...Bab 1 Permintaan Oma...
Pagi ini mentari bersinar dengan cerah, menyinari wajah seorang pemuda yang halus nan putih bersih itu, sinar mentari yang cerah tak menyilaukan matanya yang kecil, ia sudah bersiap untuk melakukan sesi latihan yang rutin dilakukannya setiap hari.
Lapangan hijau selebar 6 meter dengan garis putih kotak-kotak dan jaring net yang membentang di tengah lapangan adalah medan tempurnya,sebuah raket menjadi senjatanya dikala ajang pertandingan di adakan. dia adalah Bintang seorang atlet bulutangkis tingkat profesional.
"Bintang... "tegur pelatihnya saat ia sampai dan bersiap untuk latihan.
"Ya caoch"Bintang menoleh kearah pelatihnya "Hei... kenapa wajah mu nampak tidak semangat "pelatih Yogi merangkulnya.
"Tidak coach aku tidak apa-apa"Bintang berusaha tersenyum tapi tidak bisa menutupi kemurungannya.
"Yakin? "tanya pelatihnya.
"Ya coach,aku pemanasan dulu ya coach"Bintang pun langsung berlari keliling lapangan bersama teman-temannya yang lain dan melakukan pemanasan sebelum latihan di mulai.
Saat latihan di mulai entah kenapa pukulan Bintang tidak terarah dengan benar, bahkan ia hampir terkena shutelkok beberapa kali. pelatih Yogi yang melihat Bintang benar-benar tidak fokus latihan.
"hadeuh untung ini bukan pertandingan, ada apa dengannya hari ini sampai banyak melakukan kesalahan seperti ini"
itulah yang dikatakan dalam hati coach Yoga.
Coach Yoga memanggilnya saat latihan telah selesai.
"Bintang... kamarilah" Bintang pun menghampiri coach Yoga yang berdiri di samping lapangan.
"Ya coach"Bintang mengelap keringatnya dengan handuk yang dia bawa.
"Kenapa kamu,ada masalah apa?"tanya coach lembut.
"Tidak coach tidak ada masalah"Bintang masih enggan bercerita.
"Ayolah kamu tidak bisa bohong"bujuk coach Yoga seperti seorang sahabat.
coach Yoga lalu membawanya ke kantin klub untuk berbicara santai. mereka duduk berhadapan di meja kantin.
"Cerita lah"
"Hemmmm"Bintang ragu untuk bercerita tapi melihat wajah penuh tanya dari pelatihnya ia pun mulai bercerita.
Bintang pun menarik nafas dalam dan menghembuskannya lagi sebelum bercerita pada pelatihnya.
"Oma meminta ku cepat menikah"
"APA... " coach Yoga terkejut.
"Tuh kan mangkanya aku nggak ingin cerita"Bintang langsung memasang wajah kusut😒😒😒
Coach Yoga tersenyum.
"Ya sudah turuti saja, bukankah kamu sudah ada calonnya? "
"Siapa" Bintang masih kusut.
"Ya... itu Clara artis terkenal yang tergila-gila sama kamu itu"
"Aku tidak ada hubungan apa-apa coach dengan artis itu, itu hanya gosip"sambil meminum air mineral yang ia bawa"lagi pula Oma nggak setuju kalau aku dengan artis"
"ooo begitu" coach Yoga mengangguk-anggukan keapalanya. "susah juga kalau begitu"coach Yoga ikut berfikir.
"Ya sudah coach aku pamit dulu"
Ketika Bintang bersiap meninggalkan lapangan coach Yoga menghentikannya.
"Tunggu aku sudah pesankan mie ayam favorit mu"
"Ah... aku sedang tidak beselera"Bintang langsung mengangkat tas raketnya.
Tiba-tiba ada suara perempuan yang membuatnya menoleh.
"Bi... mau kemana? "tanya perempuan itu.
"Mau pulang"jawabnya malas.
"Lah... terus mie gimana?"tanya perempuan yang tingginya hanya sebahu Bintang.
ia membawa nampan berisi 2 mangkok mie ayam.
"Sudah kamu saja yang makan"
"Bintang... "coach Yoga menarik Tangannya"Ayo sini duduk dulu"
Bintang pun akhirnya duduk.
"Hana taruh saja mienya" pinta coach Yoga.
