MC utama :
Alan Limson (Tuan Lan) Milyader kejam, yang memiliki segudang bisnis legal maupun ilegal, sosoknya tidak memiliki perasaan iba, berusia 40 tahun Ayah dari Dev Limson.
Dev Limson mahasiswa berusia 19 tahun, kekasih dari wanita sederhana dan cantik bernama Larisha Mevia.
Larisha Mevia mahasiswi cantik, sederhana dan ceria berusia 19 tahun.
Arthan ( Aspri Tan) 30 tahun, asisten pribadi Tuan Lan.
Laluna Mevia 17 tahun baru lulus SMA, adik dari Larisha yang sakit Leukimia, selalu lemah dan menghabiskan waktunya dikursi roda sering bolak balik ke rumah sakit! Cantik seperti Larisha.
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇
Suasana malam yang bertiupkan angin kencang tak menghalangi niat Dev Limson untuk menemui kekasih hatinya, gadis tercantik di kampusnya dia adalah Larisha Mevia, parasnya yang cantik dan tubuhnya yang sangat ideal membuat siapapun yang melihatnya akan tertarik dan mudah jatuh cinta pada Larisha.
Tibalah Dev dihalaman sebuah rumah kecil yang memiliki jendela dari tiap kamarnya. Larisha Mevia hanya tinggal bersama adiknya setelah kedua orangtuanya meninggal dalam kecelakaan sepeda motor tiga tahun silam, Laluna Mevia yang baru saja lulus SMA namun menderita sakit Leukimia stadium 2, membuat Larisha harus kuliah sambil bekerja saat malam hari hingga pukul 23.00 malam untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan adiknya.
Larisha dan Dev sudah satu tahun ini sejak keduanya mulai kuliah di kampus yang sama, menjalin hubungan asmara. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, hidup keduanya menjadi lebih indah.
"Sutttt, suttt," kode dari Dev agar Larisha keluar rumah.
Larisha pun membuka jendela kamarnya dan melihat kekasihnya sudah berada didepan rumah. Larisha buru-buru keluar kamar untuk menemui Dev, namun saat hendak membuka pintu rumah! Laluna menatap Larisha dengan tatapan khawatir.
"Dek, kamu kenapa natap kakak begitu?" tanya Larisha.
"Apa kakak akan tetap berpacaran dengan laki-laki kaya itu?" tanya Laluna.
"Laki-laki kaya itu punya nama, dia Dev! Kakak sangat mencintainya," kata Larisha.
"Jauhi dia, dan carilah laki-laki yang setara dengan kita kak! Aku tidak mau nantinya kakak menyesal kalau keluarganya tidak setuju dengan hubungan kalian!" kata Luna.
"Sudahlah hubungan kami tidak sejauh itu, kamu tidak perlu khawatir Luna! Bahkan kakak saja tidak pernah mendengar Dev membicarakan keluarganya atau bahkan orangtuanya," kata Larisha.
"Terserah, aku sudah mengingatkan!" ketus Luna.
"Hmm," menghembuskan nafas panjang.
Larisha tetap keluar rumah dan menemui Dev untuk kemudian berkencan seperti hari-hari sebelumnya! Ya mereka memang hanya bisa berkencan diluar kampus saat malam hari begini, karena Larisha harus bekerja sepulang kuliah.
"Hai, apa kamu menunggu terlalu lama?" tanya Larisha.
"Seribu tahun pun aku akan setia menunggumu keluar rumah," kata Dev.
"Dasar gombal!" kata Larisha.
"Apakah adikmu hari ini sudah control ke rumah sakit?" tanya Dev.
"Belum, besok baru aku antar dia! Dev, aku sedih sekali karena Luna sekarang sudah kehilangan kekuatan otot kakinya, dia harus memakai kursi roda," kata Larisha.
"Tidak masalah, besok aku akan mengantar kalian ke rumah sakit, dan kita akan beli kursi roda untuk adikmu!" kata Dev.
"Tidak usah Dev, kamu sudah banyak membantu aku," kata Larisha.
"Aku tidak mau kekasihku yang cantik ini sedih apalagi banyak pikiran, apapun yang membuatmu sulit aku akan coba ringankan," kata Dev.
Larisha pun tersenyum manis, Dev benar-benar laki-laki yang sangat baik, Larisha dan Dev pun masuk ke dalam mobil untuk pergi makan malam di sebuah cafe 24 jam yang biasanya keduanya datangi.
