Dor
Dor
Dor
Terdengar suara tembakan menggema di dalam hutan belantara. Sekelompok orang berpakaian lengkap mengenakan setelan jas hitam dan pistol masing-masing yang menjadi senjata mematikan mereka mulai berpencar menyusuri ke dalam hutan mencari buruannya. Jika sekelompok orang tersebut sudah bergerak maka tamatlah riwayatmu.
Dua lelaki dewasa yang begitu dominan dari sekelompok orang tersebut begitu kesal menembakkan pistolnya ke segala penjuru. Wajahnya begitu beringas dan sangat menyeramkan mulai terlihat mencari mangsanya layaknya berburu anak musang di tengah hutan.
“Jangan biarkan lelaki bodoh itu sampai lolos. Tangkap dia bersama anaknya lalu habisi nyawanya” teriaknya dengan suara lantang menggema di dalam hutan belantara.
“Goper, Goper, Goper” ucap kelompoknya dengan begitu kompaknya yang sedang menyuarakan nama kelompoknya yakni Goper singkatan dari Gorila Pembunuh Rampok yang merupakan kelompok mafia paling di takuti di negara Z.
Mereka kembali bergerak menyusuri hutan belantara untuk menangkap mangsanya yang menjadi bulan-bulanannya. Mangsa mereka adalah orang yang sangat berpengaruh di negeri ini dan begitu berbahaya yang harus segera di lenyap kan.
Tak ada belas kasihan dan rasa takut dari sekelompok mafia tersebut, namun lebih berbahaya lagi orang yang sedang diincar mereka saat ini. Langit malam gelap gulita sama sekali tak menurunkan tekad mereka demi menjalankan misi luar biasa yang harus dilaksanakan.
Sementara itu sosok lelaki bersama bayi mungil bersembunyi di dalam goa hutan belantara. Tampak bayi mungil begitu tenang dalam dekapan lelaki tersebut. Sedangkan lelaki bermata elang terlihat khawatir terhadap keselamatan bayi yang bersamanya.
Sudah hampir seminggu berada di dalam hutan belantara bersama bayi mungil berjenis kelamin laki-laki membuatnya menjadi was-was. Persediaan ASI formula yang disediakan untuk bayi tersebut semakin menipis bahkan sudah hampir habis untuk bayi yang masih genap sebulan itu.
Lelaki bermata elang itu kembali berfikir keras agar bisa keluar dari hutan tersebut. Jika terus berada di dalam hutan belantara bisa-bisa bayi yang bersamanya mati mengenaskan.
Sambil bersandar di dinding goa, lelaki tersebut menatap bayi laki-laki yang tengah tertidur pulas dalam dekapannya. Api unggun selalu menemaninya di malam hari yang selalu memberikan kehangatan untuknya. Bunyi jangkrik dan hewan melata sebagai pengantar tidur bayi yang kurang beruntung tersebut.
“Yang sehat boy, sekarang daddy yang akan menjagamu dan merawatmu hingga tumbuh dewasa. Daddy janji akan terus melindungimu. Ayah dan ibumu sudah mempercayakan kepada Daddy untuk menjadi orang tua tunggal membesarkan mu. Walaupun mereka sudah tiada, Daddy sangat yakin ayah dan ibumu sudah tenang di alam sana. Mereka selalu dihati kita dan akan terus bersama kita sampai kapan pun” ucap Lelaki tersebut dengan mata berkaca-kaca.
“ Amar, Tami, semoga kamu tenang di alam sana. Jangan khawatirkan aku dan boy. Percayalah, aku akan berperan sebagai ayah dan sekaligus ibu untuk anak kalian. Dengan penuh kasih sayang seorang ibu dan ayah, aku akan merawat, menjaga dan membesarkan anak kalian dengan baik” ucap Lelaki tersebut dengan perasaan pilu yang sudah tak sanggup menahan air matanya tumpah membasahi wajahnya.
Kevin Abraham Smith, lelaki 28 tahun yang berprofesi sebagai CEO KS Group. Hanya dikenal sebagai CEO KS Group, namun kenyataannya hingga detik ini identitasnya masih tersembunyi yang lebih dari sekedar CEO. Memiliki sifat arogan, dingin dan keras kepala yang mendarah daging dalam dirinya. Namun Kevin masih memiliki sifat penyayang terhadap orang yang disayanginya. Tak ada yang berharga dalam hidupnya selain keluarga yang disayanginya.
