Pengenalan Tokoh
Aurora Pricia
Aurora adalah seorang putri dari keluarga yang cukup terpandang. Ayahnya bernama Marces Beaufort, seorang pengusaha yang memiliki perusahaan yang cukup besar dan terkemuka di kota paris. Aurora merupakan anak satu-satunya dari keluarga terpandang tersebut dengan paras yang sangat cantik berkulit putih memiliki kaki mulus nan jenjang serta bentuk badan yang sangat proporsional yang akan membuat setiap pria akan terkagum-kagum jika memandinganya.
Menjadi seorang entertaint, itulah yang menjadi cita-cita gadis cantik bernama Aurora sedari kecil. Segala usaha telah dia lakukan dari kecil sampai dia mulai beranjak dewasa untuk menggapai apa yang memang dia inginkah.
Dia sosok pekerja keras dan sosok yang tidak pantang menyerah, biarpun dia merupakan anak dari seorang yang kaya raya. Oleh karena itu, dia tidak ingin berpangku dengan kekayaan yang ada pada keluarganya.
Dapat dibuktikan dengan suksesnya dia menjadi seorang artis yang dikenal di seluruh jagat hiburan. Setiap drama yang diperankannya selalu laku keras di pasaran. Banyak agensi agensi yang menawarkan diri untuk merekrut Aurora sendiri untuk berperan langsung dalam film yang mereka buat.
Namun pada suatu hari, Aurora mendapati kabar bahwa akan dijodohkan dengan seorang pria yang sama sekali tidak dia kenal karena ayahnya telah membuat janji akan menjodohkan Aurora dengan anak dari seorang pengusaha yang dulu pernah membantu perusahaan yang pernah hampir bangkrut.
Aurora tidak dapat menolak jika ayahnya telah membuat keputusan sekalipun itu harus merelakan kebahagiannya.
Entah, bagaimana hubungan yang akan dijalani tanpa cinta sedikitpun nantinya. Membayangkannya saja sudah membuat Aurora kehilangan akal sehat dirinya. Gila pikirnya jika harus menghadapi perjodohan seperti ini.
Jauh dalam benaknya ingin sekali dia lari dari kenyataan tapi apa boleh buat ini juga demi keluarganya yang sudah membesarkan dia sampai saat ini.
Biarpun mungkin harus mengikuti keegoisan ayahnya. Sampai-sampai merelakan diri sendiri untuk kepentingan keluarga.
Hatipun sudah dari jauh hari di persiapkannya untuk menerima berbagai rasa sakit jika nantinya pria tersebut akan meninggalkan serta mencampakkannya karena tidak dapat mencintai dirinya.
Jauh didalam lubuk hatinya, mungkin ini adalah akhir dari kebebasan yang telah dia capai dari kecil karena ketika memiliki suami tidak mungkin dia akan kembali lagi kedunia hiburan. Apalagi dia banyak mendengar bahwa calon suaminya adalah seorang yang dingin dan paling tidak senang jika dibantah.
Apalagi Aurora adalah tipe yang sangat pembangkang.
Kun Albert
Seorang CEO dari perusahaan properti terkenal dan sangat kaya raya yang melakukan apapun sesuai dengan apa yang dia inginkan. Roda kehidupan yang dia jalani harus berputar sesuai dengan apa yang dia tunjukan.
Wajah yang sangat tampan dan badan yang tegap, kerap kali banyak membuat wanita yang tergila-gila dengan dirinya dan rela jika harus dilempar dengan sukarela diranjang king size milik Kun Albert.
Namun itu, dia merupakan sosok yang sangat dingin terhadap wanita dan hal hal disekitarnya. Apalagi berhubungan dengan wanita yang centil centil.
Dia tidak pernah sama sekali memiliki hubungan dengan wanita manapun setelah kejadian pahit yang ia rasakan dimasa lalu.
Menurutnya, wanita adalah sosok yang sangat merepotkan didunia ini dan kebanyakan wanita hanya mencintai pria karena harta dan akan pergi jika sudah mendapatkan semua yang mereka inginkan.
Apalagi jika dirinya akan disentuh oleh wanita yang tergolong nakal. Dia merasa jijik karena selama ini dia tau semua wanita hanya memiliki sikap yang genit mudah untuk menyerahkan harga diri mereka....
