NovelToon NovelToon

Gadis Dingin

Bab 1 Gadis dingin

Seorang gadis membawa moge alias motor gede dengan kecepatan tinggi membuat siapa saja yang melihat pasti menyangga dia pembalap ahli. Banyak kendaraan hampir bertabrakan gara-gara aksinya, terkadang gadis itu sering di kejar-kejar polisi tapi tak pernah satu kali pun tertangkap membuat para polisi penasaraan siapa yang mengemudikaannya.

Gadis itu memarkirkan mogenya di halaman kampus, gadis itu membiarkan rambutnya tergeray, jaket kulit yang dia pegang berikut tas ransel di punggungnya. Siapa saja akan terpana melihat gayanya, hidung mancung, alis tebal, bulu mata hezel, dan bola mata bulat coklat. Gadis itu terus berjalan menelusuri kolidor banyak mahasiswa laki-laki yang berjajar disitu apalagi kolidor itu dekat dengan lapangan basket.

“Wow ..., buset deh itu cewe, ”

“Cantik, tapi sayang sangar.”

“Jutek amat, ”

“Senyum sedikit dong? ”

Ocehan para lelaki tak pernah Queen anggap, dia menulikan telinganya rapat-rapat. Terus saja berjalan hingga sampai di kelas. Seperti biasa dia akan duduk dibanggku paling pojok.Tidak banyak orang yang ada di dalam kelas itu, baru sebagiaan. Queen langsung duduk dan membuka tas ranselnya mengeluarkan buku yang bertulisan Aurosa, tangan mungilnya menggoreskan apa yang ada di hatinya.

Selamat pagi wahai hari ini, bolehkah aku memohon jika engkau mengizinkan. Izinkan waktu ini tetep di pagi hari memberiku tenang dan nyaman tidak ada siang yang panas menusuk kedalam hatiku yang rapuh ini.

Queen menghentikan tulisannya ketika banyak siswa yang masuk berbondong-bondong menandakan jam masuk belajar.Queen pun langsung memasukan bukunya itu ke dalam tas ranselnya dan menggantikan dengan buku yang lain. Tidak lama dosen masuk, seketika ruangan langsung hening. Tak ada yang bersuara sedikit pun, belajar pun di mulai.

“Selamat pagi semua ..., “ sapa Dosen

“Pagi pak, ” jawab serempak mahasiswa terkecuali Queen, dia hanya diam tak mengucapkan sepatah kata pun.

“Sebelum melanjutkan, seperti biasa saya akan mengabsen dulu, ”

“Nindi Aulia, ”

“Ada,”

“Rafka Fatur,”

“Ada,”

“Dinda Anjani, ”

“Ada, ”

“Queen Aurora,”

“???,”

“Queen Aurora, “ panggil dosen kembali.

“Woy, jawab dong jangan diam!!! ”

“Bisu loe,”

“Dasar cewe aneh, ”

Teriakan mahasiswa, tak sedikit pun membuat Queen membalas. Queen hanya diam dan mengangkat kepalanya yang tadi menunduk.

“Ada,“ jawab Queen dingin

“Jawab ke dari tadi! ”

“Dasar cewe, Es, ”

“Sudah-sudah, diam!!! ” sentak Dosen, seketika ruangan menjadi hening kembali. Tak lama belajar pun di mulai.

Sudah satu jam setengah pelajaran pun di hentikan. Tibalah waktu istirahat semua anak-anak keluar, tinggallah Queen baru beranjak keluar.

Queen selalu keluar terkhir karena dia tak mau berdesak-desakan. Dengan santai Queen berjalan dengan hedset menutup telinganga. Queen berjalan melewati lapangan basket, banyak teriakan mahasiswi melihat idolanya bermain.

"Dasar cewe, centil! “

Batin Queen melirik sekilas kearah lapangan, hingga bola menggelindir kearah kakinya membuat Queen berhenti.

“Hey, lempar bolanya? ”

“Lempar, ...”

“Cewe aneh, woy ...”

“Tuli ya loe?”

Queen melirik sekilas ke arak mereka yang meneriakinya dia menaikan kedua bahunya acuh, bukannya melemparkan bolanya kembali melainkan Queen berjalan melewati bola itu cuek.

