Note Author: Hai Readers! Novel ini adalah lanjutan dari novel Author sebelumnya dengan judul REINKARNASI DUA DEWA (Api dan Air). Agar readers tidak tersesat dalam membacanya, maka dalam bab ini Author akan memberikan garis besar dari novel REINKARNASI DUA DEWA (Api dan Air) ... Selamat membaca!
...----------------...
Chen Li adalah putra dari seorang Raja kerajaan Api. Semenjak dirinya kecil, ia tak pernah melihat sosok kedua orang tuanya.
Dikarenakan hari dimana dia dilahirkan, terjadi kudeta di kerajaan Api yang di lakukan oleh saudara kandung ayahnya sendiri yaitu Chen Huang. Sehingga ayahnya, Chen Long harus tewas dieksekusi di depan umum dengan kepala yang digantung di depan pintu gerbang istana.
Ibunya sendiri meninggal saat melahirkan dirinya dalam pelariannya bersama Jenderal setia Raja Chen Long, Wan Li. Ia pun akhirnya dirawat dan tumbuh besar di hutan bersama dengan Jenderal Wan Li.
Di waktu yang sama dimana Chen Li dilahirkan, Sekte Elang Emas juga kelahiran seorang bayi laki-laki yang oleh Xiao Liu, ketua Sekte Elang Emas beserta Xiao Meng putra dari ketua sekte Elang Emas tersebut sekaligus ayah dari sang bayi, memberi nama bayi tersebut sebagai Xiao Wang.
Sejak Kecil, kedua anak itu telah menunjukan hal-hal yang luar biasa. Dimana, di usia ketujuh tahun keduanya telah mencapai tingkatan Menengah tahap 2.
~Tingkatan Kultivasi di benua Naga ~
~Dasar \= 5 tahap
~Menengah \= 6 tahap
~Tinggi \= 5 tahap
~Bumi \= 5 tahap
~Langit \= 5 tahap
Hari-hari berlalu seperti biasanya. Chen Li beserta Wan Li yang saat itu sedang berburu di hutan tidak sengaja bertemu dengan siluman Ular Naga berusia 1000 tahun.
Tak ada pilihan untuk kabur, akhirnya pertarungan antar Chen Li dan Wan Li melawan Siluman Ular Naga tak bisa terelakkan.
Dari pertarungan itu, Chen Li mendapat hentakan keras dari sang siluman, membuatnya terbang hingga beberapa ratus meter jauhnya. Sebuah batu besar sampai di buat hancur tertabrak oleh tubuh kecil Chen Li.
Namun siapa sangka dari situlah dirinya bertemu dengan seorang jenius seluruh alam yang dahulu sempat mendapat hukuman karena kesombongannya. Dan oleh Chen Li, jenius itu kemudian diberinya nama sebagai Chen Lu.
Chen Lu akhirnya menjadi guru Chen Li. Berkat bimbingan dari Chen Lu, Chen Li kecil bisa menembus tahapan langit tingkat 2 dalam kurun waktu satu tahun.
Sementara Xiao Wang yang saat itu hendak pulang ke kediamannya dari sehabis menikmati indahnya mentari senja di sebuah bukit bersama dengan seorang gadis kecil sepupunya, tiba-tiba saja di hadang oleh sekelompok orang berpakaian hitam beserta cadar yang menutupi wajah mereka.
Di malam yang gelap, hanya di temani oleh cahaya keperakan dari sang rembulan malam, pertarungan antar Xiao Wang melawan sekelompok orang tersebut terjadi.
Karena perbedaan jumlah beserta kultivasi, Xiao Wang dapat di kalahkan oleh orang-orang tersebut.
Di akhir-akhir sisa hidupnya, dirinya tiba-tiba saja dirasuki oleh sosok misterius. Yang kemudian sosok tersebut diberi nama dengan sebutan Bo Ji, oleh Xiao Wang.
Sama halnya Chen Lu, Bo Ji juga ternyata mendapat hukuman dari 10 Dewa tertinggi. Sampai mereka berhasil mendidik seorang anak yang memiliki takdir besar, hukuman mereka akan di lepaskan.
Singkat cerita, Xiao Wang menjadi perwakilan sekte Elang Emas untuk mengikuti ajang bergengsi yang akan di adakan di ibukota kerajaan Api. Setelah sebelumnya ia berhasil menduduki peringkat ketiga sebagai murid utama lewat pertandingan Antar Murid di Sekte Elang Emas.