Kun Albert menggeser kesal notif yang dikirimkan ayahnya yang akan menjodohkan dirinya dengan seorang gadis. Dengan ancaman jika Kun menolak akan diturunkan jabatannya di perusahaan tersebut.
Dia tidak memiliki alasan menolak jika harus berhubungan dengan jabatan karena baginya jabatan adalah segala -galanya tidak ada yang lebih berharga selaing kedudukan baginya.
Karena kedudukan lah yang membuat dia mendapatkan apapun yang dia inginkan selama ini.
"Baiklah, jika memaksa aku untuk menikahi wanita pilihannya. Lihatlah saja berapa lama dia akan bertahan" seringainya mengepalkan tangan.
Walupun Kun mengiyakan perintah ayahnya. Namun, tidak sepenuhnya Kun menerima perjodohan ini.
Tapi lihatlah dia akan menjadikan wanita tersebut sebagai mainan barunya. Dia ingin melihat berapa cukup kuat wanita tersebut akan bertahan di sisinya.
Dia akan membuat dunia wanita tersebut seakan seperti berada di neraka dan wanita tersebutlah akan memutuskan untuk meninggalkan dirinya sendiri dan pada akhirnya dia akan bebas dari jerat belenggu wanita yang akan menjadi istrinya.
"Permainan akan segera dimulai," ucap Kun dengan nada kebencian.
Bersambung...
💣💣💣💣💣
Wah kisahnya baru akan dimulai ya😋, Selamat membaca😉😉.
Jangan lupa like dan komennya ya😋 dan jangan lupa jadiin favorite❤
Karena ini karya Autdor yang pertama jangan lupa juga sarannya😋😋😋
#WynaAtlyn😊
#WynaAtlyn😊
Jangan lupa like komen❤
Jangan lupa like komen❤
Jangan lupa like komen❤
Jangan lupa like komen❤
Jangan lupa like komen❤
Jangan lupa like komen❤
Jangan lupa like komen❤
Jangan lupa like komen❤
Jangan lupa like komen❤
Jangan lupa like komen❤
Author : WinaAtlyn
iq. : married_to_ceo03
Aurora hanya terdiam saat ayahnya membicarakan rencana pesta pernikahan dihadapannya. Menurut Aurora sendiri, ini sangat terlalu cepat. Dia masih perlu menenangkan dirinya dari syok perjodohan dan kali ini ditambah dengan rencana pesta pernikahan yang sedang diperbincangkan ayahnya sendiri dengan begitu mudahnya.
Dia tau hal ini merupakan bentuk balas budi keluarganya kepada keluarga calon suaminya yang telah memulihkan kondisi keuangan perusahaan mereka.
Apakah tidak ada cara lain selain melakukan perjodohan gila yang ayahnya putuskan sekarang ini. Ini namanya menjual anak sendiri demi kekayaan pikirnya.
Pikiran Aurora sangat kacau kali ini. Jauh dalam hatinya dia masih ingin bersenang senang dengan kehidupan yang menurutnya sangat sempurnya ini.
Dia tidak bisa menolak, hanya kata iya yang dapat ia lontarkan. Biarpun jika dia harus menolak dengan sangat keras.
Aurora berusaha untuk mencoba mengimbangin semua pikiran negatifnya dengan hal-hal positif.
Mungkin sudah saatnya dia mulai belajar berbakti kepada ayah dan keluarganya terhadap kemewahan yang sudah diberikan orang tuanya ini sedari kecil.
Masih dengan perbincangan yang membosankan Menurutnya, ingin sekali Aurora beranjak dari tempat ini. Toh, orang tuanya pun pasti tau bahwa Aurora tidak mungkin menolak perjodohan ini.
"menyebalkan" Gumamnya kesal. Serai mengepalkan tangan. Menahan rasa bosan yang berkecambuk di seluruh tubuh.
Aurora tiba-tiba berdiri. Membuat para penghuni diruangan tersebut yang ikut berbincang heran.
"Mau kemana Aurora? kita belum selesai membicarakan rencana pernikahan kamu!" dengan nada keheranan.
Aurora sama sekali tidak memperdulikan perkataan ayahnya dan langsung bergegas menuju kamar yang berada di lantai atas.
"Terlalu basa basi" umpat pelan Aurora.