"Baik pak"Hana menaruh mie di meja dan bersiap meninggalkan mereka berdua.
"Han... tolong bawakan jus lemon ya"pinta Bintang.
"Ya... sebntar aku buatkan" Hana pun menghambur kedalam dapur kantin untuk membuatkan jus lemon.
pelatih pun menyuruh Bintang untuk memakan mienya, Bintang pun makan walau tidak semangat memakannya. Hana pun mengantarkan pesanan Bintang jus lemon.saat melihat Bintang tidak bersemangat Hana pun mulai berbicara.
"kenapa? nggak enak mienya? " tanya Hana.
"Enak kok"Bintang mengaduk-aduk mienya.
"Terus kenapa cuma diaduk -aduk begitu mienya"Hana bingung.
"Biasa lagi bad mood"kata pelatih Yoga sambil menyuap mie kedalam mulutnya.
"Oh.. kirain kenapa? "Hana langsung melengos dan ingin meninggalkan mereka.tapi Bintang menghentikan langkahnya.
"kamu nggak tanya kenapa aku bad mood? "kata Bintang tiba-tiba.
Pelatih hampir tersedak mie mendengar perkataan Bintang.
"perasaan tadi waktu saya tanya dia nggak mau cerita tapi kenapa sama Hana dia beda ya"
Hana pun bingung.
"Sahabat macam apa kamu ini" Bintang cemberut 😠
Hana pun akhirnya duduk di samping Bintang.
Bintang dan Hana adalah sahabat sedari kecil, hanya saja Hana tidak seberuntung Bintang yang lahir dari keluarga kaya dan punya bakat hingga akhirnya berprestasi seperti bintang. Hana hanya anak keluarga biasa saja. walau begitu Bintang berteman baik dengannya.
Hana walau tidak cantik tapi dia baik dan pekerja keras. dia berjualan di kantin klub tempat latihan para atlet pro berlatih.
"Ada masalah apa memangnya"Hana bertanya lembut.
"Tapi janji kalau aku cerita kamu nggak ketawa" kata Bintang polos.
Coach Yoga yang melihat itu hanya tersenyum melihat anak didiknya memasang wajah polos pada kawan jenisnya.
"Iya aku janji cerita lah"
"itu... "Bintang agak ragu.
Hana menunggu Bintang bercerita.
"Oma... meminta ku cepat menikah"katanya malu-malu.
Hana menahan tawanya punggungnya bergetar karena menahan tawa.
"tuh kan kamu begitu"Bintang ngambek.
"Hahaha"akhirnya tawa itu pun pecah.
"Sudah lah kamu pergi ajah sana"Bintang ngambek dan mendorong-dorong Hana tapi dengan tenaga yang tidak kuat.
"Hahaha maaf maaf"dan Hana pun langsung menghentikan tawanya.
saat Bintang mendorong-dorong tubuh Hana ponsel Bintang berdering, panggilan masuk tertulis dilayar Opa. langsung diangkat oleh Bintang.
"Ya... Opa"nada Bintang malas. "APA" teriak Bintang "baik Opa aku segera pulang" Bintang pun langsung terburu-buru merapihkan semuanya.
"Ada apa? " tanya coach yoga dan Hana bersamaan.
"Oma pingsan" Bintang panik.
"APA" Hana dan pak yoga terkejut bersamaan.
"Bintang biar saya saja yang bawa mobil saya takut kamu ngebut kalau panik seperti ini".
"Baik coach"Bintang pun menyerahkan kunci kepada coach Yoga.
Bintang dan Coach Yoga pun meninggalkan Hana.
Di perjalanan Bintang gelisah, memikirkan Omanya. Sesampainya di rumah. Bintang langsung berlari masuk ke kamar Oma. Bintang melihat Oma tertidur di ranjang kamarnya di temani Opa dan kakanya yang seorang dokter.
"Oma... "Bintang langsung mendekati Omanya ia pun langsung dusuk disamping omanya. "Oma kenapa kak"tanya Bintang pada kakanya dan terus memandang wajah Oma yang terpejam.
"Oma sepertinya kelelahan dan banyak fikiran dan tensi darah Oma juga tinggi tadi mangkanya Oma pingsan"
Bintang sangat menyangi Omanya karena selama ini Bintang di besarkan Oma dan Opanya sementara Papa dan Mamanya mengurus usaha keluarga di luar kota.