Hidup Kevin begitu hancur saat menyaksikan dengan mata kepala sendiri kecelakaan maut yang dialami oleh saudara kandungnya bersama sang istri hingga meredang nyawa. Lebih parahnya lagi, kecelakaan tersebut sudah direncanakan oleh orang terdekatnya yang mengincar harta, tahta dan kerajaan bisnis dunia hitam yang digeluti mendiang saudaranya. Bahkan pihak kepolisian sama sekali tak menyelidiki dengan tuntas kasus kecelakaan tersebut akibat kurangnya bukti yang akurat, pada akhirnya kasus tersebut ditutup tanpa menemukan pelaku utamanya.
Mendiang saudaranya meninggalkan bayi mungil yang sangat menggemaskan dan seluruh harta benda yang dimilikinya. Untungnya pihak pengacaranya segera memindahtangankan harta bendanya untuk sang bayi yang menjadi penerus satu-satunya. Namun dilain pihak, seseorang kembali mengincar bayi tak berdosa tersebut untuk kembali dilenyapkan.
Bayi laki-laki yang bernama Azzam Roderick Smith menjadi incaran para mafia. Ciri-ciri bayi laki-laki tersebut terdapat gelang kristal melingkar di pergelangan tangan kirinya yang merupakan gelang warisan leluhur dari keluarga Smith. Rambutnya sangat lebat dengan warna hitam legam dan lurus. Bola matanya sangat sipit dengan bulu mata lentik, hidungnya mancung, bibirnya merah delima dan warna kulitnya seputih susu formula yang sedang dikonsumsinya sebagai ASI.
Kevin tak tinggal diam, dia pun kembali bertindak untuk melindungi anak semata wayang mendiang kakaknya bahkan rela mengarungi hutan belantara demi menyelamatkan anak tak berdosa yang merupakan ponakannya sekaligus menjadi harta yang paling berharga dalam hidupnya. Anak dari kakak kandungnya, Amar Abraham Smith dan istri tercintanya Tami Cleopatra Alona.
Tekad Kevin begitu kuat untuk membalaskan dendam sang kakak. Dia berjanji akan membalas jauh setimpal dengan apa yang dialami mendiang kakaknya. Padahal dirinya begitu cinta dengan kedamaian. Namun apa boleh buat, dendam membara telah merasukinya.
Dipandanginya wajah teduh anaknya hingga Kevin ikut memejamkan matanya, berharap hari esok masih ada kesempatan untuknya pergi dari tempat tersebut. Namun belum juga beberapa menit, segerombolan orang sudah mengepungnya di dalam goa yang sedang dia tempati.
"Menyerahlah tuan, kami sudah mengepungmu. Cepat serahkan bayi laki-laki itu" ucap lelaki dewasa berkepala plontos yang bertubuh kekar sambil menodongkan pistol ke arah Kevin dan bayinya.
Kevin terlonjat kaget, namun sebisa mungkin dia tampak biasa-biasa yang kembali putar otak untuk menjalankan sandiwaranya.
"Tak semudah itu aku menyerahkan anakku. Aku perlu melakukan kesepakatan bersama dengan bosmu" ucap Kevin yang tak ingin gegabah.
"Baiklah tuan, sebaiknya tuan ikut bersama kami. Biar tuan Robert yang memutuskan segalanya" ucapnya kembali sambil memasukkan pistolnya di saku jasnya.
"Hemm, aku akan ikut bersama kalian. Tidak ada gunanya jika terus bersembunyi di dalam hutan" ucap Kevin sambil mendekap hangat anaknya yang tak ingin disentuh oleh mereka semua.
Kevin memilih ikut bersama anak buah Robert. Jika terus berada di dalam hutan bisa-bisa dia dan anaknya mati mengenaskan di dalam hutan tersebut.
Bersambung.......
Assalamualaikum teman-teman....
Alhamdulillah... akhirnya author bisa kembali menyapa teman-teman semua dengan menyuguhkan cerita terbaru author kali ini yakni Hot Daddy And Miss Mafia. Semoga kalian terhibur dengan cerita terbaru author ya 🤗
Jadi mohon dukungannya ya berupa:
Like favorit, komen, rate ⭐⭐⭐⭐⭐ dan vote. Biar author semangat nulisnya😁
Dua tahun kemudian......
