NovelToon NovelToon

Suamiku Mahluk Ghaib

suami istri

pagi ini di sebuah rumah terlihat Niken sedang sibuk membuat sarapan, sudah sebulan ini dia menikah dengan suaminya.

"sayang ayo turun lah," panggil Niken.

Niken Yuswandari Munandar, putri pertama pasangan dari juragan yang terkenal di desa itu memutuskan menikah muda.

gadis muda berparas gadis desa khas Indonesia, dengan memiliki tinggi seratus enam puluh sentimeter menjadikan gadis itu bunga desa.

tapi semua itu berakhir saat dia memutuskan untuk menerima pinangan dari seorang pria, yang berprofesi sebagai dokter.

tapi setelah pernikahan yang terjadi sebulan lalu, dia dan suaminya masih berada di desa.

seorang pria tampan turun dari lantai dua, pria itu tersenyum kearah istrinya yang cantik.

pria berperawakan tinggi dan kekar itu bernama Hayyah Azamulah, yang biasa di panggil Azam.

pria itu langsung memeluk Niken dengan lembut, "kenapa kamu repot, kita bisa makan di luar," katanya.

"tidak perlu, oh ya nanti aku ada kuliah siang, kalau mas mau mengantarku atau bagaimana? masih libur kan?" tanya Niken pada suaminya itu.

"sayangnya hari ini aku harus mengunjungi rumah orang tuaku, jadi kamu harus berangkat sendiri ya," kata Azam sedih.

"kok sekarang sih mas, padahal dari sebelum kita menikah, kamu tak pernah mengajakku ke rumah mereka, sekarang aku juga di tinggal nih," kata Niken

"maaf ya sayang, mereka belum bisa menemui mu, tapi secepatnya aku akan mengajak mu," jawab Azam.

Niken pun mengangguk saja, dia pun melihat Azam pergi tanpa menyentuh sarapannya.

dia pun terbiasa karena pria itu memang selalu begitu dengan alasan jika dia tak bisa makan pagi.

Niken pun membereskannya semua peralatan makan, dia pun bergegas untuk menuju ke kampus.

dia menguncir rambut panjangnya, dan mengenakan baju yang membuatnya nyaman.

meski sudah menikah, Niken tetap bebas dalam melakukan semua kegiatan.

seorang pria sedang memacu motornya dengan kecepatan tinggi menuju ke kampus.

dia adalah baru yang akan mengajar di kampus yang cukup terkenal di kota itu.

seorang pria muda yang menjadi lulusan terbaik dari kampus di kota Surabaya.

pria itu turun dan membenarkan kacamata yang dia kenakan, semua mahasiswi heboh saat melihat dosen baru itu.

pasalnya di usianya yang baru dua puluh dua tahun dia sudah mendapatkan gelar pasca sarjana.

terlebih dia juga sedang berusaha meraih gelas doktor, pria itu adalah Sarfaraz Rafasya Noviant, putra pertama dari keluarga Rakasa.

dia langsung menuju ke ruang dekan, karena dia paling tak suka membuang waktu.

motor matic milik Niken baru saja masuk ke area kampus, dia keheranan melihat semua murid yang melihat ke arah ruang dekan.

"woi ada apa sih Lena?" tanya Niken yang baru datang.

"kamu tau ada dosen baru di jurusan kita,pria itu masih muda dan sangat tampan," kata Ndari.

"owalah... ku kira apa, memang setampan apa sih, paling-paling masih tampan suamiku," kata Niken tertawa.

"hei nona, jangan mimpi di siang bolong ya, siapa yang bilang suamimu tampan, ya meski begitu ketampanan dosen baru itu di atas suami mu, oh ya ngomong-ngomong ajak dong suamimu datang ke pesta nanti ke pesta jurusan kita, anak-anak juga ingin lihat dong suamimu, masak nikah diam-diam, takut suamimu di ambil anak-anak ya," kata Lena.

"tapi dia sedang berada di rumah orang tuanya, pagi ini berangkat," jawab Niken jujur

"lah terus jamu gak di ajak, jangan bilang kalian nikah tanpa restu orang tua, itu tak baik tau," kata Ndari menginggatkan temannya itu.

