut merupakan sebuah petunjuk.

"Jurang keputusasaan berada di akhir puncak kehidupan? apa maksudnya?" Ucapnya kebingungan.

"Hahh sudahlah aku ingat saja kalimat ini, siapa tahu di masa depan nanti aku akan mendapatkan jawabannya" Ucap Arata kemudian menutup bukunya.

Setelah membaca buku tersebut Arata menutup nya dan menyimpan kembali di tempat semula, karena waktu sudah menjelang gelap Arata memutuskan untuk kembali.

Saat ia berjalan keluar dari perpustakaan, tanpa Arata sadari buku yang ia baca sebelumnya melebur menjadi debu dan menghilang.

***

Di suatu tempat

"Hmmmm? ahh sepertinya buku itu telah kembali kepada pemiliknya… Hahaha dunia ini akan mengalami perubahan tetapi aku harap perubahan tersebut mengarah kepada kebaikan dan kebenaran" Ucap seseorang.

***

Tanpa Arata sadari bahwa setelah ia membaca buku tersebut banyak sekali orang-orang yang menantikan dirinya untuk segera melebarkan sayapnya.

Saat ini Arata tengah berada di dalam kamarnya dan mencoba memahami setiap gerakan dari buku sebelumnya.

"Sungguh teknik ini sulit di pelajari tetapi mudah di pahami" Ucap Arata.

Tidak lama setelah itu Arata mengakhiri pelatihan nya dan memilih untuk tidur beristirahat.

Keesokan harinya pada pagi hari sekali Arata telah melanjutkan kembali pelatihan nya untuk meningkatkan pemahamannya terhadap teknik yang ada di buku sebelumnya.

"Akhirnya selesai! dengan begini sekarang aku memiliki teknik ini maka aku memiliki jaminan hidup tenang tanpa takut di bunuh" Ucap nya tersenyum senang.

Ia pun keluar dari ruangannya untuk pergi sarapan bersama keluarganya, ahh maksudnya keluarga barunya.

"Nak, kamu sudah bangun? kalau begitu ayo kita sarapan bersama, ibumu memasak makanan banyak sekali" ucap ayah Arata.

Setelah sarapan bersama Arata menanyakan kenapa ibunya memasak banyak hari ini.

"Tumben sekali ibu memasak banyak, ada apa bu?" Tanya Arata.

"Haishh anak ini! apa kamu tidak suka dengan masakan ibu ini" Ucap ibunya Arata.

"Ahh tidak bu, bukan begitu maksud ku tetapi kenapa ibu memasak banyak hari ini itu agak aneh" Ucap Arata panik.

"Yah karena hari ini adalah ulang tahunmu… apa kamu tidak ingat?" Ucap ibunya tersenyum manis.

"Ahh benar juga bagaimana aku bisa lupa" Ucap Arata terkejut.

"Hahaha selamat ulangtahun nak, ayah harap kamu menjadi orang yang hebat nanti dan menjadi orang yang sangat penting bagi dunia… Maaf ayah tidak memberikan mu hadiah yang mahal tetapi ayah harap itu berguna untukmu" Ucap ayahnya dengan memberikan sebuah pedang.

"Tidak tidak… Ayah ini saja sudah sangat berguna dan berharga untukku" Ucap Arata terharu.

"Nah ini hadiah dari ibu" Ucap ibunya memberikan sebuah baju berwarna hitam dan emas.

"Terimakasih ayah, ibu" Ucap Arata sedikit meneteskan air matanya.

Karena selama seumur hidupnya baru kali ini ia merayakan ulang tahun bersama keluarga, tentu saja hal tersebut membuat Arata sangat bahagia.

"Sudah coba kamu pakai dulu bajunya" Ucap ibunya.

"Baik bu, tunggu sebentar" Ucap Arata, ia pergi terlebih dahulu setelah itu kembali dengan memakai baju pemberian ibunya.

"Bagaimana bu apa cocok?" Tanya Arata.

"Tampan sekali nak! bagus-bagus ketampanan ayahmu ini turun kepadamu" Ucap ayah tertawa keras.

"Woahh kamu keren sekali nak, ketampanan mu bahkan melebihi ayahmu" Ucap ibunya dengan tersenyum.

"Terimakasih ayah ibu, aku suka sekali hadiahnya" Ucap Arata tersenyum bahagia.

"Hahaha tidak perlu berterimakasih seperti itu nak, karena kita adalah keluarga jadi ini semua hal yang wajar saja" Ucap ayahnya tersenyum.

Arata hanya mengangguk dan tiba-tiba dirinya di peluk oleh ibunya.

"Sudah berhenti mengeluarkan air mata, apa kamu tidak malu sudah besar masih menangis?" Ucap ibunya menenangkan Arata.

Bukannya berhenti tetapi Arata semakin histeris karena ia akhirnya tidak dapat membendung kembali perasaan yang selama ini ia tahan, ia melepaskan semua perasaan tersebut melalu tangisannya saat di pelukan ibunya.

Ayahnya Arata sedikit terkejut karena biasanya Arata bukan lah anak yang cengeng tetapi saat ini di depannya ia melihat Arata menangis histeris di pelukan istrinya, ia kebingungan sebenarnya apa yang terjadi? ada apa dengan Arata sampai-sampai menangis histeris begitu.

Ibunya Arata hanya memeluknya dengan erat dan lembut sekali-kali ia menepuk-nepuk pelan punggung Arata yang mengartikan 'Tidak apa-apa, lepaskan saja semua beban yang kamu pendam' .

Setelah beberapa Arata tenang kembali, ia tersenyum lembut kepada keluarganya. Kali ini ia merasa sangat bahagia dan bersyukur sekali karena lahir di keluarga yang sangat-sangat berbeda dari sebelumnya.

Ia bahkan berjanji dan bertekad di dalam hatinya kalau siapapun yang mengganggu keluarganya akan ia kejar bahkan sampai ke ujung alam semesta sekalipun.

Setelah perayaan ulang tahun Arata yang sangat dramatis, ia kembali pergi berlatih dengan para murid lainnya seperti biasanya tetapi kali ini Arata berlatih sangat berbeda terlihat semangat membara di matanya bahkan membuat para murid lainnya pun ikut terbawa suasana saat melihat Arata yang bersemangat dalam berlatih.

"Tebasan Penghancur Alam!" Ucap Arata mengeluarkan teknik pedang yang telah ia pelajari.

Swoshhh… Boommmm…

Lintasan pedang vertikal terlibat setelah Arata mengucapkan tekniknya, lintasan pedang tersebut melesat dengan kuat dan cepat sampai meledak menghancurkan separuh area lapangan pelatihan yang membuat mereka semua terdiam terpaku karena terkejut melihat teknik yang Arata keluarkan sangat luar biasa.

"A-apa itu tadi?!"

"T-teknik pedang apa barusan?! apa teknik itu sungguh ada di dunia ini?!"

Teriakan tidak percaya terdengar dari para murid lainnya sedangkan tetua yang sedang mengajar mereka hanya terdiam membeku di tempatnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Maaf baru up lagi karena author nya sedang mengistirahatkan diri karena baru selesai kerja untuk sebulan kedepanya di usahakan up nya akan teratur karena waktu yang kosong sampai menunggu kembali bekerja 🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!