Di sebuah rumah megah yang terdiri dari lima lantai, dilengkapi dengan fasilitas lift, area bilyard, tempat gym dan fasilitas lengkap lainya. Seorang asisten pribadi bernama Arthan berusia 30 tahun tengah sibuk mencari keberadaan Dev yang nyaris setiap malam menghilang dari kamarnya!
Tan merogoh ponselnya yang sudah sejak tadi berdering.
📞"Hallo Tuan, maaf saya terlambat mengangkat telepon," ucap Tan.
"Apa anak itu masih terus keluar malam?" tanya seorang laki-laki ditelepon itu dengan suara serak.
"Iya Tuan, Tuan Dev semakin sulit dikendalikan!" kata Tan.
"Apa kau sudah mengetahui kenapa anakku sering keluyuran malam? Atau ada hal lain yang harus aku ketahui juga?" tanya laki-laki itu dengan suara tenang namun mencekam.
"Iya Tuan, aku sudah mengetahuinya! Tuan Dev, tengah menjalin hubungan dengan seorang gadis miskin penerima beasiswa di Universitas itu! Tuan Dev juga sering mengambil uang perusahaan akhir-akhir ini!" ujar Tan.
Braghttttt.
Meja kerja mahal itu terdengar dipukul oleh penelpon itu dengan sangat keras.
"Katakan pada Dev, Lusa aku akan pulang ke sana! Aku sendiri yang akan memisahkannya dari gadis miskin itu," kata laki-laki di telepon itu.
"Baik Tuan Lan!" kata Tan.📞
Dialah Tuan Lan, seorang Milyarder yang terkenal dengan kekejamannya dia mampu melakukan bisnis yang legal maupun ilegal yang terpenting itu menguntungkan, dalam Tuan Lan juga dikenal tidak memiliki rasa iba terhadap siapapun itu. Tuan Lan adalah ayah dari Dev, dia seorang duda berusia 40 tahun dengan tubuh yang kekar dan wajah yang sangat tampan.
Semenjak isterinya meninggal, Tuan Lan hanya menganggap wanita-wanita yang dia temui sebagai pemuass nafsuu sesaatnya saja! Dia fokus untuk menjalani bisnisnya yang halal ataupun yang haram yang legal ataupun yang ilegal, dan fokus membesarkan Dev dengan peraturan yang ketat dan sangat menyulitkan Dev, hingga hubungan keduanya tidak pernah akur.
Tuan Lan yang sangat arogan, angkuh, dan emosional serta kejam itu mengepalkan tangannya setelah mengetahui satu-satunya pewaris Group Limson menjalin hubungan dengan gadis miskin yang tidak jelas asal-usulnya, ditambah lagi Dev, sudah berani memakai uang perusahaan untuk kebutuhan pribadinya.
"Dev, tak akan aku biarkan wanita jalangg yang miskin itu merusak masa depanmu! Akanku habisi gadis tidak tau diri itu!" Kecam Tuan Lan.
Sementara itu, Dev dan Larisha tengah menikmati makan malam mereka di sebuah cafe, bahkan tangan Dev tak henti-hentinya memegangi tangan Larisha! Membuat keduanya makan dengan menggunakan satu tangan, dan satu tangannya lagi dipakai untuk berpegangan erat diatas meja.
"Dev sampai kapan kamu akan memegangi terus tanganku?" tanya Larisha.
"Sampai aku tidak memiliki lagi kekuatan untuk bisa menggenggam tanganmu Risha!" kata Dev.
"Maksudmu?" tanya Larisha.
"Tidak ada maksud, aku hanya ingin menikmati setiap detik saat-saat aku bersamamu!" kata Dev.
"Aku ingin sekali kita cepat lulus kuliah, agar aku bisa segera menjadi isterimu Dev," kata Larisha.
"Aku pun berharap begitu!" kata Dev.
"Dev, tapi kenapa kamu tidak pernah menceritakan ayahmu? Kamu memberitahuku bahwa Ibumu meninggal saat kamu masih kecil, lalu bagaimana dengan ayahmu? Aku tidak pernah sekalipun mendengarmu menceritakannya?" tanya Larisha.
Dev hanya menatap wajah Larisha dan tak berniat menjawab pertanyaannya itu.
"Andaikan kamu tahu Risha, betapa kejamnya ayahku, dia sangat membuat hidupku tertekan, dia adalah orang paling egois dan tidak berperasaan. Aku tak pernah ingin membahasnya." Dalam hati Dev.
