NovelToon NovelToon

Pewaris Yang Tersesat

Pulau terpencil

Apa yang kalian pikirkan jika saat bangun tidur kalian tiba-tiba sudah ada di pulau terpencil dan terasing dari dunia luar.

Penduduknya tidak lebih dari 50 orang. Mereka tadinya hanya dua orang suami istri yang melarikan diri dan akhirnya punya anak dan cucu dan buyut dan akhirnya menjadi satu desa atau kesatuan masyarakat?

"Ada yang pingsan!" teriak salah seorang dari mereka saat mereka sedang berkemas untuk pulang setelah berenang dipinggir pantai.

"Dia masih hidup!" Salah seorang dari mereka menempelkan telinganya pada dada pria itu yang terbuka.

"Dan salah seorang menempelkan bibirnya dan memberinya nafas buatan."

Uhuk!

Andi mengeluarkan air dari perutnya saat tangan lembut seorang wanita menekan perutnya?

Siapa mereka?

Apakah aku sudah mati?

Gumam Andi saat disampingnya ada banyak wanita yang tidak dia kenal.

Akhirnya Andi pingsan lagi karena kehabisan energi.

"Ayo, kita angkat bersama-sama. Sebaiknya kita bawa pada tetua," kata gadis yang lainya.

Ada satu gadis yang masih belia tertinggal disana dan sedang asyik berenang. Dia sepertinya tidak peduli pada sekelilingnya. Bahkan saat teman-teman nya pulang dia tetap dengan asyiknya berenang.

Namanya Andi. Dia adalah pria yang saat membuka matanya tiba-tiba sudah dikerubungi oleh banyak wanita cantik dengan baju yang unik.

Dan Andy diangkat beramai-ramai olah para gadis itu dan dibawa ke tetua desa.

Andy masih lemas antara sadar dan tidak saat badanya di angkat oleh para wanita itu.

Dia merasakan setiap jari lentik menyentuh kulitnya dan anehnya dia tidak tertarik dengan jemari lembut yang begitu banyak.

Pikiranya sedang ada ditempat lain saat ini. Dia sedang memikirkan siapa yang sudah menjebaknya dan meninggalkanya di pulau terpencil ini?

Dalam keadaan tidak sadar, anehnya dia masih bisa berfikir, tapi dia tidak bisa berbicara.

Bukankah tadinya dia berlayar dengan kapal pesiar bersama para teman dan sahabatnya?

Dimana mereka?

Kenapa hanya dirinya yang ada saat ini?

Bruuukkkk

Mereka meletakan badan pria asing itu diatas dipan yang terbuat dari kayu jati.

"Aduh!" Andy sempat mengeluh karena punggungnya terasa sakit. Dan terbangun dari pingsannya. Samar-samar, Andy melihat banyak orang sedang berkumpul ditempat ini.

Namun mereka terlihat sangat aneh dimatanya, cara berpakaian dan juga aksesoris yang mereka pakai.

"Siapa dia?" tanya istri dari tetua itu.

"Dia sudah datang. Penyelamat kita dan yang akan membawa perubahan didesa kita. Dia adalah dewa penyelamat." Kata tetua itu.

Namanya Andi berusia 21 tahun pewaris tunggal perusahaan kapal pesiar terbesar di Asia.

Dia dinyatakan hilang disamudra saat naik kapal pesiar. Padahal sebenarnya dia dihilangkan dengan sengaja oleh tangan kanan ayahnya yang tidak ingin Andi menjadi penerus perusahaan kapal pesiar itu.

Andi tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.

"Ganti bajunya!" Titah tetua itu dan sontak saja membuat Andi malu dan serta merta tanganya dipegang oleh sepuluh gadis desa dan semua bajunya dibuka kecuali celan* dal*mnya.

"Apa baju yang dia pakai ini? Apakah dewa masa depan memakai baju bagus seperti ini?" Kata seorang gadis bermata lentik yang membuka semua baju Andi dan memakaikan yang sudah mereka persiapkan.

Mereka merajutnya untuk menyambut dewa yang akan datang dalam rupa manusia.

Mereka belum mengenal agama karena mereka terasing dari peradaban manusia.