Sosok lelaki berbadan kekar tengah berendam bersama anak laki-laki menggemaskan di dalam bathtub. Sang anak duduk di pangkuan lelaki bertubuh kekar sambil tertawa terbahak-bahak memainkan busa sabun dengan gembiranya.
Kira-kira usia anak menggemaskan itu masih terbilang balita. Namun tubuhnya sudah terlihat menggemaskan untuk seusianya. Sudah pandai berbicara dan berkomunikasi dengan lawan bicaranya, namun masih saja terdengar cadel dan terkadang masih salah persepsi apa yang ingin dia jawab terhadap lawan bicaranya.
Mereka adalah Kevin dan anak tunggalnya, Azzam Roderick Smith. Kevin membesarkan Azzam dengan baik dan lebih senang memanggil Azzam dengan sebutan boy. Semakin hari semakin bertambah orang-orang yang ingin menghabisi nyawa anaknya. Termasuk orang terdekatnya sendiri yakni pamannya dan para mafia yang mengincarnya, namun Kevin tak tinggal diam, pengawalan ketat sering dia lakukan selama bersama Azzam.
Kesepakatan bersama yang pernah dia lakukan tempo hari dengan Robert sang paman yang berambisi melenyapkan anaknya sedikit memberikan ruang baginya. Salah satu cabang perusahaannya sudah dia relakan demi melindungi anaknya dari pamannya yang selalu mengincar harta peninggalan saudaranya.
Hingga detik ini, sang paman tak berani lagi mengancamnya lewat anaknya, akan tetapi Kevin masih saja tetap waspada terhadap pamannya. Dendamnya belum juga terbalaskan karena dirinya masih menunggu waktu yang tepat untuk membalas orang-orang yang sudah melenyapkan kakak kandungnya.
Sampai sekarang tak seorangpun yang dia percayai di dunia ini untuk merawat anaknya. Kevin merawat Azzam seorang diri tanpa bantuan babysister atau orang profesional di bidangnya. Baginya Azzam segalanya untuknya.
Setelah puas berendam, mereka kembali bersama-sama membilas tubuhnya di bawah shower. Lagi-lagi Azzam tertawa terbahak-bahak yang sedang hobi bermain air.
"Boy, kamu bisa saja masuk angin jika terus bermain air. Ayo, kita harus bersiap ke kantor" ucap Kevin lalu mematikan shower nya kemudian memakaikan handuk untuk Azzam yang sangat menggemaskan.
"Daddy, cebentar lagi ya...macih ceru" ucap bayi Azzam dengan suara cadelnya yang menolak di pakaikan handuk.
"Tidak Boy, kita harus tepat waktu ke kantor" ucap Kevin yang kembali membujuk bayi menggemaskan itu.
"Daddy, mommy" ucap baby Azzam sambil memasang wajah imutnya layaknya anak kucing penurut yang senang mengucapkan kata mommy.
Senyuman terpancar di wajah Kevin yang hampir setiap hari mendengar ucapan anaknya yang menyebut kata mommy. Kemungkinan besar Azzam merindukan sosok Ibunya. Dengan terpaksa Kevin mengangguk setuju lalu segera menggendong anaknya keluar dari kamar mandi.
Kini Kevin dan Azzam sudah rapi dengan setelan jas yang selalu dipadu padankan khusus untuk ayah dan anak yang didesain khusus oleh desainer ternama di negara Z. Keduanya sama-sama tampan dan juga terlihat jelas memiliki kemiripan ibarat pinang dibelah dua atau lebih tepatnya ayah kandung dan anak kandung.
Kevin menggendong Azzam sambil menenteng tas kerjanya. Para pelayan tersenyum melihat tingkah majikannya bersama tuan mudanya. Terlihat sekretarisnya sudah menunggunya di meja makan.
"Selamat pagi tuan Kevin" ucap sekretarisnya dengan penuh hormat yang bernama Tio.
"Hemm" ucap Kevin lalu mendudukkan Azzam di kursi. Kemudian kembali memakaikan celemek makan untuk Azzam agar tak mengotori pakaiannya.
"Horeee...ayam goreng" ucap Azzam sambil bertepuk tangan melihat menu sarapan pagi ini.