Hai Dev Limson lagi makan dicafe nih💃
Keesokan harinya, Larisha dan Dev yang tidak memiliki jadwal kuliah pagi! Mengajak Luna untuk control penyakitnya ke rumah sakit, Luna harus dibantu untuk berjalan masuk ke mobil, karena kekuatan kakinya sudah melemah.
Sesampainya di rumah sakit, Dokter kembali memberikan resep obat-obatan yang harus dikonsumsi oleh Luna, Larisha berharap penyakit adiknya bisa segera sembuh dan jangan sampai leukimia yang adiknya derita bertambah parah, karena jika sampai bertambah parah maka jalan satu-satunya adalah dengan kemoterapi.
"Risha pakailah uang ini!" kata Dev sambil memberikan sejumlah uang yang lumayan banyak.
"Dev, tidak usah! Aku akan membeli kursi rodanya Minggu depan saat aku sudah gajian," kata Larisha.
"Aku tau harga kursi roda dan biaya obat-obatan itu jauh melebihi dari penghasilanmu Risha, aku tidak akan membiarkan kamu kepusingan sendiri sementara aku sangat bisa membantumu," kata Dev.
Larisha pun dengan sangat terpaksa kembali menerima bantuan dari Dev.
"Dev, setelah aku lulus dan bekerja ditempat yang lebih baik aku janji akan kembalikan semua uang yang sudah kamu berikan padaku, anggap aku pinjam," kata Larisha.
"Tidak usah kamu pikirkan, saat ini adikmu lebih membutuhkan perhatianmu Risha, aku sangat senang bisa selalu membantumu," kata Dev.
Akhirnya kursi roda itu bisa dibeli, sehingga Luna tidak lagi kesulitan berjalan. Mereka kembali pulang ke rumah diantar oleh Dev.
Sementara disebuah bandara, Tan yang merupakan asisten pribadi Tuan Lan yang ditugaskan untuk mengawasi Dev, tengah menunggu pesawat yang membawa Tuan Lan kembali ke negara ini, setelah lama tinggal di luar negeri! Pesawat Tuan Lan akan landing sebentar lagi.
Tuan Lan muncul dengan mengenakan kemeja berwarna hitam, dan kacamata berwarna hitam serta sepatu mewah dan jam tangan mewah yang melekat dalam dirinya, sosok Tuan Lan sangat berwibawa dan memiliki sorot mata sangat tajam. Diusianya yang terbilang tidak muda lagi, ketampanannya masih tetap terjaga, tubuhnya pun sangat kekar dan masih terlihat seperti pria muda.
"Selamat datang Tuan! sapa Tan.
Tuan Lan, hanya menggerakkan dua jarinya pada bawahannya yang ikut serta pulang ke negara ini, agar segera membawa koper miliknya masuk kedalam mobil.
"Jam berapa Dev biasanya pulang dari kampus?" tanya Tuan Lan.
"Pukul 17.00 sore Tuan," ujar Tan.
"Berikan biodata gadis miskin itu, aku Inging membacanya diperjalanan menuju ke rumah!" kata Tuan Lan.
"Silahkan Tuan!" kata Tan, sambil menyerahkan tablet yang berisi biodata lengkap tentang Larisha.
Sepanjang perjalanan ke rumah, didalam mobil Tuan Lan membaca setiap hal tentang Larisha, melihat biodatanya saja Tuan Lan sangat kesal dan tak sabar untuk memberikan pelajaran berharga pada Larisha.
Hingga akhirnya Tuan Lan tiba di rumah! Dengan menahan kesal Tuan Lan sabar menunggu Dev pulang ke rumah, hingga sore harinya! Dev tak kunjung sampai di rumah.
"Tan, antar aku ke gubuk wanita miskin itu!" kata Tuan Lan dengan expresi wajah menyeramkan.
"Baik Tuan, mari!" kata Tan sambil mendampingi Taun Lan menuju mobil.
Belum sempat masuk kedalam mobil! Mobil Dev tiba di halaman rumah Tuan Lan, Dev keluar dari dalam mobil dan melihat Ayahnya tengah berdiri tegap dengan wajah menahan kesal. Tak ingin kembali berdebat dengan ayahnya, Dev melengos saja masuk ke dalam rumah melewati Tuan Lan yang masih berdiri tegap memandanginya.
"Apa begini sikapmu terhadap ayahmu Dev?" teriak Tuan Lan.