"Oma... bangun Oma"Bintang memegangi tangan Oma terus tangan yang selalu membelai kepalanya.
Pelatih Yoga yang melihat kejadian itu turut prihatin.
Tak lama Oma Lina pun berusaha membuka matanya, Oma merasakan kehangatan di tangnnya.
"Bintang... "suaranya pelan memanggil Bintang.
"Ya... oma Bintang disini" Bintang masih memegang tangan Omanya. Oma Lina tersenyum dan mengelus pipi cucu kesayangnnya.
"Oma kenapa" tanya Bintang lembut.
"Oma nggak apa-apa sayang Oma hanya capek"Oma tersenyum lembut. Bintang pun memeluk Omanya, Oma pun mengelus punggung dan kepalanya.
"Bi...biarkan Oma beristirahat dulu"kata kakanya.
"Ya... sayang Oma baik-baik saja, kembalilah ke kamar mu"
"Betul Oma tidak apa-apa? "tanya Bintang
"Iya sayang Oma tidak apa-apa".
Tiba-tiba ponsel Bintang berdering dilayar tertera nama Hana Bintang pun segera mengangkatnya.
"Ya Hana,ya Oma sudah siuman Oma kelelahan tensi darahnya tinggi kata kak Akam mangkanya Oma pingsan"
"Apa itu Hana teman mu? "tanya Oma ketika Bintang mengangkat telpon.
"Iya Oma"Bintang tersenyum
"Kenapa kamu nggak menikah saja dengan Hana"
JLEEGEERRRR
Pertanyaan Oma membuat Bintang dan Hana seperti kesambar petir si siang bolong.
Hana yang mendengar hal itu tak habis fikir dan dia tak bisa berkomentar apa-apa,coach Yoga yang masih berada disana pun tak menyangka kalau Oma Lina akan mengatakan hal seperti itu.
"coba Oma ingin bicara"pinta Oma pada Bintang dan Bintang pun memberikan ponselnya pada Omanya.
"Hana sayang... lama tak jumpa"
Bintang melihat ke arah coach Yoga ia pamit pulang lebih dulu, Bintang pun berterima kasih pada coachnya yang telah mengantarkannya Bintang pun menyarankan agar coach Yoga membawa mobilnya.
"Ya...Oma, maaf Hana belum sempat tengok Oma" kata Hana di sebrang telpon.
"Kemarilah nanti malam, makan malam bersama" pinta Oma.
"Ya... Oma nanti malam Hana kesana" Hana asal jawab saja.
"Baiklah Oma tunggu ya sayang" Oma pun langsung memberikan ponselnya kepada Bintang.
Bintang pun pamit keluar kamar Omanya dan melanjutkan telpon kembali.
"Kamu yakin akan datang malam ini? "tanya Bintang
"Terpaksa karena aku nggak tahu harus ngomong apa tadi"
"Ya... ampun... kamu ini? "Bintang gemas.
Saat sedang menelpon tiba-tiba ka Akam berbicara dibelakang.
"Bi... bisa kita bicara? "tanya Ka Akam.
Bintang pun menoleh dan mengangguk.
"Sudah dulu ya telponnya"Bintang mematikan saluran telponnya.
Menjelang makan malam Bintang menjemput Hana dirumahnya, Oma memaksanya menjemput Hana. walau dia malas datang ke rumah Hana di terpaksa menuruti kemauan Omanya. karena kalau ia datang kerumah Hana tetangganya pasti heboh.
Sesampainya di depan rumah Hana. Bintang hanya diam di dalam mobil, dia tak mau menimbulkan kehebohan di lingkungan rumah Hana hingga ia hanya menelpon Hana untuk keluar dari rumahnya.
"Halo... aku sudah di depan rumah mu ni"katanya agak malas.
"HAH... "Hana berteriak hingga Bintang menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"Kenapa teriak-teriak sih? " Bintang sewot.
Hana keluar dari dalam rumahnya untuk memastikan apa yang di dengarnya. Hana melambaikan tangannya mengisyaratkan Bintang untuk menunggunya,Bintang pun segera mematikan telponnya. tak lama Hana keluar sambil membawa tas raket milik Bintang yang tertinggal tadi siang di tempat latihan.