Sekejap ruangan tersebut hening melihat tingkah Aurora yang sedikitpun tidak memperdulikan pertanyaan ayahnya.
🖤🖤🖤
Di Lain tempat, disebuah ruang kerja seorang pria terlihat menyandarkan dirinya dengan lelah dibahu kursi.
Entah, apakah memang penat yang memang mutlat dari tubuh ataupun beban pikiran yang sedang dia rasakan mengingat perjodohan itu dan tidak henti-hentinya dia mengerutkan kening seraya menyentuhnya.
" sebenarnya apa yang orang tua itu pikirkan. Kenapa harus terburu-buru mengadakan pesta pernikahan" racaunya dengan wajah kesal.
FLASH BACK ON
"Apa? 3 hari lagi kami menikah" sahut kun terkejut.
"Iya memangnya kenapa kamu mau menolak?"
tantang ayahnya.
Kun langsung terdiam mendengar tantangan ayahnya itu. Kesal batinnya menetapkan hari pernikahan diluar sepengetahuannya.
Bayangkan 3 hari sedangkan dia saja belum mengenal calon istrinya. Ingin menolak tapi sudahlah pikirnya percuma.
"Ya, laksanakan saja" jawabnya serai meninggalkan.
FLASH BACK OFF
Itu lah yang sedang menari-nari dikepalanya, mengingat 3 hari lagi pernikahannya akan dilaksanakan. Dia memukul keras meja nya melampiaskan segala amarah yang dari tadi dia pendam.
Mungkin saat ini dia hanya perlu ketenangan, berada diluar rumah sekarang untuk bersenang senang mungkin pilihan yang tepat baginya.
Meraih ponsel disaku celananya dan dengan segera ia menghubungi sekretaris pribadinya yang tidak lain adalah Thomas. Orang kepercayaannya, selama bertahun tahun.
"Thomas, segeralah kesini! bawa aku keluar dari sini karena aku risih berada dirumah" titahnya.
"Aku beri kamu waktu 30 menit untuk tiba disini" belum sempat sekretasinya menjawab dia sudah terlebih dahulu menutup panggilannya
Tidak begitu lama, Thomas telah tiba didepan rumah tuannya dan bergegas membukakan pintu mobil.
"Silakan tuan muda" hormat Thomas terhadap Kun
"Apakah tuan ingin pergi ke bar?" Thomas membuka bicaranya seraya bertanya.
"Tidak!" jawabnya.
"Bawa saja saya berkeliling!" perintah kun.
"Baik tuan" sahut Thomas.
Kun kali ini, menolak tawaran sekretarisnya untuk pergi ke bar karena jika dia pergi ke bar hanya akan semangkin memperburuk suasana hatinya.
Dia mengingat wanita wanita yang akan berkerumun menggodanya karena saat ini dia hanya perlu ketenangan, mungkin dengan memilih berkeliling membuat penat pikiran nya hilang.
Sudah beberapa lama mungkin mereka berkeliling kota. Tapi, sedikitpun tidak membuat perasaan Kun yang berkecambuk itu hilang yang membuat dia kerap kali mendengus pelan seraya memijat keningnya.
Sekretarisnya yang sejak tadi melihatnya dibalik kaca pun, berdecak heran.
"Apakah tuan muda baik-baik saja?" tanya Thomas khawatir kepada Kun.
"Hmmm"...hanya kalimat itu yang Kun keluarkan, yang menandakan bahwa saat ini dia tidak ingin sama sekali diganggu.
Thomas yang mendengar jawaban majikannya pun hanya tersenyum kecil. Sebab, dia sudah terbiasa melihat suasana hati majikannya yang kadang kadang suka berubah.
BRUGG...
Tiba tiba mobil berhenti. Thomas pun terkejut mendapati ada wanita yang tiba-tiba melewat di depannya, yang tidak lain itu adalah Aurora. Dia mengenakan jaket jeans dengan masker dimulutnya, karena takut akan dikenali oleh siapapun berhubung dia seorang enterteint.
Aurora pun terduduk, mengeluh sakit di kakinya.
"Hei" teriaknya, tanpa merasa bersalah karena sudah tiba tiba menyebrang.
"Saya akan mengurusnya tuan" izin Thomas kepada tuan mudanya.