“Itu cewe cari mati! ”

“Mampus tuh cewe,“

Queen tidak menghiraukan teriakan yang ada dilapangan membuat seseorang geram dan berjalan kearahnya.

Grep...

Orang itu menarik tangan Queen kasar membuat Queen langsung berbalik.

“Loe cari mati! ”

Bentak orang itu menatap tajam Quren. Bukannya takut Queen malah tersenyum meremehkan dan menghempaskan tangannya kasar hingga genggaman orang itu terlepas.

“Loe berani sama gue, hah! ”

Geram orang itu, pasalnya tidak ada seorang pun yang berani melawannya.

“Itu cewe cari mampus,” teriak para mahasiswi.

“Ia benar,”

“Dasar cewe anaeh, "

Queen tak peduli dengan ejekan-ejekan mereka, karena itu sudah biasa.

Sedangkan anak basket hanya nenonton tak ada yang bicara. Mereka penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.

“Loe tidak tau siapa gue? ”

Geram orang itu lagi, sambil mencengkal kuat kedua bahu Queen dan terus mendorong membaut Queen mundur sedikit demi sedikit .

“Jek Prayoga, anak dari Angga Prayoga!“

Ucap Queen santai, seketika membuat pergerakan Jek berhenti. Jek menatap tajam Queen, dengan tangan mengepal kuat.

Tidak ada satu pun orang yang tahu tentang statusnya. Jek melayangkan tamparan kearah Queen membuat para mahasiswa berteriak seru.

Bruk....

“Jangan usik gue kalau loe gak mau mati!”

Ucap Queen berlalu pergi meninggalkan Jek yang meringis menahan sakit di area pribadinya. Orang-orang pada cengo melihat kejadian yang begitu cepat, bukan Queen yang tersiksa melainkan Jek yang mengaduh tersungkur. Pasalnya Queen menendang itu Jek.

“Jek …,”

Terik temannya langsung menghampiri Jek, ada juga yang tertawa melihat Jek di permalukan.

”Diam!!!”

Bentak Jek. Seketika teman-temannya bungkam, dengan susah payah Jek berdiri menatap tajam punggung Queen yang menghilang.

”Awas, tunggu pembalasan gue! “

Geram Jek mengepalkan tangan kuat menahan amarah.

Mereka tidak tahu dari kejauhan seseorang sedang memerhatikan kejadian tersebut, tersenyum penuh arti dan meninggalkan lapangan.

..........

Queen berjalan memasuki rumah yang begitu besar. Walau rumah itu besar tetap saja rumah itu seperti kuburan. Queen tersenyum kecut.

“Non, mau makan?”

“Terimakasih bik tawarannya, tapi sekarang Queen belum laper,"

“Mamah Papah belum pulang, bik? ”

“Anu ... non, tuan dan nyona mungkin gak pulang. Katanya ada urusan pekerjaan,”

Queen tersenyum kecut, selalu saja begitu tak pernah ada waktu sedikit pun untuknya. Hanya bik Nina seorang pelayan sejak dari kecil yang selalu ada.

Queen tanpa bicara lagi bergegas masuk ke kamar guna mengganti baju.

Jaket kulit, celana jens robek-robek di lututnya, rambut di ikat rapih. Queen melangkah nenuruni anak tangga. Queen berpapasan dengan bik Nina yang sedang membereskan cemilan di ruang tv.

“Bik Queen keluar sebentar,”

"Jangan malam-malam non pulangnya,”

Perhatian bik Nina sedikit membuat hati Queen hangat hanya saja Queen menginginkan orang tuanya yang terucap seperti itu. Semua itu hanya hayalan bagi Queen.

“Iya bik, ”

Queen sekarang sudah ada di sirkut balapan tempat temannya. Queen salah satu orang yang di segani di antara geng motor karena keahliannya dan juga beladiri yang dimilikinya. Membaut semua geng motor tunduk padanya. Sebenarnya Queen sudah setahun tidak pernah balapan lagi. Tapi Riko memaksanya turun kembali karena ada seseorang yang menantangnya. Awalnya Queen menolak tapi ketika nama Jek di sebut Queen langsung menyetujuinya.