"ya bukan begitu sih, karena rumahnya di luar kota jadi mereka hak bisa datang, tapi mereka merestui kok," jawab Niken.

kedua temannya pun hanya mengangguk saja, mereka juga tak berhak mencampuri lebih dalam lagi.

"sudah ayo masuk, kalian tak ingin telat dan di marahi dosen killer itu kan," kata Niken mengajak kedua temannya masuk.

sedang di sebuah tempat, ada seorang pria yang menikmati rokoknya, dia baru saja membunuh dua pengendara narkoba yang menjadi buronan polisi.

entahlah hanya sebuah rasa senang yang dia dapatkan saat melihat darah dari para bajingan itu yang mengenang.

"aih.... kalian mengotori kemejaku, padahal kemeja ini baru, sudahlah aku bisa telat jika terus di sini, dasar pria pria busuk, sekarang titip salam untuk penjaga neraka ya," kata pria itu sebelum pergi.

saat pria itu pergi, seorang wanita datang dan langsung meminum darah kedua orang yang sudah tergletak tak bernyawa itu.

bahkan wanita itu merobek dada keduanya dan memakan jantungnya, "sepertinya dia bisa aku jadikan tuan ku, karena dia bisa memberiku makan," katanya sambil tersenyum.

tapi dia harus mengisi tenaga dulu, terlebih dia sudah hampir dua Minggu ini tak mendapatkan darah dan jantung dari manusia.

#####

semua mahasiswa fakultas ekonomi pun diam saat melihat seorang pria muda masuk bersama dekan.

"selamat siang semuanya," kata pria berkepala plontos itu.

"siang pak," jawab semua mahasiswa yang ada di ruang kelas.

"hari ini saya ingin memperkenalkan pada kalian dosen baru yang akan mengajar kalian di bidang ekonomi UMKM, perkenalkan dia mas Faraz," kata pria itu

"baik pak," jawab semuanya.

Faraz pun mengangguk saat dekan itu pamit, dan dia pun mulai pembelajaran karena dia tak suka membuang waktu.

Niken merasa jika wajah pria yang berdiri di depan itu tak asing baginya, tapi dia tak bisa ingat sedikitpun.

"hei non, kamu kenapa bingung begitu, jangan bilang kamu jatuh cinta pada dosen baru itu, ingat kamu sudah menikah," bisik Ndari menyenggol lengan sahabatnya itu

"ya tidaklah, aku cuma merasa jika wajah itu tak asing bagiku, entahlah aku tak bisa ingat, terlebih setelah kecelakaan itu," jawab Niken.

Faraz mulai mengabsen satu persatu mahasiswanya agar lebih mudah mengenali.

tapi dia sedikit heran saat melihat sosok Niken yang sekarang tanpa jilbab.

bahkan gadis itu memiliki Aira yang gelap, tapi Faraz harus fokus pada pekerjaannya.

siang itu berita menggemparkan telah terjadi, di temukan dua mayat tanpa jantung.

bahkan polisi tak bisa menemukan sidik jari di sana selain sidik jari dari kedua korbannya.

polisi pun terus mencari pembunuh itu,meski yang di habisi itu adalah bandar narkoba yang langganan keluar masuk penjara.

"polisi itu aneh ya, orang residivis begitu kok nyalahin yang bunuh, ya biarin kenapa, Jan jadi bersih kota kita," kata pelanggan restoran.

"sudah-sudah jangan terus membahas itu, ini di cicipi resep kue batu di restoran kami, dan gratis untuk pelanggan setia kami," kata Arkan yang menyuguhkan kue dan kopi pesanan pelanggan.

"wah dari bentuknya lucu sekali,mas Arkan selalu bisa membuat kue imut begini? jadi gak tega makannya," kata pelanggan wanita itu.

Arkan hanya melempar senyum manis ke arah pelanggan,dan dia sudah sangat sibuk di siang ini.

tiga bocah cantik.