Bintang yang melihat itu langsung membuka matanya dan menpuk dahinya.
"Astagga aku lupa tadi" Bintang bergumam sendiri.
Hana hanya tinggal sendirian kedua orang tuanya tinggal di kota lain, Hana meniti usaha bersama temannya dan merantau di kota yang sekarang ini.
Hana membuka pintu mobil bagian belakang untuk menaruh tas milik Bintang. Kemudian menutupnya kembali dan berpindah ke pintu mobil bagian depan yang ia buka dan ia pun duduk di samping kemudi Bintang.
"Kamu datang sekalian mau ambil tas kan? "tanya Hana polos.
Bintang agak ragu menjawab, tapi lebih baik ia mengiyakan saja biar cepat beres. Hana pun memasang sabuk pengaman dan Bintang pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan standar.
Di tengah perjalanan Bintang agak sedikit ragu untuk menanyakan hal yang tadi siang di bicarakan Omanya.
"Han... kamu dengar ngga yang Oma bicarakan tadi siang" tanyanya sedikit kikuk. tapi tetap konsentarsi mengemudi.
"Dengar" jawab Hana singkat dan polos.
Tiba-tiba Bintang langsung menginjak remnya. Ia terkejut mendengar jawaban Hana. Hana bingung kenapa Bintang menghentikan mobilnya.
"Bi... kenapa berhenti kitakan belum sampai"
"Sebentar aku ingin bicara"Bintang sendiri bingung akan bicara apa dengan sahabatnya ini.
"Han.. "saat Bintang bicara Hana hanya memandangnya polos dan itu membuat Bintang semakin keki untuk berbicara dengannya.
"Kamu kenapa sih? "Hana bingung.
"Ah... sudah lah kita jalan saja nanti Oma nunggu" Bintang pun memilih melanjutkan perjalanan dari pada melanjutkan pembicaraan.
Karena Bintang berfikir mungkin saja tadi siang itu Omanya hanya bergurau karena baru sadar dari pingsan. Dan Hana pun mungkin akan beranggapan sama. Dan ia tahu alasan Hana akan datang kerumahnya malam ini ya karena Hana ingin mengembalikan tas raketnya.
Mobil yang di kendarai Bintang pun sampai di halaman rumahnya. Oma Lina yang mengetahui itu langsung terlihat senang.Oma Lina pun langsung keluar dari kamarnya di temani Opa Jaya. ketika Bintang dan Hana masuk kedalam rumah Oma Lina langsung menghampiri Bintang dan Hana, Oma tersenyum gembira melihat mereka berdua.
Hana yang melihat Oma dan Opa langsung menyalami tangan keduanya.
"Lihat Opa mereka serasi bukan? "tanya Oma pada Opa sambil tersenyum. Sedangkan Bintang dan Hana bingung dan mereka hanya saling pandang.
"ayo Hana kita langsung ke ruang makan"ajak Opa Jaya. yang langsung berjalan dengan. Oma Lina kemeja makan.
Saat di meja makan ternyata semua hidangan sudah tersaji di meja, bermacam lauk dan sayuran juga buah-buahan tersedia di atas meja. Oma dan Opa sudah duduk berdampingan Hana bingung ingin duduk dimana karena disana ada 6 kursi berhadapan, Bintang memilih duduk di hadapan Omanya, melihat Hana yang kebingungan Oma langsung menyuruh Bintang menarikan kursi disampingnya untuk Hana.
Bintang pun menurutinya dan Hana pun duduk bersampingan dengan Bintang. sementara ka Akam karena datang belakangan dia pun memilih duduk di kursi disamping Opa dan Omanya.
Makam malam pun akhirnya di nikmati. semua hening tidak ada yang bicara,tapi tiba-tiba Oma Lina membahas pembicaraan yang tadi siang.
"Bagaimana Bintang? "Oma mulai bicara Bintang masih menyuap sendok dan memasukannya kemulutnya.
"Kalian menikah saja"Oma melanjutkan.
Bintang langsung tersedak dan langsung mengambil air yang ada disamping piringnya.
"Kamu baik-baik saja Bintang? "tanya Oma dan Opanya.
Bintang hanya mengangguk walau masih batuk-batuk.