"Bawa saja dia masuk kedalam mobil jika dia membuat kegaduhan" ucap kun memberikan perintah kepada Thomas.
Mengantisipasi, orang yang ditabraknya akan membuat kegaduhan yang nanti akan membuat orang orang melihat kearah mobilnya.
"Baik tuan" jawab Thomas.
Thomas bergegas keluar dari mobil menghampiri wanita yang sudah terduduk menahan sakit dikakinya.
"Permisi nona, apakah nona baik baik saja?" Thomas bertanya dengan nada sopan.
Aurora mendengus kesal
"Baik apa nya hah..." dengan nada membentak karena sudah tau kaki nya terkilir masih saja orang ini bertanya basi basi. Dia tidak mampu menahan emosinya mungkin dia masih kesal dengan apa yang ayahnya bicarakan dirumah terhadapnya tadi.
"Kaki saya terkilir, tapi anda masih saja bertanya apakah saya baik baik saja! bisa enggak sih bawa mobil yang benar" bentak nya marah marah.
Padahal biarpun kaki nya terkilir, semua ini merupakan kesalahan Aurora karena suda denganh tiba-tiba menyebrang dan tidak memperhatikan mobil yang akan melewat didepannya.
"Maafkan saya nona" sahut Thomas malas meladeni orang yang ditabraknya karena takut mengundang orang disekitarnya sesuai dengan intruksi tuan muda nya menyuruh tidak membuat keributan.
Kun yang melihat kejadian di depan nya pun semangkin kesal.
"Cih dasar wanita tidak tau diri" umpat kesalnya.
Kun berinisiatif untuk turun dari mobil, karena dia telah muak melihat wanita yang marah marah karena kesalahannya sendiri itu. dia takut dapat mengundang orang disekitarnya untuk berkerumun.
Melihat tuan muda nya turun, Thomas dengan cepat menghampirinya.
"Tuan kaki nona ini terkilir" ucap Thomas
Aurora pun melihat kearah Kun yang sedang mencoba menghampirinya.
"Ohh ini tuan muda kamu ya! sahut Aurora"
"Hei kamu tolong ya, ajari supir kamu ini nyetir jangan sampai semaumau nya aja. Dia kira ini jalan nenek moyangnya apa" racau aurora yang sama sekali tidak menyadari bahwa ini kesalahannya.
"Umm..." balas ketus kun.
Aurora semangkin marah, mendengar jawaban singkat dari orang yang ada dihadapnnya seperti tidak ambil peduli.
"Umm...katamu" Aurora mengikuti jawaban yang di lontar kun tadi kepadanya.
"Cihhh..." dengusnya.
"Kau sudah tau apa yang harus kamu lakukan terhadap wanita gila ini kan" hina kun didepan Aurora seraya memberikan perintah kepada sekretaris.
"Hei aku bukan orang gila,dasar jelek" balas Aurora dengan nada tinggi.
Kun tidak menghiraukan apa yang wanita itu katakan, dia pun kembali masuk kedalam mobilnya.
Melihat perintah dari tuannya Thomas pun memberikan ajakan kepada Aurora untuk pergi kerumah sakit.
Tapi Aurora menolak.
"Cih.. menyedihkan aku tidak ingin dikasihani, enyahlah kalian dari sini" usir Aurora sambil mencoba berdiri.
"Tapi kaki anda nona" Khawatir Thomas
Tanpa, menjawab Aurora pun mencoba untuk meninggalkan orang yang sudah menabraknya dia sakit hati sudah dikatakan gila oleh lelaki itu
"Gila......dia yang gila" umpat pelannya
Thomas pun merasa keheranan melihat tingkah laku perempuan tersebut
"Cepat lah kemari, antarkan aku pulang!" Perintah Kun memecahkan lamunan sekretarisnya.
"Baik tuan" sahut Thomas langsung menghampiri tuannya.
Bersambung...
💣💣💣💣💣
Hai reader,jangan lupa buat selalu ngasih like+rate+vote+dan sarannya ya😋 Author tunggu nih💕
Author : WinaAtlyn
iq. : married_to_ceo03
Sudah 2 hari berlalu dari perencanaan. Tidak terasa, besok pesta pernikahannya akan segera di laksanakan.