Entah kenapa mendengar nama itu selalu membuat Queen ingin menghancurkannya.

Queen sudah siap dengan motornya derungan mesin motor menggema di tempat itu.

“Malam ini gue ingin lihat sejago apa loe di jalan sampai semua geng kagum pada loe?”

Tunjuk jek kepada Queen yang sudah ada di atas motornya. Queen hanya tersenyum di balik helmnya. Jek tidak tahu bahwa yang dia tangtang adalah seorang Queen Aurora yang terkenal di kampusnya cewe dingin dan aneh.

“Kena … Kena … “

Teriakan semangat menggema di area sirkut.kena adalah nama samaran Queen, semua orang mengira Queen adalah laki-laki karena Queen tak pernah sedikit pun menunjukan wajahnya. Dia selalu menghalangi wajahnya dengan kain dan helm. Jadi wajar Jek tak mengenalinya yang Jek tahu nama Kena adalah laki-laki yang membuat dia penasaran dimana semua geng motor selalu membicarakannya.

Bendera sudah di kibarkan tanda permainan akan segera di mulay.

Satu …..

Dua ……

Go ……

Drummm ....

Quenn berada di posisi kedua sedangkan Jek di posisi pertama. Jek menyunggingkan senyum melihat Kena ada di belakangnya,sedangkan yang lain jauh di belakang Kena.

Queen atau pun Kena sengaja memposisikan dirinya di belakang lawan sebuah trik untuk mengelabui. Sudah cukup Kena tahu kelemahan lawan dan celah untuk memposisikan dirinya merebut posisi itu.

Satu kilo lagi mendekati finish di situ Kena memulai aksinya, Kena menikung Jek di posisi jalan berbelok, dia melakukannya di depan Jek bukan di belakang membuat jJek sedikit mengerem kalau tidak dia akan menabrak motor Kena. Karena posisi yang Kena ambil sangat berbahaya untuk lawan tapi tidak dengan dirinya.

“Sittttt…”

Umpatan kesal keluar di bibir Jek, ternyata benar yang anak motor bicarakan. Kena memiliki trik tersendiri hingga sulit membuat lawan melumpuhkannya.

Berbeda lagi dengan Kenabdia hanya tersenyum kemenangan.

”huh …wow … keren banget Ken,”

Teriak Riko menghampiri Kena.

“Kirain gue loe sudah lupa sama trik loe?”

Quren hanya tersenyum di balik helmnya,melihat tingkah sahabatnya.

Satu persatu kelompok geng motor pergi meninggalkan sirkut, tersinya beberapa lagi,salah satunya geng motor Jek. Jek berjalan menghampiri Kena, belum sempat mendekat Jek dihalangi beberapa anak geng motor yang di perkirakan anak buah Kena dan itu mebuat Jek kesal.

”Gue hanya ingin mengucap selamat pada Kena”

Alibinya. Tapi tidakal membuat geng motor Kena menggeser mereka malah balik mendorong mengisaratkan untuk Jek pergi.

“Sialan loe, awas. geu balas! ”

Teriak Jek pergi, bukan Jek tidak bisa melawan hanya saja jumlah geng Kena lebih banyak daripada dirinya, membuat Jek memilih mundur.

Bab 2 Pertengkaran

Angina pagi begitu sejuk menerobos masuk kesela-sela jendela kamar Queen, membuat Queen terbangun dari tidur nyenyaknya.

”Huhaa ...,”

Queen menguap, tangannya mengucek kedua mata, perlahan mata hazel itu terbuka sempurna. Queen melangkahkan kedua kakinya memasuki kamar mandi. Sudah selesai dengan ritual mandinya Queen langsung memakai pakaian seperti biasa.

Celana jens, kaos putih polos, jaket lepis yang sudah menempel sempurna di tubuhnya.Queen melangkah nenuruni anak tangga.

Perdebatan terdengar membuat Queen mendengus malas, melewati kedua orang tuanya yang sedang berdebat.

“Queen ...., janga sopan santunmu …,”

Teriak ayahnya, seketika membuat Queen berhenti dan berbalik.