Anand sedang menunggu jemputan, terlebih ini sudah jam pulang sekolah baginya.

dia kesal sendiri melihat tingkah gadis di sampingnya itu, "Lily bisakah kamu diam, kamu terus berlarian tanpa tau lelah," kesal bocah laki-laki itu.

gadis kecil itu hanya menunduk dan berdiri di samping Anand, sebuah mobil berhenti di depan mereka berdua.

"assalamualaikum cucu-cucu embah kung, sekarang ayo kita pulang, tadi embah uti sudah masak ayam dan udang goreng," kata Raka pada kedua cucunya.

"tapi embah kung tak menunggu aunty Husna dan aunty Aluna, bukankah mereka juga sebentar lagi pulang?" tanya Lily dengan lucu.

"masih lama saya g, sekarang kita pulang dulu, biar mereka pulang bersama bunda Nayla," jawab Raka pada kedua cucunya itu.

anand membantu Lily baik ke atas mobil, gadis kecil itu pun berbagi kursi di samping kemudi.

raja tak mengira jika akan memiliki cucu secepat ini, pasalnya pernikahan muda memang ada baik dan buruknya.

Lily selalu terlihat manis dan ceria seperti halnya ibunya, sedang Anand begitu dingin dan cuek persis seperti ayahnya.

sedang di tempat lain, Niken baru menyelesaikan kelas dan ingin segera pulang, pasalnya tubuhnya sangat lelah.

"kamu kenapa? kok pucat banget sih, sakit?" tanya Ndari pada sahabatnya itu.

"iya nih, sepertinya aku kurang enak badan,nanti titip absen ya,jika ada tugas kasih tau lewat grup ya," pamit Niken.

"baiklah, tapi kamu yakin bisa pulang sendiri dengan kondisimu?" tanya Lena pada sahabatnya itu.

Niken meyakinkan keduanya untuk tenang, dari kejauhan sosok hitam memperhatikan Niken.

dia terlihat marah, terlebih karena Niken memiliki aura dan aroma dari sejenisnya.

"aku harus membunuhnya agar aku bisa menjadi ratu bangsa ku, dia harus mati," kata mahluk itu sambil mengeram

Niken pun mengemudikan motornya melewati tuwangan yang cukup panjang.

beberapa kali motor Niken hampir terkena lubang di jalan yang sering mengakibatkan kecelakaan hingga banyak korban tewas.

tapi mahluk itu seperti tak bisa menyentuh Niken sedikitpun, bahkan dia tak bisa mendekat.

Niken pun sampai di rumahnya, dia langsung tidur di ranjang tanpa mandi.

Azam pulang dari rumah orang tuanya, pria itu pun mengecup bibir Niken dan mulai mencumbunya.

Niken pun tak bisa bergerak seakan tersihir oleh suaminya, dia hanya bisa mengerang menikmati setiap sentuhan suaminya.

perlahan satu persatu pakaian Niken lepas dari tubuhnya, jingga tak mengenakan satu helai benang pun.

saat Azam menyentuh bagian intim isterinya, Niken berteriak sangat keras "ah!!!"

sedang Azam terluka karena sesuatu yang tertanam di bagian intim itu, bahkan jarinya putus, Niken kelelahan dan pingsan.

sedang Azam memulihkan keadaannya, "sialan, ternyata benda ini tak bisa aku pancing keluar, seandainya bisa pun, dia tak mau sembarangan di sentuh," gumam Azam.

"kasihan sekali yang baru menikah tapi tak bisa menikmati istrinya, sudah ku katakan tinggalkan saja dia, dan hiduplah dengan ku," kata mahluk yang duduk di pojok kamar.

"sayangnya aku tak mau, dan pergi dari sini," kata Azam yang kemudian mengusir mahluk itu pergi.

dia pun mulai membersihkan diri dan memasak untuk istrinya, Niken memang tinggal di desa tapi sebenarnya rumahnya juga bukan desa yang sesungguhnya.

karena hanya Niken yang bisa keluar masuk dengan mudah ke desa itu, sedang Aris merasa kehilangan putrinya yang baru saja menikah.

dia sangat kesulitan untuk bertemu dengan Niken yang ikut suaminya, tapi sekarang dia tak memiliki hak.

jadi jika dia ingin bertemu Aris akan memilih menemui putrinya itu di kampus.