"Itu ngga mungkin Oma"tiba-tiba Hana bicara.
"Kanapa? "Oma nampak kecewa.
Melihat itu Bintang langsung menendang kaki Hana, tapi Hana tidak mengerti.
"Iya Oma sedang kami dikirkan"Bintang langsung menyela tapi Hana masih bingung.
"Kenapa kita harus menikah? " Hana malah berbicara lagi dan langsung di bekap mulutnya oleh Bintang.
Oma dan Opa melihatnya bingung.
"Ayo ikut aku sebentar"bisik Bintang di telinga Hana.
"Oma Opa kami selesai duluan, ada yang ingin kami bicarakan"Bintang pamit lebih dulu dan membawa Hana bersamanya.
Oma yang melihat Bintang menggandeng tangan Hana terlihat sangat senang. Ka Akam yang melihat raut kegembiraan di wajah Omanya sedikit lebih lega.
Bintang menarik tangan Hana hingga mereka sampai di taman belakang rumah, Bintang memintanya duduk di bangku taman yang hanya cukup untuk dua orang dewasa.
"Duduklah disini"Bintang meminta Hana duduk di sampingnnya. Hana yang masih bingung hanya menuruti Bintang ia pun duduk di samping Bintang.
"Ada apa sih Bi... kok dari tadi siang aku dengernya aneh-aneh dari Oma mu? "Hana mulai bicara.
Bintang mualai menjelaskan pada Hana.
"Bukannya tadi siang aku sudah cerita sama kamu didepan coach Yoga kalau Oma meminta aku cepat-cepat menikah"
Hana hanya mengangguk.
"Aku sendiri pun bingung Oma meminta aku menikah, sedangkan aku pacar saja tidak punya siapa coba yang mau aku ajak nikah"Bintang berdiri dari duduknya.
"Bukannya kamu dan artis clara itu pacaran? "Hana mulai bicara lagi"kamu sama dia saja nikahnya"Hana mulai ngawur.
"Oma ngga setuju kalau aku sama artis"Bintang sewot"lagi pula dia bukan pacar aku, aku ngga suka apa lagi cinta sama dia"
"Tapi kok dia bicara di berita katanya pacaran sama kamu" kata Hana polos.
"Maka dari itu Oma kepikiran dan pingsan tadi siang" Bintang sewot.
"Kamu jelasin saja sama oma baik-baik Bi... "
"Nggak segampang itu Han... Oma sudah suka sama kamu"
"Terus maksud kamu kita harus nikah beneran gitu? "Hana tak percaya.
Bintang pun diam dia pun bingung harus berkata apa.
"Nggak... nggak Bi... kita nggak bisa nikah"Hana mulai bicara lagi "bilang dan jelasin sama Oma kamu kalau aku sudah punya pacar dan nggak akan nikah sama kamu "
Bintang dan Hana tidak menyadari kalau perkataan Hana yang barusan tidak sengaja didengar Oma Lina, dan Oma Lina yang mendengar pernyataan Hana kalau dia punya pacar membuatnya syok lagi, dan Oma pun jatuh pingsan lagi. Ka Akam yang melihat itu langsung berteriak. Hingga membuat Hana dan Bintang langsung menoleh kearah suara teriakan Ka Akam.
"OMA.... "teriak Ka Akam"Bintang tolong bantu angkat Oma ke kamar" teriaknya lagi.
Melihat itu Bintang langsung berlari ke arah kakanya dan segera menggendong Omanya sampai kedalam kamarnya. Hana yang melihat itu langsung berlari dan mengikuti Bintang dan Ka Akam ke kamar Oma.
Ka Akam langsung segera memeriksa Omanya.
"Denyut jantung Oma lemah sekali"Ka Akam sedikit panik dan semua orang yang ada dikamar itu pun ikut panik. "Aku akan memanggil ambulans kita bawa Oma kerumah sakit" Akam pun langsung menelpon rumah sakit tempatnya bekerja untuk segera datang kerumahnya.
terlihat wajah kesedihan dan ke khawatiran di wajah Bintang
...****************...
Sesampainya dirumah sakit Oma langsung ditangani oleh tim medis, selang oksigen di pasangkan,jarum infus pun ikut dipasang di tangan Oma dan mesin EKG atau alat pendeteksi kecepatan jantung pun di pasang di tubuh Oma.