Mereka hanya punya satu kitab dan berbicara tentang langit yang di junjung, tanah yang membuat mereka hidup, air yang sangat dibutuhkan dan juga dewa masa depan yang sedang mereka tunggu.

Sekarang Andi disuruh duduk bersila di atas singgasana yang terbuat dari kayu jati asli yang mereka tebang satu miggu yang lalu.

"Apa yang kalian bicarakan? Aku bukan dewa. Aku manusia dan aku tersesat. Apakah kalian bisa menbantuku kembali ke duniaku? Jika kalian bisa membantuku kembali, aku akan memberikan kapal pesiar untuk kalian keluar dari pulau ini. Aku berjanji." Kata Andi.

"Apa yang kau bicarakan anak muda. Kami tidak mengerti. Kapal pesiar, apa itu?"

"Ahh, kalian tidak mengerti apa itu kapal pesiar? Kalian bisa melakukan perjalanan dilaut selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan dengan kapal pesiar yang akan membuat kalian nyaman layaknya rumah kalian sendiri."

"Ohh, tidak anak muda. Kami tidak membutuhkan kapal pesiar. Kami tidak akan pergi kemana-mana. Sekarang kamipun juga tidak akan pergi kemanapun. Kau adalah dewa suci yang berwujud manusia."

"Apa yang kalian katakan. Aku bukan dewa dan aku bukan manusia suci. Aku Andi, aku berusia 21 tahun dan kalau soal kesucian....hehe ya, aku jomblo."

Ahh jomblo aja bangga....

Bisik Andy yang memang takut dengan sosok seorang wanita. Dia pikir wanita hanya akan membuatnya pusing dengan begitu banyak keinginan yang tidak masuk akal.

Dia menikmati dunianya sendiri dan berkutat didepan komputer setiap hari.

Namanya Khan Louise Malik biasa mereka memanggilnya Andi. itu adalah nama samaran saat berhadapan dengan para mafia dan para gangster.

Perahu terdampar

Sore menjelang malam, semua wanita yang ada pulau itu turun dari rumah panggung mereka. Mereka berduyun-duyun pergi ke rumah tetua untuk melihat secara langsung sosok manusia dewa yang ditunggu-tunggu.

Mereka semua sangat antusias dan penasaran dengan wajahnya. Apakah wajahnya mirip mereka atau berbeda.

Andi duduk disamping tetua saat para warga itu datang untuk melihatnya.

"Mereka semua adalah penduduk warga sini. Kami anak-beranak turun temurun layaknya saudara disini. Kami tetangga dan lebih kepada hubungan saudara."

"Ohh, apa mereka juga menunggu kedatangan ku?"

Tanya Andy karena dia dianggap jelmaan dewa bagi mereka. Yang konon katanya sudah ada di kitab yang mereka baca. Tahun, hari, tanggal, jam, sudah sesuai dengan terdamparnya Andy di pulau terpencil itu.

"Kedatanganmu sudah diramalkan turun temurun. Dan kau yang akan membuat hidup kami kekal dan makmur."

"Apa?"

Ini sulit dipercaya, gumam Andy tersenyum sumbing.

Andy tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya pada wanita disampingnya.

"Apakah kau melihat ponselku?"

"Ponsel? Apa itu?" Gadis disampingnya mengangkat bahu dan berjalan kebeberapa temanya.

Dia menanyakan tentang ponsel yang baru saja ditanyakan tamunya, "Apakah kalian melihat ponsel?" dan semua gadis yang menggotong Andy waktu itu mengatakan tidak tahu. Mereka juga tidak mengerti apa yang dimaksud Andy.

"Sudahlah, percuma menanyakan pada kalian, kalian tidak akan tahu. Besok kau bisa temani aku kesana? Aku akan mencari barangku yang mungkin tertinggal disana. Itu bisa membuatku kembali ke keluargaku. Aku tidak mau tinggal disini."

"Apa kau mengatakan sesuatu anak muda?" tanya tetua saat Andy berbisik ketelinga Rossa, gadis didepannya.

Rossa mengedipkan matanya dan Andy tahu maksudnya.

"Tidak, saya hanya merasa lapar," Andy berharap cacing diperutnya berbunyi agar mereka percaya.

Dan benar saja, seperti mereka tahu isyarat Andy, cacing-cacing itu berbunyi dan menandakan jika dia lapar.

