NovelToon NovelToon

Gadis Kecil Om Dokter

Disekap

"LEPASKAN!"

Di sebuah rumah kosong, seorang gadis cantik tengah ditarik dengan paksa oleh dua orang pria berbadan kekar. Kakinya terseok-seok karena mengikuti langkah mereka, sementara air mata gadis itu terus menderas, melaju kencang menyeberangi pipi mulusnya.

"Aku bilang lepaskan!" teriak gadis itu sesenggukan, ia mencoba meloloskan diri dari cengkeraman dua iblis yang tengah menariknya.

Dia sudah seperti seekor hewan yang tidak memiliki arti apa-apa. Hingga tanpa belas kasih, dia terus diseret secara kasar. Bahkan terkadang dipukul, bertujuan agar ia diam.

Namun, gadis itu tidak menyerah begitu saja. Dia dengan berani meludahi dua pria berbadan kekar itu, hingga mereka terlihat sangat marah.

Alhasil gadis cantik itu menerima akibatnya, ia kembali diseret dengan kasar dan brutal. Menyisakan rasa sakit yang begitu luar biasa.

"Aku tidak mau ikut dengan kalian, dasar pria badjingan!" maki Cyara Pavita Ramsey, gadis berusia 19 tahun, yang tengah diseret secara paksa oleh dua orang suruhan pamannya.

Gadis yang kerap dipanggil Cia itu terus meronta-ronta meminta untuk dilepaskan, bahkan dia terus mengerahkan seluruh tenaganya untuk melawan.

Namun, sepertinya itu semua percuma karena dia malah dilempar dengan kasar ke sebuah ruangan temaram, hingga tubuh mungilnya menabrak dinding.

Buk!

Cyara merasakan sakit di sekujur tubuhnya, tulang-tulang di dalam tubuh mungil itu seolah dipatahkan hingga menyisakan rasa lemas. Tiba-tiba tubuh Cyara tersungkur di lantai, bersamaan dengan air matanya yang terus berhamburan.

Pelan-pelan ia mencoba untuk menggerakkan anggota tubuhnya, tetapi yang dia terima justru sebuah tarikan kasar, Cyara kembali terbangun dan didudukan dengan tegak.

"Kalian mau apa, hah? Kalian mau menyakiti aku juga? Apa kalian tidak puas melihat ayahku terbaring di rumah sakit?" tanya Cyara sedikit menyentak. Bukannya mendapat jawaban, gadis manis itu malah mendapat sebuah tamparan keras.

Plak!

Pipi Cyara terasa kebas dan juga panas. Dia kembali menangis karena sudut bibirnya terasa mengeluarkan darah. Tamparan itu benar-benar terasa kuat, hingga menyisakan lara yang begitu hebat.

"Diam! Kalau kamu tidak ingin kami sakiti!" sentak salah satu pria yang menyekap Cyara. Gadis cantik itu diikat dengan posisi terduduk, kali ini Cyara hanya bisa diam. Sebab melawan pun percuma, dua pria berbadan kekar itu bukanlah tandingannya.

Jiwa dan raga gadis cantik itu sama-sama terasa sakit.

Hanya karena perebutan harta dan kekuasaan, Cyara sampai harus menerima ini semua. Sang paman—Austin—yang begitu cemburu terhadap ayahnya dengan tega menyewa beberapa algojo untuk menangkap dan menyekap dirinya.

Sementara Andrew—ayah dari Cyara harus terbaring koma di rumah sakit. Akibat kecelakaan beruntun saat pria itu menjalani bisnis ke luar kota. Namun, kecelakaan itu bukan tidak disengaja. Ada seseorang dibalik itu semua.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan Austin?

Hanya karena ingin menguasai harta keluarga Ramsey yang diwariskan sebagian besarnya untuk Andrew. Sang paman tega melakukan tindakan keji itu. Austin benar-benar kejam!

"Mommy," lirih Cyara dengan menangis sesenggukan. Cyara merupakan anak tunggal, membuatnya memiliki sifat yang begitu manja dan sedikit bar-bar.