"No, makanan spesialmu hanya bubur ini. Daddy yang akan menyuapimu dan jangan lupa habiskan minuman kuatmu" ucap Kevin sambil menyodorkan dot bayi berisi susu formula yang selalu diklaim sebagai minuman kuat anak yang baru genap dua tahun tersebut.
"Daddy tak perlu menyuapi boy...boy sudah bisa makan sendiri" ucap Azzam sambil memegang sendok makan.
"Tidak Boy, Daddy yang akan menyuapimu" ucap Kevin yang tak ingin dibantah.
Azzam begitu patuh kepada ayahnya, dia pun dengan lahap memakan bubur rasa ayam kampung yang menjadi makanan sehari-harinya. Sedangkan Kevin begitu telaten menyuapi Azzam. Setelah selesai menyuapi Azzam, barulah dirinya sarapan pagi. Kevin selalu memprioritaskan kepentingan Azzam dibandingkan kepentingan dirinya. Selesai sarapan bersama, mereka segera berangkat ke kantor.
Kevin dan Azzam begitu tenang duduk di kursi belakang. Azzam memainkan iPad pintar milik ayahnya. Sedangkan Kevin menopang dagu yang tengah berpikir keras mencari pengasuh yang bisa bekerja dengan dua pekerjaan sekaligus yakni menjadi pengasuh sekaligus menjadi ibu sambung untuk anaknya.
"Stop paman" teriak Azzam yang berhasil menghentikan laju mobil Tio.
Kevin langsung memutar bola matanya menatap ke arah anaknya.
"Daddy main"ucap Azzam sambil memegangi tangan ayahnya lalu menunjuk ke arah penjual balon di pinggir jalan.
"Kita main di kantor saja boy, Daddy bisa telat" ucap Kevin membujuknya dan tak lupa memberikan kode kepada sekretarisnya untuk kembali melajukan mobilnya.
"Daddy main" rengek anak balita itu yang kembali melirik ke arah penjual balon keliling.
Kevin menghela nafas panjang dan kembali berbicara panjang lebar untuk membujuk anaknya. Hingga pada akhirnya anak balita tersebut kembali fokus pada iPad pintarnya.
Kevin kembali mengalihkan pandangannya ke arah jendela dimana mobil sport merah sedari tadi mengikuti mobilnya.
Sangat mencurigakan, aku harus waspada. Batin Kevin.
Mobil sport merah kembali memepet mobil yang ditumpanginya dan seolah ingin menabrak mobilnya dari belakang.
"Lebih cepat lagi" ucap Kevin dengan tegas sambil merangkul Azzam.
Tio begitu fokus mengemudikan mobil atasannya di jalan raya hingga memilih melewati jalan pintas yang jarang dilewati kendaraan umum agar dapat mengecoh pengendara mobil yang sedari tadi mengikutinya.
Pengendara mobil sport merah kembali berulah dan masih saja mengikuti mobil Kevin. Hingga tiba-tiba Tio membanting stir mobil dan langsung menginjak rem secara mendadak melihat segerombolan lelaki berbaju hitam berbaris rapi yang tengah menghalangi jalannya.
Kevin dan anaknya langsung terjungkal hingga membentur jok depan mobil.
"Sial, apa kamu tak bisa menyetir dengan baik" bentak Kevin sambil memegangi keningnya.
"Tuan...kita di serang" ucap Tio dengan bibir bergetar yang langsung dirundung ketakutan.
Kevin hanya diam sambil mengepalkan tangannya yang tengah memangku anaknya melihat para penyerang yang sedang mengincar anaknya.
Sedangkan si pengendara mobil sport merah segera turun dari mobilnya. Rupanya pengendara mobil sport merah adalah seorang wanita. Dengan tinggi semampai, wanita tersebut turun dari mobil sport merah dengan rambut panjang terurai yang melambai-lambai di terpa angin. Kaca mata hitam bertengger di hidung mancungnya, bibir ranumnya begitu menggoda. Semua orang pasti terpesona akan kecantikan yang dimiliki wanita tersebut. Hingga semua mata tertuju pada wanita cantik jelita yang tengah berjalan santai sambil memegang senapan panjang dengan kuat menghampiri mobil Kevin.
Dengan lihainya wanita cantik tersebut membungkukkan badannya mengetuk kaca mobil Kevin. Sementara Kevin dan Tio hanya diam di dalam mobil yang tengah waspada terhadap wanita cantik tersebut.
