...❄️...
...❄️...
...❄️...
...Hai.. Hai pembaca sekalian.....
...Sebelum memulai part pertama, terlebih dahulu Author akan memperkenalkan para tokoh yang akan mengisi peran dalam cerita "Belenggu Cinta Aileen "...
...Cerita kali ini Author buat dengan menggunakan alur gabungan. Yaitu alur progresif dan regresif. Dengan demikian Author harap pembaca dapat memahami isi cerita dengan lebih baik....
...Dan juga dengan adanya penokohan dalam cerita kali ini, Author harap agar pembaca bisa masuk ke dalam cerita dan lebih menikmati isinya....
...Tanpa berlama-lama lagi, inilah parah tokoh yang akan menjadi perwakilan dalam Novel yang berjudul, "BELENGGU CINTA AILEEN"...
...Jangan lupa juga sebelumnya untuk mendukung Author dengan cara memberikan Like, 👍, Vote (🌟🌟🌟🌟🌟), dan menekan ❤️ untuk notifikasi novel berikutnya....
...Author juga memohon partisipasi para reader untuk memberikan saran dan komentar atas karya Author....
...Semua kritik dan saran yang kalian diberikan akan sangat membantu dan juga menjadi penyemangat bagi Author....
...Di akhir kata Author ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya sudah mengunjungi dan membaca karya Author....
...CHRIST...
...ENJOY...
...❄️❄️❄️❄️...
...THE CHARACTER...
...AILEEN MARSDEN...
...Putri tunggal dari seorang pengusaha kaya raya bernama Dave Marsden. Keluarganya secara turun-temurun dikenal sebagai pemilik dari puluhan hotel mewah di LA. ...
...Bahkan tidak hanya itu, keluarga Marsden juga memiliki beberapa bisnis di bidang industri otomotif....
...Selain ayahnya, Aileen tidak memiliki siapapun lagi. Selama ini mereka hanya saling memiliki satu sama lain, karena ibu Aileen lebih memilih untuk meninggalkan mereka sejak Aileen berusia tiga tahun..(Ayah dan ibunya bercerai)....
...Keluarga lain, anggap saja mereka tidak ada....
...Selain parasnya yang terbilang cantik, Aileen juga memiliki sifat yang manja dan bisa dikatakan ia masih sedikit bergantung pada ayahnya....
...Diusia yang terbilang muda (23 tahun), ayah Aileen sudah mempercayakan kepada nya atas kepemilikan beberapa hotel di pusat kota....
...Tentu saja Aileen tidak menolak, lagipula cepat atau lambat semua itu memang akan menjadi miliknya. Alih-alih merasa terbebani, Aileen justru menikmati semua kesibukan nya....
...Dan dengan alasan yang sama, Dave Marsden mempekerjakan seorang pengawal wanita bernama Sarah Moligoy untuk mengawasi dan menjaga putri semata wayangnya kemanapun gadis itu pergi....
...Karena kepercayaan sang ayah, Aileen ingin menunjukan pada ayahnya jika ia mampu mengemban semua tanggung jawab tersebut....
...Hanya saja, semua itu tidak 100% benar adanya. Setengah dari apa yang ditunjukkan nya hanya topeng....
...Setengah dari apa yang disembunyikan nya, adalah tentang sikapnya yang masih kekanakan, berpura-pura dewasa, dan juga sangat ceroboh....
...Dan disinilah kemampuan seorang Sarah diperlukan. Ia harus siap sedia untuk membereskan segala sesuatu yang berhubungan dengan nona kecilnya itu. Katakan Aileen adalah bayi besar dalam keluarga Marsden....
...Memastikan segala sesuatu nya berjalan dengan benar, dan semestinya.. Kecuali untuk beberapa hal-hal tertentu, Aileen akan sangat keras kepala....
...❄️...
...COLE MAXIM...
...Cole Maxim, adalah salah satu dari sekian banyak pengusaha yang sukses dalam meniti karier. ...
...Ia baru saja terpilih menjadi satu-satunya pengusaha termuda dan tampan menurut majalah Forbes selama empat pekan berturut-turut....
...Cole Maxim adalah pria yang cukup ambisius. Bisa dibilang ia selalu fokus dengan tujuan hidupnya. Dia adalah pria yang karismatik dengan caranya sendiri....
...Sikapnya yang terkadang dingin, tapi juga tegas dan selalu konsisten, membuat lawan bisnis nya tak berkutik setiap kali berhadapan dengan Cole....
...Karena alasan itu jugalah pria itu mampu membesarkan nama perusahaannya hanya dalam waktu yang terbilang singkat....
...Dan untuk merayakan kesuksesan tersebut, para sahabat dan rekan kerjanya membuat pesta perayaan di Club milik salah satu hotel ternama yang juga tidak jauh dari kantor milik Cole....
...Dan di sanalah, awal dari kehidupan Cole mulai berjalan kearah yang berlawanan dari rencananya, Semua berawal dari pertemuan pertamanya yang begitu tak terduga.. ...
...❄️...
...ALEX RIGER...
...Pria yang akan menikahi Aileen atas dasar perjodohan. Alex adalah putra dari rekan bisnis Dave Marsden....
...Hanya saja Alex tidak mengikuti jejak sang ayah untuk menjadi penerus. Alex lebih memilih untuk menjadi seorang seniman....
...Sejak pembicaraan mengenai perjodohan nya dengan Aileen mulai dibicarakan oleh keluarga besarnya, Alex sudah mencari tahu sosok calon istrinya, dan dalam waktu singkat ia jatuh cinta pada pandangan pertama pada sosok tersebut....
...Alex pun menyetujui perjodohan itu dan bersedia untuk menjalin hubungan dengan Aileen. Gadis muda yang selalu saja mengalihkan perhatiannya....
...❄️...
...SARAH MOLIGOY...
...Gadis berparas cantik dengan tinggi 175cm ini lebih cocok jika dibilang sebagai model dari pada seorang bodyguard....
...Namun kecintaannya pada seni bela diri membuat Sarah hanya memfokuskan diri untuk menjalani perannya sebagai salah satu bodyguard terbaik di perusahaan tempatnya bekerja....