Bintang, Opa dan Hana menunggu di luar ruangan tindakan. Terlihat wajah cemas dan khawatir Bintang. tindakan medis pun selesai tapi Oma belum sadarkan diri. dr. Akam yang melihat Hana sedang bersama Bintang menghampiri mereka.
"Bagaimana keadaan Oma ka? " tanya Bintang cemas.
"Oma sudah di tangani dengan baik, hanya menunggu siuman saja"
terlihat kelegaan di wajah Bintang dan Opa.
"Boleh aku temani Oma? " tanya Bintang dan dr. Akam pun hanya mengangguk saja.
Bintang dan Opa pun masuk kedalam ruangan Oma.
"Hana... "panggil dr. Akam.
Hana pun menoleh.
"Bisa ikut saya sebentar?" pinta dr. Akam.
"Ya... Ka.. "Hana pun mengikuti langkah dr. Akam.
dr. Akam membawa Hana keruangan prakteknya yang sudah tutup malam ini. dr. Akam pun menyuruh Hana duduk di sofa ruangannya.
"Ka... ada apa mengajak saya kesini? " tanya Hana bingung ada raut ketakutan di wajahnya.
"Tidak usah takut,saya hanya ingin bicara sama kamu"
Hana pun duduk wajahnya tertunduk.
"Hana... "dr. Akam mulai bicara lagi Hana terdiam.
"saya mohon kamu turuti saja permintaan Oma"
Hana yang tertunduk langsung mengangkat wajahnya.
"Maksud Kakak aku harus menikah dengan Bintang? ".
dr. Akam hanya mengangguk.
"Tapi aku tidak bisa ka..."
"Karena punya pacar? "dr Akam langsung memotong perkataan Hana dan membuat Hana terdiam dan tertunduk lagi.
"Hana...apa kamu tidak lihat tadi saat makan malam,Oma sangat senang melihat kalian berdua, maaf kalau kami egois tapi ini semua untuk Bintang,kalau sampai terjadi sesuatu dengan Oma Bintang pasti menyalahkan dirinya sendiri"
Hana meremas bahan celana yang diposisi lututnya, ingin rasanya ia menangis tapi tidak bisa.
"kamu sahabat Bintang sedari kecil kamu pasti hafal betul sifatnya,dan kamu tau betul kalau Bintang sangat menyangi Oma"
"Tapi apa Bintang mau menikah dengan saya? " Tanya Hana ragu.
"Menurut mu? " dr. Akam bertanya balik.
"Berikan saya waktu untuk berfikir ka" Hana langsung bangun dari duduknya.
"permisi" Hana pun pamit dari ruangan dr. Akam.
...***...
Saat Bintang menutup telpon dari Hana, Akam berbicara serius dengan Bintang tentang masalah kesehatan Oma yang sebenarnya. Akam menjelaskan bahwa selain darah tinggi jantung Oma pun sudah lemah, Akam khawatir kalau Oma terkena serangan jantung tiba-tiba bila mendengar kabar yang kurang baik.
Mengingat Bintang sekarang adalah atlet pro yang sudah di kenal dunia, mungkin memang sebaiknya Bintang lekas menikah dengan wanita pilihan Oma.
Karena pembicaraan dengan kakaknya tadi siang,Bintang jadi serba salah bila berhadapan dengan Hana. Dia berfikir bagaimana caranya ia berbicara dengan Hana, walau mereka berteman sejak kecil tapi ini masalah pernikahan yang tidak bisa di bawa main-main.
...***...
Hana melangkah menuju ruang rawat Oma, di bukanya pintu perlahan dilihatnya Bintang sedang duduk berdampingan dengan Opa Jaya di samping kasur pwrawatan, tangannya memegang dan menciumi tangan Omanya.
"Oma... maafkan Bintang, Bintang tidak bisa membahagiakan Oma, padahal Oma sudah merawat dan membesarkan Bintang hingga Bintang sukses mencapai cita-cita,tapi Bintang belum bisa mewujudkan permintaan Oma untuk menikah, maafkan Bintang Oma"Bintang berbicara sambil menangis.