Tetua lalu memerintahkan istrinya untuk menyajikan hidangan paling istimewa untuk tamu mereka.

Di atas piring yang terbuat dari rotan dengan alas daun pisang, ada beberapa hidangan yang sudah matang. Diantaranya ada daging rusa, daging ular, daging kambing, daging unggas dan ada ikan segar.

"Wah....apakah saat ini sedang ada pesta? Makanannya begitu banyak," air liur Andy hampir saja menetes melihat semua hidangan didepanya.

"Kau bisa menghabiskanya anak muda."

"Apa?" Gumam Andy didalam hati.

"Silahkan dimakan anak muda."

"Saya merasa tidak enak jika makan sendirian. Bagaimana kalau kita makan bersama."

Tetua lalu tersenyum dan mengangguk.

Mereka mulai menyantap hidangan satu persatu. Andy mengambil daging ular sebagai pembuka, warnanya putih dan seperti setengah matang, tapi aroma bumbunya begitu menyengat dan wangi sekali.

"Daging ular dan biawak dipercaya bisa menambah imun tubuh dan stamina. Kau sebaiknya menghabiskanya," kata tetua dan menyuruh Andy menghabiskan daging ular dan juga daging biawak.

"Rasanya sangat lezat, kalian pandai mengolahnya. Belum pernah saya makan masakan selezat ini."

Setelah makan dan menghabiskan daging ular dan biawak, tiba-tiba Andy merasakan seluruh tubuhnya menjadi hangat.

Melihat Rossa disampingnya dengan badan montok dan bokong yang seksi membuatnya merasa ingin menyentuh nya.

Tapi tentu saja Andy hanya berani menatapnya saja. Dia tidak berani mendekatinya, bisa habis dia jika dikeroyok warga dipulau ini.

"Rossa, antarkan anak muda ini untuk istirahat," kata Tetua saat dia melihat wajah Andi memerah.

"Hari sudah semakin larut, sebaiknya kau istirahat."

Andy lalu diantarkan oleh Rossa ke kamarnya. Andy agak sempoyongan, dan Rossa cepat menahan tubuhnya dengan tangannya.

"Apakah kau sering makan daging ular?"

"Eh, iya..." Rossa tampak manis saat tersenyum.

"Pantas saja wajahmu dan kulitmu begitu halus."

Tiba-tiba mereka dikagetkan oleh suara yang menggelegar!

Rossa dan Andy berpandangan. Mereka lalu mengintip dari jendela.

"Paralayang"

"Ayo kita kesana. Kita harus melihatnya!"

Andy dan Rossa keluar dan mereka terkejut saat melihat seorang perempuan menggantung diantara ranting pohon.

"Hai bantu aku turun!" Teriak Diana.

"Wanita? Apa yang dia lakukan di atas pohon?"

"Aku melihat sebuah perahu menuju kemari. Cepat bantu aku turun," teriak Diana, anak dari tetua yang pandai memanjat pohon layaknya monyet.

"Bagaimana membantunya turun? Aku tidak bisa memanjat," ujar Andy yang memang seumur hidupnya dia belum pernah memanjat pohon seperti yang dilakukan Diana.

"Rossa, bantu aku. Bajuku tersangkut ranting itu." kata Diana dengan memohon.

"Ini yang terakhir kali. Lain kali aku tidak akan membantumu lagi," Andy terpana melihat dua wanita yang dia temui begitu lihai memanjat pohon.

"Kalian sungguh pandai. Aku sangat kagum."

Buuukkk!

Mereka lompat dan sekarang berdiri dihadapan Andy.

"Kami dari kecil biasa memanjat seperti ini untuk memetik buah," terang Rossa.

Diana memicingkan matanya dan menatap Andy sangat lama.

"Aku dengar mereka menganggapmu dewa yang menjelma menjadi manusia, termasuk ayahku. Tapi aku tahu kau bukan dewa. Kau adalah pria yang lari dari tanggung jawab!"

"Apa kau bilang? Lari dari tanggung jawab? Kau berbicara sangat ngawur, aku di khianati dan bukanya lari dari tanggung jawab."

"Aku bisa melihat masa depanmu. Kau akan sulit keluar dari sini."

"Maksudmu?"