...Karena itu jugalah ia terpilih dan dibayar mahal untuk bekerja dengan keluarga Marsden. kecantikan wajah Sarah adalah rahasia dari penyamaran nya....
...Tugas Sarah terbilang cukup sederhana, karena ia hanya perlu mengawasi dan melakukan apa saja untuk membantu nona yang akan menjadi tuannya....
...Sikap Sarah yang tidak banyak bicara dan selalu menjalankan tugasnya dengan totalitas, membuat dirinya mendapat kepercayaan penuh untuk berada di sisi Aileen Marsden....
...Selain itu, Sarah juga cukup menyukai nona mudanya tersebut. Dan bagi Sarah, pekerjaannya terbilang cukup menyenangkan....
...❄️...
...❄️...
...❄️...
Credits by:
~Ig. ninjarct As Aileen Marsden.
~Ig. danigarcii4 As Cole Maxim
~Ig. waronikakaniewskaa As Sarah Moligoy
~Ig. jonas.ps As Alex Rigger
...❄️...
...❄️...
...❄️...
Aileen mengerjap seraya mengamati disekitar; tempat tidur yang asing, dinding kamar yang tidak dikenali, tali yang menjuntai diatas ranjang, serta tubuh hangat lelaki yang sama sekali tidak pernah Aileen lihat sebelumnya.
Sial. Mungkin kata umpatan itulah yang tepat untuk Aileen ucapkan saat ini. Melihat apa saja yang sudah terjadi semalam.
Dengan kondisi dirinya dan juga pria yang ada disampingnya itu, siapapun akan tahu apa saja yang sudah mereka lakukan.
Aisss... benar-benar!
Aileen mengerjap dan juga mengusap wajahnya kasar. Rasa pening dan juga tak nyaman kini melingkupi dirinya.
Sekali lagi Aileen memperhatikan dengan seksama siapa pria yang sedang berbaring dengan nyaman diatas ranjangnya.
Apa aku mengenalmu? Aileen mengernyit.
Aileen memperhatikan dengan seksama, menatap rambut gelap yang sedikit berantakan serta otot-otot punggung atasnya yang kekar dan ****.
Pemandangan itu mengingatkan dirinya akan rasa nyeri dibeberapa bagian tubuhnya sendiri, Aileen bergidik.
Tidak diragukan lagi ketika Aileen keluar dari karakter yang selama ini terus dimainkannya.
Gadis muda yang selalu bersikap dewasa dan juga bertanggung jawab, stabil dan juga selalu berhati-hati. Tapi kini Aileen telah kehilangan kontrolnya..
Aileen yang bersikap dewasa dengan selalu berusaha menjauhi segala masalah, kini justru dengan bodoh nya menceburkan diri kelautan besar penuh konflik.
Ini benar-benar diluar toleransi dirinya sebagai seorang Marsden. Bahkan bisa dibilang perbuatannya saat ini tidak jauh berbeda dengan perbuatan gadis nakal.
Gadis nakal yang tak bisa mengendalikan diri hingga melakukan percintaan satu malam.
...Percintaan satu malam....
Pemikiran itu membuat Aileen merasa pusing dan agak mual. Ditambah lagi ketika ingatan mengapa dirinya bisa sampai ada ditempat yang asing ini kembali menyerbu ingatannya..
Aileen ingat..
...❄️...
Awalnya, semua berjalan seperti biasa. Aileen pergi ke hotel dan menghabiskan hampir setengah harinya untuk bekerja.
Aileen adalah seorang yang sangat mencintai pekerjaannya sebagai wanita karier yang sudah mengukir namanya di bidang bisnis.
Karena itulah setelah menamatkan pendidikannya, Aileen tidak ingin tinggal diam di dalam rumah seperti putri-putri orang kaya kebanyakan.
Aileen akan bosan setengah mati jika melakukan hal seperti itu. Dan sejak empat tahun lalu Aileen sudah memberanikan dirinya untuk mengambil tanggung jawab sebagai pemilik Royal M.R Hotel.
Bisa di bilang, Aileen selalu sibuk melakukan banyak hal. Tidak ada waktu baginya untuk mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan pergaulan para sosialita apalagi mengenai hubungan asmara.
Aileen masih belum memikirkan hal seperti itu. Jujur saja, Aileen sedikit merasa terbebani untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis.
Tapi tiba-tiba saja di sore harinya yang masih terbilang sibuk, Papa Dave (cara Aileen memanggil ayahnya) menelpon dan meminta Sarah untuk mengantar Aileen ke salah satu restoran yang masih berada di ruang lingkup kepemilikan keluarga Marsden.
Awalnya Aileen ingin menolak. Ia sudah cukup sibuk dengan pekerjaan di hotel, jika dipikir-pikir lagi, Aileen tidak punya banyak waktu untuk mengurusi hal-hal diluar bertemu dengan klien dan juga meninjau secara langsung hotel yang sedang dikelolanya.
Tapi di sini lah Aileen sekarang menuruti permintaan papa Dave, seperti seorang gadis manis dan penurut.
Dan sialnya, Aileen tak punya kecurigaan sedikitpun pada permintaan tersebut sampai ia bertemu dengan seorang pria asing yang ternyata sudah menunggu dirinya.
Pria berambut coklat dengan tinggi yang jauh diatas Aileen. Netra pria itu berwarna biru safir dengan menampilkan senyum yang sedikit misterius pria itu langsung berdiri saat mendapati keberadaan Aileen, seolah-olah mereka sudah saling mengenal sebelumnya..
"Mari nona. Tuan Alex sudah menunggu anda." Sarah menuntun Aileen kemeja dimana pria itu berada.
Aileen hanya menurut sambil mendengus tanpa minat. "Apa kau kenal dia Sarah?" tanya Aileen masih dengan raut wajah yang tidak berubah.
Jujur saja Aileen tidak tertarik pada pertemuan seperti ini, meskipun sebenarnya ia sedikit penasaran tentang kelebihan pria yang akan ditemuinya ini.