Namun sebelum itu, dirinya meminta kepada kakek dan ayah beserta ibunya untuk berlatih dengan alam liar selama setahun. Setelahnya ia akan langsung ke ibukota untuk mengikuti turnamen Pemuda Berbakat.
Selama setahun dirinya di alam liar, ia akhirnya bisa menembus tahapan Langit tingkat 2 di usianya yang ke delapan tahun. Dan tentu saja tidak lepas dari bimbingan dari Bo Ji yang bertempat tinggal di alam bawah sadarnya.
Saat dalam perjalanan hendak ke ibukota, dirinya tiba-tiba saja bertemu dengan seorang pemuda yang ternyata adalah seorang Iblis yang sedang menyamar.
Butuh beberapa hari sebelum akhirnya ia mengetahui bahwa pemuda yang selama ini menemani dalam perjalanannya ternyata jelmaan Iblis.
Namun sebelum dirinya mengetahui siapa sebenarnya wajah asli pemuda itu, sebuah masalah datang menghampirinya.
Tengah malam, saat Xiao Wang terlelap. Tiba-tiba saja ribuan siluman yang di kendalikan oleh Iblis datang menyerang dirinya, sedang Guiji (jelmaan iblis) yang mendapat giliran untuk berjaga tidak nampak di sana.
Terpaksa Xiao Wang harus mengangkat pedang, melawan ribuan siluman dari berbagai usia seorang diri.
Bertarung mati-matian selama satu hari satu malam, akhirnya dia berhasil mengalahkan ribuan siluman itu, meskipun tidak murni berasal dari kekuatannya.
Ya! Saat dirinya hampir mati karena dikerubuti oleh berbagai jenis siluman, mendadak tubuhnya memancarkan cahaya menyilaukan. Penampilannya pun berubah saat itu juga. Kekuatan Xiao Wang bertambah berkali-kali lipat, bahkan Bo Ji pun sampai kalah oleh kekuatan itu.
Dalam satu kali serangan, ribuan siluman langsung tewas seketika. Menyisakan tiga ekor siluman berusia seribu tahun yang kemudian di jadikan sebagai bawahan Xiao Wang oleh sosok yang mengendalikan tubuh Xiao Wang saat ini.
Tak hanya itu, bahkan ketiga siluman itu di beri kekuatan. Hingga kultivasi mereka telah setara dengan siluman yang berusia 1500 tahun. Sehingga memungkinkan mereka untuk berevolusi ke bentuk manusia.
Xiao Wang beserta ketiga bawahan barunya hendak menuju ke ibukota. Dalam perjalanan, mereka akhirnya kembali bertemu dengan Guiji.
Xiao Wang yang telah mengetahui identitas asli Guiji yang ternyata jelmaan iblis, segera menyerangnya.
Karena kultivasi Xiao Wang saat itu sangat rendah di banding dengan iblis yang kini kultivasinya melewati tahapan langit, puncak dari kultivasi seorang kultivator di benua Naga. Xiao Wang kalah telak.
Beruntung masih ada tiga bawahannya di belakang yang juga membantunya menyerang Guiji.
Guiji kewalahan meladeni empat orang sekaligus yang menyerangnya secara bersamaan. Tak ada pilihan lain, ia pun menggunakan seluruh kemampuannya untuk melawan keempat orang itu.
Namun, hal itu nyatanya tidak menjadi ancaman besar bagi mereka. Dikarenakan, ketiga bawahan Xiao Wang ternyata juga memiliki kekuatan yang tidak kalah dengan iblis itu.
Sebelumnya, siluman berusia 1000 tahun, kekuatannya setara dengan kultivator tahapan langit. Sedang ketiga siluman bawahan Xiao Wang berusia 1500 tahun.
Pertarungan antar Iblis dan seekor Siluman Singa Api tercipta saat itu juga. Satu kerajaan pun sampai di buat tergetar karenanya.
Membutuhkan waktu beberapa jam bagi Siluman Singa Api untuk mengalahkan iblis itu. Meski berhasil mengalahkannya, namun siluman Singa Api juga mendapat luka yang sangat serius.
Iblis itu kemudian di jadikan bawahan oleh Xiao Wang.