Ha … ha….

Queen hanya tertawa mengejek dengan tatapan penuh ejekan.

”Sopan santun yang mana yang harus Queen jaga? ”

Ucap Queen dingin membuat kedua orang tuanya tercengang mendengar penuturan putrinya. Tidak biasanya Queen berkata seperti itu.

”Kamu belum pamit sama Papah dan Mamah!”

“Apa papah dan mamah pernah pamit ketika mau pergi!”

Ucap Queen dingin berlalu pergi, tak mau mendengar ocehan ayahnya yang ujung-ujungnya akan menamparnya.

Queen sudah cape harus bersikap patuh,sedangkan apa yang orang tuanya buat,mereka akan mengabaikan dirinya begitu saja. Apa mereka gak sadar bahwa sikapnya melukai Queen. Orang tuanya selalu begitu,sibuk dan sibuk, tak pernah sedikitpun untuk memerhatikannya atau sekedar tahu tentangnya.

Tapi queen di tuntut harus bersikap sebaliknya. Salahkah Queen bersikap cuek kepada kedua orangtuanya.

“Wahay dunia, kenapa engkau begitu kejam terhadapku. Apa yang harus aku lakukan, mereka semuanya sama pembohong. Beban ini terlalu berat aku pikul”

Goresan tinta hitam memenuhi buku diary Aurora yang entah siapa yang memberikan buku itu.

Queen sendiri tidak tahu, buku itu ada saat Queen sedang menangis di taman tempat dimana dia sekarang. Hanya saja ada satu tulisan di lembar pertama buku itu.

”Hay, jangan sedih buku ini akan menjadi temanmu”

Goresan tangan yang sangat indah membuat Queen penasaran siapa orangnya. Sampai sekarang Queen pun tak tahu siapa pemilik asli buku deary aurora itu. Hingga buku itu sudah lima tahun menemani Queen.

Sudah puas, Queen meluapkan kesedihannya, Queen beranjak pergi meninggalkan taman itu. Membawa mogenya membelah jalan yang sudah padat oleh kendaraan roda empat.

Queen meneroboss lampu merah dengan santai hingga terdengar alarm motor pulisi mengejarnya.

”Wiw…wiw….wiw…”

Queen berhenti ketika motornya di hadang polisi.

“Ada apa, pak?”

Tanya Queen santai membuat para polisi tercengang, bukan karena ucapannya tapi karena dirinya seorang perempuan yang polisi kira adalah laki-laki.

“Apa kamu tabu apa kesalahanmu?”

Ucap pilisi berusaha menyembunyikan keterkejutannya, dan Queen hanya menggeleng santai.

“Kamu sudah menerobos lampu merah,sekarang ikut saya!”

Polisi menarik paksa tangan Queen di bawa ke kantor polisi.

“Pak kesalahan saya cuma menerobos lampu merah, kenapa harus di bawa kesini, sih!” kesal Queen.

“Apa kamu bilang, cuma menerobos lampu merah, lihat apa kesalahn mu.”

Bentak polisi menyerahkan berkas yang isinya adalah catatan merah sebanyak lima puluh, yang membuat Queen terkejut salah satu catatan merahnya mengakibatkan kecelakaan.

Kapan itu terjadi, membuat Queen melihat tanggalnya. Hingga Queen menunjukan sikap yang sulit di artikan.

“Cepat hubungi kedua orang tuamu, suruh mereka kesini,”

“Tidak mau!”

Polisi geram, langsung mengambil tas Quenn,Queen tidak berontak karena tahu dimana posisi dia berada.

Sudah memeriksa dan menelepon kedua orang tuanya polisi langsung memberikan kembali tasnya kepada Queen dengan tatapan menelisik.

Tak lama kedua orang tua Queen datang,membuat Queen malas melihatnya. Urusan Queen sudah selesai dengan mudah.

Uang adalah segalanya apalagi kedua orang tua Queen, orang terkenal di kotanya. Siapa yang tidak kenal dengan Angga p Prayoga pengusaha sukses di kota A.

Plak … plak ….