"Tidak tahu nona. Hanya saja tuan besar meminta anda untuk bertemu dan makan malam bersama tuan Alex." jelas Sarah secara singkat.
"Apa kau juga tidak tau dari keluarga mana pria itu berasal?" tanya Aileen lagi sebelum keduanya benar-benar tiba dimeja yang sudah di reservasi.
"Putra bungsu dari keluarga Rigger nona." jawab Sarah dengan suara rendah.
Well, Rigger. Aileen cukup mengenal nama itu. Keluarga Rigger adalah pemilik dari perusahaan IT yang cukup ternama di Vegas.
Dan setahu Aileen, kepemimpinan perusahaan sudah diambil alih oleh anak tertua keluar Rigger, lalu apa kelebihan pria ini?
Ada-ada saja. Pikir Aileen. Setibanya dimeja tempat Alex berdiri, Aileen hanya menatap pria itu sampai pria itu bersuara terlebih dahulu.
"Hai.. aku Alex." katanya. Berusaha tersenyum ramah dan masih bersikap sedikit misterius.
"Aileen Marsden." Aileen juga mengulurkan tangan untuk membalas uluran tangan pria bernama Alex itu.
"Aku tahu kau pasti bingung." Alex mengedikkan bahu. "Aku juga awalnya bingung, tapi aku tidak bisa menolak." Aileen mengernyit.
Kepalanya terasa pusing. Seakan-akan ia tahu kemana arah pembicaraan tersebut. Perjodohan. Apa lagi?
Apa ini kehendak papa Dave? Aileen mengerjap, kemudian tersenyum samar. "Apa papa Dave yang meminta mu untuk menemui ku?" tanya Aileen.
Mereka tidak perlu berbasa-basi. Jika memang ya, maka ia tahu alasan dibalik pertemuan tersebut. Sudah jelas jika ini adalah perjodohan yang direncanakan oleh masing-masing orang tua.
"Benar. Tapi jangan salah paham." Alex mencoba menjelaskan. "Aku tidak membenci pertemuan ini. Bahkan aku menyukainya. Aku harap kita bisa saling mengenal lebih baik lagi. Mungkin, jika kau tidak keberatan."
Aileen hanya bergeming. Tentu Aileen tidak akan menolak ajakan tersebut secara terang-terangan.
Bagaimanapun, Aileen akan menjaga kehormatan orang tuanya. Jadi apapun yang di inginkan papa Dave, Aileen akan berusaha mewujudkan hal tersebut. Termasuk pertemuan seperti ini.
"Baiklah." sahut Aileen. Alex ikut tersenyum. Jujur saja pria seperti Alex bukanlah pria tipe Aileen. Terlalu biasa. Tidak membuat nya berdebar sedikitpun.
"Duduklah." Alex bicara dengan lebih santai. "Terimakasih." Saat keduanya bicara; Sarah menghindar dan hanya memperhatikan dari kejauhan.
"Boleh aku tahu apa pekerjaan mu?" Aileen kembali bersuara untuk mencairkan sedikit suasana canggung di antara mereka. Meskipun mungkin saja ia sudah tahu apa jawaban yang akan didengarnya.
Putra dari pemilik perusahaan IT, apalagi yang dilakukannya selain melanjutkan dari apa yang orang tuanya miliki.
Atau bisa saja pria didepannya ini sudah menciptakan perusahaannya sendiri. Membosankan.
"Aku seorang seniman." kata Alex membuat Aileen hampir tersedak. Ais.. memalukan! Buru-buru Aileen mengambil serbet kemudian menyeka mulutnya, canggung..
"Maaf, bukannya aku mau bersikap tidak sopan." kata Aileen buru-buru. Alex tersenyum memaklumi reaksi tersebut. Ini bukanlah yang pertama baginya.
Memiliki background keluarga seperti dirinya, tentu saja akan terlihat aneh jika ia sedikit melenceng dari apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya.
Melihat senyum di wajah Alex, membuat Aileen merasa sedikit tidak enak atas reaksinya barusan.
Pernyataan Alex benar-benar diluar perkiraan. "Kau pelukis atau.." Aileen menunda kalimatnya..
"Hem. Kau benar. Aku seorang pelukis. Hanya seniman kecil." katanya, seakan pembicaraan seperti ini sudah sangat biasa dilakukan. Tapi anehnya, sorot mata itu justru penuh dengan binar kebanggaan.
"Sepertinya kau menyukai pekerjaan mu. Maafkan aku jika tadi..-"
"Tidak apa-apa. Jangan merasa sungkan." sela Alex. Ia sudah terbiasa. Untuk saat ini, Alex tak keberatan menceritakan dirinya pada Aileen. Karena Alex menyukai Aileen.
"Aku hanya seorang pelukis kecil. Kau tidak akan mendapati namaku jika kau mencarinya di majalah ataupun di internet." Alex kembali tersenyum, bersikap sesantai mungkin.
Aileen berusaha memaksakan senyuman canggung nya, "Benarkah. Mungkin kapan-kapan kau bisa menunjukkan hasil karya mu padaku."
"Tentu. Aku menantikan saat itu."
Sampai di situ, Aileen mengingat dengan jelas semuanya;
Lalu...
...❄️...
Setelah makan malam dengan Alex berakhir, Aileen tidak ingin pulang terlalu cepat, karena itulah Aileen kembali ke hotel ditemani Sarah. Kesalahan nomor satu.
Tapi bukannya untuk bekerja atau memeriksa hotel seperti yang sering dilakukannya, Aileen justru melakukan hal lain, yaitu menghabiskan malamnya di bar yang ada di lantai teratas hotel.
Meskipun masih muda, Aileen terbilang cukup terbiasa dengan minuman beralkohol. Ia sering menghabiskan waktunya untuk mencicipi berbagai macam jenis minuman.
Yah, meskipun sebenarnya toleransi Aileen pada minuman keras tidak terlalu baik. Kesalahan nomor dua.
Ya Tuhan..Apa ini! ingatan samar-samar kembali menyerbu Aileen..
Di bar, Aileen yang sudah memiliki ruang VVIP miliknya sendiri minum dengan ditemani oleh Sarah.