Singkat cerita, setelah memasukkan keempat bawahannya ke alam bawah sadarnya, Xiao Wang pun melanjutkan perjalanannya menuju Ibukota. Di sana, ia berpapasan dengan kakek, ayahnya beserta dua murid inti yang juga menjadi perwakilan Sekte Elang Emas.
Di Kerajaan Api, rombongan Xiao Wang mendengar kabar bahwa sekte Elang Emas telah di kudeta oleh salah satu tetua sekte, yang tanpa sepengetahuan Xiao Liu, tetua tersebut ternyata telah diam-diam bersekongkol dengan Iblis.
Tentu saja hal itu menimbulkan kemarahan di hati mereka. Namun tak ada yang bisa mereka lakukan sekarang. Untuk membalas merebut kembali sekte dari tangan orang-orang pengkhianat serta menyelamatkan orang-orang sekte yang di tawan.
***
Turnamen Pemuda Berbakat telah di gelar. Xiao Wang sendiri telah mendaftar beserta dengan dua perwakilan sekte Elang Emas. Begitupun juga dengan Chen Li, dirinya juga mendaftar di turnamen tersebut.
Babak demi babak telah terselesaikan dengan cepat. Dua hari telah berlalu, tibalah saatnya babak semi final. Dimana dua orang pemuda dan dua orang pemudi yang menjadi peserta semi finalnya. Dua pemuda itu tidak lain dan tidak bukan adalah Chen Li dan Xiao Wang.
Saat pertarungan sengit pecah antar keduanya, tiba-tiba saja rombongan prajurit bermunculan dan mengelilingi arena tempat Chen Li dan Xiao Wang melangsungkan pertandingan.
Disini, ternyata identitas Chen Li sebagai putra dari raja Kerajaan Api terdahulu telah terbongkar.
Pertarungan antar Chen Li beserta para prajurit pun pecah. Wan Li juga tidak tinggal diam. Lelaki itu juga ikut membantu Chen Li.
Begitupun juga dengan Xiao Wang. Dia yang awalnya berniat menghindar dari tempat itu mendadak di cegah oleh Bo Ji yang menyuruhnya untuk ikut membantu pemuda itu. Tak ada pilihan lain, ia akhirnya menyetujuinya.
Saat sedang panas-panasnya, tiba-tiba saja suara peluit terdengar begitu kerasnya memekik di setiap telinga mereka yang mendengarnya.
Suara peluit panjang terdengar begitu keras memekik di telinga setiap mereka yang mendengarnya. Seolah-olah, seseorang telah memberikan kode kepada suatu kelompok melalui bunyi panjang peluit tersebut.
Waktu seolah berhenti bergerak. Tak ada yang berani bertindak sebelum suara peluit berhenti terdengar. Membutuhkan waktu sekitar satu menit sebelum akhirnya tak terdengar lagi suara peluit tersebut. Semuanya pun bernafas lega setelahnya.
"Siapa yang meniup peluit itu?"
"Ada yang tidak beres!"
"..."
Berbagai pertanyaan terdengar dari mulut para penonton maupun para tetua sekte.
"Jangan-jangan!"
"SEMUANYA ... ANGKAT SENJATA, PERTEMPURAN BESAR AKAN SEGERA TERJADI!!!"
Sebuah suara menggema di udara. Memperingati setiap kepala yang ada di sana bahwa pertumpahan darah akan segera terbit.
Tepat setelah suara itu selesai terdengar. Mereka yang mengenakan tudung maupun jubah hitam, mendadak menghilang dari bangku penonton. Detik berikutnya, penonton-penonton lain yang memang bukan seorang kultivator maupun kultivator tahapan dasar terbaring satu persatu.
Kepala-kepala mulai berjatuhan memisahkan diri dari badan. Darah memuncrat hingga menciptakan hujan darah.
Penonton lain yang menyaksikan kepala temannya terpisah dari badan dan menggelinding tepat di bawah kakinya tak sempat berteriak. Dikarenakan saat hendak mengeluarkan suara, kepalanya juga telah terjatuh dengan sorot mata ternganga. Seolah-olah ia masih belum terima atas kematiannya yang begitu tak terduga.
Dalam hitungan menit pertarungan di bangku penonton telah tercipta. Dentingan-dentingan pedang beserta teriakan menyayat hati terdengar menghiasi jalannya kekacauan itu.
Tak berlangsung lama, semuanya kembali menghentikan aksinya masing-masing. Fenomena di atas sana terlalu menarik perhatian dan sukar untuk dilewatkan.