Niken terbangun dari tidurnya dan melihat begitu banyak makanan, dia pun memeluk tubuh suaminya dari belakang.

"mas kenapa masak sendiri, dan tak membangunkan ku, padahal aku bisa membantumu," kata Ayu.

"tidak perlu sayang, aku juga bisa melakukannya sendiri, sekarang kamu makan ya sayang," Kata Azam pada istrinya itu.

Niken pun makan dengan sangat lahap, bahkan dia tak menyangka suaminya begitu pintar memasak.

setelah itu mereka mandi berdua, Azam benar-benar menjadikan Niken sebagai ratu.

Niken selalu merasa bisa puas dengan cara sentuhan, tapi kali ini berbeda, Azam melakukan hal yang tak sepantasnya.

dia melakukannya dari tempat lain dan membuat istrinya itu kesakitan, pasalnya dia tak melakukannya pada lubang yang seharusnya.

setelah dia merasa puas, dia pun membawa Niken ke kamar dan menidurkannya, "maaf sayang, aku harus melakukannya karena aku seorang pria, dan karena benda sialan itu tak bisa di ambil," marah Azam.

Niken yang pingsan di tinggalkan begitu saja, kini Azam mencari mangsa di luar.

dia membutuhkan para gadis untuk memuaskannya, dia benar-benar suka bersenang-senang.

menjelang Magrib Aryan baru saja pulang setelah mengikuti pelatihan di kota Mojokerto sebagai kepala sekolah.

dia sudah melihat tiga gadis kecil itu bermain di teras rumah, "aduh susah mau Magrib sayang ayo masuk," tegur Aryan.

"ayah kecil," kata Lily yang langsung memeluk tubuh Aryan.

"aduh Lily kok makin manis sih, padahal ayah masih bau asem kok Lily sudah mau nempel sih," kata Aryan yang mengendong gadis tercintanya itu.

"Lily rindu ayah kecil," jawab Lily memeluk Aryan manja.

"Lily mah memang gitu mas, ayo Lily turun dan kita masuk kedalam, ajak Husna yang sudah berusia tujuh tahun.

"gak mau, Lily mau sama ayah kecil," jawab Lily menjulurkan lidahnya.

"dasar Lily manja," ledek Aluna.

"biarin saja, wlek..."

"haduh-haduh, sudah mau malam kok masih pada di luar, ayo cepat masuk," kata Faraz yang juga baru pulang.

Aryan pun membawa gadis kecil itu masuk kedalam rumah, Anand hanya melihat Lily saja.

"hei gadis kecil kenapa kamu begitu manja," tegur Anand.

"kenapa kamu begitu jahat padaku... papi...." tangis Lily yang mendengar ucapan dari Anand.

"aduh Anand berhenti menganggu Lily, kaku ini kok selalu membuatnya menangis sih," tegur Nayla.

"habis dia menyebalkan sekali bunda, dia terus menempel pada ayah," kata Anand.

"padahal Anand juga suka menempel pada papi ku, huwa...." tangis Lily.

baru juga turun dari mobil,mendengar tangisan Arkan buru-buru masuk kedalam rumah.

"assalamualaikum..." kata Arkan mengucapkan salam.

"papi..." tangis Lily makin menjadi.

Arkan pun mengambil putrinya itu dan menimangnya, "ssttss... ada apa ini anak cantik papi, kenapa menangis sampai merah begini, nanti jelek loh mukanya," kata Arkan menggoda putrinya itu.

"Anand nakal papi, dia bilang Lily suka nempel pada ayah kecil, huk- huk- padahal Anand huk- juga suka menempel pada papi...." jawab Lily yang sambil menangis.

mendengar jawaban putrinya, Arkan tertawa geli, pasalnya Lily selalu seperti itu.

"sudah sudah kalian ini saudara loh, jadi jangan berantem oke, lihat tadi papi bawa kue untuk semuanya, termasuk kedua aunty kecil yang sudah jaga kedua keponakannya," kata Arkan.

genderuwo sialan

malam itu di desa terlihat begitu sepi seperti biasanya, setelah sholat isya' jarang warga yang berani keluar dari rumah.

tapi berbeda dengan orang lain, Arkan sedang mengajak Lily baik motor untuk mencari makanan.