Ditempat itulah Aileen akan menumpahkan semua unek-uneknya sepanjang hari, dan Sarah akan mendengarkan dalam diam.
Selang beberapa waktu, Aileen sudah menghabiskan beberapa gelas minumannya sambil terus menggerutu pada Sarah.
Ia mengomentari banyak hal, dan juga tak menyetujui banyak hal. Termasuk pertemuannya dengan Alex beberapa jam lalu. Bagi Aileen itu terasa membebani dirinya.
"Apa papa Dave benar-benar menyayangi ku Sarah?" Aileen terus mengoceh.
"Bagaimana bisa papa Dave menjodohkan aku dengan seorang seniman?" hal pertama yang sedikit tidak Aileen sukai.
Mau bagaimana pun memikirkan nya, Aileen benar-benar belum bisa menerima itu.
"Bisa kau bayangkan bagaimana nantinya jika kami benar-benar menikah?" Aileen mendengus.
"Aku akan pergi bekerja kesana-kemari, dari hotel satu ke hotel yang lain, tapi suamiku hanya berdiam diri dirumah untuk menghabiskan lebih banyak waktunya berteman dengan kanvas dan juga cat basah." Aileen tak henti-hentinya menggerutu.
"Aku tidak akan memasang dasi ataupun memilih jas untuknya. Kami tidak bisa bertukar pikiran tentang pekerjaan, dan juga tidak bisa saling mengisi. Yang ada setiap hari aku harus mencium bau cat dan juga melihat tubuhnya yang penuh noda.''
"Apa nanti aku juga harus menilai hasil karyanya? atau membelinya secara diam-diam agar suami ku bisa memiliki penghasilan untuk membiayai hidup kami?"
Aileen masih menggerutu setelah menegak habis isi gelas yang ketujuh atau kedelapan, Sarah tak menghitung, dan hanya diam mendengarkan.
Sejak bekerja sebagai pengawal Aileen tiga tahun lalu, sedikit banyak Sarah bisa mengerti bagaimana sikap gadis muda yang saat ini berstatus sebagai tuannya.
Seorang gadis yang berpura-pura bersikap dewasa demi menghilangkan kekhawatiran sang ayah.
Dan usaha Aileen selama ini memang berhasil. Bisa dilihat dari bagaimana ia dipercaya untuk mengelola beberapa hotel miliknya sendiri.
Tapi dibalik itu semua, Sarah selalu menutupi kelakuan Aileen yang ceroboh seperti sekarang.
Mungkin Sarah bisa merasakan bagaimana jika ia berada di posisi itu, pasti akan melelahkan.
Satu-satunya cara Aileen untuk menghibur diri hanyalah dengan minuman keras. Katakanlah itu sebagai pelampiasan.
"Tapi tuan tidak meminta kalian untuk menikah nona." sahut Sarah. "Mungkin saja tuan hanya ingin agar anda menambah teman bergaul, itu saja."
"Kau tidak akan mengerti Sarah. Hatiku benar-benar lelah. Aku tau apa tujuan papa Dave sebenarnya. Aku harus menikah dengan pria yang papa pilihkan."
Aileen diam. Tatapannya terlihat kosong. "Ini tidak adil buat ku Sarah. Selama ini aku sudah menjadi anak perempuannya yang baik. Aku tidak pernah melakukan hal-hal yang membuat papa Dave kecewa. Tapi lihatlah.." Aileen lagi-lagi menghela nafas berat. "Apa papa Dave benar-benar memikirkan aku?"
"Pria yang aku temui tadi, aku tidak memiliki perasaan padanya. Bahkan tidak ada satupun dari dirinya yang bisa menarik perhatian ku. Meskipun wajahnya cukup tampan." katanya dengan kepala terkulai di atas bantalan sofa. Tapi tiba-tiba saja Aileen berdiri menatap tajam pada Sarah.
"Nona, ada apa?" kata Sarah bersikap sigap. "Aku mau ke toilet Sarah. Aku harus jalan kemana?" rengek Aileen bertingkah seperti anak kecil.
Beginilah jika Aileen sudah berurusan dengan alkohol. Wanita itu akan sedikit tidak terkendali.
Tapi untungnya di sana ada Sarah. Mau bagaimana pun sikap Aileen dan juga kebiasaan buruknya, Sarah bisa menghadapi semuanya dengan tenang dan profesional.
"Pegang tangan saya nona. Akan saya tunjukkan jalannya." Sarah mengulurkan tangan pada Aileen. Tapi tiba-tiba saja tangan itu ditepis.
"Aku bukan anak kecil Sarah. Tunjukan saja jalannya." Aileen mendengus seraya memperbaiki roknya yang sedikit terangkat. Nah.. inilah yang Sarah maksudkan.
Sarah hanya bisa melakukan seperti yang nona nya inginkan. Sarah berjalan mendahului Aileen agar gadis itu bisa mengikuti dirinya layaknya penunjuk jalan.
Dipertengahan jalan menuju ke toilet, bukannya mengikuti Sarah dengan benar, Aileen malah berbalik kearah yang berlawanan.
Bahkan tanpa sengaja ia memasuki area room milik orang lain. Di sanalah Aileen terjerat sepenuhnya pada seseorang.
Pria yang begitu mencolok diantara segerombolan pria lainnya. Bahkan dari jaraknya saat ini, Aileen bisa mencium aroma yang menguar dengan tajam dari tubuh pria itu.
Makhluk mitos. Pria di sana terlihat seperti itu. Dan gilanya lagi, dengan pencahayaan temaram seperti ini, mata Aileen bisa menangkap dengan jelas bagaimana cara pria itu tersenyum. Caranya menatap sesuatu, dan caranya bersenang-senang..
Sepertinya ia benar-benar mabuk. Bagaimana bisa penciuman dan penglihatannya bisa setajam ini? apa aku seorang Vampir? Aileen tertawa konyol.
"Nona, apa yang anda lakukan disini?" Sarah mendapati Aileen dan segera merangkul pundak gadis itu. Sekali lagi Aileen menepis tangan Sarah.