Langit yang cerah, mendadak berubah murung. Awan hitam yang di giring angin mulai menghiasi seisi langit.
Tak lama setelah itu, awan-awan hitam seperti tersedot oleh sesuatu hingga membentuk sebuah pusaran yang sangat besar di langit dengan kilatan petir menyambar juga terdengar bersahut-sahutan membuat siapa saja yang mendengarnya akan langsung tergetar hatinya.
Semakin lama, pusaran awan hitam itu semakin membesar. Dari dalam lubang pusaran awan tersebut, mulai menjatuhkan sesuatu berwarna hitam yang sangat banyak. Seiring dengan semakin dekat dengan tanah, energi hitam pekat juga terasa begitu menekan.
Dalam radius beberapa ratus meter di atas permukaan tanah, tampaklah oleh mereka yang kultivasinya di tahapan Bumi hingga Langit akan benda yang di jatuhkan pusaran awan hitam itu yang ternyata adalah sosok makhluk dengan tubuh manusia namun memiliki wajah yang sangat aneh plus menyeramkan.
"I-itu! IBLIS ... ITU IBLIS!" Salah seorang kultivator tanpa sengaja berteriak keras ketika dapat ia saksikan banyaknya makhluk aneh yang keluar dari pusaran awan hitam.
Sontak mereka yang sebelumnya termangu, kini tersadar ketika mendengar teriakan orang itu.
Keributan kembali tercipta, sedang mereka yang menggunakan tudung beserta jubah hitam yang semula juga ikut terdiam menyaksikan fenomena di atas sana kini melompat tinggi dan mendarat di atas atap.
"Akhirnya, mereka muncul juga. Hampir saja kita kehabisan anggota dikarenakan para tetua sialan itu." Salah satu dari mereka berucap kesal.
Ya! Pertarungan beberapa saat lalu, nyatanya telah memakan banyak korban jiwa. Baik di pihak sekte-sekte, maupun kultivator bebas.
Disaat peserta turnamen di giring ke tempat yang aman. Di tengah-tengah aula, terlihat lima peserta yang sebelumnya menjadi peserta semifinal, kini membantu aliran putih-netral memerangi aliran hitam. Mereka adalah Xiao Wang, Chen Li, Hei Fang, Ai Fang dan Bing Meigui.
Chen Li beserta Xiao Wang menghentikan aksinya saat pusaran awan hitam tercipta di atas sana.
"Apa yang terjadi?" Chen Li bertanya pada Chen Lu yang saat ini juga menyaksikan pusaran tersebut dari alam bawah sadarnya.
"Celaka! Para Iblis datang menyerang. Awal dari sebuah kekacauan besar akan segera terbit!" Dari intonasi yang keluar dari mulut Chen Lu, Chen Li bisa menebak bahwa sesuatu yang sangat berbahaya akan segera terjadi.
"Para Iblis?"
"Ya ... aku bisa merasakan kehadiran mereka dari pusaran awan hitam itu. Li, sekaranglah saatnya untuk kau gunakan semua kemampuan mu. Jangan tahan lagi!" ujar Chen Lu lagi.
"Umm!" Chen Li mengangguk.
Setelahnya, energi yang sangat besar merembes dari tubuhnya. Tak berselang lama, ledakan demi ledakan terdengar beruntun dari dalam tubuh pemuda itu.
Baamm! Baamm! Baamm....
Ledakan di tubuh Chen Li terus berlanjut. Dan tentu saja kembali menarik perhatian banyak pasang mata.
Sekitar beberapa meter dari tempat Chen Li, Xiao Wang ternyata juga mengeluarkan kekuatan aslinya. Dimana, sebelumnya pemuda itu menekan kultivasinya sampai di tingkatan Tinggi tahap 2. Kini ia lepas hingga tingkatan Langit tahap 2.
Sebelumnya, Xiao Wang menekan kultivasinya sampai dengan tingkatan Tinggi tahap 2 bertujuan untuk menghindari perhatian banyak orang. Dikarenakan usianya yang begitu muda, akan sangat aneh jika dia telah menerobos tahapan langit di usianya yang ke 8 tahun.
Begitupun juga dengan Chen Li. Ia juga menekan kultivasinya dari tingkatan Langit tahap 2 menjadi tingkatan Tinggi tahap 2 sama seperti Xiao Wang. Namun situasi saat ini, memaksa mereka untuk tak lagi menahan dan terus menekan kultivasi mereka.