Langkah kaki Dev pun terhenti, dan berbalik menatap wajah Tuan Lan.
"Aku capek, dan aku ingin ke kamar sekarang!" kata Dev.
"Tinggalkan pela cur miskin itu! Atau aku akan buat hidup wanita itu menderita!" ancam Tuan Lan.
"Apa maksudmu?" teriak Dev yang sudah emosi mendengar ayahnya akan mengganggu gadis yang ia cintai.
"Akan ku buat rumahnya rata dengan tanah, dan beasiswanya dicabut, lalu dia akan kehilangan pekerjaannya hingga membuat adiknya yang penyakitan itu mati!" ancam Tuan Lan.
"Kau! Jangan pernah berani menyentuhnya! Atau," kata Dev.
"Atau apa Dev? Kau tau apa yang bisa aku lakukan untuk membuat wanita itu menderita, akhiri hubunganmu dengan gadis miskin itu lalu bertunangan dengan gadis yang sudah aku siapkan!" kata Tuan Lan.
"Aku tidak akan pernah menurutimu!" teriak Dev.
"Tan, ratakan rumah itu sekarang juga! Dan bilang terhadap pihak Universitas bahwa aku menyuruh mereka mencabut beasiswa gadis itu!" kata Tuan Lan.
"Baik Tuan!" kata Tan.
Mendengar hal itu, Dev langsung memberontak tak terima bahkan hendak menghajar ayahnya sendiri, namun Tan memegangi kedua tangan Dev.
"Lihatlah Dev, bahkan menyentuhku saja kamu tidak bisa? Apalagi melindungi gadis itu, menurut lah pada ayahmu sendiri ini, maka aku akan melepaskan gadis itu!" kata Tuan Lan.
"Aku mohon jangan membuatnya menderita, dia sudah terlalu banyak kesulitan! Aku janji akan menuruti semua keinginan ayah," kata Dev.
"Lusa kau akan bertunangan dengan salah seorang gadis kaya dan terpandang pilihanku, setelah itu kau harus pindah kuliah dan belajar bisnis di Boston! Satu lagi, jangan pernah menemui gadis miskin itu, paham!" ancam Tuan Lan.
Dengan berat hati, Dev terpaksa harus menuruti keinginan gila ayahnya itu. Dev tidak akan bisa sanggup jika Larisha dibuat menderita dan kesulitan. Namun Dev juga sangat frustasi dan depresi dengan sikap Tuan Lan, bagaimana bisa hatinya hanya untuk Larisha tapi lusa dia akan bertunangan dengan gadis yang bahkan dia tidak kenal.
Keesokan harinya Dev tidak berangkat kuliah, tapi Dev mengirimkan pesan singkat pada Larisha untuk mengakhiri hubungan keduanya. Hal itu jelas membuat Larisha shock dan patah hati sangat berat, Larisha mencoba menelpon Dev dari pagi hingga malam hari, namun semakin Larisha mencoba menelpon Dev pikiran Dev menjadi semakin kacau.
"Dev, kenapa kamu mengakhiri hubungan kita? Apa salahku Dev, ini seperti bukan kamu!" Lirih Larisha yang sangat kecewa hingga menitihkan air matanya.
Semakin larut Dev semakin depresi berat, hingga dia memutuskan keluar dari dalam kamar! Namun Tan terus mengawasinya.
"Anda dilarang keluar rumah, karena besok acara pertunangan anda dengan gadis pilihan Tuan Lan akan dilaksanakan!" kata Tan.
"Tan, izinkan sekali ini saja aku membuat pikiranku tenang,, aku janji tak akan menemui Larisha! Aku mohon jangan ikuti aku!" kata Dev.
Tan yang tidak tega melihat wajah putus asa Dev, dan tatapan mata Dev yang kosong lalu mengizinkan Dev keluar rumah untuk menjernihkan pikirannya. Dev pergi ke suatu bar, lalu minum minuman memabukkan hingga berbotol-botol disana.
Dev yang sudah mabuk berat hingga berjalan sempoyongan, menelpon Larisha.
📞"Risha aku mencintaimu!" kata Dev.
"Hallo Dev, kamu dimana? Kenapa bicaramu seperti itu?" tanya Larisha.
"Aku sedang berada di bar xxx, jika kamu juga mencintai aku kemarilah dan kita pergi bersama aku tidak sanggup lagi berada disini!" kata Dev dengan nada mabuk.