"aduh sayang, kenapa makam malam kamu mau makan martabak sih," kata Arkan.

"ya Lily kan mau papi, jadi boleh ya," mohon Lily dengan memohon.

"baiklah sayang papi, apapun untuk putri kecil ku ini, oh ya kamu tau kenapa tumben bunda juga ingin makan martabak, padahal dia selalu hidup sehat?" tanya Arkan pada putri kecilnya.

"kata bunda, ada adik yang sedang tumbuh di perut bunda, jadi Anand akan punya adik, andai mami di sini, pasti Lily juga bisa punya adik kan?" kata gadis kecil itu.

"tapi mami sudah bahagia sekarang, jadi Lily gak suka nih kalau buka dengan papi?" kata Arkan berpura-pura sedih.

"tidak kok, Lily sayang papi, jadi Lily hanya mau papi di samping Lily," kata gadis kecil itu.

Arkan hanya bisa tersenyum, dan mereka sampai di penjual martabak langganan mereka.

Lily langsung turun dari motor dan tersenyum senang, "Abang... martabak telur spesial dengan telur bebek," kata Lily.

"siap nona muda, mas arkan," sapa semuanya.

"iya mas, dua ya, Lily kamu sedang apa?" tanya Arkan melihat putrinya yang sedang duduk di pojokan tempat martabak itu.

Lily tidak menjawab, tapi arkan kaget dengan apa yang di pegang putrinya, "papi aku menemukan pocong kecil," kata Lily menunjukkan bungkusan putih di tangannya sambil tertawa senang.

"Allahuakbar!" kaget semua orang.

"boleh aku menyimpannya, ini sangat lucu!" teriak Lily yang tak ada takutnya.

"ya Allah... kenapa putriku bisa seperti ini," gumam Arkan tak habis pikir.

"aduh itu mas Arkan, tolong di bantu, aduh gadis cantik jangan di mainan dong sayang...." kata pemilik tempat martabak itu panik.

"kenapa, karena bocah itu juga marah," tunjuk Lily dengan polos ke arah seorang bocah di samping pemilik.

tanpa terduga Arkan bangkit dan langsung menusuk bocah buruk itu dengan bambu kuning yang di bawanya.

"oh iya Lily ingat... kata embah kung di suruh bakar, ayo di bakar, bakar bakar..." kata Lily keluar dari warung.

"halo Tante Kunti," sapa Lily dengan senyumannya.

para pelanggan yang mendengar gadis kecil itu dengan senang menyapa para arwah tercengang.

bahkan Lily bisa membakar kain putih berbentuk pocong itu dengan mudah, dia bahkan berdiri sambil berdoa.

Arkan tak mengira jika putrinya lebih kuat dari dirinya sekarang, terlebih gadis itu memang belum bisa membedakan secara sempurna.

"om sudah jadi martabaknya?" tanya Lily.

"aduh nona muda, duduk dulu ya sayang," kata pegawai martabak yang ketakutan setelah kejadian barusan.

Lily duduk di kursi sambil memainkan kakinya, sedang Arkan masih menjelaskan pada pemilik tempat apa yang terjadi pada usahanya.

"papi...." panggil Lily yang tiba-tiba menangis.

Arkan langsung menghampiri putrinya, "ada apa sayang, kenapa menangis," tanya Arkan.

Lily menyembunyikan wajahnya, dan ketakutan, dia sadar jika putrinya seperti ini biasanya ada sosok genderuwo di sekitar mereka.

makhluk itu pergi menjauh, pasalnya dia tak bisa menemukan mangsa di sana.

dia butuh wanita saat ini, dia sudah tak sabar lagi, saat sedang berpindah dari satu pohon ke pohon lain.

makhluk itu melihat sosok gadis yang sedang naik motor sendirian, dia pun membuat motor gadis itu mogok.

dia segera menjelma menjadi pria tampan, dan kebetulan tak jauh dari sana ada sebuah pohon aren kesukaannya.