Dua tamparan mendarat di pipi Queen, tapi sama sekali tidak membuat Queen kesakitan. Mungkin Queen sudah biasa.

“Jangan buat papah malu, Queen!!! ”

Plak..

Satu tamparan lagi mendarat membuat Queen tersungkur.

“Cukup mas, jangan sakiti Queen lagi, ”

Teriak Dinda yang tak lain adalah mamah Queen.

“Jangan ikut campur kamu, oh.. ternyata ini yang selama ini kamu ajarkan pada Queen,menjadi buronan polisi, lima pulih satu kasus,dan ampir di keluarkan dari kampus karena hampir membunuh orang.

ibu macam apa kamu, hah.”

“Aku tidak mengajarkan itu pada Queen kenapa mas menyalahkan Aku? ”

“Karena kau adalah ibunya seharusnya kau mendidiknya jangan sampai jadi pemberontak”

“Kamu juga ayahnya kenapa nyalahin aku terus, kamu juga salah”

Plak…

Tamparan melayang di pipi kiri dinda ”Jangan salahkan saya kamu saja yang gak becus jadi ibu” Bentak Angga.

“Cukuppppp !!!”

Teriak Queen menggema pilu, membuat kedua orang tuanya berhenti dan berbalik kearah Queen yang menatap mereka dengan tajam.

"Jangan saling menyalahkan, apa kalian gak sadar kalian berdua lah yang mebuat Queen jadi seperti ini”

Teriak Queen menggebu berbalik membelakangi kedua orangtuanya.

“Jangan pura-pura di depan Queen kalian layaknya suami istri, kalau sebenarnya kalian sudah pisah!!!“

Bentak Queen melemah di akhir kalimatnya di iringi isakan tangias sambil berlari menaiki anak tangga.

“Queenn ...,”

Teriak kedua orang tuanya begitu sesak yang Dinda rasakan bahwa anaknya sudah tahu tentang hubungannya yang sudah retak.

Tubuh Dinda merorot kelantai menangis sejadi-jadinya, semua salahnya yang tidak bisa mempertahankan rumah tangganya sehingga membuat anaknya menjadi seperti ini.

Sedangkan Angga sang ayah berlari mengejar Queen, tapi sayang queen menutup pintu dengan kasar

Bruk ...

" Queen, sayang buka nak,”

Angga terus menggedor-gedor pintu kamar Queen memohon putrinya membuka pintu.

"Pergi…”

Teriak Queen di dalam kamar. membuat Angga pasrah membiarkan anaknya tenang.

........

Dinda mencoba membuka pintu kamar putrinya karena cemas sendari tadi siang putrinya belum keluar juga.

“Nyonya, buka sama kunci serep saja,”

Ucap bik Nina dari arah belakang, membuat Dinda tersenyum.

“Terimakasih bik,”

Dinda langsung mengambil kunci yang ada di tangan bik Nina.

Cklek…

Pintu terbuka dengan panik Dinda menerobos masuk di ikuti bik Nina dari belakang.

Alangkah terkejutnya Dinda melihat anaknya tergeletak di lantai.

”Queen ..., bibi … cepat panggil mang Tono. Queen sayang bangun nak, jangan tinggalkan mamah… hiks ..hiks ...,”

Mang Tono berlari kencang menuju lantai atas mendengar penuturan istrinya yang tidak lain adalah bik Nina kalau nona muda pingsan.

Di dalam perjalanan Dinda terus saja menghubungi Angga tapi tidak satu pun panggilan yang Angga jawab membuat Dinda prustasi .

Dalam keadaan genting begini Angga sulit untuk di hubungi.

”Maafkan mamah sayang, maafkan mamah.Mamah telah membuat Queen kesakitan…hiks.. hiks sungguh nak, mamah terpaksa bangun sayang,”

Tangisan pilu penyesalan menggema di dalam mobil hingga merekapun sampai di rumah sakit.

“Bagaimana keadaan anak saya dok?"

Tanya Dinda ketika melihat dokter keluar

“Alhamdulillah anak ibu baik-baik saja, dia hanya kelelahan dan telat makan”

Tutur dokter membuat Dinda dan bik Nina menghela nafas lega.