"Mungkin seumur hidup kau akan terjebak disini."

"Tidak mungkin! Aku pasti menemukan cara untuk keluar dari pulau ini," kata Andy dan menatap jauh ke arah laut yang tidak berujung.

"Ayo kita lihat perahu yang datang?" kata Diana dan menyeret Rossa.

Andy hanya berjalan dibelakang mereka dan mengikuti saja.

"Diamlah, apakah mereka bersahabat atau berbahaya," kata Diana dan bertindak paling depan.

Andy memperhatikan apa yang dilakukan Diana dengan seksama. Dan dia bergumam, gadis ini bernyali besar. Dia sungguh pemberani.

Diana melihat apa yang orang dalam perahu itu lakukan. Ternyata dia berempat, usianya sekitar 30 tahun bersama seorang wanita dan dua anak kecil berusia 7 tahunan. Dan yang satu lagi masih bayi.

"Kita harus menolong mereka," kata Andy.

"Tunggu dulu, biar ku periksa," ujar Diana dan mengintip dari jarak dekat.

Dia lihat wanita itu sedang bingung dan anaknya terus saja menangis.

Diana lalu menoleh pada Rossa dan Andy yang berdiri dibelakangnya.

"Mereka sepertinya tersesat. Ayo kita dekati," ajak Diana berjalan lebih dulu.

"Pak, ada orang disini! Lihat itu?" Ibu yang sedang menggendong anaknya berteriak pada suaminya.

Suaminya menoleh dan tersenyum lalu mengangkat kedua tangannya didepan dadanya.

"Alhamdulillah," terdengar pria paruh baya itu mengucapkan kata asing bagi Rossa dan Diana.

Sedangkan Andy tahu jika mereka adalah muslim. Andy sendiri muslim tapi dia masih suka bar-bar. Hanya KTP nya saja yang muslim tapi dia masih suka melanggar apa yang dilarang, seperti yang baru saja dia lakukan, yaitu memakan daging ular.

Dia juga tidak pernah melakukan ibadah layaknya orang yang taat beragama.

"Kak, tolonglah kami. Kami tersesat. Kami sudah satu Minggu terombang-ambing ditengah laut," cerita ibu itu sambil menatap anaknya yang berusia 7 tahun.

"Ikutlah dengan kami." Kata Diana yang mudah iba jika melihat orang lain membutuhkan bantuannya.

Diana lalu menggendong bayi itu.

"Biarkan aku menggendongnya," kata Diana sambil mengulurkan tanganya karena melihat wanita itu begitu lemah.

Andy juga menggendong anak perempuan itu yang berusia kira-kira 7 tahun. Dia juga terlihat sangat lemah.

"Alhamdulillah, ya Allah, akhirnya kau datangkan pertolongan pada hambamu yang lemah ini....." ucap wanita itu lalu sujud syukur.

Andy tertegun melihat apa yang wanita ini lakukan. Suami istri itu lalu berpelukan dan saling mengusap airmata mereka.

Mereka lalu membawa keluarga itu di rumah Andy yang kosong. Andy diberikan rumah yang tidak besar oleh tetua sebagai tempat untuk pribadinya.

Terpukau

Sampai dirumah panggung yang ditempati Andy masih ada sisa makanan yang disediakan oleh warga desa untuk dirinya.

"Mereka pasti sangat lapar, Rossa berikan makanan itu untuk mereka." kata Andy lalu menidurkan anak yang dia gendong kedipan.

Tudung saji dibuka dan bau harum makanan langsung membuat mata tamunya berbinar. Wajar saja pemandangan itu bagi Andy dia sendiri tidak bisa membayangkan berada ditengah laut selama satu Minggu dengan perahu.

"Silahkan dimakan...."kata Andy sopan.

"Iya, terimakasih. Suami istri itu lalu melihat setiap makanan yang tersaji."

"Daging ular ini akan dengan cepat memulihkan kondisimu." kata Rossa sementara Diana hanya menatap mereka berdua.

"Kami tidak makan daging ular. Makanan itu dilarang bagi kami."

"Ya sudah makan ini saja," kata Andy dan mendekatkan daging unggas yang setahu dia itu boleh dimakan."

Setelah makan Andy menyuruh mereka beristirahat.