"Kau lihat pria itu Sarah. Pria yang ada di sana. Bukankah pria itu tampan?" tunjuk Aileen dengan kaki yang sedikit bergetar, karena sempoyongan.
"Pria yang ada diujung sana. Yang tersenyum seperti malaikat. Wajah sialan itu, aku menginginkannya." Aileen tertawa, kemudian memeluk Sarah.
"Pria itu biasa saja nona." sahut Sarah tak benar-benar bisa melihat siapa yang Aileen maksud. "Wah.. kau merusak suasana saja." Aileen terkulai. Dengan sigap Sarah menangkap tubuh Aileen.
"Aku menginginkannya." gumam Aileen lagi. "Bisakah kau mendapatkannya untuk ku? aku ingin bermain dengan pria itu Sarah. Kau harus mendapatkan nya untukku. Aku ingin dia.." Aileen meracau. Gadis itu benar-benar sudah mabuk sepenuhnya.
Sedangkan bagi Sarah sendiri, permintaan Aileen sama artinya dengan perintah. Ia akan melakukan apa saja demi mewujudkan permintaan tersebut. Meskipun sebenarnya Sarah sedikit ragu permainan seperti apa yang dimaksudkan oleh Aileen.
"Baik nona. Aku akan memberikan pria itu untuk anda. Sekarang lewat sini, toiletnya di sana."
...❄️...
...❄️...
...❄️...
...❄️...
...❄️...
...❄️...
Setelah menyelesaikan beberapa pertemuan penting dan juga menandatangani kontrak kerja sama yang bernilai puluhan juta dollar, di sinilah Cole sekarang.
Berada di salah satu Club' termahal di Vegas, berkumpul bersama para sahabat dan juga rekan-rekan kerjanya.
Malam ini Cole akan merayakan keberhasilan dari pencapaian bulanan perusahaan yang meningkat hampir lima puluh persen dari bulan sebelumnya, yang artinya, Cole sudah berhasil mencetak rekor baru lainnya.
Perusahaan milik Cole mampu mengalahkan puluhan perusahaan yang juga sama-sama baru berkembang.
Untuk diketahui saja, wajah dan nama Cole akhir-akhir ini selalu menjadi langganan di majalah forbes. Bisa dikatakan, ia hampir sama seperti seorang selebriti dunia bisnis.
"Cole, angkat gelasmu kawan. Ini adalah keberhasilan ketiga kita.." Daren tersenyum penuh antusias saat mengajak orang-orang untuk bersulang.
Dengan senang hati Cole mengambil gelasnya dan mengangkat gelas itu cukup tinggi, "Untuk keberhasilan perusahaan, dan untuk kejayaan kita bersama" Ucap Cole.
...Tosss........
Bahkan setelah itu ada banyak tos.. berikutnya yang membuat Cole entah berapa banyak mengangkat sloki miliknya.
Tentu saja itu bukan masalah besar bagi Cole. Ia adalah pria yang bugar dan juga memiliki toleransi yang cukup tinggi pada alkohol.
Hanya beberapa botol saja tidak akan membuat dirinya mabuk. Ia bisa mengatasi semua ini bahkan jika mereka berpesta sepanjang malam.
"Permisi." Suara seorang perempuan menyela hiruk pikuk tawa yang cukup ramai dimeja milik Cole dan rombongannya. Hampir setiap mata memandang pada sosok yang baru saja bersuara itu.
Wanita dengan setelan berwarna hitam layaknya seorang pengawal.
"Hai nona. Ada perlu apa?" Steve yang juga merupakan anggota dari rombongan Cole menghampiri wanita yang berdiri tegap ditengah-tengah kawanan. Jelas terlihat seperti wanita tangguh.
Sarah. Wanita yang berdiri di sana adalah dirinya, dan tentu saja alasan nya berada di sana adalah karena pekerjaan. Ralat. Permintaan nonanya.
"Maaf menyela acara kalian, aku tahu ini sedikit tidak sopan, tapi aku memiliki sedikit urusan dengan orang itu." Sarah menunjuk pada Cole.
Cole mengangkat kepalanya, melihat ke sekitar, dan banyak juga dari mereka yang sedang melihat pada dirinya sambil tersenyum menggoda, seolah-olah mereka tahu apa yang baru saja atau selanjutnya akan terjadi.
"Aku?" Cole bersuara acuh. "Aku tidak mengenalmu. Bahkan ku rasa ini kali pertama kita bertemu, jadi urusan apa yang mungkin terjadi diantara kita?" Cole masih tidak ingin beranjak dari tempat duduknya yang nyaman.
Lagi pula ini adalah acara kantor, dan dia di sini hanya untuk minum-minum, bukan untuk hal lain, dan jika ada wanita yang membutuhkan dirinya, mungkin ia tidak akan keberatan, jika wanita itu sesuai dengan standar seorang Cole Maxim.
Ah bisa gila. Pesona ini. Apa aku memang setampan itu? Cih.
"Ini tentang pekerjaan. Tuan saya ingin bertemu dengan anda." jawab Sarah. Ia mengatakan hal yang sebenarnya. Ini bukanlah tipu muslihat atau salah satu cara untuk menjerat seorang pria muda.
Sarah benar-benar meminta pria itu pergi bersamanya hanya karena Aileen mengatakan jika ia menginginkan pria itu.
"Tuan saya berada diruang VVIP yang tidak jauh dari ruangan anda. Jadi bisakah anda ikut bersama saya sebentar." kata Sarah lagi.
Sepertinya saat itu semua orang menganggap jika hal itu benar-benar tentang pekerjaan dan bukan tentang tawaran lainnya.
Cole diam sesaat. Ia sedikit tertarik karena wanita didepannya mengatakan sesuatu tentang menghasilkan uang.
Selama ini Cole tidak pernah menolak meskipun hanya sebuah pekerjaan bernilai kecil, karena baginya ada banyak cara tak terduga untuk melebarkan sayap. Dan mungkin saja, malam ini adalah salah satu kesempatan baiknya.