Larisha yang panik takut terjadi sesuatu pada Dev karena tidak biasanya Dev mabuk berat seperti ini, segera keluar rumah untuk menyusul Dev ke bar yang tidak jauh dari rumahnya.
Hai kenalan Yuk sama si cantik Larisha Mevia.
Malam ini hujan turun dengan sangat deras serta suara petir yang terus terdengar, Larisha pergi menembus hujan menaiki angkutan umum dengan terburu-buru! Dia sangat khawatir dengan kondisi Dev, sesampainya di Bar tersebut, terlihat Dev tengah duduk didepan Bar sambil menyenderkan kepalanya pada dinding.
"Dev, apa kamu tidak apa-apa? Kenapa kamu mabuk Dev?" tanya Larisha.
Dev tersenyum lalu memeluk tubuh basah kuyup Larisha sambil menangis.
"Aku tidak apa-apa, asal bersamamu aku akan baik-baik saja!" kata Dev.
"Dev, aku akan mengantarmu pulang sekarang!" kata Larisha.
"Aku yang akan mengantarmu pulang ke rumah Risha, bajumu sudah basah kuyup! Ayo!" ajak Dev.
"Tapi kamu mabuk Dev, kita naik taxi saja ya!" kata Larisha.
"Aku masih bisa menyetir Risha, aku tidak mabuk hanya minum satu gelas saja! Untuk terakhir kalinya, aku ingin mengantarmu pulang ke rumah!" kata Dev.
Larisha pun menuruti keputusan Dev, karena Dev hanya bilang dia tidak minum banyak, ditambah Dev pun ngotot ingin mengantarnya pulang. Saat ini hujan semakin deras hingga jalanan pun sangat gelap ditambah derasnya hujan yang menghalangi pandangan pengemudi.
"Dev, sebaiknya kita berhenti dulu! Hujannya sangat deras, mengemudi saat hujan begini bahaya Dev," bujuk Larisha.
Namun Dev yang sudah setengah sadar akibat pengaruh alkohol itu tak menggubris perkataan Larisha, dan malah menambah kecepatan mobilnya menjadi 120 km per jam. Mobil itu menembus hujan yang sangat deras, hingga akhirnya Dev tidak bisa lagi mengendalikan dirinya yang sedang dalam pengaruh alkohol!
"Awas Dev," teriak Larisha.
Aaaaaaaaa...
Mobil itu hilang kendali dan menabrak pembatas jalan dan terhenti setelah menabrak tiang listrik besar. Dev dan Larisha tidak sadarkan diri, warga yang berada disekitar lokasi membantu menyelamatkan Dev dan Larisha yang masih terjebak didalam mobil.
Hingga akhirnya, mobil polisi berdatangan begitu juga dengan ambulance, mereka berusaha mengeluarkan tubuh Dev dan juga Larisha dari dalam mobil.
"Lapor Ndan, satu korban telah meninggal dunia! Dan satu lagi menderita luka-luka namun tidak terlalu parah!" kata seorang polisi.
"Masukkan ke kantong jenazah segera!" kata komandan polisi di tempat kejadian.
Larisha dan Dev dibawa ke rumah sakit! Larisha segera mendapatkan penanganan sementara Dev telah meninggal dunia dan dibawa ke ruang jenazah.
Malam itu Tuan Lan yang sedang berada disebuah kamar bersama wanita sewaannya tak mengetahui bahwa Dev pergi dari rumah dan berakhir kecelakaan.
"Ayolah buat aku puas sekali lagi sayang! Aku masih ingin," lirih Tuan Lan.
"Tenang sayang, hingga pagi pun aku sanggup memuaskanmu!" kata wanita sewaannya.
Tan yang sedang tertidur di kursi ruangan tamu karena menunggu kepulangan Dev, terbangun karena mendengar handphone miliknya berdering.
Kring.
Kring.
📞"Ya hallo," kata Tan.
"Dengan kediaman Tuan Dev?" tanya penelpon.
"Iya benar," kata Tan.
"Kami dari rumah sakit xxx, ingin mengabarkan bahwa Tuan Dev mengalami kecelakaan! Kami harap pihak keluarga bisa segera datang ke rumah sakit!" ujar penelpon.📞
Tan langsung tak bisa berkata apa-apa lagi mendengar kabar tentang Dev! Bagiamana bisa Dev mengalami kecelakaan, Tan langsung berlari menuju kamar milik Tuan Lan.
"Maaf Tuan Tan, Tuan Lan sedang tidak bisa diganggu!" ujar seorang penjaga kamar.