Tubuh kedua anak itu memancarkan cahaya berwarna biru dan merah ke oranye-an. Seiring dengan terdengarnya ledakan dari tubuh keduanya, kekuatan mereka juga kian bertambah. Hingga tepat pada Tingkatan Langit tahap 2, tubuh keduanya berhenti mengeluarkan ledakan.
"I-itu!"
"Tingkat Langit! Kedua anak itu telah menerobos tingkat langit!" Teriakan tak percaya dapat di dengar dari salah satu diantara mereka yang menyaksikan keduanya menerobos tahapan demi tahapan kultivasi.
"Ba-bagaimana bisa?"
"..."
Namun keterkejutan itu tak berlangsung lama. Dikarenakan pasukan Iblis di atas sana kini telah mendarat sebagian di atas tanah. Dan tanpa ba-bi-bu langsung berlari, menyebar ke berbagai arah menyerang manusia. Anehnya, yang di serang para iblis itu, bukan dari mereka yang berasal dari aliran Hitam, namun mereka yang beraliran putih maupun netral.
Pertarungan sesungguhnya baru saja terjadi, antara aliran netral bersama dengan aliran putih melawan para iblis-iblis dengan di dukung oleh aliran Hitam.
Xiao Wang menyimpan pedang di tangannya lalu mengeluarkan pedang lain dari cincin ruangnya. Pedang dengan aura biru muda terpancar dari dalamnya. Lalu dengan kecepatan suara, ia melesat ke arah lautan Iblis.
Chen Li juga tak tinggal diam. Pemuda itu juga menyimpan pedang di genggamannya lalu mengeluarkan sebuah busur dengan aura merah terpancar dari dalamnya.
Setelahnya, Chen Li juga ikut melesat kearah ribuan iblis tersebut. Meninggalkan Jenderal Shen Lou beserta prajurit kerajaan Api yang saat ini terbengong, bingung dengan langkah apa yang akan di ambilnya.
"Semuanya, lindungi Yang Mulia!" Jenderal Shen Lou berteriak lantang memerintahkan prajurit. Setelahnya ia juga bergegas kearah Raja Chen Huang.
"Cih, mengapa kau begitu terburu-buru. Bahkan pertarungan kita belum sampai pada tahap serunya." Wan Li tiba-tiba saja muncul di hadapan Jenderal Shen Lou dengan sunggingan penuh arti terpasang di bibirnya.
"Menyingkir dari jalanku! Cari mati kau hah?" bentak Jenderal Shen Lou. Sesekali lelaki itu akan melirik ke tempat di mana Raja Kerajaan Api saat ini berdiri dengan beberapa prajurit yang mengelilinginya.
"Kalau aku tak mau menyingkir, kau mau apa?"
"Cih, sialan kau! Baiklah jika itu mau mu. Mungkin kau telah jenuh untuk hidup. Maka akan ku buat kau bertemu dengan Raja yang selalu kau hormati, hari ini juga!"
"... Semuanya, bawa yang mulia ke dalam Istana. Lindungi yang mulia!" Selesai dengan ucapannya, Jenderal Shen Lou lantas melesat menyerang Wan Li.
Para prajurit kini telah di kerahkan semuanya untuk turun di aula pertandingan, bertempur dengan ribuan iblis di sana.
Namun, prajurit-prajurit itu terlalu lemah. Sungguh sangat berbeda jauh dengan kekuatan pasukan Iblis, dimana yang terlemah berada di Tahapan Tinggi, sedang yang terkuat di antara mereka berada di Tahapan melebihi Tahapan Langit.
Prajurit-prajurit itu sendiri kebanyakan di Tahapan Dasar dan Menengah, sisanya berada di Tahapan Tinggi dengan para jenderal di Tahapan Bumi.
Sementara itu, jendral Chou Tie yang melihat prajuritnya di bantai habis-habisan oleh para Iblis segera merubah rencana.
"Semuanya, dengarkan aku! Prajurit dengan kultivasi dasar, segera berbalik mundur dan lindungi Istana. Sementara yang lainnya, ikuti aku bertempur bersama mengusir para penjajah yang hendak merusak negeri kita!" Jenderal Chou Tie berteriak lantang.