Aurora sama sekali belum melihat batang hidung, calon suaminya. Saat rapat keluarga berlangsung pun dia tidak ikut hadir, dengan alasan ingin menyelesaikan tugas kantor sebelum acara pernikahan berlangsung.
Dia tidak tau apakah alasan calon suaminya itu benar adanya atau cuman ingin menghindari Aurora semata.
Kalau memang ingin menghindar kenapa tidak sekalian saja perjodohannya dibatalkan. Toh, Aurora pasti akan sangat sangat berterimakasih jika itu benar terjadi khayal Aurora.
"Dia juga tidak mengantarku untuk memilih gaun pernikahan, memilih dekor pesta. Tapi masih mau menerima perjodohan ini" racau Aurora.
Bagaimana Aurora tidak kesal. Dia sudah cuti syuting beberapa hari hanya untuk mengurus segala persiapan pernikahannya. Sedangkan, pria yang akan menikahinya masih sibuk bekerja tanpa memperdulikan pesta yang akan segera berlangsung.
Memberhentikan lamunannya, Aurora berinisiatif mengajak sahabatnya yaitu Dina untuk pergi shoping ke mall dan ternyata Dina mengiyakan ajakannya melalui pesan yang dikirimkan Aurora.
Aurora bergegas bersiap siap untuk pergi ke mall. Dia memoles wajahnya dengan riasan yang sangat tipis tapi tidak mengurangi kecantikan yang ada di wajahnya. Selesai bersiap siap dia segera menghampiri Dina.
🖤🖤🖤
Kun kali ini, tengah sibuk dengan berkas berkas dihadapannya, Bagaimana tidak, dia sudah lembur 2 hari ini hendak menyelesaikan pekerjaannya yang sangat menumpuk. Dia tidak ingin semangkin pusing jika harus membiarkan pekerjaannya bertumpuk setelah acara pernikahannya selesai diadakan.
Draatttt.......................(Sebuah notif pesan masuk)
***pesan*: Ayah
pergilah kerumah calon istrimu nanti malam, kau belum sama sekali bertemu dengannya**.
Itulah notif pesan yang dikirimkan ayahnya.
"Huh" dengusnya sambil merebahkan diri nya di punggung kursi.
BRAK...
(Pintu Terbuka dengan kasar)
Membuat Kun terkejut dan segera bangkit dari sandarannya.
Dengan tatapan dingin, dia menatap seorang pria yang membuka pintu tanpa permisi. Ternyata dia adalah Alexsander sahabat kun yang sudah lama ini berada di China.
"Alex!" ucap Kun terkejut.
Bagaimana Kun merasa tidak terkejut karena sudah lama sejak tamat SMA mereka berpisah dan Alex pun hilang seperti tenggelam didasar laut dan kali ini muncul seperti hantu yang sedang gentayangan saja.
"Wah, ternyata tuan muda kita yang satu ini tidak lupa dengan sahabat lamanya" goda Alexsander.
"Cih...kenapa kamu tiba tiba kembali mengagetkan saja" umpat kun pelan.
"Jangan gitu dong, aku dateng sini jauh jauh cuman mau menyaksikan si raja dingin besok menikah" sambil terkekeh Alex menepuk pelan bahu sahabatnya.
"Pulanglah...aku tidak membutuhkanmu untuk hadir besok" balas kun.
"Shit dasar..." umpat alex melihat wajah kun yang nampak tidak senang di singgung masalah pernikahan.
"Apakah pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Alex
"Aku ingin mengajakmu pergi bersenang senang sambil melepas masa lajang mu hari ini" tawar Alex kepada Kun yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Aku sibuk hari ini lain kali saja" tolak kun.
Mengingat pesan ayahnya yang menyuruh dia pergi kerumah calon istrinya, jadi mau tidak mau dia harus menolak ajakan Alexsander.
"Ayolah sobat" desak Alexsander tetap.
"Lain kali saja aku sangat sibuk hari ini tidak ada waktu" tolak nya lagi
"Hari ini aku harus menyelesaikan pekerjaan ku dan nanti malam aku harus pergi kerumah calon istriku jadi mengertilah!" tegas kun.
Melihat sahabatnya menjelaskan panjang lebar, Alex pun terkekeh karena sejak kapan sahabatnya ini mulai belajar bicara panjang lebar. Biasanya saja, jika dia menolak hanya kata hmm...yang keluar dari mulutnya.