“Boleh saya masuk , dok?”

“Silahkan buk,"

Dinda berlalu masuk ketika dokter undur pergi.

Terlihat Queen berbaring lemah, bibir yang selalu ceria di depan orang tuanya sekarang tertutup rapat.

Baru kali ini Dinda melihat anaknya lemah,tangan Dinda membelai lembuat pipi Queen beriringan dengan air mata yang menetes.

”Nak, sejak kapan kamu tahu mamah sudah pisah sama papah. Maafkan mamah yang menjahuimu, mamah hanya butuh waktu untuk menyembuhkan hati mamah hiks ..., tapi mamah salah yang ada mamah malah menyakitimu. Mamah lupa bahwa ada kamu yang lebih tersakiti …,”

Sebenarnya Queen sudah bangun dan mendengar semua yang mamahnya ucapkan.Ada rasa sedih mendengar penuturan sang mamah. Hanya saja queen masih kecewa dengan mamahnya dan enggan untuk membuka mata.

Kalau memang mamahnya sakit kenapa harus pergi menjahuinya. Malah menanamkan kekecewaan di hati Queen.

Kenapa tidak berbagi dengannya. Queen juga sakit mah, palagi perpisahan mamah sama papah karna perselingkuhan, jerit batin Queen.

Bersambung....

Kasih Like dan Vote ya cinta 😘

Bab 3 Malu sendiri

Drettt ....

Dari tadi ponsel Angga berdering menandakan telepon masuk, tapi Angga sengaja mengacuhkannya.

”Mas ponsel mu bunyi terus,”

“Biarkan saja, gak penting!”

Ucap Angga setelah tahu siapa yang menghubunginya.

Angga tak peduli kalau mantan istrinya terus menelepon, bahkan Angga langsung mematikan ponselnya karena tidak mau membuat acara makan malam dirinya berantakan.

...--------...

"Emmmz ...,”

Gumaman kecil keluar dari bibir mungil Queen. Tangannya begitu berat, Queen pun melirik kesamping. Ternyata mamah nya sedang tidur sambil memegang tangan Queen.

Perlahan Queen bangun, sangat pelan bahkan gerakannya tidak mengganggu mamahnya. Queen berusaha melepas gengaman sang mamah.

Queen bergerak mengambil air minum karena tenggorokannya terasa kering. Queen mengerutkan keningnya bingung ada selembar kertas di atas gelas itu.

Perlahan Queen mengambil dan membuka lipatan kertas itu.

”Cepat sembuh, jangan berlarut dalam kesedihan”

Enam kata yang mebuat Queen bingung siapa yang menuliskan kata-kata itu. Tidak ada nama pengirimnya. Queen memerhatikan tulisan itu dengan seksama.

Queen seperti pernah melihat tulisan itu, tapi dimana, batin Queen bingung.

______

Sudah tiga hari paska perdebatan Queen dan keluarganya. Hingga Queen harus di larikan kerumah sakit.

Ada apa dengan sang ayah, kenapa tidak berbicara atau sekedar menjelaskannya. Bahkan terlihat batang hidungnya pun tidak.Membuat hati Queen kian sesak. Apa sang ayah tidak menyayanginya lagi.

Queen terasa di buang oleh sang ayah. Queen hanya butuh penjelasan, bukan pelampiasan atas semua yang terjadi. Kejadian itu membuat hati Queen kian membeku terhadap laki-laki.Queen anggap bahwa laki-laki sama. Hanya ingin kesenangan saja, seperti yang ayahnya lakukan.

Queen benci mengapa harus dia yang mengalami ini semua. Bukankah seorang ayah harus melindungi anak gadisnya,menjadi benteng terlemahnya. Tapi apa yang ayahnya lakukan, membuat Queen tak percaya kepada laki-laki.

“Nak, istirahat saja. Jangan dul kuliah?” ucap Dinda sang mamah membujuk

“Queen sudah sembuh ko, mah.”

Dinda tidak bisa menghalangi langkah anaknya.