Mendengar teriakkan itu, semua prajurit lantas bergerak, sesuai dengan apa yang di komando pemimpin pasukan.
Meskipun begitu, tetap saja tidak ada perubahan. Satu Iblis Bahkan mampu berhadapan dengan lima prajurit Menengah sekaligus.
Di bangku penonton, Mereka yang berasal dari aliran Hitam juga tak tinggal diam. Pertempuran ini telah mereka rencanakan bersama dengan para Iblis jauh hari sebelum turnamen ini digelar.
Mereka juga ikut andil dalam menyerang aliran putih-netral. Namun, yang paling mereka targetkan adalah dua anak dengan kultivasi Tahapan langit yang kini bertarung di tengah-tengah lautan Iblis.
Ratusan burung di atas sana memekik saling bersahut-sahutan. Meski tidak terlalu jelas, namun bagi mereka yang memiliki pandangan jeli, dapat melihat masing-masing burung itu di tunggangi oleh seorang kultivator.
Tak berselang lama, hujan anak panah mulai berjatuhan, melesat dengan kecepatan tinggi menghujani bumi.
Anehnya, anak-anak panah itu seperti mengetahui targetnya. Terbukti, ratusan anak panah itu kebanyakan mengarah pada mereka yang beraliran putih-netral. Meski terkadang meleset sehingga mengenai beberapa kultivator dari aliran Hitam.
Xiao Liu yang baru saja menebas kepala lawannya, menengadah ke atas. Dapat ia saksikan sebuah anak panah melesat cepat kearahnya. Beruntung lelaki itu masih sempat menghindar sebelum anak panah itu mengenai dirinya.
Segera pandangan pria itu menoleh ke arah di mana laju anak panah itu berasal. Dapat di lihatnya, seorang yang sangat ia kenali menunggangi burung di atas sana yang juga menatapnya dengan seringai terpasang di bibirnya.
"Tetua Hai!" Xiao Liu berkata dengan nada penuh kemarahan terkandung di dalamnya.
"... Berani sekali kau menampakkan wajahmu di hadapanku setelah sebelumnya berkhianat di Sekte ku!" ucapnya lagi.
Hai Bao segera mengarahkan burung tunggangannya untuk turun ke bawah, ke tempat dimana Xiao Liu saat ini berdiri.
"Mantan ketua Sekte Elang Emas, Xiao Liu! Sayang sekali sekte Elang Emas saat ini telah tiada. Yang ada hanyalah Sekte Elang Hitam, dan ketuanya adalah aku, Hai Bao!" ucap Hai Bao dengan bangga.
Xiao Liu yang terprovokasi mendengar ujaran Hai Bao barusan tanpa basa-basi langsung menyerang pria itu.
Beberapa saat bertukar jurus dengannya, membuat Xiao Liu mengetahui kultivasi pria itu yang kini telah setara dengan dirinya.
Tentu saja ekspresi terkejut tak bisa di sembunyikan dari wajah Xiao Liu. Pasalnya, terakhir kali dia bertemu dengan Hai Bao di sekte Elang Emas, pria di hadapannya ini masih di Tahapan Tinggi tingkat 1.
Dirinya sendiri membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua tahun untuk menerobos Tahapan Langit tingkat 2. Bagaimana pria ini bisa menerobos Tahapan tersebut dalam kurun waktu yang relatif singkat?
"Hahaha... Bagaimana Xiao Liu? Apakah kau terkejut melihat kekuatanku yang sekarang!" Di sela-sela pertarungan, Hai Bao masih sempat-sempatnya berbicara seolah-olah lawan di hadapannya ini tak di anggapnya.
"Sejak kapan kau menerobos Tingkatan Langit tahap dua?" tanya Xiao Liu.
"Kenapa... Kau tak terima aku bisa setara denganmu?"
"Cih!"
Xiao Liu yang kesal semakin mempercepat laju pedangnya, menyerang Hai Bao dengan brutal.
Sementara itu di tempat lain. Chen Li yang membantai habis-habisan ras iblis, kini di hadang oleh dua orang Iblis dengan kultivasi Langit tahap 1.
Tak bisa mengelak, pertarungan antar Chen Li melawan dua iblis itu berlangsung cukup sengit. Meskipun dua lawan satu, nyatanya Chen Li masih bisa mengimbangi kedua Iblis itu.