"motornya kenapa mbak?" tanya pria tampan itu.

"ini mas, motor saya gak tau nih tiba-tiba mogok gini," jawab gadis itu terpesona.

"boleh saya bantu melihatnya, siapa tau bisa membantu," jawab pria itu dengan lembut.

"boleh mas, silahkan," jawab gadis itu.

saat sedang melihat motor, pria itu melancarkan beberapa kata rayuan, dan juga berusaha mendapatkan wanita itu.

"wah sepertinya ini sangat parah kerusakannya, lebih baik kita bawa ke rumahku, agar aku bisa memperbaikinya dengan nyaman ya," kata pria itu.

"iya mas Joko," jawab gadis itu.

Keduanya pun menuju ke sebuah rumah mewah tang terlihat begitu indah, gadis itu pun terpesona dan tergoda.

gadis itu pun hampir terjatuh karena tersandung, pria tampan itu langsung memeluk tubuh gadis itu.

Keduanya pun berpelukan dan pria tampan itu mengajaknya masuk kedalam rumah.

mereka berdua langsung melakukan hubungan suami istri, bahkan gadis itu tak sadar jika yang sedang menggaulinya adalah genderuwo.

Ndari dan Lena merasa heran karena teman kos mereka tak pulang meski sudah sangat telat.

terlebih tadi gadis tadi bilang sedang mengunjungi tantenya yang memang ada di desa dekat kota.

"ini kenapa sih mawar kok gak pulang, sudah tau kalau di kampung itu selalu tak mudah di tebak," kata Ndari.

"ya mau bagaimana namanya juga berkunjung ke rumah saudara, mungkin dia menginap di rumah saudaranya, sudah ayo tidur," ajak Lena

mereka pun tidur secara nyenyak, sedang mawar sedang menikmati malamnya bersama pria tampan yang dia temui itu.

gadis itu benar-benar di buatkan dengan makhluk itu, Arkan pulang bersama putrinya.

saat sampai Lily membawa empat bungkus martabak telur itu dan Nayla sangat senang melihat itu.

pasalnya wanita itu sedang ngidam, dan Arkan tak keberatan mencarikan toh kasihan jika meminta Aryan, karena pria itu sudah terlalu sibuk setelah workshop.

"tumben masih di rumah, biasanya sudah hilang," kata Aryan yang duduk memangku Lily.

Anand duduk di sebelah Arkan, "bisakah kamu diam, putriku masih belum tidur, kamu tau jika aku akan pergi saat dia sudah lelap tertidur," kata Arkan.

"ah iya maaf aku lupa," jawab Aryan.

"tunggu dulu, sebenarnya ini anak kalian yang mana sih, Anand kenapa begitu dekat dengan ayah besar, dan Lily yang selalu manja dengan ayah kecil," kata Nayla pada dua gadis itu.

"karena papi sibuk terus, jadi Lily suka dengan ayah besar dan ayah kecil saja," jawab Lily sedih.

"maaf ya sayang, papi kan sibuk cari uang untuk mu, tapi malam ini kita tidur bareng ya," kata Arkan.

malam itu setelah Lily dan semua orang tertidur, Arkan bangun dan keluar rumah bersama Faraz.

mereka harus mengawasi beberapa makhluk yang sering melakukan kejahatan, terlebih babi ngepet dan tuyul.

tapi langkah kaki Keduanya terhenti di depan sebuah pohon aren yang cukup besar di sisi ruangan sawah yang cukup gelap.

"sepertinya besok kita harus menebang pohon ini, karena aku tak suka auranya," kata Arkan.

"tak akan ada yang mau, selama mahluk itu masih disini, pergi!!" usir Faraz.

"dasar manusia yang suka ikut campur, ini tempatku, pergilah..." geram genderuwo itu.

"sudah pergi saja, kamu tak mau kami hanguskan bukan, dan lagi kasihan wanita itu," kata Arkan tersenyum

"bukan urusan mu, ini kesenangan ku!" teriak makhluk itu.

"genderuwo sialan, kamu menantang kami," marah Faraz.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!