"Baiklah baiklah...lain kali saja." tanda Alex mengalah.
"Sudahlah aku pergi dulu. Selesaikan saja pekerjaanmu toh nanti malam harus bertemu dengan calon istri tercintamu inga, jangan terlalu dingin" Seringai Alex kembali menggoda sahabatnya.
"Cih" balas kun.
Alex pun pergi meninggalkan kun yang tadinya mendapati penolakan bersenang senang darinya.
18.30
Kun melirik jam yang melingkar ditangannya. Seharian sudah dia menyelesaikan pekerjaannya. Penat terasa menjalar di seluruh tubuh ingin sekali dia pulang kerumah untuk sekedar merebahkan diri.
Tapi, ini sudah perintah dari ayahnya bahwa hari ini dia harus menemui calon istrinya berhubung besok merupakan hari pernikahannya.
..................
Aurora terlihat ceria dengan belanjaan yang sedang dibawanya. Memang berbelanja adalah pilihan wanita yang tepat jika sedang banyak masalah dibuktikan dengan wajah Aurora yang tadinya muram sekarang telah berubah menjadi ceria.
"Wah calon penganten baru banyak amat belanja nya, pasti beli lingeria buat malam pertama ya?" goda Dina sambil menunjuk belanjaan Aurora.
"Eh...sok tau kamu memang nya aku peduli dengan malam pertama" Sahut Aurora ketus.
"Um...jangan ketus gitu dong jawabnya" ucap Dina sambil terkekeh mendapati wajah temannya yang langsung berubah menjadi kesal.
"Ngomong ngomong katanya, calon suami kamu itu presdir ya Ra" tanya Dina.
"Kata nya sih gitu tapi belum tau pastilah, aku aja enggak kenal tampang nya seperti apa" Jawab Aurora.
"Buset ngeri amat ya, dengan tampang calon suami sendiri aja kamu enggak kenal bagaimana kalo jelek Ra, haduh malang banget nasib kamu nantinya" Dina memasang raut khawatir.
"Shut.....amit amit deh" balas Aurora.
Kekwatiran pun muncul diwajah Aurora. Dia takut apa yang dikatakan sahabatnya Dina itu benar, jika memang calon suaminya itu tidak sesuai dengan yang dia inginkan. Apalagi mengingat dia sedang dijodohkan. Hati Aurora semangkin gusar.
"Aurora" ucap Dina, mencoba menyadarkan Aurora yang melamun.
"Hah" jawab Aurora dengan nada terkejut.
"Kok bengong" tanya dina, melihat wajah sahabatnya yang nampak tak tenang.
"Tidak apa apa kok, aku cuman kecapekan aja. Lebih baik kita segera pulang aku mau istrirahat lagi pula besok acara pernikahan akan segera dimulai" Jawab Aurora dengan nada tampak menyerah dengan apa yang akan dilalui nya besok.
Mendengar apa yang di ucapkan Aurora, Dina hanya dapat mengiyakan. Mereka pun berjalan menuju tempat parkir mobil. Sesekali dia melirik wajah Aurora, kasian batinnya. Tidak dapat dibayangkan jika dia yang berada di posisi Aurora pasti apa yang di rasakan Aurora akan dirasakannya juga saat ini. Apalagi jika menjalani perjodohan tanpa cinta.
Dina tau benar jika selama ini sahabat nya itu diam diam telah menyukai orang lain. Sosok pria yang dia cintai dari duduk dibangku SMA. Oleh karena itu sampai sekarang dia masih menunggu kedatangan orang yang dia cintai itu dari sekian lamanya menghilang.
Tapi sepertinya dia harus melupakan kenangan lamanya karena saat ini dia harus menerima dijodohkan dengan pria yang sama sekali tidak dia kenal.
Aurora kerap kali menghela napas, dia sudah tidak sanggup untuk sekedar menemui hari besok. Pikirannya sekarang sangat benar benar kacau apalagi mengingat perkataan sahabatnya.
**Bersambung...
💣💣💣💣💣
Hai reader tercinta,selalu pantauin ya ceritanya dan jangan lupa buat selalu ngasih like+rate+vote+dan sarannya ditunggu💕✍🏻**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!