Sedari kecil, dia sudah hidup berdua dengan sang ayah karena ibunya meninggal dunia tepat pada saat Cyara berusia lima tahun. Setelah menginjak remaja, Andrew baru menikah kembali dengan seorang janda yang memiliki anak seumuran dengan Cyara.

Namun, entah di mana kedua orang itu di saat ia disekap seperti ini? Akankah Riana dan Clarissa mencarinya?

"Mommy, Cia takut. Cia tidak mau di sini, kalau boleh Mommy jemput Cia saja. Supaya Cia tidak perlu merasakan penderitaan ini," lirih gadis cantik itu seraya menatap sekeliling. Air matanya berhamburan sementara kepalanya mulai terasa pusing.

Tiba-tiba pandangan Cyara menggelap, hingga erangan kecil tanda rasa sakit di tubuhnya, membawa Cyara tidak sadarkan diri saat itu juga.

Pria Iblis

Cyara tersadar saat tubuhnya disiram dengan air dingin oleh kedua orang suruhan Austin. Bola mata cantik itu mengerjap dengan rasa pusing yang mendera. Pelan-pelan Cyara menatap sekeliling, ruangan temaram itu kini berubah menjadi terang.

Namun, sungguh tidak mengurangi tingkat keseramannya. Tubuh Cyara terasa dingin, sebab bajunya basah kuyup dan juga tidak ada alas apapun di sana. Semuanya terasa sunyi dan hampa. Hingga Cyara kembali menangis karena merasa ketakutan.

Gadis cantik itu meringkuk dengan kepala yang menunduk, meratapi nasib buruknya karena harus memiliki paman seperti Austin. Pria paling keji yang pernah dia temui.

"Tuhan, ambil aku saja. Bawa aku kepada Mommy," lirihnya dengan tarikan nafas yang tercekak di tengah tenggorokan. Dia ingin menangis lepas, tetapi rasanya tak bisa.

Bahu gadis itu naik turun, dia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Bagi Cyara semua ini adalah hal yang paling mengejutkan. Terlebih si pelaku adalah orang terdekatnya—ya Austin adalah adik Andrew—paman Cyara.

Suara tangis Cyara terasa begitu mengganggu. Namun, dia tidak peduli meski dua algojo itu melemparinya dengan benda-benda yang ada di sekitar. Gadis itu hanya bisa melampiaskan semuanya dengan menangis karena otaknya belum bisa diajak berpikir dengan jernih.

"Diam!" bentak salah satu dari mereka. "Bos akan datang ke mari, kamu jangan menangis terus seperti itu. Berisik tahu!" Sambungnya dengan bentakan yang tak habis-habis.

Tubuh Cyara gemetar, ia beringsut mundur semakin merasa ketakutan. Tangisnya tertahan dengan bibir yang mengatup rapat, sementara air matanya terus terjatuh, begitu lancang menyambangi pipi mulusnya.

Dan seperti ucapan pria itu. Suara gesekan antara sepatu pantofel dan juga lantai terdengar begitu nyaring. Membuat jantung Cyara tiba-tiba berdetak dengan kencang, ia mulai waspada dengan mata yang terus menatap ke arah pintu.

Semoga Paman berbaik hati dan ingin melepaskanku. Batin Cyara penuh harap, kakinya yang telanjang terus mengerut dan menancap di lantai dengan gemetar yang tidak biasa.

Hingga akhirnya munculah satu wajah dari balik dinding kokoh itu. Wajah yang terlihat cukup mirip dengan sang ayah, tetapi berhati iblis. Sumpah demi apapun, Cyara ingin mencakar wajah Austin yang tengah menyeringai, mengejek dirinya.

"Halo keponakanku yang cantik," sapa Austin sambil melangkah pelan ke arah Cyara yang sudah ketakutan. Gadis itu menggigit bibir bawahnya secara reflek, dalam hati dia mempersiapkan diri, ingin memohon pada Austin agar ia dilepaskan.

Namun, entah kenapa lidahnya kelu, seolah tak bisa diajak untuk bicara. Cyara hanya bisa menelan ludahnya susah payah dengan keringat dingin yang mengucur deras di area dahi dan juga telapak tangannya.