Ras Iblis yang berada dalam radius serangan mereka dengan Tahapan Tinggi akan langsung terpotong menjadi dua bagian, akibat terkena serangan sasaran dari pertarungan mereka.
Begitupun juga dengan Xiao Wang. Pemuda itu juga kini di hadang oleh dua orang Iblis dengan kultivasi di Tingkatan Langit tahap 1.
"Pukulan Ombak!" Xiao Wang berseru lantang.
Setelahnya kepalan tangannya terkumpul bulir-bulir energi berwarna biru, yang kemudian berubah menjadi unsur elemen air.
Tanpa pikir panjang, Xiao Wang langsung mengarahkan energi itu pada salah satu iblis dan tepat mengenai perutnya, hingga membuat Iblis tersebut terpental sejauh 20 meter dan menabrak kawanannya.
Selanjutnya tanpa membuang-buang waktu, pemuda itu langsung menyerang iblis yang satunya dengan brutal.
Beberapa kali iblis itu di buat terdesak oleh seorang anak kecil.
Dalam hitungan menit, Xiao Wang telah berhasil menciptakan luka di sekujur tubuh lawan. Saat hendak melakukan serangan terakhir, mendadak dirinya di tekan oleh sesuatu. Segera ia menoleh kearah samping kanan dan kirinya, mencari-cari siapa sebenarnya orang yang telah menekannya.
Babarapa saat, Xiao Wang akhirnya menemukan beberapa Iblis yang berjalan santai kearahnya. Sesekali mereka akan langsung memotong prajurit beserta kultivator dari aliran putih menjadi dua bagian dalam sekali libasan pedang, ketika merasa mengganggu jalannya.
Wajah Xiao Wang seketika berubah memburuk. Kalau ia tidak salah tebak, beberapa iblis itu setidaknya berada di puncak Tahapan Langit.
"Sial!" Xiao Wang berdecak.
Dengan jiwa berani yang dimilikinya, pemuda itu tanpa rasa takut langsung menyerang tiga iblis tersebut menggunakan teknik dari kitab Gelombang Pencakar Langit.
"Pusaran Ombak!" Xiao Wang berseru lantang.
Mereka yang berjarak beberapa meter darinya akan langsung tersapu oleh ombak itu dan langsung menghilang entah kemana. Sedang tiga Iblis itu nampak tak terjadi sesuatu pada mereka. Hanya tergeser beberapa langkah dari tempat mereka berdiri.
Melihat tiga Iblis tak terpengaruh oleh tekniknya, membuat Xiao Wang semakin khawatir.
"Sial, kenapa mereka sangat kuat!" Xiao Wang kembali berdecak.
Dengan pedang yang di aliri energi Qi yang begitu banyak, Xiao Wang lantas maju menyerang ketiga Iblis itu sekaligus. Namun, menyerang tanpa rencana, nyatanya membuatnya di hadapkan pada masalah. Tidak membutuhkan waktu lama bagi ketiga Iblis itu untuk menumbangkan Xiao Wang.
Beberapa kali lelaki itu di buat terpental dan menabrak bangku penonton yang berjejer rapi dari atas ke bawah. Namun meskipun begitu, ia masih tak ingin menyerah. Dikarenakan lari dari pertarungan tidak memungkinkan baginya dengan kultivasi lawan yang beberapa tingkat di atasnya.
Saat sedang terpuruknya, tiba-tiba saja suara Bo Ji menggema di pikirannya.
"Bocah, kau tak akan mampu mengalahkan mereka bertiga sekaligus! Cepat keluarkan keempat bawahan mu dari alam jiwa mu!" Bo Ji mengingatkan Xiao Wang.
Saat itu lah Xiao Wang baru teringat dengan tiga siluman dan seekor iblis yang kini masih bertempat di alam jiwanya.
"Bagaimana cara aku mengeluarkan mereka?"
"Kau cukup hanya dengan membayangkannya saja!"
Xiao Wang mengangguk. "Baiklah!"
Xiao Wang mulai melakukan apa yang di bilang Bo Ji. Namun membayangkan dengan keadaan sedang bertarung seperti ini nyatanya sangat sulit untuk di lakukan.
Ya! Fokusnya tak bisa Xiao Wang bagi untuk saat-saat seperti ini. Dikarenakan, jika dirinya kehilangan fokus saat meladeni ketiga Iblis di hadapannya, bisa-bisa kepalanya akan melayang nantinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!