Queen sudah beranjak dewasa, Dinda begitu bodoh tidak menyadari pertumbuhan anaknya. Dia begitu bijak dalam menyikapi masalah mamahnya dan menerima alasan mamahnya sering lembur kerja. Hanya ingin mengobati luka yang ayahnya torerkan. Tetapi, Dinda sadar yang Dinda lakukan malah menyakiti anaknya. Harusnya dari dulu Dinda tidak melakukan itu. Sehingga sekarang Dinda tidak akan sedikit merasa canggung dengan anak gadisnya sendiri.

Dinda melihat punggung anaknya melangkah menjahuinya, seketika langkah Queen berhenti dan berbalik melangkah kearahnya membuat Dinda terpaku akan kelakuan anaknya. Queen memeluk erat Dinda.

”Jangan tinggalkan Queen, Mah. Jika pun mau pergi tolong beri tahu Queen, ”

Seuntai kata yang keluar dari bibir Queen sukses membuat Dinda terpaku. Harunya Dinda yang berkata demikian bukan anaknya.Apa benar yang Dinda lakukan membuat Queen akan trauma akan kehilangan. Apa karna kejadian beberapa taun lalu.

Sungguh sakit Dinda melihat anaknya yang dingin kepada orang lain.

”Ya Tuhan, ibu macam apa aku ini. Maafkan mamah nak, mamah janji akan mengembalikan senyumanmu."

Gumam Dinda melihat anaknya memasuki kampus.

Setelah mengantar queen Dinda langsung pergi kekantornya banyak urusan yang harus dinda bahas dengan sekertarisnya.

Queen duduk manis sendiri di taman dekat kampus mengeluarkan buku Aurora. Buku yang selalu menemani kehampaan hati Queen. Tangan Queen mulai bergerak menulis.

”Wahai alam siapakah dia yang memerhatikanku dari jauh, bolehkah aku tahu siapa dia? kenapa harus jauh, bukan mendekat" *Misterius*

Queen menghentikan gerakan tangannya,ketika menyadari ada orang yang mendekat. Queen memasuki kembali buku itu kedalam tasnya. Queen mendongkak siapa yang mendekatinya.

Orang itu hanya tersenyum dan duduk di hadapan Queen. Queen pun beranjak meninggalkanny. Tetapi, tangan kekar mencengkal pergelangan tangannya. Mau tak mau membuat Queen berhenti dan menghempaskan tangan besar itu.

”Santai, dong?”

“Mau apa loe? ”

“Ketus amat. Jadi cewe tuh ...”

Jek menghentikan ucapannya ketika melihat Queen pergi.

"Hey, cewe aneh, tunggu…”

Teriak Jek mengejar Queen.

” Loe gak bisa lari dari gue?”

Jek merentangkan tangannya di hadapan Queen membuat Queen terpaksa berhenti.

”Mau loe, apa? Tanya Queen dingin.

“Loe empat hari yang lalu udah mempermalukan gue. Jangan harap loe bisa lari dari Jek Prayoga”

Queen hanya diam tak menanggapi ucapan Jek Queen hanya menungu apa yang akan di katakana Jek selanjutnya.

”Loe gue tangtang di lapangan basket, kalau loe kalah loe harus jadi budak gue?”

"Kalau gue menang?” senggah Queen.

“Loe sebutin saja mau loe, mobil, apertemen,atau?”

“Gue mau loe memberikan semua pasilitas yang bokap loe beri kepanti asuhan?” potong Queen cepat dimana membuat Jek menganga tak percaya. Lama Jek berpikir menerima atau menolak permintaan Queen.

”Ok, deal.”

Teriak Jek kardna Queen sudah pergi.

Bodo amat, uang segitu gak ada apa-apanya.Tinggal minta lagi kan gampang, pikir Jek. Yang penting dirinya tidak boleh di permalukan lagi.

Sorak mahasiswa di lapangan begitu riuh menyaksikah pertandingan antara Queen si ratu es dengan Jek Prayoga si big bos kampus.

Banyak cewe-cewe yang mencibir ada juga yang biasa aja. Berbeda dengan anak-anak basket yang kagum dengan keberanian Queen yang berani menantang Jek.

“Prit….”

Suara periwit terdengar bahwa pertandingan dimulai antara Queen dan Jek.