"Baiklah." kata Cole membuat keputusan. Sebelum pergi terlebih dahulu Cole mengeluarkan kredit Card untuk ditinggalkan pada Darren.
"Aku pergi sebentar. Ku tinggalkan kartu ini. Katakan juga pada Steve. Silahkan nikmati minuman sepuasnya." Cole tersenyum lalu merapikan jas nya dan pergi.
Jika ini benar-benar tentang pekerjaan, maka Cole harus bisa menunjukkan sikap terhormat. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan tamu VVIP yang dimaksud.
"Silahkan ikuti saya tuan." Sarah memandu Cole untuk ikut bersamanya tanpa curiga sedikitpun.
Namun bukannya mendatangi ruang VVIP seperti katanya, Sarah justru membawa Cole ketempat yang berbeda. Presiden suite. Cole sempat membaca tulisan itu sebelumnya. Cole mengernyit samar.
"Apa ini tempatnya?" tanya Cole merasa aneh dengan tujuan mereka. Karena sebelumnya wanita itu mengatakan ruang VVIP. Sarah berbalik, tersenyum samar, "Maafkan aku tuan."
Dalam sekejap, Cole sudah tumbang didepan Sarah. Wanita itu memukul titik vital pada tengkuk Cole untuk membuatnya tumbang.
Dengan cepat Sarah memasukkan tubuh Cole ke dalam kamar lalu meletakkan nya diatas ranjang.
Sarah juga mengambil tali yang sebelumnya sudah ia siapkan. Di bukannya Jas pria itu, kemudian di ikatnya kedua tangan Cole membentang dikedua sisi ranjang.
Yang ada dipikiran Sarah adalah; dengan mengikat pria itu, nona nya akan aman. Sarah sempat menggeleng singkat setelah melihat hasil dari perbuatannya.
Pertama kalinya dalam hidup Sarah mengerjakan tugas seperti ini. Terutama terhadap pria biasa. Semoga saja apa yang dilakukannya bisa memuaskan Aileen.
"Permainan macam apa ini? lama-lama aku bisa gila." gumam Sarah sebelum pergi meninggalkan Cole yang sudah tidak sadarkan diri.
...❄️...
Di ruang VVIP, Aileen masih terkulai lemas diatas sofa. Antara sadar dan tidak Aileen bisa mengenali kehadiran Sarah tepat berdiri dihadapannya.
"Kau kembali?" Aileen tertawa kecil, sambil menunjuk dengan tangannya yang lemas. "Nona, mari ikut saya. Hadiah anda sudah siap." kata Sarah membopong tubuh Aileen.
"Hadiah apa? apa ini hari ulang tahun ku?" Aileen mengernyit sambil bergumam tidak jelas. Sarah membiarkan Aileen mengoceh dalam perjalanannya.
Setibanya di depan pintu, Sarah menyuruh Aileen untuk masuk kedalam. "Aku sudah melakukan seperti yang anda minta nona. Pria itu ada di dalam sana." kata Sarah.
Sekali lagi Aileen hanya mengernyit bingung, tapi ia terlalu mabuk untuk mencerna maksud dari perkataan Sarah.
"Ya.. ya.. baiklah. Kau sudah melakukan yang terbaik Sarah." puji Aileen kemudian masuk ke kamar yang didalamnya sudah tersedia pria yang terikat oleh tali.
Sementara Sarah sendiri langsung berjaga di depan pintu.
Saat masuk lebih dalam, Aileen bisa melihat semua lebih jelas karena ruangan itu disinari oleh penerangan yang cukup.
"Apa kamar ini milikku? Aileen tertawa. "Aku baru minum sebentar, Sarah sudah menyuruhku untuk tidur. Membosankan!" gerutunya lagi.
Sebelum naik ke atas ranjang, Aileen terlebih dahulu membasuh wajahnya. Meskipun masih dipengaruhi oleh alkohol tapi Aileen sudah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Wah.. kepalaku. Jangan berputar. Jangan bergerak." Aileen mematung.
"Kenapa lantai nya jadi seperti ini." Penglihatan Aileen juga jadi terganggu. Alkohol sialan.."Aku tidak akan minum lagi."
Setelah keluar dari kamar mandi, Aileen melepaskan sepatu dan juga membuka semua pakaiannya.
Ini adalah kebiasaan wanita itu sebelum tidur. Di dalam kamar pribadinya, Aileen bisa melakukan apapun.
Namun sebelum naik ke atas ranjang, Aileen kembali mematung saat melihat sosok yang ada didepannya. "Wah.." Gadis itu tertawa takjub. "Bagaimana bisa dia ada diatas tempat tidur ku."
Aileen melihat sosok yang begitu menggoda sedang terikat tak berdaya di atas ranjangnya.
Sama persis seperti adegan dalam film bergenre action yang terkadang ia tonton, tapi kali ini bukan pemeran wanita yang terikat tak berdaya diatas sana, melainkan sang pemeran pria. Aileen suka melihat semua ini. Ini adalah salah satu fantasinya.
Mungkin karena sedang dalam pengaruh alkohol, Aileen tak merasa malu sedikitpun walau tahu dirinya dalam keadaan polos.
Aileen merangkak perlahan keatas tempat tidur, menyingkap selimut dan masuk ke dalamnya hingga begitu dekat dengan pria yang saat ini sedang terikat. Tubuhnya yang tadi kedinginan, sedikit menghangat.
"Wah apa ini patung? atau ini sama dengan boneka yang sedang banyak digunakan orang-orang diluar sana?"
Aileen menyentuh sejengkal demi sejengkal tubuh itu, setiap bagian yang membuat dirinya penasaran. Tubuh itu bergerak, dan terasa hangat.
Aileen tertawa. "Ini nyata. Tapi siapa yang melakukan ini padamu? Sarah?" Aileen kembali berpikir. Hadiah.
"Ah... apa kau ini hadiahku yang dimaksudkan Sarah?" Aileen kembali merasa takjub.
Setelah mengamati lebih dekat, Aileen benar-benar terpukau. Wajah pria didepannya sangat tampan. Bahkan otot-otot perutnya terasa begitu keras dan begitu nyata.