Keesokan harinya, Andy sudah terbangun dan berjalan kepinggir pantai bersama Rossa dimana pertama kalinya dirinya ditemukan.

Andy berjalan tertunduk menyusuri pinggir pantai dan dibantu oleh Rossa dibelakangnya.

"Memangnya apa istimewanya ponsel itu," Rossa berhenti dan mengambil sebuah batu kerikil lalu melemparkanya ketengah laut.

"Dengan alat itu kita bisa menghubungi seseorang dan minta bantuan."

"Bantuan? Bisa berbicara jarak jauh?"

"Ahh, kali ini kau berpikir dengan cerdas. Betul. Dengan alat itu aku akan segera keluar dari pulau ini. Aku juga akan membawa kalian semua keluar dari pulau ini. Kau tahu, anak-anak harus sekolah dan disini juga tidak ada rumah sakit. Jika sakit, maka harus ada dokter yang mengobati."

"Jika sakit, kami biasa kerokan dan minum obat herbal yang berasal dari tengah hutan. Dan kami cukup kuat dibandingkan dirimu? Mau coba kekuatan kami?" Rossa memperlihatkan pahanya yang kuat dan kencang untuk ukuran wanita. Dan juga lengannya yang kuat dan berotot dibandingkan lengan Andy yang seharian hanya ada didepan komputer dan jarang berolahraga.

"Ahh, kau membuatku minder. Cepat tutup pahamu." Andy memejamkan matanya dan menoleh ke arah lain.

Dia lalu melihat lengannya yang memang tidak berotot. Dia terlalu suka berada didepan komputer dan tenggelam dalam dunianya sendirian.

"Benda apa ini?" teriak Rossa dan memperlihatkan sebuah benda yang tersandung oleh kakinya kepada Andy.

"Akhirnya kau menemukanya! Ini ponselku!"

"Tapi....."

"Kenapa?" Rossa terbengong dan menatap benda yang kini sudah ada ditangan Andy.

"Mati. Mesinya rusak. Aku harus memperbaikinya dulu." Kata Andy lalu mengajak Rossa pulang kerumahnya.

Begitu sampai dirumah, makanan sudah terhidang dirumah Andy. Beberapa warga memberikan makanan gratis padanya karena dianggap dia adalah dewa penyelamat dan kedudukannya mulia dimata warga.

Sementara saat warga kampung datang, tamunya bersembunyi didalam kamar karena takut dengan penampilan mereka yang terbiasa hidup dihutan.

"Waahhh, ini sangat menyenangkan. Semuanya gratis dan terlihat lezat. Tapi tetap saja....aku tidak mau tinggal disini meskipun makanannya gratis dan lezat."

Rossa menengadah dan melihat wajah Andy. Tiba-tiba dia menyadari jika Andy terlihat mempesona saat sedang serius seperti itu.

Aura maskulinnya terlihat memukau dan membuat Rossa terpana.

"Dimana tamu kita?" tanya Andy sambil melihat sekeliling.

Tidak lama kemudian mereka keluar perlahan dari kamar.

"Kami harus segera pergi dari sini. Kami takut melihat mereka," ibu itu berkata sambil memeluk kedua anaknya.

"Tidak. Jangan takut. Mereka orang yang baik," kata Andy lalu mengajak mereka duduk dan menyantap hidangan.

"Kami hanya makan daging tanpa kuku dan taring." Kata suaminya.

"Baiklah," kata Andy lalu dia makan daging yang tidak dimakan oleh mereka tanpa berdoa.

Sementara dia lihat keluarga itu berdoa dulu sebelum makan.

"Apa yang kalian lakukan?"

"Kami berdoa. Kami mengucapkan terimakasih pada sang pencipta karena makanan yang disediakan untuk kami."

"Ohh, sekarang, makanlah....." kata Andy dan makan dengan lahapnya.

"Sementara, tamunya hanya makan sedikit dan perlahan."

"Kenapa tidak dihabiskan? Kau tahu? Setelah makanan ini habis, maka mereka akan membuatkan makanan yang baru untuk dimakan."

"Tidak anak muda. Kami hanya makan saat perut kami sudah lapar, dan kami berhenti makan sebelum kenyang," jawab pria paruh baya itu.