"Buka pintunya, sebelum kesabaranku habis" ancam wanita cantik tersebut dengan seringai licik diwajahnya lalu melepaskan kaca matanya.
Kevin sama sekali tak melirik wanita cantik tersebut. Apalagi harus mendengarkan ancaman wanita cantik tersebut.
"Daddy, mommy" ucap Azzam sambil tersenyum menatap wanita cantik tersebut.
Kevin tak merespon ucapan anaknya. Dia lebih fokus dengan ponselnya.
Hingga akhirnya para anak buah Kevin mulai berdatangan untuk melawan orang-orang yang tengah menghadangnya.
"Jalan" ucap Kevin yang tak ingin terus berada di tempat tersebut.
Dengan cepat Tio segera melajukan mobilnya untuk meninggalkan tempat tersebut. Sedangkan wanita cantik tadi hanya mampu tertawa terbahak-bahak melihat kepergian mobil Kevin.
Bersambung
Jangan lupa, like love, komen dan vote ya teman-teman 🤗🙏🙏
Terima kasih 🙏🙏🙏
Setiba di perusahaan KBS Group. Kevin segera membawa masuk anaknya ke dalam ruangannya. Dimana ruangan tersebut memiliki berlapis-lapis keamanan yang super canggih.
Pintu akses masuk ruangan menggunakan sensor wajah yang hanya bisa diakses oleh pemiliknya. Dinding kaca anti peluru dipasang berlapis di setiap sudut ruangan. Terdapat ruangan kecil yang disediakan sebagai arena bermain untuk Azzam, didalamnya terdapat aneka jenis koleksi mainan anak balita serta robot canggih yang selalu menemani Azzam bermain. Juga terdapat tempat tidur untuk Azzam jika lelah bermain, karena seharian terus berada di ruangan Daddynya.
Para bodyguard terbaik selalu dikerahkan berjaga-jaga di depan pintu masuk ruangannya. Para bodyguard tersebut menguasai seluruh teknik bela diri yang siap secara fisik maupun mental melawan para penjahat.
Tidak hanya itu, sebanyak 20 bodyguard tangguhnya selalu siaga 24 jam di perusahaan miliknya. Sniper profesional bayaran ikut melakukan pengamanan di sekitar area perusahaan
"Tio, lakukan siaga satu" ucap Kevin sambil mendudukkan Azzam di kursi kebesarannya.
"Siap tuan, tim A yang akan bergerak" ucap Tio sambil menundukkan pandangannya dengan penuh hormat.
Kevin mengibaskan tangannya untuk meminta sekretarisnya keluar dari ruangannya. Belum sempat Tio keluar dari ruangan atasannya, langkahnya kembali terhenti.
"Paman main yuk" ucap Azzam sambil memegang miniatur Minions.
Kevin dan Tio saling pandang yang sedang melempar komunikasi lewat ekor matanya.
"Rapat akan segera dimulai, cepat laksanakan tugasmu Tio. Jangan lakukan hal yang lain" tegas Kevin sambil mengibaskan tangannya.
Azzam bersikadap sambil menatap ke arah ayahnya dan juga ke arah Tio. Tampak anak menggemaskan itu seolah berpikir sejenak melihat interaksi orang dewasa tersebut hingga memilih berbisik-bisik dengan mainannya. Tio hanya mampu tersenyum sambil membungkukkan badannya, kemudian segera meninggalkan ruangan atasannya.
"Ya paman pergi... boy main cama ciapa Daddy?" tanya anak balita itu.
"Jimmy"timpal Kevin sambil bertepuk tangan hingga robot yang super pintar seukuran anak balita tersebut mulai berjalan menghampirinya.
"Hel-lo boy... hel-lo boy"
Robot yang bernama Jimmy mulai menyapa Azzam.
"Tidak mau, Daddy main sama boy saja" ucap Azzam sambil memasang wajah marah.
"Boy, Daddy sibuk bekerja agar bisa bertemu dengan mommy. Bukankah boy menginginkan seorang mommy" ucap Kevin yang selalu mengeluarkan jurus jitu membujuk anaknya. Kemudian membantu Azzam turun dari kursi kebesarannya.
"Oce... Daddy...boy mau mommy" ucap Azzam antusias yang langsung bersemangat jika menyangkut tentang mommy.