Tangan Aileen membuka satu per satu kancing kemeja yang masih terkancing, "Karena kau hadiah ku, itu artinya aku bisa menyentuhmu sesuka hati."
Inilah masalahnya jika memiliki tubuh seorang wanita dewasa tapi tak pernah menjalin hubungan dengan semestinya.
Rasa penasaran Aileen mulai memuncak..
Setelah membuka semua kancing kemeja pria didepannya, sekali lagi Aileen kembali takjub.
Apa yang di pikirkan nya selama ini benar adanya. Semua yang ada di depan matanya terlihat begitu seksi dan menggoda.
Aileen terpukau. Sekali lagi ia dibuat takjub dengan sesuatu yang begitu nyata di depan matanya.
Tak pernah terpikirkan oleh Aileen jika Sarah bisa melakukan hal seperti ini. Dan pria yang ada di depannya bukanlah makhluk mitos. Aileen kembali tertawa. "Aku juga bukan vampir."
Pria didepannya itu memang mengeluarkan wangi yang berbeda. "Kau hanya akan menatapnya?" suara serak terdengar di telinga Aileen.
Sedetik kemudian tatapan tajam namun begitu memikat mengunci dirinya. Wajah Aileen memanas. Manik itu begitu indah. Tapi hanya sampai disitu..
Aileen cemberut, lalu setelah nya ia kembali tertawa lagi. "Kau bisa bicara rupanya. Ini jauh lebih baik." gumam Aileen masih tidak menyadari situasi diantara mereka.
Sialan. Kepala ku!
Cole yang melihat seorang wanita tanpa busana merangkak di depan matanya benar-benar tak bisa berkata-kata.
Awalnya Cole benar-benar terkejut, tapi saat Cole mencium bau alkohol yang segar dalam hembusan nafas gadis itu, ia tahu bahwa mereka sedang tidak dalam kondisi sadar sepenuhnya.
Meskipun bagian belakangnya tertutup selimut yang tebal, Cole bisa merasakan dengan jelas kehangatan yang menyelimuti mereka berdua. Wanita yang ada diatas kedua kakinya membuat Cole merasakan sesuatu..
"Kau mabuk." kata Cole masih menatap tajam Aileen. Walau bagaimanapun Cole tidak ingin menurunkan kewaspadaannya.
Aileen mengendus-endus tubuh Cole. "Kau juga. Kita sama." Sahut Aileen. Sesekali kepala Aileen terkulai lemas dengan mata yang hampir terpejam. Cole terpaku. Bulu mata itu begitu panjang dan lentik.
Cole bisa mengartikan sekarang, jika wanita yang didepannya ini sama seperti dirinya. Apakah ini jenis kesenangan yang baru?
Awalnya Cole mengira jika wanita itu adalah seorang wanita penghibur, atau wanita yang dikirim seseorang untuk mencari tahu sedikit tentang rencana atau apapun itu yang berhubungan dengan rahasia perusahaannya.
Seperti wanita-wanita yang bertugas untuk memanipulasi pria dengan tubuh ****. Begitu pikir Cole.
Tapi setelah diamati lebih jauh, wanita didepannya tampak berbeda. Wanita ini memiliki sesuatu dalam dirinya yang membuat Cole bisa kehilangan akal sehat hanya dalam waktu singkat.
Aileen bergeming. Atau lebih tepatnya, ia mengamati meskipun dengan kesadaran yang minim.
Dan hal itu membuat Cole merasa frustasi. Diperhatikan seperti ini benar-benar membuat darahnya mendidih.
Apalagi saat mata Cole melihat bagian tubuh Aileen yang begitu polos. Ya Tuhan, ini benar-benar cobaan bagi dirinya. Rasanya bisa gila.
"Cium saja aku." kata Cole dengan suara yang hampir tercekat. Dalam situasi sekarang, ia tidak perlu lagi mengembalikan kesadaran. Wanita yang ada di diatasnya adalah miliknya.
"Cium? maksud mu aku?" Aileen mendekat dan mendudukkan dirinya tepat diantara kedua kaki Cole. Sial. Gadis itu wangi. Dan aroma tubuh Aileen mulai menghipnotis Cole sepenuhnya.
Cole mengumpat dalam hati. Gerakan Aileen membuat Cole merasa terprovokasi. "Begini?" Aileen menyatukan bibirnya dengan bibir Cole dan ******* bibir itu untuk sesaat. Aileen memperlakukan bibir Cole sama seperti lollipop.
"Aku tidak tahu kalau rasanya akan seperti ini." gumam Aileen. "Bibir mu manis dan beraroma. Aku suka." Aileen kembali mencium Cole.
Bibirnya yang lembut menghisap dan juga menjelajahi setiap sudut yang bisa ditemukan.
Ini luar biasa. Pikir Aileen. Rasa manis dan nikmat menyatu secara bersamaan. Aileen menyukai rasa itu.
Atau lebih tepatnya, Aileen menyukai rasa pria ini. Cole seperti hidangan pembuka yang sangat menggugah selera. Aileen ingin mencicipinya lagi dan lagi..
"Kau suka? apa benar seperti yang ku lakukan?" Damn. lagi-lagi Cole mengumpat. Kenapa harus dilepaskan. Ia belum puas merasakan bibir hangat dan basah itu di mulutnya. Cole ingin dicium lebih dalam dan intim.
Nafas Cole berubah cepat, dengan aliran darahnya yang juga semakin melaju. Cole sudah terseret dalam arus yang begitu deras, sudah tidak ada lagi kesempatan untuk menyelamatkan diri.
"Bisa tolong lepaskan tanganku? akan sulit menikmati semuanya dengan kondisi seperti ini." ujar Cole membujuk Aileen.
"Kau ingin aku melepaskan ikatan mu? tapi kau adalah hadiah milikku? kenapa aku yang harus menuruti perkataan mu."
Selama ini orang-orang lah yang selalu menuruti perkataan Aileen. Orang-orang akan memuji, bahkan menjilat dirinya agar mendapatkan perhatian dari seorang Aileen. Tidak ada yang berani memerintah dirinya.