"Ohh, ya, terserah kalian. Namaku Andy, siapa nama kalian?"

"Aku Ali dan dia istriku Naina."

"Kenapa kalian pergi dari rumah kalian?"

"Orang tuanya akan membunuh Naina karena menikah denganku, kami hidup berpindah-pindah dan ternyata persembunyian kami selalu diketahui dan mereka mengirimkan pembunuh bayaran untuk menghabisi kami."

"Dia pasti buka orang biasa hingga harus dibunuh."

"Dia anak tunggal dan sangat kaya, hingga ibu tirinya selalu iri padanya."

"Sudah kuduga. Uang dan tahta selalu membuat celaka."

"Bagaimana denganmu?"

"Aku anak tunggal dari ayahku dan aku berpesta dengan teman-temanku, tapi entah kenapa, saat bangun aku sudah ada di pulau ini."

"Kau juga bukan orang biasa," kata Ali.

"Apakah kau melihat aku mirip dewa? Meteka menganggapku dewa hingga memberikan tempat tinggal dan makanan gratis setiap hari."

"Dewa?" Ali nampak terkejut.

"Harusnya aku menghormatimu. Kau lebih tua dariku. Aku panggil paman saja."

"Jangan! Usia kita hampir sama."

"Apa? Kau pasti bercanda!" kata Andy.

"Aku baru 26 tahun. Dan jika kau melihat usiaku lebih tua, itu karena beban pikiran dan hidup yang berpindah-pindah, membuatku setiap hari cas dan berfikir untuk terus melindungi keluargaku."

"Haha...maafkan aku." kata Andy.

"Dimana Rossa?"

"Gadis itu? Tadi aku melihatnya keluar."

Tidak lama kemudian Rossa membawa banyak ikan segar didalam keranjang.

"Ini untuk anakmu. Ikan mengandung gizi tinggi dan bagus untuk otak anak kecil."

"Kau menangkap semua ini?" Andy tertegun dengan kehebatan Rossa.

"Ya." Rossa menyerahkan ikan hasil tangkapannya pada wanita itu untuk dimasak.

"Aku akan membantumu memasak," kata Rossa pada Naina.

Mereka lalu membersihkan ikan itu dan mulai memasaknya.

"Andy? Bisakah kau cari kayu bakar? stoknya tinggal sedikit."

"Hah? Kayu bakar? Iya, baiklah," Andy adalah anak orang kaya yang menggunakan alat-alat modern dalam memasak. Tapi dia segera sadar jika dia ada di pulau.

Tidak lama kemudian Andy sudah membawa beberapa kayu bakar dan dia serahkan pada Rossa.

"Tanganmu begitu halus, apakah kau tidak pernah memasak sebelumnya?"

Naina menggelengkan kepalanya.

"Suamiku yang memasak semuanya untuku."

Rossa tersenyum dan melihat tanganya yang kasar.

"Aku terbiasa memanjat pohon dan memegang benda-benda keras. Tanganku tidak sehalus tanganmu."

Naina tersenyum dan menatap Rossa.

"Tapi kau terlihat lebih bahagia daripada aku. Kau hidup dalam kebebasan, sedangkan kami, selalu berpindah-pindah karena ketakutan."

ungkap Naina sambil mencicipi makananya.

"Aku tidak pandai memasak, sebaiknya kau yang mencicipinya."

Rossa lalu mengambil cendok yang terbuat dari batok kelapa dan mencicipinya.

Rossa menambahkan sedikit rempah-rempah, dan tersenyum.

"Kau bisa suapi anakmu sekarang. Dia terlihat sangat kurus." kata Rossa yang iba melihat putrinya yang kurus dan kering.

Andy memperhatikan apa yang dia wanita itu lakukan? Dan sekarang dia mulai tidak takut lagi dengan wanita.

Dua wanita dihadapannya bukanlah orang yang jahat. Mereka juga sepertinya berbeda dengan beberapa wanita yang mendekatinya dan meminta dibelikan barang-barang mahal lalu pergi meninggalkanya.

Aku telah salah jika menganggap semua wanita menakutkan. Ternyata tidak semua wanita punya sifat yang sama untuk memanfaatkanya saja.

Dua wanita sederhana di hadapannya telah mengubah sudut pandangnya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!