Jantung Cyara mencelos saat tiba-tiba Austin sudah berada tepat di depannya dan mencengkram kuat dagu Cyara. Gadis itu mendongak dengan bibir yang bergetar, menatap Austin yang sudah seperti iblis jahanam.

"Kenapa menangis gadis cantik? Kamu tidak usah takut, sebentar lagi aku akan melepaskanmu," ucap Austin dengan tersenyum smirk. Dia menatap wajah Cyara yang dipenuhi air mata, tetapi tak dipungkiri gadis itu tetap saja terlihat sangat cantik di matanya.

Cyara terisak kecil, entah kenapa perasaannya tidak enak, dia memiliki firasat bahwa Austin akan melakukan sesuatu padanya. "Lepaskan aku, Paman." Lirih gadis itu, nyaris tak terdengar di telinga Austin.

"Apa katamu? Kamu minta dilepaskan? Ya, aku pasti akan melepaskanmu. Tenang saja Cyara," ujar pria itu, satu tangannya kembali jatuh di wajah Cyara. Telunjuk Austin menjelajahi kening sempit gadis itu dan bermuara di bibir.

"Setelah aku menikmatimu, kamu akan mendapatkan kebebasan!" cetus Austin seraya menyentak dagu Cyara.

Gadis itu terbelalak dengan jantung yang seolah berhenti berdetak. Apa katanya? Austin ingin menikmatinya? Tidak, dia bukan gadis bodoh yang tidak mengerti kalimat ambigu itu. Cyara tidak mau!

"Lepaskan aku Pria Iblis!" jerit Cyara dengan derai air mata. Sementara dalam hati dia bersumpah, bahwa Austin tidak akan pernah mendapatkan semuanya.

Dia harus kabur, atau memilih mati saja.

Berusaha Kabur

Plak!

Cyara kembali mendapat tamparan keras di pipinya. Hingga kulit putih bersih itu nampak memerah, dengan rasa kebas dan juga panas. Siapa pelakunya? Jelas saja itu Austin. Dia begitu geram saat Cyara menyebutnya sebagai pria iblis.

Namun, walaupun begitu, Austin tidak memungkiri, bahwa dia memang telah menjelma menjadi sosok iblis demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Kalau dia lemah, selamanya Andrew akan terus menginjak-injak dirinya, dan menganggap bahwa dia tidak berharga.

Austin masih berjongkok di depan Cyara. Dia menyeringai tipis melihat gadis cantik itu tidak berdaya. Dia akan memperbudak Cyara, menjadikan gadis itu sebagai pemuas napsunya, agar Andrew bisa melihat betapa hancurnya hidup dia. Sebab selama ini Andrew selalu terlihat bahagia di atas penderitaannya.

"Heuh, aku memang iblis Cyara. Dan perlu kamu ingat, iblis ini yang akan menikmati tubuhmu," ucap Austin dengan tangan yang terulur, hendak meraih dagu runcing Cyara. Namun, gadis itu segera melengos, tidak sudi kalau tubuhnya disentuh oleh sosok jahanam seperti Austin.

"Jangan pernah sentuh aku!" pekik Cyara dengan sekuat tenaga, bibir dan anggota tubuhnya terus bergetar. Sementara air matanya terus melaju, meski dia tidak ingin menangis, tetapi entah kenapa dia tidak bisa menghentikan semuanya.

"Hah? Apa aku tidak salah dengar? Memangnya seberapa berharga tubuhmu ini?"

Brat! Austin menarik baju Cyara dengan paksa, hingga kain itu sedikit terkoyak, menampilkan bahu polos Cyara yang begitu bersih dan terlihat menggiurkan untuk disesap. Austin mencengkram dagu Cyara, gadis itu sudah pucat pasi, dia terus menggerakkan kepalanya, tetapi cengkraman Austin malah semakin terasa kuat.