Jadi ia tidak memiliki alasan untuk melakukan apa yang dikatakan pria itu. Cole menggeleng. Kepalanya tiba-tiba saja seperti dihantam bata yang keras.
Jika kau ingin tahu hal tersulit yang ada di dunia ini, maka jawabannya adalah berurusan dengan seorang wanita seperti ini.
"Aku tahu. Aku adalah milikmu. Aku hanya ingin berbaring dengan nyaman. Jadi, kumohon lepaskan tanganku." kata Cole lagi merendahkan suaranya.
Sialan. Miliknya sudah begitu sesak di dalam sana bahkan nyaris terasa sakit. Kau harus bertahan buddy.
Akan ku pastikan kau mendapatkan yang seharusnya. Tapi sebelum itu aku harus membujuknya dulu. Cole berkompromi dengan dirinya sendiri.
"Apa kau pernah melakukan ini sebelumnya?" tanya Cole menyelidik. Ia takut kalau-kalau ia akan melecehkan seorang wanita dibawah umur.
Aileen diam. Tapi Setelahnya ia tertawa. "Apa aku harus pernah sebelumnya untuk bisa bermain dengan mu?" gumam Aileen masih tak bisa berpikir dengan jernih.
Cole mengernyit. Tapi ini bukanlah saat yang tepat untuk memikirkan orang lain. Jikapun ada yang salah di sini, maka wanita itulah yang salah bukan dirinya, sebab Cole adalah korban. Dirinyalah yang sedang terikat, bukan wanita didepannya..
"Kalau begitu begini saja." kata Cole lagi. "Tolong lepaskan kain yang tersisa di tubuhku. Rasanya sangat menggangu."
Ini adalah perintah ketiga yang diterima Aileen. Gadis itu mendengus lalu memundurkan bokongnya yang polos.
"Maksud mu ini." tangan Aileen dengan lincah menyentuh dan mencari kancing kecil yang bersembunyi dibalik kain yang Cole kenakan.
Setelah melakukan bagiannya, perhatian Aileen teralihkan karena benda asing didepannya, mulut Aileen kembali terbuka karena kagum.
"Kau lihat? kita sudah banyak membuang waktu percuma." Cole kembali bersuara.
"Boleh ku sentuh?" sudah cukup lama Aileen merasa penasaran dengan hal-hal seperti ini. Sungguh sesuatu yang unik. Terasa keras dan berotot. Benar-benar membuat Aileen terpesona.
Ukuran nya bahkan sangat ideal. Nyaris sama dengan yang selama ini ia bayangkan. Bahkan Aileen kembali dibuat terkesima dengan gerakan tangannya yang begitu luwes. Apa aku memang berbakat?
Sementara seseorang yang masih terikat tak berdaya tidak bisa lagi menyembunyikan suara tertahan yang sudah berada diujung lidahnya.
Tak tahukah wanita itu apa yang sedang diperbuatnya? Cole ingin meledak.
"Lakukan apa saja yang kau mau. Tapi tolong, sebelum itu, cium aku lagi." kali ini bukan sebuah perintah tapi sebuah permohonan yang menyiksa.
Cole sudah tidak perduli lagi. Mau terikat ataupun tergantung, yang terpenting adalah membebaskan miliknya.
Tanpa berpikir panjang, Aileen langsung menghampiri Cole dan kembali mencium serta ******* bibir pria itu. Bibir yang juga menimbulkan sensasi aneh pada tubuhnya sendiri.
Dengan sigap kaki Cole menarik tubuh Aileen dan memerangkap gadis itu dalam dirinya.
Suara nafas yang memburu bahkan rintihan tak tertahankan memenuhi seluruh ruangan.
Tubuh Cole berkeringat begitu juga dengan Aileen. "Sekarang giliran ku. Biarkan aku yang melakukan bagian ku untuk mu, nona." suara Cole terdengar serak dan dalam.
Cole melihat Aileen dengan tatapan berkabut, ia sudah berada diluar kendali. Binatang buas yang selama ini tertidur, sudah mulai terbangun sepenuhnya. Sudah bukan waktunya lagi untuk bermain-main.
Apalagi Cole begitu penasaran bagaimana rasanya menyentuh wanita itu dibawah tangannya yang besar. Cole ingin menyentuh kulit yang mengkilat dan basah yang sejak tadi terus menggodanya.
"Kau ingin menyentuh ku?" tanya Aileen dengan suara yang menghancurkan gerbang pertahanan terakhir milik Cole. "Ku mohon lepaskan ikatan ini sekarang juga, sayang.."
Karena kebutuhan yang sama, Aileen melepaskan tali yang mengikat kedua tangan Cole.
Dan tidak butuh waktu lama, keadaan sudah berbalik. Kali ini Cole lah akan menunjukkan sisi dominannya.
Dengan Cole yang menjulang tinggi diatasnya, Aileen bahkan tak merasa takut sedikitpun.
Baginya ini seperti sebuah mimpi yang dipenuhi dengan fantasi yang luar biasa. Miliknya bahkan sudah berdenyut hebat.
Cole yang sudah lepas kendali menatap wanita itu penuh kekaguman, rona merah menjalar di sekujur tubuh Aileen. Sangat cantik. Baru kali ini Cole menemukan wanita yang benar-benar ideal dengan seleranya.
"Biarkan aku yang menuntun mu. Kali ini, tak akan ku biarkan kau melupakan namaku." Cole tersenyum samar kemudian mengecup setiap senti dari bagian tubuh Aileen yang terekspos.
"Kau punya nama?" suara Aileen terdengar bergetar. Cole berhenti sejenak, "Tentu saja. Cole. Nama ku Cole."
Tubuh wanita dibawahnya bergetar. Ini adalah ledakan terdahsyat dalam hidup Aileen.
"Rasakan semua ini. Kenali aku dalam setiap sentuhan ku, biarkan aku mendengar kau meneriakkan namaku lewat bibir manis mu itu..
"Cole..." Aileen tersenyum samar.. "Aku suka namamu."
...❄️...
...❄️...
...❄️...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!