"Ma-in.....mo-mmy"
Robot pintar Azzam begitu pandai mengikuti ucapan pemiliknya.
Kevin menghembuskan nafasnya dengan kasar. Harapan palsu selalu dia janjikan untuk anaknya. Padahal semua itu hanya dusta belaka, terus membohongi anaknya membuatnya merasa bersalah dan tega melakukan hal bodoh tersebut kepada anaknya. Kevin jelas tahu semua orang pasti menginginkan orang tua lengkap, ayah dan ibu, termasuk anaknya. Kasih sayang seorang ibu sangat dibutuhkan anaknya saat ini.
"Daddy janji akan segera mengabulkan permintaanmu boy" gumam Kevin sambil menatap anaknya berjalan menuju ruang bermain.
"Gerald masuklah, laksanakan tugasmu" ucap Kevin yang berbicara diujung telepon.
Tak berapa lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar membuat Kevin mempersilahkan sang empunya masuk.
"Aku ada rapat, ajak boy bermain" ucap Kevin yang sudah siap memimpin rapat pagi ini.
"Baik tuan, saya akan menjaga tuan muda dengan baik "ucap anak remaja yang bernama Gerald.
"Hemm"
Kevin kemudian melenggang pergi meninggalkan ruangannya. Gerald selalu ditugaskan menjaga dan mengajak boy bermain selama berada di kantor. Gerald satu-satunya anak remaja yang dapat perhatian dari seorang Kevin karena kemampuan bela diri yang dikuasai anak remaja tersebut. Selain jago beladiri, Gerald juga seorang hacker handal tersembunyi.
Sementara di tempat lain.....
Prangggg.....
Serpihan kaca mulai berhamburan di atas lantai keramik. Sosok lelaki paruh baya terlihat murka menghancurkan segala benda di atas meja kerjanya.
"Keviiiin! anak itu selalu saja menggagalkan rencanaku. Kita lihat saja seberapa hebat dirimu bisa melindungi anak s*alan itu" ucapnya dengan geram sambil mengobrak-abrik ruang kerjanya.
"Tenang tuan, Megan masih bisa diandalkan" ucap lelaki berkepala plontos yang menenangkan tuannya.
"Bones, siapkan mobil. Aku ingin menemui ponakan ku" ucap lelaki paruh baya tersebut.
"Siap laksanakan tuan" ucapnya sambil membungkuk hormat, kemudian segera meninggalkan ruangan tuannya.
Lelaki paruh baya tersebut dengan kesal menghisap dalam-dalam rokoknya kemudian mengepulkan asap rokok nya di udara.
"Ciiih!!!, seorang Robert takkan pernah kalah dengan siapapun, termasuk cecuguk bodoh" gumam lelaki paruh baya tersebut, yang tidak lain adalah Robert, paman Kevin.
Robert dengan kesal menginjak setengah batang rokoknya, kemudian melenggang pergi meninggalkan ruangannya.
🍁🍁🍁🍁
Masih di perusahaan KBS Group...
Seorang wanita cantik baru saja turun dari mobil sport merah yang terparkir di halaman perusahaan KBS Group. Senapan panjang kembali dia keluarkan dari dalam mobilnya.
Para sniper profesional mulai siaga melihat kedatangan wanita cantik tersebut. Mereka masih tetap bersembunyi di tempat persembunyiannya.
Sambil memegang senapan panjang wanita cantik tersebut berjalan anggun berbelok arah memasuki bangunan hotel bintang lima yang berhadapan dengan perusahaan KBS Group.
Hanya bermodalkan senapan panjang yang dipegangnya membuat para karyawan hotel ketakutan dan bergidik ngeri melihat sosok wanita cantik tersebut. Mereka memilih cari aman dan membiarkan wanita cantik tersebut bertindak sesuka hatinya.
"Miss Megan"ucap wanita paruh baya yang menghentikan langkah wanita cantik tersebut.
Terlihat wanita paruh baya tersebut mengenakan pakaian formal dan bukan dari kalangan bawah.
"Ya, kamu lagi!" ucapnya kesal yang mampu mengenali orang yang tengah memanggil namanya.
"Tuan besar menunggu kepulangan anda" ucap wanita paruh baya tersebut dengan sopan.