Jek berhasil memasukan bola ke ring dengan sepuluh poin buat Jek, nol buat Queen.Membuat para cewe-cewe semakin bersorak.

”huhh ..., Jek semangattt,”

“Pepet terus….”

“Jek…”

“Jek..”

Jek tersenyum bangga bisa membuat Quewn tertinggal jauh. Waktu tinggal lima belas menit dari satu jam, sedangkan Queen masih no, tertinggal dua puluh poin dari Jek. Queen tersenyuman seringai menatap Jek yang mengejeknya, senyuman yang pertama kali Jek lihat dan itu sangat mengerikan. Pergerakan kaki dan tangan mungil Queen begitu lincah. Mudah bagi Queen membaca pergerakan Jek membuat Jek kewalahan

”Blus…blus..blus…blus…blus…blus..blus..blus…blus…,”

Tiga puluh poin untuk Queen “Blussss” Lemparan terakhir Queen masuk ke ring beriringang suara peluit.

”Priittttttt” tanda permainan selesai. Queen mendapatkan poin tiga puluh satu sedangkan Jek hanya dua puluh satu berbanding jauh.Membuat para penonton menganga tak percaya dengan kelihayan yang Queen mainkan. Sedangkan Jek sudah memerah karena malu dan kesal lagi-lagi harus kalah. Baru kali ini Jek di kalahkan sama seorang cewe. Sedangkan teman-temannya malah menertawakan Jek.

"Mana janji, loe?”

“Janji apa! gue gak pernah janji!” elah Jek

“Loe jangan main-main semua saksinya ada di sini. "

“Hey, teman-teman apa geu pernah janji pada cewe ini? " teriak Jek tersenyum seringai.

“Tidak ...,”

Teriak mahasiswa mempermalukan Queen. Seketika membuet Queen mengepalkan tangan.

“Loe dengarkan, gue gak pernah janji. Untuk itu gue gak akan ngasih apa-apa pada loe."

Habis sudah kesabaran Queen, jangan salahkan Queen kalau sifat iblisnya keluar.Queen menarik lengan Jek kebelakang,menendang kaki Jek. Hingga Jek berlutut dengan posisi tangan di kunci oleh tangan mungil Queen. Gerakan cepat membuat orang yang melihat melotot. Lagi-lagi mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Gadis dingin, pendiam, cuek tingkat akut,memperlihatkan kemampuannya.

”Awwss …,”

Jerit Jek menggeram sakit akibat ulah Queen

“Serahkan sekarang atau tangan loe gue patahin”

Ancam Queen dingin, membuat teman-teman Jek mendekat ingin menyerang Queen.

"Jika kalian membantu Jek, saya pastikan kalian tidak akan lulus tahun ini!!!”

Deg ...

Semua orang berbalik mendengar suara bass dosen Farhan. Dosen ganteng idola kampus tapi sayang dia dingin tak tersentuh seperti Queen.

Semua orang memberikan Farhan jalan dan berdiri di hadapan Jek.

”Laki-laki sejati adalah orang yang selalu menepati janji” ucap Farhan dingin.

Queen hanya memandang sekilas dan menarik lengan Jek lagi kebelakang.

”Awwss ...,”

“Cepat, kalau loe gak mau tangan loe gue patahin” ucap Quewn dingin.

“Iya-iya..tapi lepasin dulu tangan gue,”

Seketika Queen melepaskan tangan Jek.

Jek memutar-mutar kedua tangannya, sambil meringis dengan berat Jek menyerahkan konci Mobil dan Atm kumplit dengan kata sandinya sesuai perjanjian tadi. Queen tersenyum sinis.

”Orang yang terhormat dia yang selalu memegang harga diri sendiri bukan tunduk pada uang atau kekayaan”

Teriak Queen kepada orang yang ada dilapangan dan pergi meninggalkan tempat itu. Farhan hersenyum mendengar kalimat yang diucapkan Queen. Sedangkan Jek mengepalkan tangan kuat. Habis sudah dia di permalukan. Niat Jek akan mempermalukan Queen, nyatanya dia sendiri yang malu.

Bersambung...

Jangan lupa Like dan Vote ya Cinta he..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!