Austin menyeringai setan. "Aku akan merenggut semuanya darimu. Camkan itu!" Ujarnya lalu menghentak dagu Cyara dengan keras. Selanjutnya pria yang sudah setengah gila itu bangkit, dia meninggalkan Cyara yang kembali tersedu-sedu menangisi nasibnya.

Kenapa? Kenapa takdir jahat harus menghampirinya? Bahkan di saat dia tidak memiliki sandaran apapun, sebab sang ayah malah koma.

"Jaga dia, jangan sampai lolos atau kugantung kalian hidup-hidup!" ucap Austin memberi perintah sekaligus ancaman untuk kedua anak buahnya.

"Baik, Bos."

Setelah itu, Austin melenggang keluar dengan sebatang rokok yang sudah dia sulut. Kemenangan sudah ada di depan mata. Sebentar lagi dia akan menguasai semua harta keluarga Ramsey. Hah, rasanya dia ingin tertawa membahana.

***

Di luar sana malam semakin pekat, Cyara menatap kedua anak buah pamannya yang masih setia berjaga. Kalau begini ceritanya, bagaimana dia bisa kabur?

Cyara terus memikirkan sebuah cara. Hingga lama dia terdiam, dia menemukan sebuah ide. Dia menggigit bibir bawahnya, ragu akan keberhasilan ide yang ada di otaknya. Namun, kalau tidak dicoba, dia akan terus berada di tempat mengerikan ini. Dan dia tidak mau itu terjadi.

"Paman," panggil Cyara. Dia menatap kedua algojo yang terlihat saling pandang. Salah satu dari mereka mendekati Cyara. Membuat Cyara merasa bahwa ada secercah harapan yang akan dia dapatkan.

"Ada apa?" tanyanya ketus.

"Paman, aku ingin buang air besar. Bisa kah kalian mengantarku ke kamar mandi?"

Pria itu terlihat mengernyit, sementara Cyara pura-pura kesakitan, hingga akhirnya pria itu mau mengantar Cyara. Dia menarik kasar gadis itu, hingga Cyara berdiri dengan tegak.

"Ayo cepat!" ucapnya sambil mendorong tubuh Cyara.

Cyara hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu. Dia berjalan tertatih mengikuti instruksi pria suruhan pamannya. Cyara tidak dibiarkan untuk berjalan di belakang, mungkin karena pria itu takut Cyara akan kabur. Meski sebenarnya tujuan Cyara adalah itu.

Mereka sampai di kamar mandi yang terlihat sangat kumuh, karena sepertinya jarang dipakai dan dibersihkan. Cyara sedikit merasa jijik, sebab dia melihat beberapa hewan melata hinggap di sana.

"Sudah sana!" Pria itu kembali mendorong Cyara untuk masuk ke dalam kamar mandi. Namun, Cyara tak lekas menurut, dia malah menatap pria itu dengan wajah memohon.

"Paman, tolong lepaskan ikatanku dulu," pinta Cyara.

"Apa? Lepas? Kamu mau kabur?"

Gadis imut itu menggeleng. "Tidak, Paman. Cia kan mau buang air besar. Memangnya paman mau menyebokiku? Paman tidak jijik dengan—"

Cyara menghentikan ucapannya, karena tubuhnya ditarik. Dia tersenyum tipis, saat pria itu membuka ikatan di tubuhnya. Dada Cyara bergemuruh. Sebentar lagi dia akan bebas.

"Terima kasih, Paman. Paman jangan ngintip yah," ucap Cyara dengan wajahnya yang mulai ceria.

Pria itu tak membalas ucapan gadis itu, dia malah memicing tajam. Seolah memperingati Cyara, agar tidak bertindak macam-macam.

Cyara masuk ke dalam kamar mandi, dan sudah seperti terencana. Dia melihat sebuah balok kayu yang biasa digunakan untuk mengganjal pintu dengan paku tajam di ujungnya. Dia sedikit melirik pria yang ada di luar sana.

Tanpa pikir panjang Cyara langsung mengambil balok itu dan memegangnya kuat-kuat. Dia berjalan pelan, mengambil celah pintu dengan hati-hati hingga akhirnya.

BRAK!

"RASAKAN!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!