"Katakan padanya, bulan depan aku akan menemuinya" ucap wanita cantik tersebut sambil mengelus senapan panjangnya.
"Baik nona, saya akan menyampaikan kepada tuan perihal kedatangan anda" ucapnya dengan sedikit senyuman.
Wanita cantik tersebut begitu muak melihat senyuman wanita paruh baya tersebut. Dia segera melenggang pergi, tugasnya harus dituntaskan hari ini juga.
Kini wanita cantik yang bernama Megan sudah berada di atas roftop hotel. Terlihat Megan berdiri di tengah-tengah roftop hotel yang menghadap ke arah perusahaan KBS Group. Megan mengangkat senapan panjangnya lalu membidiknya tepat di depan bangunan pemilik perusahaan yang diincarnya.
Setelah yakin tepat sasaran, Megan segera menarik pelatuk senapannya hingga bunyi suara tembakan langsung menggema di tempat tersebut.
Dor
Tembakannya tak mampu menghancurkan dinding kaca anti peluru. Hanya terlihat sedikit lecet yang diakibatkan peluru nya. Megan berdengus kesal lalu kembali menembaki bangunan kokoh tersebut. Namun di luar dugaan, sosok penembak lain malah menyerangnya lewat tembakan membabi buta. Sehingga terjadi aksi baku tembak di tempat tersebut
Kevin dan para petinggi perusahaannya membuat konsentrasinya teralihkan dengan insiden tersebut. Kevin mendekati dinding kaca dan mengamati suasana luar yang sedang terjadi aksi saling tembak antara sniper nya dengan orang asing.
Kevin memilih meninggalkan ruang rapat. Dia pun berlari menuju ruangannya untuk menemui anaknya. Karena saat ini anaknya dalam bahaya.
Megan tersenyum kemenangan saat tembakannya melesat dengan sempurna mengenai jantung sniper profesional tersebut.
"Tembakan ku lumayan juga" gumamnya dengan senyuman merekah di bibir manisnya.
Serangan balik terus membabi buta dari atas bangunan perusahaan. Megan mulai kewalahan menghadapi peluru yang terus mengarah ke arahnya. Dengan terpaksa Megan memilih mundur sementara.
Sementara di ruangan Kevin. Terlihat Kevin mengepalkan tangannya mendengar kabar tentang salah satu sniper nya yang gugur dalam tugasnya.
"Kuburkan dengan layak, segera urus asuransi untuk keluarga yang ditinggalkan" ucap Kevin dingin sambil menatap keluar jendela.
"Baik tuan" ucap Tio dengan patuh, kemudian segera menghubungi pihak asuransi.
Kevin tak suka jika orangnya terus berjatuhan akibat keserakahan sang paman. Sepertinya dia harus mengeluarkan taringnya agar sang paman tak lagi mengusiknya.
"Jangan biarkan Robert masuk ke dalam perusahaanku" ucap Kevin dengan tegasnya yang baru saja menerima panggilan masuk dari kepala bodyguardnya perihal kedatangan pamannya.
Sementara Robert yang baru saja tiba di perusahaan KBS Group begitu kesal melihat para bodyguard ponakannya menghalangi jalannya.
"Hei, ada apa dengan kalian, menyingkir dari hadapanku! kalian tidak tahu siapa aku sebenarnya hah!" ucap Robert sambil bertolak pinggang. Kedua orang kepercayaannya ikut bersamanya yang tengah melakukan pengawalan.
"Kami sedang menjalankan perintah tuan Kevin, jadi sebaiknya anda pergi" ucap kepala bodyguard.
"Sial! anak itu!!" ucapnya geram kemudian memilih melakukan perlawanan. Sehingga terjadilah perkelahian di halaman perusahaan.
Anak buah Robert kembali berdatangan menyerang para bodyguard Kevin. Begitu halnya para kubuh mafia yang bersekutu dengannya.
Megan tersenyum puas melihat kekacauan yang terjadi di halaman perusahaan KBS Group. Diam-diam Megan bergerak cepat masuk ke dalam perusahaan KBS Group. Tangan wanita cantik tersebut begitu gatal untuk melenyapkan mangsanya.
Tunggu kedatanganku anak manis. Batinnya.
Bersambung....
Jangan lupa, like, love, komen dan vote ya teman-teman 🙏🙏🙏
Terima kasih 🙏🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!