"Aku harus masuk dan menyampaikan berita ini, jadi menyingkir dari hadapanku!" kata Tan.
"Ta-tapi," ujar penjaga itu.
Tan tak menggubris larangan penjaga itu, dan langsung menerobos masuk ke dalam kamar Tuan Lan.
"Hei Tan, apa yang kau lakukan!" kecam Tuan Lan yang sedang asik bermain dengan wanita bayarannya.
"Maaf Tuan, aku ingin mengabarkan berita sangat penting!" kata Tan.
"Apa itu? Kau menyingkirlah dari atas tubuhku, dan pergi dari kamarku sekarang!" ucap Tuan Lan pada wanita itu.
Wanita itu terburu-buru memakai pakaiannya lalu pergi dari kamar Tuan Lan.
"Tuan Dev mengalami kecelakaan Tuan!" kata Tan.
"Apa Dev? Bukankah dia berada didalam kamarnya?" tanya Tuan Lan sambil memakai pakaiannya kembali.
"Tidak Tuan, tadi Tuan Dev meminta untuk keluar rumah sebentar!" kata Tan.
"Astaga Dev, apa lukanya parah?" tanya Tuan Lan dengan wajah panik.
"Belum tau Tuan! Mari segera ke mobil," kata Tan.
Tuan Lan dan Tan segera masuk ke mobil untuk menunju ke rumah sakit, hujan pun masih terus berlanjut. Tuan Lan dan Tan sampai di rumah sakit lalu segera menanyakan keberadaan puteranya.
"Ada dua korban Tuan, yang satu meninggal ditempat, dan yang satu mengalami luka-luka dan belum sadarkan diri," ujar seorang suster.
"Meninggal ditempat? Hahahaha kau dengar itu Tan, tanpa harus aku menyingkirkan gadis miskin itu dia sudah mati Tan," kata Tuan Lan.
"Maaf Tuan, namun yang meninggal ditempat bukan seorang gadis melainkan laki-laki bernama Dev Limson," ujar suster tersebut.
Wajah Tuan Lan dan Tan langsung memucat begitu tau Dev meninggal dunia. Tuan Lan bahkan rapuh dan hendak terjatuh, namun ditenangkan oleh Tan.
"Apa? Dev? Ini tidak mungkin, kau pasti salah suster, anakku itu anak yang kuat sama seperti aku, mana mungkin dia yang meninggal dalam kecelakaan itu! Gadis itu yang mati, bukan anakku!" teriak Tuan Lan.
Tuan Lan mengamuk di rumah sakit hingga membuat suasana di rumah sakit menjadi hilang kendali. Tuan Lan tak kuasa melihat jenazah Dev yang tertutup kantung jenazah, begitu juga dengan Tan yang masih tidak menyangka jika Dev telah pergi dengan sangat tiba-tiba.
Tuan Lan terus mengamuk dan menangis tak karuan! Satu-satunya pewaris group Limson meninggal diusia yang masih sangat muda, satu-satunya anak yang selama ini dia jaga meninggalkannya secepat ini.
Tuan Lan menggendong sendiri jenazah Dev dengan kedua tangannya hingga menaiki ambulance untuk menuju rumahnya. Sepanjang perjalanan Tuan Lan terus meraung dihadapan jenazah anaknya.
Hingga keesokan harinya, jenazah Dev disemayamkan disamping kuburan Ibunya. Tuan Lan yang sangat terpukul dan mengetahui bahwa Larisha gadis miskin itu justru selamat dari kecelakaan itu, bersumpah dihadapan kuburan Dev.
"Dev anakku, aku bersumpah akan membalas gadis itu dialah penyebab kamu meninggal seperti ini! Karena gadis miskin itu kamu keluar rumah malam itu, karena gadis itu juga kamu jadi sering membangkang ku, dan gara-gara gadis miskin itu kamu pergi meninggalkan Ayah Dev! Aku akan buat gadis itu menderita seumur hidupnya. Aku bersumpah Dev." Kecam Tuan Lan.
Dendam yang luar biasa bergejolak di hati Tuan Lan terhadap Larisha! Tuan Lan menganggap bahwa Larisha yang menyebabkan Dev malam itu mabuk di Bar dan pergi berduaan menggunakan mobil dalam keadaan mabuk. Hingga Tuan Lan sangat dendam dan bersumpah membuat Larisha membayar semua ini.
Salam perpisahan dari Dev Limson 🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!