Opa jaya yang melihat keadaan istrinya pun bersedih tapi Opa Jaya pun harus menguatkan Bintang ia mengelus punggung cucunya dengan lembut.
mendengar Bintang berbicara seperti itu membuat Hana jadi serba salah, ia berfikir apa yang harus ia lakukan sekarang temannya menangis karena tidak bisa mewujudkan keinginan Omanya.
Hana pun meninggalkan ruangan Oma tanpa sepengetahuan Bintang dan Opa Jaya. Dia berdiam diri duduk di luar ruangan rawat Oma. Tak lama dr. Akam datang menuju kamar Oma. dia melihat Hana sedang melamun didepan ruangan Oma.
Sebenarnya dia tidak tega untuk. memaksa Hana menikah dengan adiknya tapi dia lebih tidak tega lagi bila melihat adiknya terpuruk menyalahkan diri sendiri bila terjadi sesuatu pada Omanya akibat hal ini.
"Hana... "panggil dr. Akam lembut
Hana pun langsung menoleh karena terkejut.
"Kanapa melamun sendirian disini? "
Hana hanya tersenyum ragu.
"Ayo masuk"dr. Akam mengajak Hana masuk kedalam ruangan Oma.
Bintang yang mendengar langkah sepatu langsung menoleh ke arah langkah tersebut. dia mengelap air matanya. tapi matanya masih terlihat sembab. dr Akam yang melihat itu langsung menatap Hana seolah memberi isyarat pada Hana. Kamu lihat kan kondisinya seperti apa seperti itulah isyarat wajah yang di tunjukan dr. Akam. hingga membuat Hana semakin terpojok.
"Bintang sebaiknya kamu antar Hana pulang dulu" pinta dr. Akam.
Bintang pun menuruti kakaknya dan mengantar Hana pulang. Merak berdua berjalan keluar dari kamar Oma di iringi dr. Akam ketika di luar ruangan dr. Akam memanggil mereka berdua.
"Bintang... Hana... "mereka berdua pun menoleh ke arah dr. Akam.
"Coba tolong kalian fikirkan dan bicarakan lagi hal ini baik-baik agar tidak ada yang menyesal kedepannya" kata dr. Akam sambil menepuk kedua tangan mereka.
Tapi Hana dan Bintang hanya diam saja.
"Baiklah sudah terlalu malam antarkan Hana pulang Bi... dan jangan ngebut di jalan" perintah dr. Akam dan Bintang pun hanya mengangguk.
Meraka pun berlalu dari dr. Akam, dan berjalan menuju tempat parkir dan mereka hanya diam.tak sepatah kata pun keluar dari mulut mereka berdua. Bintang pun hanya membukakan pintu mobil untuk Hana dan membiarkannya masuk lebih dulu setelah Hana masuk dan duduk ia pun menutup pintu mobil dan berputar kearah pintu kemudi, ia pun mengenakan sabuk pengaman dan menyalakan mobil dan mulai melajukan mobil dengan kecepatan standar.
Di perjalanan menuju rumah Hana,mereka berdua membisu mereka yang biasanya banyak bicara bila sudah bertemu kini nampak seperti orang asing yang tak saling kenal. Hingga akhirnya mereka sampai didepan rumah Hana. Hana melepaskan sabuk pengamannya.
"Terima kasih sudah repot-repot mengantar ku"Hana mulai bicara dan membuka pintu mobil.
"Maaf Hana... mungkin ini jadi membuat mu tidak nyaman" Bintang berbicara tapi pandangnnya tak menatap Hana dia terus menatap lurus kedepan.
Hana yang mendengar Bintang berbicara menghentikan tangannya yang akan membuka pintu mobil.
"Kamu nggak perlu minta maaf dan merasa bersalah Bi... kita nggak tau kalau takdir itu seperti apa kedepannya" Hana menatap Bintang dan Bintang pun menoleh kepadanya.
"Aku nggak akan memaksa kamu untuk menuruti kamauan Oma, bila kamu tidak mau tidak apa aku tidak akan memaksa"
Hana terdiam sejenak, kemudian membuka pintu mobil kembali, saat ia sudah turun dari mobil ia pun mulai bicara.
"Terima kasih sudah mengantar ku dan kamu hati-hatilah di jalan" Hana menutup pintu mobil dan berjalan menuju pintu rumahnya.
Bintang melihatnya hingga Hana pun menghilang di balik pintu rumahnya.
...***...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!